Anda di halaman 1dari 24

SISTEM KOORDINAT, PROYEKSI PETA, DAN

ATURAN KUADRAN

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Ilmu Ukur Tanah
yang diampu oleh :

Dr. Ir. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, M.T.

Disusun Oleh :
Elsa Daliah 1909218
Nadhif Akhdan 1900950
Nurulita Diah Rachmawati Waluyo 1901462

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena


dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah “Ilmu Ukur Tanah”. Maka dari itu makalah ini diharapkan dapat
menjadikan sarana pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.
Di samping itu penulis juga menyadari akan segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan, baik dari segi penulisan maupun dari cara penyajiannya. Oleh
karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan
makalah ini di masa yang akan dating.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfatt khususnya bagi penulis dan
para pembaca pada umumnya.

Bandung, 2 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.................................................................................................4
1.2. Identifikasi Masalah.........................................................................................4
1.3. Pembatasan Masalah.......................................................................................5
1.4. Rumusan Masalah............................................................................................5
1.5 Tujuan...............................................................................................................5
1.6 Sistematika........................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................7
2.1. Sistem Koordinat..............................................................................................7
2.2. Proyeksi Peta....................................................................................................7
2.3. Aturan Kuadran...............................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................8
METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................................8
3.1. Lokasi................................................................................................................8
3.2. Waktu................................................................................................................8
3.3. Metode...............................................................................................................8
3.4. Populasi dan Sampling Technique..................................................................8
3.5. Data Primer dan Sekunder..............................................................................8
3.6. Instrumen..........................................................................................................9
3.7. Teknik Analisis.................................................................................................9
3.8. Kerangka Berpikir...........................................................................................9
3.9. Diagram Alir...................................................................................................10
BAB IV............................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................11
BAB V.............................................................................................................................22
KESIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI.......................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan
sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk
bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam
proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-
titik di muka bumi dan di peta.

Koordinat proyeksi peta dapat didekati dengan aturan diatas atau ditetapkan
oleh surveyor secara pendekatan lokal jika belum tersedia Bencmark disekitar
lokasi pengukuran. Sistem kuadran yang digunakan pada pengukuran dan
pemetaan berbeda dengan sistem koordinat matematis (trigonometri). Sistem
kuadran matematis bertambah besar ke arah berlawanan jarum jam.

Sistem koordinat permukaan bumi keseluruhan menggunakan sistem


koordinat geografik (Geodetik) yang diukur dengan menggunakan derajat
(degree) garis-garis lingkaran yang menghubungkan kutub utara ke kutub selatan
dikenal dengan nama garis bujur (longitude) atau garis-garis meridian. Nilai nol
derajat garis meridian melalui kota Greenwich di kota inggris. Adalah 0 derajat
sampai dengan 180 derajat Bujur Barat.

1.2. Identifikasi Masalah


Dari latar belakang di atas, maka dapat diambil identifikasi masalah
berupa masalah yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan mahasiswa Teknik sipil tentang proyeksi peta.


2. Kurangnya pemahaman mahasiswa Teknik sipil tentang aturan kuadran.
3. Kurangnya pengetahuan mahasiswa Teknik sipil tentang system koordinat.

4
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini tentu permasalah yang diangkat bersifat universal.
Maka dari itu penulis membatasi masalah supaya topik yang dibahas terfokus
pada satu masalah. Pada makalah ini masalah yang dibatasi berupa proyeksi peta,
aturan kuadran, dan system koordinat.

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah
maka rumusan masalah pada makalah ini antara lain:

1. Bagaimana system pada proyeksi peta?


2. Bagaimana system pada aturan kuadran?
3. Bagaimana system pada system koordinat?

1.5 Tujuan
1. Untuk mengetahui system pada proyeksi peta.
2. Untuk mengetahui system pada aturan kaudran.
3. Untuk mengetahui system pada system koordinat.

1.6 Sistematika
Untuk memahami lebih jelas mengenai makalah ini. Maka materi-
materi yang terdapat di dalam makalah ini dikelompokan menjadi beberapa
subbab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan mendeskripsikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian, perancangan dan
pembuatan sistem.

5
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan metode penelitian yang dilakukan
dalam perancangan dan implementasi.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Memaparkan dari hasil-hasil tahapan penelitian, mulai dari analisis, desain,
hasil testing dan implementasinya.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Berisi kesimpulan, implikasi, dan saran dari seluruh penelitian yang telah
dilakukan.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Sistem Koordinat


Dalam geometri, system koordinat adalah suatu system yang
menggunakan satu atau lebih bilangan, atau korrdinat, untuk secara unik
menentukan posisi suatu titik atau unsur geometris lain pada manifold seperti
ruang Euklides. Urutan koordinat adalah signifikan dan mereka kadang-kadang
diidentifikasikan oleh posisi mereka dalam tuple dan kadang-kadang dengan
huruf, seperti dalam “x-coordinate”.

2.2. Proyeksi Peta


Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan
sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk
bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam
proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-
titik di muka bumi dan di peta.

2.3. Aturan Kuadran


Dalam menentukan nilai fungsi trigonometri sudut yang lebih dari 90o,
perlu dipahami dua hal yaitu tanda nilai fungsi trigonometri di setiap kuadran dan
rumus sudut berelasi. Nilai fungsi trigonometri di kuadran I semuanya bertanda
positif. Sedangkan untuk kuadran II, III, dan IV hanya beberapa saja nilai fungsi
trigonometri yang bertanda positif.

7
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Departemen Pendidikan Teknik Sipil,
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung, Jawa Barat.

Gambar 1. Peta Lokasi

3.2. Waktu
Penelitian ini dimulai dari 2 Maret 2020 hingga 6 Maret 2020.

3.3. Metode
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kualitatif karena
dalam penyusunan makalah, penulis mengacu pada beberapa sumber data,
seperti artikel, undang-undang, dan memanfaatkan teori yang ada sebagai
pendukung.

3.4. Populasi dan Sampling Technique


Populasi yang digunakan dalam makalah ini yaitu artikel tentang
proyeksi peta, aturan kuadran, dan system koordinat. Sampling technique
yang digunakan adalah purposive technique.

3.5. Data Primer dan Sekunder


Data yang digunakan dalam makalah ini adalah data sekunder
karena peneliti memperoleh data dari sumber yang sudah ada. Data
diperoleh dari lembaga/instansi/orang lain, seperti jurnal, peraturan
perundang-undangan, dan arsip yang dipublikasikan secara umum.

8
3.6. Instrumen
Adapun instrumen penelitian ini yaitu smartphone dan laptop.

3.7. Teknik Analisis


Teknik analisis yang digunakan dalam penyusunan makalah ini,
yaitu teknik analisis kualitatif dimana data dalam peneltian didapat dari
berbagai sumber data yang valid dan teruji.

3.8. Kerangka Berpikir

Proyeksi peta adalah Teknik-


Banyaknya mahasiswa
teknik untuk menggambar
yang belum mengetahui
keseluruhan permukaan tiga
tentang proyeksi peta,
dimensi berbentuk bola ke
aturan kuadran, dan
permukaan datar dua
system koordinat.
dimensi.

Kurangnya pengetahuan tentang


proyeksi peta, aturan kuadran, dan
system koordinat.

Mengkaji
mengenai
proyeksi peta,
aturan kuadran,
dan system
korrdinat. Feedback
Teknik analisis kualitatif

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi

3.9. Diagram Alir

Mulai Selesai

9
Persiapan Studi Literatur Saran
__________________________ ___
__

Identifikasi Masalah Kesimpulan

Rumusan Masalah
Analisis

Metode Penelitian Pengolahan Data

Baik
Pengumpulan Data

Revisi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

10
4.1. Proyeksi Peta
Pertimbangan dalam pemilihan proyeksi peta untuk pembuatan peta skala
besar adalah:

1. Distorsi pada peta berada pada batasbatas kesalahan grafis.


2. Sebanyak mungkin lembar peta yang bisa digabungkan
3. Perhitungan plotting setiap lembar sesederhana mungkin.
4. Plotting manual bisa dibuat dengan cara semudah-mudahnya.
5. Menggunakan titik-titik kontrol sehingga posisinya segera bisa
diplot.

Tabel 1. Kelas Proyeksi Peta

KELAS
1. Bid.
Bid. Datar Bid. Kerucut Bid. Silinder
Proyeksi
Pertimbangan
Ekstrinsik Persinggungan Tangent Secant Polysuperficial

3. Posisi Normal Oblique/miring Transversal


4. Sifat Ekuidistan Ekuivalen Konform
Pertimbangan
Instrinsik Semi
5. Generasi Geometris Matematis
Geometris

Bidang datum dan bidang proyeksi:

1. Bidang datum adalah bidang yang akan digunakan untuk memproyeksikan


titiktitik yang diketahui koordinatnya (j ,l ).
2. Bidang proyeksi adalah bidang yang akan digunakan untuk
memproyeksikan titik-titik yang diketahui koordinatnya (X,Y).

11
Gambar 2. Jenis bidang proyeksi dan kedudukannya terhadap bidang datum

Gambar 3. Geometri ellipsoid

12
Gambar 4. Rhumbline atau loxodrome menghubungkan titik-titik

Gambar 5. Oorthodrome dan loxodrome pada proyeksi gnomonis dan proyeksi


Mercator

Proyeksi Polyeder

Gambar 6. Proyeksi kerucut: bidang datum dan bidang proyeksi

13
Gambar 7. Proyeksi polyeder: bidang datum dna bidang proyeksi

Proyeksi Universal Traverse Mercator (UTM)

Gambar 8. Kedudukan bidang proyeksi silinder terhadap bola bumi pada proyeksi
UTM

Gambar 9. Proyeksi dari bidang datum ke bidang proyeksi

14
Gambar 10. Pembagian zone global pada proyeksi UTM

Konvergensi Meridian

Gambar 11. Konvergensi meridian pada proyeksi UTM

15
Gambar 12. Sistem koordinat proyeksi peta UTM

Gambar 13. Grafik factor skala proyeksi peta UTM

Lembar Peta UTM Global

Penomoran setiap lembar bujur 6° dari 180° BB – 180° BT menggunakan


angka Arab 1 – 60.

Penomoran setiap lembar arah paralel 80° LS – 84° LU menggunakan


huruf latin besar dimulai dengan huruf C dan berakhir huruf X dengan tidak
menggunakan huruf I dan O. Selang seragam setiap 8° mulai 80° LS – 72° LU
atau C – W.

Menggunakan cara penomoran seperti itu, secara global pada proyeksi


UTM, wilayah Indonesia di mulai pada zone 46 dengan meridian sentral 93° BT
dan berakhir pada zone 54 dengan meridian sentral 141° BT, serta 4 satuan arah

16
lintang, yaitu L, M, N dan P dimulai dari 15° LS – 10° LU. Lembar peta UTM
skala 1 : 250.000 di Indonesia.

a. Ukuran 1 lembar peta skala 1 : 250.000 adalah 1½° x 1°. Sehingga untuk
satu bagian derajat 6° x 8° terbagi dalam 4 x 8 = 32 lembar.
b. Angka Arab 1 - 31 untuk penomoran bagian lembar setiap 1½° pada arah
94½° BT – 141° BT.
c. Angka Romawi I – XVII untuk penomoran bagian lembar setiap 1° pada
arah 6° LU – 11° LS.

Lembar peta UTM skala 1 : 100.000 di Indonesia

a. Ukuran 1 lembar peta skala 1 : 100.000 adalah 30° x 30°.


b. Satu lembar peta skala 1 : 250.000 dibagi menjadi 6 bagian lembar peta
skala 1 : 100.000.
c. Angka Arab 1 – 94 untuk penomoran bagian lembar setiap 30° pada arah
94° BT – 141° BT.
d. Angka Arab 1 - 36 untuk penomoran bagian lembar setiap 30° pada arah
6° LU – 12° LS.

Lembar peta UTM skala 1 : 50.000 di Indonesia

a. Ukuran 1 lembar peta skala 1 : 50.000 adalah 15° x 15°.


b. Satu lembar peta skala 1 : 100.000 dibagi menjadi 4 bagian lembar peta
skala 1 : 50.000.
c. Penomoran menggunakan angka Romawi I, II, III dan IV dimulai dari
pojok kanan atas searah jarum jam.

Lembar peta UTM skala 1 : 25.000 di Indonesia

a. Ukuran 1 lembar peta skala 1 : 25.000 adalah 7½° x 7½ °.


b. Satu lembar peta skala 1 : 50.000 dibagi menjadi 4 bagian lembar peta
skala 1 : 25.000.
c. Penomoran menggunakan huruf latin kecil a, b, c dan d dimulai dari pojok
kanan atas searah jarum jam.

17
1. Peta-peta Khusus

Gambar 14. Peta Kota Bandung

Gambar 15. Peta Geologi

18
Gambar 16. Peta Statistik

Gambar 17. Peta sungai

19
2. Peta Dunia

Gambar 18. Peta dunia

4.2. Aturan Kuadran


Menurut teori, sudut jurusan adalah sudut yang dimulai dari arah utara
geografis, maka arah utara diambil sebagai suatu salib sumbu. Pada waktu kaki
bergerak OP:

Berhimpit dengan sb, yang positif  = 90

Berhimpit dengan sb, yang positif  = 180

Berhimpit dengan sb, yang positif  = 270

Berhimpit dengan sb, yang positif  = 360

Dengan demikian kaki yang bergerak OP melalui daerah-daerah 0-90, 90-


180, 180-270, 270-300, dimana daerah-daerah tersebut disebut dengan:

20
Kuadran I : 0 – 90

Kuadran II : 90 – 180

Kuadran III : 180 – 270

Kuadran IV : 270 – 360

Dan kuadran berputar dengan jalannya jarum jam. Disamping ini digambar
garis AB yang di sebellah kiri AB dan di sebelah kanan ba, Kedua arah BA dan
AB mempunyai arah yang berlawanan, dengan memperpanjang AB, maka didapat
pula ab dan ba, pada sebelah kanan dapat ditentukan hubungan antar ab dan ba
karena terbukti bahwa:

ba = ab + 1800

Dengan uraian di atas tentang sudut jurusan, maka didapat dua sifat yang
penting dari jurusan tersebut:

I. 0 ‹  ‹ 3600 (sudut jurusan terletak antara 0º - 360º).

II. ab ba = 1800 (dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih
180º).

4.3. Sistem Koordinat


Beberapa ketentuan yang berhubungan dengan pemodelan bumi sebagai
spheroid adalah:
1. Meridian dan meridian utama.
2. Paralel dan paralel NOL atau ekuator.
3. Bujur (longitude - j), bujur barat (0° - 180° BB) dan bujur timur (0°
- 180° BT).
4. Lintang ( latitude - l ), lintang utara (0° - 90° LU) dan lintang
selatan (0° – 90° LS).

21
Gambar 19. Sistem koordinat geografis

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulakn bahwa:

1. Sistem proyeksi peta dibuat untuk mereduksi sekecil mungkin


distorsi. Tujuan Sistem Proyeksi Peta dibuat dan dipilih untuk
menyatakan dan menyajikan secara grafis posisi titik-titik pada
permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar.
2. System kuadran koordinat geometri berebda dengan kuadran
trigonometri karena alat-alat Ilmu Ukur Tanah arahnya dari utara
dan searah jarum jam. Untuk menentukan suatu titik terhadap titik
yang lainnya dipergunakan system koordinat.
3. Seperti telag dijelaskan sebelumnya sudut jurusan adalah sudut
yang berbentuk dari arah utara geografis kemudian diputar searah
jarum jam dan berhenti pada garis yang tidak ditentukan.

5.2. Implikasi
Implikasi yang didapat adalah:

1. Mencari bagaimana cara kerja pada system proyeksi peta.

22
2. Mencari perhitungan menentukan sudut jurusan.
3. Mencari bagaimana cara kerja pada aturan kuadran.

5.3. Rekomendasi
1. Dalam mencari perhitugan dalam proyeksi peta harus berdasarkan
teori/rumus yang tertera agar mendapatkan hasil yang benar.
2. Dalam mencari perhitugan dalam system koordinat harus
berdasarkan rumus yang tertera agar mendapatkan hasil yang tepat.
3. Dalam mencari perhitungan aturan koordinat harus berdasarkan
rumus yang sudah ada agar hasilnya benar.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Trigonometri (Kuadran). Dapat diakses di


http://unikacentralcollege.blogspot.com/2014/09/trigonometri-
kuadran.html?m=l pada 2 Maret 2020.

Erna, Rima. 2017. Makalah Kartografi: Proyeksi Stereografis Azimuthal Normal.


Dapat diakses di
https://www.academia.edu/23411851/Makalah_Kartografi_Proyeksi_Stere
ografis_Azimuthal_Normal_ pada 2 Maret 2020.

Purwaamijaya, I.M. 2008. Teknik Survey dan Pemetaan Jilid 1. Jakarta:


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengan Kejuruan.

24

Anda mungkin juga menyukai