Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319208909

Pemetaan Potensi Air Bawah Tanah Menggunakan Analisa Sistem Informasi


Geografis (SIG), Very Low Frequency (VLF), dan Geolistrik Tahanan Jenis

Conference Paper · June 2015

CITATIONS READS

0 3,090

3 authors, including:

Ary Iswahyudi Dwa Desa Warnana


Universitas Islam Madura Institut Teknologi Sepuluh Nopember
12 PUBLICATIONS   28 CITATIONS    112 PUBLICATIONS   138 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Inventarissasi Potensi Airtanah PDAM Surabaya View project

Geolistrik Untuk Akuifer Air Tanah View project

All content following this page was uploaded by Ary Iswahyudi on 23 August 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN 2301-6752

Pemetaan Potensi Air Bawah Tanah Menggunakan Analisa Sistem


Informasi Geografis (SIG), Very Low Frequency (VLF), dan
Geolistrik Tahanan Jenis
Studi Kasus: Kecamatan Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar

Ary Iswahyudi, Teguh Hariyanto, Dwa Desa Warnana


Program Studi Magister Teknik Geomatika FTSP ITS, Surabaya
Email: ary.iswahyudi@gmail.com

Abstrak
Air merupakan kebutuhan paling dasar yang harus dipenuhi oleh setiap
makluk hidup termasuk manusia. Pada musim kemarau beberapa kecamatan
di Kabupaten Blitar mengalami kekeringan, Kecamatan Panggungrejo
termasuk kecamatan yang mengalami kekeringan tersebut. Jika dilihat pada
peta hidrogeologi Kecamatan Panggungrejo memiliki akuifer air tanah yang
mengalir melalui celahan dengan produktifitas sedang sampai tinggi, Sehingga
tidak seharusnya terjadi kekeringan pada musim kemarau. Untuk mengatasi
masalah ini diperlukan data yang lengkap tentang potensi, eksploitasi dan
konservasi air tanah di kecamatan tersebut.
Data potensi air bawah tanah bebas diperoleh dengan analisa Sistem
Informasi Geografis (SIG) pada seluruh faktor penentu keberadaan air tanah
bebas (geologi, jenis tanah, tutupan lahan, kelerengan, kelurusan dan
drainase). Data potensi air tanah melalui rekahan (sungai bawah tanah)
didapatkan dengan cara menerapkan metode Very Low Frequency (VLF) pada
Formasi Wonosari (Tmwl) dan Formasi Campur Darat (Tmcl). Untuk potensi
air bawah tanah melalui celahan serta ruang antar butir digunakan metode
Geolistrik tahanan jenis pada Alluvium (Qa), Formasi Nampol (Tmn), Formasi
Wuni (Tmw) dan Formasi Mandalika (Tomm). Sebaran potensi air bawah
tanah di area penelitian akan lebih bermanfaat dan tepat guna jika dilakukan
analisa Sistem Informasi Geografis (SIG) pada faktor pendukung distribusi air
pada masyarakat. Dari hasil penelitian ini didapatkan rekomendasi titik
pengeboran dan wilayah konservasi air bawah tanah.
Kata kunci: Air tanah, SIG, VLF, dan Resistivitas.

1. Pendahuluan pada musim kemarau pada tahun 2013


Air merupakan kebutuhan dasar yang dan 2014. Kecamatan Panggungrejo
harus dipenuhi oleh manusia di dima- termasuk daerah yang mengalami
napun termasuk di Kecamatan Pang- kekeringan.
gungrejo Kabupaten Blitar. Berdasarkan Berdasarkan peta hidrogeologi, Ke-
Badan Penanggulangan Bencana Dae- camatan Panggungrejo sebagian besar
rah Kabupaten Blitar, beberapa Keca- wilayahnya memiliki akuifer air bawah
matan di Kabupaten Blitar bagian tanah yang mengalir melalui celahan,
selatan selalu mengalami kekeringan rekahan dan saluran dengan produk-

Rekayasa Infrastruktur Sumber Daya Air C - 17


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN 2301-6752

tifitas tinggi sampai sedang. Dengan ketiga adalah aliran sungai bawah
adanya informasi ini tidak seharusnya tanah.
terjadi kekurangan air di Kecamatan Untuk memetakan potensi air bawah
Panggungrejo. tanah tersebut digunakan metode yang
Dalam upaya penanggulangan benca- berbeda pada masing-masing jenis
na kekeringan ini tentunya perlu dila- akuifer air bawah tanah.
kukan pencarian sumber air baru,
sumber air baru yang dapat dimanfa- a. Potensi air tanah bebas
atkan adalah sumber air bawah tanah. Untuk memetakan akuifer bebas ini
Untuk mempermudah proses eksploi- digunakan analisa faktor-faktor yang
tasi dan pemenuhan kebutuhan air di mempengaruhi keberadaan air tanah
Kecamatan Panggungrejo, perlu dilaku- bebas/tak terkekang. Faktor tersebut
kan pemetaan potensi air bawah tanah adalah Litologi, Jenis tanah, Tutupan
yang ada. Pemetaan potensi air bawah lahan, Kelerengan, Densitas drainase,
tanah ini dapat dilakukan dengan Densitas kelurusan. Faktor ini saling
Analisa Sistem Informasi Geospasial mempengaruhi antara satu dengan
(SIG), metode Very Low Frequency- lainnya, baik berpengaruh kecil maupun
EM (VLF-EM) dan Geolistrik tahanan besar. Hubungan ini sangat berpengaruh
jenis. terhadap nilai pembobotan pada
masing-masing faktor, besarnya pembo-
2. Metodologi botan akan menentukan besarnya
Secara umum tahapan pekerjaan potensi air tanah bebas pada area
penelitian ini dibagi menjadi empat, penelitian. Hubungan antar faktor dapat
tahapan pertama persiapan, kemudian dilihat pada Gambar 1.
dilanjutkan dengan pengambilan data
primer, pengolahan data dan diakhiri
dengan analisa data.
Pekerjaan tahapan persiapan adalah
pengumpulan data sekunder, data se-
kunder yang dibutuhkan adalah data
geologi, jenis tanah, tutupan lahan,
topografi, kelurusan, alur sungai dan
jalan akses.
Gambar 1. Ilustrasi hubungan antar faktor
Di Kecamatan Panggungrejo di- (magesh dkk, 2012)
mungkinkan terdapat tiga jenis akuifer
air tanah. akuifer air tanah pertama b. Potensi air tanah terkekang
merupakan akuifer yang mengalir pada Untuk potensi air bawah tanah
lapisan lapuk yang dekat dengan melalui celahan serta ruang antar butir
permukaan, akuifer kedua merupakan digunakan metode Geolistrik tahanan
akuifer terkekang yang terdapat jauh jenis pada Alluvium (Qa), Formasi
dibawah akuifer air tanah bebas, akuifer Nampol (Tmn), Formasi Wuni (Tmw)
dan Formasi Mandalika (Tomm).

Rekayasa Infrastruktur Sumber Daya Air C - 18


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN 2301-6752

Pengukuran geolistrik dilakukan pada Pembobotan pada masing-masik


18 titik dengan target kedalaman 150 faktor yang mempengaruhi keberadaan
meter. air tanah bebas didasarkan pada
seberapa banyak pengaruh dari satu
c. Potensi aliran sungai bawah tanah faktor pada faktor lainnya. Faktor yang
Bagian tengah sampai selatan area memiliki pengaruh besar terhadap
penelitian disusun oleh batugamping factor lainnya diberi nilai 1 dan faktor
yang termasuk dalam Formasi Wono- yang sedikit berpengaruh terhadap
sari (Tmwl) dan Formasi Campur Darat faktor lain diberi nilai 0.5. hasil dari
(Tmcl). Berdasarkan sifatnya yang penilaian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
mudah larut, pada kawasan batugam-
ping sangat dimungkinkan adanya
aliran sungai bawah permukaan melalui
rongga/goa, baik aliran yang mengisi
sebagian lorong (vadose) maupun yang
mengisi keseluruhan bagian goa
(fhareatic). Data potensi air tanah
melalui rekahan (sungai bawah tanah)
dapat diperoleh dengan cara menerap-
kan metode Very Low Frequency
(VLF). Pengukuran VLF dilakukan
pada 2 lintasan untuk menunjukkan
adanya hubungan antara antara lorong
vadose yang ada di lokasi penelitian dan
mencari kemungkinan adanya lorong
fhareatic pada kedua lintasan tersebut.
Target kedalaman dengan menggunakan
metode ini dapat mencapai kedalaman
120 meter. Gambar 2. Area penelitian
Area penelitian merupakan salah satu
kecamatan (Panggungrejo) yang terda- Tabel 1. Skor faktor yang mempengaruhi
pat di Kabupaten Blitar, Kecamatan air tanah
Efek Efek Nilai Skor
Pangungrejo terletak di bagian selatan Faktor
besar kecil relatif faktor
Kabupaten Blitar. Untuk lebih jelasnya, Litologi
1+1+1+
0 4 32
1
lokasi penelitian, letak titik geolistrik
Jenis tanah 1 0 1 8
dan lintasan VLF dapat dilihat pada Tutupan 0.5+0.5
1 2.5 20
Gambar 2. lahan +0.5
Kelerengan 1 0.5 1.5 12
Densitas
3. Hasil dan Pembahasan drainase
1 0.5 1.5 12

3.1. Potensi Air Tanah Bebas Densitas


1+1 0 2 16
kelurusan
Perhitungan pembobotan
∑12.5 ∑100

Rekayasa Infrastruktur Sumber Daya Air C - 19


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN 2301-6752

Dari hasil penilaian pengaruh antar menjadi 4 yaitu litologi yang sangat
faktor ini dapat dibuat pembobotan dari sedikit mengalirkan air (Tomt, Tomm,
masing-masing sub-faktor, dengan Tmcl), sedikit mengalirkan air (Tmw),
adanya pembobotan ini akan didapatkan cukup mengalirkan air (Tmn) dan
area yang memiliki bobot/nilai yang banyak mengalirkan air (Qa, Tmwl).
paling tinggi adalah area yang paling Sebaran litologi dapat dilihat pada
berpotensi memiliki air tanah bebas. Gambar 3.
Pada Tabel 2 dapat dilihat klasifikasi
pembobotan masing-masing sub-faktor.

Tabel 2. Klasifikasi pembobotan faktor


yang mempengaruhi air tanah
Faktor Sub-faktor Pembobotan
Anggota tuf mandalika
(Tomt), Formasi
Mandalika (Tomm), 8
Formasi campur darat
Litologi (Tmcl)
Formasi Wuni (Tmw) 16
Formasi Nampol (Tmn) 24
Aluvium (Qa), formasi
32
wono sari (Tmwl)
Andosol 4
Jenis Tanah
Regosol 8
pemukiman 5
hutan lahan kering,
alang-alang, semak 10
Tutupan Lahan belukar
perkebunan, agrikultural
15
ladang
sawah, danau, empang 20
0 - 15 12 Gambar 3. Litologi area penelitian
15 - 25 9
Kelerengan
25 - 40 6
>40 3 Jenis Tanah
0-2 3
Densitas 2 - 3.5 6
Dapat dilihat pada Gambar 4, area
Drainase 3.5 - 5.2 9 penelitian mayoritas memiliki jenis
5.2 - 10.8 12
0 - 0.3 5
tanah regosol dengan sedikit andosol
Densitas
Kelurusan
0.3 - 1.2 10 dibagian utara. Dalam pembobotan jenis
1.2 - 2.5 16
tanah sendiri diklasifikasi menjadi dua,
andosol diberi pembobotan 4 dan
Litologi
regosol 8.
Area penelitian disusun oleh beberpa
jenis formasi yaitu: Alluvium (Qa),
Tutupan lahan
Formasi Wonosari (Tmwl), Formasi
Dalam area penelitian terdiri dari
Nampol (Tmn), Formasi Wuni (Tmw),
beberapa macam tutupan lahan, dan
Formasi Campur darat (Tmcl), Anggota
diklasifikasikan menjadi 4. Pemukiman
Tuf Formasi Mandalika (Tomt),
merupakan area yang memiliki pembo-
Formasi Mandalika (Tomm). Untuk
botan rendah karena sulit menyerap air,
pembobotan, Jenis litologi diklasifikasi
dilanjutkan dengan tutupan lahan yang

Rekayasa Infrastruktur Sumber Daya Air C - 20


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN 2301-6752

sedikit menyerap/menahan air (hutan


lahan kering, semak belukar, alang-
alang), kemudian kawasan berikutnya
yang banyak meyerap/menahan air
yaitu perkebunan serta ladang, pembo-
botan selanjutnya daerah dengan
pembobotan paling tinggi adalah daerah
genangan (Sawah, empang, danau, situ,
sungai).

Gambar 5. Tutupan lahan area penelitian


Kelerengan

Gambar 4. Jenis tanah area penelitian


Kelerengan turut berpengaruh terha-
dap tersedianya air tanah, ketersediaan
ini terkait dengan banyak sedikitnya
infiltrasi. Senakin tinggi prosentase
kemiringan semakin kecil nilai pembo-
botannya. Kelerengan pada area
penelitian dapat dilihat pada Gambar 6.

Densitas drainase
Gambar 6. Kelerengan area penelitian
Densitas drainase pada area penelitian
dari analisa kerapatan alur sungai di
Faktor ini diklasifikasi menjadi 4
keseluruhan area penelitian. Densitas
yaitu 0 – 2 Km/Km2, 2 – 3.5 Km/Km2,
drainase dapat dilihat pada Gambar 7.
3.5 – 5.2 Km/Km2 dan 5.2 – 10.8
Km/Km2.

Rekayasa Infrastruktur Sumber Daya Air C - 21


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN 2301-6752

Densitas kelurusan bebas sangat kecil, kecil, menengah dan


Kelurusan di area penelitian hanya potensi besar. Luas area yang memiliki
terdapat dibagian tengah area penelitian. potensi air tanah sangat kecil 11.19
Dari kelurusan ini didapatkan densitas Km2, area potensi kecil 53.41 Km2, area
kelurusan. potensi menengah 54.89 Km2 dan
potensi air tanah yang besar memiliki
luasan 11.49 Km2.

Gambar 7. Densitas drainase area peneli-


tian

Densitas kelurusan ini sendiri kemudian Gambar 8. Densitas kelurusan area peneli-
diklasifikasi menjadi 3 bagian dan tian
diberi pembobotan dari rendah sampai 3.2. Potensi Air Tanah terkekang
tinggi, 0 – 0.3 Km/Km2 (rendah), 0.3 – Dari hasil pengukuran dan
1.2 Km/Km2 (menengah), 1.2 – 2.5 pengolahan geolistrik tahanan jenis
Km/Km2 (tinggi). Klasifikasi densitas akan didapatkan sebaran nilai
kelurusan dapat dilihat pada Gambar 8. resistivitas (Ωm) tiap kedalaman pada
lokasi pengukuran. Dari nilai reistivitas
Potensi air tanah bebas ini diinterpretasikan jenis lapisan batuan
Dari keseluruhan klasifikasi dan penyusun lokasi penelitian dan ada
pembobotan pada masing-masing faktor tidaknya akuifer air tanah pada lokasi
penentu keberadaan air tanah, dida- tersebut.
patkan potensi air tanah bebas diarea Dengan diketahui ada atau tidaknya
penelitian seperti Gambar 9. Dari air tanah, kedalaman air tanah, dan
penjumlahan skor pembobotan, area ketebalan air tanah, data tersebut dapat
potensi diklasifikasi menjadi 4 area, diinterpolasikan sehingga membentuk
yaitu area dengan potensi air tanah sebaran potensi air tanah di area

Rekayasa Infrastruktur Sumber Daya Air C - 22


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN 2301-6752

penelitian. Sebaran potensi air bawah 3.3. Potensi Aliran Air Bawah Tanah
tanah terkekang dapat dilihat pada Very Low Frequency (VLF) merupak
Gambar 10. salah satu metode geofisika yang dapat
digunakan untuk memetakan gua bawah
tanah ataupun aliran sungai bawah
tanah yang mengalur pada area
penelitian. Penempatan 2 lintasan VLF
ini didasari pada temuan resurgence
atau tempat keluarnya air melalui karst
pada titi A (Gambar 11), sehingga
dilakukan pengukuran sejajar dibagian
timur lintasan pertama untuk
mengetahui kemenerusan dari lorong
vadose/fhareatic.
Dari hasil pengolahan data didapat-
kan bahwa sebelum muncul pada titik A
air tersebut melaui titik A’ dengan
kedalaman ±35 meter. Selain lorong
vadose A, dimungkin terdapat lorong
fhareatic pada meter ke 500 lintasan 1
dengan kedalaman ±35 meter (B), titik
Gambar 9. Potensi air tanah bebas B ini merupakan kemenerusan dari titik
B’ dengan kedalaman yang hampir
sama. Meski kedalaman B dan B’
hampir sama, namun elevasi dari
lintasan 2 lebih tinggi dari lintasan 1.

A B
Lintasan 1

A’ B’
Lintasan 2

Gambar 11. Hasil analisa data VLF

4. Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan
Gambar 10. Potensi air tanah tertekan
dapat disimpulkan beberapa hal antara
lain:

Rekayasa Infrastruktur Sumber Daya Air C - 23


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN 2301-6752

1. Air tanah permukaan/air tanah Rahman, A., (2008), A GIS based


bebas diarea penelitian potensi DRASTIC model for assessing
bagus memiliki luasan 11.49 Km2 groundwater vulnerability in
shallow aquifer in Aligarh, India,
yang terfokus dibagian selatan area
Applied Geography 28 (2008) 32–
penelitian. 53.
2. Ketebalan akuifer air tanah tertekan Sharma, P.V., (1997), Environmental
diarea penelitian berkisar antara 0 – and Enginering Geophysics,
46 Cambrige University Press, United
3. Saluran vodose dan fhareatic Kingdom.
terdapat pada kedalaman ±35 meter Shuaijun, H., Ynfeng, L., Maosheng, Z.,
Jiaqiu, D., (2011), A GIS-Based
yang membentuk aliran sungai
Groundwater Vulnerability Assess-
bawah permukaan. ment for the Northern Shaanxi
Energy and Chemical Base, China,
Daftar Pustaka IEEE 978-1-61284-340-7/11.
Bosch, F.P., Müller, I., (2005), Sulin, X., Wenbin, Z., (2009),
“Improved Karst Exploration by Development of Groundwater
VLF-EM-Gradient Survey: Com- Resources Management System
parison with Other Geophysical Based on GIS in Poyang Lake
Methods", Near Surface Geo- Catchment, International Confe-
physics, Vol. 3, No.3 hal. 299-310. rence on Environmental Science
Magesh, N., S., Chandrasekar, N., and Information Application
Soundranayagam, J., P., (2012), Technology.
Delineation of Groundwater Sungkono, Bahri, A.S., Warnana, D.D.,
Potential Zones in Theni Distict, Santos, F.A.M., Santosa, B.J.,
Tamil Nadu, Using Remotesensing, (2014), Fast, simultaneous and
GIS and MIF, Geoscience frontiers robust VLF-EM data denoising and
3(2) (2012) 189-196. reconstruction via multivariate
Nadun, S., N., E., Maarof, Ghazali, R., empirical mode decomposition,
Samad, A., M., Adnan, R., (2010), Elsevier, Computers & Geo-
"Sustainable Groundwater Potential sciences 67 (2014) 125–138.
Zone Using Remote Sensing and Telford, W.M., (1990), Applied
GIS", IEEE 978-1-4244-7122-5/10. Geophysics, Cambridge University
Nampak, H., Pradhan, B., Manap, H., Press, New York.
A., (2014), Application of GIS
based data driven evidential belief
function model to predict
groundwater potential zonation,
Journal of Hydrology 513 (2014)
283–300.
Oh, H., Kim, Y., Choi, J., Park, E., Lee,
S., (2011), GIS mapping of
regional probabilistic groundwater
potential in the area of Pohang
City, Korea, Journal of Hydrology
399 (2011) 158–172.

Rekayasa Infrastruktur Sumber Daya Air C - 24

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai