Anda di halaman 1dari 32

REVISI MAKALAH

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA


PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK
Tugas 6

OLEH
NURUL FADIENY (17175022)
PENDIDIKAN FISIKA (A)

DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. FESTIYED, M.S
Dr. DJUSMAINI DJAMAS, M.Si

JURUSAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat


dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Cetak yang dibimbing oleh Ibu Prof.
Festiyed, M.S. dan Ibu Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M.Si.
Makalah yang ditulis dari berbagai sumber baik dari buku maupun dari
internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut. Penulis
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini, sehingga tersusunlah makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan bagi pembaca
untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah
yang jauh lebih baik.

Padang, Oktober 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ .. i
BAB I PENDAHULUAN. 1
A. Latar Belakang....... 1
B. Rumusan Masalah.................. 2
C. Tujuan........................ 2
D. Manfaat.......................... 2
BAB II KAJIAN TEORI .. 3
A. Bahan Ajar..................................................... 4
B. Model Pengembangan Perangkat.............................. 6
1. Prosedur Pengembangan dengan Model 4D........... 7
2. Prosedur Pengembangan dengan Model ADDIE.......................... 12
BAB III PEMBAHASAN.................... 17
A. Analisis Prosedur Pengembangan Bahan Ajar................................... 17

B. Matriks Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Bahan Ajar dengan


19
Model ADDIE dan 4D............... ........
BAB IV PENUTUP 28
A. Kesimpulan.............................................................................................. 28
B. Saran......................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah. Melalui bahan ajar pendidik akan lebih mudah dalam melaksanakan
pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan
ajar memiliki fungsi strategis bagi proses belajar mengajar. Ia dapat membantu
pendidik dan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran, sehinggan pendidik tidak
terlalu banyak menyajikan materi. Disamping itu, bahan ajar dapat
menggantikan sebagian peran pendidik dan mendukung pembelajaran
individual. Hal ini akan memberi dampak positif bagi pendidik, karena sebagian
waktunya dapat dicurahkan untk membimbing belajar siswa. Dampak positifnya
bagi siswa, dapat mengurangi ketergantungan pada pendidik dan membiasakan
belajar mandiri. Hal ini juga mendukung prinsip belajar sepanjang hayat.
Bahan ajar yang baik dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional.
Pendidik dapat menulis sendiri bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Namun, pendidik juga dapat memanfaatkan buku teks atau bahan
dan informasi lainnya yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali atau
ditata sedemikian rupa sehingga dapat menjadi bahan ajar. Bahan ajar biasanya
dilengkapi dengan pedoman untuk siswa dan pendidik. Pedoman berguna untuk
mempermudah siswa dan pendidik mempergunakan bahan ajar. Bahan ajar dapat
dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi
ajar yang akan disajikan.
Kelengkapan bahan ajar yang disusun secara sistematis dapat menciptakan
proses belajar dan pembelajaran yang efektif dan efisien. Kualitas bahan ajar
juga merupakan salah satu faktor penentu bagi proses belajar dan pembelajaran
untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu bahan ajar merupakan suatu unsur
yang sangat penting yang harus mendapat perhatian pendidik dalam pelaksanaan

1
2

kegiatan belajar dan pembelajaran di dalam kelas, sehingga tujuan pembelajaran


yang diinginkan dapat tercapai.
Pendidik sebagai pelaksana pendidikan atau proses belajar dan
pembelajaran dituntut untuk mampu membuat bahan ajar yang berkualitas.
Bahan ajar yang berkualitas adalah bahan ajar yang mampu menjawab
permasalahan serta memenuhi kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan
belajarnya. Oleh karena itu, bahan ajar hendaknya dapat memberikan
pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap yang harus dipelajari siswa
untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Mempersiapkan dan membuat bahan ajar perlu memperhatikan susunan
sesuai dengan landasan yang ada. Bahan ajar menentukan kompetensi yang akan
dicapai dan dimiliki peserta didik di akhir kegiatan atau setelah berlangsungnya
kegiatan pembelajaran. Untuk memiliki bahan ajar yang berkualitas sesuai
dengan kurikulum dan karakteristik sasaran, maka pendidik perlu untuk
mengembangkan bahan ajar, baik bahan ajar cetak maupun non cetak. Pada
makalah ini akan dibahas prosedur pengembangan bahan ajar cetak.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah
1. Bagaimana prosedur model pengembangan bahan ajar cetak dengan model
pengembangan 4D?
2. Bagaimana prosedur model pengembangan bahan ajar cetak dengan model
pengembangan ADDIE?
3. Bagaimana matriks hubungan model pengembangan 4D dan ADDIE dengan
bahan ajar cetak?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini:
1. Memahami prosedur model pengembangan bahan ajar cetak dengan model
pengembangan 4D
3

2. Memahami prosedur model pengembangan bahan ajar cetak dengan model


pengembangan ADDIE
3. Memahami matriks perbedaan model pengembangan 4D dan ADDIE pada
bahan ajar cetak
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat dijadikan referensi bacaan bagi pembaca.
2. Membantu mahasiswa memahami tentang bagaimana model-model
pengembangan bahan ajar dan prosedur pengembangan bahan ajar.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Bahan Ajar
Menurut Kemdikbud bahan belajar adalah bahan-bahan atau materi
pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip
pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan
ajar bersifat sistematis artinya disusun secara urut, mengikuti proses pengembangan
sistem, sehingga memudahkan siswa belajar. Di samping itu bahan ajar juga bersifat
unik dan spesifik. Bahan ajar merupakan salah satu komponen pendukung dalam
pembelajaran. Bahan ajar dapat membantu siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran serta mengasah kemampuan siswa. Bahan ajar sering digunakan
sebagai penunjang saat proses pembekajaran berlangsung. Penggunaan bahan ajar
dapat dijadikan peserta didik sebagai bahan menambah pengetahuan. Menurut
Prastowo (2013:17) bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat,
maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran.
Kualitas bahan ajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah
sudut pandang, kejelasan konsep, relevansi dengan kurikulum, menarik minat,
menumbuhkan motivasi, menstimulasikan aktivitas peserta didik, ilustrasi, bahasa
sesuai dengan kemampuan peserta didik, kalimat efektif, bahasa menarik,
sopan dan sederhana, menunjang mata pelajaran lain, menghargai pendapat
individu, memantapkan nilai, selaras dengan Pancasila dan UUD 1945 serta
Undang-undang yang berlaku, tidak mengandung unsur yang mungkin dapat
menimbulkan gangguan ketertiban yang berkaitan dengan suku, ras dan agama.

a. Landasan Agama
Allah berfirman untuk belajar dan mengambil pelajaran dalam Al-Quran
Surat Al- Qamar Ayat 40:

4
5

Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran,


maka adakah orang yang mengambil pelajaran?
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik di kelas hendaknya
disertai penggunaan bahan ajar yang berkualitas dalam menyampaikan
pembelajaran. Bahan ajar yang baik dan berkualitas adalah bahan ajar yang
nantinya dapat memberikan gambaran mengenai tingkat pemahaman dan
pencapaian tujuan pembelajaran untuk setiap peserta didik. Sebagai seorang
pendidik/pendidik, kita harus betul-betul memahami kewajiban
menyebarluaskan ilmu dan larangan menyembunyikannya. Allah berfirman
dalam Q.S Ali-Imran ayat 187:

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang
telah diberi Kitab (yaitu), Hendaklah kamu benar-benar
menerangkannya (isi Kitab itu) kepada manusia, dan janganlah kamu
menyembunyikannya, lalu mereka melemparkan (janji itu) ke
belakang punggung mereka dan menjualnya dengan harga murah.
Maka itu seburuk-buruk jual-beli yang mereka lakukan.

b. Landasan Yudiris
Adapun landasan yudiris mengenai bahan ajar diatur dalam Peraturan
Menteri berikut:
1. Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 mengenai buku teks pelajaran dan
buku panduan guru untuk pendidikan dasar dan menengah.
Menetapkan buku teks pelajaran sebagai buku siswa yang layak
digunakan dalam pembelajaran dan menetapkan buku panduan guru sebagai
buku guru yang layak digunakan dalam pembelajaran.
6

2. Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 mengenai petunjuk teknis pedoman


buku yang digunakan oleh satuan pendidikan.
Buku Teks Pelajaran dan Buku Non Teks Pelajaran harus memuat
unsur-unsur kulit buku, yakni kulit depan, kulit belakang, dan punggung
buku. Selain itu, buku teks pelajaran dan buku non teks pelajaran juga harus
memuat bagian-bagian buku, yang meliputi bagian awal buku, bagian isi,
dan bagian akhir buku. Penyajian materi harus ditata dengan menarik,
mudah dipahami, memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, dan memenuhi
nilai/norma positif yang berlaku di masyarakat, antara lain tidak
mengandung unsur pornografi, paham ekstrimisme, radikalisme, kekerasan,
SARA, bias gender, dan tidak mengandung nilai penyimpangan lainnya.
B. Model Pengembangan
Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual dalam
upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui
penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas
pencapaian tujuan (Sugiarto, 2011:11). Pengembangan model dapat diartikan
sebagai upaya memperluas untuk membawa suatu keadaan atau situasi secara
berjenjang kepada situasi yang lebih sempurna atau lebih lengkap maupun keadaan
yang lebih baik.
Desain pembelajaran terdiri atas beberapa model yang dikemukakan oleh
para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke
dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi
produk, model prosedural dan model melingkar. Pada pemilihan model
pengembangan bahan ajar yang akan digunakan adalah menurut kebutuhan dari
peneliti itu sendiri. Menurut Rohman dan Sofyan (2013:207), Penelitian
pengembangan atau research development adalah sebagai suatu pengkajian
sistematis terhadap pendesianan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan
produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, praktikalitas dan
efektivitas. Jadi tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran yang valid, praktis, efektif dan sesuai kondisi kebutuhan dilapangan.
7

Pada makalah ini dipilih 2 jenis model dari pengembangan bahan ajar, yaitu
model 4D dan model ADDIE. Secara lebih jelas dapat dilihat prosedur
pengembangan tersebut, sebagai berikut:.
1. Prosedur Pengembangan dengan Model 4D
Model pengembangan perangkat Four-D Model disarankan oleh Sivasailam
Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Model ini terdiri
dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau
diadaptasikan menjadi model 4D, yaitu pendefinisian, perancangan,
pengembangan, dan penyebaran.

Pembelajaran Fisika

Pendefeni-
Front - Anali- sian
Anali- Anali- Perumusan
end sis
sis sis tujuan
analysi kon-
siswa tugas pembelaja-ran
s sep

Peranca-ngan
Rancangan Perangkat Pembelajaran

Validasi oleh Pakar

Valid Revisi

Ya Belum
Pengemba-
Uji coba terbatas untuk melihat praktikaitas dan efektifitas ngan

Analisis hasil Uji coba

Perangkat pembelajaran yang valid, praktis dan efektif

Penyebaran
Menyebarkan perangkat yang telah valid, praktis dan efektif

Gambar 1. Diagram rancangan pengembangan perangkat pembelajaran


(dimodifikasi dari Thiagarajan:1974)
8

Langkah- langkah rancangan pengembangan perangkat pembelajaran


Model 4D dapat dirinci sebagai berikut :
a. Tahap pendefenisian (Define)
Tahap defenisi adalah tahap untuk menetapkan dan mendefenisikan syarat-
syarat pembelajaran berdasarkan standar isi kurikulum 2013. Tahap ini terdiri
dari 5 langkah :
1) Front end Analysis
Menurut Thiagarajan (1974) ini bertjuan untuk memunculkan dan
menetapkan kompetensi dalam pembelajaran sehingga diperlukan suatu
pengembagan bahan ajar.
2) Analisis Siswa
Menurut Thiagarajan (1974) analisis ini merupakan telaah tentang
karakteristik siswa yang sesuai dengan desain pengembangan perengkat
pembelajaran. Karakteristik ini meliputi latar belakang kemampuan
akademik, perkembangan kognitif, serta keterampilan keterampilan
individu ata sosial yang berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format
dan bahasa yang dipilih.
3) Analisis Karakteristik Materi
Menurut Thiagarajan (1974) dilakukan untuk mengidentifikasi konsep
pokok yang akan diajarkan, menyusunnya dalam bentuk hirarki dan merinci
konsep konsep individu kedalam hal yang kritis dan tidak relevan. Analisis
karakteristik materi sangat diperlukan guna mengidentifikasi pengetahuan
pengetahuan deklaratif atau prosedural pada materi yang akan
dikembangkan. Analisis karakteristik materi merupakan satu langkah
penting untuk memenuhi prinsip kecukupan dalam membangun konsep atas
materi-materi yang akan digunakan sebagai sarana pencapaian kompetensi
dasar dan standar kompetensi.
4) Analisis Tugas
Menurut Thiagarajan (1974) bertujuan untuk mengidentifikasi
keterampilan- keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan
menganalisisnya kedalam himpunan keterampilan tambahan yang mungkin
9

diperlukan. Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas


adalam materi pembelajaran. Tugas meliputi kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Pada kompetensi sikap siswa dapat
menerapkan sikap rasa ingin tahu, disiplin, kreatif, logos dll. Sedangkan
untuk kompetensi pengetahuan siswa diberikan tugas untuk mengerjakan
soal-soal di LKS ataupun handout. Pada kompetesi keterampilan siswa
diminta untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah disusun di
LKS ataupun handout.
5) Perumusan Tujuan Pembelajaran
Menurut Thiagarajan (1974) berguna untuk merangkum hasil dari analisis
karakteristik materi analisis tugas untuk menentukan perilaku objek
penelitian. Perumusan tujuan pembelajaran diguankan sebagai pencapaian
kompetensi dasar.
b. Tahap perancangan (Design)
Terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1) Penyusunan standar tes
Menurut Thiagarajan (1974) penyusunan standar tes merupakan
langkah yang menghubungkan antara tahap pendefenisian (define) dengan
tahap perancangan (design). Tes ini disusun berdasrakan spesifikasi tujuan
pembelajaran dan analisis siswa, kemdian selanjutnya disususn kisi-kisi tes
hasil belajar. Tes yang dikembangkan disesuaikan dengan jenjjang
kemapuan kognitif.
2) Pemilihan Media
Dilakukan utuk mengidentifikasi media pembelajaran yang rekevan
dengan karakteristik materi.
3) Pemilahan Format
Pemiliahan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini
bermaksud untuk mendesain isi pembelajaran, pemilihan strategi,
pendekatan, metode pembelajaran dan sumber belajar.
10

4) Rancangan awal
Menurut Thiagarajan (1974) rancangan awal dimaksud adalah
rancangan seluruh perangkat pembelajaran yang harus dikerjakan sebelum
di ujji coba dilaksanakan. Tahap ini dilakukan perancangan terhadap
perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, handout dan LKS dan
penilaian. Sebelum perangkat pembelajaran dikembangkan, maka harus
ditentukan tahap perancangan pembelajaran terlebih dahlu. Konsep
pengembangan pembelajaran meliputi: a) kesuaan materi dengan
kurikulum; b) pemilihan sumber belajar; c) penentuan urutan pemebelajaran
sesuai dengan model pemebelajaran yang dipilih; d) kesesuaian perangkat
pembelajaran dengan alokasi waktuyang tersedia; e) tata bahasa yang
digunakan; f) cara penyajian materi.
5) Perancangan Prototype Perangkat Pembelajaran
Perancangan prototype perangkat pembelajaran ini terdiri dari
beberapa hal :
a) Perancangan silabus yang terdiri darai kompetensi inti, dasar, materi,
penilaian dll;
b) Perancnagan RPP dilkukan sesuai dengan format penulisan RPP;
c) Perancangan handout sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi
dasar materi;
d) Perancnagan LKS dilakukan sesuai format pembuatan LKS;
e) Perancangan penilaian berdasarkan penilaian berbasis komptensi;
c. Tahap pengembangan (Develop)
Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1) Validasi ahli/ praktisi
Menurut Thiagarajan (1974) penilaian para ahli/ praktisi terhadap
perangkat pembelajaran mecakup format, ilustrasi dan isi. Berdasarkan
masukan para ahli, materi pembelajaran di revisi untuk mebuatnya lebeih
tepat efektif, mudah digunakan dan memiliki kualitas teknik yang tinggi.
11

2) Uji Coba Pengembangan


Menurut Thiagarajan (1974) uji coba, revisi dan uji coba kembali terus
dilkukan hingga diperoleh perangkat yang konsisten dan efektif. Tahap ini
dilakukan setelah dilakukan diskusi dengan para pakar sehingga diperoleh
perangkat pembelajaran yang valid, untuk selanjutnya dapat digunakan
dalam uji coba. Tahap pengembangan ini meliputi uji validitas dan
praktikalitas serta efektvitas. Langkah-langkah meliputi :
- Uji Validitas
Validitas ini akan dilakukan oleh pakar dan praktis. Selanjutnya
dianalsis untuk digunakan sebagai landasan penyempurnaan atau revisi
draft awal perangkat pembelajaran.
- Uji Praktikalitas
Praktikalitas adalah tingkat keterpakaian perangkat pembelajaran oleh
pendidik dan siswa. Praktikalitas dilakukan dengan melaksanakan uji
coba pengajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang telah
direvisi berdasarkan peniliaian validator. Pendidik dan siswa mengisi
angket kepraktisan diakhir pembelajaran, sehingga dapat diketahui
tigkat keparkatisan pembelajaran yang digunakan.
- Uji Efektivitas
Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat
keberhasilan atau kegagalan kegiatan menejeman dalam mecapai
tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu.
d. Tahap Penyebaran (Diseminasi)
Menurut Thiagarajan (1974) Proses diseminasi merupakan tahap akhir
pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk
pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu, kelompok ataupun
sistem. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyebaran adalah :
1) Analisis Pengguna
Menurut Thiagarajan (1974) pengguna produk bisa dalam bentuk individu
atau kelompok seperti universitas, fakultas, organisasi dll.
2) Penentuan Strategi dan Tema Penyebaran
12

Strategi penyebaran adalah rancangan untuk mencapai penerimaan calon


produk oleh calon pengguna produk pengembangan.
3) Waktu
Menurut Thiagarajan (1974) penentuan waktu sangat penting khususnya
bagi pengguna produk dalam menetukan apakah produk akan digunakan
atau tidak.
4) Pemilihan Media Penyebaran
Menurut Thiagarajan (1974) dalam penyebaran produk, beberapa jenis
media dapat digunakan. Media tersebut daat dalam bentuk jurnal
pendidikan, majalah pendidikan konfrensi ataupun pertemuan.
2. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar dengan Model ADDIE
Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah
model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul
pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu
fungsi ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri. Model ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design,
Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations.

Gambar 2. Elemen Inti Model Desain Pembelajaran ADDIE


Sumber : Reiser & Dempsey (2002:18)

Adapun maksud dari ADDIE ini adalah: Analyze (menganalisis):


Kebutuhan, peserta didik, dan seterusnya; Design (mendesain): Rumusan
kompetensi, strategi; Develop (mengembangkan): Materi ajar, media, dan
13

seterusnya; Implement (melaksanakan): Tatap muka, asesmen, dan seterusnya.


Evaluate (menilai): Program pembelajaran, perbaikan. (Dewi, 2009: 21) Model ini
menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
a. Analysis (analisa)
Analysis (analisa) yaitu melakukan needs assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis
tugas (task analysis). Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa
yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment
(analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan
analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan
adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi
kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas
kebutuhan.
b. Design (desain/perancangan)
Pada tahap desain ini yang dilakukan, pertama, merumuskan tujuan
pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic).
Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi
pembelajaran media danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan
tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain,
semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa
seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama
blue-print yang jelas dan rinci. Langkah desain ini merupakan:
1) Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian menemukan
alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis
kebutuhan.
2) Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman
belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas
pembelajaran.
3) Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program
pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa.
14

4) Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang dimilki


siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa.
Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan:
a) Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan
setelah mengikuti proses pembelajaran.
b) Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar
kompetensi yang telah digariskan.
c) Pada saat melakukan langkah ini perlu dibuat pertanyaan-pertanyaan
kunci diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus dimilki oleh
siswa setelah menyelesaikan program pembelajaran?
- Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan
siswa dalam mengikuti program pembelajaran?
- Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan oleh siswa agar
dapat melakukan unjuk kompetensi (pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap) setelah mengikuti program pembelajaran?
- Bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam
mendukung program pembelajaran?
c. Development (pengembangan)
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi
menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa
multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu
langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum
diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah
satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan
model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi
kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain
mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi
pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau
15

substansi program. Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua tujuan


penting yang perlu dicapai, antara lain:
1) Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
2) Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
d. Implementation (implementasi/eksekusi)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah
dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau
fungsinya agar bisa diimplementasikan. Tujuan utama dari implementasi ini
antara lain :
1) Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi.Menjamin
terjadinya pemecahan masalah / solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil
belajar yang dihadapi oleh siswa.
2) Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memilki
kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - yang diperlukan.
3) Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang
perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah
implementasi yaitu sebagai berikut :
a) Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan
dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran?
b) Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan
memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian
terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang
disampaikan?
e. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang
sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya
tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi
pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena
16

tujuannya untuk kebutuhan revisi. Evaluasi terhadap program pembelajaran


bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu :
1) Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
2) Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari
keikutsertaan dalam program pembelajaran.
3) Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan
kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.

Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang dilakukan


secara sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu seorang perancang
program, guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran yang
efektif, efisien, dan menarik.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
No Analisis Model 4D Model ADDIE

1. Pengembang Thiagarajan dan Semeel tahun 1974 Reiser dan Mollenda tahun 1990

Terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu: Terdiri dari 5 fase yaitu:


2. Prosedur
a. Define a. Analysis
Analisis kebutuhan yaitu: front end analysis, Analisis kinerja dan analsis kebutuhan
analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep dan b. Design
perumusan tujuan pembelajaran. Pendesainan dilakukan berdasarkan apa yang
b. Design telah dirumuskan dalam tahapan analisis.
Menyusun tes kriteria, memilih media c. Develop
pembelajaran, pemilihan bentuk penyajian Tahapan produksi dimana segala sesuatu yang
pembelajaran disesuaikan telah dibuat dalam tahapan desain menjadi
c. Develop nyata.
Validasi, simulasi, uji coba terbatas dan uji coba d. Implement
lanjutan. Langkah nyata untuk menerapkan bahan ajar
yang sedang kita buat.

17
No Analisis Model 4D Model ADDIE
d. Disseminate e. Evaluate
Penggunaan perangkat yang telah dikembangkan Proses untuk melihat apakah bahan ajar yang
pada skala yang lebih luas. sedang dibuat berhasil, sesuai dengan harapan
awal atau tidak.

18
B. Matriks Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Bahan Ajar dengan Model ADDIE dan 4D
No Jenis Prosedur
4D ADDIE
1 LKS Define (Pendefinisian) Analysis (analisa)
Analisis kurikulum a. Analisis kurikulum
Analisis karakteristik peserta didik b. Analisis karakteristik peserta didik
Analisis tugas pokok yang harus dikuasai siswa c. Analisis materi
Analisis materi
Perumusan tujuan pembelajaran
Design (Perancangan) Design (Perancangan)
a. Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran a. Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan
yang disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang akan pembelajaran yang disesuaikan dengan strategi
diterapkan pembelajaran yang akan diterapkan
b. Pemilihan sumber-sumber belajar yang tepat yang akan b. Pemilihan sumber-sumber belajar yang tepat yang
dimasukkan ke ringkasan materi pada LKS, akan dimasukkan ke ringkasan materi pada LKS,
c. Pembuatan contoh soal dan soal latihan yang akan diberikan c. Pembuatan contoh soal dan soal latihan yang akan
pada LKS diberikan pada LKS
d. Penyusunan kisi-kisi tes hasil belajar d. Penyusunan kisi-kisi tes hasil belajar

19
No Jenis Prosedur
4D ADDIE
e. Penyusunan tes acuan berdasarkan spesifikasi tujuan e. Penyusunan tes acuan berdasarkan spesifikasi tujuan
pembelajaran dan analisis siswa pembelajaran dan analisis siswa
Develop (Pengembangan) Development (pengembangan)
Memvalidasi kelayakan rancangan LKS yang dilakukan a. Memvalidasi kelayakan rancangan LKS yang
oleh ahli dalam bidangnya dilakukan oleh ahli dalam bidangnya
Revisi LKS berdasarkan masukan dari para pakar pada saat b. Revisi LKS berdasarkan masukan dari para pakar
validasi pada saat validasi
Uji coba LKS terbatas dalam pembelajaran di kelas c. Uji coba LKS terbatas dalam pembelajaran di kelas
Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba d. Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba
Uji coba lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai dengan
kelas sesungguhnya
Disseminate (Penyebarluasan) Implementation (implementasi/eksekusi)
a. Validation testing : LKS yang sudah direvisi Menggunakan LKS dalam pembelajaran di kelas
diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya.
b. Pengemasan dapat dilakukan dengan mencetak LKS.

20
No Jenis Prosedur
4D ADDIE
c. LKS disebarluaskan supaya dapat diserap (diffusi) atau
dipahami orang lain dan digunakan (diadopsi) pada kelas
mereka
Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
a. Evaluasi dilakukan untuk melihat keberhasilan LKS
yang dikembangkan.
b. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas
itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya
untuk kebutuhan revisi.
c. Evaluasi sumatif dilakukan setelah revisi terakhir
diterapkan dan bertujuan untuk menilai keefektifan
pembelajaran secara keseluruhan
2 Modul Define (Pendefinisian) Analysis (analisa)
a. Analisis kurikulum Analisis kurikulum
b. Analisis karakteristik peserta didik Analisis karakteristik peserta didik
c. Analisis tugas pokok yang harus dikuasai siswa Analisis materi
d. Analisis materi

21
No Jenis Prosedur
4D ADDIE
e. Perumusan tujuan pembelajaran
Design (Perancangan) Design (Perancangan)
Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran a. Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan
yang disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang akan pembelajaran yang disesuaikan dengan strategi
diterapkan pembelajaran yang akan diterapkan
Menentukan topik atau pokok bahaasan yang disajikan pada b. Menentukan topik atau pokok bahaasan yang
modul disajikan pada modul
Mengatur urutan materi sesuai dengan urutan tujuan c. Mengatur urutan materi sesuai dengan urutan tujuan
Mempersiapkan rancangan/outline penulisan d. Mempersiapkan rancangan/outline penulisan
Penyesuaian tata bahasa modul e. Penyesuaian tata bahasa modul
Penyusunan tes acuan berdasarkan spesifikasi tujuan f. Penyusunan tes acuan berdasarkan spesifikasi tujuan
pembelajaran dan analisis siswa pembelajaran dan analisis siswa
Develop (Pengembangan) Development (pengembangan)
a. Memvalidasi kelayakan rancangan modul yang dilakukan a. Memvalidasi kelayakan rancangan modul yang
oleh ahli dalam bidangnya dilakukan oleh ahli dalam bidangnya
b. Revisi modul berdasarkan masukan dari para pakar pada b. Revisi modul berdasarkan masukan dari para pakar
saat validasi pada saat validasi

22
No Jenis Prosedur
4D ADDIE
c. Uji coba modul terbatas dalam pembelajaran di kelas c. Uji coba nodul terbatas dalam pembelajaran di kelas
d. Revisi modul berdasarkan hasil uji coba d. Revisi modul berdasarkan hasil uji coba
e. Implementasi modul dalam pembelajaran pada wilayah yang e. Implementasi modul dalam pembelajaran pada
lebih luas. wilayah yang lebih luas
Disseminate (Penyebarluasan) Implementation (implementasi/eksekusi)
Validation testing : modul yang sudah direvisi Menggunakan modul dalam pembelajaran di kelas
diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya.
Pengemasan dapat dilakukan dengan mencetak modul.
Modul disebarluaskan supaya dapat diserap (diffusi) atau
dipahami orang lain dan digunakan (diadopsi) pada kelas
mereka
Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Evaluasi dilakukan untuk melihat keberhasilan modul
yang dikembangkan.
Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas
itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya
untuk kebutuhan revisi.

23
No Jenis Prosedur
4D ADDIE
Evaluasi sumatif dilakukan setelah revisi terakhir
diterapkan dan bertujuan untuk menilai keefektifan
pembelajaran secara keseluruhan
3. Handout Define (Pendefinisian) Analysis (analisa)
a. Analisis kurikulum a. Analisis kurikulum
b. Analisis karakteristik peserta didik b. Analisis karakteristik peserta didik
c. Analisis tugas pokok yang harus dikuasai siswa c. Analisis materi
d. Analisis materi
e. Perumusan tujuan pembelajaran
Design (Perancangan) Design (Perancangan)
a. Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan a. Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan strategi
pembelajaran yang akan diterapkan pembelajaran yang akan diterapkan
b. Memutuskan cara penyajian: narasi, tabel, gambar, b. Memutuskan cara penyajian: narasi, tabel, gambar,
diagram, atau kombinasi pada sebuah handout diagram, atau kombinasi pada sebuah handout
c. Mengatur urutan materi sesuai dengan urutan tujuan c. Mengatur urutan materi sesuai dengan urutan tujuan
d. Mempersiapkan rancangan/outline penulisan d. Mempersiapkan rancangan/outline penulisan

24
No Jenis Prosedur
4D ADDIE
e. Memberikan peta atau diagram konsep yang e. Memberikan peta atau diagram konsep yang
menghubungkan antar topik atau bagian dalam topik menghubungkan antar topik atau bagian dalam topik
f. Memberikan anotated bibliografi yang membantu pembaca f. Memberikan anotated bibliografi yang membantu
yang membutuhkan informasi lebih lanjut tentang materi pembaca yang membutuhkan informasi lebih lanjut
ajar tertentu tentang materi ajar tertentu
g. Informasi tambahan untuk meluruskan kesalahan g. Informasi tambahan untuk meluruskan kesalahan
h. Memberikan contoh baru dan contoh tambahan untuk h. Memberikan contoh baru dan contoh tambahan
konsep yang sulit dipahami peserta didik untuk konsep yang sulit dipahami peserta didik
i. Memberikan kasus untuk dipelajari dan diselesaikan i. Memberikan kasus untuk dipelajari dan diselesaikan
j. Penyusunan tes acuan berdasarkan spesifikasi tujuan j. Penyusunan tes acuan berdasarkan spesifikasi tujuan
pembelajaran dan analisis siswa pembelajaran dan analisis siswa
Develop (Pengembangan) Development (pengembangan)
a. Memvalidasi kelayakan rancangan handout yang dilakukan a. Memvalidasi kelayakan rancangan handout yang
oleh ahli dalam bidangnya dilakukan oleh ahli dalam bidangnya
b. Revisi handout berdasarkan masukan dari para pakar pada b. Revisi handout berdasarkan masukan dari para pakar
saat validasi pada saat validasi
c. Uji coba handout terbatas dalam pembelajaran di kelas

25
No Jenis Prosedur
4D ADDIE
d. Revisi handout berdasarkan hasil uji coba c. Uji coba handout terbatas dalam pembelajaran di
e. Implementasi handout dalam pembelajaran pada wilayah kelas
yang lebih luas. d. Revisi handout berdasarkan hasil uji coba
e. Implementasi handout dalam pembelajaran pada
wilayah yang lebih luas
Disseminate (Penyebarluasan) Implementation (implementasi/eksekusi)
a. Validation testing : handout yang sudah direvisi Menggunakan handout dalam pembelajaran di kelas
diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya.
b. Pengemasan dapat dilakukan dengan mencetak handout.
c. Handout disebarluaskan supaya dapat diserap (diffusi) atau
dipahami orang lain dan digunakan (diadopsi) pada kelas
mereka
Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
a. Evaluasi dilakukan untuk melihat keberhasilan
handout yang dikembangkan.

26
No Jenis Prosedur
4D ADDIE
b. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas
itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya
untuk kebutuhan revisi.
c. Evaluasi sumatif dilakukan setelah revisi terakhir
diterapkan dan bertujuan untuk menilai keefektifan
pembelajaran secara keseluruhan

27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah dapat disimpulkan bahwa:
1. Bahan ajar cetak dikembangkan berdasarkan struktur dari bahan ajar yang
dibuat, seperti pada handout, LKS, modul dan sebagainya menggunakan
langkah-langkah pengembangan.
2. Prosedur pengembangan bahan ajar dapat menggunakan:
a. Model 4D ini terdiri atas tahap define, design, development dan
dissemination
b. Model ADDIE merupakan singkatan dari tahapan (A) Analysis, (D)
Design, (D) Development, (I) Implementation, dan (E) Evaluation.

B. Saran
Dari dua macam model pengembangan bahan ajar yang ada, diharapkan
pendidik/guru hendaknya mampu menggunakan salah satu model dalam
mengembangkan bahan ajar yang dibuat sehingga mampu memaksimalkan hasil
belajar peserta didik.

28
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Salma Prawiradilaga. 2009. Prinsip Disain Pembelajaran (Instructional


Design Principles). Jakarta: Kencana.

Mulyatiningsih, Endang. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran .


www.staff.uny.ac.id

Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 mengenai buku teks pelajaran dan buku
panduan guru untuk pendidikan dasar dan menengah.

Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 mengenai petunjuk teknis pedoman buku yang
digunakan oleh satuan pendidikan.

Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: DIVA


Press

Rohman dan Sofyan. 2013. Strategi dan Design Pengembangan Sistem


Pembelajaran. Surabaya : Prestasi Pustaka Publisher.

Resisser, Robert dan John V Dempsey. 2002. Trends and Issues in Instructional
Design and Technology. New Jersey: Pearson Education Inc.

Sugiarto. 2011. Landasan Pengembangan Bahan Ajar. Materi Workshop


Penyusunan Buku Ajar Bagi Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang

Thiagarajan, S., Semmel, D.S & semmel, M.I.1974. Instructional Development for
Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota:
Leadership Training Institute/ Special Education, University of Minnesota.

29

Anda mungkin juga menyukai