IDENTITAS
Materi : Pengukuran
Pertemuan : 6 dan 7
Jumlah Halaman : 38
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1.3 Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai
dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
INDIKATOR PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengamati demonstrasi guru dalam menggunakan alat ukur jangka sorong
dan mikrometer sekrup, siswa kelas VII dapat :
1.3.1.1 Menjelaskan pengertian pengukuran dengan benar
Setelah melakukan percobaan mengukur volume benda menggunakan gelar ukur dan
gelas pancur, siswa kelas VII dapat :
1.3.5.1 Mengukur volume benda teratur dengan benar
1.3.5.2 Menggunakan gelas ukur untuk mengukur volume benda yang tidak
teratur dengan benar
1.3.5.3 Menggunakan gelas pancur untuk mengukur volume benda yang tidak
teratur dengan benar
INFORMASI PENDUKUNG
Di wilayah lain, digunakan ukuran depa, tangan, juga kaki untuk menghitung panjang suatu
benda. Makin terbukanya lalulintas antarwilayah melalui jalur perdagangan, mengakibatkan
dirasakannya ketidakefektifan penggunaan alat yang berbeda-beda ini. Sehingga dirasakan
perlu adanya suatu alat ukur yang diakui oleh semua orang di tempat manapun. Seiring
dengan kebutuhan ini, sekitar 1.000 tahun yang lalu, sebuah batang besi yang disebut yard
standard disimpan di kota Winchester,Inggris Selatan..
Pernahkah kamu melihat orang tuamu menghitung massa beras menggunakan gelas? Ya,
itulah salah satu contoh alat yang digunakan untuk mengukur massa sebelum neraca ada
MATERI
PEMBELAJARAN
PAPARAN
MATERI
P
engukuran adalah kegiatan mengukur suatu besaran terhadap satuannya dengan
menggunakan alat ukur yang tepat. Pengukuran harus dapat menghasilkan nilai yang
sama untuk setiap orang dan akan sama di berbagai tempat. Besaran-besaran fisika dapat
diukur dengan alat ukur tertentu, misalnya untuk mengukur panjang kita menggunakan
mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang
benda haruslah sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita
gunakan mistar.
Alat ukur yang digunakan dalam suatu pengukuran tidak boleh sembarang, tetapi harus
memiliki kriteria tertentu sebagai satuan standar besaran. Satuan standar yang baik harus
Panjang merupakan jarak di antara dua titik. Termasuk besaran pokok yang satuan SI-nya
adalah meter (m). Mengukur panjang dengan secara tidak baku dilakukan dengan alat ukur yang
berupa jari, jengkal, depa, lengan, langkah, dan hasta. Pengukuran seperti itu hasilnya akan
berbeda karena jengkal, lengan, langkah, dan hasta untuk setiap orang berbeda. Mengukur
panjang dengan satuan baku harus menggunakan alat ukur seperti mistar, meteran, jangka sorong,
Meter standar untuk panjang internasional yang pertama adalah sebuah batang yang
terbuat dari campuran platina iridium. Meter standar ini disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran
Internasional, di kota Sevres dekat Paris. Oleh karena meter standar ini tidak mudah untuk ditiru
dan tidak memadai lagi untuk ilmu pengetahuan dan teknologi modern, pada 1960 satuan
standar panjang diubah. Hasil pertemuan ke-11 konferensi umum mengenai berat dan ukuran,
satu meter standar sama dengan 1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar jingga yang
dipancarkan oleh atom-atom gas krypton- 86 di dalam ruang hampa pada suatu peristiwa
lucutan listrik.
Pada 1983, definisi satu meter di tetapkan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam
ruang hampa selama selang waktu sekon. Selanjutnya, alat ukur ini ditiru di negara
masing-masing. Kemudian, digunakan sebagai standar alat ukur panjang yang sah. Saat ini
terdapat berbagai macam alat pengukur panjang, misalnya meteran atau penggaris, meteran
Pada mistar terdapat garis-garis yang menunjukkan skala pengukuran. Pada umumnya, terdapat
dua skala pengukuran pada mistar, yaitu sentimeter (cm) dan inci. Skala pengukuran terkecil
pada mistar adalah 1 milimeter, sesuai dengan jarak garis terkecil yang terdapat pada skala
penggaris. Ketilitian pada mistar berbeda-beda, sesuai dengan skala pada mistar yang dimiliki.
Untuk menentukan ketelitian pada mistar, dapat digunakan persamaan (1) berikut.
Keterangan :
Km = Ketelitian mistar
Contoh :
Pada mistar di atas, skala terkecilnya sebesar 1 mm, maka ketelitian yang dimiliki oleh mistar
tersebut ialah
Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak lurus
dengan skala mistar yang dibaca. Sesuai dengan Gambar 2. berikut ini.
2. Meteran Kelos
Meteran kelos atau meteran gulung untuk mengukur jarak yang agak jauh. Misalnya lebar
jalan, panjang halaman, dan jarak lompatan. Meteran kelos juga digunakan untuk mengukur
panjang benda yang melengkung, misal lingkaran pohon dan keliling. Meteran kelos
3. Jangka Sorong
Bagaimanakah mengukur kedalaman suatu tutup pulpen? Untuk mengukur kedalaman
tutup pulpen dapat kita gunakan jangka sorong. Jangka sorong juga dapat digunakan untuk
mengukur diameter dalam dan diameter luar sebuah benda, serta kedalaman dari suatu benda.
Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu:
a. Rahang tetap.
Rahang tetap mempunyai skala panjang yang disebut skala utama. Setiap skala
menyatakan 1 mm
b. Rahang geser
Mur Pengunci
Skala Utama
Skala Nonius
Jangka sorong biasanya digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, garis tengah
bagian luar tabung, diameter bola, garis tengah bagian dalam tabung, dan dalamnya tabung.
Pembacaan skala pada jangka sorong dilakukan seperti berikut.
(b)
(a)
Gambar 5. (a) Pengukuran panjang benda hitam dengan menggunakan jangka sorong
(b) contoh skala hasil pengukuran benda hitam
Sumber: Dokumentasi Penulis
Perhatikan Gambar 5(a). Agar kamu dapat lebih memahami cara penggunaan jangka sorong,
pelajari contoh pengukuran panjang suatu batang silinder. Langkah-langkah yang harus kamu
lakukan adalah sebagai berikut.
a. Buka mur pengunci jangka sorong.
b. Kalibrasi jangka sorong terlebih dahulu
c. Letakkan batang silinder di antara rahang tetap dan rahang geser.
d. Gerakkan rahang geser sehingga menjepit batang silinder, lalu kuatkan mur pengunci
ini.
Keterangan :
HP =Hasil pengukuran
SU = Skala utama
Sn = Skala nonius yang berimpit dengan skala utama
Ketelitian pada setiap jangka sorong berbeda, antara lain 0,1 mm, 0,05 mm, dan 0,02 mm.
Ketelitian pada jangka sorong dapat ditentukan dengan cara nilai 1 skala pada skala utama
dibagi sebanyak jumlah skala pada skala nonius. Sebagai contoh, pada gambar 3 (b)
didapatkan :
Nilai 1 skala pada skala utama : 1 mm
Jumlah skala nonius : 10
Adapun pada gambar 3 (b), diperlihatkan contoh skala hasil pengukuran oleh jangka
sorong yang memiliki ketelitian 1 mm. Dari gambar tersebut, didapatkan hasil pengukurannya
ialah :
HP = SU + (Sn x Kjs)
HP = 25 mm + 0,3 mm
HP = 25,3 mm
4. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda dengan tebal
maksimum 2,5 cm atau benda-benda tipis. Misalnya untuk mengukur diameter kabel listrik,
diameter gotri (bola baja), ketebalan seng, atau ketebalan kertas.
Mikrometer sekrup mempunyai dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius (skala putar)
yang terdapat di selubung luar. Skala nonius biasanya terdiri atas 50 skala. Jika selubung luar
diputar sekali, rahang geser dan juga selubung luar akan maju atau mundur sejauh 0,5 mm.
Satu kali putaran lengkap selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser
Bingkai
Skala Utama
Gigi Geser
Skala Nonius
Selubung Luar
Rahang Geser
Rahang Tetap
Pembacaan skala pada mikrometer sekrup dapat dilakukan seperti ditunjukkan pada
Agar kamu dapat lebih memahami cara penggunaan mikrometer sekrup, pelajari contoh
pengukuran ketebalan suatu kelereng. Langkah-langkah yang harus kamu lakukan adalah
sebagai berikut.
a. Buka pengunci pada mikrometer sekrup sehingga selubung dapat bergerak
c. Putar gigi geser pada selubung pemutar sampai terdengar suara klik
d. Hentikan pemutaran, lalu kunci agar skala tidak berubah
e. Baca skala utama apakah menunjukkan satuan atau setengah satuan
f. Baca skala nonius yang tepat segaris dengan skala utama
Keterangan :
HP : hasil pengukuran
mikrometer sekrup. Dari gambar tersebut di dapatkan hasil pengukurannya sebagai berikut.
HP = SU + (Sn x Kms)
HP = 8,5 mm + (40 x 0,01 mm)
HP = 8,5 mm + 0,4 mm
HP = 8,9 mm
KEGIATAN
Praktikum
Bahan :
Alat :
1. Buku
1. Mistar 2. Meja
Langkah Kerja
Bahan :
Alat :
1. Gelas Plastik
Jangka Sorong 2. Koin
Langkah Kerja
Langkah Kerja
Bahan :
Alat :
1. Buku Tulis
Mikrometer Sekrup
2. Uang Koin
Langkah Kerja
TABEL PENGAMATAN 1
No Benda yang diukur Hasil pengukuran
1 Panjang Buku
2 Lebar Buku
3 Panjang Meja
TABEL PENGAMATAN 2
Hasil
No Benda yang diukur SU Sn Kjs
Pengukuran
3 Diameter koin
TABEL PENGAMATAN 3
Hasil
No Benda yang diukur SU Sn Kms
Pengukuran
3 Ketebalan koin
b. Mikrometer Sekrup
M
assa adalah jumlah zat yang dikandung suatu benda. Satuan SI untuk massa adalah
kilogram. Alat ukur massa adalah timbangan atau neraca. Bentuk neraca bermacam-
macam sesuai dengan kegunaannya, diantaranya adalah timbangan pasar, timbangan
badan, timbangan untuk keperluan memasak, timbangan emas, timbangan laboratorium (neraca
lengan), dan lain-lain.
Standar Internasional massa adalah sebuah platina iridium yang disebut kilogram standar.
Kilogram standar ini disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional. Jadi, satu kilogram
adalah massa sebuah kilogram standar yang disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional.
Alat ukur massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari (terutama dalam dunia
perdagangan) dikenal dengan nama timbangan atau neraca. Satuan standar massa yang digunakan
merupakan tiruan dari massa standar yang telah disepakati secara internasional. Prinsip kerja
timbangan atau neraca adalah ke setimbangan. Prosesnya sama dengan alat ukur yang lain, yaitu
membandingkan suatu besaran yang diukur (massa benda) dengan besaran sejenis yang dijadikan
satuan standar sehingga terjadi kesetimbangan. Satuan timbangan yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari adalah ons, kuintal, dan ton. Hubungan ketiga satuan ini terhadap kilogram
1 kuintal = 100 kg
1 ons = 0,1 kg
1. Timbangan duduk
Pada Gambar 1.16 ditunjukkan timbangan duduk yang sering digunakan. Cara menggunakan alat
ini adalah dengan meletakkan benda di sebelah kiri pada tempatnya dan anak timbangan
diletakkan di sebelah kanan hingga mencapai
kesetimbangan. Dalam kehidupan sehari-hari, nilai dari
anak timbangan adalah 1 ons (0,1 kg), kg, kg,1 kg, 2 kg,
anak timbangan 1 kg, 0,5 kg, dan 1 ons, + 0,1 kg = 1,6 kg.
Gambar 8. Timbangan yang banyak digunakan
para penjual di pasar.
2. Neraca Ohauss
Pengukuran massa di laboratorium biasanya menggunakan neraca Ohaus yang memiliki 3
lengan atau 4 lengan. Neraca tiga lengan umumnya memiliki kapasitas 610 gram dengan ketelitian
0,1 gram. Lengan pertama menunjukkan skala puluhan (0 500 gram), lengan kedua menunjukkan
satuan (0 100 gram), dan lengan ketiga menunjukkan decimal (0 10 gram) dengan skala terkecil
0,1 gram. Benda yang akan diukur diletakkan di sebelah kiri. Dengan cara menggeser ketiga anak
timbangan ke sebelah kanan sampai dicapai kesetimbangan, kamu dapat mengetahui massa benda
tersebut.
Neraca empat lengan memiliki kapasitas 311 gram, 310 gram, dan 260 gram. Neraca Ohauss tipe
311, memiliki kapasitas 311 gram dengan ketelitian 0,01 gram (lihat Gambar 10 ). Penggunaan
neraca empat lengan ini sama dengan neraca tiga lengan.
Lengan Neraca
Tempat Beban
Agar kamu dapat lebih mudah memahami cara penggunaan neraca Ohauss, baca langkah-
langkah yang haru kamu lakukan berikut ini.
1) Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan cara
memutar knop yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua
garis pada neraca sejajar. Namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya terletak
3) Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika panahnya
sudah berada di titik setimbang 0 dan Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru
Keterangan :
HP : Hasil Pengukuran
L1 : Lengan pertama
L2 : Lengan kedua
L3 : Lengan ketiga
L4 : Lengan keempat
Timbangan lengan gantung atau dacin biasa digunakan untuk menimbang benda-benda berat
hasil panen seperti padi, kedelai, dan bawang. Cara kerjanya dengan menggantungkan beban pada
pengait timbangan dan menggeser-geser beban pemberat yang terdapat di sepanjang batang
aktu termasuk besaran pokok dan satuan pokok dalam SI dinyatakan dengan sekon. Alat
W ukur waktu jam tangan atau arloji, jam digital, dan stopwatch. Mengukur waktu adalah
membandingkan waktu dengan satuan sekon dengan menggunakan alat ukur jam atau stopwatch.
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI. Pada awalnya satuan waktu
dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan
sebagai 1/26400 kali satu hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam = 24 x 60 x 60 =
86400 detik. Karena satu hari matahari tidak selalu tetap dari waktu ke waktu, maka pada tahun
1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu detik adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom
Gambar 13. (a) Stopwatch digital; (b) Stopwatch analog; (c) Jam tangan
Sumber : Dokumentasi Penulis
Standar waktu yang telah dikenal adalah detik (sekon), menit, dan jam. Dalam satuan SI, standar
waktu adalah sekon. Hubungan antara ketiga besaran tersebut adalah
.Beberapa alat ukur waktu yang biasa kamu gunakan dalam kehidupan sehari-hari
adalah jam tangan (arloji), jam dinding, dan jam weker. Di dalam laboratorium, alat pengukur waktu
yang digunakan adalah stopwatch yang terdiri atas stopwatch digital dan stopwatch analog.
Stopwatch analog memiliki ketelitian 0,1 detik, stopwatch digital memiliki ketelitian 0,001 detik,
sedangkan jam tangan atau arloji memiliki tingkat ketelitian 1 detik.
Stopwatch sering digunakan untuk menghitung waktu jangka pendek, seperti kegiatan olahraga
karena stopwatch lebih teliti dari jam atau arloji. Cara penggunaan stopwatch dimulai dari tekan
tombol pengatur jarum ke angka nol. Tekan tombol star untuk memulai menghitung. Tekan tombol
stop untuk melihat lamanya waktu. Perhatikan posisi jarum panjang dan jarum pendek. Jarum
pendek menunjukkan menit dan jarum panjang menunjukkan sekon. Hati-hati dengan stopwatch,
V
olume benda-benda yang berbentuk tertentu, seperti kubus, balok, kerucut, bola slinder, dan
bentuk teratur lainnya dapat ditentukan dengan perhitungan secara matematis dengan
rumus:
Untuk mengukur volume benda yang bentuknya tidak teratur, dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu :
a. Menggunakan gelas ukur
Gelas ukur ini berupa tabung gelas yang dilengkapi dengan skala-skala volume (biasanya
dalam ml atau ). Volume zat cair dapat diukur secara langsung dengan menggunakan
gelas ukur, yaitu dengan menempatkan zat cair tersebut ke dalam gelas ukur dan volumenya
dapat ditentukan dari pembacaan skala yang berhimpit dengan permukaan zat cair tersebut.
Benda padat yang tak beraturan dapat diukur volumenya dengan menggunakan gelas
ukur, dengan langkah sebagai berikut.
1. Isilah gelas ukur dengan air lebih kurang setengah dari gelas ukur. Amati dan baca
skala yang ditunjukkan sebagai volume air tersebut
( )
air+batu ( )
KEGIATAN
Praktikum
Alat : Bahan :
Langkah Kerja
Alat :
1. Stopwatch Analog
2. Jam tangan
Langkah Kerja
Bahan :
Alat :
1. Kubus materi
Mistar 2. Balok materi
Langkah Kerja
Alat : Bahan :
Langkah Kerja
TABEL PENGAMATAN 4
No Benda yang diukur Massa (gr)
1 Kubus Aluminium
2 Kubus Tembaga
3 Kubus Kuningan
TABEL PENGAMATAN 5
No. Percobaan Lama waktu berjalan
1 Pertama
2 Kedua
3 Ketiga
TABEL PENGAMATAN 6
Sisi
No Benda yang di ukur Volume
P (cm) L (cm) T (cm)
1 Kubus materi
2 Balok materi
TABEL PENGAMATAN 7
Volume
No Benda yang diukur
Gelas pancur (ml) Gelas ukur (ml)
Jelaskan!
2. Bagaimana hasil volume batu yang didapatkan dari pengukuran menggunakan gelas pancur
dan gelas ukur? Jelaskan!
MIND MAPPING
Pengukuran
Massa
Pengukuran
Waktu
4
I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d untuk jawaban yang
benar!
1. Ketika di dalam kelas, Raja sedang mengukur sebuah buku dengan menggunakan mistar.
Kegiatan yang dilakukan Raja tersebut disebut
a. Eksperimen c. Pengukuran
b. Membandingkan suatu benda d. Mengukur
2. Perhatikan gambar di bawah ini
tertera pada skala nonius dan skala utama dari jangka sorong. Kemudian cari hasil
pengukurannya menggunakan persamaan
c. Untuk mengukur diameter dalam sebuah tabung digunakan alat ukur mikrometer sekrup.
Cara mengukurnya dengan meletakkan tabung di antara rahang, kemudian putar gigi geser
pada selubung pemutar sampai terdengar suara klik. Hentikan pemutaran, lalu kunci agar
skala tidak berubah.Baca skala utama apakah menunjukkan satuan atau setengah satuan.
Baca skala nonius yang tepat segaris dengan skala utama. Hitung hasil pengukuran dengan
persamaan
d. Untuk mengukur diameter dalam tabung digunakan alat ukur jangka sorong. Cara
mengukurnya dengan membuka mur pengunci jangka sorong. Letakkan mulut tabung di
antara rahang pengukur diameter dalam (lubang) yang terdapat di bagian atas jangka
sorong. Gerakkan rahang geser sehingga menjepit mulut tabung, lalu kuatkan mur pengunci
supaya skala tidak bergeser lagi. Baca skala utama dengan cara melihat angka nol skala
nonius. Cari salah satu skala nonius yang paling tepat segaris (berimpit) dengan skala utama.
Hitung hasil pengukura dengan persamaan .
5. Pengunci pada mikrometer sekrup diputar sampai bunyi klik agar
a. Nilai pengukuran yang didapat pada mikrometer sekrup tidak berubah/bergeser
b. Nilai pengukuran yang didapat pada mikrometer sekrup bisa berubah-ubah
c. Nilai pengukuran yang didapat pada mikrometer sekrup tetap meskipun sudah dilakukan
pengukuran pada benda lain
d. Nilai pengukuran yang didapat mikrometer sekrup benar
6. Perhatikan pengukuran dengan mikrometer sekrup di bawah ini!
b.
d.
9. Pak Rahmat mengadakan pacu lari di kelas 7.2 untuk nilai pelajaran olahraga. Empat orang siswa
dipanggil untuk pacu lari pada set pertama. Agar waktu pelari yang tercatat lebih teliti, alat
ukur yang sebaiknya digunakan oleh pak Rahmat ialah
a. Jam dinding c. jam pasir
b. Stopwatch analog d. stopwatch digital
10. Perhatikan gambar di bawah ini!
Waktu yang ditunjukkan oleh gambar di samping ialah
a. 11.45
b. 11.41
c. 10.45
d. 10.41
11. Sebuah balok memiliki panjang 10 cm, lebar 5 cm dan tinggi 0,5 cm. Volume balok tersebut
sebesar .
a. 250 cm3
b. 25 cm3
c. 20 cm3
d. 2,5 cm3
keluarga sudah memberi tanda batas tanah ketika mereka berumur 10 tahun dengan
menggunakan hasta. Setelah berumur 30 tahun, Pak Ali mengukur kembali lebar tanah dengan
menggunakan hasta, ternyata lebar tanah pak Ali sampai ke tanah milik keluarga pak Hasan.
Begitu juga dengan pak Hasan, pak Hasan mengukur ulang lebar tanahnya, ternyata lebar tanah
pak Hasan juga sampai ke tanah pak Ali. Cara yang dilakukan Deri untuk menyelesaikan
a. Deri mengukur panjang hasta kedua orang tersebut. Hasilnya panjang hasta pak Ali dan pak
Hasan berbeda. Hasta pak Ali lebih panjang daripada hasta pak Hasan. Karena panjang
hasta kedua orang tersebut, maka Deri menggunakan hasta milik anak berumur 15 tahun
untuk mengukur lebar kedua tanah tersebut. Karena awalnya, pak Ali dan pak Hasan
mengukur lebar tanah mereka menggunakan hasta ketika berumur 10 tahun. Sesudah
diukur lebar kedua tanah menggunakan hasta anak berumur 15 tahun, didapatkan lebar
b. Deri mengukur panjang hasta kedua orang tersebut. Hasilnya panjang hasta pak Ali dan pak
Hasan berbeda. Hasta pak Ali lebih panjang daripada hasta pak Hasan. Karena panjang
hasta kedua orang tersebut, maka Deri menggunakan hasta milik anak berumur 10 tahun
untuk mengukur lebar kedua tanah tersebut. Karena awalnya, pak Ali dan pak Hasan
mengukur lebar tanah mereka menggunakan hasta ketika berumur 10 tahun. Sesudah
diukur lebar kedua tanah menggunakan hasta anak berumur 10 tahun, didapatkan lebar
c. Deri mengukur panjang hasta kedua orang tersebut. Hasilnya panjang hasta pak Ali dan pak
Hasan berbeda. Hasta pak Ali lebih panjang daripada hasta pak Hasan. Karena panjang
hasta kedua orang tersebut berbeda, maka Deri menggunakan hasta milik anak berumur 15
tahun untuk mengukur lebar kedua tanah tersebut. Karena awalnya, pak Ali dan pak Hasan
mengukur lebar tanah mereka menggunakan hasta ketika berumur 10 tahun. Sesudah
diukur lebar kedua tanah menggunakan hasta anak berumur 10 tahun, didapatkan lebar
d. Deri mengukur panjang hasta kedua orang tersebut. Hasilnya panjang hasta pak Ali dan pak
Hasan berbeda. Hasta pak Ali lebih panjang daripada hasta pak Hasan. Karena panjang
hasta kedua orang tersebut, maka Deri menggunakan hasta milik anak berumur 10 tahun
untuk mengukur lebar kedua tanah tersebut. Karena awalnya, pak Ali dan pak Hasan
mengukur lebar tanah mereka menggunakan hasta ketika berumur 10 tahun. Setelah diukur
lebar tanah menggunakan hasta anak berumur 10 tahun tersebut, kemudian dirata-ratakan
hasta anak berumur 10 tahun dengan hasta milik pak Ali dan pak Hasan. Setelah dirata-
ratakan, itulah lebar tanah milik pak Ali dan pak Hasan yang sesungguhnya.
15. Dua orang pemulung bersama-sama mengumpulkan botol bekas. Setelah dikumpulkan mereka
menggabungkan botol bekas yang telah mereka dapatkan dan ingin membagi botol bekas
tersebut sama banyak. Tetapi, ketika ingin membagi sama banyak, mereka memiliki kendala,
yaitu tidak memiliki neraca untuk menimbang botol tersebut. Yang terdapat disekitar mereka
hanya kayu, tali dan gula dengan massa 2 kg. Cara yang benar dilakukan kedua oang tersebut
a. Membuat sebuah timbangan menggunakan kayu. Kayu tersebut digantungkan dan dibuat
seimbang, Kemudian menentukan titik tengah dari kayu dan menentukan jarak yang sama
antara titik tengah dengan kedua ujung kayu tersebut. Setelah dibuat jarak yang sama
antara titik tengah dengan ujung kayu sebelah kanan dan ujung kayu sebelah kiri,
gantungkan gula yang bermassa 2 kg di ujung kayu sebelah kiri. Pada ujung sebelah kanan,
gantungkan botol bekas sampai kayu dalam keadaan seimbang. Lakukan cara tersebut
sampai botol bekas habis dan didapatkan pembagian yang sama untuk kedua pemulung
b. Membuat sebuah timbangan menggunakan kayu. Kayu tersebut digantungkan dan dibuat
seimbang, Kemudian menentukan titik tengah dari kayu dan menentukan jarak yang
berbeda antara titik tengah dengan kedua ujung kayu tersebut. Setelah dibuat jarak yang
berbeda antara titik tengah dengan ujung kayu sebelah kanan dan ujung kayu sebelah kiri,
gantungkan gula yang bermassa 2 kg di ujung kayu sebelah kiri. Pada ujung sebelah kanan,
gantungkan botol bekas sampai kayu dalam keadaan seimbang. Lakukan cara tersebut
sampai botol bekas habis dan didapatkan pembagian yang sama untuk kedua pemulung
c. Membuat sebuah timbangan menggunakan kayu. Kayu tersebut digantungkan dan dibuat
seimbang, Kemudian menentukan titik tengah dari kayu dan menentukan jarak yang sama
antara titik tengah dengan kedua ujung kayu tersebut. Setelah dibuat jarak yang sama
antara titik tengah dengan ujung kayu sebelah kanan dan ujung kayu sebelah kiri,
gantungkan gula yang bermassa 2 kg di ujung kayu sebelah kiri. Pada ujung sebelah kanan,
gantungkan botol bekas sampai keadaan kayu seperti berat sebelah. Lakukan cara tersebut
sampai botol bekas habis dan didapatkan pembagian yang sama untuk kedua pemulung
d. Membuat sebuah timbangan menggunakan kayu. Kayu tersebut digantungkan dan dibuat
seimbang, Kemudian menentukan titik tengah dari kayu dan menentukan jarak yang
berbeda antara titik tengah dengan kedua ujung kayu tersebut. Setelah dibuat jarak yang
berbeda antara titik tengah dengan ujung kayu sebelah kanan dan ujung kayu sebelah kiri,
gantungkan gula yang bermassa 2 kg di ujung kayu sebelah kiri. Pada ujung sebelah kanan,
gantungkan botol bekas sampai keadaan ujung kayu sebelah kanan berada di atas dan ujung
kayu sebelah kiri berada di bawah. Lakukan cara tersebut sampai botol bekas habis dan
1. Seorang siswa akan mengukur jarak dari rumah ke sekolahnya dengan melakukan pengukuran
langsung, yaitu mengukur jalan yang menghubungkan kedua tempat tersebut dengan
menggunakan suatu alat ukur. Coba kamu pikirkan, alat ukur apakah yang paling tepat untuk
digunakan dalam pengukuran tersebut? Besaran dan satuan apa saja yang terlibat?
2. Sebuah benda diukur dengan penggaris. Cara pengukurannya diperlihatkan seperti pada gambar
berikut.
3. Kamu diminta untuk mengukur volume sebuah benda yang tidak teratur.