Ternak itik adalah salah satu bahan alternatif dari bahanin konvensional.
komoditi bidang peternakan yang berperan Eceng gondok merupakan salah satu
khususnya untuk menunjang ternak yang gondok sebagai pakan ternak terbatas
monogastrik lainnya serta harga yang tidak laboratorium Fapet, Universitas Brawijaya
stabil. Seperti halnya dedak halus, yang (2013), yaitu PK 15,9%; SK 14,63%; Abu
kelangkaan bahan serta ketidak stabilan bahwa penggunaan daun eceng gondok
harga bahan. Untuk menekan biaya fermentasi Aspergillus niger dalam ransum
kelangkaan bahan pakan perlu untuk kecernaan protein kasar, energy metabolis
sejati (TME), dan retensi nitrogen.
373
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 372-378 (Juli 2016) ISSN 0852 -2626
Perlengkapan yang digunakan adalah ransum perlakuan dan tahap kedua, yaitu
timbangan, wadah penampung bahan pengambilan data ekskreta. Tahap pertama,
pakan penyusun ransum, wadah untuk yaitu tahap adaptasi dilakukan selama 10
mencampur ransum hari dimana pakan perlakuan diberikan
perlakuan,kantongplastik penampung secara bertahap sampai ransum perlakuan
ransum per perlakuan, penampung menggantikan ransum yang sebelumnya.
ekskreta,dan alat tulis menulis.Penelitian Tujuannya ialah untuk menghilangkan
ini dilakukan dengan menggunakan pengaruh ransum sebelumnya pada
metode eksperimen dengan Rancangan ternak.Setelah ransum perlakuan
Acak Lengkap sesuai petunjuk Steel dan menggantikan ransum sebelumnya,
Torrie (1991), terdiri dari 5 perlakuan dan pemberiannya dilakukan secara adlibitum
4 ulangan.Ransum perlakuan yang sampai konsumsi ternak kembali normal.
diberikan diformulasi sebagai berikut: R0 Tahap kedua ini dilakukan
= 100% dedak halus (40% dalam ransum) pengumpulan data ekskreta yang dilakukan
+ 0% eceng gondok fermentasi (0% dalam sejak pukul 07.00 pagi sampai pukul 07.00
ransum); R1 = 75% dedak halus (30% pagi keesokan harinya. Pengambilan data
dalam ransum) + 25% eceng gondok sampel ekskreta dilakukan dengan
fermentasi (10% dalam ransum); R2 = menggunakan metode koleksi total dengan
50% dedak halus (20% dalam ransum) + cara menampung sampel ekskreta dalam
50% eceng gondok fermentasi (20% dalam wadah penampungan dan dilakukan
ransum); R3 = 25% dedak halus (10% penimbangan setiap kali defikasi. Sampel
dalam ransum) + 75% eceng gondok ekskreta segar dibersihkan, selanjutnya
fermentasi (30% dalam ransum); R4 = 0% pengeringan matahari sampai sampel
dedak halus (0% dalam ransum) + 100% mencapai berat kering setelah itu sampel
eceng gondok fermentasi (40% dalam ditimbang dan dicampur secara komposit
ransum). Pengaruh perlakuan ransum untuk masing-masing perlakuan. Ekskreta
percobaan dianalisis keragamannya dan selanjutnya dianalisis di laboratorium
selanjutnya untuk mengetahui untuk mendapatkan data kandungan bahan
perbandingan antar perlakuan, analisis kering dan abu.
dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur Parameter
(BNJ) sesuai petunjuk Steel dan Torrie Untuk melihat sejauh mana pengaruh
(1991). penggunaan eceng gondok terfermentasi
Prosedur Penelitian dalam ransum pada ternak itik diukur dua
Penelitian ini dibagi dalam dua parameter, yaitu kecernaan bahan kering
tahap, yaitu tahap pertama, yaitu adaptasi dan kecernaan bahan organik.
375
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 372-378 (Juli 2016) ISSN 0852 -2626
Table 3.Rataan persentase kecernaan bahan kering dan bahan organik tiap perlakuan
Perlakuan
Variabel
R0 R1 R2 R3 R4
Kecernaan bahan
70.856ab 71.078ab 70,470ab 71.596b 69.475a
kering (%)
Kecernaan bahan
75.302ab 75.430ab 75,167ab 76.266b 74.131a
organik(%)
Keterangan : Nilai pada baris yang sama dengan superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan
yang nyata (P<0.05).
376
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 372-378 (Juli 2016) ISSN 0852 -2626
378