Anda di halaman 1dari 12

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Fisika Dasar dengan judul “Pengukuran dasar"


yang dibuat oleh:
Nama : SINTA SAFITRI
NPM : 0910580620001
Kelas/Prodi : PETERNAKAN
Kelompok : 1 ( SATU )
telah diperiksa oleh koordinator dosen, maka laporan ini telah diterima.

Rappang, 2021
Koordinator dosen,

Armayani.M., S.Si., M.Si


BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Fisika sebagai induk mekanika-mekanika fluida-hidrolik-alat berat memerlukan


pengukuran-pengukuran yang sangat teliti agar gejala yang dipelajari dapat dijelaskan
(dan bisa diramalkan) dengan akurat. Sebenarnya pengukuran tidak hanya mutlak bagi
fisika, tetapi juga bagi bidang-bidang ilmu lain termasuk aplikasi dari ilmu tersebut.
Dengan kata lain, tidak ada teori, prinsip, maupun hukum dalam ilmu pengetahuan alam
yang dapat diterima kecuali jika disertai denganhasil-hasil pengukuran yang akurat.
(Giancoli, 2013).

Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan suatu besaran


dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah pembanding di
dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang
lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi dalam pengukuran terdapat dua faktor utama
yaitu perbandingan dan patokan (standar).

Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang dapat diukur dengan sesuatu yang
dijadikan sebagai acuan. Sesuatu yang dapat diukur,kemudian hasilnya dinyatakan
dengan angka-angka, dinamakan besaran. Besaran Fisika dikelompokkan menjadi
Besaran Pokok dan Besaran Turunan. Besaran pokok adalah besaran yang sudah
ditetapkan terlebih dahulu dan merupakan besaran dasar. Sedangkan besaran turunan
adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Panjang, massa, waktu, suhu dan
arus listrik merupakan contoh besaran pokok. Luas, volume, massa jenis, kecepatan dan
gaya merupakan contoh dari besaran turunan. Dalam Sistem Internasional (SI) terdapat
tujuh besaran pokok yang mempunyai satuan dan dua besaran pokok yang tidak
mempunyai satuan

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan yang akan di capai

adalah :

1. Mempelajari prinsip prinsip dasar pengukuran

2. Menentukan panjang, diameter dalam diameter luar

dan ketebalan benda


3. Melakukan pengukuran massa benda

C. Manfaat

Manfaat melakukan praktikum pengukuran dasar diantaranya dapatmemahami


penggunaan alat ukur. Alat ukur yang diperlukan sehari-hari misalnyauntuk menimbang
berat badan, sehingga kita dapat mengetahui bagaimana caramenentukan hasilnya.
Pengukuran juga sering ditemui dikehidupan, dalam pembuatan meja misalnya, dapat
menentukan panjang, lebar, dan tingginya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mengukur Besaran Panjang

Dalam setiap pengukuran baik panjang, massa sebuah benda dan sebagainya
diperlukaan alat ukur. Untuk mengukur panjang benda kita mengenal alat ukur panjang,
seperti mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Alat pengukur massa yaitu neraca
Alat ukur yang paling umum adalah mistar, dimana mistar mempunyai skala terkecil 1
mm dengan batas ketelitian 0,5 mm atau setengah dari nilai skala terkecilnya.
Penggunaan alat ukur panjang sendiri harus disesuaikan dengan benda yang akan diukur.
(sasmito, 2010 )

Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter, dimensi luar
suatu benda, dan diameter dalam suatu benda. Jangka sorong memiliki 2 bagian, yaitu
rahang tetap yang fungsinya sebagai tempat skala tetap yang tidak dapat digerakkan
letaknya, dan rahang sorong yang fungsinya sebagai tempat skala nonius dan dapat
digeser-geser letaknya untuk menyesuaikan dan mengukur benda. Jangka sorong ini dapat
mengukur dengan ketelitian hingga 0,1 mm. ( Mikrajuddin, 2016). Selain jangka sorong
ada alat yang lebih teliti dari jangka sorong yaitu micrometer sekrup.

Mikrometer sekrup

Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda
yang tipis, panjang benda yang kecil, dan dimensi luar benda yang kecil. Mikrometer
skrup memiliki 3 bagian, yaitu selubung utama yang fungsinya sebagai tempat skala utama
yang akan menunjukkan berapa hasil pengukuran dan bagian ini sifatnya tetap dan tidak
dapat digeser-geser, lalu selubung luar yang fungsinya sebagai skala nonius yang dapat
diputar-putar untuk menggerakkan selubung ulir supaya dapat menyesuaikan dengan
benda yang diukur, dan selubung ulir yang fungsinya sebagai bagian yang dapat
digerakkan dengan cara memutar-mutar selubung luar sehingga dapat menyesuaikan
dengan bentuk benda yang diukur. Mikrometer skrup ini dapat mengukur dengan
ketelitian hingga 0,01 mm. (Ihsan, 2016).

Amperemeter
Amperemeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat arus yang
mengalir dalam satu rangkaian listrik. Berdasarkan jenisnya, sumber arus amperemeter
dibagi menjadi 2 yaitu amperemeter DC dan amperemeter AC.

Voltmeter

Voltmeter merupakan alat untuk mengukur besarnya tegangan dalam suatu benda
yang dilewati oleh listrik. Berdasarkan jenis dari arus listrik voltmeter dibagi menjadi 2
yaitu voltmeter AC dan voltmeter DC.

Neraca Ohauss

Pengukuran massa banyak di lakukan dengan menggunakan neraca atau timbangan


yang bekerja atas dasar prinsi tuas. Jenis neraca yang umum digunakan di laboratorium
antara lain neraca ohauss, neraca emas, dan sebagainya. Jenis neraca lain adalah neraca
lengan dengan beban geser.

Neraca Ohauss Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam
praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini
adalah 311 gram.Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram. Adapun teknik
pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar tombol kalibrasi pada ujung
neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada garis
kesetimbangan , namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya terletak tepat
pada angka nol di masing-masing lengan(Musthofa Abi Hamid,2009).

Neraca ohauss berlengan 3:

• Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1g.

• Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.

• Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.

Stopwatch

Stopwatch merupakan alat yang digunakan untuk mengukur waktu. Stopwatch


terbagi menjadi 2 jenis yaitu dalam bentuk digital dan analog

Standar Deviasi Hasil Pengukuran

Pengamatan dilakukan n kali pengukuran dari besaran x dan pada akhirnya


terkumpul data x1, x2, x3, ..., xn. Standar deviasi adalah nilai statistik yang digunakan
untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, dan seberapa dekat titik data
individu ke mean atau rata-rata nilai sampel. Sebuah standar deviasi dari kumpulan dara
sama dengan nol menunjukkan bahwa semua nilai-nilai dalam himpunan tersebut adalah
sama (sutarno, 2009).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Identifikasi variabel

Kegiatan 1 : Pengukuran panjang

a. Variabel Kontrol

Alat ukur panjang {mistar(cm)}

b. Variabel respon

Nilai penunjukkan skala {Panjang, simbol P (cm); Lebar, simbol L (cm); Tinggi, simbol
T (cm); diameter cawan petri, simbol D (cm)}.

c. Variable Manipulasi

Rak Tabung Reaksi, Cawan Petri dan Cermin

Kegiatan 2 : Pengukuran massa

a. Variabel manipulasi

Alat ukur yang digunakan {Timbangann Digital (g), dan Timbangan Manual (kg)}

b. Variable respon

Nilai penunjukkan Skala digital (g), dan Skala putar (kg)/massa


Variable control
Koin 1, koin 2, koin 3 dan berat badan (Seseorang)
B. Definisi operasional variable

Kegiatan 1 : Pengukuran panjang

a. Variable Kontrol
Mistar adalah alat ukur panjang yang dimulai dari titik nol dengan mata yang
harus tegak lurus dengan hasil akhir pengukuran.

b. Variable respon
- Panjang didapatkan dengan mengukur sisi terpanjang dari Rak
Tabung reaksi menggunakan alat ukur mistar, yang dimulai dari angka nol
skala alat ukur hingga ujung panjang Rak Tabung Reaksi dan Cermin.
- Lebar didapatkan dengan mengukur sisi disamping dari panjang
Rak Tabung Reaksi menggunakan alat ukur mistar, yang dimulai dari angka
nol skala alat ukur hingga ujung lebar Rak Tabung
Reaksi dan Cermin.
- Tinggi didapatkan dengan mengukur tebal atau sisi di belakang
panjang dan lebar Rak Tabung Reaksi menggunakan alat ukur mistar, yang
dimulai angka nol skala alat ukur hingga ujung tinggi Rak Tabung
Reaksi dan Cermin.
- Diameter didapatkan dengan mengukur jumlah jari-jari lingkaran maupun
kedua ujung kanan dan kiri Cawan petri menggunakan alat ukur mistar,
yang dimulai dari angka nol skala alat ukur, dari ujung kiri cawan petri
hingga ujung kanan Cawan petri.

c. Variable Manipulasi
- Rak Tabung Reaksi adalah obyek yang diukur panjang, lebar, dan tingginya
menggunakan alat ukur mistar.
- Cawan Petri adalah obyek yang di ukur diameter nya menggunakan alat
ukur mistar.
-Cermin adalah obyek yang diukur panjang, lebar, dan tingginya
menggunakan alat ukur mistar.

Kegiatan 2 : Pengukuran massa

a. Variable Kontrol
- Timbangan digital merupakan timbangan yang bekerja secara elektronis
dengan tenaga listrik. Umumnya timbangan ini menggunakan arus lemah
dan indikatornya berupa angka digital pada layar bacaaan dan NST nya 0,1
gram, namun koin 1, koin 2, dan koin 3 tidak sampai dari 500 gram.
- Timbangan manual merupakan timbangan yang bekerja secara mekanis
dengan sistem pegas. Biasanya jenis timbangan ini menggunakan indicator
jarum sebagai penunjuk ukuran massa yang telah terskala dan NST nya 0,5
kilogram, namun

b. Variable respon

Massa didapatkan dengan berdasarkan penunjukkan skala menggunakan


alat ukur Timbangan digital dan Timbangan manual Terhadap koin 1, Koin 2,
Koin 3,dan berat badan (Seseorang).

c. Variable Manipulasi

- Koin 1, Koin 2, dan Koin 3 adalah obyek yang diukur massanya berbentuk
lingkaran menggunakan alat ukur Timbangan digital.
- Berat badan (Seseorang) adalah Seseorang yang diukur massanya dengan
menggunakan Timbangan manual.

C. Alat dan Bahan

Alat
Mistar / Penggaris
Timbangan digital
Timbangan Manual

Bahan
Rak Tabung Reaksi
Cawan Petri
3 Koin
Cermin
Praktikan (beratnya)

D. Prosedur Kerja

Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum diatas meja.

Mengukur panjang, lebar dan tinggi dengan mistar / penggaris mulai dari Rak

Tabung Reaksi, Cawan Petri, dan Cermin.

Mengukur berat koin 1, koin 2 dan koin 3 dengan timbangan digital. Sedangkan

untuk mengukur berat badan (seseorang) Dan tingginya menggunakan timbangan manual.

Mencatat setiap pengukuran dan massa yang sudah dilakukan dan sesudah itu

setiap pengukuran akan dibagi sesuai dengan NST nya masing-masing.

Merumuskan setiap pengukuran dan massa ke dalam rumusan masing-masing

supaya menghasilkan volume atau massa yang diharapkan.

Menyiapkan tabel untuk pengukuran dan massanya.


BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

Dari percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam
benda, sedangkan mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter
luar suatu benda dengan ketelitian lebih tinggi di bandingkan jangka sorong. Mengukur
ketebalan benda seperti plat besi dan diameter koin (lingkaran) lebih mudah dan hasil
pengukuran lebih tepat di bandingkan mengukur benda yang berbentuk seperti kelereng.

Saran

Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran di sarankan untuk memahami


dahulu konsep pengukuran, alat ukur yang akan digunakan,

besaran, dan satuan agar praktikum berjalan dengan lancar dan mudah dipahami.

Lakukan pengukuran ketebalan dan diameter sebanyak 10 kali dan 5 Kali untuk massa

dari sudut yang berbeda namun tepat agar mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S.1997. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.Edisi Kedua.Penerbit Pustaka


Pelajar.Yogyakarta.

Halliday & Resnick.2010.Fisika.Edisi 7 Jilid 1.Erlangga.Jakarta.

http://kbs.jogjakota.go.id/upload/CARA BACA MIKROMETER SEKRUP.pdf. diakses

http://novanurfauziawati.files.wordpress.com/2012/01/modul-1-pengukuran.pdf

Anda mungkin juga menyukai