Anda di halaman 1dari 10

I.

Tujuan
Mengetahui perbedaan hasil pengukuran bagian bagian pompa air menggunakan alat ukur
yang berbeda yaitu jangka sorong dan micrometer sekrup

II. Dasar Teori


A. Pengukuran

1. Definisi
Dalam setiap ilmu pengetahuan, pengukuran menghasilkan deskripsi kuantitatif dari
suatu proses dan produk yang membuat kita memahami tingkah laku dan hasil. Dan akan
semakin berkembang jika kita memilih teknik dan utilitas yang lebih baik untuk mengendalikan
dan memaksimalkan kinerja suatu proses, produk dan resources (sumber) yang ada. Karena
seorang engineer tidak dapat dikatakan sebagai engineer sejati, sampai kita dapat membangun
pondasi yang solid untuk mengukur berbasiskan teori. (Pfleeger et al., 1997).

Beberapa ahli mendefinisikan penguuran sebagai berikut :

 Definisi Pengukuran menurut Pflanzagl's ( ) :

 Pengukuran adalah proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu (misalnya


entiti matematik untuk mewakili isi sebuah vektor), untuk mendeskripsikan suatu atribut empirik
dari suatu produk atau kejadian dengan ketentuan tertentu.

 Pfleeger et al., (1997):

 Mengukur adalah pemetaan sederhana dari suatu kenyataan, dunia empiris ke dunia
matematik, dimana kita dapat lebih mudah dalam memahami atribut dari entiti dan relasi masing-
masiong entiti tersebut dengan entiti lainnya. Kesulitannya adalah bagaimana kita dapat
menginterpretasikan perilaku matematik dan mengartikannya dalam dunia nyata kembali secra
tepat.

 Pengukuran: (Fenton, 1994)

 Pengukuran adalah pendefinisian suatu proses dengan angka atau  simbol-simbol yang
menjelaskan dengan pasti atribut suatu entiti di dunia nyata sesuai dengan aturan tertentu yang
didefinisikan  sebelumnya.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah
suatu prosedur yang sistematis untuk memperoleh informasi data kuantitatif baik data yang
dinyatakan dalam bentuk angka maupun uraian yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya
terhadap atribut yang diukur dengan alat ukur yang baik dan prosedur pengukuran yang jelas dan
benar.

2. Prinsip Dasar
Margenau (1950 ) menyatakan bahwa berbagai macam disiplin ilmu dapat
diklasifikasikan berdasarkan dari tingkat pendekatan analisis terhadap teori penyusunnya, bukan
berdasarkan hubungan secara langsung satu sama lain. Seperti yang Torgerson (1958) nyatakan,
dia amat mempercayai bahwa “ilmu pengetahuan dapat menjadi semakin berkembang jika
diklasifikasikan dalam tingkatan dengan pengukuran yang dapat mewakili variabel penting
daripadanya.

Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang atribut dari suatu entitas
pada suatu sistem.

• Entitas dapat berupa obyek, termasuk orang atau spesifikasi  perangkat lunak, atau
kejadian dala m fase pengetesan pada proyek  perangkat lunak 

• Attribut adalah karakteristik properti dari entitas yang sedang diselidiki. Ini berarti,
bahwa kita disebut mengukur jika kita mengukur atribut dari  sesuatu

. Pengukuran harus dapat membuat kita dapat menyebutkan dengan  pasti dalam bentuk
angka-angka dan simbol dari suatu atribut entitas yang dideskripsikan tersebut. Angka-angka
sangat berguna dan sangat penting dalam meringkas sesuatu. Dan mengukur itu tidak hanya
sekedar angka-angka saja, tapi juga mendefinisikan pemetaan entitas dan atribut dalam bentuk
pertanyaan.

Dalam ilmu pengetahuan well developed , gagasan dapat didefinisikan dalam istilah yang
berhubungan satu sama lain dengan persamaan formal. Model hubungan dapat dibangun antara
teori ketika beberapa gagasan dapat dioperasikan untuk mendefinisikan istilah-istilah data yang
diobservasi. Hubungan antara operasi di dalamnya didefinisikan dengan korelasi atau koefisien
regresi. Sedangkan pada ilmu pengetahuan less developed , hubungan antara teori dan operasi
tidak perlu didefinisikan dalam basis matematik formal, tetapi pada landasan dugaan logika, dan
hubungan antara operasi yang ada di dalamnya didefinisikan dalam argumentasi verbal.

Teori pengukuran menyediakan lingkup formal untuk melakukan  pengukuran. Ini


mendefinisikan proses pengukuran sebagai suatu fungsi matematika. Hal tersebut
memungkinkan untuk menentukan apakah suatu operasi matematika yang tepat dapat berarti
dalam pengukuran yang dilakukan atau tidak – ini sangat penting dalam penentuan skala
pengukuran. Banyak orang mengukur dalam lingkup ilmu-ilmu sosial dapat melihat  pemahaman
dari teori pengukuran, tapi tidak dapat mengukur secara keseluruhan atau dengan kata lain, suatu
pengukuran terbaik adalah  pengukuran yang didapatkan berdasarkan pengalaman dalam
melakukan analisis statistik (Russsel, 1990).

B. Alat Ukur
Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut.
Seluruh alat pengukur dapat terkena kesalahan peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang
mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.

1. Alat Ukur Panjang


Untuk mengukur panjang benda, kalian bisa menggunakan alat ukur seperti tongkat, kaki,
mistar atau penggaris, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Pada materi berikut, kalian akan
mempelajari cara menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.

 Mistar atau Penggaris

Alat ukur panjang yang sering Anda gunakan adalah mistar atau penggaris. Pada
umumnya, mistar memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar mempunyai ketelitian
pengukuran 0,5 mm, yaitu sebesar setengah dari skala terkecil yang dimiliki oleh mistar. Pada
saat melakukan pengukuran dengan menggunakan mistar, arah pandangan hendaknya tepat pada
tempat yang diukur. Artinya, arah pandangan harus tegak lurus dengan skala pada mistar dan
benda yang di ukur. Jika pandangan mata tertuju pada arah yang kurang tepat, maka akan
menyebabkan nilai hasil pengukuran menjadi lebih besar atau lebih kecil. Kesalahan pengukuran
semacam ini di sebut kesalahan paralaks.

 Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang
yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat
pada rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama vernier diambil dari nama
penemu jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis.
Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala
nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda
satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala
terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam,
kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm. Untuk lebih memahami tentang
tentang jangka sorong, perhatikan gambar berikut:

Pada umumnya jangka sorong memiliki dua jenis dominan yaitu:

 Jangka Sorong Analog

Merupakan jangka sorong yang sering kita lihat pada waktu guru menunjukkan contoh
jangka sorong di sekolah. Jangka ini tidak dilengkapi ukuran digital untuk mengukur suatu
benda. Pengukuran dengan jangka sorong analog menggunakan cara manual, makanya biasanya
jangka ini juga dikenal dengan jangka sorong manual.

 Jangka Sorong Digital

Merupakan jangka sorong jenis ini jarang kita temui di sekolah sekolah apada umumnya.
Tidak semua sekolah memiliki jangka sorong jenis digital ini. Jangka ini dilengkapi ukuran
digital untuk mengukur suatu benda. Pengukuran dengan jangka sorong digital dapat berjalan
secara otomatis, akan muncul angka yang menunjukkan panjang suatu benda secara otomatis
pada bagian digital jika kita mengukur suatu benda.

 Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal bendabenda tipis dan
mengukur diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat.
Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala panjang yang
terdapat pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang yang terdapat pada
poros ulir merupakan skala nonius.

Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya
terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau
0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi dari kedua alat
yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.

III.  Alat dan Bahan


A. Alat
1. Jangka sorong
2. Jangka sorong analog
3. Mikrometer sekrup diameter
4. Micrometer sekrup kedalaman

B. Bahan
1. Kawat Tembaga
2. Pompa air

IV. Cara Kerja


A. Pengukuran Diameter
1. Bagian pompa air dibersihkan
2. Mikrometer disiapkan
3. Mikrometer diputar lalu dipaskan pada bagian pompa yang akan diukur
4. Mikrometer sekrup dikunci
5. Hasil pengukuran dibaca pada skala micrometer lalu dicatat
6. Pengukuran diulangi lagi menggunakan alat ukur yang berbeda
B. Pengukuran panjang
1. Bagian pompa air dibersihkan
2. Jangka sorong disiapkan
3. Jangka sorong ditarik lalu dipaskan sesuai panjang benda yang akan diukur
4. Jangka sorong dikunci
5. Hasil pengukuran dibaca pada skala jangka sorong lalu dicatat
6. Pengukuran diulangi lagi menggunakan alat ukur yang berbeda

V. Hasil Pengamatan
Tipe Pompa Air yang dipakai :

Three phase asynchronous motor

Type : Y802 – 4 Motor : 1 HP Output : .75 kW


Voltage : 220/380 V Current : 3.5/2A Noise : 67 dB (A)
Speed : 1400 r/min Insulation : B Freq : 50 Hz
Connection : ∆/y Protection Graele : Weight : 17 Kg
IP44
Standard : JB/T 10391 – 2008 Rating : SI Made in China

A. Pengukuran Rumah Bearing


Satuan Jangka sorong Jangka sorong Mikrometer Sekrup
(millimeter) analog
Diameter 45.9 61.89 47.23
dalam
Diameter luar 61.89 61.34 -
kedalaman 16.98 16.34 17.03

B. Pengukuran Tutup Motor


Satuan Jangka sorong Jangka sorong
(millimeter) analog
Diameter 112.16 113.71
dalam
Diameter luar 122 123.1
C. Pengukuran Bagian Dalam Pompa
Satuan Jangka Jangka Sorong Mikrometer
(millimeter) Sorong Analog Sekrup
Panjang 147.08 147.84 -
Chasing
Diameter 1.04 - 1.03
Kawat
Kedalaman 3.15 - -
psi
Diameter 19.08 20.38 -
Poros
Diameter 47.08 47.0 -
Bearing
Diameter 70.42 71.70 -
Rotor

VI. Pembahasan
Pengukuran adalah kegiatan untuk mendefinisikan sifat atau atribut suatu benda kedalam
bentuk angka atau simbol simbol. Simbol dan angka yang dipakai merupakan ketentuan yang
sudah disepakati oleh dunia internasional, sehingga menghindari terjadinya kesalah pahaman
penjelasan tentang benda tersebut. Hal ini memudahkan seseorang untuk menyampaikan ide ide
tentang sifat suatu benda tersebut.

Pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika, walaupun demikian tidak
ada pengukuran yang benar-benar tepat. Ada ketidak pastian yang berhubungan pada setiap
pengukuran. Maka dari itu, ketika menyatakan hasil pengukuran, penting juga untuk menyatakan
ketepatan atau perkiraan ketidakpastian.  Dalam fisika  pengukuran dapat berupa pengukuran
tunggal dan pengukuran berulang. Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya
satu kali saja. Sedangkan pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan secara
berulang atau berkali-kali pada satu variable, dan memperoleh hasil yang berbeda-beda dalam
setiap pengulangan pengukurannya.

Pengukuran berulang kita lakukan karena untuk sekali pengukuran, hasil ukurnya belum
dapat ditentukan karena setiap pengulangan pengukuran memperoleh hasil yang berbeda.
Pelaporan hasil pengukuran tunggal akan berbeda dengan pengukuran berulang.

Pada praktikum kali ini , pengukuran dilakukan pada bagian bagian pompa seperti: rumah
bearing, tutup motor, bearing, poros, chasing, psi, dan rotor. Alat ukur yang dipakai adalah alat
ukur dimensi panjang yaitu jangka sorong dan micrometer sekrup. Pengukuran ini dimaksudkan
untuk membandingkan hasil pengukuran antara dua alat ukur yang berbeda tersebut dan
mengetahui sebab sebab perbedaan yang terjadi.
Pengukuran bagian pompa dilakukan dalam satuan millimeter (mm). Satuan ini
digunakan untuk pengukuran pengukuran yang membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.
Sebuah mesin membutuhkan tingkat presisi pemasangan yang baik, tidak boleh terlalu longgar
ataupun sempit. Komponen komponen mesin dapat menimbulkan gesekan merusak apabila
terlalu sempit bahkan komponen tidak dapat terpasang pada mesin , apabila komponen terlalu
longgar , maka komponen tersebut akan lepas dari dudukan nya sehingga membahayakan
keselamatan pengguna maupun daya tahan serta kerja mesin tersebut.

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dapat mengukur diameter luar maupun
diameter dalam serta kedalaman dari suatu benda. Pengukuran diameter dalam menggunakan
rahang atas , sedangkan diameter luar menggunakan rahang bawah. Kedalaman dapat diukur
menggunakan tongkat atau batang yang keluar dari ujung jangka sorong. Pembacaan dari
pengukuran diameter maupun kedalaman menggunakan cara yang sama seperti yang dijelaskan
pada dasar teori kecuali pembacaan pada jangka sorong analog. Jangka sorong analog memiliki
bulatan seperti jam yang akan berputar saat jangka sorong ditarik. Perputaran tersebut mewakili
skala nonius.

Mikrometer sekrup memiliki beberapa jenis dan fungsi yang berbeda beda. Pengukuran
kedalaman , diameter luar maupun dalam menggunakan jenis micrometer sekrup yang berbeda
tidak seperti jangka sorong yang keseluruhannya sudah tercakup dalam satu alat. Walau begitu,
perbedaan alat tidak mempengaruhi cara pembacaannya.

Setiap alat memiliki batas maksimum dan minimum skala pembacaan. Hal ini
menyebabkan pentingnya pemilihan alat untuk pengukuran yang akurat. Selain itu, tingkat
ketelitian juga mempengaruhi hasil pengukuran. Jangka sorong memiliki tingkat ketelitian
sebesar 0.1 mm , sedangkan micrometer mencapai 0.01 mm.

Pada table table hasil pengamatan , khususnya pengukuran bagian bagian dalam pompa,
mirometer sekrup jarang dipakai. Hal ini disebabkan bagian bagian dalam pompa memiliki ruang
atau panjang yang besar , sedangkan micrometer sekrup hanya memiliki batas maksimum 50 mm
untuk diameter luar dan 40 mm untuk micrometer diameter dalam.

Masing masing alat ukur memiliki hasil pengukuran yang berbeda, tidak satupun ada
yang sama. Pengukuran tunggal yang dilakukan tidak dapat melacak standar deviasi yang terjadi.
Kesalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh

 Tidak terkalibrasinya alat ukur


Kalibrasi merupakan hal yang penting sebelum dilakukannya pengukuran.
Kalibrasi membuat alat ukur menjadi sesuai standard an metetapkan ketertelusuran ,
sehingga meminimalisir deviasi pengukuran yang dilakukan.
 Setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang berbeda
 Teknik pengukuran yang dipakai dan operator yang menggunakan alat ukur
Pada pengukuran rumah bearing , micrometer sekrup selalu menunjukkan angka yang
lebih besar daripada jangka sorong baik diameter dalam maupun kedalaman. Padahal micrometer
memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik daripada jangka sorong. Hal ini mungkin disebabkan
oleh: kesalahan “paralaks” yaitu pembacaan yang tidak tegak lurus dengan skala ; micrometer
tidak dikunci saat pembacaan.

Hal diatas juga terjadi pada pengukuran kedalaman dengan micrometer sekrup.
Mikrometer sekrup kedalaman memilik tongkat yang muncul apabila skala diputar. Sulitnya
membuat mirometer pas dengan kedalaman mesin karena apabila praktikan tidak hati hati , maka
saat skala diputar , micrometer akan terus naik karena terdorong oleh tongkatnya sendiri. Hal ini
yang menyebabkan pembacaan lebih besar daripada jangka sorong. Saat awal praktikum ,
mikrometer tidak benar benar nol , kelebihan skala ini juga dapat mempengaruhi hasil
pengukuran

VII. Kesimpulan
1. Perbedaan hasil pengukuran dapat disebabkan beberapa hal , yaitu :
 Kalibrasi alat
 Teknik yang dipakai
 Pembacaan skala
 Tingkat ketelitian
 Operator pengguna alat ukur
2. Ketelitian yang lebih baik tidak selalu mendapatkan hasil pengukuran yang lebih kecil
ataupun detail , tergantung pada keandalan alat tersebut.
VIII. Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Alat_ukur . Diakses pada 1 November 2014

http://wandasaputra93.wordpress.com/2014/01/12/macam-macam-alat-ukur/ . Diakses pada 1


November 2014

http://www.zonasiswa.com/2014/08/alat-ukur-massa-panjang-waktu.html . diakses pada 1


November 2014

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/197509122006041-
HELLI_IHSAN/Pengertian_Pengukuran.pdf . Diakses pada 1 November 2014

http://jangkasorong.blogspot.com/2010/09/jenis-jenis-jangka-sorong.html . Diakses pada 1


November 2014.

http://rikadiantoro.wordpress.com/2013/05/27/makalah-mikrometer-sekrup/ . diakses pada 1


November 2014

Yogyakarta, 2 November 2014

Asisten, Praktikan,

Yadi Yunus Cipta Panghegar

Puji Astuti

Zulhajji Lubis

Anda mungkin juga menyukai