Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENGUKURAN DASAR

Nama : Muhammad Syahjodi


NIM : 2305176067
Program Studi : Pendidikan Komputer
Kelas : B 2023
Kelompok : lll (Tiga)

0
PENGUKURAN DASAR

A. Tujuan
1. Jangka Sorong
a. Mengetahui fungsi dan cara kerja dari jangka sorong
b. Mengetahui cara mengukur sisi kubus degan menggunakan jangka
sorong
c. Mengetahui cara mengukur diameter luar, diameter dalam, dan tinggi dari
cincin silindris menggunakan jangka sorong
d. Dapat mengetahui cara menentukan nilai skala utama, jumlah skala
nonius, dan NST pada jangka sorong

2. Mikrometer sekrup
a. Mengetahui fungsi dan cara kerja dari mikrometer sekrup
b. Mengetahui cara mengukur tebal buku dan penggaris dengan
menggunakan mikrometer sekrup
c. Dapat menentukan nilai skala mendatar, jumlah skala putar, dan NST
pada mikrometer sekrup

3. Neraca ohaus 311


a. Mengetahui fungsi dan cara kerja dari neraca ohaus 311
b. Mengetahui cara mengatur massa dari beban gantung pada neraca ohaus
311

c. Dapat menentukan NST lengan 1, lengan 2, lengan 3, dan lengan 4 pada


neraca ohaus 311
B. Dasar teori
Ilmu fisika banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
penggunaan ilmu fisika yang sering ditemui yaitu berkaitan dengan
pengukuran. Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal dengan
salah satunya menjandi pembanding atau alat ukur yang besarnya harusnya
distandarkan. Tujuan pengukuran yaitu untuk mengetahui kualitas atau
kuantitas suatu besaran.

1
Melakukan pengukuran dalam suatu besaran fisika, sangat dibuthkan
dengan namanya alat ukur, dengan adanya alat ukur dapat membantu kita
mendapatkan data hasil pengukuran. Faktor lain selain alat ukur untuk
mendapatkan hasil yang akurat perlu adanya faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi proses pengukuran, antara lain benda yang diukur, proses dalam
pengukuran, kondisi suatu lingkungan dan orang yang melakukan pengukuran.
Alat-alat pengukuran tersebut antara lain (Mikrajuddin, 2016).
1. Jangka Sorong

Gambar 1.1 Jangka Sorong


Jangka sorong merupakan alat ukur yang lebih teliti dari mistar ukur.
Alat ukur ini mempunyai banyak sebutan misalnya jangka sorong, jangka
geser, mistar sorong, mistar geser, schuifmaat atau vernier caliper. Pada
batang ukurnya terdapat skala utama dengan cara pembacaan sama seperti
mistar ukur. Pada ujung yang lain dilengkapi dengan dua rahang ukur yaitu
rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak. Dengan adanya rahang ukur tetap
dan rahang ukur gerak maka jangka sorong dapat digunakan untuk
mengukur dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman dan ketinggian dari
benda ukur. Di samping skala utama, jangka sorong dilengkapi pula dengan
skala tambahan yang sangat penting perannya di dalam pengukuran yang
disebut dengan skala nonius. Skala nonius inilah yang membedakan tingkat
ketelitian jangka sorong.

Skala ukur jangka sorong terdapat dalam sistem inchi dan ada pula
sistem metrik. Biasanya pada masing-masing sisi dari batang ukur
dicantumkan dua macam skala, satu sisi dalam bentuk inchi dan sisi lain
dalam bentuk metrik. Dengan demikian dari satu alat ukur bisa digunakan
untuk mengukur dengan dua sistem satuan sekaligus yaitu inchi dan metrik.
Ketelitian jangka sorong bisa mencapai 0.001 inchi atau 0.05 milimeter.
Untuk skala pembacaan dengan sistem metrik, terdapat jangka sorong
dengan panjang skala utama 150 mm, 200 mm, 250 mm, 300 mm, dan

2
bahkan ada juga yang 1000 mm. Secara umum konstruksi dari jangka
sorong dapat digambarkan seperti gambar 1.1 berikut ini.

2 .Mikrometer

Gambar 1.2 Mikrometer


Mikrometer sekrup pada umumnya digunakan untuk mengukur
ketebalan atau diameter benda yang ukurannya kecil. Alat ini terdiri dari
sekrup ulir yang telah terkalibrasi sehingga memiliki keakuratan hingga 0,01
mm, dengan kata lain mikrometer sekrup lebih presisi 5 – 10 kali dari
jangka sorong. Mikrometer sekrup pertama kali ditemukan oleh William
Gascoigne karena keinginan untuk menghasilkan alat yang lebih presisi dari
jangka sorong.
Cara pembacaan hasil pengukuran dengan menggunakan mikrometer
sekrup adalah sebagai berikut: Pembacaan pada skala utama adalah dengan
memperhatikan garis terakhir pada lengan yang tidak tertutupi oleh
selubung,pembacaan pada skala Nonius adalah dengan memperhatikan garis
pada skala Nonius yang membentuk garis lurus dengan garis tengah pada
skala utama,pembacaan hasil pengukuran dengan menggunakan mikrometer
sekrup dengan menggunakan rumus . Pembacaan pada skala utama adalah
2,5 mm. Pembacaan pada skala Nonius adalah 27 Pembacaan hasil
pengukuran sebesar (Skala Utama + 0,01 Skala Nonius) ´ 2,5 0,01 27 2,5 0,
27 2,77mm

3. Neraca ohaus 311

3
Gambar 1.3 Neraca O’hauss

Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01
gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda
yang akan diukur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus
berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat
diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak
timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa
benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak
timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada
juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja
tuas.Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang
digunakan. Setiap neraca mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung
dengan lengan yang digunakannya.Ketelitian neraca merupakan skala
terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat pengukuran.
Misalnya pada neraca Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran 310
gram mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak
menentukan besarnya ketidakpastian dalam pengukuran.

Berdasarkan referensi bahwa ketidakpastian adalah ½ dari ketelitian


alat. Secara matematis dapat ditulis:Ketidakpastian = ½ x skala terkecil.
Misalnya untuk neraca dengan tiga lengan dan batas ukur 310 gram
mempunyai skala terkecil 0,1 gram, sehingga diperoleh ketidakpaastian ½ ×
0 = 0,05.

4
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Jangka sorong 1 unit
b. Mikrometer sekrup 1 unit
c. Neraca ohaus 311 1 unit

2. Bahan
a. Kubus 1 buah
b. Cincin silindris 1 buah
c. Penggaris 1 buah
d. Beban gantung 3 buah

D. Prosedur percobaan
1. Jangka sorong
a. Diambil sebuah jangka sorong kemudian ditentukan nilai skala utama dan
jumlah skala noniusnya
b. Ditentukan NST jangka sorong tersebut
c. Diukur sisi 1, 2, dan 3 pada kubus dan dilakukan pengukuran sebanyak 3
kali percobaan
d. Ditentukan diameter luar, diameter dalam, dan tinggi cincin silindris dan
dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali percobaan
e. Dihitung masing-masing volume kubus dan cincin silindris lengkap
dengan ketidakpastiannya
f. Lalu dicatat hasilnya pada tabel pengamatan

2. Mikrometer sekrup
a. Diambil mikrometer sekrup dan ditentukan nilai skala mendatar dan skala
putar dari sebuah mikrometer sekrup
b. Ditentukan NST mikrometer sekrup tersebut
c. Diukur ketebalan buku dan penggaris dan dilakukan sebanyak 3 kali
percobaan

d. Lalu dicatat hasilnya pada tabel pengamatan

3. Neraca ohaus 311

5
a. Ditentukan NST neraca ohaus 311
b. Ditaruh beban gantung I, II, dan III
c. Dihitung ketidakpastian pengukuran dari beban gantung dan mencatatnya
pada tabel pengamatan

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
G. Pembahasan

Praktikum fisika yang berjudul “Pengukuran Dasar” mempelajari teknik-


teknik mengukur yang benar. Dikenalkan bermacam-macam alat ukur dasar yang
digunakan dalam fisika, meliputi jangka sorong, mikrometer,dan neraca o’hauss.
Dibimbing cara mengukur dan menentukan hasil pengukuran yang benar.
Masing-masing alat ukur ditentukan nst dan kesalahan titik nol. Nst diperoleh
dari skala terkecil masing-masing alat ukur. Diamati dengan teliti dan seksama
agar penentuan nst tepat. Pengamatan harus sejajar antara mata pengamat dengan

alat ukur. Kesalahan titik nol ditentukan dengan rumus .


Cara menentukan ralat nst dengan pengukuran langsung ialah dengan
menggunakan aturan bahwa ralat nst merupakan setengah nilai nst masing-masing
alat ukur. Oleh karena itu, kunci menentukan ralat pada pengukuran langsung
adalah tentukan nst terlebih dahulu. Setelah itu ralat bisa dicari dengan rumus

. Hasil dapat dituliskan dengan aturan nilai yang dihasilkan ± ralat nst yang
diperoleh.
Penentuan hasil pengukuran secara langsung dan berulang dapat diperoleh
dari rata-rata hasil pengukuran ± standart deviasi. Pengukuran dilakukan 3 kali
sehingga dapat dicari rata-ratanya. Rata-rata tersebut dimasukkan ke dalam rumus
standart deviasi sehingga hasil pengukuran dapat dicari. Standart deviasi dapat
menunjukkan kepresisian suatu alat ukur. Semakin kecil standart deviasi yang
terbentuk, maka semakin besar pengukuran kita yang mendekati benar.
Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang dilakukan terhadap
besaran lain yang memiliki hubungan matematis dengan besaran yang dicari.
Pengukuran tidak langsung yang dilakukan pada praktikum ini tidak langsung
dilakukan pada semua alat ukur, namun pengukuran tidak langsung dibagi
menjadi dua, yaitu pengukuran tidak langung dengan nst dan standart deviasi.
Pengukuran tidak langsung menggunakan, neraca o’hauss, jarak. Terdapat
perbedaan hasil ukur dari pengukuran tidak langsung diatas, walaupun dilakukan
pada besaran dan menggunakan alat yang sama. Pengukuran yang dilakukan
secara berulang memiliki ralat lebih kecil dari pada pengukuran yang dilakukan
sekali.
Jumlah angka penting yang digunakan dapat dilihat dari ralat relatif. Semakin
banyak angka penting menunjukkan presentase ralat yang relatif kecil berarti
semakin tepat hasil pengukuran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa beberapa

27
pengukuran yang dilakukan mendapatkan hasil yang mendekati tetap, namun
beberapa juga menunjukkan hasil yang kurang tepat karena memiliki angka
penting dengan jumlah kecil.

28
H. Kesimpulan

Berdasarkan dari percobaan yang telah di dilakukan, maka


dapat disimpulkan bahwa:
1. Fungsi dari jangka sorong yaitu untuk mengukur sisi, diameter luar,
diameter dalam, dan tinggi suatu benda. Cara kerja dari jangka sorong
adalah cek dan pastikan bahwa pada saat kedua rahang tertutup, skala
menunjukkan angka nol, kendurkan baut pengunci dan tarik rahang geser ke
kanan, tarik sampai benda yang ingin diukur bisa pas ditempatkan di antara
2 rahang (tetap dan geser), letakkan benda yang akan diukur (kubus dan
cincin silindris) di antara kedua rahang, Pastikan juga posisinya sudah
sesuai, tarik rahang geser ke kiri sampai mengapit benda yang mau diukur,
lalu, putar baut pengunci sampai terdengar suara “klik”, baca dan hitung
hasil pengukuran yang diperoleh.
2. Fungsi dari mikrometer sekrup yaitu untuk mengukur ketebalan suatu
benda. Cara kerja dari mikrometer sekrup yaitu pastikan pengunci dalam
keadaan terbuka, lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros
geser bertemu skala dan skala nonius utama menunjukkan angka nol, buka
rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda (buku dan
penggaris) dapat masuk ke dalam rahang, Letakkan benda di antara poros
tetap dan poros geser lalu tutup kembali rahang hingga tepat menjepit
benda, Putarlah Pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi. Dengarkan
bunyi
“klik” yang muncul.

3. Fungsi dari neraca ohaus 311 yaitu mengukur massa benda. Cara kerja dari
neraca ohaus 311 yaitu putar sekrup yang berada di bagian atas piringan
neraca ke kiri kanan ke kiri, posisi dua garis pada neraca sejajar. hal tersebut
dilakukan untuk mengalibrasi neraca yang akan digunakan untuk
menimbang, letakkan benda yang akan diukur massanya pada tempat beban
dalam neraca, geser skala mulai dari yang skala besar, jika panahnya sudah
berada di titik setimbang 0, bergantian ke skala kecil, jika dua garis sejajar
dalam neraca sudah seimbang, maka hasil pengukuran sudah dapat dibaca.

29
DAFTAR PUSTAKA

Mikrajuddin, Abdullah. 2016. Fisika Dasar. Bandung: ITB

Taat Guswantoro, M.Si, Dkk. 2020. Penduan Praktis Mengajar Daring Selama

Pandemi’. Jakarta:UKI

Wahyuni, A, Dkk. 2022. Alat Ukur Dan Pengukuran. Purbalingga: CV. Eureka

Media Aksara

Dr. Wigran. 2002. Penggunaan Alat-alat Ukur Metrologi Industri: Yogyakarta.

Universitas Negri Yogyakarta


LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 27 Oktober 2023

Asisten Praktikum, Praktikan,

Grecellia Mei Magdalena Dakhi Muhmmad Syahjodi

NIM : 2205036018 NIM : 2305176067

Anda mungkin juga menyukai