Anda di halaman 1dari 9

p-ISSN 1410-5659 e-ISSN 2621-5144 Jurnal Ilmu Ternak, Juni 2021, 21(1):1-9

Published by Fakultas Peternakan UNPAD DOI: 10.24198/jit.v21i1.33221


Unpad Press Available online at http://jurnal.unpad.ac.id/jurnalilmuternak

Kecernaan ADF, NDF dan Hemiselulosa Secara In Vitro pada Litter


Fermentasi dengan Lama Peram yang Berbeda

Marry Christiyanto1,a dan Cahya Setya Utama1


Departemen Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Jl. Prof.
H. Soedarto, S.H, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275
a
email: marrychristiyanto@gmail.com

Abstrak
Penelitian bertujuan mengkaji lama peram litter ayam terhadap kecernaan Acid Detergent Fiber
(ADF), kecernaan Neutral Detergent Fiber (NDF) dan kecernaan hemiselulosa secara in vitro.
Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan litter ayam dari 16 kandang closed house,
digabungkan dan difermentasi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola searah
dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, perlakuan tersebut adalah T0 = pemeraman litter 0 minggu;
T1 = pemeraman litter 3 minggu; T2 = pemeraman litter 6 minggu; T3 = pemeraman litter 9
minggu. Parameter yang diamati yaitu kecernaan ADF, kecernaan NDF dan kecernaan
hemiselulosa litter ayam fermentasi menggunakan metode Van Soest. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa lama peram litter ayam fermentasi berpengaruh terhadap nilai kecernaan
ADF, kecernaan NDF dan kecernaan hemiselulosa. Perlakuan litter ayam fermentasi dengan
pemeraman meningkatkan kecernaan ADF dan hemiselulosa litter ayam sedangkan kecernaan
NDF perlakuan lebih rendah dari pada perlakuan tanpa pemeraman. Kesimpulan penelitian yaitu
litter ayam fermentasi dengan lama peram 6 minggu, menghasilkan kecernaan ADF sebesar
54,15%, kecernaan NDF sebesar 68,51% dan kecernaan hemiselulosa sebesar 14,35%.
Kata kunci: Fermentasi, kecernaan, ADF, hemiselulosa, NDF, litter.

ADF, NDF and Hemicellulosa Digesbility In Vitro in Fermentation


Litters with Different Ripening Periods

Abstract
The study aims to examine the length of chicken litter peram against digestibility Acid Detergent
Fiber (ADF), digestibility Neutral Detergent Fiber (NDF) and digestibility hemicellulose in
vitro. The research method was conducted by collecting chicken litter from 16 closed house
cages, combined and fermented. The study used a Complete Randomized Design pattern in the
direction of 4 treatments and 4 replays, the treatment is T0 = littering 0 weeks; T1 = 3 weeks
litter ripening; T2 = 6 weeks litter ripening; T3 = 9 weeks litter ripening. The observed
parameters are ADF digestbility, NDF digestibility and hemicellulose litter of fermented
chickens using Van Soest method. The results showed that the long litter of fermented chickens
had an effect on the digestiability value of ADF, NDF digestibility and hemicellulose
digestibility. Litter treatment of fermented chickens by ripening increases the digestiability of
ADF and hemicellulose litter of chickens while the digestitude of NDF treatment is lower than
the treatment without acidification. The conclusion of the study was litter of fermented chickens
with a length of 6 weeks, resulting in ADF digestibility of 54.15%, digestibility of NDF by
68.51% and digestibility of hemicellulose by 14.35%.
Keywords: ADF, digestibility, fermentation, hemicellulose, litter, NDF

1
Christiyanto / Jurnal Ilmu Ternak Juni 2021, 21(1):1-9

Pendahuluan melakukan fermentasi (Prastyawan et al.,


Permintaan produk daging dari ternak 2012). Fermentasi merupakan proses
rumianasia di Indonesia semakin meningkat pengolahan yang meningkatkan kandungan
±10 juta ton setiap tahun (BPS, 2019). protein dan menurunkan serat kasar
Peningkatan produksi ternak diperlukan (Amrullah et al., 2019). Kualitas bahan
untuk mememuhi kebutuhan masyarakat. pakan akan meningkat setelah dilakukan
Salah satu upaya untuk meningkatkan fermentasi (Yusuf et al., 2012). Kandungan
produktivitas ternak ruminansia adalah serat kasar yang menurun akibat perlakuan
dengan meningkatkan kualitas dan fermentasi, akan meningkatkan kecernaan
kuantitas pakan yang diberikan. Pakan (Nurkhasanah, et al., 2020). Proses
merupakan salah satu komponen terpenting fermentasi akan menurunkan kadar lignin
dalam bidang peternakan (Thaariq, 2017). dengan bantuan mikroorganisme
Ternak ruminansia memiliki keistimewaan pendengradasi lignosesulosa sehingga
mampu mencerna bahan pakan yang menurunkan kecernaan ADF dan NDF serta
memiliki serat kasar tinggi (Susanti et al., berdampak pada peningkatan nilai
2020). Kelangkaan hijauan yang terjadi kecernaan bahan tersebut (Rahayu et al.,
dimusim kemarau sangat berpengaruh pada 2015). Kecernaan fraksi serat sangat
produktivitas ternak ruminansia. penting diperhatikan karena menentukan
Bahan pakan alternatif merupakan kecernaan zat lain dalam pakan dan
salah satu solusi yang dapat digunakan berpengaruh terhadap penyerapan nutrien
sebagai pengganti kelangkaan hijauan. dalam tubuh ternak (Liman et al., 2010).
Litter ayam broiler mempunyai potensi Lama peram proses fermentasi berpengaruh
sebagai bahan pakan alternatif. Litter terhadap kerja mikroorganisme merombak
merupakan alas kandang ayam yang berisi komponen nutrisi yang terkandung dalam
sekam dan akan bercampur dengan manure suatu bahan sehingga berdampak pada
(kotoran) ayam broiler pada akhir periode perubahan kandungan nutrisi (Utama et al.,
pemeliharaan (Muharlien et al. 2011). 2020).
Bahan pakan yang berasal dari limbah Penelitian bertujuan mengkaji lama
pertanian memiliki kandungan lignin yang peram litter ayam yang berbeda terhadap
tinggi sehingga berdampak pada kecernaan Acid Detergent Fiber (ADF),
kecernaannya rendah (Siswanto et al., kecernaan Neutral Detergent Fiber (NDF)
2016). Litter ayam mengandung serat kasar dan kecernaan hemiselulosa secara in vitro.
yang tinggi karena bahan yang sering Kebaharuan dari penelitian adalah
digunakan yaitu sekam dengan kandungan parameter yang digunakan dalam penelitian
serat kasar 37,33%, hemiselulosa 23,4%, sangat unik karena menampikan
selulosa 34,4% dan lignin 19,2% (Naufala keseluruhan komponen serat kasar.
& Pandebesie, 2015). Kandungan fraksi
serat kasar adalah faktor pembatas
kecernaan pakan dan mempengaruhi laju Materi dan Metode
pakan dan berdampak pada menurunnya Bahan yang digunakan antara lain litter
konsumsi (Thaariq, 2017). Fraksi serat ayam broiler setelah panen dengan waktu
terdiri dari ADF (Acid Detergent Fiber) dan pemeliharaan 35-42 hari, cairan rumen sapi,
NDF (Neutral Detergent Fiber). ADF larutan McDougall, larutan ADS (Acid
merupakan dinding sel tanaman yang tidak Detergent Soution) dan larutan NDS
larut dalam detergen asam sedangkan NDF (Neutral Detergent Soution). Alat yang
adalah bagian dari dinding sel yang tidak digunakan meliputi cawan crusibel,
akan larut oleh detergen neutral (Sudirman timbangan analitik (ketelitian 0,001 g
et al., 2015). Komponen penyususn ADF kapasitas 200 g), oven, tanur, cawan saring,
adalah lignin dan selulosa serta komponen desikator vacum, kompor listrik, tabung
penyusun NDF adalah lignin, hemiselulosa, reaksi, kain kassa, erlemeyer ukuran 500
silica dan selulosa. ml, gelas ukur, clamp shaker waterbath dan
Upaya untuk mengurangi kadar serat sentrifuge 5424R.
kasar pada litter ayam yaitu dengan cara Penelitian menggunakan Rancangan

2
Christiyanto / Jurnal Ilmu Ternak Juni 2021, 21(1):1-9

Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan 4 dengan taraf kepercayaan 5% bila ada
perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan tersebut pengaruh nyata (Melia et al., 2014).
adalah:
T0 : Litter ayam fermentasi dengan lama
pemeraman 0 minggu (0 hari) Hasil dan Pembahasan
T1 : Litter ayam fermentasi dengan lama Kecernaan ADF, NDF dan Hemiselulosa
pemeraman 3 minggu (21 hari) litter ayam fermentasi dengan lama
T2 : Litter ayam fermentasi dengan lama pemeraman berbeda
pemeraman 6 minggu (42 hari) Berdasarkan penelitian yang telah
T3 : Litter ayam fermentasi dengan lama dilakukan diperoleh hasil nilai kecernaan
pemeraman 9 minggu (63 hari) Acid Detergent Fiber (ADF) Neutral
Proses fermentasi litter ayam broiler Detergent Fiber (NDF) dan kecernaan
dilakukan secara anaerob fakutatif dengan hemiselulosa litter ayam fermentasi pada
kadar air awal 70%. Parameter yang lama peram yang berbeda pada Tabel 1.
diamati adalah kecernaan Acid Detergent Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa
Fiber (ADF), Neutral Detergent Fiber lama peram litter ayam fermentasi
(NDF) dan kecernaan hemiselulosa secara berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai
in vitro. Analisis komponen serat tersebut kecernaan Acid Detergent Fiber (ADF).
dilakukan dengan menggunakan metode Pemeraman yang dilakukan meningkatkan
Van Soest. Nilai kecernaan yang dihitung nilai kecernaan litter ayam fermentasi. Nilai
dari sampel yang diinkubasi selama 3 x 24 kecernaan ADF secara berurutan dari
jam, residu selanjutnya di saring dengan tertinggi ke terendah adalah T2 (54,15%),
crusible saring dan dianalisis nilai T1 (50,95%), T3 (38,64%) dan T0
kecernaan dalam satuan persen (%) dengan (33,21%). Hasil penelitian kecernaan ADF
menggunakan rumus sebagai berikut (Tilley perlakuan T0 berbeda nyata dengan T1, T2,
& Terry, 1963) dan T3; T1 berbeda nyata dengan T2 dan
T3; serta T2 berbeda nyata dengan T3.
%KcADF= Nilai kecernaan tersebut cukup baik untuk
×100% litter ayam fermentasi karena hampir
%KcNDF= menyerupai kecernaan manure (tanpa
×100% sekam) ayam. Hassan et al. (2011)
menyatakan bahwa nilai kecernaan ADF
% Kecernaan Hemiselulosa = %Kecernaan NDF - manure ayam berkisar antara 50,79 –
%Kecernaan ADF
54,96%. Nilai kecernaan ADF terendah
berada pada perlakuan T0 dapat terjadi
Analisis Data karena pada perlakuan tersebut tidak ada
Data hasil penelitian selanjutnya diuji mekanisme perombakan komponen litter
keragaman data menggunakan uji Analysis menjadi lebih mudah dicerna oleh
of Variance (ANOVA), dilanjutkan dengan mikroorganisme rumen.
uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)

Tabel 1. Kecernaan ADF, NDF dan hemiselulosa litter ayam fermentasi pada lama peram
berbeda
Lama Pemeraman
Parameter
T0 T1 T2 T3
---------------------------------%---------------------------------
Kecernaan
33,212d±0,44 50,954b±1,22 54,152a±1,27 38,637c±1,25
ADF
Kecernaan
45,39d±0,69 62,35b±0,40 68,51a±0,49 51,37c±0,41
NDF
Kecernaan
12,183bc±0,49 11,400c±0,30 14,357a±0,46 12,732b±1,17
Hemiselulosa
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
(P<0,05).

3
Christiyanto / Jurnal Ilmu Ternak Juni 2021, 21(1):1-9

Mikroorganisme fermentasi tidak memiliki bahwa kecernaan ADF dipengaruhi oleh


waktu untuk mengurai komponen litter populasi mikroorganisme yang
pada T0, yang berdampak pada saat keberadaannya juga dipengaruhi oleh nilai
dilakukan pengujian in vitro, pH rumen, dan dipengaruhi tinggi
mikroorganisme rumen juga tidak mampu rendahnya kadar lemak dalam pakan, yang
mencerna dengan optimal, dan memberikan dapat mempengaruhi kecernaan secara
hasil nilai kecernaan ADF rendah. Jaelani et keseluruhan pada komponen ADF, NDF
al. (2015) menyatakan bahwa adanya dan selulosa. Lama pemeraman yang paling
aktivitas mikroorganisme selama fermentasi panjang pada T3 berdampak pada lama
akan memperbaiki kualitas nutrisi dan nilai fermentasi yang lebih lama pula, dan
kecernaan suatu bahan, karena fermentasi mengakibatkan terjadi peningkatan kadar
dapat menurunkan kadar serat kasar. lemak litter yang berasal dari akumulasi sel
Kecernaan ADF litter ayam fermentasi mikroorganisme fermentasi. Kadar lemak
pada T1 memiliki hasil yang lebih tinggi yang lebih tinggi tersebut, menjadi indikasi
dari pada perlakuan T0, hal tersebut dapat kuat menurunnya kecernaan ADF pada
terjadi karena lama pemeraman yang lebih perlakuan T3. Berdasarkan parameter
panjang, membuat kesempatan fermentasi kecernaan ADF, perlakuan yang
bahan oleh mikroorganisme menjadi lebih direkomendasikan adalah perlakuan T2,
panjang pula. Semakin lama pemeraman, karena memberikan hasil kecernaan ADF
maka perubahan berbagai jenis gula dalam tertinggi dan akan dapat mudah dicerna
litter oleh bakteri asam laktat menjadi lebih oleh ternak. Nurkhasanah et al. (2020)
optimal, sehingga membuat bahan menjadi menyatakan bahwa kecernaan ADF yang
lebih mudah dicerna. Ferdaus et al. (2008) lebih tinggi menandakan kadar ADF bahan
menyatakan bahwa bakteri asam laktat akan lebih rendah, dan sebaliknya kecernaan
semakin tumbuh dan berkembang seiring ADF yang rendah, menandakan kadar ADF
lamanya waktu fermentasi. Kecernaan bahan lebih tinggi.
ADF semakin meningkat pada perlakuan Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa
T2 dan merupakan perlakuan dengan nilai lama peram litter ayam fermentasi
kecernaan ADF tertinggi. Hal tersebut berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai
terjadi diduga karena pada lama pemeraman kecernaan Neutral Detergent Fiber (NDF).
tersebut adalah waktu optimal untuk Nilai kecernaan NDF secara berurutan dari
fermentasi litter dalam mendekomposisi tertinggi ke terendah adalah T2 (68,51%),
komponen serat litter. Sehingga komponen T1 (62,35%), T3 (51,37%) dan T0
serat yang lebih sederhana pada litter (45,39%). Hasil penelitian kecernaan ADF
perlakuan T2, berdampak pada semakin perlakuan T0 berbeda nyata dengan T1, T2,
tingginya jumlah populasi mikroorganisme dan T3; T1 berbeda nyata dengan T2 dan
rumen yang dapat mencerna bahan, dan T3; serta T2 berbeda nyata dengan T3.
menghasilkan nilai kecernaan ADF yang Nilai NDF yang paling rendah pada T0,
lebih baik. Siswanto et al. (2016) dapat terjadi karena komponen selulosa
menyatakan bahwa ADF tersusun atas pada perlakuan tersebut tidak dimanfaatkan
selulosa, silika dan lignin, dimana oleh mikroorganisme fermentasi, akibat
kecernaannya sangat dipengaruhi oleh dari lama peram yang sangat singkat. Hal
aktivitas mikroorganisme selulolitik rumen tersebut membuat kemampuan
serta populasi mikroorganisme tersebut. mikroorganisme rumen yang memanfaat
Kecernaan ADF litter ayam fermentasi selulosa pada T0 menjadi lebih rendah,
pada perlakuan T3 yang menurun, dapat sehingga memberikan nilai kecernaan NDF
terjadi karena pemeraman yang terlalu lama yang lebih rendah pula pada perlakuan
membuat beberapa komponen nutrisi bahan tersebut. Nilai NDF pada perlakuan T0
kering litter telah rusak, sehingga tidak lebih tinggi dibandingkan nilai ADF. Dewi
dapat dicerna optimal oleh mikroorganisme et al. (2015) menyatakan bahwa bakteri
rumen, dan menurunkan nilai kecernaan selulolitik yang dapat mencerna
ADF. Wang et al. (2019) menyatakan hemiselulosa dan selulosa, dibandingkan

4
Christiyanto / Jurnal Ilmu Ternak Juni 2021, 21(1):1-9

bakteri hemiselulolitik yang hanya dapat mengindikasikan kadar NDF yang lebih
mencerna hemiselulosa, menjadi penyebab rendah, sehingga akan lebih mudah dicerna
kecernaan NDF dapat lebih tinggi dari pada oleh ternak ruminansia saat litter ayam
kecernaan ADF. fermentasi dijadikan sebagai pakan. Silva et
Kecernaan NDF pada perlakuan T1 al. (2018) menyatakan bahwa kadar NDF
memiliki nilai yang lebih tinggi yang terlalu tinggi dapat menurunkan
dibandingkan T0, karena pada perlakuan konsumsi pakan dan daya cerna pakan.
tersebut terjadi penguraian komponen litter Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa
oleh mikroorganisme fermentasi. Meskipun lama peram litter ayam fermentasi
demikian nilai kecernaan NDF pada T1 berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai
tetap lebih rendah dari T2, diduga terjadi kecernaan hemiselulosa. Nilai kecernaan
karena fermentasi bahan belum optimal, hemiselulosa secara berurutan dari tertinggi
sehingga memberikan kadar NDF yang ke terendah adalah T2 (14,36%), T3
masih tinggi. Kadar NDF yang lebih tinggi (12,73%), T0 (12,18%) dan T1 (11,40%).
tersebut, membuat kecernaan NDF yang Hasil penelitian kecernaan hemiselulosa
lebih rendah pada T1, karena perlakuan T0 berbeda nyata dengan T2,
mikroorganisme rumen juga memiliki namun tidak berbeda nyata dengan T1, dan
batasan dalam mencerna NDF pakan. Pino T3; T1 berbeda nyata dengan T2 dan T3;
et al. (2018) menyatakan bahwa kecernaan serta T2 berbeda nyata dengan T0, T1 dan
bahan dalam rumen dapat dipengaruhi oleh T3. Perlakuan T1 dan T0 memberikan hasil
tingkat NDF dalam pakan, populasi kecernaan hemiselulosa rendah dan
mikroorganisme dan jenis pakan. keduanya tidak berbeda nyata, diduga
Kecernaan NDF pada perlakuan T2 disebabkan aktivitas mikroorganisme
memberikan hasil tertinggi, terjadi karena rumen pada perlakuan tersebut sama,
waktu pemeraman tersebut telah optimal karena kandungan hemiselulosa bahan
bagi mikroorganisme fermentasi dalam relatif sama. Wibowo et al. (2019)
mendekomposisi komponen liter menjadi menyatakan bahwa hemiselulosa adalah
lebih sederhana. Komponen yang lebih polisakarida yang terdiri dari berbagai
sederhana tersebut menjadikan mudah glukosa seperti arabinosa, manosa, glukosa,
dicerna oleh mikroorganisme rumen, dan galaktosa, dan D-glukosa. Perlakuan lama
menghasilkan nilai kecernaan NDF peram T1 belum mampu
tertinggi. Awais et al. (2021) menyatakan mendekomposisikan penyusun
bahwa peningkatan kecernaan NDF dan hemiselulosa tersebut menjadi komponen
bahan kering suatu bahan dapat dikaitkan yang lebih sederhana, sehingga hasil
dengan meningkatkan kandungan nitrogen kecernaan hemiselulosa menjadi tidak
rumen, yang meningkatkan pertumbuhan berbeda nyata dengan T0. Susanti et al.
populasi mikroba, sehingga menyebabkan (2020) menyatakan bahwa waktu degradasi
terjadinya peningkatan kecernaan. yang lebih lama oleh mikroorganisme
Perlakuan lama peram T3 yang terlalu rumen, dapat disebabkan karena kecernaan
panjang, membuat fermentasi bahan terlalu hemiselulosa menjadi rendah, akibat dari
berlebih dan membuat bahan menjadi kadar hemiselulosa yang cukup tinggi.
beracun, dan mengakibatkan kecernaan Perlakuan T2 menghasilkan kecernaan
NDF menjadi menurun. Sari et al. (2020) hemiselulosa tertinggi, dapat terjadi karena
menyatakan bahwa fermentasi yang terlalu lama peram tersebut merupakan lama
lama dapat mengakibatkan perubahan fermentasi yang optimal untuk penguraian
media menjadi sulfur, amonia dan senyawa komponen hemiselulosa litter ayam. Lee et
turunannya, yang berasal dari sel al. (2017) menyatakan bahwa kecernaan
mikroorganisme yang mati, serta hemiselulosa produk pakan dapat
pertumbuhan mikroorganisme juga tidak memberikan hasil yang lebih tinggi dengan
optimal. Berdasarkan parameter kecernaan perlakuan fermentasi, terjadi karena adanya
NDF, perlakuan yang direkomendasikan enzim hidrolitik yang dihasilkan, yang akan
adalah perlakuan T2, karena memberikan mengganggu integritas endosperma dinding
nilai kecernaan NDF tertinggi yang sel, dan memecah Non Starch

5
Christiyanto / Jurnal Ilmu Ternak Juni 2021, 21(1):1-9

Polysaccharide (NSP). Terjadinya Kesimpulan


pemecahan NSP tersebut akan melepaskan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nutrisi yang terperangkap, sehingga lama peram litter ayam fermentasi
mengakibatkan kecernaan hemiselulosa berpengaruh terhadap nilai kecernaan ADF,
yang lebih tinggi. Lama peram pada kecernaan NDF dan kecernaan
perlakuan T2 memberikan nilai kecernaan hemiselulosa. Perlakuan yang
hemiselulosa terbaik, disebabkan karena direkomendasikan adalah litter ayam
mikroorganisme fermentasi menghasilkan fermentasi dengan lama peram 6 minggu
enzim yang lebih banyak, dan membuat (T2), menghasilkan kecernaan ADF sebesar
lebih banyak hemiselulosa yang dapat 54,15%, kecernaan NDF sebesar 68,51%
dimanfaatkan oleh mikroorganisme rumen. dan kecernaan hemiselulosa sebesar
Rahayu et al. (2015) menyatakan bahwa 14,35%.
enzim yang dihasilkan selama fermentasi
dapat mempermudah degradasi fraksi serat,
dengan mekanisme terjadinya pemutusan Ucapan Terima Kasih
ikatan antara lignohemiselulosa dan Ucapan terima kasih kepada
lignoselulosa, yang mengakibatkan lebih Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
banyaknya hemiselulosa dan selulosa yang Masyarakat atas fasilitasinya dalam
dapat dimanfaatkan. Semakin banyak penugasan kegiatan Penelitian Dasar
hemiselulosa yang dapat dimanfaatkan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian
mikroorganisme rumen maka semakin Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan
banyak Volatile Fatty Acids (VFA) yang Pengembangan Kementerian Riset,
dihasilkan, serta semakin tinggi nilai Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan
kecernaan hemiselulosa litter ayam Nomor: 225-67/UN7.6.1/PP/2020 tanggal
fermentasi. 20 Maret 2020.
Seiring semakin lamanya pemeraman
pada T3, nilai kecernaan hemiselulosa litter
ayam fermentasi semakin menurun. Hal Daftar Pustaka
tersebut dapat terjadi karena pada lama Amrullah, M., B. I. Moeda, Tampoebolon
peram T3, mikroorganisme fermentasi telah & B. W. Prasetyono. 2019. Kajian
memasuki fase kematian, sehingga sel yang pengaruh proses fermentasi sekam
mati dapat menghasilkan zat racun dan padi amoniasi menggunakan
menurunkan kecernaan hemiselulosa litter Aspergillus niger terhadap serat
ayam fermentasi. Harahap (2014) kasar, protein kasar, dan total
menyatakan bahwa bakteri mengalami 4 digestible nutrients. Jurnal
fase pertumbuhan yang terdiri atas lag Pengembangan Penyuluhan
phase (fase adaptasi), exponential phase Peternakan. 16 (29): 25-31.
(fase pertumbuhan logaritmik), stationary Awais, M., Sharif, M., Ashfaq, K., Aqib, A.
phase (fase stabil), dan death phase (fase I., Saeed, M., Cerbo, D. A. &
kematian). Berdasarkan parameter Alagawany, M. 2021. Effect of yeast-
kecernaan hemiselulosa, perlakuan yang fermented citrus pulp as a protein
direkomendasikan adalah perlakuan T2, source on nutrient intake,
karena memberikan nilai kecernaan digestibility, nitrogen balance and in
hemiselulosa tertinggi. Susanti et al. (2020) situ digestion kinetics in nili
menyatakan bahwa nilai kecernaan ravi buffalo bulls. Journal Animals.
hemiselulosa bahan pakan dipengaruhi oleh 11 (6): 1-10. DOI:
komponen penyusun hemiselulosa dan jenis https://doi.org/10.3390/ani11061713
mikroorganisme rumen. Kecernaan Badan Pusat Statistik. 2019. Produksi
hemiselulosa yang tinggi pada T2, Daging menurut Provinsi, 2009-
mengindikasikan komponen hemiselulosa 2019. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
pada perlakuan tersebut lebih mudah Dewi, Y. L., Herawati, R. & Mahata, M. E.
dicerna oleh mikroorganisme rumen. 2015. Kecernaan in vitro fraksi serat
(NDF, ADF dan selulosa) lima jenis

6
Christiyanto / Jurnal Ilmu Ternak Juni 2021, 21(1):1-9

rumput laut coklat dari Pantai Sungai hasil fermentasi pelepah sawit oleh
Nipah Kabupaten Pesisir Selatan Trichoderma sp terhadap derajat
Sumatera Barat. Jurnal Peternakan keasaman (pH), kandungan protein
Indonesia. 17 (3): 210-2018. DOI: kasar dan serat kasar. Ziraa'ah
https://doi.org/10.25077/jpi.17.3.210- Majalah Ilmiah Pertanian. 40 (3):
218.2015 232-240. DOI:
Dewi, Y. L., R. Herawati & M. E. Mahata. 10.31602/zmip.v40i3.239
2015. Kecernaan in vitro fraksi serat Lee, M. T., Lai, L. P. I., Lin, W. C. I., Ciou,
(NDF, ADF dan selulosa) lima jenis J. Y. I. I., Chang, S. C. I. I. I., Yu, B.
rumput laut coklat dari pantai sungai I., Lee T. T. I. 2017. Improving
nipah kabupaten Pesisir Selatan nutrition utilization and meat quality
Sumatera Barat. Jurnal Peternakan of broiler chickens through solid-
Indonesia. 17(3): 210 - 218. DOI state fermentation of agricultural by-
: 10.25077/jpi.17.3.210-218.2015. products by aureobasidium pullulans.
Ferdaus, F., Wijayanti, M. O., Brazilian Journal of Poultry Science.
Retnonigtyas, E. S. & Irawati, W. 19 (4): 645-653. DOI:
2008. Pengaruh ph, konsentrasi http://dx.doi.org/10.1590/1806-9061-
substrat, penambahan kalsium 2017-0495
karbonat dan waktu fermentasi Liman, A. Kusuma & Y. Widodo. 2010.
terhadap perolehan asam laktat dari Pemanfaatan limbah kelapa sawit
kulit pisang. Jurnal Widya Teknik. 7 melalui pengolahan biologis dalam
(1): 1-14. DOI: rangka integrasi industri kelapa sawit
https://doi.org/10.33508/wt.v7i1.125 dan ternak ruminansia. Jurnal
6 Penelitian Pertanian Terapan.10 (2):
Harahap, A. E. 2014. Simulasi bakteri asam 75-83. DOI
laktat yang diisolasi dari silase daun : https://doi.org/10.25181/jppt.v10i2.
pelepah sawit pada saluran 249
pencernaan ayam. Jurnal Muharlien, Achmanu & R. Rachmawati.
Peternakan. 11 (2): 43 – 47. DOI: 2011. Meningkatkan produksi ayam
http://dx.doi.org/10.24014/jupet.v11i pedaging melalui pengaturan
2.2718 proporsi sekam, pasir dan kapur
Hassan, Z., M. Nisa, M. A. Shahzad & M. sebagai litter. Jurnal Ternak Tropika.
Sarwar. 2011. Replacing concentrate 12 (1) : 38-45.
with wheat straw treated with urea Naufala, W. A. & E. S. Pandebesie. 2015.
molasses and ensiled with manure: Hidrolisis eceng gondok dan sekam
effects on ruminal characteristics, in padi untuk menghasilkan gula
situ digestion kinetics and nitrogen reduksi sebagai tahap awal produksi
metabolism of Nili-Ravi buffalo bioethanol. Jurnal Teknik. 4 (2) : 109
bulls. Journal Animal Science. 24 – 113.
(8): 1092–1099. DOI: Nurkhasanah, I., Nuswantara, L. K.,
10.5713/ajas.2011.10337. Christiyanto, M. & Pangestu, E.
Hassan, Z., Nisa, M., Shahzad, M. A. & 2020. Kecernaan neutral detergen
Sarwar, M. 2011. Replacing fiber (NDF), acid detergent fiber
concentrate with wheat straw treated (ADF) dan hemiselulosa hijauan
with urea molasses and ensiled with pakan secara in vitro. Jurnal Litbang
manure: effects on ruminal Provinsi Jawa Tengah. 18 (1): 55-63.
characteristics, in situ digestion DOI:
kinetics and nitrogen metabolism of https://doi.org/10.36762/jurnaljateng.
nili-ravi buffalo bulls. Journal v18i1.809
Animal Science. 24 (8): 1092–1099. Nurkhasanah, I.., L. K. Nuswantara, M.
DOI: 10.5713/ajas.2011.10337. Christiyanto & E. Pangestu. 2020.
Jaelani A., Widaningsih, N. & Mindarto, E. Kecernaan neutral detergen fiber
2015. Pengaruh lama penyimpanan (NDF), acid detergent fiber (ADF)

7
Christiyanto / Jurnal Ilmu Ternak Juni 2021, 21(1):1-9

dan hemiselulosa hijauan pakan cerevisiae) dan lama fermentasi


secara in vitro. Jurnal Litbang terhadap kualitas cuka air kelapa
Provinsi Jawa Tengah. 18 (1): 55-63. (Cocos nucifera). Jurnal Teknologi
DOI: https://doi.org/10.36762/jurnalj Pertanian. 1 (2): 39-46. DOI :
ateng.v18i1.809. https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/ag
Pino, F., Mitchell, L. K., Jones, C. M. & ritekno/article/view/31
Heinrichs, A. J. 2018. Comparison of Silva, L. D. D., Pereira, O. G., Silva, T. C.
diet digestibility, rumen D., Sebastião, Filho, C. P., Ribeiro,
fermentation, rumen rate of passage, K. G. & Santos, S. A. 2018. Intake,
and feed efficiency in dairy heifers apparent digestibility, rumen
fed ad-libitum versus precision diets fermentation and nitrogen efficiency
with low and high quality forages. in sheep fed a tropical legume silage
Journal of Applied Animal Research. with or without concentrate. Anais da
46 (1): 1296–1306. DOI: Academia Brasileira de Ciências. 90
https://doi.org/10.1080/09712119.20 (4): 3551-3557. DOI:
18.1498788 http://dx.doi.org/10.1590/0001-
Prastyawan, R. M., B. I. M. Tampoebolon 3765201820180053
dan Surono. 2012. Peningkatan Siswanto, D., B. Tulung, K. Maaruf, M. R.
kualitas tongkol jagung melalui Waani & M. M. Tindangen. 2016.
teknologi amoniasi fermentasi Pengaruh pemberian rumput raja
(amofer) terhadap kecernaan bahan (Pennisetum purpupoides) dan tebon
kering dan bahan organik serta jagung terhadap kecernaan NDF dan
protein total secara in vitro. Journal ADF pada sapi po pedet jantan.
Animal Agriculture. 1 (1): 611 – 621. Jurnal Zootek. 36 (2) 379-386.
DOI: http://ejournal- DOI: https://doi.org/10.35792/zot.36
s1.undip.ac.id/index.php/ aaj .2.2016.12540.
Rahayu, S., Jamarun, N., M. Zain & Siswanto, D., Tulung, B., Maaruf, K.,
Febrina, D. 2015. Pengaruh Waani, M. R. dan Tindangen, M. R.
pemberian dosis mineral Ca dan lama 2016. Pengaruh pemberian rumput
fermentasi pelepah sawit terhadap raja (Pennisetum purpupoides) dan
kandungan lignin, kecernaan BK, tebon jagung terhadap kecernaan
BO, PK dan Fraksi Serat (NDF, NDF dan ADF pada sapi PO pedet
ADF, hemiselulosa dan selulosa) jantan. Jurnal Zootek. 36 (2): 379–
menggunakan kapang Phanerochaete 386. DOI:
chrysosporium. Jurnal Peternakan https://doi.org/10.35792/zot.36.2.201
Indonesia. 17 (2): 151-162. 6.12540
DOI: https://doi.org/10.25077/jpi.17. Sudirman, Suhubdy, S. D. Hasan, S. H.
2.151-162.2015 Dilaga & I W. Karda. 2015.
Rahayu, S., N. Jamarun, M. Zain & D. Kandungan Neutral Detergent Fibre
Febrina. 2015. Pengaruh pemberian (NDF) dan Acid Detergent Fibre
dosis mineral Ca dan lama fermentasi (ADF) bahan pakan lokal ternak sapi
pelepah sawit terhadap kandungan yang dipelihara pada kandang
lignin, kecernaan BK, BO, PK dan kelompok. Jurnal Ilmu dan
fraksi serat (NDF, ADF, Teknologi Peternakan Indonesia. 1
hemiselulosa dan selulosa) (1) : 77 – 81. DOI:
menggunakan kapang Phanerochaete https://doi.org/10.29303/jitpi.v1i1.15.
chrysosporium. Jurnal Peternakan Susanti, D., Jamarun, N., Agustin, F.,
Indonesia. 17 (2) : 151-162. DOI: Astuti, T. & Yanti, G. 2020.
https://doi.org/10.25077/jpi.17.2.151- Kecernaan in-vitro fraksi serat
162.2015 kombinasi pucuk tebu dan titonia
Sari, P. M., V. Muhardina, L. Hakim dan T. fermentasi sebagai pakan ruminansia.
M. Rahmiati. 2020. Pengaruh Jurnal Agripet. 20 (1): 86-95. DOI:
konsentrasi ragi (Saccharomyces

8
Christiyanto / Jurnal Ilmu Ternak Juni 2021, 21(1):1-9

https://doi.org/10.17969/agripet.v20i http://dx.doi.org/10.20473/jipk.v4i1.
1.16040 11585
Thaariq, S. M. H. 2017. Pengaruh pakan
hijauan & konsentrat terhadap daya
cerna pada sapi aceh jantan. Jurnal
Genta Mulia. 8 (2): 78-89.
Utama, C. S., Zuprizal, C. Hanim &
Wihandoyo. 2020. Pengolahan
sinbiotik kultur campuran yang
berasal dari kombinasi bekatul
gandum sebagai prebiotik dan jus
kubis terfermentasi sebagai probiotik
melalui proses fermentasi. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan. 9 (3) :
133 - 148. DOI :
https://doi.org/10.17728/jatp.7442
Wang, K., Zheng, M., Ren, A., Zhou, C.,
Yan, Q., Tan, Z., Zhang, P. &
Kangle, Y. 2019. Effects of high rice
diet on growth performance,
nutrients apparent digestibility,
nitrogen metabolism, blood
parameters and rumen fermentation
in growing goats. Kafkas Universitesi
Veteriner Fakultesi Dergisi. 25 (6):
749-755. DOI:
10.9775/kvfd.2019.21721
Wibowo, S. A., Christiyanto, M.,
Nuswantara, L. K. & Pangestu, E..
2019. Kecernaan serat berbagai jenis
pakan produk samping pertanian (by
product) sebagai pakan ternak
ruminansia yang di uji secara in
vitro. Jurnal Litbang Provinsi Jawa
Tengah. 17 (2): 177–184. DOI:
https://doi.org/10.36762/jurnaljateng.
v17i2.797
Wibowo, S. Athiya, M. Christiyanto, L. K.
Nuswantara, & E. Pangestu. 2019.
Kecernaan serat berbagai jenis pakan
produk samping pertanian (by
product) sebagai pakan ternak
ruminansia yang di uji secara in
vitro. Jurnal Litbang Provinsi Jawa
Tengah. 17 (2): 177–184.
Yusuf, M., Agustono dan Meles, D. K.,
(2012), Kandungan protein kasar dan
serat kasar pada kulit pisang raja
yang difermentasi dengan
Trichoderma viride dan Bacillus
subtilis sebagai bahan baku pakan
ikan, Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan, 4 (1) : 53 – 58. DOI:

Anda mungkin juga menyukai