Anda di halaman 1dari 2

Konsep dan Urgensi PKn

A. Alasan perlunya PKn di Perguruan Tinggi


Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran wajib untuk
dipelajari dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Itu dikarena kita perlu diberi
wawasan dan pendidikan untuk cinta tanah air dan bela negara. Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) juga memberikan perhatiannya kepada pengembangan nilai, moral,
dan sikap perilaku mahasiswa. Misi dari Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sendiri adalah
mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejatinya, Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) mengajarkan mahasiswa bagaimana menjadi warga negara yang
baik, yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila yang merupakan dasar negara Republik
Indonesia.
Dasar mengapa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diajarkan sampai tingkat Perguruan
Tinggi adalah Pasal 37 ayat (1) dan (2)UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan pasal tersebut kita mengetahui, bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
wajib dan sangat diperlukan karena memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara serta
pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara.
Dalam hal ini, kita sebagai mahasiswa diajarkan untuk menjadi lebih demokratis dan lebih
kritis terhadap masalah-masalah yang sedang terjadi baik secara internal maupun eksternal.
Tidak berupa teori saja yang diberikan, namun juga memberikan sentuhan moral dan sikap
sosial. Menyaring dan memilah budaya dari luar agar sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia yaitu Pancasila.
Pendidikan Kewarganegaaraan adalah salah satu upaya untuk membangkitkan kembali
semangat kebangsaan, khususnya mahasiswa dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan
mengukuhkan semangat bela negara. Tujuannya agar kita memiliki akan kesadaran cinta
tanah air, mengetahui tentang hak dan kewajiban dalam usaha pembelaan negara, serta
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

B. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang PKn di Indonesia


Secara historis, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sudah dimulai jauh sebelum
Indonesia diproklamasikan sebagai negara merdeka. Dalam sejarah kebangsaan
Indonesia, berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908 disepakati sebagai Hari
Kebangkitan Nasional karena pada saat itulah dalam diri masyarakat pada saat itu
mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa. Setelah berdiri Boedi Oetomo, berdiri pula
organisasi-organisasi pergerakan lain seperti Syarikat Islam, Muhammadiyah,
Indische Party, PSII, PKI, NU, dan organisasi lainnya yang tujuan akhirnya ingin
melepaskan diri dari penjajahan pada saat itu. Organisasi tersebut bergerak untuk
membangun rasa kebangsaan. Lalu Indonesia sebagai negara merdeka dan bercita-
cita sebagai negara yang mandiri yang lepas dari penjajahan dan ketergantungan
terhadap kekuatan asing. Inilah cita-cita yang dapat dikaji dari karya para Pendiri
Negara-Bangsa (Soekarno dan Hatta).
Secara sosiologis, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia dari zaman ke
zaman mengalami perubahan sesuai dengan keadaan masyarakat pada saat itu
seperti istilah waktu dulu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn). Menurut pandangan sosiologis,
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari
maupun dalam berbangsa dan bernegara. Hal ini dikarena kan Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) merupakan dasar kita dalam menjalani hidup.
Secara politik, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat diperlukan. Dalam hal
tersebut kita dilatih agar selalu berfikir kritis, analitis bersikap, dan bertindak
demokratis dalam kehidupan politik yang berdasarkan Pancasila dan UUD1945.

C. Argumen tentang dinamika dan tantangan PKn untuk masa depan


Sudah merupakan kenyataan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) telah
mengalami beberapa kali mobilitas, baik secara tujuan, orientasi, materi, metode
bahkan sistem evaluasi. Semua perubahan tersebut dapat diketahui dari kurikulum
yang pernah berlaku di Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat erat hubungannya dengan dinamika
dan tantangan. Kenapa? Karena Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah
mengenai sikap dan perilaku warga negara dalam menghadapi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Seperti dari pejabat tinggi negara
hingga rakyat biasa, setiap unsur tersebut memiliki peran dan fungsi yang berbeda
sehingga mereka bersifat dinamis. Oleh karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) harus bisa menyesuaikan dengan dinamika dan tantangan sikap serta
perilaku warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

D. Esensi dan Urgensi PKn untuk masa depan


Pernahkah kita berpikir, misalnya berapa lama lagi Republik Indonesia akan eksis?
Apakah ada jaminannya bila Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat eksis untuk 100
tahun lagi, 50 tahun lagi, 20 tahun lagi? Atau bagaimana caranya Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) untuk menghadapi tantangan masa depan yang tidak menentu dan
tidak ada kepastian?
Tentu saja nasib kita sebagai Bangsa Indonesia tidak bisa ditentukan oleh bangsa lain,
melainkan kita harus bergantung dengan kemampuan bangsa kita sendiri. Apakah kita bisa
menjadikan Indonesia berjaya dengan menjadi negara yang adil dan makmur dengan bebas
korupsi di masa depan? Lalu menjadi negara yang dihormati oleh bangsa lain?Semuanya
sangat tergantung kepada kita sebagai bangsa Indonesia. Demikian pula untuk masa depan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat ditentukan oleh eksistensi konstitusi negara dan
bangsa Indonesia.

E. Contoh-contoh praktik kewarganegaraan


Dari hal yang telah dijelaskan atau disebutkan. Kita bisa menerapkannya dengan
memperkokoh tali persaudaraan kita dengan sikap toleransi. Kenapa? Karena negara kita
merupakan negara yang kaya akan budaya, bahasa, ras, suku, dan agama. Oleh karena itu
dengan kita mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai mata kuliah umum
yang wajib kita pelajari. Akhir-akhir ini sikap toleransi sudah memudar dikalangan
masyarakat. Mereka saling memikirkan kepentingan pribadi mereka. Tidak memandang
benar atau salah, melainkan mencari kesalahan. Padahal kita telah diajarkan untuk tidak
mencari kesalahan dan tidak membeda-bedakan antar sesama karena kita Satu Nusa, Satu
Bangsa, Satu Bahasa.
Negara kita bisa sampai pada saat seperti ini karena saling memiliki tujuan yang sama.
Yaitu ingin melepaskan diri dari penjajahan. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda
harus melanjutkan mimpi-mimpi yang belum sempat di realisasikan oleh generasi pendahulu
kita. Kita sebagai generasi baru harus bisa menerima dan memilih apa yang benar dan apa
yang salah. Karena kita merupakan penerus bangsa yang akan menjadikan Bangsa
Indonesia lebih maju dan sejahtera dari bangsa-bangsa lainnya.

Anda mungkin juga menyukai