Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN BUKU TEKS


“Teknis Penulisan Bahan Ajar“

Dosen Pengampu:
Dra. Eldarni, M.Pd.
Elsa Rahmayanti, M.Pd

Disusun Oleh:

Fadhilaturrahmy 19004010
Frety Febriyenti 19004012
Gina Sonia 19004013
Rahmi Ridhoni 19004023
Salma Arisa Helmi 19004026

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas ridho
dankarunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pengembangan Bahan
Ajar dan Buku Teks tentang “Teknis Penulisan Bahan Ajar”
Dalam penyusunan makalah ini mungkin kami mengalami kesulitan dan kendala
yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan wawasan serta pola
pikir kami. Namun berkat keyakinan, keinginan, dan usaha dengan sungguh-sungguh
akhirnya semuahambatan itu dapat kami atasi dengan baik.
Kami menyadari sedalam-dalamnya bahwa kami tidaklah sempurna dalam
pembuatanmakalah ini. Dengan demikian kami berharap dengan dibuatnya makalah ini
dapat memenuhi persyaratan dalam Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran ini dan dapat
bermanfaat bagi kami serta para pembaca lainnya.
Tidak lupa kami berterimakasih kepada rekan-rekan yang telah banyak
membantudalam proses pembuatan Makalah ini. Sekian dari kami.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Padang , 15 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

COVER

ii
KATA PENGANTAR........................................................................................…ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6

A. Pengertian Teknik Penulisan Bahan Ajar.....................................................6

B. Macam-Macam Teknik Penulisan Bahan Ajar.............................................6

BAB III PENUTUP..............................................................................................16

A. Kesimpulan.................................................................................................16

B. Saran............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses belajar mengajar. Ia dapat
membantu guru dan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran, sehinggan guru tidak
terlalu banyak menyajikan materi. Disamping itu, bahan ajar dapat menggantikan
sebagian peran guru dan mendukung pembelajaran individual. Hal ini akan memberi
dampak positif bagi guru, karena sebagian waktunya dapat dicurahkan untk
membimbing belajar siswa. Dampak positifnya bagi siswa, dapat mengurangi
ketergantungan pada guru dan membiasakan belajar mandiri. Hal ini juga
mendukung prinsip belajar sepanjang hayat (life long education).
Bahan ajar adalah berbeda dengan buku teks. Bahan ajar yang baik
dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional. Guru dapat menulis sendiri
bahan ajar yang ingin digunakan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun,
guru juga dapat memanfaatkan buku teks atau bahan dan informasi lainnya yang
sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali atau ditata sedemikian rupa sehingga
dapat menjadi bahan ajar. Bahan ajar biasanya dilengkapi dengan pedoman untuk
siswa dan guru. Pedoman berguna untuk mempermudah siswa dan guru
mempergunakan bahan ajar.
Komponen utama bahan ajar adalah: a) tinjauan materi, b) pendahuluan
setiap bab, c) penutup setiap bab, d)daftar pustaka, dan e) senarai. Setiap komponen
mempunyai sub-sub komponen yang saling berintegrasi satu sama lain. Susunan
komponen-komponen dan sub-sub komponen bahan ajar sama dengan strategi
pembelajaran yang lazim digunakan guru dalan kegiatan belajar mengajar.
Selain itu, bahan ajar biasanya dilengkapi dengan berbagai macam ilustrasi.
Ilustrasi memegang peranan penting dalam bahan ajar, karena dapat memperjelas
konsep, pesan, gagasan, atau ide yang disampaikan dalam bahan ajar. Selain itu
Ilustrasi yang menarik ditambah tata letak yang tepat, dapat membuat bahan ajar
menarik untuk dipelajari. Disamping komponen-komponen bahan ajar dan ilustrasi,
bahan ajar yang baik dan menarik mempersyaratkan penulisan yang menggunakan
ekspresi tulis yang efektif. Ekspresi tulis yang baik akan dapat mengkomunikasikan

4
pesan, gagasan, ide, atau konsep yang disampaikan dalam bahan ajar kepada
pembaca/pemakai dengan baik dan benar. Ekspresi tulis juga dapat menghindarkan
salah tafsir atau pemahaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teknik penulisan bahan ajar
2. Apa saja macam-macam teknik penulisan bahan ajar
3. Apa Komponen-komponen teknik komplilasi dan prosedur
4. Apa Komponen-komponen mengemas kembali dan prosedur penulisannya
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian teknik penulisan bahan ajar
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam teknik penulisan bahan ajar
3. Untuk mengetahui komponen-komponen teknik komplilasi dan prosedur
4. Untuk mengetahui apa komponen-komponen mengemas kembali dan prosedur
penulisannya

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Penulisan Bahan Ajar


Penyusunan bahan ajar, baik untuk proses instruksioal jarak jauh maupun
langsung adanya tatap muka antara pendidik/pengajar dengan peserta didik
merupakan sebuah ciri dari sebuah sistem instruksional. Bahan ajar harus disusun
berdasarkan rencana kegiatan belajar mengajar yang telah ditetapkan. Untuk
membantu mencapai sasaran, maka bahan ajar yang dibuat juga harus mendukung
kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai kompetensi yang diinginkan. Siswa
atau mahasiswa sekarang ini cenderung akan mendapatkan informasi dari berbagai
sumber informasi, seperti televisi, internet, dan lainnya, untuk itu bahan ajar yang
dikemas sebaiknya juga menyertakan informasi-informasi terbaru yang telah ada,
dan hal ini memang akan mempersulit untuk membuat sebuah bahan ajar yang
mutakhir atau terbaru. Untuk menyiasati hal tersebut, maka dalam bahan ajar
nantinya dapat dikembangkan kemampuan peserta didik untuk menggali lebih besar
lagi dari lingkungannya.
Pengembangan suatu bahan ajar harus didasarkan pada analisis kebutuhan
peserta didik. Alur pengembangan bahan ajar menunjukkan bahwa setelah
pengembangan bahan ajar harus diberikan pedoman peserta didik dan pedoman
pengajaran yang kesemuanya tetap didasarkan pada rencana kegiatan pembelajaran.
Menurut Panen dan Purwanto (2004), penyusunan bahan ajar dapat
dilakukan melalui beragam cara, dari yang termurah sampai yang termahal, dari
yang paling sederhana sampai yang tercanggih. Mulai dari ide, pemikiran dan gaya
bahasa sendiri, sampai dengan penulisan dengan banyak kutipan.Secara umum ada
tiga cara yang dapat ditempuh dalam menyusun bahan ajar cetak, yaitu:
1. Menyusun sendiri (starting from scratch)
2. Pengemasan kembali informasi (information repackagin atau text
transformation)
3. Penataan informasi (compilation atau wrap around text)
B. Macam-Macam Teknik Penulisan Bahan Ajar
1. Teknik Kompilasi

6
a. Pengertian Kompilasi
Secara etimologis, “kompilasi” berarti kumpulan/himpunan yang
tersusun secara teratur. Kompilasi diambil dari compilation (Inggris) atau
compilatie (Belanda) yang diambil dari kata compilare, artinya
mengumpulkan bersama-sama, seperti mengumpulkan peraturan-peraturan
yang tersebar berserakan di mana-mana. Istilah ini kemudian dipergunakan
dalam bahasa Indonesia kompilasi, sebagai terjemahan langsung.
Dalam kamus Webster’s Word University, kompilasi (compile)
didefinisikan: “mengumpulkan bahan-bahan yang tersedia ke dalam bentuk
teratur, seperti dalam bentuk sebuah buku, mengumpulkan berbagai macam
data”. Kamus New Standard yang disusun oleh Funk dan Wagnalls,
mengartikan: Suatu proses kegiatan pengumpulan berbagai bahan untuk
membuat sebuah buku, tabel, statistik atau yang lain dan mengumpulkannya
seteratur mungkin setelah sebelumnya bahan-bahan tersebut diseleksi.
Sesuatu yang dikumpulkan seperti buku yang tersusun dari bahan-bahan
yang diambil dari sumber buku-buku. Menghimpun atau proses
penghimpunan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompilasi
adalah suatu kegiatan pengumpulan dari berbagai bahan tertulis yang
diambil dari berbagai buku maupun tulisan mengenai sesuatu persoalan
tertentu. Pengumpulan bahan dari berbagai sumber yang dibuat oleh
beberapa penulis yang berbeda untuk ditulis dalam suatu buku tertentu,
sehingga dengan kegiatan itu semua bahan yang diperlukan akan dapat
ditemukan dengan lebih mudah.
b. Prosedur Penyusunan Kompilasi
Untuk menyusun sebuah bahan ajar kompilasi terdapat beberapa
langkah yang harus dilakukan antara lain yaitu:
1) Kumpulkan seluruh bahan yang akan dijadikan acuan, seperti yang
tercantum dalam GBPP atau silabus.
2) Tentukan bagian-bagian buku atau sumber yang sesuai GBPP atau
silabus
3) Fotocopy seluruh bagian sumber yang digunakan per pokok bahasan

7
4) Pilah-pilahlah berdasarkan urutan pokok bahasan
5) Buatlah halaman penyekat untuk masing-masing pokok bahasan
6) Jilidlah dengan rapi
Kompilasi disusun sendiri oleh guru dengan mengumpulkan bahan
yang ada sehingga kompilasi memiliki kelebihan yaitu materi yang
disajikan akan lebih sesuai dengan tujuan masing-masing SK dan KD
materi. Selain itu kekurangan materi masing-masing buku dapat
ditanggulangi dengan kompilasi ini karena kompilasi memang sengaja
disusun oleh guru dari beberapa sumber yang ada sehingga memudahkan
siswa mencari informasi. Namun kompilasi juga memiliki kekurangan dari
segi penyajian visualnya. Jika guru yang menulis kompilasi kurang kreatif
dalam penyajian, tidak akan memberikan motivasi kepada siswa untuk
membacanya.
c. Kelebihan dan kekurangan kompilasi
Kompilasi disusun sendiri oleh guru dengan mengumpulkan bahan
yang ada sehingga kompilasi memiliki kelebihan yaitu materi yang
disajikan akan lebih sesuai dengan tujuan masing-masing SK dan KD
materi. selain itu kekurangan materi masing-masing buku dapat
ditanggulangi dengan kompilasi ini karena kompilasi memang sengaja
disusun oleh guru dari beberapa sumber yang ada sehingga memudahkan
siswa mencari informasi. Namun kompilasi juga memiliki kekurangan dari
segi penyajian visualnya. Jika guru yang menulis kompilasi kurang kreatif
dalam penyajian, tidak akan memberikan motivasi kepada siswa untuk
membacanya
d. Komponen yang Harus Ada
2. Mengemas Kembali
a. Pengertian Kemas Ulang Informasi
Kemas ulang informasi dalam bahasa Inggris adalah repackaging
information. Istilah lain kemas ulang infomasi adalah pengemasan
informasi. Beberapa literatur mengungkapkan bahwa pengemasan tidak
hanya terbatas pada informasi namun juga pada dokumentasinya. Pada
prosesnya, kemas ulang informasi mencakup kegiatan sebelum proses

8
(reprocessing) dan pada saat pengemasan (packaging). Kualitas pengemasan
tidak dilihat pada peningkatan nilai isi informasinya, melainkan pada sisi
pemanfaatannya. Kemas ulang informasi merupakan kegiatan penataan
ulang yang dimulai dari menyeleksi berbagai informasi dari sumber yang
berbeda, mendata informasi yang relevan, menganalisis, mensintesa, dan
menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Dalam pengemasan kembali informasi, penulis tidak menulis bahan
ajar sendiri dari awal, tetapi penulis memanfaatkan buku-buku teks dan
informasi yang sudah ada untuk dikemas kembali sehingga berbentuk bahan
ajar yang memenuhi karakteristik bahan ajar yang baik, dan dapat
dipergunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses instruksional.
b. Tujuan dan Fungsi Kemas Ulang Informasi
Tujuan utama kemas ulang informasi adalah untuk menyajikan
informasi ke dalam bentuk kemasan agar informasi tersebut lebih dapat
diterima, lebih mudah dimengerti, dan dimanfaatkan pengguna. Sementara
menurut Agada (1995) tujuan kemas ulang informasi adalah untuk
menempatkan, menemukan kembali, mengevaluasi, menginterpretasikan
dan mengemas informasi tentang subjek tertentu dalam rangka efektifitas
dan efisiensi waktu, tenaga, biaya yang semua diperuntukkan bagi
pengguna.
Dari berbagai literatur, tujuan kemas ulang informasi dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Memudahkan untuk memperoleh dan mendapatkan informasi.
2) Mempercepat penelusuran dan penemuan kembali informasi.
3) Mengevaluasi dan memberikan penafsiran seberapa jauh tingkat
pemanfaatannya.
4) Memberikan kepuasan kepada pengguna.
5) Mengawetkan koleksi, khususnya jika dikemas dari bentuk tercetak ke
bentuk digital.
6) Memudahkan pustakawan mengatur koleksi yang semakin bertambah
banyak.
7) Menghemat ruang dan rak untuk menyimpan koleksi tercetak.

9
8) Memudahkan penelusuran apalagi jika sudah dientri dalam pangkalan
data.
9) Mudah dibawa dan ditransfer dalam jejaring perpustakaan lain untuk
sharing dan transfer pengetahuan maupun pengalaman antar pustakawan.
Adapun fungsi kegiatan kemas ulang informasi, antara lain:
1) Memudahkan pengguna dalam memilih informasi.
2) Menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
3) Sarana penyebaran informasi yang efektif dan efisien.
4) Sebagai alat penerjemah terhadap suatu hal dengan cepat.
5) Mempercepat proses aplikasi hasil penelitian.
6) Menyediakan informasi secara cepat dalam memenuhi kebutuhan
pengguna.
c. Prosedur
Sebelum melakukan kemas ulang informasi, perlu diketahui
langkah-langkahnya, yaitu:
1) Analisa kebutuhan (need analysis), mendiagnosis dan menganalisis
kebutuhan informasi yangdibutuhkan pengguna.
2) Memeriksa atau mensurvei profil pengguna dengan mempelajari dan
mengkaji datapermintaan pengguna baik melalui kuesioner, surat,
usulan, maupun dengan mencermati latarbelakang subyek pengguna.
3) Mendaftar dan mengidentifikasi tujuan pengemasan informasi.
4) Menyeleksi dan mengklasifikasi sumber informasi berdasarkan bidang
ilmu/subyek yangdilayani.
5) Menentukan sasaran audience, bentuk kemasan, dan membuat time
schedule serta merancangbiaya.
6) Memilih, menyeleksi dan menentukan sumber/materi pustaka sesuai
dengan topik dancakupannya.
7) Menentukan strategi dalam mencari jenis sumber informasi yang dapat
membantumenemukan informasi yang dibutuhkan.
8) Menentukan lokasi informasi dan bagaimana cara mengaksesnya
apakah menggunakankatalog perpustakaan, indeks, internet, maupun
CD-ROM.

10
9) Mengemas kembali informasi dengan cara mensintesa ke dalam
bentuk/format kemasaninformasi sesuai dengan kebutuhan pemakai.
10) Melakukan pengontrolan dan pemantauan selama kegiatan pengemasan
berlangsung,meliputi: kemasan yang dibuat, validitas dan reliabilitas
informasi, proses pembuatan, maupun timbal balik dari pengguna.
11) Menetapkan cara dan sistem penyebarluasan kemasan informasi yang
sudah jadi.
12) Mentransfer informasi dalam bentuk tercetak (printed out) maupun
basis data baik ke disket,CD-R/RW, CD-ROM, flash disk/USB untuk
keperluan penyebaran.
13) Mendistribusikan, menyebarkan, mendiseminasikan, memasarkan
kemasan informasi dengancara promosi maupun pendidikan pemakai.
14) Menyampaikan kemasan informasi berupa paket maupun lembar
informasi kepada pengguna.Hal ini bisa dilakukan baik secara langsung
(face to face, door to door), telepon, via surat/pos,email, faksimil
maupun media lainnya.
15) Meninjau kembali (review) dengan cara menganalisis, mengekstrak dan
mensitir informasi kedalam bentuk kemasan informasi yang lebih
efektif dan efisien.Evaluasi kegiatan kemas ulang informasi. Dilakukan
secara terus menerus, dan berkelanjutandalam suatu periode tertentu
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan sudahtercapai
dan memenuhi target.
d. Komponen dalam mengemas kembali
1) Materi pelajaran terprogram
Materi pelajaran terprogram adalah salah satu bentuk penyajian
materi pelajaran individual, sehingga materi pelajaran dikemas untuk
dapat dipelajari secara mandiri. Terdapat beberapa ciri-ciri dari materi
pelajaran terprogram:
a. Materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit atau bagian kecil
Dari seluruh materi pelajaran yang harus dikuasai, materi ini
dibagi dalam bagian terkecil. Siswa mempelajari setiap bagian itu
secara bertahap mulai bagian awal sampai bagian akhir. Setiap siswa

11
selesai mempelajari bagian atau unit, langsung diberikan tes yang
dengan segera pula diberikan umpan balik dan diberikan
reinforcement (penguatan)
b. Menuntut aktifitas siswa
Penyajian materi terprogram menuntuk aktifitas siswa,
artinya dalam mempelajari materi peajaran siswa tidak
mengandalkan orang lain diluar dirinya, akan tetapi belajar sendiri.
Dengan demikian, siswa yang cepat belajar akan cepat
menyelesaikan materi pelajaran yang didajikan, seblaiknya siswa
yang lambat akan lambat pula menyelesaikan bahan pelajaran.
c. Mengetahui dengan segera setiap selesai mempelajari materi
pelajaran.
Dalam pengemasan materi terprogram siswa dapat segera
mengetahui keberhasilannya. Oleh sebab itu, setelah mempelajari
satu bagian tertentu diberikan item tes yang berfungsi sebagai
control terhadap pemahaman materi dan setelah itu diberikan tentang
kemungkinan jawaban.
Materi terprogram bisa dikemas dalam bentuk tercetak
( printed material), yang kemudian dikenal dengan pengajaran
terprogram ( program teaching) atau bisa dalam bentuk non cetak
seperti dalam bentuk video dan komputer ( computer based
instructional)
2) Pengemasan materi pelajaran melalui modul
Pengemasan materi pelajaran modul menerapkan bentuk
pengemasan materi pelajaran individual. Modul adalah satu kesatuan
program yang lengkap, sehingga dapat dipelajari oleh siswa secara
individual. Sebagai bahan ajar yang bersifat mandiri, maka materi
pelajaran dikemas sedemikian rupa sehingga melalui modul siswa dapat
belajar secara mandiri tanpa terikat oleh waktu, tempat dan hal-hal lain
diluar dirinya sendiri.
3. Menulis dengan Bahasa Sendiri (Starting from Scratch)

12
Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan
siswa. Selain ditulis sendiri guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk
menulis bahan ajar secara kelompok, dengan guru-guru bidang studi sejenis,
baik dalam satu sekolah atau tidak. Penulisan juga dapat dilakukan bersama
pakar, yang memiliki keahlian di bidang ilmu tertentu. Disamping penguasaan
bidang ilmu, untuk dapat menulis sendiri bahan ajar, diperlukan kemampuan
menulis sesuai dengn prinsip-prinsip instruksional.
Penulisan bahan ajar selalu berlandaskan pada kebutuhan siswa,
meliputi kebutuhan:
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Bimbingan
d. Latihan
e. Umpan balik
Untuk itu dalam menulis bahan ajar didasarkan:
a. Analisis materi pada kurikulum
b. Rencana atau program pengajaran
c. Silabus yang telah disusun.
Menulis dengan bahasa sendiri adalah menulis dengan gaya bahasnya
sendiri, dari hasil olah pemikirannya sendiri. Proses penulisan dengan cara ini
dimulai dengan pengumpulan informasi, memahaminya, kemudian melakukan
kontemplasi dan kolaborasi pengertian-pengertian, kemudian menuangkan
dalam tulisan dengan gaya bahasanya sendiri.
Guru, dosen ataupun profesi lain, dapat menulis dengan cara ini,
dengan asumsi bahwa penulis dianggap sebagai pakar dalam bidangnya,
mempunyai kemampuan menulis dan juga memahami kebutuhan siswa
(selanjutnya disebut pembaca).
Penulis sebagai seorang pakar dalam bidangnya dapat menulis dan
menyusun bukunya sendiri namun dianjurkan menulis dan menyusun dengan
cara berkelompok atau kolaboratif dengan beberapa penulis lain sebidangnya
(peer group). Hal ini dimaksud untuk meningkatkan kualitas tulisan dan
pengayaan ide. Bisa jadi, seorang anggota penulis menulis dari sudut pandang

13
terentu, sedangkan anggota penulis yang lain menulis dari sudut pandang yang
lainnya. Sehingga dalam sebuah buku akan terasa dialog antara penulis dan
pembaca. Bahkan bisa jadi sebuah buku adalah visualisasi dari sebuah diskusi,
dialog antar penulis, yang membangun imajinasi dan pengertian-pengertian
baru. Banyak buku-buku ajar yang sukses diterbitkan dengan melakukan
penulisan cara ini. Cara menulis seperti ini yang perlu diperhatikan adalah
masing-masing penulis harus paham tentang visi, misi dan tujuan buku yang
akan disusun. Kesepakatan perlu diambil pada saat ide dicetuskan, kemudian
mindmap dibuat bersama dan kerangka buku disepakati. Serta yang tidak kalah
pentingnya adalah melakukan pertemuan-pertemuan untuk mendialogkan isi
yang menjadi tanggung jawab masing-masing anggota penulis.
Jika sudah memutuskan untuk menulis buku sorang diri dengan gaya
bahas sendiri, yang perlu diperhatikan adalah kekuatan penelusuran literatur,
mempunyai rekan yang bersedia membaca draf tulisan sebagai korektor
sekaligus pembanding.
Setelah memperoleh ide untuk menulis buku, selanjutnya yang perlu
lakukan adalah mempertimbangkan siapa calon pembaca buku. Hal ini sangat
penting, karena sebagus apapun sebuah buku, jika sasaran buku tidak jelas,
buku itu akan membingungkan pembaca, tidak fokus, dan tidak
membangkitkan motivasi. Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan, untuk
mengetahui kebutuhan belajar pembaca hal-hal sebagai berikut.
a) Peta kompetensi yang telah ditentukan sesuai denganrencana pembelajaran
(GBPP-SAP)
b) Sesuai dengan tingkat kebutuhan ranah potensi belajar kognitif,
psikomotor, dan afektif
c) Berdasarkan kontrak perkuliahan (untuk buku PT) yang telah disusun.
d) Apa yang ingin diketahui oleh pembaca terkait dengan isu-isu terini,
terkait dengan buku yang akan ditulis.
Jadi, diperlukan ketentuan dan kecermatan mempelajari kurikulum
pembelajaran, dan juga jangan lupa sering-sering datang ketoko atau
berkunjung kesitus-situs virtual book store.

14
Menulis buku dengan bahasa sendiri memang mudah dan murah karena
diperlukan ijin khusus dari penulis dan penerbit buku lain untuk menampilkan
kutipan, gambar, grafik. Namun, kelemahannya memerlukan waktu yang lama,
dan seringkali penulis dengan cara ini semangat dan motivasinya tidak
bekembang, sering dijebak dengan keadaan tidak mood.
Tim pengembang bahan ajar dapat menulis sendiri, penulisan dari awal
(starting from scratch), sebuah bahan ajar yang akan digunakan dalam kegiatan
instruksional, karena tim dianggap mempunyai kepakaran dalam bidang ilmu
terkait, mempunyai kemampuan menulis dan mengerti kebutuhan peserta didik.
Kepakaran dalam bidang ilmunya diharapkan akan meningkatkan kemampuan
dan pengetahuan peserta didik, misalnya hasil penelitian dari anggota tim,
tulisan-tulisan, atau artikel-artikel yang telah dimuat disebuah jurnal dari
anggota tim, tentunya materi-materi tersebut harus relevan dengan tujuan
instruksional.
Selain mempunyai kepakaran pada materi yang akan dilibatkan dalam
proses instruksional, tim pengembang juga harus mempunyai kemampuan
menulis bahan ajar sesuai dengan kaidah-kaidah instruksional. Apabila diantara
tim tidak ada anggota yang mempunyai kemampuan dalam keterampioan
menulis bahan ajar, maka dapat menarik seorang instructional designer untuk
menjadi anggota tim, nantinya instructional designer akan memberikan saran-
saran atau menyusun bahan ajar yang baik.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam menulis bahan ajar cetak Secara umum ada tiga cara yang dapat
dilakukan yaitu: pertama, Menulis sendiri (Starting From Scratch). Bahan ajar
dapat ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain ditulis
sendiri guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk menulis bahan ajar secara
kelompok, dengan guru-guru bidang studi sejenis, baik dalam satu sekolah atau
tidak. Penulisan juga dapat dilakukan bersama pakar, yang memiliki keahlian di
bidang ilmu tertentu. Kedua. Pengemasan kembali informasi (Information
Repackaging). Dalam pengemasan kembali informasi, penulis tidak menulis
bahan ajar sendiri dari awal (from scratch), tetapi penulis memanfaatkan buku-
buku teks dan informasi yang sudah ada untuk dikemas kembali sehingga
berbentuk bahan ajar yang memenuhi karakteristik bahan ajar yang baik, dan
dapat dipergunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses instruksional.
Ketiga, Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text). Selain menulis
sendiri bahan ajar juga dapat dilakukan melalui kompilasi seluruh materi yang
diambil dari buku teks, jurnal, majalah, artikel, koran, dll. Proses ini disebut
pengembangan bahan ajar melalui penataan informasi (kompilasi)
B. Saran
Semoga makalah ini menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi kita semua,
jika ada kekurangan dan kesalahan, baik penyajian ataupun penulisan di harapkan
kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi kesempurnaan pada makalah-
makalah berikutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Jasmadi, dkk. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT


Elex Media Komputindo
Arifin, samsul. 2007. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. Jakarta: PT Grasindo
Panen, P& Purwanto 1997. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud
Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan bahan ajar Tematik Panduan Lengkap Aplikatif.
Jogjakarta: DIVA Press
http://anakpba.blogspot.com/2012/03/bentuk-dan-jenis-bahan-ajar-kriteria.html (diakses
pada tanggal 15 oktober 2021 pukul 10.40 AM)
http://blog.um.ac.id/imelzzney/kuliahku/sumber-belajar/perbedaan-bahan-ajar-dan-
sumber-belajar/ (diakses pada tanggal 15 oktober 2021 pukul 11. 15 AM)

17

Anda mungkin juga menyukai