Anda di halaman 1dari 13

ILMU UKUR TANAH

CRITICAL JURNAL REVIEW


MK. ILMU UKUR TANAH
PRODI S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK

SKOR NILAI :

CRITICAL JURNAL REVIEW


ANALISA KETETAPAN DATA PENGUKURAN DENGAN ALAT UKUR
THEEODOLITE T.0 DAN GPS (GLOBAL POSISIONING SYSTEM)

STUDI PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN ALAT THEODOLIT


DIGITAL DAN MANUAL : STUDI KASUS PEMETAAN SITUASI KAMPUNG
KIJANG

NAMA : PUTRA ANDRIANO.S


KELAS : B (2022)
NIM : 5223550013
DOSEN PENGAMPU : EDO BERLIAN S.T , M.T
DODY TAUFIK SIBUEA S.T , M.T
MATA KULIAH : ILMU UKUR TANAH

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK
BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayatnya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan critical jurnal ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan critical jurnal ini
dengan baik. Dan tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada dosen saya Bapak
Dody Taufik Sibuea,ST.,MT.
Saya sadar critical jurnal ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya berharap
saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan critical jurnal ini dan saya berharap
semoga critical jurnal ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2022

Putra Andriano.S
5223550013
Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
1. Rasionalisasi Pentingnya Cricital Jurnal Review (CJR)......................................................................4
2. Tujuan Penulisan Cricital Jurnal Review (CJR).................................................................................4
3. Manfaat Cricital Jurnal Review (CJR)................................................................................................4
4. IDENTITAS JURNAL UTAMA..........................................................................................................5
5. IDENTITAS JURNAL PEMBANDING..............................................................................................5
BAB II RINGKASAN MATERI.........................................................................................................................6
1. JURNAL UTAMA................................................................................................................................6
b. PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2. JURNAL PEMBANDING........................................................................................................................7
1. JURNAL UTAMA..............................................................................................................................11
2. JURNAL PEMBANDING..................................................................................................................11
A. KESIMPULAN...................................................................................................................................13
B. SARAN...............................................................................................................................................13
PENDAHULUAN

BAB I

1. Rasionalisasi Pentingnya Cricital Jurnal Review (CJR)

CJR (Critical Jurnal Review) sangat penting bagi kita dalam menilai isi dari jurnal
tersebut, serta untuk mengetahui perbandingan jurnal satu dengan jurnal yang lain. Sering
kali kita bingung memilih jurnal referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang kita
memilih satu jurnal, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis
bahasa, pembahasan tentang analisis struktur dasar . Oleh karena itu, penulis membuat
Critical Jurnal Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih jurnal referensi,
terkhusus pada pokok bahasan tentang Penggunaan Theodolite.

2. Tujuan Penulisan Cricital Jurnal Review (CJR)

Cricital Jurnal Review (CJR) ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah,
menambah pengetahuan untuk melihat atau membandingkan dua atau tiga jurnal yang baik dan
benar. Selain itu dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami inti dari jurnal
dan dapat mengasah kemampuan mahasiswa dalam menganalisis jurnal.

3. Manfaat Cricital Jurnal Review (CJR)

Adapun manfaat dari Cricital Jurnal Review (CJR) adalah sebagai berikut :
a) Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah jurnal atau
karya tulis ilmiah secara ringkas.
b) Membantu mahasiswa untuk lebih mengasah kemampuan dalam mengkritisi jurnal
c) Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal
d) Dapat mengetahui langkah-langkah dari penulisan Cricital Jurnal Review (CJR) yang
baik dan benar.
4. IDENTITAS JURNAL UTAMA

Judul Artikel : Analisa Ketepatan Data Pengukuran Dengan Alat Ukur Tgeodolite
T.0 Dan GPS ( Global Posisioning System )
Nama Artikel : journals
unihaz Edisi Terbit : -
Pengarang Jurnal : Unihaz
Penerbit : Majalah Teknis
Simes Kota Terbit : Bengkulu
Tahun Terbit : 2017

5. IDENTITAS JURNAL PEMBANDING

Judul Jurnal : Studi Perbandingan Hasil Pengukuran Alat Theodolite


Digital dan Manual, Studi Kasus Pemetaan Situasi Kampus Kijang

Nama Jurnal : Jurnal Pendidakan


Edisi Terbit : Desember 2011
Pengarang Jurnal : Andryan Suhendra
Penerbit : Universitas Binus
Kota Terbit : Jakarta Barat
Tahun Terbit : 2011
Alamat Situs : media.neliti.com
BAB II

RINGKASAN

MATERI

1. JURNAL UTAMA

a. ANALISA KETETAPAN DATA PENGUKURAN DENGAN ALAT UKUR


THEEODOLITE T.0 DAN GPS (GLOBAL POSISIONING SYSTEM)

Bentuk permukaan bumi sangat tidak teratur seperti bentuk permukaan ketinggian yang
tidak sama atau mempunyai selisih tinggi. Selisih tinggi dari ke dua titik ini dapat diketahui,
bentuk permukaan bumi yang tidak merata disetiap daerah, merupakan suatu permasalahan
untuk melakukan suatu pembangunan dan perencanaan. Tinggi merupakan perbedaan
vertikal atau jarak tegak dari suatu titik - titik bidang referensi yang telah ditentukan
ketinggian terhadap bidang rujukan. Bidang ketinggiannya bias berupa ketinggian air laut rata
- rata atau disebut juga mean sea level ( MSL ), perbedaan tinggi titik yang akan didapat,
ditentukan pada garis sumbu pesawat yang ditunjukan rambu ukur yang vertikal. Oleh karena
itu pengukuran topografi dan situasi sangat efisiensi dan efektifi untuk mencari perbedaan
elevasi untuk ketepatan data dalam suatu pekerjaan alat theodolite dan gps.
b. PEMBAHASAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode topografi untuk menentukan
beda tinggi dan menentukan elevasi. Survei pendahuluaan ini adalah peninjauan lokasi secara
langsung ke lokasi, bertujuan untuk :
1. Mengetahui keadaan lokasi atau kontur tanah yang akan di ukur
2. Mengetahui tempat dimana alat ukur akan di tempatkan/stai atau menentukan titik T0
pada saat penelitian.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam proses penelitian pengukuran topografi.
Data yang diambil akan dikumpulkan sehingga menjadi data yang otentik dan akurat.
Pengumpulan data yang diambil adalah data kondisi topografi dan situasi yang diperoleh di
lapangan.
Alat ukur Gps dan Theodolite jarak titik ke titik STA, akurasinya tepat dan meteran
ditarik manual. Alat ukur Gps dan Theodolite titik kordinat disetiap titik STA mempunyai
kesamaan. Untuk mendapatkan hasil yang benar, tepat maka hasil pengukuran sudut jurusan,
jarak dan beda tinggi titik, titik ke titik STA harus mendapatkan koreksi dengan ketentuan
tidak melebihi batas toleransi, jarak titik ke titik STA min 50 m dan jarak max 100. Pada saat
penelitian tinggi alat dan jarak titik ke titik STA alat ukur theodolit dan Gps antara titik ke
titik sama.
Alat yang di pakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

2. JURNAL PEMBANDING

B. STUDI PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN ALAT THEODOLIT DIGITAL


DAN MANUAL : STUDI KASUS PEMETAAN SITUASI KAMPUNG KIJANG

Kegiatan awal yang dilakukan oleh kontraktor dalam pembangunan suatu proyek
infrastruktur seperti pembangunan gedung adalah penentuan titik- titik as bangunan. Untuk
mendapatkan hasil penetapan titik- titik as bangunan pada suatu proyek perlu dilakukan
aktifitas pengukuran.Kegiatan pengukuran ini dilakukan oleh tim yang disebut surveyor yang
mengambil data lapangan berupa sudut dan dimensi proyek yang ada di lapangan.Untuk
kemudian data lapangan dianalisis hingga menghasilkan data berupa peta situasi yang
mengambarkan koordinat titik- titik as bangunan dan kontur dari permukaan tanah.
Dari hasil peta situasi ini dapat di tentukan untuk pekerjaan selanjutnya yaitu
penentuan as bangunan, perataan lahan, penentuan titik pondasi, dan volume pekerjaan
untuk pengurugan dan penimbunan lahan. Salah satu alat bantu yang digunakan untuk
kegiatan pengukuran adalah teodolit. Teodolit berfungsi sebagai alat untuk menentukan
sudut yang dibentuk antara dua titik pada saat pengukuran. Dalam penggambaran peta
situasi dibutuhkan hasil data sudut pengukuran tersebut.Teodolit dibagi menjadi dua tipe
yaitu digital dan manual.
Penelitian ini akan menghasilkan perbandingan seberapa besar perbedaan sistem
koordinat pada peta situasi untuk dikaji berdasarkan teknik pemasangan dan analisis data
yangdikerjakan. Tujuan dari penelitian ini adalah:
(1) membuat perbandingan antara hasil pembacaan alat teodolit digital dan manual;
(2) mengetahui perbedaan hasil data pengukuran antara teodolit digital dan manual;
(3) memberikan informasi solusi teknik pengambilan data pengukuran kedua tipe teodolit.

1. RINGKASAN ISI

Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara- cara pengukuran di
permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik- titik
pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti
pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah. Pemetaan situasi adalah pemetaan
suatu daerah atau wilayah ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horizontal dan
vertikal secara bersama- sama dalam suatu gambar peta.Untuk penyajian gambar peta
situasi tersebut perlu dilakukan pengukuran sebagai berikut:
(1) pengukuran titik fundamental (Xo, Yo, Ho dan ao)
(2) pengukuran kerangka horizontal (sudut dan jarak)
(3) pengukuran kerangka tinggi (beda tinggi)
(4) pengukuran titik detail (arah, beda tinggi dan jarak terhadap 10 | I l m u U k u r T a n a h
titik detail yang dipilih sesuai dengan permintaan skala).
Pada dasarnya prinsip kerja yang diperlukan untuk pemetaan suatu daerah selalu
dilakukan dalam dua tahapan, yaitu:

(1) penyelenggaraan kerangka dasar sebagai usaha penyebaran titik ikat


(2) pengambilan data titik detail yang merupakan wakil gambaran fisik bumi yang akan
muncul di petanya. Kedua proses ini diakhiri dengan tahapan penggambaran dan kontur.
Bentuk kerangka yang didesain tidak harus sebuah poligon, tapi dapat saja kombinasi
dari kerangka yang ada. Jenis pengukuran dalam ilmu ukur tanah di antaranya adalah
sebagai berikut:
(1) pengukuran horizontal – terdapat dua macam pengukuran yang dilakukan untuk posisi
horizontal yaitu pengukuran poligon utama dan pengukuran poligon bercabang
(2) pengukuran beda tinggi – pengukuran situasi ditentukan oleh dua jenis pengukuran
ketinggian, yaitu pengukuran sifat datar utama dan pengukuran sifat datar bercabang
(3) pengukuran detail – pada saat pengukuran di lapangan, data yang diambil untuk
pengukuran detail adalah beda tinggi antara titik ikat kerangka dan titik detail yang
bersangkutan, jarak optik atau jarak datar antara titik kerangka dan titik detail, dan sudut
antara sisi kerangka dengan arah titik awal detail yang bersangkutan, atau sudut jurusan
magnetis dari arah titik detail yang bersangkutan.
Kegiatan pengukuran merupakan tahapan awal yang di lakukan pada kegiatan
konstruksi. Tujuan dilakukannya pengukuran adalah untuk menggambarkan peta situasi dari
lahan yang mencakup penyajian data dalam dimensi horizontal dan vertikal secara bersama-
sama dalam suatu gambar peta.
Untuk melakukan kegiatan pengukuran salah satu alat bantu yang digunakan adalah
teodolit. Dengan alat bantu teodolit membantu dalam menentukan sistem koordinat dari
suatu lahan dalam dimensi horizontal dan vertikal sehingga mempermudah praktisi
(engineer)dalam proses penggambaran ataupun penentuan sumbu as bangunan. Alat
teodolit terdiri dari dua tipe yaitu teodolit digital dan manual. Berdasarkan fungsinya kedua
alat tersebut mempunyai tujuan yang sama, salah satunya adalah sebagai alat bantu dalam
proses penggambaran peta situasi pada lokasi tertentu. Akan tetapi perbedaan kedua alat
tersebut terletak pada proses centring (penyetelan) alat dan pembacaan sudut koordinat.

Dari pengukuran sudut dan jarak menggunakan teodolit digital dan manual perlu
ditentukan besar sudut dalam dan koordinat poligon yang kemudian dituangkan dalam
bentuk gambar poligon. Dilihat dari bentuknya, poligon dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
(1) poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan titik
yang berlainan.

(2) poligon tertutup adalah poligon yang bermula dan berakhir pada suatu titik yang
sama.
(3) poligon bercabang – poligon yang mempunyai satu atau lebih titik simpul, yaitu titik
tempat terbentuknya cabang.
BAB III

PEMBAHASAN

1. JURNAL UTAMA

Pada setiap STA, elevasi Alat ukur Gps, Theodolite mempunyai perbedaan seperti beda
tinggi (sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dilapangan) dan elevasi titik ke titik pada alat
ukur Gps turun 0,003 - 0,088 penelitian di jln Soekarno Hatta dan 0,003 - 0,080 penelitian di
jln Ratu Agung. Alat ukur Gps dan Theodolite jarak titik ke titik STA, akurasinya tepat dan
meteran ditarik manual. Alat ukur Gps dan Theodolite titik kordinat disetiap titik STA
mempunyai kesamaan. Untuk mendapatkan hasil yang benar, tepat maka hasil pengukuran
sudut jurusan, jarak dan beda tinggi titik, titik ke titik STA harus mendapatkan koreksi
dengan ketentuan tidak melebihi batas toleransi, jarak titik ke titik STA min 50 m dan jarak
max 100.
Pada saat penelitian tinggi alat dan jarak titik ke titik STA alat ukur theodolit dan Gps
antara titik ke titik sama. Setiap elevasi titik ke titik turun 0,024 pada penelitian di jln
Soekarno Hatta dan 0,027 pada penelitian di jln Ratu Agung menggunakan alat ukur Gps.
Data hasil penelitian dilapangan yang akurat pada pengukuran topografi dapat langsung
digambarkan dengan cara manual dengan menggunakan kertas A0 atau autocad.
penggambaran ini menggunakan skala tertentu menggunakan skala horizontal dan vertikal.
a. KELEBIHAN
1. Pada jurnal utama materi theodolite diberikan langkah-langkah pengerjaannya.
2. Penggunaan bahasa juga mudah dipahami dan mudah dimengerti oleh pembaca.
3. Pada jurnal utama dijelaskan penggunaan theodolite beserta rumus–
rumusnya,sehingga memberi kemudahan untuk para pembaca.

b. KEKURANGAN
1. Kurang menariknya jurnal dikarenakan kurang gambar pada jurnal dan kebanyakan
tulisan sehingga membuat pembaca merasa bosan.

2. JURNAL PEMBANDING

Berdasarkan hasil pengukuran dan pengolahan data alat teodolit digital dan manual,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Besar sudut dalam poligon hasil pengukuran
menggunakan teodolit manual sebesar 1080o 00’13” lebih mendekati batas dari poligon
tertutup untuk 8 titik (1080o ) jika dibandingkan dengan hasil dari alat teodolit digital
sebesar 1080o 00’20”. Dalam pelaksanaan pengukuran di lapangan, penggunaan alat
teodolit digital relatif lebih mudah namun sangat sensitif. Detail perbedaan dari kedua alat
tersebut adalah sebagai berikut :
(1) efektifitas waktu pembacaan sudut – alat teodolit manual relatif kurang efektif karena
dibutuhkan ketelitian dalam pembacaan sudut terutama pembacaan detik. Sedangkan pada
alat teodolit digital, pembacaan dipermudah dengan adanya layar yang menampilkan hasil
bacaan sudut
(2) kemudahan penyetelan alat – teodolit manual cenderung kurang sensitif seperti alat
teodolit digital sehingga untuk para pemula sangat dianjurkan untuk menggunakan alat
teodolit manual sehingga dapat mempunyai kemampuan untuk mendeteksi penyetelan alat
yang benar baik pada penggunaan alat teodolit manual maupun digital
(3) jangkauan pengukuran – jangkauan dan fokus alat teodolit digital lebih jauh sehingga
dapat digunakan untuk area yang lebih luas
(4) detail pembacaan sudut – hasil bacaan menggunakan alat teodolit manual lebih detail
dibandingkan dengan hasil bacaan digital karena pada alat teodolit manual rentang skala
dalam satu detik sedangkan alat teodolit digital dalam rentang 10 detik.

a. KELEBIHAN
1. Dari segi gambar juga menarik karena dalam jurnal terdapat gambar tidak hanya
tulisan saja sehingga tidak membuat pembaca merasa bosan.
2. Darisegi bahasa juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan mudah
dimengerti oleh pembaca.
3. Dari segi letak identitas jurnal tertata rapi dibagian paling atas margin di lembar
pertama, penulisan antar paragraf rapi dan jelas perbedaan setiap pembahasannya,
tabel- tabel yang terdapat di dalam margin tersusun rapi dan jelas, margin kiri kanan
atas bawah serasi.

b. KEKURANGAN
1. Sebelum membaca jurnal ini kita harus terlebih dahulu memahami materi
Theodolite sebelum membacanya
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari Kesimpulan kedua jurnal ini dapat disimpulkan bahwa kedua jurnal memiliki
kualitas yang cukup baik untuk digunakan sebagai referensi belajar atau penelitian terutama
untuk pembelajaran dalam ilmu ukur tanah.Dapat kita lihat dari segi isi jurnal pertama dan
kedua yang menjelaskan materi dengan sangat bagus, detail, kompleks dan cukup lengkap
Meskipun kedua jurnal memiliki perbedaan, tetapi keduanya memberikan informasi yang
berguna untuk menambah pengetahuan pembaca.
B. SARAN

Jurnal yang saya pilih memang memiliki banyak kelebihan. Apa yang ingin diketahui
pembaca juga lengkap terterang didalamnya. Namun semua didunia tidaklah ada yang
sempurna. Maka dari itu jika pembaca ingin mengambil jurnal ini sebagai referensi suatu
tugas, maka carilah juga jurnal lain agar menjadi pembanding.

Anda mungkin juga menyukai