Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

Pengukuran

Dosen Pengasuh : Eka Rahmawati, M.si

Disusun Oleh :

Ady Dahlan

(16.3.03.0004)

JURUSAN MIPA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) BIMA

2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu fisika, kegiatan mengukur merupakan pendahuluan pembelajaran fisika yang sangat penting.
Mengukur pada awalnya membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya dengan besaran
lain yang sudah diketahui nilainya sebagai standar ukuran. Untuk keperluan tersebut, diperlukan alat
ukur untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas.

Sebelum itu, ada baiknya jika kita mengetahui definisi dari pengukuran atau mengukur tersebut.
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah disepakati. Misalnya
unutk mengukur diameter sebuah koin, maka kita bisa menggunakan jangka sorong. Dalam hal ini,
besaran yang dibandingkan adalah panjang dari diameter koin tersebut.

Pengukuran yang kami lakukan saat ini menggunakan alat jangka sorong, micrometer sekrup, dan neraca
ahous. Ketelitian dalam pengukuran sangat diperlukan saat berlangsungnya penelitian karena kurangnya
ketelitian sering kali membuat hasil pengukuran menjadi tidak akurat. Oleh karena itu, sangatlah penting
dalam pengukuran kita mengetahui alat-alat ukur yang sesuai dengan besaran-besaran serta satuannya.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum tentang pengukuran ini adalah :

1. Mengetahui alat-alat yang digunakan untuk pengukuran.

2. Mengetahui cara-cara menggunakan alat-alat untuk pengukuran.

3. Menentukan besar ukuran pada koin, kelereng, pipa, balok aluminium, dan plat yang digunakan
dalam pratikum.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pengukuran
Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengukur suatu bilangan pada suatu sifat fisis dengan
membandingkannya dengan suatu besaran standar yang telah diterima sebagai suatu bilangan (Alonso,
1992).

Dalam melakukan sebuah pengukuran kita memerlukan yang namanya alat ukur. Dalam pengukuran
panjang kita memerlukan alat ukur seperti mistar, jangka sorong dan micrometer sekrup. Sedangkan
dalam pengukuran massa kita memerlukan neraca lengan, neraca ohaouss dan timbangan (Alonso,
1992).

Pada umumnya masyarakat lebih sering menggunakan alat ukur mistar untuk mengulur panjang dan alat
ukur timbangann unutk mengukur massa. Mistar memiliki skala terkecil sebesar 1 mm dengan ketelitian
0,5 mm. sedangkan timbangan mempunyai ketelitian yang rendah. Oleh karena itu, unutk melakukan
sbuah pengukuran kita harus melihat benda-benda yang nantinya akan diukur (Alonso,1992).

B. Mengukur Besaran Panjang

Dalam setiap pengukuran baik panjang, massa sebuah benda dan sebagai diperlukan alat ukur. Untuk
mengukur panjang benda kita mengenal alat ukur panjang seperti, mistar, jangka sorong serta
mikrometer sekrup. Namun, pada umumnya mistar sebagai alat ukur yang paling sering
digunakan(Halliday, 1985).

1. Jangka Sorong

Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur panjang. Pada umumnya jangka sorong digunakan untuk
mengukur diameter dalam dan diameter luar suatu benda. Jangka sorong terdiri atas dua bagian utama
yaitu bagian yang tetap (rahang tetap) dan bagian yang dapat digeser-geser (rahang dorong) ( Serway,
2009).

Jangka sorong juga terdiri atas dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Ketelitian dari jangka sorong
sebesar 0,05 mm dengan skala terkecil 0,1 mm(Tipler, 1998).

Bagian Jangka Sorong:

a) Jepitan luar atau gigi luar

Merupakan bagian yang berfungsi untuk mengukur suatu diameter internal atau eksternal pada suatu
benda tersebut dengan cara diapit oleh jepitan luar atau gigi luar.

b) Jepitan dalam atau gigi dalam

Merupakan bagian yang berfungsi untuk mengukur suatu diameter internal atau eksternal pada suatu
benda tersebut dengan cara diapit oleh jepitan dalam atau gigi dalam.

c) Skala vernier
Merupakan bagian yang guna mendapatkan pengukuran akurat untuk lebar suatu objek, alat ini
menunjukan skala vernier, memungkinkan akurat ukuran sampai 0,1 mm.

d) Pengukur kedalaman

Merupakan bagian yang berfungsi untuk mengukur suatu lubang atau celah suatu benda dengan cara
menancapkan bagian pengukur. Bagian ini terletak didalam pemegang.

e) Skala biasa

f) Objek yang diukur

2. Mikroskop Sekrup

Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang. Pada umumnya mikrometer sekrup
digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Mikrometer sekrup terdiri dari rahang tetap, rahang
geser, skala utama dan selubung luar. Skala terkecil dari mikrrometer sekrup adlaah 0,01 mm dengan
ketelitian 0,005 mm (Serway,2009).

Bagian-bagian dari Mikrometer Sekrup:

a) Bingkai

Bingkai yang berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas, tebal, dan kuat.

b) Landasan

Landasan ini berfungi sebagai penahan ketika benda diletakkan, dan diantara landasan dan gelendong.

c) Gelendong

Gelendong merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan.

d) Pengunci

Pengunci berfungsi sebagai penahn gelendong agar tidak bergerak ketika mengukur benda.

e) Sleeve

Yaitu merupakan tempat skala utama.

f) Thimble

Merupakan tempat skala nonius berada.

g) Ratchet Knob
Yaitu tempat untuk memajukan atau memundurkan gelendong agar sisi benda yang akan diukur tepat
berada diantara gelendong dan landasan.

C. Mengukur Besaran Massa

Pengukuran massa sering dilakukan dengan menggunakan neraca atau timbangan, terutama sering kita
jumpai di pasar-pasar tradisional. Masyarakat umum telah mengenal timbangan sebagai alat ukur massa.
Jenis neraca yang umum diguakan di Laboratprium antara lain Neraca Ohauss, neraca emas dan
sebagainya(Halliday, 1985).

1. Neraca Ohauss

Neraca Ohaous merupakan salah satu alat ukur panjang. Pada umumnya neraca ohaous digunakan untuk
mengukur massa benda/logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban neraca ohaous sebesar 311
gram dengan batas ketelitian 0,1 gram. Neraca ohaous sangat praktis karena proses pengukurannya
cepat dan akurat (Serway,2009).

Neraca berlengan tiga:

a) Lengan depan memiliki skala 0-10 gr, dengan setiap skala bernilai 1 gr.

b) Lengan tengah berskala mulai 0-500 gr, tiap skala sebesar 100 gr.

c) Lengan belakang dengan skala bernilai 10-100 gr, tiap skala 10 gr.

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Fisika Dasar 1 tentang Pengukuran dilaksanakan pada Sabtu, 18 Oktober 2014 pukul 11.00
s.d. 13.00 WIB di Laboratorium Fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

B. Alat

1. Jangka sorong, berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda.


2. Micrometer sekrup, berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda.

3. Neraca Ahous, berfungsi untuk mengukur untuk massa benda.

C. Bahan

1. Kelereng

2. Koin

3. Plat

4. Pipa

5. Balok aluminium

D. Cara Kerja

Cara Kerja Jangka Sorong

1. Baca bismillah sebelum eksperimen dimulai.

2. Siapkan peralatan yang akan digunakan.

3. Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang.

4. Bersihkan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel.

5. Tutup rahang agar mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai dengan pengukuran
yang ingin diambil.

6. Baca skala yang terdapat dalam jangka sorong.

Cara Kerja Mikrometer Sekrup

1. Baca bismillah sebelum eksperimen dimulai.

2. Siapkan peralatan yang akan digunakan.

3. Pertama, pastikan kunci sudah terbuka.


4. Buka rahang (poros geser) memutar ke arah kiri.

5. Letakkan benda yang akan diukur lalu tutup kembali.

6. Lihat nilai terbesar yang ditunjukkan oleh skala utama dalam satuan mm.

7. Lalu lihat nilai koma pada skala utama yang sejajar dengan angka 0 pada skala nonius.

8. Terakhir lihat angka yang paling sejajar antara skala utama dengan skala nonius.

9. Lalu catat hasil ke dalam tabel pengamatan.

Cara Kerja Neraca Ohauss

1. Baca bismillah sebelum eksperimen dimulai.

2. Siapkan peralatan yang akan digunakan.

3. Lakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang dengan cara memutar
sekrup yang ada di samping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan. Posisi dua garis pada neraca
sejajar yaitu tepat di angka 0.

4. Letakkan benda yang akan diukur massanya.

5. Menggeser skala dimulai dari yang skala besar kemudian skala yang kecil. Jika panahnya sudah
berada di titik 0.

6. Jika kedua garis sudah sejajar, maka kita dapat membaca hasil pengukurannya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Jangka Sorong
Pipa D1= Diameter luar

NO

D1 (cm)

D12

2,61

6,8121

2,61

6,8121

2,61

6,8121

2,61

6,8121

2,61

6,8121

2,61

6,8121

2,61

6,8121
8

2,61

6,8121

2,61

6,8121

10

2,61

6,8121

ƩD1=26,1

ƩD12 = 68,121

D1 =

= 2,61

∆D1 =

=
=

= 0

D2 = Diameter dalam

NO

D2 (cm)

D22

2,14

4,5796

2,14

4,5796

2,14

4,5796

2,14

4,5796

2,14

4,5796
6

2,14

4,5796

2,14

4,5796

2,14

4,5796

2,14

4,5796

10

2,14

4,5796

N=10

ƩD2 = 21,4

ƩD22 = 45,796

D2 =

= 2,14
∆D2 =

= 0

Koin D = diameter luar

NO

D2

2,71

7,3441

2,71

7,3441

2,71

7,3441

4
2,71

7,3441

2,71

7,3441

2,71

7,3441

2,71

7,3441

2,71

7,3441

2,71

7,3441

10

2,71

7,3441

N =1o

ƩD = 27,1

ƩD2 = 73,441
D=

= 2,71

∆D =

∆D=

∆D=

ΔD=

ΔD= 0

Mikrometer Skrup

Plat

NO

X1(cm)

X12

1,61

2,5921

2
1,61

2,5921

1,61

2,5921

1,61

2,5921

1,61

2,5921

1,61

2,5921

1,61

2,5921

1,61

2,5921

1,61

2,5921

10

1,61
2,5921

ƩX1 = 16,18

ƩX12 = 26,1796

X1 =

= 1,618

∆X1 =

∆X1 =

∆X1 =

∆X1 =

∆X1 = 0,002

Kelereng

NO

X (mm)

X2

1
15,17

249,3241

15,75

248,0625

15,7

246,49

15,5

242,7364

15,55

241,8025

15,82

250,2724

15,65

244, 9225

15,68

245,8624

15,62
243,9844

10

15,63

244,2969

ƩX = 156,69

ƩX2 = 2457,75

X =

= 15,66

ƩX =

ƩX =

ƩX =

ƩX =

ƩX =

ƩX = = 0,1693

Neraca Ohauss
Balok aluminium

NO

M (g)

M2

49,39

2439,3721

49,39

2439,3721

49,39

2439,3721

49,39

2439,3721

49,39

2439,3721

49,39

2439,3721

Ʃm = 246,95

Ʃm2 = 12196,8605
m=

= 49,39

Ʃm =

Ʃm =

Ʃm =

Ʃm =

Ʃm =

Ʃm= 0

B. Pembahasan

Alat ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran . Berbagai macam alat ukur
memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin
kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut.anda dapat
menggunakan alat ukur ini untuk mengukur diameter dalam, diameter luar, serta kedalaman suatu
benda yang akan diukur.

Berdasarkan hasil praktikum pada pengukuran yang terdiri atas jangka sorong, mikrometer sekrup dan
neraca houses memiliki hasil masing masing yang sama dari awal percobaan sampai akhir percobaan
selalu sama nilainya karena titik atau benda yang diujikan harus pas atau tepat pada benda yang akan
diujikan,

Seperti percobaan pda neraca ohauss angin adalah slah satu yang bisa mempengaruhi hasil atau nilai
dari percobaan .

Dari hasil praktikum diatas pada diameter luar jangka sorong tidak terjadi perubahan hasil dari
percobaan awal sampai percobaan akhir . Karena jangka sorong mempunyai panjang yang selalu
menetap dan koin yang diujikan ruas atau luas koin bersebut tidak berubah sehingga tidak terjaadi
perubahan hasil pada percobaan koin tersebut. Begitu pada dimeter bagian dalam jangka sorong yang
diujikan pipa memiliki hasil yang sama dari percobaan pertama smapai percobaan akhir karena luas pada
pina tersebut tidak mengakami perubahan . Namun hasil dari kedua percobaan tersebut meliliki masing
masing nilai yang berbeda.

Pada percobaan mikrometer sekrup benda yang diujikan kelerang dan plat ini terjadi perubahan hasil .
Pada percobaan plot nilainya berbeda karena tersebut ukuran luas benda yang diuji pda mikrometer
skerup selalu sama pas pada tititk akhirnya namun keduanya percobaan dari dua benda tersebut
memiliki nilai yang berbeda.

Sedangkan pada percobaan neraca ohauss benda yang diujikan balok aluminium dari data percobaan
yang telah diujukan memliki nilai yang sma dari awal sampai akhir percobaan karna pada saat melakukan
percobaan kondisi harus stabil karna hasil ditentukan dari keadaan kondisi yang stabil seperti angin juga
bisa mempengaruhi nilai hasil dari percobaan tersebut.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang telah dilakukan mengenai pengukuran dapat
diambil kesimpulan bahwa:

1. Jangka Sorong digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam suatu benda.

2. Neraca Oauss digunakan untuk mengukur suatu massa beban benda.

3. Mikrometer Sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter luar suatu benda dengan
ketelitian lebih cermat dibandingkan jangka sorong.

4. Mengukur ketebalan benda seperti plat besi dan diameter koin lebih mudah dan hasil pengukuran
lebih tepat dibandingkan mengukur benda yang berbentuk seperti kelereng.

B. Saran

Kami sebagai penyusun berharap laporan ini sebagai acuan dan pedoman bagi praktikan-praktikan
selanjutnya. Untuk itu dalam percobaan, pengamatan, perhitungan dalam pengukuran ini harus lebih
teleti dalam mengukur suatu benda, cekatan dalam menghitung agar tidak terjadi kesalahan, Lalu kita
juga harus bisa menggunakan alat ukur dengan benar dan ukuran yang akurat.

LAMPIRAN

1. Soal Evaluasi

1) Apa yang dimaksud dengan pengukuran ? bagaimana cara untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam pengukuran ?
Jawab :

Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengukur suatu bilangan pada suatu sifat fisis dengan
membandingkannya dengan suatu besaran standar yang telah diterima sebagai suatu bilangan.

Cara menghindari terjadinya kesalahan adalah sebelum melakukan percobaan alat yang digunakan harus
dikalibasikan terlebih dahulu dan di butuhkan ketelitian.

2) Apa perbedaan massa dengan berat benda ?

Jawab :

Massa merupakan banyaknya materi yang terkandung pada benda tersebut. Sedangkan, berat benda
adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut.

3) Jelaskan perbedaan mendasar antara jangka sorong dan micrometer sekrup ?

Jawab :

Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang memiliki katelitian 0,01 mm dan juga digunakan untuk
mengukur diameter luar dan dalam suatu benda.

Sedangkan, mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001,
dan juga digunakan untuk mengukur tebal benda-benda yang sangat tipis.

2. Gambar Alat Praktikum Pengukuran


Gambar 1. Neraca Oauss Gambar 2. Mikrometer Skrup

Gambar 3. Jangka Sorong Gambar 4. Pipa


Gambar 3. Jangka Sorong Gambar 4. Pipa

Gambar 5. Balok Aluminium Gambar 6. Kelereng


Gambar 7. Plat Gambar 8. Koin

DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David. 1985. Fisika Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.
Serway & Jewett. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Salemba Teknika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai