PENGUKURAN DASAR
0
PENGUKURAN DASAR
A. Tujuan
1. Jangka Sorong
a. Mengetahui fungsi dan cara kerja dari jangka sorong
b. Mengetahui cara mengukur sisi kubus degan menggunakan jangka
sorong
c. Mengetahui cara mengukur diameter luar, diameter dalam, dan tinggi dari
cincin silindris menggunakan jangka sorong
d. Dapat mengetahui cara menentukan nilai skala utama, jumlah skala
nonius, dan NST pada jangka sorong
2. Mikrometer sekrup
a. Mengetahui fungsi dan cara kerja dari mikrometer sekrup
b. Mengetahui cara mengukur tebal buku dan penggaris dengan
menggunakan mikrometer sekrup
c. Dapat menentukan nilai skala mendatar, jumlah skala putar, dan NST
pada mikrometer sekrup
1
Melakukan pengukuran dalam suatu besaran fisika, sangat dibuthkan
dengan namanya alat ukur, dengan adanya alat ukur dapat membantu kita
mendapatkan data hasil pengukuran. Faktor lain selain alat ukur untuk
mendapatkan hasil yang akurat perlu adanya faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi proses pengukuran, antara lain benda yang diukur, proses dalam
pengukuran, kondisi suatu lingkungan dan orang yang melakukan pengukuran.
Alat-alat pengukuran tersebut antara lain (Mikrajuddin, 2016).
1. Jangka Sorong
Skala ukur jangka sorong terdapat dalam sistem inchi dan ada pula
sistem metrik. Biasanya pada masing-masing sisi dari batang ukur
dicantumkan dua macam skala, satu sisi dalam bentuk inchi dan sisi lain
dalam bentuk metrik. Dengan demikian dari satu alat ukur bisa digunakan
untuk mengukur dengan dua sistem satuan sekaligus yaitu inchi dan metrik.
Ketelitian jangka sorong bisa mencapai 0.001 inchi atau 0.05 milimeter.
Untuk skala pembacaan dengan sistem metrik, terdapat jangka sorong
dengan panjang skala utama 150 mm, 200 mm, 250 mm, 300 mm, dan
2
bahkan ada juga yang 1000 mm. Secara umum konstruksi dari jangka
sorong dapat digambarkan seperti gambar 1.1 berikut ini.
2 .Mikrometer
3
Gambar 1.3 Neraca O’hauss
Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01
gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda
yang akan diukur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus
berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat
diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak
timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa
benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak
timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada
juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja
tuas.Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang
digunakan. Setiap neraca mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung
dengan lengan yang digunakannya.Ketelitian neraca merupakan skala
terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat pengukuran.
Misalnya pada neraca Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran 310
gram mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak
menentukan besarnya ketidakpastian dalam pengukuran.
4
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Jangka sorong 1 unit
b. Mikrometer sekrup 1 unit
c. Neraca ohaus 311 1 unit
2. Bahan
a. Kubus 1 buah
b. Cincin silindris 1 buah
c. Penggaris 1 buah
d. Beban gantung 3 buah
D. Prosedur percobaan
1. Jangka sorong
a. Diambil sebuah jangka sorong kemudian ditentukan nilai skala utama dan
jumlah skala noniusnya
b. Ditentukan NST jangka sorong tersebut
c. Diukur sisi 1, 2, dan 3 pada kubus dan dilakukan pengukuran sebanyak 3
kali percobaan
d. Ditentukan diameter luar, diameter dalam, dan tinggi cincin silindris dan
dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali percobaan
e. Dihitung masing-masing volume kubus dan cincin silindris lengkap
dengan ketidakpastiannya
f. Lalu dicatat hasilnya pada tabel pengamatan
2. Mikrometer sekrup
a. Diambil mikrometer sekrup dan ditentukan nilai skala mendatar dan skala
putar dari sebuah mikrometer sekrup
b. Ditentukan NST mikrometer sekrup tersebut
c. Diukur ketebalan buku dan penggaris dan dilakukan sebanyak 3 kali
percobaan
5
a. Ditentukan NST neraca ohaus 311
b. Ditaruh beban gantung I, II, dan III
c. Dihitung ketidakpastian pengukuran dari beban gantung dan mencatatnya
pada tabel pengamatan
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
G. Pembahasan
. Hasil dapat dituliskan dengan aturan nilai yang dihasilkan ± ralat nst yang
diperoleh.
Penentuan hasil pengukuran secara langsung dan berulang dapat diperoleh
dari rata-rata hasil pengukuran ± standart deviasi. Pengukuran dilakukan 3 kali
sehingga dapat dicari rata-ratanya. Rata-rata tersebut dimasukkan ke dalam rumus
standart deviasi sehingga hasil pengukuran dapat dicari. Standart deviasi dapat
menunjukkan kepresisian suatu alat ukur. Semakin kecil standart deviasi yang
terbentuk, maka semakin besar pengukuran kita yang mendekati benar.
Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang dilakukan terhadap
besaran lain yang memiliki hubungan matematis dengan besaran yang dicari.
Pengukuran tidak langsung yang dilakukan pada praktikum ini tidak langsung
dilakukan pada semua alat ukur, namun pengukuran tidak langsung dibagi
menjadi dua, yaitu pengukuran tidak langung dengan nst dan standart deviasi.
Pengukuran tidak langsung menggunakan, neraca o’hauss, jarak. Terdapat
perbedaan hasil ukur dari pengukuran tidak langsung diatas, walaupun dilakukan
pada besaran dan menggunakan alat yang sama. Pengukuran yang dilakukan
secara berulang memiliki ralat lebih kecil dari pada pengukuran yang dilakukan
sekali.
Jumlah angka penting yang digunakan dapat dilihat dari ralat relatif. Semakin
banyak angka penting menunjukkan presentase ralat yang relatif kecil berarti
semakin tepat hasil pengukuran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa beberapa
27
pengukuran yang dilakukan mendapatkan hasil yang mendekati tetap, namun
beberapa juga menunjukkan hasil yang kurang tepat karena memiliki angka
penting dengan jumlah kecil.
28
H. Kesimpulan
3. Fungsi dari neraca ohaus 311 yaitu mengukur massa benda. Cara kerja dari
neraca ohaus 311 yaitu putar sekrup yang berada di bagian atas piringan
neraca ke kiri kanan ke kiri, posisi dua garis pada neraca sejajar. hal tersebut
dilakukan untuk mengalibrasi neraca yang akan digunakan untuk
menimbang, letakkan benda yang akan diukur massanya pada tempat beban
dalam neraca, geser skala mulai dari yang skala besar, jika panahnya sudah
berada di titik setimbang 0, bergantian ke skala kecil, jika dua garis sejajar
dalam neraca sudah seimbang, maka hasil pengukuran sudah dapat dibaca.
29
DAFTAR PUSTAKA
Taat Guswantoro, M.Si, Dkk. 2020. Penduan Praktis Mengajar Daring Selama
Pandemi’. Jakarta:UKI
Wahyuni, A, Dkk. 2022. Alat Ukur Dan Pengukuran. Purbalingga: CV. Eureka
Media Aksara