net/publication/319208909
CITATIONS READS
0 3,090
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ary Iswahyudi on 23 August 2017.
Abstrak
Air merupakan kebutuhan paling dasar yang harus dipenuhi oleh setiap
makluk hidup termasuk manusia. Pada musim kemarau beberapa kecamatan
di Kabupaten Blitar mengalami kekeringan, Kecamatan Panggungrejo
termasuk kecamatan yang mengalami kekeringan tersebut. Jika dilihat pada
peta hidrogeologi Kecamatan Panggungrejo memiliki akuifer air tanah yang
mengalir melalui celahan dengan produktifitas sedang sampai tinggi, Sehingga
tidak seharusnya terjadi kekeringan pada musim kemarau. Untuk mengatasi
masalah ini diperlukan data yang lengkap tentang potensi, eksploitasi dan
konservasi air tanah di kecamatan tersebut.
Data potensi air bawah tanah bebas diperoleh dengan analisa Sistem
Informasi Geografis (SIG) pada seluruh faktor penentu keberadaan air tanah
bebas (geologi, jenis tanah, tutupan lahan, kelerengan, kelurusan dan
drainase). Data potensi air tanah melalui rekahan (sungai bawah tanah)
didapatkan dengan cara menerapkan metode Very Low Frequency (VLF) pada
Formasi Wonosari (Tmwl) dan Formasi Campur Darat (Tmcl). Untuk potensi
air bawah tanah melalui celahan serta ruang antar butir digunakan metode
Geolistrik tahanan jenis pada Alluvium (Qa), Formasi Nampol (Tmn), Formasi
Wuni (Tmw) dan Formasi Mandalika (Tomm). Sebaran potensi air bawah
tanah di area penelitian akan lebih bermanfaat dan tepat guna jika dilakukan
analisa Sistem Informasi Geografis (SIG) pada faktor pendukung distribusi air
pada masyarakat. Dari hasil penelitian ini didapatkan rekomendasi titik
pengeboran dan wilayah konservasi air bawah tanah.
Kata kunci: Air tanah, SIG, VLF, dan Resistivitas.
tifitas tinggi sampai sedang. Dengan ketiga adalah aliran sungai bawah
adanya informasi ini tidak seharusnya tanah.
terjadi kekurangan air di Kecamatan Untuk memetakan potensi air bawah
Panggungrejo. tanah tersebut digunakan metode yang
Dalam upaya penanggulangan benca- berbeda pada masing-masing jenis
na kekeringan ini tentunya perlu dila- akuifer air bawah tanah.
kukan pencarian sumber air baru,
sumber air baru yang dapat dimanfa- a. Potensi air tanah bebas
atkan adalah sumber air bawah tanah. Untuk memetakan akuifer bebas ini
Untuk mempermudah proses eksploi- digunakan analisa faktor-faktor yang
tasi dan pemenuhan kebutuhan air di mempengaruhi keberadaan air tanah
Kecamatan Panggungrejo, perlu dilaku- bebas/tak terkekang. Faktor tersebut
kan pemetaan potensi air bawah tanah adalah Litologi, Jenis tanah, Tutupan
yang ada. Pemetaan potensi air bawah lahan, Kelerengan, Densitas drainase,
tanah ini dapat dilakukan dengan Densitas kelurusan. Faktor ini saling
Analisa Sistem Informasi Geospasial mempengaruhi antara satu dengan
(SIG), metode Very Low Frequency- lainnya, baik berpengaruh kecil maupun
EM (VLF-EM) dan Geolistrik tahanan besar. Hubungan ini sangat berpengaruh
jenis. terhadap nilai pembobotan pada
masing-masing faktor, besarnya pembo-
2. Metodologi botan akan menentukan besarnya
Secara umum tahapan pekerjaan potensi air tanah bebas pada area
penelitian ini dibagi menjadi empat, penelitian. Hubungan antar faktor dapat
tahapan pertama persiapan, kemudian dilihat pada Gambar 1.
dilanjutkan dengan pengambilan data
primer, pengolahan data dan diakhiri
dengan analisa data.
Pekerjaan tahapan persiapan adalah
pengumpulan data sekunder, data se-
kunder yang dibutuhkan adalah data
geologi, jenis tanah, tutupan lahan,
topografi, kelurusan, alur sungai dan
jalan akses.
Gambar 1. Ilustrasi hubungan antar faktor
Di Kecamatan Panggungrejo di- (magesh dkk, 2012)
mungkinkan terdapat tiga jenis akuifer
air tanah. akuifer air tanah pertama b. Potensi air tanah terkekang
merupakan akuifer yang mengalir pada Untuk potensi air bawah tanah
lapisan lapuk yang dekat dengan melalui celahan serta ruang antar butir
permukaan, akuifer kedua merupakan digunakan metode Geolistrik tahanan
akuifer terkekang yang terdapat jauh jenis pada Alluvium (Qa), Formasi
dibawah akuifer air tanah bebas, akuifer Nampol (Tmn), Formasi Wuni (Tmw)
dan Formasi Mandalika (Tomm).
Dari hasil penilaian pengaruh antar menjadi 4 yaitu litologi yang sangat
faktor ini dapat dibuat pembobotan dari sedikit mengalirkan air (Tomt, Tomm,
masing-masing sub-faktor, dengan Tmcl), sedikit mengalirkan air (Tmw),
adanya pembobotan ini akan didapatkan cukup mengalirkan air (Tmn) dan
area yang memiliki bobot/nilai yang banyak mengalirkan air (Qa, Tmwl).
paling tinggi adalah area yang paling Sebaran litologi dapat dilihat pada
berpotensi memiliki air tanah bebas. Gambar 3.
Pada Tabel 2 dapat dilihat klasifikasi
pembobotan masing-masing sub-faktor.
Densitas drainase
Gambar 6. Kelerengan area penelitian
Densitas drainase pada area penelitian
dari analisa kerapatan alur sungai di
Faktor ini diklasifikasi menjadi 4
keseluruhan area penelitian. Densitas
yaitu 0 – 2 Km/Km2, 2 – 3.5 Km/Km2,
drainase dapat dilihat pada Gambar 7.
3.5 – 5.2 Km/Km2 dan 5.2 – 10.8
Km/Km2.
Densitas kelurusan ini sendiri kemudian Gambar 8. Densitas kelurusan area peneli-
diklasifikasi menjadi 3 bagian dan tian
diberi pembobotan dari rendah sampai 3.2. Potensi Air Tanah terkekang
tinggi, 0 – 0.3 Km/Km2 (rendah), 0.3 – Dari hasil pengukuran dan
1.2 Km/Km2 (menengah), 1.2 – 2.5 pengolahan geolistrik tahanan jenis
Km/Km2 (tinggi). Klasifikasi densitas akan didapatkan sebaran nilai
kelurusan dapat dilihat pada Gambar 8. resistivitas (Ωm) tiap kedalaman pada
lokasi pengukuran. Dari nilai reistivitas
Potensi air tanah bebas ini diinterpretasikan jenis lapisan batuan
Dari keseluruhan klasifikasi dan penyusun lokasi penelitian dan ada
pembobotan pada masing-masing faktor tidaknya akuifer air tanah pada lokasi
penentu keberadaan air tanah, dida- tersebut.
patkan potensi air tanah bebas diarea Dengan diketahui ada atau tidaknya
penelitian seperti Gambar 9. Dari air tanah, kedalaman air tanah, dan
penjumlahan skor pembobotan, area ketebalan air tanah, data tersebut dapat
potensi diklasifikasi menjadi 4 area, diinterpolasikan sehingga membentuk
yaitu area dengan potensi air tanah sebaran potensi air tanah di area
penelitian. Sebaran potensi air bawah 3.3. Potensi Aliran Air Bawah Tanah
tanah terkekang dapat dilihat pada Very Low Frequency (VLF) merupak
Gambar 10. salah satu metode geofisika yang dapat
digunakan untuk memetakan gua bawah
tanah ataupun aliran sungai bawah
tanah yang mengalur pada area
penelitian. Penempatan 2 lintasan VLF
ini didasari pada temuan resurgence
atau tempat keluarnya air melalui karst
pada titi A (Gambar 11), sehingga
dilakukan pengukuran sejajar dibagian
timur lintasan pertama untuk
mengetahui kemenerusan dari lorong
vadose/fhareatic.
Dari hasil pengolahan data didapat-
kan bahwa sebelum muncul pada titik A
air tersebut melaui titik A’ dengan
kedalaman ±35 meter. Selain lorong
vadose A, dimungkin terdapat lorong
fhareatic pada meter ke 500 lintasan 1
dengan kedalaman ±35 meter (B), titik
Gambar 9. Potensi air tanah bebas B ini merupakan kemenerusan dari titik
B’ dengan kedalaman yang hampir
sama. Meski kedalaman B dan B’
hampir sama, namun elevasi dari
lintasan 2 lebih tinggi dari lintasan 1.
A B
Lintasan 1
A’ B’
Lintasan 2
4. Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan
Gambar 10. Potensi air tanah tertekan
dapat disimpulkan beberapa hal antara
lain: