Dosen Pengampu
Hamidun Batubara, Ir. Mt
Ir. Dody Sibuea, S.T., M. T
Disusun Oleh
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
karunia-Nya yang masih memberikan saya kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan Critical Journal Review ( CJR ) ini tepat pada waktunya. Adapun Critical Journal
Review ini yaitu mengenai “ Hubungan Antara Arus, Kepadatan, dan Kecepatan Lalu Lintas
Dari Model Greenshields, Greenberg dan Underwood”.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik
Lalu Lintas dan menambah wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut. Harapan
saya, semoga setelah penyelesaian penulisan Critical Journal Review ini saya semakin
memahami tentang bagaimana penulisan Critical Journal Review yang baik dan benar.
Di lain sisi saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam penyusunan
CJR ini, saya sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian CJR ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Teknik Lalu Lintas.
Dalam penulisan Critical Journal Review ini, penyusun menyadari bahwa laporan ini
masih banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu penyusun mengaharapkan saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan adanya Critical Journal Review ini, kita dapat dilatih untuk bisa
mengkritik jurnal yang telah ada yang ditulis oleh penulis lainnya. Selain itu juga dapat
menambah wawasan dan pemahaman mahasiswa tentang CJR.
1
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
ISSN : 2615-1847
Reviewer : Ance Fungki Manik
Tanggal : 27 September 2021
2
Permasalahan lalu lintas jalan raya merupakan suatu permasalahan yang
kompleks dalam dunia transportasi darat terutama untuk transportasi perkotaan. Setiap
diselesaikan satu permasalahan akan muncul permasalahan yang lain, dan tidak
menutup kemungkinan bahwa masalah yang berhasil diselesaikan dikemudian hari
akan muncul karena adanaya perubahan. Problem transportasi diperkotaan tersebut
timbul terutama disebabkan oleh tingginya tingkat urbanisasi, pertumbuhan jumlah
kendaraan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan prasarana transportasi.
2. Kajian Pustaka
Lalu lintas yang bergerak di sepanjang jalan raya dapat digambarkan sebagai
fungsi ruang, dan sebagai fungsi waktu, Fenomena arus lalu lintas dikaitkan dengan
perilaku dinamis dari pola lalu lintas mencerminkan bahwa lalu lintas terjadi dalam
ruang dan waktu, sehingga yang terkait dengan variabel lalu lintas diukur dalam ruang
dan waktu.
Komposisi Lalu Lintas
Arus lalu lintas yang ada di lapangan pada kenyataannya adalah heterogen.
Sejumlah kendaraan dengan berbagai jenis, ukuran dan sifatnya membentuk sebuah
arus lalu lintas. diperlukan suatu besaran untuk menyatakan pengaruh sebuah jenis
kendaraan terhadap arus lalu lintas secara keseluruhan. Satuan mobil penumpang
(smp) merupakan sebuah besaran yang menyatakan ekivalensi pengaruh setiap jenis
kendaraan yang dibandingkan terhadap jenis kendaraan penumpang
Arus Lalu Lintas
Karakteristik lalu lintas terjadi karena adanya interaksi antara pengendara dan
kendaraan dengan jalan dan lingkungannya. Pembahasan tentang arus lalu lintas
harus dikonsentrasikan pada variabel-variabel arus (flow, volume), kecepatan
(speed), dan kerapatan (density). Ketiga komponen itu termasuk pembahasan arus
lalu lintas dalam skala makroskopik.
Arus dan Volume
Arus (flow) adalah rasio per jam jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pada
suatu lajur tertentu, pada periode waktu tertentu, diukur dalam satuan kendaraan per
satuan waktu tertentu. Sedangkan volume adalah jumlah kendaraan yang melintasi
suatu arus jalan pada periode waktu tertentu diukur dalam satuan kendaraan per
satuan waktu.
