Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pakan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam keberhasilan
kegiatan budidaya. Pakan yang berkulitasdan sesuai dengan kebutuhan ikan akan
menentukan pertumbuhan dan perkembangan ikan, akan tetapi tingginya harga
pakan dari waktu ke waktu berdampak meningkatnya biaya produksi. Biaya
produksi pakan mencapai 60-70% dalam usaha budidaya ikan sehingga perlu
pengelolaan yang efektif dan efisien.
Sumber protein pada pakan ikanterbagi menjadi dua yaitu protein hewani dan
protein nabati. Sumber protein hewani yang digunakan oleh industri pakan ikan
adalah tepung ikan. Tepung ikan memiliki kandungan protein yang tinggi, yaitu
berkisar 50-70% dan merupakan sumber mineral penting terutama kalsium dan
fosfor (Abdiguna et al., 2013). Sampai saat ini sumber protein nabati
yangdigunakan dalam pakan ikan adalah tepung kedelai.Nutrisi kedelai
Saat ini pasokan tepung kedelai sebagian besar masih mengandalkan impor
sehingga harganya cukup mahal dan kurang stabil. Oleh karenanya perlu dicari
bahan alternatif yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pakan untuk
mengurangi penggunaan tepung kedelai sebagai sumber protein nabati.
Beberapa bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan pakan
adalah tanaman kiambang (Salvinia molesta). Tanaman kiambang merupakan
gulma air yang bereproduksi sangat cepat dengan sifat adaptasi yang tinggi di
berbagai kondisi lingkungan, terutama pada air buangan aktivitas industri, limbah
domestik, limbah pertanian dan kehutanan (Eka et al., 2013). Tanaman kiambang
mudah ditemukan di rawa-rawa dan tidak bersaing dengan kebutuhan
manusia.Hasil penelitian Warastoet al., (2013) yang menggunakan tepung
kiambang terfermentasi pada pakan ikan nila menunjukan bahwa penggunaan
tepung kiambang terfermentasi sebanyak 10% dalam pakan dapat meningkatkan
laju pertumbuhan mutlak dari 4,16 gram menjadi 6,44 gram dan meningkatkan
laju pertumbuhan harian sebesar 1,45%. Menurut hasil analisis komposisi kimia
tanaman kiambang yang dilakukan oleh Akhadiarto (2010), menunjukkan bahwa
tanaman kiambang mengandung energi bruto 3279,00 Kkal/kg, protein kasar
17,37 %, lemak kasar 0,70%, kadar abu 44,25% dan serat kasar 22,94%. Dari
data diatas menunjukan bahwa tanaman kiambang memiliki kandungan nutrisi
cukup tinggi, sehingga dapat dilakukan kombinasi antara tepung kedelai dan
tepung kiambang dalam pakan sebagai sumber protein nabati. Namun tingginya
kandungan serat kasar pada kiambang dapat menurunkan tingkat kencernaan
pakan sehingga diperlukan perbaikan kandungan nutrisi pada bahan tersebut
melalui proses fermentasi.
Fermentasi adalah proses pengubahan senyawa organik menjadi senyawa
sederhana yang berlangsung karena adanya katalisator enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme atau jasad renik tertentu yang dapat berlangsung baik secara
aerobik maupun secara anaerobik di lingkungan(Pagarra, 2010).Hasil penelitian
Utomo et al., (2011) menunjukan hasil fermentasi daun mata lelemenggunakan
kapang jenis T. Harzianumdapat menurunkan serat kasar sebesar 37,19%
danpeningkatan protein38,65%. Hasil penelitian Warasto et al., (2013), tepung
kiambang terfermentasi Effective microorganism-4 (EM4) dapat menurunkan
kandungan serat kasar dari 0,29 % menurun menjadi 0,10 %.Berdasarkan
informasi ilmiah tersebut maka perlu dilakukan kombinasiantara tepung kedelai
dan tepung kiambang dengan proses fermentasi sebagai bahan pakan ikan.

1.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh pakan yang di
kombinasi tepung kiambang (Salvinia molesta) dan tepung kedelai terfermentasi
terhadap pertumbuhkan, efesiensi pakan dan kelangsungan hidup ikan nila
(Oreochromis niloticus).

1.3. Hipotesis
Diduga kombinasi tepung kiambang (Salvinia molesta) dan tepung
kedelai terfermentasi dalam pakan dapat meningkatkan efesiensi pakan dan
kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kiambang (Salvinia molesta)


Menurut Eka et al., (2013),tanaman kiambang (yang berasal dari kata ki:
pohon, tumbuhan dan kata ambang: mengapung) merupakan nama umum bagi
tumbuhan paku air dari genus Salvinia.Kiambang memiliki batang yang tumbuh
diatas permukaan air secara horizontal dengan panjang mencapai 20 cm, yang
secara anatomis mampu melakukan pembelalahan jaringan serta mempunyai 3
lembar daun, permukaan daun tertutup rambut-rambut halus dan pada daun yang
tenggelam membelah membentuk bagian-bagian kecil yang menyerupaiakar
(Akhadiarto, 2010). Kiambang memiliki diameter daun yang relatif kecil tetapi
memiliki perakaran yang lebat dan panjang. Tanaman ini merupakan gulma air
yang bereproduksi sangat cepat dengan sifat adaptasi yang tinggi di berbagai
kondisi lingkungan, terutama pada air buangan aktivitas industri, limbah
domestik, limbah pertanian dan kehutanan (Eka et al., 2013).

Menurut hasil analisis komposisi kimia tanaman kiambang yang


dilakukan oleh Akhadiarto (2010), nutrisi yang terkandung dalam tanaman
kiambang tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan nutrisi tanaman kiambang


No Zat makan Kandungan
1 Energi Bruto 3279,00 (Kkal/kg)
2 Protein kasar 17,37 %
3 Lemak kasar 0,70 %
4 Serat kasar 22,94%

Hasil penelitian yang dilakukan Zaman et al., (2013) menunjukan bahwa


ayam pedaging yang diberiransum dengan konsentrasi kiambang terfermentasi
sebesar 50% memiliki nilai konversi pakan sebesar 0,88 dapatmeningkatkan
biomassa sebesar 820 g dengankonsumsi pakan sebesar 721,5 g, kemudian hasil
penelitian Agung at el., (2007), benih ikan nilem yang diberi pakan dengan
penggunaan tepung kiambang sebanyak 10% mempunyai nilai efesiensi pakan
sebesar 21,28% sedangkan benih ikan nilem yang diberi pakan tanpa penambahan
tepung kiambang memiliki nilai efesiensi pakan sebesar 20,04 %.Hasil penelitian
Warastoet al., (2013) yang menggunakan tepung kiambang terfermentasi pada
pakan ikan nila menunjukan bahwa penggunaan tepung kiambang terfermentasi
sebanyak 10% dalam pakan dapat meningkatkan laju pertumbuhan mutlak dari
4,16 gram menjadi 6,44 gram dan meningkatkan laju pertumbuhan harian sebesar
1,45%.

2.2. Kedelai

Menurut Mudjiman (1987), kandungan nutrisi dalam ampas tahu tertera


pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan nutrisi ampas tahu


No Komponen nutrisi Kandungan
1 Protein 23,5 %
2 Lemak 5,54 %
3 Karbohidrat 26,92 %
4 Serat kasar 16,53 %
5 Kadar abu 17,03%
6 Kadar air 10,43%

Hasil penelitian Lodifik (2016) menunjukan bahwa kelangsungan hidup


ikan patin yang diperlihara selama 40 hari dan diberi pakan dengan menggunakan
ampas tahu sebanyak 40% yang difermentasi Rhizopus oryzae selama 2 hari
sebesar 100%.

2.3. Fermentasi
Menurut Pagarra (2010), fermentasi merupakan suatu proses pengubahan
senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang berlangsung karena adanya
katalisator enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau jasad renik tertentu
yang dapat berlangsung baik secara aerobik maupun secara anaerobik di
lingkungan.Hasil penelitian yang dilakukan Siswani et al., (2014), fermentasi
ampas tahu menggunakan 3,0 ml inokulumAspergillus niger, mampu
meningkatkan kandungan protein ampas tahu dari 14,93% menjadi 27,05%.
Peningkatan kadar protein pada ampas terfermentasi dikarenakan fermentasi
dapatmengubah zat yang bersifat kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana.
Senyawa yang dapat dipecah dalamproses fermentasi adalah karbohidrat dan asam
amino. Fermentasi dapat menghasilkan produk yang lebih baikdari bahan aslinya.
Ragi merupakan starter atau inokulum tradisional Indonesia untuk
membuat berbagai macam makanan fermentasi seperti tape ketan, tape singkong.
Mikroba yang terkandung dalam ragi umumnya berupa kultur campuran (mixed
culture)terdiri dari kapang, khamir dan bakteri(Pagarra, 2010).
Menurut Oktaviana et al., (2015), ragi tape digunakan untuk pembuatan
produk fermentasi seperti misal tape ketan dan tape singkong. Ragi tape berasal
dari tepung beras yang dicampurkan dengan bahan-bahan lain sehingga dapat
membantu dalam proses fermentasi.Ragi tape merupakan populasi campuran yang
terdiri dari spesies-spesies genus Aspergilius, Saccharomyces, Candida,
Hansenulla, dan bakteri Acetobacter (Dwijoseputro, 1988dalam Oktaviana et al.,
2015).
Hasil penelitian Pratiwi et al., (2011) fermentasi tepung dedak
menggunakan ragi tape sebanyak 8% dari 100 gram dedak selama 1 malam dapat
meningkatkan kadar protein dedak sebesar 9,22 %.Hasil fermentasi kiambang
menggunakan ragi tempe (1 kg tepung kiambang : 18 gram ragi tempe) secara
anaerob selama 7 hari yang dilakukan oleh Zaman et al., (2013), mampu
meningkatkan kadar protein dari 18,58 % menjadi 20,53 %, dan mampu
menurunkan kandungan serat kasar dari 5,93 % menjadi 4,93 %

2.4.Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Klasifikasi ikan nila menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Divisi : Vertebrata
Kelas : Osteoichtyes
Orde : Acanthopterygii
Famili : Ciclidae
Genus : Oreochormis
Species : Oreochormis niloticus
Ikan nila merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk tubuh agak
memanjang dan pipih kesamping, berwarna putih kehitam-hitaman dimana pada
bagian perut berwarna terang. Ikan nila memiliki mata yang tampak menonjol
agak besar dan di pinggirnya berwarna hijau kebiru-biruan. Mulut terminal, linea
leteralis terputus menjadi dua bagian, dan bentuk sirip stenoit (Agus, 2001).

2.4.1. Habitat Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

2.4.2. Kebiasaan Makan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Kebiasaan makan suatu jenis ikan mencakup dua hal, yaitu jenis-jenis
makanan dan cara makan dari ikan tersebut ( Mudjiman, 2004). Ikan nila
termasuk jenis ikan omnivora. Ikan nila mempunyai kemampuan menyesuaikan
diri terhadap ketersediaan makanan dengan baik dan aktif dalam mencari
makanan di perairan (Christy et al., 2011). Ikan nila selain memakan plankton
juga memakan potongan tumbuhan, larva serangga, potongan ikan dan serasah
(Nurnaningsih et al., 2005).

2.4.3. kebutuhan nutrisi ikan dalam pakan


Pakan buatan merupakan hasil campuran dari beberapa bahan baku dan
bahan tambahan pakan, sehingga mempunyai nilai gizi tertentu yang mampu
mendukung terhadap kelangsungan hidup dan pertunmbuhan ikan nila (SNI 01-
7242-2006). Pertumbuhan tidak akan terjadi bila nutrisi yang dibutuhkan ikan
tidak terpenuhi (Khoiruman dan Amri, 2008 dalam Warasto et al., 2013). Nutrisi
yang sesuai untuk pertumbuhan ikan nila yakni protein minimal 25%, lemak
minimal 7%, kadar abu maksimal 12% dan serat kasar maksimal 5% (SNI 01-
7242-2006).

2.5. Kualitas Air


Air sebagai media tempat hidup organisme akuatik harus memenuhi
persyaratan kuantitas dan kualitas. Kualitas air sangat dipengaruhi oleh mutu air
sumber, kondisi dasar media pemeliharaan, manajemen pakan, padat tebar,
plankton, sirkulasi air, keadaan pasang surut dan cuaca (Wulan, 2012).
Persyaratan kualitas air untuk budidaya ikan nila menurut BSNI
7550:2009
yaitu, suhu 25-32oC, pH 6,5-8,5, oksigen terlarut 3mg/L dan amonia
(NH3)<0,02mg/L.
BAB 3
PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu


Serangkaian kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya
Perairan, Program Studi Budidaya Perairan, Laboratorium Teknologi Hasil
Pertanian Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas
Sriwijaya.Serangkaian kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan November
- Desember 2017.

3.2. Bahandan Metoda


3.2.1. Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan selama penelitian ditampilkan dalam Tabel 1. alat
yang digunakan selama penelitian ditampilkan dalam Tabel 2.

Tabel 1. Bahan-bahan diperlukan dalam penelitian


No Bahan Spesifikasi Fungsi
1 Ikan nila Ukuran 10 g Ikan uji
2 Tepung ikan Protein 50,07 %1 Bahan pakan
3 Tepung kiambang Protein 16,87 %2 Bahan pakan
4 Tepung ampas tahu Protein 23,5 %3 Bahan pakan
5 Tepung tapioka Protein 1,1 %4 Bahan pakan
6 Tepung kedelai Protein 37,58 %4 Bahan pakan
7 Dedak Protein 9 %5 Bahan pakan
8 Vitamin mix Bubuk Bahan pakan
9 Minyak ikan - Bahan pakan
10 Air panas - Bahan pakan
11 Ragi tape S Mengandung : Fermentor
1. Aspergilius6
2. Saccharomyces6
3. Hansenulla 6
4. Acetobacter6
Sumber: 1 Handajani (2011)
2
Warasto et al,. (2013)
3
Mudjiman (1987)
4
Akbar (2000) dalam Warasto et al,. (2013)
5
Akbar (2000) dalam Warasto et al,. (2013)
6
Lesson dan Summers (1997) dalam Warasto et al,. (2013)

Tabel 2. Alat-alat digunakan dalam penelitian


No Alat Spesifikasi Fungsi
1 Kolam terpal Ukuran 100x100x100 cm2 Wadah pemeliharaan
2 pH meter Ketelitian 0,1 unit pH Mengukur pH
3 DO meter Ketelitian 0,1 mg.L-1 Mengukur DO
4 Termometer Ketelitian 0,1 oC Mengukur suhu
5 Timbangan Ketelitian 0,1 g Menimbang bahan
6 Baskom - Wadah bahan baku pakan
7 Alat pencetak pelet - Mencetak pelet
8 Blender - Penepungan bahan baku

3.2.2. Metode Penelitian


3.2.2.1. Formulasi pakan Perlakuan

Penelitian ini akan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan


satu kontrol, lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang digunakan
yaitu perbedaan presentase tepung kiambang terfermentasi dan tepung kedelai
terfermentasi dalam formulasi pakan ikan nila. Adapun perlakuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :

A = 0% tepung kiambang fermentasi dan 0% tepung kedelai fermentasi


dalam formulasi pakan

B = 2% tepung kiambang fermentasi dan ampas tahu fermentasi dalam


formulasi pakan

C = 50% tepung kiambang fermentasi dan ampas tahu fermentasi dalam


formulasi pakan

D = 75% tepung kiambang fermentasi dan ampas tahu fermentasi dalam


formulasi pakan

E = 100% tepung kiambang fermentasi dan ampas tahu fermentasi dalam


formulasi pakan
Formulasi pakan yang akan digunakan dalam penelitian ditampilkan pada

Tabel 3.

Tabel 13. Formulasi pakan yang akan digunakan dalam penelitian


Bahan Protein % Perlakuan (%)
A B C D E
Tepung kiambang 16,87 % 0
Tepung ampas tahu 23,5 %
Tepung ikan 50,07 %
Tepung kedelai 37,58 %
Tepung tapoika 1,1 %
Dedak 9%
Vitamin mix -
Minyak ikan -
Jumlah (%)
Jumlah protein (%)

3.2.2.2. Cara kerja

3.2.2.2.1. Pembuatan Tepung Kiambang


Tanaman kiambang diperoleh dari rawa sekitar Kabupaten Ogan Ilir,
tanaman kiambang diambil seluruhnya yang terdiri dari daun dan akar. Tanaman
kiambang dicuci terlebih dahulu kemudian dijemur sampai kering dan digiling
menggunakan blender hingga menjadi tepung.

3.2.2.2.2. Pembuatan Tepung Kedelai


Tahapan pembuatan tepung kedelai adalah dengan mengeringkan biji
kacang kedelai dengan cara disangrai sampai kering dan diamkan sampai dingin,
kemudian dihaluskan menggunakan blender.

3.2.2.2.3. Fermentasi Menggunakan Ragi Tape


Berdasarkan penelitian Pratiwi et al., (2011) fermentasi dedak dengan ragi
tape dilakukan dengan mengambil 100 gram dedak kemudian dimasukkan
kedalam kantong plastik, ditambahkan air panas sebanyak 10 ml. Setelah itu
diaduk hingga dedak dan air tercampur rata lalu didinginkan. Setelah dedak
dingin, dimasukkan ragi tape sebanyak 8% dari bobot dedak atau sebanyak 8
gram kedalam adonan dedak kemudian dicampur dan diaduk sampai rata.
Masukkan campuran tersebut kedalam plastik putih dan ditutup rapat, didiamkan
selama 1 malam.

3.2.2.2.4. Pembuatan Pakan


Pembuatan pakan dilakukan dengan cara menimbang semua bahan baku
pakan yang digunakan sesuai formulasi pakan. Pisahkan bahan baku pakan yang
besifat kering seperti vitamin mix, dedak, tepung ikan, tepung tapioka, tepung
kiambang, tepung ampas tahu dan tepung kedelai dengan bahan bersifat cair
seperti minyak ikan dan air hangat. Pencampuran bahan baku pakan dilakukan
dengan mencampurkan bahan yang jumlahnya paling sedikit terlebih dahulu
kemudian selanjutnya bahan yang jumlahnya paling banyak. Pencampuran bahan
baku pakan dilakukan didalam baskom secara merata, kemudian ditambahkan air
hangat secukupnya dan diaduk sampai membentuk padatan. Bahan yang sudah
berbentuk padatan dicetak menggunakan pecetak pelet. Pelet hasil cetakan
dijemur sampai kering dan dipotong-potong menjadi crumbledan dilakukan uji
proksimat.

3.2.2.2.5. Persiapan Media Pemeliharaan


Persiapan media dilakukan dengan mencuci akuarium hingga bersih dan
dikeringkan. Akurium disusun berdasarkan rancangan yang telah ditentukan dan
diisi air setinggi 28 cm (60 L). Persiapan selanjutnya yaitu pemasangan aerator
pada tiap-tiap akuarium yang dihubungkan pada sebuah blower.

3.2.2.2.6. Aklimatisasi Ikan Uji


Aklimatisasi dilakukan dengan memasukkan benih ikan nila kedalam
akuarium. Masing-masing akuarium diisi benih ikan nila dengan padat tebar 0,5
ekor/L air (Yulianti et al., 2003 dalam Warasto et al., 2013) dan diberi pakan
sesuai perlakuan.

3.2.2.2.7. Perlakuan Ikan Uji


Benih ikan nila yang sudah diaklimatisasi selanjutnya dipuasakan selama
24 jam kemudian ditimbang bobotnya sebagai data awal. Pemeliharaan hewan uji
dilakukan selama 30 hari dan selama pemeliharaan ikan diberi pakan dengan
frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari pada pukul 08.00, 12.00 dan
17.00 WIB dengan metode pemberian et satiation. Selama pemeliharaan
dilakukan penyifonan feses apabila air mulai keruh dan dilakukan penambahan air
sesuai dengan volume air yang berkurang. Ikan yang mati selama pemeliharaan
ditimbang bobotnya.

3.2.2.3. Parameter
Parameter yang ukur dan dihitung adalah pertumbuhan bobot ikan,
kelangsungan hidup, efisiensi pakan dan kualitas air.

3.2.2.3.1. Pertumbuhan Bobot Ikan


Pertumbuhan bobot ikan dihitung menggunakan rumus

W = Wt Wo
Keterangan :
W : Pertumbuhan Bobot Mutlak (g)
Wt : Rata-Rata Bobot Ikan Akhir (g)
Wo : Rata-Rata Bobot Ikan Awal (g)

3.2.2.3.2.Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup dapat dihitung selama pemeliharan
menggunakan rumus Effendi (1997) :

SR = Nt x100%
N0
Keterangan :
SR : Kelangsungan Hidup
Nt : Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
NO : Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

3.2.2.3.3. Efesiensi Pakan


Efesiensi pakan dihitung dengan membandingkan pertambahan bobot
tubuh hewan uji terhadap jumlah pakan yang dikonsumsi (Afriyanto dan
Liviawaty, 2005 dalam Warasto et al., 2013)

EP = (Wt +D) Wo x 100%


F

Keterangan :
EP : Efesiensi Pakan (%)
Wt : Bobot Ikan Akhir (g)
Wo : Bobot Ikan Awal (g)
D : Bobot Ikan Mati (g)
F : Pakan Yang Dikonsumsi (g)

3.2.2.4. Kualitas Air

Kualitas air yang diukur adalah amonia, derajat keasaman (pH), oksigen
terlarut (DO) dan suhu. Pengukuran amonia dilakukan pada awal dan akhir
pemeliharaan, pH dan DO diukur setiap tujuh hari dan suhu diukur setiap hari.

3.3.4. Analisis Data

Analisis data yang digunakan didapat dari pengumpulan data primer dan
data sekunder yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif
DAFTAR PUSTAKA

Agus BS. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar.Kanisius.


Yogyakarta

Eka DY., Sitorus S dan Wirawan T. 2013. Analisis kemampuan kiambang


(Salvinia molesta) untuk menurunkan konsentrasi ion logam Cu (II) pada
media tumbuh air. Jurnal Kimia Mulawarman. 10(2) :68-73.

Handajani H. 2011. Optimalisasi substitusi tepung Azolla terfermentasi pada


pakan ikan untuk meningkatkan produktivitas ikan nila gift. Jurnal Teknik
Industri. 12 (2) : 177-181.

Hary PTS. 2013. Retensi protein pada ikan nila GIFT (Oreochromis niloticus)
yang diberi pakan Azola pinnatadengan diperkaya mikroba probiotik.
Jurnal Akuakultur Indonesia. 12 (2) : 109-113.

Lodifik DN. 2016. Pengaruh Perbedaan Komposisi Pakan Ampas Tahu


Terfermentasi Rhizopus oryzae Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Patin
(Pangasius djambal) Pada Skala Laboratorium. Skripsi (tidak
dipublikasikan). Universitas Sanata Darma Yogyakarta. Yogyakarta.

Mudjiman A. 1987. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Depok.

Mudjiman A. 2004. Makanan Ikan Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Depok.

Mulia DS., Mudah M., Maryanto H dan Purbomartono C.2014. Fermentasi ampas
tahu dengan Aspergillus nigeruntuk meningkatkan kualitas bahan baku
pakan ikan. Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Dan
Pengabdian LPPM UMP.Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.Purwokerto.
Nurnaningsih., Raharjo MF dan Sukimin S. 2005. Pemanfaatan makanan oleh
ikan-ikan dominandi perairan wadukit Ir. H. Djuanda. Jurnal Ikhtiologi
Indonesia. 4 (2) : 61-65.
Oktaviana AS., Suherman D dan Sulistyowati E. 2015. Pengaruh ragi tape
terhadap pH, bakteri asam laktat dan laktosa yogurt. Jurnal Sain
Peternakan Indonesia. 10 (1) : 22-31.

Pagarra H. 2010. Pengaruh lama fermentasi dengan ragi tape terhadap kadar
glukosa pada umbi gadung (Disocorea hispida DENNST). Bionature.1 (1)
: 7-13.

Pratiwi W., Aditra E dan Melati. 2011. Fermentasi tepung dedak menggunakan
ragitapr Saccharomyces cerevisiae untuk meningkatkan nutrisi pakan
ikan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rachmawati FN., Susilo U dan Sistina Y. 2010. Respon fisiologi ikan nila
(Oreochromis niloticus) yang distimulasi dengan daur pemuasaan dan
pemberian pakan kembali. Seminar nasional biologi. Universitas Gajah
Madah Yogyakarta. Yogyakarta.

Safitri R. 2009. Phytoremediasi Greywater Dengan Tanaman Kayu Apung (Pistia


stratiotes) Dan Tanaman Kiambang (Salvinia molesta) Serta
Pemanfaatanya Untuk Tanman Selada (Lactuca sativa) Secara
Hidroponik. Skripsi (tidak dipulikasikan). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Siswani DM., Mudah M., Maryanto H dan Purbomartono C. 2014. Fermentasi


ampas tahu dengan Aperigillus nigeruntuk meningkatkan bagan baku
pakan ikan. Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Dan
Pengabdian LPPM UMP. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.Purwokerto.

Standar Nasioanl Indonesia No 01-7442-2006. Pakan Buatan Untuk Ikan Nila


(Oreochromis spp) Pada Budidaya Intensif. Badan Standarisasi Nasional.
Jakarta.

Standar Nasional Indonesia No 7550:2009. Produksi Ikan Nila (Oreochromis


niloticus Bleeker) Kelas Pembesaran Di Kolam Air Tenang. Bandan
Standardisasi Nasional, Jakarta.

Tribina A. 2012. Pemanfaatan silase kering ampas tahu untuk pakan ikan nila
merah (Oreochromis niloticus). Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan.
2 (2) : 27-33.

Utomo NBP., Nurfadhila dan Ekasari J. 2011. Fermentasi daun mata lele Azolla
sp. dan pemanfaatanya sebagai bahan baku pakan ikan nila Oreochromis
sp. Jurnal Perikanan Indonesia. 10 (2) : 137-143.
Wulan DP. 2012. Kualitas Air Pada Pemeliharaan Ikan NilaOreochromis Sp.
Intensif Di Kolam DepartemenBudidaya Perairan Institut Pertanian Bogor.
Skripsi (tidak dipublikasikan). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
PROPOSAL PENELITIAN
KOMBINASI TEPUNG KIAMBANG(Salvinia molesta)
DAN TEPUNG KEDELAI TERFERMENTASI
SEBAGAI SUMBER PROTEIN NABATI DALAM
FORMULASI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis
niloticus)
Ultilization Fermented Of Giant Salvinia (Salvinia molesta)
Meal And Tofu Dregs In Feed Formulation Of Tilapia
(Oreochromis niloticus)

Eno Ulandari
05051281419060

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017

Anda mungkin juga menyukai