KEWARGANEGARAAN
TINGKAT I SEMESTER II TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Disusun Oleh :
Puspa Rini Maulida Putri
( C1AA22129 )
1C
Pasal 31 ayat 1
Pasal 31 ayat 2
Setiap warga negara wajib mengikuti Pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
Pasal 31 ayat 3
Pasal 31 ayat 4
Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari
anggaran pendidikan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Pasal 31 ayat 5
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Itulah yang menjadi dasar bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Kemudian, dalam Undang Undang nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1, dijelaskan apa yang
dimaksud pendidikan. Menurut ayat tersebut, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Daryono, kewarganegaraan ialah isi pokok yang mencakup hak serta kewajiban
warga Negara.Kewarganegaraan adalah keanggotaan seseorang didalam satuan politik
tertentu (secara khusus ialah Negara ) yang dengannya akan membawa hak untuk dapat
berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian ialah
disebut dengan warga Negara.
Bila kedua pengertian itu digabungkan, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang
mengacu pada Pancasila, dan diperluas dengan sumber pengetahuan lainnya guna melatih
kemampuan berfikir kritis, analis dan demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Secara historis, Pendidikan kewarganegaraan dalam arti substansi telah dimulai jauh
sebelum Indonesia di proklamasikan sebagai negara merdeka. Dalam sejarah
kebangsaan Indonesia, berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun1908 disepakati
sebagai hari kebangkitan nasional karena pada saat itulah dalam diri bangsa Indonesia
mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa walaupun belum menamakan Indonesia.
Secara sosiologis, PKn pada saat permulaan atau awal kemerdekaan lebih banyak
dilakukan pada tataran sosial kultural dan dilakukan oleh para pemimpin negara
bangsa. Dalam pidato-pidatonya, para pemimpin mengajak seluruh rakyat untuk
mencintai tanah air dan bangsa Indonesia. Seluruh pemimpin bangsa membakar
semangat rakyat untuk mengusir penjajah yang hendak kembali menguasai dan
menduduki Indonesia yang dinyatakan telah merdeka. Pidato-pidato dan ceramah
yang dilakukan oleh para pejuang, kyai-kyai di pondok pesantren yang mengajak
umat berjuang mempertahankan tanah air merupakan PKn dari aspek sosiologis. PKn
secara sosiologis sangat diperlukan oleh masyarakat dan akhirnya negara-bangsa
untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan eksistensi negara-bangsa.
Secara politis, Pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam Pendidikan sekolah
dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat
diidentifikasikan dari pernyataan soemantri (1972) bahwa pada masa orde lama mulai
dikenal istilah:
Kewarganegaraan (1957)
Civics (1962)
Pendidikan kewarga negaraan (1968).
Pada masa awal orde lama sekitar tahun 1957, isi mata pelajaran PKn membahas cara
pemrolehan dan kehilangan kewarganegaraan, sedangkan dalam civics lebih banyak
membahas tentang sejarah kebangkitan nasional, UUD, pidato-pidato politik kenegaraan
yang terutama diarahkan untuk “nation and character building” bangsa Indonesia.
Pendidikan kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan
generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan
secara khusus peran Pendidikan termasuk didalamnya persekolahan, pengajaran, dan belajar
dalam proses penyiapan warga negara tersebut.
Pada dasarnya Pendidikan kewarganegaraan mempunyai hakikat yaitu upaya sadar dan
terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan
jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela
negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting karena mengajarkan pelajar untuk mampu
memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara spontan, jujur, dan demokratis serta
ikhlas sebagai warga negara terdidik dalam kehidupannya selaku warga negara republic
Indonesia yang bertanggung jawab Bersama.
Setiap negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan berupaya memiliki
identitas nasional agar negara tersebut dapat dikenal oleh negara-bangsa lain dan dapat
dibedakan dengan bangsa lain. Identitas nasional mampu menjaga eksistensi dan
kelangsungan hidup negara-bangsa. Negara-bangsa memiliki kewibawaan dan kehormatan
sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lain serta akan menyatukan bangsa yang
bersangkutan.
Konsep dan Urgensi Identitas Nasional Konsep identitas nasional dibentuk oleh dua kata
dasar, ialah “identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari kata “identity” (Inggris)
yang dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary berarti:
(2) (C,U) the characteristics, feelings or beliefs that distinguish people from others;
(3) the state of feeling of being very similar to and able to understand sb/sth.
Dalam kamus dikatakan “identity is an umbrella term used throughout the social sciences to
describe a person's conception and expression of their individuality or group affiliations
(such as national identity and cultural identity). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), identitas berarti ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri. Dengan
demikian identitas menunjuk pada ciri atau penanda yang dimiliki oleh sesorang, pribadi dan
dapat pula kelompok. Penanda pribadi misalkan diwujudkan dalam beberapa bentuk
identitas diri, misal dalam Kartu Tanda Penduduk, ID Card, Surat Ijin Mengemudi, Kartu
Pelajar, Kartu Mahasiswa dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bagi penduduk yang telah
memiliki penghasilan.
Kata nasional berasal dari kata “national” (Inggris) yang dalam Oxford Advanced Learner’s
Dictionary berarti:
(2) owned, controlled or financially supported by the federal, government. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, “nasional” berarti bersifat kebangsaan; berkenaan atau berasal dari
bangsa sendiri; meliputi suatu bangsa. Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan,
identitas nasional lebih dekat dengan arti jati diri yakni ciri-ciri atau karakeristik, perasaan
atau keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
Apabila bangsa Indonesia memiliki identitas nasional maka bangsa lain akan dengan mudah
mengenali dan mampu membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain , Identitas
nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional yaitu :
Menurut Tilaar (2007) menyatakan identitas nasional berkaitan dengan pengertian bangsa.
Menurutnya, bangsa adalah suatu keseluruhan alamiah dari seseorang karena daripadanyalah
seorang individu memperoleh realitasnya. Artinya, seseorang akan mempunyai arti bila ada
dalam masyarakat. Dalam konteks hubungan antar bangsa, seseorang dapat dibedakan
karena nasionalitasnya sebab bangsa menjadi penciri yang membedakan bangsa yang satu
dengan bangsa lainnya. Konsep identitas nasional menurut pendekatan yuridis telah
tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI
1945) .
Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Identitas Nasional Indonesia Sebelum
kita membahas lebih jauh tentang identitas nasional menurut sumber historis, sosiologis, dan
politis, kita terlebih dahulu akan mencermati dahulu dua jenis identitas, yakni identitas
primer dan sekunder (Tilaar, 2007; Winarno, 2013). Identitas primer dinamakan juga
identitas etnis yakni identitas yang mengawali terjadinya identitas sekunder, sedangkan
identitas sekunder adalah identitas yang dibentuk atau direkonstruksi berdasarkan hasil
kesepakatan bersama.
Secara historis, identitas nasional Indonesia ditandai ketika munculnya kesadaran rakyat
Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh asing pada tahun 1908 yang dikenal
dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa). Pada saat itu muncullah kesadaran untuk
bangkit membentuk sebuah bangsa. Kesadaran ini muncul karena pengaruh dari hasil
pendidikan yang diterima sebagai dampak dari politik etis (Etiche Politiek). Dengan kata
lain, unsur pendidikan sangatlah penting bagi pembentukan kebudayaan dan kesadaran akan
kebangsaan sebagai identitas nasional.
Pembentukan identitas nasional melalui pengembangan kebudayaan Indonesia telah
dilakukan jauh sebelum kemerdekaan. Menurut Nunus Supardi (2007) kongres kebudayaan
di Indonesia pernah dilakukan sejak 1918 yang diperkirakan sebagai pengaruh dari Kongres
Budi Utomo 1908 yang dipelopori oleh dr. Radjiman Widyodiningrat.
Kongres Kebudayaan I diselenggarakan di Solo tanggal 5-7 Juli 1918 yang terbatas pada
pengembangan budaya Jawa. Namun dampaknya telah meluas sampai pada kebudayaan
Sunda, Madura, dan Bali. Kongres bahasa Sunda diselenggarakan di Bandung tahun 1924.
Secara politis, Bentuk-bentuk identitas nasional ini telah diatur dalam peraturan perundangan
baik dalam UUD maupun dalam peraturan yang lebih khusus. Bentuk- bentuk identitas
nasional Indonesia pernah dikemukakan pula oleh Winarno (2013) sebagai berikut: (1)
Bahasa nasional atau bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia; (2) Bendera negara adalah
Sang Merah Putih;
terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan khatulistiwa. Pada perisai terdapat lima
buah ruang yang mewujudkan dasar Pancasila sebagai berikut : a. Dasar Ketuhanan Yang
Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai berbentuk bintang yang
bersudut lima; b. Dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali
rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai; c. Dasar Persatuan Indonesia
dilambangkan dengan pohon beringin dibagian kiri atas perisai; d. Dasar Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan
dengan kepala banteng dibagian kanan atas perisai; dan e. Dasar Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan atas perisai.
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Ketentuan tentang Lagu kebangsaan Indonesia Raya
diatur dalam UU No. 24 Tahun 2009 mulai Pasal 58 sampai Pasal 64. Indonesia Raya
sebagai lagu kebangsaan pertama kali dinyanyikan pada Kongres Pemuda II tanggal 28
Oktober 1928.
Semboyan Negara Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda
tetapi tetap satu jua. Semboyan ini dirumuskan oleh para the founding fathers mengacu pada
kondisi masyarakat Indonesia yang sangat pluralis yang dinamakan oleh Herbert Feith
(1960), Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna juga bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang heterogen, tak ada negara atau bangsa lain yang menyamai Indonesia
dengan keanekaragamannya, namun tetap berkeinginan untuk menjadi satu bangsa yaitu
bangsa Indonesia.
Dasar Falsafah Negara Pancasila Pancasila memiliki sebutan atau fungsi dan kedudukan
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai dasar negara, ideologi
nasional, falsafah negara, pandangan hidup bangsa, way of life, dan banyak lagi fungsi
Pancasila. Pancasila sebagai identitas nasional memiliki makna bahwa seluruh rakyat
Indonesia seyogianya menjadikan Pancasila sebagai landasan berpikir, bersikap, dan
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Cara berpikir, bersikap, dan berperilaku bangsa
Indonesia tersebut menjadi pembeda dari cara berpikir, bersikap, dan berperilaku bangsa
lain.
Disadari bahwa rendahnya pemahaman dan menurunnya kesadaran warga negara dalam
bersikap dan berperilaku menggunakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara khususnya pada era reformasi bangsa Indonesia bagaikan
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan nasional negara- bangsa
Indonesia.
Ketiga, identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa Indonesia. Dengan
saling mengenal identitas, maka akan tumbuh rasa saling hormat, saling pengertian (mutual
understanding), tidak ada stratifikasi dalam kedudukan antarnegara-bangsa. Dalam
berhubungan antarnegara tercipta hubungan yang sederajat/sejajar, karena masing-masing
mengakui bahwa setiap negara berdaulat tidak boleh melampaui kedaulatan negara lain.
Sementara itu, pengertian dari para ahli atau pakar asing mengenai integrasi
nasional adalah,"Integrasi nasional adalah kesadaran identitas bersama di antara
warga negara. Ini berarti bahwa meskipun kita memiliki kasta yang berbeda, agama
dan daerah, dan berbicara bahasa yang berbeda, kita mengakui kenyataan bahwa
kita semua adalah satu. Jenis integrasi ini sangat penting dalam membangun suatu
bangsa yang kuat dan makmur". Kurana (2010).
1. Aspek integrasi nasional
Aspek politik
Aspek ekonomi
Indonesia adalah negara yang telah berhasil terbebas dari jeratan penjajahan di Nusantara
dengan adanya gerakan-gerakan persatuan yang berhasil meyakinkan penduduk Indonesia
pada masa itu untuk bersatu bersama demi memperoleh kemerdekaan sejatinya. Dalam proses
mencapai persatuan ini tentunya tidaklah mudah karena karakterisitk dari penduduk
Indonesia pada masa itu yang sangat beragam dan tak jarang bertolak belakang antara satu
sama lain. Persatuan yang terjalin itu tentunya tidak terbentuk sekelibat mata saja, tetapi
memerlukan pengorbanan dan evaluasi secara terus menerus hingga muncul kesadaran akan
pentingnya persatuan dan keinginan untuk bersatu melawan ancaman yang ada. Proses
terbentuknya persatuan bangsa Indonesia ini lah yang menjadi cikal bakal dari integrasi
nasional yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia hingga pada saat ini.
Integrasi nasional adalah suatu hal yang mempersatukan segala perbedaan yang ada dalam
masyarakat dan menjadikan suatu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Menurut salah satu
ilmuwan Indonesia, Saffroedin Bahar, integrasi nasional ialah upaya menyatukan seluruh
unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya. Kemudian, Nazaruddin Sjamsuddin
juga memaparkan bahwa integrasi nasional merupakan proses penyatuan suatu bangsa yang
mencakup semua aspek kehidupan, yaitu sosial, budaya, politik, dan ekonomi. Dari definisi-
definisi tersebut, integrasi nasional dapat dimaknai sebagai suatu konsep persatuan bangsa
Indonesia yang berdiri di atas kesatuan unsur-unsur kenegaraan dan kemasyarakatan.
Menelaah dari sejarah panjang perjuangan Indonesia, integrasi nasional merupakan salah satu
alasan utama dari keberhasilan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan seutuhnya.
Sekarang ini, integrasi nasional bukan lagi hanya sebagai alat pemeseratu bangsa melawan
penjajahan saja, tetapi juga telah menjadi komponen utama dalam menjaga dan
mempertahankan kesatuan bangsa Indonesia sendiri. Namun, apakah nilai dari integrasi
nasional itu masih dipandang penting oleh bangsa Indonesia sekarang ini? Jika bercermin
pada keadaan Indonesia sekarang ini, nyatanya nilai dari integrasi nasional di tengah-tengah
kehidupan bangsa Indonesia sudah cukup memudar jika dibandingkan pada masa awal
kemerdekaan banga Indonesia. Pada mulanya, musuh utama dari integrasi nasional adalah
para penjajah yang telah menyengsarakan kehidupan masyarakat, namun, ancaman utama
dari integrasi nasional sekarang ini adalah bangsa Indonesia itu sendiri. Seperti kata-kata
president pendahulu, Ir. Soekarno, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir para
penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”.
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa di dunia dengan tingkat keberagaman tertinggi
tentunya akan sangat rentan dengan masalah persatuan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi
masyarakat sekarang ini yang semakin lama semakin sering menunjukkan perpecahan antar
masyarakat yang berbeda. Penyebab dari perpecahan ini tentunya adalah perbedaan dan
rendahnya toleransi dan pemahaman atas karakteristik yang berbeda. Kasus-kasus yang
mengancam integrasi nasional itu, seperti kasus penistaan atas agama, suku bangsa, dan
atribut negara, kasus diskriminasi antar sesame masyarakat Indonesia yang berbeda,
kesenjangan sosial dan ekonomi yang terlalu timpang di masyarakat, dan banyak lagi. Untuk
itu, diperlukan pembinaan untuk masyarakat Indoneisa agar dapat kembali mengingat dan
mengimplementasikan nilai-nilai integrasi nasional dalam setiap pemikiran, tindakan, dan
perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan begitu,
diharapkan bangsa Indonesia dapat kembali membangun bangsa yang bersatu dan kuat
dengan berlandaskan pada pemikiran yang kokoh terhadap pentingnya memahami dan
menjiwai nilai-nilai persatuan sebagaimana yang juga tercantum dalam sila ketiga Pancasila.
Namun, mencapai integrasi nasional bukanlah tugas yang mudah karena banyak tantangan
yang harus diatasi. Tantangan utama berupa adanya perbedaan etnis, bahasa, dan budaya di
antara warga suatu negara. Perbedaan tersebut dapat menimbulkan ketegangan dan konflik
yang berujung pada keresahan sosial bahkan kekerasan. Selain itu, maraknya sikap
ekstremisme agama, kebencian di antara perbedaan, kemiskinan, dan pengangguran juga
menjadi ancaman bagi integrasi nasional.
Untuk mendorong integrasi nasional, sejumlah langkah perlu diambil. Langkah pertama
adalah mempromosikan persatuan dan kohesi nasional dengan mendorong interaksi dan
pemahaman di antara komunitas dan budaya yang berbeda. Ini dapat dicapai melalui program
pendidikan yang menitikberatkan pada nilai-nilai persatuan (seperti Pancasila), kegiatan
budaya, kegiatan yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme, dan acara olahraga. Langkah
penting lainnya adalah memastikan hak dan kesempatan yang sama bagi semua warga
negara, terlepas dari latar belakang atau budaya mereka. Ini akan membantu menghilangkan
perasaan diskriminasi dan ketidaksetaraan, serta menumbuhkan rasa memiliki di antara
semua warga negara.
1. Model Integrasi Imperium Majapahit Model integrasi yang pertama ini masih bersifat
kemaharajaan (imperium) Majapahit. Struktur kemaharajaan yang begitu luas ini
berstruktur konsentris. Konsentris kerajaan Majapahit terdapat tiga bagian. Tiga bagian
konsentris tersebut adalah wilayah inti kerajaan, wilayah di luar Jawa, dan tanah sabrang.
Konsentris pada wilayah inti kerajaan meliputi pulau Jawa dan Madura yang dipimpin
langsung oleh raja dan saudara-saudaranya. Konsentris pada wilayah di luar Jawa atau
mancanegara dan pesisir yang merupakan kerajaan-kerajaan otonom.
3. Model Integrasi Kolonial Model integrasi kedua merupakan integrasi kolonial atau lebih
tepat disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia-Belanda yang baru sepenuhnya
dicapai pada awal abad ke-XIX dengan wilayah yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke. Pemerintah kolonial dapat membangun integrasi wilayah dengan
menguasai wilayah maritim, sedangkan integrasi pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial yang terdiri dari ambtenaar-ambtenaar
(pegawai) Belanda dan pribumi yang tidak mempunyai jaringan dengan massa rakyat.
Maka dari itu, pemerintah kolonial tidak memiliki dukungan dari rakyat Indonesia.
Maka dapat dikatakan bahwa integrasi model kolonial tidak dapat menyatukan
keberagaman bangsa Indonesia. Tetapi, integrasi kolonial hanya bermaksud untuk
menciptakan kesetiaan tunggal pada penguasa kolonial.
3. Model Integrasi Nasional Indonesia Model integrasi ketiga merupakan sebuah proses
berintegrasinya negara Indonesia sejak merdeka pada tahun 1945. Integrasi model ini
sangat berbeda dengan integrasi kolonial. Pada integrasi kolonial hanya bermaksud agar
rakyat jajahan mendukung pemerintah kolonial.
Sedangkan pada model integrasi ini bermaksud untuk membentuk kesatuan yang baru
yaitu bangsa Indonesia yang merdeka dan memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme)
yang baru. Model integrasi nasional ini diawali dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa,
khususnya pada diri orang-orang Indonesia yang mengalami proses pendidikan sebagai
dampak dari politik etis pemerintah kolonial Belanda. Maka dari itu, kaum terpelajar telah
menyadari bahwasanya bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terjajah dan harus
berjuang meraih kemerdekaan agar menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur serta dapat memiliki derajat yang sama dengan bangsa-bangsa lainnya.
Sehingga mereka yang berasal dari berbagai daerah berkumpul dan bersatu untuk
mendirikan berbagai macam organisasi pergerakan nasional, baik yang bersifat keagamaan,
kepemudaan, kedaerahan, dan masih banyak lainnya. Dalam sejarahnya, penumbuhan
kesadaran berbangsa tersebut dilakukan dengan melalui beberapa tahapan-tahapan, yaitu
sebagai berikut :
3) Masa Percobaan Pada masa ini bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan
mencoba meminta kemerdekaan dari Belanda. Organisasi pergerakan yang tergabung dalam
GAPI (Gabungan Politik Indonesia) pada tahun 1938 mengusulkan agar Indonesia
Berparlemen. Namun, perjuangan untuk merdeka tidak berhasil.
4) Masa Pendobrak Pada masa ini semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia dapat
mendobrak penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan. Kemerdekaan bangsa Indonesia
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itulah bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang merdeka, bebas, dan sederajat dengan bangsa lain. Nasionalisme telah
mendasari bagi pembentukan negara kebangsaan Indonesia yang modern. Pada sisi
politik, proklamasi kemerdekaan merupakan sebuah pernyataan bahwa bangsa Indonesia
telah merdeka, bebas di penjajahan, dan sederajat dengan bangsa lain. Selain dari sisi
politik ada juga dari sisi sosial budaya. Pada sisi sosial budaya proklamasi kemerdekaan
merupakan “revolusi intergratifnya” bangsa Indonesia, dari bangsa yang terpisah dengan
memiliki keberagaman menjadi bangsa yang satu, yaitu bangsa Indonesia.
KESIMPULAN
http://web.if.unila.ac.id/irfanpramuditya/2020/04/03/hakikat-pendidikan-kewarganegaraan-
dalam-mengembangkan-kemampuan-utuh-sarjana-atau-profesional/
https://www.coursehero.com/file/91589481/tugas-pkngdocx/#:~:text=Dengan
%20PendidikanKewarganegaraan%20para%20Sarjana,dalam%20berkehidupanberbangsa
%20dan%20bernegara
https://fatmadanis.wordpress.com/2020/11/13/sumber-historis-sosiologis-dan-politik-
tentang-pendidikan-kewarganegaraan/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-jakarta/kewarganegaraan/
bagaimana-esensi-dan-urgensi-identitas-nasional-sebagai-salah-satu-determinan-
pembangunan-bangsa-dan-karakter/7616882
https://repository.unikom.ac.id/52929/1/Integrasi%20Nasional.pdf
https://mediapembelajaranmatematikaberbasisictblog.wordpress.com/2017/04/11/urgensi-
integrasi-nasional-sebagai-salah-satu-parameter-persatuan-dan-kesatuan-bangsa/
https://binus.ac.id/character-building/2023/02/integrasi-nasional-bangsa-indonesia-di-era-
sekarang/
https://www.google.com/amp/s/amp.suara.com/news/2020/12/04/202653/apa-itu-integrasi-
nasional-inilah-aspek-jenis-dan-pendekatannya