Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRATIKUM

SURVEY DAN PEMETAAN


Mengukur Garis Lurus

Oleh :
ADE ELSA MARINI
15137029

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

PRAKTEK MENGUKUR GARIS LURUS

Hari / Tanggal Praktek

: Rabu, 15 September 2016

Waktu

: 10.40 12.20 WIB

Tempat

: Halaman Perpustakaan Pusat UNP

Cuaca

: Cerah

I. Tujuan Pratikum
1. Memahami konsep garis lurus pada lapangan
2. Memahami konsep arah kerja/ tujuan garis lurus dilapangan.
3. Memahami dan mengerti cara menghitung dalam pembautan garis lurus
pada lapangan.
4. Mampu menghitung dan menggambarkan sketsa dari pekerjaan.
II.Landasan Teori
Garis adalah kumpulan dari beberapa titik yang dihubungkan. Garis
lurus adalah kumpulan beberapa titik sejajar yang dihubungkan. Pada
rangkaian kegiatan pertambangan, membuat garis dan garis lurus merupakan
suatu kegiatan yang penting karena perannya yang berhubungan dengan luas,
batas dan kuantitas suatu lahan. Untuk membuat sebuah garis di lapangan,
semakin banyak titik yang dibuat, semakin bagus pula garis yang terbentuk.
Membuat garis lurus dilapangan adalah merupakan bagian yang sangat
penting pada pengukuran bidang tanah, seperti untuk areal pertanian,
kaplingan perumahan dan lain sebagainya. Jarak antara dua titik di lapangan
dikatakan lurus apabila jarak yang diukur panjangnya tidak melebihi 3,5 km.
Karena bila melebihi 3,5 km sangat dipengaruhi adanya faktor
kelengkungan bumi. Tetapi bila dalam pengukuran tidak dituntut adanya

taktor keakuratan, maka pengaruh kelengkungan bumi tersebut dapat


diabaikan.

III.

Alat dan Bahan


1. 6 buah jalon
2. Meteran
3. Helm safety
4. Rompi Safety
5. Alat tulis
6. Kalkulator

IV.

Keselamatan Kerja
1. Berdoa.
2. Gunakan rompi safety dan helm safety.
3. Dalam membawa jalon di arahkan ke posisi vertikal.
4. Hati-hati saat menancapkan jalon ke tanah..
5. Hindarkan alat dari kemungkinan hilang.
6. Pusatkan perhatian pada pekerjaan.

V. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja adalah sebagai berikut:
1. Tancapkanlah jalon A dan jalon B dengan jarak sekitar 45 meter pada
area yang akan dibuat garis lurus.
2. Bidik jalon C terhadap jalon A dan jalon B.
3. Demikian seterusnya, bidik jalon D terhadap jalon A dan B , dan jalon E
terhadap jalon A dan B.
4. Pastikan jalon A hingga jalon B tertancap dalam satu pola garis lurus.
5. Ukurlah jarak masing-masing jalon menggunakan meteran.
VI.

Data Hasil Pengukuran

N
o
1
2
3
4
5

Yalon
AC
CD
DE
EF
FB
Jumlah

Meteran
(Meter)
5,85
12,8
8,75
8,45
8,9
44,75

VII.

Sketsa/Gambar Pengukuran
1.
A

2.
A

3.
2

4.

3
B

5.

VIII.

Analisa Data dan Pembahasan


Pada percobaan yang telah dilakukan menggunakan 6 jalon yang
membentuk garis lurus dan mengukur jarak dari jalon A ke jalon B maka
terlebih dahulu diukur jarak antara jalon yang satu dengan jalon lain. Jarak
(AB) = jarak AC + jarak CD + jarak DE + jarak EF + jarak FB.
Diketahui:

jarak AC = 5,85
jarak CD = 12,8
jarak DE = 8,75
jarak EF = 8,45
jarak FB = 8,9
Maka :
S (AB) = jarak AC + jarak CD + jarak DE + jarak EF + jarak FB
= 5,85 m + 12,8 m + 8,75 m + 8,45 m + 8,9 m
= 44,75 m
Pada pengukuran garis lurus ukuran awal dari yalon A ke jalon
B adalah 45 meter. Sedangkan setelah penambahan yalon 1, 2, 3, 4, 5
dan 6 jarak antara jalon A ke B adalah 44,75 meter dengan
menambahkan setiap jarak antar jalon. Jadi terdapat selisih hasil
pengukuran 0,25 meter.
Perbedaan ukuran ini disebabkan diameter jalon yang tidak
diperhitungkan dalam mengukur panjang garis. Sehingga disaat
mengukr terjadi hasil yang berbeda antara sebelum penambahan jalon
dan sesudah penambahan jalon.

IX.

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Garis lurus merupakan hubungan dari beberapa titik.
2. Untuk mengukur garis lurus di lapangan dapat digunakan jalon, Jalon
berfungsi untuk menandai dan menghubungkan titik titik di lapangan
agar sejajar.
3. Agar pengukuran di lapangan mencapai hasil akurat dibutuhkan
ketelitian dalam mengamati garis lurus.

X. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai