Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Praktikum ini berisi percobaan-percobaan mengenai pengenalan alat ukur panjang.


Pengenalan alat ukur panjang sendiri merupakan suatu hal fundamental yang berguna untuk
memahami lebih dalam mengenai mekanisme pengukuran terutama pada alat ukur panjang, serta
berguna sebagai penunjang untuk melakukan eksperimen atau aktivitas-aktivitas yang berkenaan
dengan keilmuan fisika lainnya. Praktikum ini bertujuan untuk mengukur besaran panjang suatu
objek menggunakan berbagai alat ukur panjang, dimana aplikasi dari praktikum ini sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sebuah penggaris yang digunakan untuk mengukur
panjangnya suatu objek.
Prinsip yang digunakan pada praktikum kali ini berkenaan dengan kegiatan pengukuran
suatu objek menggunakan instrumen atau alat ukur. Terdapat tiga macam alat ukur yang digunakan
pada praktikum ini yaitu mikrometer sekrup, jangka sorong, dan mistar sentimeter. Pada praktikum
ini, dilakukan suatu pengukuran yang dilakukan dengan cara membandingkan dua hal pokok, yaitu
besaran dan satuan. Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, mempunyai nilai yang dapat
dinyatakan dengan angka, dan memiliki satuan tertentu. Sedangkan satuan adalah suatu besaran
fisika khusus yang didefinisikan dan disepakati secara bersama untuk dibandingkan dengan besaran
lain dari jenis yang sama dalam berbagai kegiatan pengukuran. Suatu kebenaran yang absolut
mengenai hasil dari sebuah pengukuran tidak mungkin dapat dicapai. Setiap kegiatan pengukuran
dapat dipastikan mengalami suatu ketidakpastian, baik itu disebabkan oleh keterbatasan pengamat
maupun kesalahan terhadap instrument yang digunakan.
Dari percobaan pengukuran yang dilakukan sebanyak lima kali untuk masing-masing alat
ukur, diperoleh data hasil pengukuran yang bervariasi untuk beberapa alat ukur. Hal tersebut
dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan dapat diterima, sesuai dengan penjelasan pada dasar
teori mengenai ketidakpastian pengukuran.
Pada pengukuran diameter kelereng menggunakan mikrometer sekrup diperoleh rata-rata
pengukuran sebesar 12,41 mm, ketidakpastian pengukuran sebesar 0.02 mm, dan eror sebesar 0.161
persen. Persentase eror sekian diperoleh karena mikrometer sekrup sendiri memiliki ketelitian yang
paling tinggi dibandingkan alat ukur lainnya, sehingga diperoleh hasil pengukuran yang cukup
presisi. Pada pengukuran diameter kelereng menggunakan jangka sorong diperoleh rata-rata
pengukuran sebesar 1,182 cm, ketidakpastian pengukuran sebesar 0.004 cm, dan eror sebesar 0.338
persen. Persentase eror pada penggunaan jangka sorong terlihat lebih tinggi daripada mikrometer
sekrup dikarenakan jangka sorong memiliki ketelitian yang lebih rendah daripada mikrometer
sekrup. Pada pengukuran diameter kelereng menggunakan mistar diperoleh rata-rata pengukuran
sebesar 1,2 cm, ketidakpastian pengukuran sebesar 0 cm, dan tidak memiliki eror. Hal ini terjadi
karena mistar merupakan alat ukur yang paling mudah dalam hal pengidentifikasian nilai, sehingga
tiap pengukuran memiliki hasil yang relatif sama.
Pada pengukuran ketebalan buku menggunakan mikrometer sekrup diperoleh rata-rata
pengukuran sebesar 16,876 mm, ketidakpastian pengukuran sebesar 0,1896 mm, dan eror sebesar
1,12 persen. Pada pengukuran ketebalan buku menggunakan jangka sorong diperoleh rata-rata
pengukuran sebesar 1,71 cm, ketidakpastian pengukuran sebesar 0,0016 cm, dan eror sebesar 0,093
persen. Pada pengukuran ketebalan buku menggunakan mistar diperoleh rata-rata pengukuran
sebesar 1,7 cm, ketidakpastian pengukuran sebesar 0 cm, dan tidak memiliki eror. Berdasarkan
uraian di atas, pengukuran ketebalan buku menggunakan mikrometer sekrup dan jangka sorong
memiliki nilai eror yang relatif tinggi dikarenakan mikrometer sekrup dan jangka sorong sendiri
merupakan alat ukur yang memberikan tekanan pada objek yang diukur. Buku sendiri merupakan
objek yang memiliki ketebalan yang bervariasi, bergantung dari besarnya tekanan yang diterima.
Dengan demikian, pengukuran ketebalan buku menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup
diperoleh nilai ketidakpastian yang cukup tinggi karena perbedaan tekanan yang diberikan dari tiap-
tiap pengukuran.
Pada pengukuran panjang buku menggunakan mistar diperoleh rata-rata pengukuran sebesar
25,6 cm, ketidakpastian pengukuran sebesar 0 cm, dan tidak memiliki eror.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa mikrometer sekrup merupakan alat yang paling teliti dalam mengukur diameter kelereng.

Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengukuran besaran
panjang suatu objek dapat dilakukan dengan berbagai macam alat ukur panjang. Penggunaan dari
alat ukur tersebut disesuaikan dengan jenis objek yang akan diukur, mengingat masing-masing alat
memiliki ketelitian yang bervariasi. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil pengukuran
yang mendekati nilai sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai