Anda di halaman 1dari 62

BAB V

Bagaimana Harmoni Kewajiban dan Hak


Negara dan Warga Negara dalam Demokrasi
yang Bersumbu pada Kedaulatan Rakyat dan
Musyawarah untuk Mufakat
A.Menelusuri konsep dan urgensi
harmoni kewajiban dan hak negara
dan warga negara
Pada zaman dahulu masyarakat lebih mengenal kewajiban,
seperti pada zaman kerajaan dan penjajahan Belanda

 Pada masa kerajaan Islam Aceh Bandar Darussalam : Rakyat Aceh wajib
bertani lada
 Wajib menyerahkan sebagian hasil bumi kepada VOC
 Rakyatwajib melakukan kerja paksa untuk membangun pangkalan tentara
pada masa Pemerintahan Daendels
 Rakyat wajib menjual hasil bumi hanya kepada pemerintah dengan harga
yang telah ditetapkan
 Melakukan Cultuurstelsel : kewajiban rakyat untuk menanam rempah
Hak – hak rakyat dirampas dan harta
mereka dijarah
Rakyat mulai menuntut hak-hak mereka
Ditunjukkan dengan munculnya pemberontakan –
pemberontakan petani, perjuangan–perjuangan
kemerdekaan atau protes-protes melawan penguasa
pada waktu itu (Hardiman, 2011)
Lambat laun mulai muncul budaya menuntut
hak

Membawa akibat
Lebih mengutamakan menuntut hak
Tidak mau menunaikan kewajibannya
Penerapan antara hak dan kewajiban menjadi tidak
seimbang.
HAK DAN KEWAJIBAN
 Hak - Kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak
dapat oleh pihak mana pun juga yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa olehnya.
 Kewajiban - Beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya
dibiarkan atau diberikan oleh pihak tertentu tidak dapat oleh
pihak lain mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara
paksa oleh yanng berkepentingan.
HAK DAN KEWAJIBAN
TIDAK DAPAT DIPISAHKAN

Menurut Teori Korelasi : ada timbal balik antara


hak dan kewajiban
Kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang
lain
Hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai
dengannya tidak pantas disebut sebagai hak.
John Stuart Mill

Hak Kebebasan Hak Persamaan

Menuju sikap yang Tidak mengganggu Tidak merugikan


positif orang lain orang lain
Masyarakat menjadi Solidaritas
lebih Individualis ? masyarakat
berkurang ?

Hak > Kewajiban

Kontraproduktif
Mengarah ke sifat
dengan kehidupan
Individualisme ?
sosial ?
Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Menghilangkan totaliterisme,
yakni pandangan bahwa negara
mempunyai kuasa absolut
terhadap warganya

Mencapai keseimbangan
antara hak dan
kewajiban
Persoalan Keseimbangan
Rumusan aturan dasar dalam UUD NKRI Tahun 1945
yang menjamin hak-hak dasar warga negara, ada sebagian
yang tidak dibarengi dengan aturan dasar yang menuntut
kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi.
Padahal sejatinya dalam setiap hak melekat kewajiban,
setidak-tidaknya kewajiban menghormati hak orang lain.
Contoh Timbal Balik Hak dan Kewajiban
Hak Kewajiban

Pasal 27 Ayat 2, UUD 1945 Pasal 23A, UUD 1945

Pasal 28H Ayat 1, UUD


Pasal 33 Ayat 3, UUD 1945
1945

Pasal 28G Ayat 1, UUD


Pasal 30 Ayat 4, UUD 1945
1945
Contoh Timbal Balik Hak dan Kewajiban

 Pasal
27 Ayat 2, UUD 1945, negara berkewajiban memberi
pekerjaan dan penghidupan bagi warga negara.
 Untukmerealisasikan pemenuhan hak warga negara tersebut,
pemerintah tiap tahun membuka lowongan pekerjaan di berbagai
bidang dan memberi subsidi kepada rakyat.
 Salah
satu cara untuk memenuhi hak warga negara adalah
kewajiban membayar pajak (Pasal 23A, UUD 1945).
Contoh Timbal Balik Hak dan Kewajiban
Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan
batin, .... ( Pasal 28H ayat 1 )
Untuk itumencapai kehidupan yang sejahtera, diperlukan
sumber daya alam yang dapat digunakan untuk seluruh
warga negara
Sesuai dengan bunyi pasal 33 ayat 3, “Bumi dan air dan
kekayaan alam yang dikandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunaka untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.”
Contoh Timbal Balik Hak dan Kewajiban
Setiap warga negara memiliki hak untuk merasa
aman akan ancaman ketakutan sesuai dengan pasal
28G ayat 1
POLRI dan TNI bertugas untuk melindungi segala
macam ancaman dan gangguan dari dalam maupun
luar negeri sesuai dengan pasal 30 ayat 2
Menanya Alasan Mengapa
Diperlukan Harmoni Kewajiban
dan Hak Negara dan Warga
Negara Indonesia
Sejarah

Zaman dahulu di Indonesia


sejak zaman kerajaan-
kerajaan lebih mengenal
konsep kewajiban
dibandingkan konsep hak.
Bahwa rakyat tunduk patuh
kepada raja/penguasa.
Keadaan berlanjut pada masa penjajahan di Nusantara, penjajah
menuntut kewajiban dalam kehidupan politik, ekonomi, dan sosial
budaya. Sementara hak yang setara dengan kewajiban-kewajiban
tidak diberikan.
Kisah-kisah kehidupan masa
penjajahan terlukis dalam novel
Max Havelaar (Lelang kopi
Perusahaan Dagang Belanda) karya
Multatuli. Novel ini bercerita
tentang sistem tanam paksa yang
menindas kaum bumiputra di
daerah Lebak, Banten.
Pada buku ini terdapat kisah yang menyimbolkan
bagaimana Belanda mengeruk keuntungan dari
daerah yang dijajahnya.
Pada bagian akhir, Multatuli menyampaikan
permintaan secara sungguh-sungguh langsung
kepada Raja William III untuk menghentikan
tindakan Belanda yang sewenang-wenang.
Pergerakan rakyat

Semakin berkembangnya budaya pada masyarakat. Masyarakat berpikir


terhadap hal-hal yang mereka lakukan tidak sebanding dengan hal-hal
yang mereka terima. Rakyat semakin tergerak bukan hanya dalam
perjuangan fisik, melainkan juga giat dalam politik dan mencari ilmu.
Budaya dan cara
Kerajaan Penjajahan berpikir berkembang

Dua hal alasan untuk Menuntut hak-haknya yang


menyeimbangkan hak dan dirampas kepada kaum
kewajiban kolonial
Hak dan Kewajiban

- Hak asasi manusia sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1 yang menyebutkan: “Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan
Pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.”
Hubungan Keseimbangan Hak dan Kewajiban Zaman Dahulu
 Sudah diketahui bahwa ketika zaman dahulu di Nusantara
kerajaannya lebih mengutamakan kewajiban daripada hak
 Keutamaan kewajiban itu dilakukan dengan sikap kehambaan
yang taat
 Dengan tidak adanya hak yang setimpal dengan kewajiban itu
maka banyak sekali rakyat-rakyat yang tertindas

Masa Kerajaan Mengutamakan Kewajiban Rakyat tertindas


Hubungan Hak dan Kewajiban saat Ini
 Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang
layak, tetapi  kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan
dalam menjalani kehidupannya.

 Masih banyak pemerintah dan pejabat tinggi yang lebih banyak mendahulukan hak dari
sendiri dari pada pada kewajibannya. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup
hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan warga
negaranya

Tidak ingin melakukan


Menuntut hak Tetapi kewajiban
Dampak ketidakseimbangan Hak dan
Kewajiban

Politik Ekonomi

Sosial dan
Budaya
Pencapaian Harmonisasi Hak dan Kewajiban antara
Negara dan Warga Negara
 Mengapa perlu dilakukan harmonisasi antara hak dan kewajiban dari negara dan warga
negara, karena agar tidak terjadi benturan yang menyebabkan rusaknya suatu negara.
Seperti yang diatur dalam UUD 1945:

 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

 Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, serta perlindungan terhadap kekerasan
dan diskrisminasi,

 Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama didepan hukum.
 Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang sulit untuk dipisahkan, akan tetapi
banyak terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang dalam
penerapannya.

 Untuk mencapai suatu  keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan
kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang telah
ditetapkan. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan
masyarakat akan aman sejahtera.

Mulai kesadaran dari diri sendiri


HISTORI POLITI
S K

MENGGALI BERBAGAI SUMBER


HARMONI KEWAJIBAN-HAK
NEGARA DAN WARGA NEGARA

SOSIOLOGI
S
Perjuangan menegakkan Hak
“Dunia
Asasi Manusia
Barat”
Hak Alamiah Manusia
(Natural Rights)
SUMBER - Hak atas hidup
HISTORIS - Hak kebebasan
- Hak milik
John Locke

PERISTIWA PEMICU HAM


DI DUNIA
Magna charta (1215) Inggris, 15 Juni 1215

Perjanjian antara Raja John dengan para bangsawan


Membatasi monarki Inggris dari kekuasaan absolut

ISI :
- Tidak dipenjarakan tanpa pengadilan
- HAM lebih penting daripada kedaulatan, hukum atau kekuasaan
- Pemberian hak penduduk kerajaan

Muncul karena APA?


“Sebagai imbalan atas bantuan biaya pemerintahan dari bangsawan”
“ Perang kemerdekaan rakyat AS melawan
penjajahan Inggris ”

REVOLUSI George Washington


AMERIKA
(1776)

DECLARATION OF INDEPENDENCE
“Amerika Serikat merdeka pada 4 Juli 1776”
Perlawanan rakyat Prancis kepada Louis
XVI yang sewenang-wenang dan absolut

- Hak atas kebebasan (liberty)


Revolusi - Hak kesamaan (egality)
perancis - Hak persaudaraan (fraternite)

(1789)
Louis XVI
Declaration des droits de l’home et du citoyen
(Pernyataan hak manusia dan warga negara)
Abad ke-20
- Pemahaman mengenai HAM meluas –
- Konsep Hak Asasi berkembang, diperkenalkan

THE FOUR FREEDOM :


- Kebebasan untuk beragama
- Kebebasan untuk berbicara dan berpendapat
- Kebebasan dari kemelaratan
Franklin D. Roosevelt
Presiden AS ke-32 (1933-1949)
- Kebebasan dari ketakutan

Pengakuan dunia Universal Declaration of Human Rights


atas HAM 10 Desember 1948
Bagaimana dengan INDONESIA
Perkembangan pemikiran dan pengaturan HAM terbagi menjadi 2
periode (Manan, 2001)

Pra kemerdekaan Pasca kemerdekaan


(1908-1945) Orde lama :
- Perhimpunan Indonesia : hak - hak untuk merdeka
menentukan nasib sendiri - Hak kebebasan berserikat di politik
- Serikat Islam : penghidupan layak,
Orde baru :
bebas diskriminasi rasial - Penegakan HAM
- Indische Partij : hak kemerdekaan dan - Penegakan hukum
perlakuan sama
Reformasi
- PNI : hak memperoleh kemerdekaan
HAK KEWAJIBAN
Declaration Universal of Human Universal Declaration of Human
Rights leh PBB (1948) Responsibilities
oleh Interaction Council (1997)

Tokoh dunia (UDHR) : “Kewajiban merupakan penyeimbang antara


- Helmut Schmidt kebebasan dan tanggung jawab.
- Malcom Fraser Tiada kebebasan tanpa batasan”
- Jimmy Carter
- Lee Kuan Yew “Selain menuntut hak, kewajiban hadir
- Kiichi Miyazawa sebagai tanggung jawab moral dengan
- Kenneth Kaunda memberikan ruang tumbuh untuk hak orang
- Hassan Hanafi
lain.”
“... dahulu, musuh itu jelas: penjajah yang tidak memberikan ruang
untuk mendapatkan keadilan, kemanusiaan, yang sama bagi warga
negara, kini, musuh bukan dari luar, tetapi dari dalam negeri
sendiri: korupsi yang merajalela, ketidakadilan, pelanggaran HAM,
kemiskinan, ketidakmerataan ekonomi, penyalahgunaan kekuasaan,
tidak menghormati harkat dan martabat orang lain, suap-menyuap,
dll.”

Prof Nina Lubis, Sejarawan


MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG
DINAMIKA DAN TANTANGAN
HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK
NEGARA DAN WARGA NEGARA
Aturan Dasar Ihwal Pendidikan dan Kebudayaan,
Serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
APA YANG
Pasal 31 Ayat Pasal 31 Ayat MENGALAMI
(1) UUD NRI (1) UUD NRI PERUBAHAN ?
1945 1945

Kata “Tiap-tiap” menjadi


Pasal 31
Pasal 31
“Setiap”
(1) Tiap-tiap warga negara
(1) Setiap warga negara berhak
berhak mendapatkan mendapatkan pendidikan.
pengajaran Kata “Pengajaran”
menjadi “Pendidikan”
Aturan Dasar Ihwal Usaha Pertahanan dan Keamanan
Negara
Pertahanan Negara : Pasal 30
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. **)
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatan
utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung. **)
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara sebagai alat
negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. **)
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga kemanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum. **)
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan
kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan
tugasnya, syaratsyarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan
undangundang.**)
Susunan Kekuatan Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta
1.      Kekuatan Perlawanan bersenjata yaitu Bela Semesta. TNI yang terdiri dari :
a.   Bela Negara
ABRI (AD, AL, AU, dan POLRI) merupakan kekuatan pertahanan dan keamanan Negara.
b.  Bela Potensial
Rakyat yang berfungsi untuk ketertiban umum, baik keamanan, perlawanan, dan perlindungan
rakyat.
2.      Kekuatan Perlawanan Tidak Besenjata
Rakyat di luar Bela Semesta yang berfungsi untuk perlindungan masyarakat dalam menanggulangi akibat
bencana perang.
3. Pendukung
Sumber daya dan prasarana nasional yang berfungsi menjamin kemampuan bangsa dan Negara dalam
meniadakan ancaman setiap ancaman dari luar negeri dan dalam negeri.
Aturan Dasar Ihwal Hak dan
Kewajiban Asasi Manusia
Aturan Dasar Ihwal Hak Asasi Manusia
 Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
 Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.
 Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
 Pasal 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
 Pasal 28E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya.
Pasal28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
 Pasal 28G
 (1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang
dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
 (2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
 Pasal 28H
 (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan medapatkan lingkungan hidup
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
 (2) Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat
yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
 (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat.
 (4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara
sewenang-wenang oleh siapa pun.
 Pasal 28 I
 (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama,
hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apa pun.
 (2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
 (3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman
dan peradaban.
 (4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab
negara, terutama pemerintah.
 (5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan
perundangan-undangan.
Aturan Dasar Ihwal Kewajiban Asasi Manusia
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :
 “segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
 “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
 “Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain”
Pasal 28J ayat 2
 “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
Pasal 30 ayat (1) UUD 1945.
 “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Mendeskripsikan Esensi dan
Urgensi Harmoni Kewajiban dan
Hak Negara dan Warga Negara
Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Harmoni
Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara

1. Kebutuhan akan Agama


2. Kebutuhan akan Pendidikan dan Kebudayaan
3. Kebutuhan akan Perekonomian Nasional dan
Kesejahteraan Rakyat
4. Kebutuhan akan Pertahanan Keamanan
Latar Belakang Agama di Indonesia
Bangsa Indonesia dikenal dengan bangsa yang
religius
Nenek moyang sudah mengenal kepercayaan-
kepercayaan sejak zaman prasejarah
Bangsa Indonesia mudah menerima penyebaran
agama-agama besar
Kebutuhan akan Agama

“Ketuhanan Yang Maha Esa” terdapat di dalam sila pertama pancasila


Ketentuan mengenai agama diatur dalam UUD 1945 Pasal 29:
Ayat 1:“Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”
Kebutuhan akan Agama
Paham Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi
pandangan dasar dan bersifat primer yang
secara substansial menjiwai keseluruhan
wawasan kenegaraan bangsa Indonesia

Ketuhanan Yang Maha Esa (jiwa


keberagamaan) harus diwujudkan dalam
kerangka kehidupan bernegara

Adanya jaminan kemerdekaan memeluk agama


dan beribadat juga diatur dalam Pasal 28E
Ayat (1) UUD 1945
Apa makna negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan untuk
beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu?

Bangsa Indonesia tidak memaksakan agama yang harus dianut oleh


rakyatnya. Setiap warga negara yang berbeda keyakinan, harus
saling menghargai dengan kepercayaan lain yang berbeda
dengannya. Antar agama dihimbau untuk tetap menjaga
perdamaian Indonesia dengan tidak bertengkar dan tidak berselisih.
PENDIDIKAN NASIONAL
Pasal 31 ayat (3) UU NRI 1945:

"Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu


sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang”
Makna Pasal 31 ayat (3) UU NRI 1945:
PEMERINTAH

Sistem pendidikan Mencetak generasi


guna mencerdaskan penerus bangsa
bangsa, dengan asas yang cerdas dan
keimanan dan berakhlak, serta
ketakwaan berdedikasi
Perekonomian Nasional dan
Kesejahteraan Rakyat
PEREKONOMIAN
NASIONAL
APA YANG DIMAKSUD Dengan cara
DENGAN memanfaatkan segala
PEREKONOMIAN potensi yang ada, baik
NASIONAL? berupa sumber daya alam
maupun sumber daya
manusia.

Upaya negara untuk


menghidupi
kehidupan bangsa UPAYA APA YANG BISA
dan negara DILAKUKAN?
Kesejahteraan
sosial ialah
kondisi
sejahtera dari
suatu
masyarakat.
Sejahtera yang
KESEJAHTERAAN dimaksud adalah
SOSIAL sejahtera dari segi
kesehatan, keadaan
ekonomi,
kebahagiaan, dan
kualitas hidup
rakyat.
UUD 1945 Pasal 33 dan 34

Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggerakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam Undang-Undang
Pasal 34
(1)Fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara.
(2)Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
(3)Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
(4)Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur
dalam Undang-Undang.
Perekonomian
nasional
Tujuannya adalah
menggunakan asas agar pekerjaan dapat
kekeluargaan cepat selesai dan
Lalu apa itu asas memberi hasil lebih
kekeluargaan? baik.

Asas kerja sama yang dilakukan lebih dari


seorang dalam menyelesaikan pekerjaan, baik
untuk kepentingan pribadi maupun
kepentingan umum dan hasil pekerjaannya
dapat memberikan manfaat yang dapat
dinikmati secara adil oleh banyak orang
SISTEM
EKONOMI
KERAKYATAN

Sistem ekonomi nasional


yang berasas kekeluargaan, Sistem ekonomi
berkedaulatan rakyat, yang bertumpu
bermoral Pancasila, dan pada kekuatan
menunjukkan pemihakan mayoritas rakyat
sungguh-sungguh pada
ekonomi rakyat

Anda mungkin juga menyukai