Anda di halaman 1dari 9

RESUME

JANGKA SORONG

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengenalan Alat Ukur

Dosen Pembimbing :
Adam Malik, M.Pd
M. Minan Chusni, S.Pd.Si.,M.Pd.Si

Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
M. Reksa Sanjaya 1172070044
Muh. Muddhirul Haq 1172070047
Ranti Suryani 1172070062
Sarah 1172070071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
A. Pengertian Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat untuk mengukur panjang yang mempunyai
skala ketelitian hingga 0,1 mm.

B. Bagian Bagian Jangka Sorong

1. Rahang Tetap
Sebagai penumpu tetap benda kerja yang akan diukur.
2. Rahang Geser
Sebagai penjempit benda kerjan yang akan diukur.
3. Tuas Geser
Untuk menggeser Rahang Geser dan Skala Nonius sehingga menempel pada
benda kerja yang diukur.
4. Rahang Atas
Untuk mengukur bagian dalam suatu benda seperti celah pada benda atau
diameter dalam silinder.
5. Rahang Bawah.
Untuk digunakan mengukur bagian luar suatu benda seperti tebal benda atau
diameter luar polos.
6. Pengukur Kedalaman
Untuk mengukur kedalaman suatu lubang atau celah
7. Baut Pengunci
Untuk mengunci Rahang Geser untuk dilakukan pembacaan hasil
pengukuran.
8. Skala Pengukuran
Skala pengukuran jangka sorong terdiri dari :
a. Skala Utama, disebut skala dasar (SD) terdapat pada rahang tetap
dalam satuan cm dan mm.
b. Skala Nonius, disebut skala pembantu (Sp) terdapat pada rahang geser.
1 skala nonius adalah 0,9 mm.

C. Jenis Jangka Sorong


1. Jangka Sorong Lama
Jangka sorong jenis lama dengan cara pengukurannya yaitu di geser.
2. Jangka Sorong Analog
Jangka sorong Analog adalah jangka sorong yang pembacaannya
menggunakan jarum ukuran analog yang di tempelkan pada bagian muka
(dengan stopper). Mempunyai
ketelitian 0,05 mm = 0,005 cm.

3. Jangka Sorong Digital


Jangka sorong digital adalah jangka sorong yang
pembacaannya menggunakan display
digital.Mempunyai ketelitian 0.01 mm = 0,001
cm.

D. Manfaat Jangka Sorong


1. Mengukur bagian luar, seperti tebal atau diameter poros.
2. Mengukur bagian dalam, seperti ukuran celah atau diameter dalam silinder.
3. Mengukur kedalaman, seperti kedalaman silinder atau lubang.

E. Prinsip Kerja Jangka Sorong


Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang
terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat
digerakkan sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak
diukur panjangnya atau diameternya maka objek akan dijepit diantara 2
penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat ditentukan
secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm
(0,1cm) kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius
sampai seperseribu cm (0,001cm).

F. Konsep Fisika Jangka Sorong


Ada 2 konsep fisika yang diterapkan dalam penggunaan jangka sorong, yaitu :
1. Gaya Gesekan
Gaya gesekan terjadi jika dua buah benda bergesekan, yaitu permukaan
kedua benda bersinggungan waktu benda yang satu bergerak terhadap
benda yang lain. Benda yang satu melakukan melakukan gaya pada benda
yang lain sejajar dengan permukaan singgung, dan dengan arah
berlawanan terhadap gerak benda yang lain. (Sutrisno, Fisika Dasar-
Mekanika 1997 : 52)
Ketika sebuah jangka sorong digeser baik ke kiri ataupun ke kanan, maka
akan terjadi gaya gesekan antara permukaan yang terdapat skala utama
dengan rahang bawah yang terdapat skala nonius.
2. Gaya doronagn
Tekanan juga merupakan konsep yang dipakai dalam jangka sorong, yaitu
ketika kita mengukur dengan menggunakan jangka sorong, terjadi tekanan
pada objek yang diukur sumber.

G. Cara Menggunakan Jangka Sorong


1. Mengukur bagian luar suatu benda

a. Pegang jangka sorong pada Tangkai dengan ibu jari pada Tuas Geser.
b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang (rahang tetap
dan rahang geser)
c. Geserkan tuas geser ke kiri sehingga rahang geser menempel pada sisi
benda kerja yang lain
d. Kunci rahang geser dengan mengencangkan baut pengunci
e. Lakukan pembacaan hasil pengukuran
f. Catat hasil pengukuran
2. Mengukur bagian dalam suatu benda

a. Pegang jangka sorong pada Tangkai dengan ibu jari pada Tuas Geser.
b. Letakkan benda yang akan diukur sehingga kedua rahang jangka
masuk ke dalam benda
c. Geserkan tuas geser ke kanan sehingga rahang geser menempel pada
sisi benda kerja yang lain
d. Kunci rahang geser dengan mengencangkan baut pengunci
e. Lakukan pembacaan hasil pengukuran
f. Catat hasil pengukuran
3. Mengukur kedalam suatu benda

a. Letakkan benda yang akan diukur


b. Letakkan ujung jangka sorong ke permukaan benda yang akan diukur
c. Geser rahang geser bawah sehingga ujung batang pada jangka sorong
menyentuh dasar benda.
d. Kunci rahang geser dengan mengencangkan baut pengunci
e. Lakukan pembacaan hasil pengukuran
f. Catat hasil pengukuran

H. Cara Pembacaan Hasil Pengukuran


Membaca hasil pengukuran jangka sorong adalah dengan meliputi
pembacaan pada Skala Utama dan Skala Nonius. Berikut cara membaca hasil
pengukuran jangka sorong :
1. Amati, berapa skala terkecil skala nonius
Jika jumlah skala nonius adalah 10 maka nilai terkecil skala tersebut
adalah 1 mm/10 = 0,1 mm
Jika jumlah skala nonius adalah 20 maka nilai terkecil skala tersebut
adlah 1 mm/20 = 0,05 mm
Jika jumlah skala nonius adalah 50 maka nilai terkecil skala tersebut
adalah 1 mm/50 = 0,02 mm
2. Amati skala utama yang tepat dilewati skala nonius
3. Tentukan skala nonius ke berapa yang tepat berimpit dengan skala
utama
4. Hitung kelebihan panjang yang dinyatakan oleh skala nonius
5. Panjang benda yang diukur adalah panjang yang ditunjukkan skala
utama + kelebihan panjang yang ditunjukan skala nonius
Contoh :
Berdasarkan posisi skala nonius seperti pada gambar, berapakah
panjang benda yang terukur?

Skala utama yang dilewati skala nonius adalah antara 3 mm.


Skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah skala nonius ke-
30 (angka 6 pada skala nonius). Karena jumlah skala nonius pada
jangka sorong tersebut 50 maka kelebihan panjang yang ditunjukan
skala nonius adalah 30x 0,02 mm = 0,60 mm. Dengan demikian panjang
yang diukur adalah 3 mm + 0,60 mm = 3,60 mm.

I. Pengolahan Data
Dalam perhitungan sebuah pengukuran tidak akan ada pengukuran yang
menghasilkan nilai yang persis sama degan seharusnya. Kesalahan yang
dihasilkan disebabkan karena keterbatasan ketelitian alat ukur, faktor
lingkungan, atau kesalahan dalam melakukan perhitungan. Agar orang
mengetahui bahwa pengukuran telah dilakukan secara teliti maka kesalahan
pengukuran juga harus dilaporkan. Kesalahan pengukuran adalah dengan
menulis data sebagai berikut :
X X

J. Cara Perawatan Jangka Sorong


1. Sebelum dan sesudah pemakaian, alat ukur harus selalu dibersihkan. Bila
selesai pemakaian beri sedikit vaselin dan disimpan lagi ke tempat semula.
2. Mur/baut pengunci hendaknya dijaga jangan sampai lepas atau hilang.
3. Pakailah kain panas/strimin sebagai tempat alat ukur.
4. Setelah pemakaian masukkan jangka sorong dalam kotak jangka sorong dan
simpan di tempat yang telah disediakan.
K. Kalibrasi Jangka Sorong
Setiap jangka sorong yang digunakan baik sebeum atau sesudah
digunakan pada periode tertentu harus dilakukan kalibrasi. Kalibrasi
(Callibration) menurut ISO/IECGuide 17205:2005 dan Vocabulary of
International Metrology (VIM) merupakan serangkaian kegiatan yang
berkaitan nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur, atau nilai yang diwakili
oleh bahan ukur, dengan niai-nilai yang sudah diketahui berkaitan dengan
besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Jangka sorong perlu dilakukan
setiap periode, yaitu dalam waktu 12 bulan sekali. Langkah langkah dalam
mengkalibrasi jangka sorong yaitu :
1. Bersihkan alat ukur yang akan digunakan dari karat, debu, dan kotoran
lainnya.
2. Pastikan baut pengunci dalam keadaan bebas atau longgar
3. Geser skala nonius sehingga rahang tetap dan rahang geser berimpit
4. Lakukan pembacaan kalibrasi yaitu sebagai berikut
a. Strip angka NOL (0) awal pada skala nonius tepat segaris dengan strip
angka NOL (0) pada skala utama
b. Strip angka NOL (0) akhir pada skala nonius tepat segaris salah satu
strip pada skala utama.
5. Jika kondisi tersebut tidak tercapai, maka lakuka hal berikut :
a. Jika pembacaan kalibrasi melebihi nilai seharusnya, dalam arti strip 0
awal pada skala nonius melewati strip 0 pada skala utama, maka
bersihkanlah kembali jangka sorong terutama dari debu dan karat pada
bagian-bagian yang bergeser.
b. Jika pembacaan kalibrasi kurang dari nilai seharusnya, dalam arti strip
0 awal pada skala nonius belum mencapai strip 0 pada skala utama,
maka lakukanlah pembacaan selisih pergeseran tersebut dengan mencari
strip pada skala nonius yang segaris dengan strip pada skala utama.
Bacalah selilisih pergeseran tersebut dengan hitungan mundur. Artinya
jika strip pada skala nonius yang segaris dengan skala utama
menunjukan pada angka 0,85 mm, maka selisih pergeseran tersebut
adalah 0,15 mm dar nilai 0 skala utama. Selanjutnya apabila alat tersebut
digunakan untuk mengukur, maka hasil pengukuran harus ditamabah
0,15 mm.

L. Aplikasi Teknologi Terbaru Jangka Sorong


Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada
versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05 mm untuk jangka sorong
dibawah 30 cm dan 0.01 mm untuk yang diatas 30cm.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. Fisika Dasar I. Institut Teknologi Bandung


Alonso,Marcello dan Edward J Finn.1994. Dasar-Dasar Fisika Universitas.
Jakarta:Erlangga.
Budi Setiyo. Modul Pembelajaran Alat Ukur.
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/KONSEP_DASAR_FISIKA/BBM_1_%28
Besaran_dan_Pengukuran%29_KD_Fisika.pdf
http://doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/21430/pengukuran+k2.pdf
http://pdfsatabase.com/teori-dasar-pengukuran-fisika.htm
https://rikadiantoro.wordpress.com/2013/05/27/makalah-jangka-sorong/

Anda mungkin juga menyukai