Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMETAAN SITUASI SEDERHANA


GEOMATIKA 1

Dosen Pengampu : Indah Wahyuni, S.Pd.T., M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Vania Ayu Aurelia Adeline (20505244018)

Friska Marsya (20505244020)

Zahid Mannan (20505244022)

Asriyani Dewi Saputri (20505244023)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum dengan judul “Pengukuran Profil
Melintang” ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Laporan ini disusun bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Geomatika I (Praktik) yang telah diberikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa penulis dalam menyusun laporan ini masih mengalami
berbagai kendala. Namun, laporan ini dapat terselesaikan dengan baik karena adanya bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Slamet Widodo, S.T., M.T. selaku Kepala Jurusan Pendidikan Teknik Sipil
dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Ibu Indah Wahyuni, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Geomatika I
(Praktik) yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama kegiatan perkuliahan dan
proses penyusunan laporan ini berlangsung.
3. Anggota kelompok 3 yang telah bekerja sama dengan baik selama kegiatan perkuliahan
hingga penyusunan laporan ini.
Laporan ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan. Namun, penulis berharap semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Oleh
karena itu, penulis memohon kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki dan
melengkapi laporan ini serta meningkatkan kemampuan penulis dalam menyusun laporan
untuk kedepannya.

Yogyakarta, 24 Mei
2022

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................4
DAFTAR TABEL......................................................................................................................5
BAB I.........................................................................................................................................6
PENDAHULUAN......................................................................................................................6
Latar Belakang........................................................................................................................6
Tujuan Praktikum...................................................................................................................6
Dasar Teori.............................................................................................................................7
Alat dan Bahan.....................................................................................................................10
Langkah Kerja......................................................................................................................10
Keamanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)............................................................11
BAB II......................................................................................................................................11
PEMBAHASAN......................................................................................................................11
Gambar Data Lapangan........................................................................................................11
Analisis Data........................................................................................................................12
Gambaran Data Lapangan....................................................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
Kesimpulan...........................................................................................................................12

DAFTAR GAMBAR
Figure 1 Gambar 50. Sket pengukuran sipat datar profil melintang......................................................7
Figure 2 Gambar 51. Tipikal profil melintang jalan................................................................................8
Figure 3 Gambar 52. Tipikal profil melintang saluran............................................................................8
Figure 4 Gambar 53. Tipikal profil melintang saluran yang dasarnya rata.............................................9
Figure 5 Gambar 54. Sipat datar profil melintang..................................................................................9
Figure 6 Gambar 1. Waterpass............................................................................................................11
Figure 7 Gambar 2. Tripod...................................................................................................................12
Figure 8 Gambar 3. Rambu Ukur.........................................................................................................12
Figure 9 Gambar 4. Pita ukur/meteran................................................................................................12
Figure 10 Gambar 5. Payung................................................................................................................13
Figure 11 Gambar 8. Kalkulator...........................................................................................................13
Figure 12 Grafik Bagian 1.....................................................................................................................17
Figure 13 Grafik Bagian 2.....................................................................................................................17
Figure 14 Grafik Bagian 3.....................................................................................................................17
DAFTAR TABEL
Table 1. Data Hasil Pengukuran Sipat Datar Profil Melintang..............................................................14
Table 2 Hasil Analisis Data Sipat Datar Profil Melintang......................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Sosrodarsono, 1983) Ilmu ukur Tanah merupakan bagian dari geodesi yang
mempelajari cara-cara pengukuran dibawah dan di permukaan bumi untuk
menentukan posisi relative atau absolute titik-titik pada permukaan tanah dalam
memenuhi kebutuhan pemetaan dan penentuan posisi relative untuk Perencanaan
pembangunan dalam pengukuran. Pengukuran beda tinggi antara dua titik di atas
permukaan tanah merupakan salah satu bagian terpenting dalam ilmu ukur tanah, beda
tinggi ini biasa ditentukan dengan berbagai macam sifat datar, Sifat datar (levelling)
adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua titik dipermukaan
tanah, sebuah bidang datar acuan atau datum ditetapkan dan elevasi diukur terhadap
bidang tersebut (Nurjati, 2004).
Metode sipat datar memiliki prinsip mengukur tinggi bidik alat sipat datar optimis
dilapangan menggunakan rambu ukur. Sampai saat ini, menggunakan sipat datar
untuk mengukur beda tinggi ialah cara yang oaling teliti. Sehingga, ketelitian
kerangka dasar vertikal (KDV) dinyatakan sebagai batas harga terbesar perbedaan
tinggi hasil pengukuran sipat datar. Dalam hal ini ada beberapa pengukuran
menggunakan alat sipat datar. Namun, yang akan kami jabarkan dalam laporan ini
adalah pengukuran profil melintang menggunakan alat sipat datar.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum adalah agar mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran


sipat datar profil melintang. Sasarannya adalah agar mahasiswa mampu:
1. Memasang dan menyetel waterpas sehingga siap untuk pengukuran.
2. Memilih titik-titik detail penampang melintang.
3. Memegang rambu ukur tegak.\
4. Membaca dan mencatat pembacaan benang atas, benang tengah dan benang
bawah rambu ukur dengan bidikan waterpas.
5. Menghitung beda tinggi dari hasil pengukuran profil melintang.
6. Menggambar profil melintang.
7. Membuat laporan pengukuran sipat datar profil melintang
C. Dasar Teori
Sipat datar adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui perbedaan
ketinggian antara dua lokasi atau lebih pada suatu bidang dengan cara membaca skala
pada penanda vertikal yang bertepatan dengan letak garis bidik horizontal. Prinsip
metode sipat datar adalah menggunakan batang pengukur untuk mengukur tingkat
optik penglihatan di lapangan. Mengukur perbedaan ketinggian dengan metode level
optik adalah metode yang paling akurat untuk mengukur perbedaan ketinggian. Oleh
karena itu, ketelitian Kerangka Datar Vertikal (KDV) dinyatakan sebagai batas harga
maksimum selisih ketinggian dari dan ke hasil pengukuran.
Pengukuran kerataan atau aliran air bertujuan untuk mengetahui perbedaan
ketinggian pada berbagai titik di permukaan bumi. Ketinggian suatu benda di atas
permukaan bumi ditentukan oleh bidang referensi, yaitu bidang yang tingginya nol.
Bidang ini dalam geodesi disebut geoid, dan merupakan bidang ekuipotensial yang
berimpit dengan permukaan laut rata-rata. Permukaan ekuipotensial, juga dikenal
sebagai bidang nivo, selalu tegak lurus terhadap arah angin barat di mana saja di
permukaan bumi.

Pada pengukuran sipat datar profil, perlu diukur dan digambar profil
memanjang dan melintangnya. Profil melintang dibuat pada arah tegak lurus terhadap
profil memanjang. Profil melintang dibuat pada interval jarak tertentu, misalnya 5 m,
10 m, 25 m atau 50 m. Pada belokan jalur memanjang tersebut, biasanya dibuat profil
melintang dengan interval yang lebih pendek, misalnya setengah dari panjang interval
pada jalur yang lurus. Sket titik-titik pengukuran sipat datar profil ditunjukkan pada
Gambar 50.

Figure 1 Gambar 50. Sket pengukuran sipat datar profil melintang.


Titik-titik pengukuran sipat datar profil memanjang pada Gambar 50 tersebut yaitu
titik P1, P2, P3 dan P4. Adapun titik-titik pengukuran sipat datar profil
melintangnya yaitu titik 1, 2 dan 3, serta titik a, b dan c pada masing-masing profil
melintang.

Tidak ada batasan, harus ada berapa titik yang perlu diukur dalam
pengukuran sipat datar profil. Pengukuran sipat datar profil bertujuan
menggambarkan profil atau penampang permukaan bumi. Oleh karena itu, setiap
ada perubahan tinggi yang menyolok, perlu diukur dalam sipat datar profil.

Gambar 51 menunjukkan tipikal profil melintang jalan. Titik-titik yang


perlu diukur yaitu as jalan, tepi jalan, tepi perkerasan apabila ada, dan tepi koridor
jalan.

Figure 2 Gambar 51. Tipikal profil melintang jalan.

Gambar 52 menunjukkan tipikal profil melintang saluran. Titik-titik yang


perlu diukur yaitu titik terendah saluran, tepi bawah saluran, tepi tepi atas saluran,
dan tepi koridor saluran.

Figure 3 Gambar 52. Tipikal profil melintang saluran.

Gambar 52. Tipikal profil melintang saluran.

Untuk saluran yang dasarnya datar, maka tidak ada titik terendahnya, seperti pada
Gambar 53.
Figure 4 Gambar 53. Tipikal profil melintang saluran yang dasarnya rata.

Hasil pengukuran sipat datar profil digambar dalam bentuk gambar profil.
Penggambaran profil, baik secara manual maupun dengan komputer
menggunakan perangkat lunak, misalnya Surfer, memerlukan data jarak dan
tinggi. Oleh karena itu sebelum penggambaran profil dilakukan, lebih dahulu
harus disiapkan data jarak dan tinggi tersebut.

Pengukuran profil melintang pada prinsipnya juga sama dengan pengukuran


profil memanjangnya. Apabila beda tinggi dalam satu profil melintang tidak
terlalu besar, maka satu profil melintang dapat diukur dengan satu kali berdiri
waterpas (Gambar 54).

Figure 5 Gambar 54. Sipat datar profil melintang.

Akan tetapi apabila beda tingginya terlalu besar, misalnya profil melintang
sungai, maka waterpas perlu didirikan lebih dari satu kali. Dengan mendirikan
waterpas lebih dari satu kali untuk satu profil melintang, maka pengukurannya
seperti pada pengukuran profil memanjang.

Posisi waterpas terhadap titik-titik profil yang diukur dapat bervariasi.


Variasi posisi waterpas ini menentukan cara pengukuran jarak antar titik profil.
Variasi posisi waterpas tersebut yaitu:
1. Waterpas di luar profil memanjang dan melintang.
Pengukuran jarak antar titik profil memanjang dan melintang dilakukan
dengan pita ukur.
2. Waterpas di profil memanjang tetapi di luar profil melintang.
Pengukuran jarak antar titik profil memanjang diukur secara optis dan antar
profil melintang dengan pita ukur.
3. Waterpas di profil melintang tetapi di luar profil memanjang.
Pengukuran jarak antar titik profil melintang diukur secara optis dan antar
profil memanjang dengan pita ukur.
4. Waterpas di profil memanjang dan melintang.
Pengukuran jarak antar titik profil memanjang dan melintang dengan cara
optis.
Data dan Jenis Pengukuran Sipat Datar
Data yang dimaksud adalah unsur-unsur yang diperlukan untuk dapat menghitung selisih
tinggi dan kemiringan bidang ukur. Dalam Praktikum Geomatika ini akan ada dua jenis
pengukuran bidang, yaitu:
1. Bagian memanjang adalah datar, yaitu pengukuran dilakukan dalam arah sumbu utama (as)
bidang pengukuran. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menentukan perbedaan ketinggian
titik-titik yang berorientasi pada arah yang sama atau pada sumbu bidang pengukuran.
Contoh dari jenis pengukuran kerataan longitudinal adalah bidang balik panjang, digunakan
ketika jarak antara dua lokasi yang akan ditentukan sangat berjauhan tingginya (di luar
rentang visibilitas). Pengukuran horizontal longitudinal dilakukan untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat karena dilakukan dua kali pengukuran. Pengukuran ini biasa digunakan
dalam pembuatan jalan raya dan jalur kereta api. Perbedaan ketinggian dapat ditentukan
dengan menggunakan garis horizontal sewenang-wenang dengan dua penanda yang melekat
pada dua titik yang akan diamati. Hal ini sesuai dengan literatur Sastrodarsono (2005) yang
menyatakan bahwa perbedaan ketinggian antara dua bidang nivo yang melewati titik ini
dapat ditentukan dengan menggunakan garis horizontal sewenang-wenang, dan kedua tanda
dipasang pada dua titik, sehingga perbedaan ketinggian dapat ditentukan.
2. Profil planar dari profil transversal, yang diukur tegak lurus terhadap sumbu utama (as) dari
bidang pengukuran. Tujuan dari survey ini adalah untuk menentukan bentuk permukaan
tanah yang tegak lurus terhadap sumbu bidang ukur, untuk menentukan tinggi rendahnya
permukaan tanah, dan untuk mendapatkan bentuk titik permukaan sepanjang garis lurus
tertentu. Gunakan pengukuran ini sebagai dasar untuk menentukan volume galian dan tanah
dasar. Pengukuran seperti itu biasa digunakan untuk membuat penampang sungai, saluran
drainase, irigasi dan membuat jejak.
Pengertian Sipat Datar Profil Melintang
Saat mengukur profil datar suatu profil, profil memanjang dan melintang perlu diukur dan
digambar. Profil melintang dibuat dengan arah tegak lurus terhadap profil memanjang.
Penampang melintang dibuat dengan interval jarak seperti 5 m, 10 m, 25 m atau 50 m. Pada
belokan garis membujur, profil melintang biasanya dibuat dalam interval yang lebih pendek,
misalnya setengah panjang interval pada jalur lurus.
Pengukuran profil lateral sama dengan pengukuran profil longitudinal, dan hasil
pengukuran profil bidang profil digambar dalam bentuk diagram profil. Analisis profil secara
manual atau melalui komputer menggunakan software seperti Surfer membutuhkan data jarak
dan ketinggian. Oleh karena itu, data jarak dan tinggi harus disiapkan terlebih dahulu sebelum
membuat profil.

D. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam praktikum pengukuran sipat datar profil


melintang yaitu:
1. Waterpas optis, yang merupakan alat ukur utama,

Figure 6 Gambar 1. Waterpass

2. Statif atau tripod, untuk mendirikan waterpas optis,


Figure 7 Gambar 2. Tripod

3. Rambu ukur, untuk didirikan pada titik target, dibidik dan dibaca benang tengah,
benang atas dan benang bawah,

Figure 8 Gambar 3. Rambu Ukur

4. Pita ukur/meteran, digunakan untuk mengukur jarak antar titik profil

Figure 9 Gambar 4. Pita ukur/meteran

5. Payung, untuk melindungi waterpas dari panas terik matahari dan hujan,
Figure 10 Gambar 5. Payung

6. Formulir ukur, tempat untuk mencatat data ukur,


7. Alat tulis, untuk menggambar sket dan mencatat data ukur,
8. Kalkulator, untuk menghitung data ukur di lapangan,

Figure 11 Gambar 8. Kalkulator

9. Komputer, untuk menghitung data ukur dan menggambar hasil hitungan jarak dan
tinggi, serta menulis laporan praktikum.

E. Langkah Kerja

Adapun langkah kerja pengukuran sipat datar profil melintang yaitu:


1. Mempersiapkan peralatan praktikum.
2. Meninjau areal pengukuran dan menggambar sket pengukuran, lengkap dengan
nomor titik-titik tempat berdiri rambu ukur (misalnya: titik A, B, C dan
seterusnya) dan tempat berdiri waterpas (misalnya: titik a, b, c dan seterusnya).
3. Mengukur jarak antar titik profil dan menulisnya pada sket pengukuran.
4. Mendirikan dan menyetel waterpas di titik a.
5. Mendirikan rambu ukur di titik-titik profil melintang yang dapat dijangkau.
6. Mengarahkan teropong ke rambu ukur di titik ikat dan titik-titik profil melintang
dan membaca benang atas, benang tengah dan benang bawah, serta mencatatnya
di formulir ukur.
7. Memindahkan waterpas dari titik a ke titik b.
8. Mengulangi langkah 3, 4, 5 dan 6, hingga seluruh profil melintang terukur.
9. Menghitung beda tinggi dari titik ikat titik-titik pengukuran tersebut.
10. Menghitung tinggi titik-titik pengukuran tersebut berdasarkan tinggi titik yang
sudah diketahui.
11. Menyajikan hasil pengukuran dan hitungan dalam bentuk tabel.
12. Menggambar profil melintang.
13. Menyusun laporan pengukuran sipat datar profil melintang.

F. Keamanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Aspek keselamatan kerja yang perlu diperhatikan yaitu:


1. Praktikan memakai alat pelindung diri,
2. Waterpas dilindungi dari panas terik matahari dan hujan, menggunakan paying,
3. Pita ukur jangan sampai terinjak atau terlindas kendaraan,
4. Baut pada pita ukur jangan sampai lepas,
5. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan fungsi dan prosedur kerja
BAB II

PEMBAHASAN & HASIL


A. Hasil Analisis Data
1. Data pengamatan
Data hasil praktikum : Data berasal dari Ibu Indah Wahyuni selaku dosen
pengampu
mata kuliah Geomatika I (Praktik)
Lokasi :–
Hari/tanggal :–
Jam :–
Surveyor :–
Table 1. Data Hasil Pengukuran Sipat Datar Profil Melintang

Nomor Titik Bacaan Rambu (mm) Jarak Beda Jarak Tinggi


Alat Target BA BT BB (m) Tinggi Kumulati (m)
f
E P3(ikat) 1631 1562 1493 134,987
1 1405 1379 1356
2 1398 1378 1358 1,5 1,5
3 1394 1381 1367 1,15 2,65
4 1510 1498 1484 0,34 2,99
5 1490 1480 1471 1,6 4,59
6 1528 1513 1499 2 6,59
7 1408 1393 1379 0 6,59
8 1408 1393 1379 0,26 6,85
9 1835 1819 1803 0 6,85
10 1835 1819 1803 0,1 6,95
11 2312 2294 2276 0,25 7,2
12 2312 2294 2276 0,1 7,3
13 1808 1789 1771 0,27 7,57
14 1808 1789 1771 0,3 7,87
15 1570 1551 1531 0,05 7,92
16 1415 1389 1363 0,62 8,54
17 1750 1715 1681 1,62 10,16
18 2056 2015 1976 0,68 10,84
Hasil dari pelaksanaa pengukuran sipat datar melintang data dituangkan dalam bentuk tabel
diatas.

3. Hasil Analisis Data


Setelah dilakukan pengolahan pada data pengukuran sipat datar profil
melintang, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Table 2 Hasil Analisis Data Sipat Datar Profil Melintang

Nomor Titik Bacaan Rambu (mm) Beda Jara Tinggi Jarak Koreksi Tinggi Jarak
Alat Target BA BT BB Tinggi k (m) (m) Tinggi Terkore Kumul
(M) (m) (m) ksi (m) atif
(m)
P3 1631 1562 1493 0,183 134,987 13,8
(ikat)
1 1405 1379 1356 0,184 135,17 4,9 -0,104 0 0
2 1398 1378 1358 0,181 1,50 135,171 4 -0,085 4 4
3 1394 1381 1367 0.064 1,15 135,168 2,7 -0,057 6,7 6,7
4 1510 1498 1484 0,082 0,34 135,051 2,6 -0,055 9,3 9,3
5 1490 1480 1471 0,049 1,60 135,069 1,9 -0,040 11,2 11,2
6 1528 1513 1499 0,169 2,00 135,036 2,9 -0,062 14,1 14,1

E 7 1408 1393 1379 -0,257 0,00 135,156 2,9 -0,062 17 17


8 1408 1393 1379 -0,257 0,26 135,156 3,2 -0,062 19,9 19,9
9 1835 1819 1803 -0,732 0,00 134,73 3,2 -0,068 23,1 23,1
10 1835 1819 1803 -0,732 0,10 134,73 3,6 -0,068 26,3 26,3
11 2312 2294 2276 -0,227 0,25 134,255 3,6 -0,076 29,9 29,9
12 2312 2294 2276 -0,227 0,10 134,255 3,7 -0,076 33,5 33,5
13 1808 1789 1771 0,011 0,27 134,76 3,7 -0,078 37,2 37,2
14 1808 1789 1771 0,011 0,30 134,76 3,9 -0,078 40,9 40,9
15 1570 1551 1531 0,173 0,05 134,998 5,2 -0,083 44,8 44,8
16 1415 1389 1363 -0,173 0,62 135,16 6,9 -0,110 50 50
17 1750 1715 1681 -0,153 1,62 134,834 8 -0,146 56,9 56,9
18 2056 2015 1976 -0,453 0,68 134,534 3,6 -0,170 64,9 64,9
Berikut ini merupakan hasil dari penggambaran grafik dengan menggunakan
perangkat lunak AutoCad.

Figure 12 Grafik Bagian 1

Figure 13 Grafik Bagian 2

Figure 14 Grafik Bagian 3

B. Pembahasan
Praktikum yang dilakukan menggunakan waterpass untuk pengukuran perbedaan
permukaan tanah dengan metode sipat datar melintang. Pengukuran sipat datar profil
bertujuan menggambarkan profil atau penampang permukaan bumi. Melalui
pengukuran sipat datar melintang dapat diketahui beda tinggi setiap permukaan di bumi
dengan melakukan perhitungan dengan sipat datar profil melintang.
Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan excel, maka diperoleh data
sebagai berikut ini:
1. Jumlah jarak di lapangan = 83,6 m
2. Jumlah koreksi beda tinggi = – 1,480 m
3. Jumlah beda tinggi = – 1,773 m
4. Jumlah titik = 18 titik
Hasil pengukuran sipat datar profil melintang digambar dalam bentuk gambar profil
melintang seperti gambar di atas. Apabila beda tinggi antar titik-titik profil cukup besar,
maka skala tinggi dan dibuat sama dengan skala jarak.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksaaan pengukuran perbedaan permukaan tanah dengan profil melintang
dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan profil atau penampang permukaan
bumi. Dari hasil pengolahan data pengukuran sebanyak 18 titik dapat diperoleh
beberapa data lain seperti jarak, koreksi beda tinggi dan beda tinggi. Jumlah
perhitungan jarak dilapangan yang diperoleh yaitu 83,6 m, jumlah koreksi beda tinggi -
1,480 m, dan jumlah beda tinggi -1,773 m.
B. Saran
Dalam pelaksanaan pengukuran sipat datar profil melintang sebaiknya dilakukan
dalam permukaan tanah yang memiliki tinggi yang bervariasi dengan memperhatikan
ketinggian lokasi pengukuran agar waterpass tetap dapat menjangkau ketinggian lokasi
yang diukur.

Anda mungkin juga menyukai