NIM : 19004013
Materi pendidikan kewarganegaraan yang baik adalah apa yang ada pada
kehidupan warga negara itu sendiri. Hal ini berarti bahwa pendidikan kewarganegaraan
harus dapat menyajikan realitas kehidupan berbangsa dan bernegara yang mencakup
kehidupan masyarakat, politik dan pemerintahan.
1. Kajian berbagai konsep yang bersifat universal, seperti HAM, demokrasi, open
society, order politik.
2. Sistem dan sejarah politik Indonesia, seperti Pancasila dan UUD 1945 berikut sejarah
dan situasi kelahirannya
3. Bentuk pemerintahan dan sistem politik Indonesia
4. Warga negara sebagai aktor utama dan hakhak politiknya
5. Civic education, politik, pemerintahan, dan demokrasi ditinjau dari perspektif Islam.
(Zamroni, 2007 hal 139)
Secara sosiologis, PKN Indonesia dilakukan pada tatanan sosial kultural oleh
para pemimpin di masyarakat yang mengajak untuk mencintai Tanah air dan bangsa
Indonesia. PKn dalam dimensi sosiologis sangat diperlukan oleh masyarakat dan
akhirnya negara-bangsa untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan eksistensi
negara-bangsa. Secara sosiologis, PKn Indonesia sudah sewajarnya mengalami
perubahan mengikuti perubahan yang terjadi di masyarakat.
Secara politis, PKN Indonesia lahir karena tuntunan konstitusi atau UUD 1945
dan sejumlah kebijakan pemerintah yang berkuasa sesuai dengan masanya. Secara politis,
pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan sekolah dapat digali dari
dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat diidentifikasi dari pernyataan
Somantri (1972) bahwa pada masa Orde Lama mulai dikenal istilah: (1)
Kewarganegaraan (1957); (2) Civics (1962); dan (3) Pendidikan Kewargaan Negara
(1968). Pada masa awal Orde Lama sekitar tahun 1957, isi mata pelajaran PKn
membahas cara pemerolehan dan kehilangan kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics
(1961) lebih banyak membahas tentang sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-
pidato politik kenegaraan yang terutama diarahkan untuk "nation and character building”
bangsa Indonesia. (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2016, hal 11-17)
Era globalisasi yang ditandai oleh perkembangan yang begitu cepat dalam bidang
teknologi informasi mengakibatkan perubahan dalam semua tatanan kehidupan termasuk
perilaku warga negara, utamanya peserta didik. Kecenderungan perilaku warga negara
ada dua, yakni perilaku positif dan negatif. PKn perlu mendorong warga negara agar
mampu memanfaatkan pengaruh positif perkembangan iptek untuk membangun negara-
bangsa. Sebaliknya PKn perlu melakukan intervensi terhadap perilaku negatif warga
negara yang cenderung negatif. Oleh karena itu, kurikulum PKn termasuk materi,
metode, dan sistem evaluasinya harus selalu disesuaikan dengan perkembangan IPTEK.
(Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2016, hal 17-20)
Nasib sebuah bangsa tidak ditentukan oleh bangsa lain, melainkan sangat
tergantung pada kemampuan bangsa sendiri. Demikian pula untuk masa depan PKN
sangat ditentukan oleh eksistensi konstitusi Negara dan bangsa Indonesia. PKN akan
sangat dipengaruhi oleh konstitusi yang berlaku dan perkembangan tuntutan kemajuan
bangsa. Bahkan yang lebih penting lagi, akan sangat ditentukan oleh pelaksanaan
konstitusi yang berlaku. (Damri, MP dan Putra, FE. 2020 hal 14)
1. Karena hancurnya berbagai macam nilai demokrasi pada masyarakat itu sendiri.
2. Pudarnya nilai-nilai kewarganegaraan dan juga nilai komunitas pada masyarakat.
3. Kemunduran dari nilai toleransi dalam masyarakat.
4. Melemahnya nilai-nilai keluarga.
5. Pudarnya nilai-nilai kejujuran.
6. Maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam masyarakat dan dalam
penyelengaraan terhadap pemerintah.
7. Terjadi kerusakan pada sistem dan juga kehidupan ekonomi.
8. Terjadinya berbagai macam pelanggaran terhadap nilai berbangsa dan juga bernegara.
(Damri, MP dan Putra, FE. 2020 hal 15)
E. CONTOH-CONTOH PRAKTIK KEWARGANEGARAAN
Osa Juarsa, Puspa Djuwita. Pengembangan dan Penyusunan Bahan Ajar Mata Kuliah
Pendidikan Kewargaan Negara sesuai Kebutuhan Mahasiswa dan Masyarakat pada
Program PGSD FKIP Unib. Jurnal Pembelajaran dan Pengajaran Pendidikan Dasar. 3
(2) : 169 – 175.