Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT UKUR

TERMOFISIKA

Disusun oleh :

Stefani Dewi Puspitasari (151424001)

Willy Pratama (151424006)

Maria Ester Lere (151424016)

PROGRAM S1 PENDIDIKAN FISIKA


UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2016
PRAKTIKUM ALAT UKUR TERMOFISIKA

A. Tujuan
Mahasiswa mampu menggunakan alat ukur yang akan digunakan dalam praktikum
termofisika dengan benar.

B. Alat dan Bahan


1. Alat ukur panjang :
Meteran biasa
Mistar atau penggaris
Jangka sorong
Mikrometer sekrup
2. Alat ukur volume :
Gelas ukur
3. Alat ukur suhu :
Termometer digital
4. Alat ukur massa zat :
Timbangan
5. Alat ukur waktu :
Timer digital (stopwatch)
6. Alat ukur tegangan dan kuat arus :
Voltmeter
Amperemeter

C. Landasan Teori
1. Meteran biasa
Suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang yang biasanya berskala
terkecil 1 mm atau 0,1 cm.
2. Mistar atau penggaris
Suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang yang biasanya berskala
terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Ada beberapa macam mistar dengan skala maksimum
tertentu, seperti penggaris 30 cm, penggaris 60 cm, dan penggaris 100 cm.
3. Jangka sorong
Suatu alat ukur panjang yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda
dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Keuntungan penggunaan jangka sorong adalah
dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam
sebuah tabung atau cicin, mengukur ketebelan sebuah buku maupun kedalaman
sebuag tabung. Secara umum jangka sorong terdiri atas dua bagian yaitu rahang
tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas dua bagian yaitu skala
utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius yang terdapat pada rahang
geser. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain skala utama
yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki
panjang 0,9 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1
cm 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong
0,1 mm atau 0,01 cm. Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala
terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong setengah dari 0,01 cm sama dengan 0,05
cm.
4. Mikrometer sekrup
Suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda.
Mikrometer dapat mengukur dari ketelitian 0,01 mm sampai 0,002 mm.
Kekurangan dari mikrometer adalah jarak pengukurannya yang pendek, hanya
sampai 25 mm. Mikrometer terdiri dari bentuk dasar bingkai U dengan landasan
tetap, pada cabangnya terdapat batang pengukur dan pada ujungnya terdapat
rahang bergerak, dan melalui cabang lain dari bingkai U terdapat bidal atau sarung
pengukur yang terpasang pada batang pengukur. Putaran dari bidal/sarung
pengukur menyebabkan batang pengukur berputar pada sumbu yang sama.
Tingkatan ukuran pada bidal atau sarung dan pada laras skala dapat dibaca sebagai
jarak antara dua permukaan yang diukur. Gigi geser menjamin benda yang diukur
dapat tetap pada tempatnya dan menyebabkan pengukuran bebas dari sentuhan.
5. Gelas ukur
Suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu volume larutan atau zat.
Bentuk alat ini memanjang dengan bagian ujungnya dibentuk seperti corong. Pada
bagian alat ini terdapat variasi ukuran, 10 mL, 20 mL, 50 mL, dan seterusnya.
6. Termometer laboraturium
Suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suhu dalam percobaan,
penelitian, atau pengukuran ilmiah lainnya. Termometer ini menggunakan cairan
raksa atau alkohol. Jika cairan bertambah panas, raksa atau alkohol akan memuai
sehingga skalanya bertambah. Termometer ini memiliki skala ukur yang luas,
hingga dibawah nol.
7. Timbangan (neraca) Triple Beam
Suatu alat ukur yang digunakan untuk menimbang massa suatu zat dangan
ketelitian alat 0,01-0,001 gram. Neraca ini pada salah satu lengannya dan tiap
batang pada lengan itu berskala dan beban geser.
8. Timer digital (stopwatch)
Suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan dalam
melakukan kegiatan yang memiliki ketelitian sampai tingkat detik. Stopwatch ada
dua jenis, stopwatch analog dan stopwatch digital. Perbedaan dari kedua jenis
stopwatch tersebut terletak pada komponen penyusunnya dan tampilan
pembacaannya. Berikut cara penggunaan Perbedaan dari kedua jenis stopwatch
tersebut terletak pada komponen penyusunnya dan tampilan pembacaannya.
Berikut perbedaan stopwatch analog dan digital :
a. Stopwatch analog
Merupakan jenis stopwatch manual yang menggunakan jarum penunjuk
sebagai penunjuk hasil pengukuran. Jarum penunjuk tersebut seperti pada
arloji
b. Stopwatch digital
merupakan jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai
penunjuk hasil pengukuran. Perhitungan waktu dengan alat tersebut
berdasarkan perhitungan elektronik dengan ketelitian 0,0001 sekon.
9. Voltmeter
Suatu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik antara dua titik
dalam suatu rangkaian listrik. Dalam rangkaian listrik, voltmeter dipasang secara
paralel.
10. Amperemeter
Suatu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik. Dalam suatu
rangkaian listrik, amperemeter dipasang secara seri.

D. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menentukan alat ukur yang ingin dicoba.
3. Menentukan benda atau barang yang ingin diukur.
4. Mengukur benda tersebut dan mencatat hasil pengukuran.
5. Mengulangi prosedur no.2-4 untuk alat ukur yang selanjutnya.
6. Merapikan semua alat dan bahan setelah selesai melakukan percobaan.

E. Data dan Analisis Data


1. Mengukur panjang benda
a) Meteran biasa : digunakan untuk mengukur panjang suatu benda.
Cara menggunakannya, dengan meletakkan salah satu ujung meteran yang
bertuliskan 0 cm pada salah satu sudut benda. Kemudian merentangkan
meteran secara lurus ke sudut benda yang panjangnya akan diukur. Lalu,
mengamati skala meteran tepat di sudut benda yang berlaku sebagai batas
ukur.
Contohnya, mengukur panjang dan lebar meja lab. Fisika. Data yang diperoleh
adalah panjang meja sebesar 149,5 cm dan lebarnya sebesar 99,9 cm.

b) Mistar/penggaris : digunakan untuk mengukur panjang suatu benda.


Cara menggunakanya, dengan meletakkan penggaris pada sisi benda yang
ingin diukur panjangnya. Kemudian meletakkan ujung penggaris yang
bertuliskan 0 cm tepat di salah satu sudut, lalu meluruskan penggaris dan
meletakkannya pada sudut yang lainnya. Setelah itu mengamati skala
penggaris tepat di sudut benda yang berlaku sebagai batas ukur.
Contohnya, mengukur panjang dan lebar buku pratikum Fisika. Data yang
diperoleh adalah panjang buku sebesar 27,8 cm dan lebarnya sebesar 19,5 cm.

c) Jangka sorong : digunakan untuk mengukur panjang, diameter,


diameter dalam, ketebalan, dan kedalaman suatu benda.
Cara menggunakannya, mengendorkan baut pada rahang geser. Kemudian
meletakkan benda yang ingin diukur di antara rahang geser, lalu merapatkan
rahang geser dan mengencangkan baut. Setelah itu, mengamati skala utama
dengan skala nol pada skala nonius sebagai batasnya. Kemudian melihat skala
nonius dengan mencari garis skala yang berhimpitan atau segaris lurus dengan
skala utama.
Contohnya, mengukur ketebalan buku praktikum Fisika. Data yang diperoleh
adalah :
Skala utama = 1,2 cm
Skala nonius = 7,5 x 0,05 mm
= 0,375 mm
+
Skala utama = 1,2 cm
Skala nonius = 0,0375 cm
+
= 1,2375 cm
d) Micrometer sekrup : digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda.
Cara menggunakannya, membuka gigi geser yang berfungsi sebagai pengunci
benda yang akan diukur dengan memutar sarung pengukur/ bidal. Lalu
meletakkan benda yang akan diukur di antara gigi geser tersebut dan
mengunci benda dengan memutar bidal/sarung pengukur dengan arah yang
berlawanan dari sebelumnya. Mengamati skala pada batang pengukur dan
bidal/sarung pengukur.
Contohnya, mengukur ketebalan kelereng. Data yang diperoleh adalah :
Skala utama = 25 mm
Skala tambahan = 13 x 0,01 mm
= 0,13 mm
+
= 25,13 mm
2. Menggunakan alat ukur volume
a) Gelas ukur : digunakan untuk mengukur volume suatu larutan satu zat.
Cara menggunakannya, memasukkan larutan atau zat ke alat ukur. Kemudian
mengamati skala yang merupakan permukaan zat atau larutan tersebut.
Contohnya, mengukur volume air yang diambil secara semabarang. Data yang
diperoleh adalah volume air tersebut sebesar 41 mL.

3. Mengukur suhu zat


a) Termometer laboraturium : digunakan untuk mengukur suhu dalam
percobaan, penelitian, atau pengukuran ilmiah lainnya.
Cara menggunakannya, meletakkan termometer tersebut pada zat yang ingin
diukur suhunya. Kemudian diamkan beberapa saat sampai cairan alcohol/raksa
di dalam termometer stabil. Lalu mengamati skala yang menjadi tempat
dimana cairan alcohol/raksa tersebut berhenti bergerak.
Contohnya, mengukur suhu ruangan lab. Fisika. Data yang diperoleh adalah
31C.
4. Mengukur massa benda
a) Neraca Triple Beam : digunakan untuk menimbang massa suatu zat dangan
ketelitian alat 0,01-0,001 gram.
Cara menggunakannya, dengan menggeser ketiga lengan skala pada sisi paling
kiri, yaitu pada skala nol. Lalu meletakkan benda yang ingin diukur massanya
pada neraca. Kemudian menggeser ketiga lengan dari ratusan, puluhan, dan
satuan ke arah kanan, sehingga terjadi keseimbangan. Sesudah itu, mengamati
skala pada ketiga lengan dengan menjumlahkannya.
Contohnya, mengukur tempat pensil yang terdapat beberapa barang di
dalamnya. Data yang diperoleh adalah : (200 + 70 + 1,5) gram = 271,5 g.

5. Mengukur waktu
a) Stopwatch digital : digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan
dalam melakukan kegiatan yang memiliki ketelitian sampai tingkat detik.
Cara menggunakannya, me-reset stopwatch dengan menekan tombol
split/reset. Lalu menekan tombol start/stop untuk mulai perhitungan waktu
tepat saat kegiatan tersebut akan dimulai. Kemudian tekan tombol yang sama
untuk menghentikan perhitungan waktu tepat saat kegiatan tersebut akan
berhenti. Selanjutnya, mengamati waktu yang tercatat pada layar stopwatch
digital tersebut.
Contoh nya, mengukur waktu Willy berjalan dari pojok ruangan menuju depan
pintu dan kembali lagi ke titik acuan. Data yang diperoleh adalah 19,51 detik
dengan jarak 18,54 m.
6. Mengukur tegangan dan kuat arus listrik
Dalam percobaan ini, alat yang digunakan adalah multimeter. Alat ukur tersebut
dapat mengukur tegangan dan kuat arus listrik dengan alat yang sama.
Cara menggunakanya, dengan mengatur terlebih dahulu jarum petunjuk pada
posisi nol. Untuk mengukur tegangan, multimeter dipasangkan secara paralel pada
rangkaian listrik tersebut. Lalu mengatur multimeter untuk mengukur tegangan.
Jika ingin mengukur tegangan, maka saklar jangkauan ukur diletakkan pada posisi
DCV atau ACV, tergantung dari arusnya searah atau bolak-balik, lalu diletakkan
pada batas ukur yang paling besar. Jika jarum belum bergerak, maka dapat
menurunkan batas ukurnya. Setelah jarum bergerak, maka dapat diamati tegangan
yang terdapat pada rangkaian listrik tersebut. Selanjutnya untuk mengukur kuat
arus, caranya hampir sama. Hanya yang membedakan adalah multimeter
diletakkan secara seri pada rangkaian listrik dan saklar jangkauan ukur diletakkan
pada DCmA.

F. Kesimpulan
Dengan mencoba berbagai alat ukur yang akan digunakan dalam pratikum
termofisika, mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui secara langsung, serta
dapat menggunakan alat ukur tersebut secara benar. Mahasiswa pun dapat mengetahui
fungsi dari masing-masing alat ukur. Sehingga pada saat pratikum termofisika
selanjutnya, mahasiswa sudah dapat menggunakan alat ukur tersebut secara baik dan
benar, serta mampu membaca alat ukur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://fisikazone.com/pengertian-pengukuran-alat-ukur.html. 20 februari 2016.

http://salsaanurshafa.wordpress.com/jenis-jenis-termometer.html. 20 februari 2016

http://documents.tips/dasar-teori-bab-neraca-pegas.html. 20 februari 2016

Anda mungkin juga menyukai