Anda di halaman 1dari 6

Ketika melakukan pengukuran, kita bisa menggunakan penggaris,

meteran, miktometer sekrup, jangka sorong, dan neraca ohuass. Pada


praktikum ini kita melakukan pengukuran menggunakan alat jangka
sorng, mikrometer sekrup, dan neraca ohauss. Alat pengukuran tersebut
memiliki kegunaan dan fungsi yang berbeda serta meliki ketelitian yang
berbeda juga. Pada alat jangka sorong berfungsi untuk mengukur
ketebalan suatu benda, diameter suatu benda, baik diameter dalam
maupun diameter luar. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm. Jangka
sorong memiliki skala utama dan skala nonius. Micrometer sekrup
memiliki fungsi untuk mengukur panjang benda dengan sangat teliti.
Micrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer sekrup
memiliki skala utama dan skala putar. Sedangkan neraca ohauss berfungsi
untuk mengukur massa suatu benda. Neraca ohauss memiliki berbagai
macam bentuk, yaitu neraca tiga lengan dan neraca empat lengan. Prinsip
kerja neraca atau timbangan menggunakan prinsip tuas.
Ketika pengukuran dapat terjadi kesalahan atau ketidakpastian,
yaitu:
1. Kesalahan kalibrasi. Cara memberi nilai skala pada waktu pembuatan
alat tidak tepat sehingga berakibat setiap kali alat digunakan, suatu
ketidakpastian melekat pada hasil pengukuran. Kesalahan ini dapat
diketahui dengan cara membandingkan alat tersebut dengan alat baku.
Alat baku, meskipun buatan manusia juga, dianggap sempurna padanya
hampir tidak terdapat kesalahan apapun.
2. Kesalahan titik nol. Titik nol skala alat tidak berimpit dengan titik nol
jarum petunjuk atau jarum tidak kembali tepat pada angka nol.
3. Kelelahan komponen alat. Misalnya dalam pegas; pegas yang telah
dipakai beberapa lama dapat agak melembek hingga dapat mempengaruhi
gerak jarum penunjuk.
4. Gesekan-gesekan selalu timbul antara bagian yang satu yang bergerak
terhadap bagian alat yang lain
PEMBAHASAN

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran antara alat ukur


dengan yang diukur. Pengukuran yang dilakukan pada praktikum ini adalah
pengukuran panjang, pengukuran diameter luar dan dalam tabung rekasi, dan
pengukuran ketebalan plat aluminium

Dalam pengukuran pasti menggunakan alat ukur yang berbeda untuk setiap
pengukuran. Pada pengukuran panjang digunakan 3 alat ukur yaitu : mistar,
jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Sesuai dengan teori bahwa setiap alat
ukur memiliki ketidakpastian dan tingkat ketelitian yang berbeda antara alat
ukur yang satu dengan yang
lainnya. Mistar memiliki tingkat ketelitian sebesar 1mm = 0,1cm , memiliki
ketidakpastian sebesar 0,05 cm = 0,5mm. Mistar tepat digunakan untuk
mengukur panjang benda. Jangka sorong mimiliki tingkat ketelitian sebesar
0,005 cm = 0,05 mm dan ketidakpastian sebesar 0,025mm. Jangka sorong
tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman
tabung sampai nilai 10 cm. Dan mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian
sebesar 0,01 mm dan ketidakpastian sebesar 0,005 mm.

Berdasarkan besar tingkat ketelitian masing-masing alat ukur panjang diatas


maka dalam teori dikatakan bahwa mikrometer sekrup merupakan alat ukur
yang memiliki tingkat ketelitian paling tinggi diantara mistar dan jangka sorong.

Selain, ketidakpastian mutlak ada pula ketidakpastian relatif. Makin tinggi


ketidakpastian relatif, makin tinggi ketelitian yang dicapai pada pengukuran.

Pada pengukuran ini kita menghitung ketidakpastian relatif pada masing-masing


objek yang diukur, Ketidakpastian Relatif (KR) juga berkaitan dengan angka
berarti. Sebagaimana pada panjang kotak jangka sorong yang diukur
menggunakan mistar memiliki ketidakpastian relatif sebesar 0,1886 dengan
angka berarti 4AB maka penulisan pada hasil pengukuran nya adalah 26,5 +-
0,05 * 10-2 m.

Kemudian pengukuran diameter dalam tabung reaksi menggunakan jangka


sorong memilki ketidakpastian sebesar 0,21834% dengan angka berarti sebesar
4AB maka hasil penulisan pengukuran ialah (11,45 + 0,025) 10-3 m. Pada
pengukuran diameter luar tabung reaksi menggunakan jangka sorong
didapatkan ketidakpastian relatif sebesar 0,16611% dengan angka berarti
sebesar 4AB maka penulisan hasil pengukuran nya ialah 15,05 + 0,025 * 10-3.
Pengukuran kedalaman tabung reaksi menggunakan jangka sorong memiliki
ketidakpastian relatif sebesar 0,01917% dengan angka berarti sebesar 5AB,
maka penulisan hasil pengukuran ialah 130,35 + 0,025 *10-3 m. Pengukuran
tebal plat aluminium dengan menggunakan mikrometer sekrup diperoleh
ketidakpastian relatif sebesar 0,1811% dengan angka berarti sebesar 4AB maka
penulisan hasil pengukuran ialah 2,76 +0,005 * 10-3 m.

Pada pengukuran selanjutnya dilakukan pengukuran berulang sebanyak 5 kali


pada panjang kotak jangka sorong, diameter dalam tabung reaksi dan diameter
luar tabung reaksi dengan menggunakan objek pengukuran yang sama pada
pengukuran berulang. Pada panjang kotak jangka sorong diperoleh hasil
ketidakpastian relatif nya sebesar 0,1131% dengan angka berarti 4 AB maka
diperoleh hasil perlaporan (26,52 + 0,03) * 10-2 . Pada pengukuran diameter
dalam tabung diperoleh hasil ketidakpastian relatif sebesar 1,56% dengan 3AB,
dan hasil pelaporan (...) . Kemudian pada pengukuran diameter luar tabung
diperoleh hasil ketidakpastian relatif sebesar 0.74224% dengan 3AB dan hasil
pelaporan (...)

Pengukuran selanjutnya dilakukan pengukuran berulang sebanyak 10 kali pada


kedalaman tabung reaksi dan tebal plat aluminium. Sebagaimana pada
pengukuran kedalaman tabung reaksi diperoleh hasil pengukuran (130,47 +
0,03) * 10-3 m. Dan pada pengukuran tebal plat aluminium diperoleh hasil akhir
(2,78 + 0,01) * 10-3 m.
KESIMPULAN
1. Praktikan mampu menggunakan beberapa alat ukur dasar seperti
mistar, jangka soorng, mikrometer sekrup, neraca ohauss, dan
stopwatch. Sebagaimana pada masing-masing alat ukur memiliki nilai
satuan terkecil yang berbeda-beda dan fungsi yang berbeda-beda.
Mistar yang merupakan alat ukur panjang dan pada praktikum kali ini
digunakan untuk mengukur panjang benda. Mistar memiliki tingkat
ketelitian sebesar 1mm = 0,1cm , memiliki ketidakpastian sebesar
0,05 cm = 0,5mm.

Jangka sorong merupakan alat ukur besar fisik panjang yang


memiliki skala utama dan nonius yang pada praktikum ini digunakan
untuk mengukur diameter dalam dan luar tabung reaksi, kedalaman
tabung reaksi dan lain lain. Jangka sorong mimiliki tingkat ketelitian
sebesar 0,005 cm = 0,05 mm dan ketidakpastian sebesar 0,025mm.

Mikrometer Sekrup alat ukur ketebalan yang memiliki skala utama


dan putar yang pada praktikum ini digunakan untuk mengukur tebal
plat aluminum. Dan mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian
sebesar 0,01 mm dan ketidakpastian sebesar 0,005 mm.

Neraca Ohauss yang biasanya digunakan untuk mengukur berat


massa dengan tingkat ketelitian sebesar 0,1 gram
Dan stopwatch yang merupakan alat ukur waktu lebih tepatnya
selang waktu antara dua kejadian atau peristiwa yang diamati dengan
tingkat ketelitian pada digital sebesar 0,01 detik dan pada analog 0,2
detik
2. Praktikan mampu menentukan ketidakpastian dari pengukuran
tunggal dan berulang. .

Berdasarkan besar tingkat ketelitian masing-masing alat ukur


dikatakan bahwa mikrometer sekrup merupakan alat ukur yang
memiliki tingkat ketelitian paling tinggi diantara mistar dan jangka
sorong.
Ketidakpastian tunggal ditentukan dengan setengah dari nilai skala
terkecil alat ukur, Sedangkan ketidakpastian berulang ditentukan dari
ketidakpastian relatif dan diperoleh dari deviasi maksimum.

Pada pengukuran ketidakpastian tunggal dan ketidakpastian berulang


diperoleh bahwa pengukuran tunggal memiliki ketidakpastian mutlak
yang lebih besar dan ketidakpastian relatif yang lebih kecil daripada
pengukuran berulang karena pada pengukuran berulang memiliki
ketidakpastian mutlak yang lebih kecil dan ketidakpastian relatif yang
lebih besar daripada pengukuran tunggal sehingga dapat disimpulkan
bahwa pengukuran berulang memiliki ketelitian lebih tinggi karena
Makin tinggi ketidakpastian relatif, makin tinggi ketelitian
yang dicapai pada pengukuran.

3. Praktikan mampu mengerti angka berarti

Penggunaan angka berarti digunakan untuk menentukan penulisan


hasil
pengukuran berulang, banyak angka berati yang digunakan ditentukan
dari
besarnya kesalahan relatif. Semakin besar ketidakpastian relatifnya
maka angka berarti yang digunakan lebih sedikit, hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi nya ketelitian yang dicapai pada pengukuran.
Begitupula sebaliknya jika semakin kecil ketidakpastian relatifnya
maka angka berarti yang digunakan lebih banyak, hal ini
menunjukkan bahwa semakin rendahnya ketelitian yang dicapai pada
pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai