Anda di halaman 1dari 11

PAPER

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(Konsep Teoritis Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan)
Dosen Pengampu : Drs. Payerli Pasaribu, M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

ENJELICA NATALIA E. N. (4191111024)

ENNI ERIA HARAHAP (4191111067)

FADILAH RAHMAYUNI N. (4191111021)

JOHANNES GULTOM (4191111042)

SITI MARWA HERNAWAN (4191111007)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas Paper ini dengan tepat waktu. Dan penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini kepada penulis. Penulis berharap
Paper ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan pembaca
mengenai Konsep Teoritis Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan.
Penulis menyadari bahwa didalam Paper ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan Paper yang telah disusun, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun. Semoga Paper yang telah disusun ini dapat berguna bagi pembaca. Akhir
kata penulis mengucapkan sekian dan terimakasih.
Medan, September 2020

Penulis

Mahasiswa
PEMBAHASAN
KONSEP TEORITIS HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dalam pembelajaran terkait Konsep Teoritis Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ini,


akan dibahas beberapa sub materi, yaitu :

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.


2. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Alasan Mengapa Diperlukan Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.
5. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan.
6. Karakteritik Pendidikan Kewarganegaraan.
7. Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan.

A. Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


Pendidikan Kewarganegaraan selanjutnya disebut Pkn, dalam bahasa Inggris disebut
dengan Citizenship Education atau Civics Education yang diartikan dengan
kewarganegaraan, yaitu berhubungan dengan status hukum seseorang atau indvidu dalam
organisasi yang disebut Negara-bangsa (nationstate). Status tersebut diatur oleh hukum yang
dibuat oleh rakyat negara tertentu melalui suatu proses sesuai sistem yang berlaku di negara
tersebut, apakah sistem demokrasi atau sistem yang lainya.
Hukum tersebut menentukan hak-hak, kewajiban-kewajiban, tanggungjawab dan tugas-
tugas warga Negara. Jadi Civics atau Citizenship atau kewarganegaraan adalah pola
hubungan timbal balik antara pemerintah dengan yang diperintah (rakyat) dan kedua belah
pihak diikat oleh seperangkat hukum atau undang-undang.

Seorang warga negara mempunyai dua lapangan kehidupan yaitu kehidupan publik
(Public Life) dan kehidupan pribadi (Private Life). Civics/Citizenship atau kewarganegaraan
terkait dengan kehidupan public seseorang tetapi ia juga memperhatikan kehidupan pribadi
seseorang sebab antara kehidupan public dan pribadi tidak bisa dipisahkan. Jadi
Kewarganegaraan mengatur kehidupan individu dalam konteks hubungan antara individu dan
Negara.
B. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah upaya sadar dan terencana dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memupuk jati diri dan moralitas bangsa sebagai
dasar untuk pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara demi keberlanjutan kehidupan
dan kejayaan bangsa dan negara. Hakikat pendidikan kewarganegaraan merupakan metode
pendidikan, yang diperoleh dari nilai nilai Pancasila sebagai kepribadian nasional. Hakikat
pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran mempunyai tujuan penting dalam
pembentukan jati diri setiap individu yang hidup dalam kehidupan masyarakat yang
majemuk.
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran
wajib dalam kurikulum di semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD)
sampai tingkat perguruan tinggi. Hal ini, ditegaskan dalam Undang - Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37, sebagai berikut :
“Kurikulum pendidikan dasar maupun menengah wajib memuat (a) Pendidikan Agama, (b)
Pendidikan Kewarganegaran, (c) Bahasa, (d) Matematika, (e) Ilmu Pengetahuan Alam, (f)
Ilmu Pengetahuan Sosial, (g) Seni dan Budaya, (h) Pendidikan Jasmani dan Olahraga, (i)
Keterampilan Kejuruan, (j) Muatan Lokal. Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat (a)
Pendidikan Agama, (b) Pendidikan Kewarganegaraa, (c) Bahasa.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan atau pembelajaran yang


membekali siswa dengan seperangkat pengetahuan sebagai upaya memanusiakan,
membudayakan dan memberdayakan serta menjadikan warga negara yang baik, yakni warga
negara yang tahu akan hak dan kewajibannya, memiliki pola pikir yang cerdas, kritis, sikap
yang demokratis serta memiliki karakter seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.

2. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan


Istilah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia mengalami perkembangan dan
perubahan dari tahun ke tahun. Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia telah dikenal sejak
jaman Hindia belanda dengan nama “Burgerkunde”. Pada zaman ini ada dua buku yang
digunakan sebagai sumber pelajaran, yaitu : Indische Burgerschapokunde dan Recht en
Plicht. Perjalanan mata pelajaran Civics setelah Indonesia merdeka mengalami perubahan
beberapa kali perubahan istilah yang digunakan. Perubahan perubahan tersebut sangat
berkaitan dengan kebijaksanaan pemerintah pada waktu itu dan kurikulum sekolah yang
digunakan. Pada Tahun 1957 istilah yang digunakan yaitu Pendidikan Kewarganegaraan.
Kemudian pada kurikulum 1961 berubah menjadi Civics kembali, kemudian pada kurikulum
1968 menjadi Pendidikan Kewargaan Negara (PKN). Selanjutnya kurikulum 1975 menjadi
PMP. Pada kurikulum 1994 berubah lagi menjadi PPKn (Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan).
3. Alasan Mengapa Diperlukan Pendidikan Kewarganegaraan
Mencermati arti dan maksud pendidikan kewarganegaraan sebagaimana yang ditegaskan
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menekankan pada pembentukan warga negara agar memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Dengan demikian, pengetahuan akan diperlukannya
Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting untuk diketahui. Alasan pentingnya diperlukan
Pendidikan Kewarganegaraan berkaitan dengan historis, sosiologis, dan politis Bangsa
Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran diberbagai jenjang
pendidikan. Berdasarkan Pasal 3 Keputusan Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006 tentang Rambu-
rambu Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi,
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian (MPK) yang dirancang untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa
tentang pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara
serta pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bekal agar menjadi warga negara yang
dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Memahami mata kuliah Pendidikan Kewarganegaaraan adalah salah satu upaya untuk
membangkitkan kembali semangat kebangsaan generasi muda, khususnya mahasiswa dalam
menghadapi pengaruh globalisasi dan mengukuhkan semangat bela negara. Tujuannya adalah
untuk memupuk kesadaran cinta tanah air, mengetahui tentang hak dan kewajiban dalam
usaha pembelaan negara, serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan untuk mendidik setiap warga
negara supaya menjadi warga negara yang baik, yang terlukis dalam sebuah tulisan Somantri
(2001 : 279) “Warga negara yang patriotik, toleransi, setia kepada bangsa dan negara,
memiliki agama, demokratis, dan Pancasila sejati”.
Djahiri (1995 : 10) menyatakan sebuah pendapat bahwa dengan mempelajari pendidikan
kewarganegaraan seseorang tersebut diharapkan agar dapat:
a. Paham dan juga dapat menguasai secara rasional konsep dan norma Pancasila sebagai
filsafat, dasar sebuah ideologi juga pandangan hidup negara RI.
b. Paham tentang konstitusi UUD NKRI 1945 serta ketentuan – ketentuan hukum yang
berlaku.
c. Mendalami dan berkeyakinan terhadap tatanan dalam sebuah moral seperti dalam
ketentuan yang berlaku.
d. Mengamalkan serta merefleksikan hal – hal tersebut sebagai cerminan dari tingkah
laku dan kehidupannya dengan penuh dengan keyakinan dan nalar.

Maftuh dan Sapriya (2005 : 30) menuturkan bahwa, tujuan negara dalam meningkatkan
Pendiddikan Kewarganegaraan adalah supaya setiap warga negara menjadi warga negara
yang baik (to be good citizens), yaitu :

a. Warga negara yang mempunyai kecerdasan (civics inteliegence) baik secara


intelektual, emosional dan sosial, serta secara spiritual;
b. Mempunyai kebanggaan serta bertanggung jawab (civics responsibility); dan
c. Mampu ikut serta didalam kehidupan bermasyarakat.

5. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting dalam peran sertanya memberi suatu
pengajaran tentang tujuan Pendidikan Kewarganegaraan dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara. Adapun Fungsi dari Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu sebagai
berikut
a. Mendorong generasi penerus untuk mendapatkan sebah pemahaman mengenai cita-
cita nasional juga tujuan negara.
b. Supaya lebih cepat dalam membuat keputusan - keputusan yang penting bertanggung
jawab baik untuk dalam penyelesaian masalah individu dan masyarakat serta negara.
c. Dapat memberikan apresiasi cita – cita nasional serta mengambil keputusan -
keputusan yang cerdas.
d. Sarana untuk menciptakan warga negara yang memiliki kecerdasan, keterampilan,
serta memiliki karakteristik setia terhadap bangsa dan negara dengan mewujudkan
dirinya dalam kebiasaan berpikir maupun berprilaku yang sejalan dengan amanah
Pancasila dan UUD 1945.

6. Karakteristik Pendidikan Kewargenegaraan


Berdasarkan Kompetensi yang diperlukan, ada tiga karakteristik yang perlu
dikembangkan dalam Pendidikan Kewarganegraan, yaitu :
a. Civic Lnowledge (Pengetahuan Kewarganegaraan)
Aspek ini menyangkut kemampuan akademik - keilmuan yang dikembangkan dari
berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian, mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian multi disipliner. Secara lebih
terperinci, materi pengetahuan Kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan
tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia, prinsip – prinsip dan proses demokrasi,
lembaga pemerintah dan non - pemerintah, identitas nasional, pemerintahan berdasar hukum
(rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, serta nilai – nilai dan
norma – norma dalam masyarakat.
b. Civic Skills (Kecakapan Kewarganegaraan)
Meliputi keterampilan intelektual (intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi
(participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh keterampilan
intelektual adalah keterampilan dalam merespon berbagai persoalan politik, misalnya
merancang dialog dengan DPRD. Contoh keterampilan berpartisipasi adalah keterampilan
menggunakan hak dan kewajibannya di bidang hukum, misalnya segera melapor kepada
polisi atas terjadinya kejahatan yang diketahui.
c. Civic Disposition
Komponen ini merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata
pelajaran PKn. Dimensi watak Kewarganegaraan dapat dipandang sebagai “muara” dari
pengembangan kedua dimensi sebelumnya. Dengan memperhatikan visi, misi, dan tujuan
mata pelajaran PKn, karakteristik mata pelajaran ini ditandai dengan penekanan pada
dimensi watak, karakter, sikap dan potensi lain yang bersifat afektif.

Berdasarkan rumusan peraturan pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan antara lain menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan
umum, pada jenjang pendidikan menengah terdiri atas lima kelompok mata pelajaran.
Pendidikan Kewarganegaraan termasuk dalam kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan
dan Kepribadian. Kelompok mata pelajaran ini dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
dan wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai
manusia.

7. Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan.


a. Visi
Pada tahun 2025 terwujud Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
yang mampu menghasilkan tenaga kependidikan bidang Pendidikan Kewarganegaraan
yang bertakwa, mandiri, cendekia, berwawasan global, serta memiliki kompetensi untuk
membentuk warga negara yang baik (good citizen), yang memiliki kesadaran moral,
kesadaran politik, dan kesadaran hukum berdasarkan Pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Misi
Adapun Misi Pendidikan Kewarganegaraan, antara lain sebagai berikut.
- Mengembangkan sistem kelembagaan program studi yang memiliki jati diri
kependidikan, sehingga mampu menghasilkan tenaga kependidikan yang memiliki
keunggulan kompetensi dalam bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan.
- Mengembangkan peran kelembagaan Program Studi untuk dapat menjadi salah satu
pusat pengembangan dan pembaharuan Pendidikan Kewarganegaraan, sejalan dengan
kepentingan nasional dan kesadaran sebagai warga global.
- Mengembangkan sistem kelembagaan yang mampu menjadi salah satu institusi yang
berperan dalam membangun watak bangsa (nation and character building), demi
terwujudnya masyarakat warga (civil society) yang demokratis dan bertanggung
jawab.
- Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan semangat kebebasan akademik,
menjunjung nilai – nilai ke-Indonesia-an dan menginternalisasikan karakter
ketakwaan, kemandirian serta kecendekiaan.
- Menyelenggarakan dharma pendidikan dan pengajaran yang akademis dan
profesional di bidang Pendidikan Kewarganegaraan yang berbasis pada ilmu – ilmu
politik, hukum dan moral/filsafat.
- Melaksanakan dharma penelitian yang mengarah pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dapat mendukung dharma pendidikan pengajaran
serta pengabdian kepada masyarakat, di bidang Pendidikan Kewarganegaraan yang
berbasis pada ilmu – ilmu politik, hukum dan moral/filsafat.
- Menyelenggarakan dharma pengabdian kepada masyarakat yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan / atau berdasar hasil penelitian, di bidang Pendidikan
Kewarganegaraan yang berbasis pada rumpun keilmuan; politik, hukum dan filsafat
moral.
KESIMPULAN

Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan atau pembelajaran yang


membekali mahasiswa dengan seperangkat pengetahuan sebagai upaya memanusiakan,
membudayakan dan memberdayakan serta menjadikan warga negara yang baik, memiliki
pola pikir yang cerdas, kritis, sikap yang demokratis serta memiliki karakter seperti yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah
satu kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yang dirancang untuk
memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar
berkenaan dengan hubungan antar warga negara serta pendidikan pendahuluan bela negara
sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan
negara.Memahami mata kuliah Pendidikan Kewarganegaaraan adalah salah satu upaya
untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan generasi muda, khususnya mahasiswa
dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan mengukuhkan semangat bela negara.
DAFTAR PUSTAKA

Faisal Sadam Murron, 2013. Penerapan Metode Permainan Simulasi Dalam Pembelajaran Pkn
Untuk Menumbuhkan Etika Warga Negara Pada Siswa. (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa
TSM X-B SMK Medikacom Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu

Henney.2016. Hakikat Pendidikan kewarganegaraan Menurut Para Ahli.


https://guruppkn.com/hakikat-pendidikan-kewarganegaraan(8 September 2020, 19:42
WIB)

John, Dewey. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan.https://www.silabus.web.id/hakikat-


pendidikan-kewarganegaraan/ (8 September 2020, 19:57 WIB)

Ppkn. 2020. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan. https://ppkn.co.id/hakikat-pendidikan-


kewarganegaraan/(8 September 2020,20:09 WIB)

Sutrisno. 2016 . BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN NILAI DAN


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Jurnal dimensi pendidikan dan pembelajaran.Vol
5(39)

Anda mungkin juga menyukai