KEWIRAUSAHAAN
DOSEN PENGAMPUH: Iranita Haryono S.Pt.M.si
DISUSUN OLEH
KELOMPOK VI :
1. Muhammad Harum Haeruddin (0910580920003)
2. Muhammad Asrul (0910580920026)
3. Iswan Sumantri (0910580920009)
4. Neva Yulaela Putri (0910580920016)
5. Fitria (0910580920023)
i
HALAMAN PENGESAHAN
Rappang, 2023
ii
NIDN. 0903059001 NIDN. 0909089004
KATA PENGANTAR
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah “Kewirausahaan”. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagaimana cara melakukan analisa usaha.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini,
supaya laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini , penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun, Kelompok 6
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu pusat keanekaragaman genetic pisang. Sebagai imbal
baliknya, Indonesia adalah pusat keanekaragaman pisang. Banyak dari bentang alam di
Indonesia masih lebih dari cukup untuk pengembangan pertanian pisang. Salah satu
kekuatan pertan ian pisang adalah kemampuannya untuk tumbuh di tanah yang tidak
berpengairan. Di sisi lain, pisang juga tetap tumbuh dalam lingkungan berlimpah hujan.
Pisang adalah salah satu suku Musaceae, berasal dari kawasan Asia Tenggara.
Tanaman pisang ini cocok untuk tumbuh di daerah tropis serta merupakan tanaman yang
tidak musiman tetapi dapat berbuah sepanjang tahun. Tanaman pisang merupakan salah
satu kekayaan Indonesia dengan nama latin Musa sp, dimana memiliki keragaman jenis
antara lain, pisang kepok, pisang ambon, pisang raja, pisang badak, pisang susu, pisang
abaka, pisang nangka, pisang pipit dan sebagainya. (Amilda, 2014).
Pisang merupakan salah satu buah yang dapat diolah dalam berbagai jenis produk
makanan salah satunya yaitu Roti Pisang Coklat. Itulah yang melatar belakangi kami
dalam pembuatan laporan “Analisa Usaha Produk Roti Pisang Coklat (RoPiCo)”
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah dalam laporan Analisa Usaha maka
masalah yang dirumuskan yaitu:
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui profil usaha pada usaha roti pisang coklat (ROPICO)
2. Untuk mengetahui penetapan rencana produksi pada usaha roti pisang coklat
(ROPICO)
3. Untuk mengetahui Analisa usaha pada produk roti pisang coklat (ROPICO)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Pengertian Analisis
1. Komarudin. Menurut Komarudin, analisis adalah aktivitas berfikir untuk menguraikan
suatu keseluruhan menjadi komponen-komponen kecil sehingga dapat mengenal tanda-
tanda komponen, hubungan masing-masing komponen, dan fungsi setiap komponen
dalam satu keseluruhan yang terpadu.
2. Wiradi. Menurut Wiradi, analisis adalah aktivitas yang memuat kegiatan memilah
mengurai, membedakan sesuatu yang kemudian digolongkan dan dikelompokkan
menurut kriteria tertentu lalu dicari makna dan kaitannya masing-masing.
3. Dwi Prastowo Darminto. Pengertian analisis menurut Dwi Prastowo Darminto, analisis
adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan.
5. Husein Umar. Menurut Husein Umar, pengertian analisis adalah suatu proses kerja dari
rangkaian tahapan pekerjaan sebelum riset, didokumentasikan dengan tahapan pembuatan
laporan.
Analisis Usaha adalah analisis yang dilakukan pada suatu bisnis mulai dari
perencanaan operasional, riset produk, memprediksi pasar, dan evaluasi suatu bisnis
(Wuisan, 2021).
Analisis Usaha adalah sebuah analisa yang berupa kegiatan melakukan perencanaan,
meriset, memprediksi, mengevaluasi kegiatan usaha atau bisnis (Ibnu, 2020).
3
B. Produk, Merek, dan Kemasan
- Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2017), Produk adalah semua yang dapat ditawarkan
ke pasar untuk perhatian, perolehan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan.
Produk adalah suatu yang bersifat kompleks, yang dapat diraba maupun tidak dapat
diraba, yang di dalamnya termasuk kemasan, harga, prestise perusahaan dan pelayanan
jasa perusahaan yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhannya. Kemudian produk sendiri diklasifikasikan menjadi 2, yaitu jasa dan
barang. Produk jasa hanya dapat dirasakan (intangible), sedangkan produk barang bisa
dilihat dan dirasakan (tangible) Kurniawan (2014).
Menurut Philip Kotler, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan.
Kualitas produk adalah karakteristik dari suatu produk atau layanan yang bergantung
pada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau tersirat
(Kotler dan Armstrong, 2016) dialih bahasakan oleh Benjamin Molan. Berdasarkan
beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa kualitas produk merupakan kemampuan
suatu produk dalam memenuhi keinginan konsumen. Keinginan konsumen tersebut
diantaranya daya tahan produk, keandalan produk, kemudahan pemakaian, serta atribut
bernilai lainnya yang bebas dari kekurangan dan kerusakan.
4
3. Reliability (reliabilitas), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau
gagal dipakai.
4. Confermance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana
karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5. Durability (daya tahan), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat
digunakan.
6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan direparasi,
serta penanganan keluhan secara memuaskan.
7. Esthetics (Estetika), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
8. Perceived Quality (kualitas yang dipersepsikan), yaitu citra dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
- Merek
Adapun pengertian merek menurut Kotler dalam Fandy Tjiptono (2015), merek
adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Sedangkan menurut Kotler & Keller dialih
bahasakan oleh Bob Sabran (2013).
Menurut Kotler dan Keller, dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2013), citra merek
dapat dilihat dari:
1. Keunggulan asosiasi merek merupakan salah satu faktor pembentuk brand image,
dimana produk tersebut unggul dalam persaingan.
2. Kekuatan asosiasi merek ialah bagaimana informasi masuk kedalam ingatan
konsumen dan bagaimana proses bertahan sebagai bagian dari citra merek. Hal itulah
yang akan terus menerus menjadi penghubung antara produk/merek dengan konsumen.
Dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga ditengah-
tengah maraknya persaingan. Membangun popularitas sebuah merek menjadi merek yang
terkenal tidaklah mudah. Namun demikian, popularitas adalah salah satu kunci yang
dapat membentuk brand image pada konsumen.
3. Keunikan asosiasi merek terhadap suatu merek mau tidak mau harus terbagi dengan
merek-merek lain. Oleh karena itu, harus diciptakan keunggulan bersaing yang dapat
dijadikan alasan bagi konsumen untuk memilih suatu merek tertentu.
5
Menurut Kotler (2014) keputusan pembelian konsumen yaitu keputusan akhir
perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.
Sedangkan menurut (Sussanto, 2014) Keputusan pembelian merupakan suatu proses
dimana konsumen melalui tahapan-tahapan tertentu untuk melakukan pembelian suatu
produk. Ditambahkan oleh Assauri (2015) keputusan pembelian yang dilakukan oleh
konsumen atau pembeli dipengaruhi pula oleh kebiasaan. Kebiasaan pembelian mencakup
kapan waktunya pembelian dilakukan, dalam jumlah berapa pembelian dilaksanakan dan
dimana pembelian tersebut dilakukan.
Dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima macam peranan yang dapat
dilakukan seseorang, kelima peran tersebut meliputi :
a. Pemprakarsa (Initiator) Orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau
kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang
atau jasa tertentu.
b. Pemberi pengaruh (Influencer) Orang yang memberi pandangan, nasihat, atau
pendapat sehingga dapat membantu keputusan pembelian.
c. Pengambil keputusan (Decider) Orang yang menentukan keputusan pembelian,
apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana
membelinya.
d. Pembeli (Buyer) Orang yang melakukan pembelian secara aktual.
e. Pemakai (User) Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang
telah dibeli.
- Kemasan
Kemasan adalah salah satu penentu keberhasilan dalam penjualan produk terkait
dengan informasi pesan yang ingin disampaikan, untuk itu visualisasi dibuat semenarik
mungkin agar dapat menyasar segmen yang ingin diraih Mukaromah (2016).
6
C. Roti, Pisang, dan Coklat
- Roti
Roti merupakan makanan fermentasi berbahan dasar tepung terigu yang sering
dikonsumsi masyarakat. Roti disebut sebagai produk fermentasi karena menggunakan
ragi dalam pembentukan rasa dan aroma (Sitepu, 2019).
- Pisang
Pisang adalah salah satu suku Musaceae, berasal dari kawasan Asia Tenggara.
Tanaman pisang ini cocok untuk tumbuh di daerah tropis serta merupakan tanaman yang
tidak musiman tetapi dapat berbuah sepanjang tahun. Tanaman pisang merupakan salah
satu kekayaan Indonesia dengan nama latin Musa sp, dimana memiliki keragaman jenis
antara lain, pisang kepok, pisang ambon, pisang raja, pisang badak, pisang susu, pisang
abaka, pisang nangka, pisang pipit dan sebagainya. (Amilda, 2014).
Pisang adalah salah satu jenis komoditi yang memiliki prospek yang baik, hal ini
karena pisang merupakan komoditi yang digemari sebagian besar penduduk dunia.
Produksi pisang Indonesia pada tahun 2016 adalah sebanyak 7,007,117 ton, sedangkan
pada tahun 2017 mengalami peningkatan produksi menjadi sebesar 7,162,678 ton
(Badan Pusat Statistik, 2018).
- Coklat
Cokelat merupakan salah satu produk olahan hasil kakao yang banyak digemari oleh
masyarakat (Arif,et al., 2017). Menurut Praseptiangga,et al., (2018), cokelat merupakan
suspense partikel-partikel seperi pasta kakao, susu bubuk, serta gula yang tersusun atas
lemak cokelat secara utuh dan terus menerus. Menurut Asriati et al., (2018) , berdasarkan
komposisi bahan penyusunya terdapat tiga jenis cokelat, yaitu dark chocolate, milk
chocolate, dan white chocolate. Perbedaan dari ketiga jenis cokelat tersebut terletak dari
penambahan susu pada produk tersebut, dimana dark chocolate merupakan jenis cokelat
yang tidak sama sekali menggunakan bahan susu dalam pembuatan produknya sedangkan
milk chocolate menambahkan susu pada pembuatan produknya sedangkan white
chocolate berbahan baku susu dalam proses pembuatanya. Bahan baku yang digunakan,
7
serta proses yang dilakukan pada pembuatan cokelat akan berpengaruh terhadap kualitas
mutu pada cokelat salah satunya adalah dalam aspek fungsional atau kesehatan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
a. Alat:
- Rolling Pin 1 Pcs - Serok Saringan Minyak Goreng 1 Pcs - Jepitan Masakan 1 Pcs
b. Bahan:
c. Proses Pembuatan
8
- Kupas kulit pisang kemudian haluskan pisang di dalam baskom menggunkan gelas.
- Setelah pisang halus tambahkan 3 sendok terigu kemudian aduk sanpai rata
menggunakan sendok.
- Setelah itu ambil roti yang telah dipipihkan kemudian masukkkan adonan pisang dan
coklat yang telah di iris.
- Lipat roti tawar yang telah di isi adonan pisang dan coklat lalu rekatkan menggunakan
garpu.
- Campurkan terigu dengan air lalu aduk hingga merata sebagai adonan basah.
- Panaskan minyak lalu goreng roti tawar hingga matang atau berubah warna
kecoklatan.
- Masukkan ke dalam kemasan yang telah disiapkan dan siap untuk dijual.
C. Analisis Data
Adalah penerimaan pedagang dari hasil penjualan, total revenue merupakan hasil
dari jumlah output dikalikan dengan harga jual output produk.
Menururt Suratiyah (2015) secara umum perhitungan penerimaan total (Total
Revenue/TR) adalah perkalian antara jumlah produksi (Y) dengan harga jual (Py) dan
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
TR= Py x Y
Dimana:
TR= Total Revenue (Penerimaan Total)
Py= Harga produk
Y= Jumlah produksi
9
b. Total Biaya (Total Cost)
Biaya total (Total Cost/TC), yaitu total seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang
digunakan untuk menghasilkan suatu barang jadi dalam satu periode tertentu.
Menurut Suratiyah (2015) untuk menghitung besarnya biaya total (Total Cost)
diperoleh dengan cara menjumlahkan biaya tetap (Fixed Cost/FC) dengan biaya
Variabel (Variabel Cost) dengan rumus:
TC= FC + VC
Dimana:
TC= Total Cost (Biaya Total)
FC= Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC= Variabel Cost (Biaya Variabel)
c. Total Keuntungan
Keuntungan adalah kenaikan ekuitas atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi
incidental yang terjadi pada perusahaan dan semua transaksi atau kejadian yang
mempengaruhi perusahaan dalam suatu periode akuntansi selain yang berasal dari
pendapatan investasi pemilik.
Menurut Suratiyah (2015) pendapatan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan
biaya total (TC) dan dinyatakan dengan rumus :
I= TR-TC
Dimana:
I= Income (pendapatan)
TR= Total Revenue (Penerimaan Total)
TC= Total Cost (Biaya Total)
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Home Made adalah nama brand yang digunakan oleh kelompok kami. Adapun
produk kami yaitu Roti Pisang Coklat yang merupakan salah satu bentuk inovasi produk
yang terbuat dari buah pisang yang matang. Produk ini dapat menambah nilai jual dari
pisang dan dapat menjadi sebuah cemilan yang cocok bagi semua kalangan, karena
produk ini terbuat dari roti tawar yang di isi dengan olahan pisang dan coklat dan
digoreng.
Alasan dari kelompok kami dalam memilih produk Roti Pisang Coklat (RoPiCo) ini
yaitu karena pisang merupakan salah satu buah yang banyak tumbuh di daerah kami, serta
pisang juga merupakan buah yang sangat mudah rusak atau busuk dan itulah mengapa
kelompok kami memilih untuk membuat produk dari buah pisang ini.
1. Analisis Keuangan
11
9 Spatula 1 Pcs Rp.12.000
Total Rp.578.500
Total Rp.128.500
12
c. Perkiraan Pendapatan Bulanan
- Produksi Roti Pisang Coklat dalam satu hari yaitu 14 kemasan dimana dalam satu
kemasan terdapat 3 pcs RoPiCo.
2. Pemasaran
Proses pemasaran produk RoPiCo ini dilakukan pada Auditorium H. Zaini Razak
UMS Rappang.
3. Jadwal Kegiatan
Kegiatan produksi produk RoPiCo dimulai pada 11 Januari 2023 dalam bentuk
produk yang belum digoreng. Pelaksanaan proses produksi dilakukan 2 hari. Hari
pertama untuk mengumpulkan persediaan bahan dan proses produksi, karena produksi
memakan waktu yang cukup lama. Sementara pada hari kedua dilakukan proses
penggorengan dan pemasaran produk di Auditorium H. Zaini Razak UMS Rappang
secara langsung kepada konsumen.
Kegiatan evaluasi rencana produksi dilakukan satu kali untuk mengetahui apakah
produk RoPiCo ini banyak digemari oleh konsumen dan layak atau tidak layak untuk
dipasarkan.
C. Analisa Usaha
13
1. Biaya Tetap (Fix Cost)
Biaya tetap pada produksi produk RoPiCo ini yaitu Rp.0, karena pada produksi
produk RoPiCo ini tidak ada biaya atau pengeluaran dalam pembelian alat-alat yang
digunakan selama produksi.
Total Rp.128.500
3. Total Penerimaan
Total Penerimaan = Hasil Produksi (Kemasan) × Harga Jual Produk (Rp)
= 14 Kemasan × Rp.10.000
= Rp.140.000
4. Total Biaya
Total Biaya = Total biaya variabel + Total biaya tetap
14
= Rp.128.500 + Rp.0
= Rp.128.500
5. Total Keuntungan
Total Keuntungan = Total penerimaan – Total Biaya
= Rp.140.000 – Rp.128.500
= Rp.11.500
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Praseptiangga, Danar, Yasmin Nabila, and Dimas Rahadian Aji Muhammad. 2018. “Kajian
Tingkat Penerimaan Panelis Pada Dark Chocolate Bar Dengan
Penambahan Bubuk Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii).”
Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture 33(1): 78–88.
Sitepu, K. M. 2019. Penentuan Konsentrasi Ragi pada Pembuatan Roti (Determining of
Yeast Concentration on Bread Making). Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Agrokompleks, 71-77.
Suratiyah. 2015. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wuisan Pretty Angelia. 2021. Cara Analisis Peluang Usaha, Pengertian, dan Tujuannya.
https://www.modalrakyat.id/blog/analisis-peluang-usaha. Diakses pada
17 Januari 2023.
18