3
Kecepatan
Kecepatan merupakan parameter utama kedua yang menjelaskan keadaan arus lalu
lintas di jalan. Menurut McShane, Roess, dan Prassas (2004) kecepatan
didefinisikan sebagai rasio pergerakan dari kendaraan dalam jarak per satuan
waktu. Kecepatan merupakan parameter utama kedua yang menjelaskan keadaan
arus lalu lintas di jalan. Menurut McShane, Roess, dan Prassas (2004) kecepatan
didefinisikan sebagai rasio pergerakan dari kendaraan dalam jarak per satuan
waktu.
Kepadatan
Kepadatan dapat didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang menempati suatu
panjang jalan atau lajur (Morlok, 1991), secara umum dapat diekspresikan dalam
kendaraan per mil (vpm) atau kendaraan per mil per lane (vpmpl).
Hubungan Volume, Kecepatan, dan Kepadatan
Pada aliran lalu lintas suatu ruas jalan raya terdapat 3 (tiga) variabel utama yang
digunakan untuk mengetahui karakteristik arus lalu lintas, yaitu: 1. Volume (flow),
yaitu jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tinjau tertentu pada suatu ruas
jalan per satuan waktu tertentu. 2. Kecepatan (speed), yaitu jarak yang dapat
ditempuh suatu kendaraan pada ruas jalan per satuan waktu. 3. Kepadatan (density),
yaitu jumlah kendaraan per satuan panjang jalan tertentu. Variabel-variabel tersebut
memiliki hubungan antara satu dengan lainnya. Hubungan antara volume,
kecepatan, dan kepadatan dapat digambarkan secara grafis dengan menggunakan
persamaan matematis.
Hubungan Volume-Kecepatan
Hubungan mendasar antara volume dan kecepatan adalah dengan bertambahnya
volume lalu lintas maka kecepatan rata-rata ruangnya akan berkurang sampai
kepadatan kritis (volume maksimum) tercapai.
Hubungan Kecepatan-Kepadatan
Kecepatan akan menurun apabila kepadatan bertambah. Kecepatan arus bebas akan
terjadi apabila kepadatan sama dengan nol, dan pada saat kecepatan sama dengan
nol maka akan terjadi kemacetan.
4
Hubungan Volume-Kepadatan
Volume maksimum (𝑉𝑚) terjadi pada saat kepadatan mencapai titik 𝐷𝑚 (kapasitas
jalur jalan sudah tercapai). Setelah mencapai titik ini volume akan menurun
walaupun kepadatan bertambah sampai terjadi kemacetan di titik 𝐷j.
Model Hubungan Volume, Kecepatan, dan Kepadatan
a. Model Greenshield
Model ini adalah model yang paling awal dalam upaya mengamati perilaku lalu
lintas. Greenshield yang melakukan studi pada jalan-jalan di luar kota Ohio,
dimana kondisi lalu lintas memenuhi syarat karena tanpa gangguan dan
bergerak secara bebas (steady state condition). Greenshield mendapatkan hasil
bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan diasumsikan linier (Tamin,
𝑈𝑓
2000). Model ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 𝑈𝑠 = 𝑈𝑓 − ( 𝐷𝑗 ) D
b. Model Greenberg
Model Greenberg adalah model kedua yang mensurvey hubungan kecepatan
dan kepadatan pada aliran lalu lintas pada terowongan, dan menyimpulkan
bahwa model non linier lebih tepat digunakan yakni fungsi logaritmik (Tamin,
2000). Rumus dasar dari Greenberg adalah: 𝐷 = 𝑐.𝑒 𝑏𝑈𝑠
Pada model Greenberg ini diperlukan pengetahuan tentang parameter-
parameter kecepatan optimum dan kepadatan kondisi jam. Sama dengan model
Greenshield, kepadatan kondisi jam sangat sulit diamati di lapangan dan
estimasi terhadap kecepatan optimum lebih sulit diperkirakan dari pada
kecepatan bebas rata- rata.
c. Model Underwood
Underwood mengemukakan suatu hipotesis bahwa hubungan antara kecepatan
dan kepadatan merupakan hubungan eksponensial (Tamin, 2000) dengan
𝐷
bentuk persamaan sebagai berikut: 𝑈𝑠 = 𝑈𝑓.𝑒 −𝐷𝑚
3. Pengumpulan Data
Data yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara volume, kecepatan,
dan kepadatan lalu lintas berdasarkan model Greenshield, Greenberg, dan Underwood
merupakan data sekunder (Prabowo, 2011). Data tersebut kemudian diolah sehingga
menghasilkan data volume (𝑉), kecepatan (𝑈𝑠 ), dan kepadatan (𝐷).
5
4. Hasil dan Pembahasan
Metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara volume, kecepatan, dan
kepadatan lalu lintas yaitu model Greenshield, Greenberg, dan Underwood.
Model Linier Greenshield
a. Hubungan Kecepatan dan Kepadatan
Greenshield mengemukakan bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan
berbentuk fungsi linier dengan persamaan : 𝑈𝑠 = 𝑈𝑓 − ( 𝑈𝑓/𝐷𝑗 )𝐷.
b. Hubungan Volume dan Kecepatan
Hubungan volume dan kecepatan merupakan fungsi parabolik dengan bentuk
persamaan sebagai berikut : 𝑉 = 𝐷𝑗 .𝑈𝑠 − ( 𝐷𝑗/𝑈𝑓 )𝑈s2
c. Hubungan Volume dan Kepadatan
Hubungan volume dan kepadatan juga merupakan fungsi parabolik dengan
bentuk persamaan sebagai berikut : 𝑉 = 𝑈𝑓.𝐷 − ( 𝑈𝑓/𝐷𝑗 )𝐷2.
d. Perhitungan Volume Maksimum
Volume maksimum (kapasitas) didapat dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut : 𝑉𝑚 = (𝐷𝑗 .𝑈𝑓)/4.
Model Logaritmik Greenberg
a. Hubungan Kecepatan dan Kepadatan
Greenberg mengemukakan suatu hipotesa bahwa hubungan antara kecepatan
dan kepadatan berbentuk logaritmik dengan persamaan : 𝑈𝑠 = 𝑈𝑚. ln ( 𝐷𝑗/𝐷 ).
b. Hubungan Volume dan Kecepatan
𝑈𝑠
Hubungan volume dan kecepatan berlaku persamaan berikut: 𝑉 = 𝑈𝑠 .𝐷𝑗 .𝑒 −𝑈𝑚
c. Hubungan Volume dan Kepadatan
Hubungan volume dan kepadatan berlaku persamaan berikut: 𝑉 = 𝑈𝑚. 𝐷. ln (
𝐷𝑗/𝐷 )
d. Perhitungan Volume Maksimum
Untuk model Greenberg, volume maksimum (kapasitas) didapat dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut: 𝑉𝑚 = (𝐷𝑗 .𝑈𝑚)/ 𝑒
Model Eksponensial Underwood
a. Hubungan Kecepatan dan Kepadatan
Underwood mengemukakan bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan
𝐷
berbentuk eksponensial dengan persamaan: 𝑈𝑠 = 𝑈𝑓.𝑒 −𝐷𝑚
6
b. Hubungan Volume dan Kecepatan
Hubungan volume dan kecepatan berlaku persamaan berikut: 𝑉 = 𝑈𝑠 .𝐷𝑚. ln (
𝑈𝑓 /𝑈𝑠 )
c. Hubungan Volume dan Kepadatan
𝐷
Hubungan volume dan kepadatan berlaku persamaan berikut : 𝑉 = 𝐷.𝑈𝑓. 𝑒 −𝐷𝑚
d. Perhitungan Volume Maksimum
Untuk model Underwood, volume maksimum (kapasitas) didapat dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut: 𝑉𝑚 = (𝐷𝑚.𝑈𝑓) /𝑒
2. Kajian Pustaka
Komposisi Lalu Lintas
Pada kenyataannya, arus lalu lintas yang ada di lapangan heterogen. Sejumlah
kendaraan dengan berbagai jenis, ukuran dan sifatnya membentuk sebuah arus lalu
lintas. Keragaman ini membentuk karakteristik lalu lintas yang berbeda untuk setiap
komposisi dan berpengaruh terhadap arus lalu lintas secara keseluruhan.
Arus Lalu Lintas
Karakteristik lalu-lintas terjadi karena adanya interaksi antara pengendara dan
kendaraan jalan dan lingkungannya. Pada saaat ini pembahsan tentang arus lalu
lintas dikonsentrasikan pada variable-variabel arus (flow, volume), kecepatan
(speed), dan kerapatan (density).
Arus dan Volume
7
Arus lalu-lintas (flow) adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pada
panggal jalan tertentu, pada periode waktu tertentu; diukur dalam satuan kendaraan
persatuan waktu tertentu. Sedangkan volume adalah jumlah kendaraan yang
melintasi suatu arus jalan pada periode waktu tertentu diukur dalam satuan
kendaraan per satuan waktu.
Kecepatan
Kecepatan merupakan parameter utama kedua yang menjelaskan keadaan arus lalu
lintas di jalan. Kecepatan dapat didefinisikan sebagai gerak dari kendaraan dalam
jarak persatuan waktu. Dalam perhitungannya kecepatan rata-rata dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Time Mean Speed (TMS), yang didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata dari
seluruh kendaraan yang melewati suatu titik dari jalan selama periode tertentu.
b. Space Mean Speed (SMS), yakni kecepatan rata-rata dari seluruh kendaraan
yang menempati penggalan jalan selama periode waktu tertentu.
Kerapatan
Kerapatan dapat didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang menempati suatu
panjang jalan atau lajur, secara umum dapat diekpresikan dalam kendaraaan per mil
(vpm) atau kendaraan per mil per lane (vpmpl).
Hubungan Volume, Kecepatan dan Kepadatan
a. Hubungan volume-kecepatan
Hubungan mendasar antara volume dan kecepatan adalah dengan bertambahnya
volume lalu lintas maka kecepatan rata-rata ruangnya akan berkurang sampai
kepadatan kritis (volume maksimum) tercapai.
b. Hubungan kecepatan-kepadatan
Kecepatan akan menurun apabila kepadatan bertambah. Kecepatana arus bebas
akan terjadi apabila kepadatan sama dengan nol, dan pada saat kecepatan sama
dengan nol maka akan terjadi kemacetan (jam density),
c. Hubungan volume-kepadatan
Volume maksimum terjadi (Vm) terjadi pada saat kepadatan mencapai titik Dm
(kapasitas jalur jalan sudah tercapai). Setelah mencapai titik ini volume akan
menurun walaupun kepadatan bertambah sampai terjadi kemacetan di titik Dj.
Model Hubungan Volume, Kecepatan dan Kepadatan
a. Model Greenshield
8
Model ini adalah model paling awal dalam upaya mengamati perilaku lalu
lintas. Greenshield yang melakukan studi pada jalan-jalan di uar kota ohio,
dimana kondisi lalu lintas memenuhi syarat karena tanpa gangguan dan
bergerak secara bebas (stedy state condition). Greenshield mendapatkan hasil
bahwa hubungan antara kecepatan da kepadatan bersifat linier. Model ini dapat
dijabarkan sebagai berikut : Us = Uf – ( Uf / Dj ) D.
b. Model Greenberg
Model Greenberg adalah model kedua yang mensurvey hubungan kecepatan-
kerapatan pada alirana lalu-lintas pada terowongan, dan menyimpulkan bahwa
model non linier lebih tepat digunakan yakni fungsi eksponensial. Pada model
Greenberg ini diperlukan pengetahuan tentang parameter-parameter kecepatan
optimum dan kerapatan kondisi jam. Sama dengan model Greenshield,
kerapatan kondisi jam sangat sulit diamati di lapangan dan estimasi terhadap
kecepatan optimum lebih sulit diperkirakan dari pada kecepatan bebas rata-rata.
c. Model Underwood
Underwood mengemukakan suatu hipotesis bahwa hubungan antara kecepatan,
kepadatan adalah merupakan hubungan ekponensial dengan bentuk persamaan
sebagai berikut: Ūs = Ūf x exp(-D / Dm).
10
BAB III
PEMBAHASAN
11
Berdasarkan hasil perhitungan dan Dari hasil perhitungan, dihasilkan
beberapa hal utama, sebagai
Hasil dan analisis yang telah dilakukan, dapat
berikut:
Pembahasan dihasilkan beberapa hal utama, - Dari ketiga model tersebut
dapat diketahui bahwa arus
sebagai berikut.
lalu lintas jalan siliwangi
- Arus lalu lintas Jalan Mastrip didapat hubungan yang paling
erat anatara kecepatan dan
berdasarkan ketiga model
kerapatan menggunakan
diperoleh hubungan yang paling model Underwood dengan
nilai r = 0,879, dengan model
erat antara kecepatan dan
Us = 68.20 x exp(-D / -15,05),
kepadatan menggunakan model sedangakn volume tertinggi
didapat dengan menggunakan
Greenberg dengan model Us =
model Underwood sebesar
13.297 In (322.9502476 / D). 377,703 smp/jam.
- Dengan r = 0.859 atau D =
- Volume tertinggi diperoleh
0.737, berarti model sebesar
dengan menggunakan model 73,70% dapat dipercaya
menggambarkan hubungan
Greenberg sebesar 1579,76.
antara kecepatan dan
- Nilai R2 = 0,944 memiliki arti kerapatan, sedangkan lainnya
ditentukan oleh faktor lain.
bahwa kesesuaian model sebesar
- Hubunagn natara volume dan
94,40% dengan tingkat kecepatan merupakan fungsi
ekponensial.
kepercyaan menggambarkan
- Hubungan antara volume dan
hubungan antara kecepatan dan kepadatan berdasarkan pada
analisis merupakan fungsi
kepadatan.
ekponensial.
- Hubungan antara volume dan
kecepatan merupakan fungsi
logaritmik.
- Hubungan antara volume dan
kepadatan juga merupakan
fungsi logaritmik.
12
BAB IV
KEUNGGULAN PENELITIAN
Kegayutan antar elemen pada jurnal utama dan jurnal pembanding cukup baik
dalam menjelaskan landasan teori dan isi jurnal yang membuat pembaca semakin
paham. Pendahuluan sudah sinkron dengan kesimpulan, narasi atau abstrak dapat
menggambarkan tentang masalah penelitian dengan baik dan membuat solusi dari
permasalahan tersebut. Penelitian menjelaskan secara beruntun dari pendahuluan,
landasan teori, metode penelitian, pembahasan dan hasil penelitian serta membuat
kesimpulan pada akhir jurnal dan referensi sehingga pembaca dapat memahami hasil
penelitian tersebut.
Originalitas temuan penelitian yang dilakukan oleh Bagas Saputra dan Dian
Savitri telah memenuhi beberapa kriteria originalitas. Seperti mengembangkan judul
jurnal pada bagian landasan teori mulai dari pengertian, hingga penjabaran setiap
materi jurnal.
Secara leksikal, pemilihan kata sesuai dengan istilah yang digunakan dalam
bidang pendidikan. Koherensi yang ada pada jurnal ini dibuat karena adanya hubungan
sebab-akibat. Sebabmya yaitu merupakan bagian korelasi antara Arus, Kepadatan, dan
Kecepatan Lalu Lintas dan akibatnya pada system lalu lintas dalam kehidupan
masyarakat.
13
BAB V
KELEMAHAN PENELITIAN
Kohesi dan koherensi dalam jurnal ini cukup baik. Kalimat pada paragraph
cukup kohesi dan koherensi. Pada kalimat-kalimatnya penulis menjelaskan atau
menuliskan penjelasan mengenai istilah asing di dalam kurung dan memiringkan istilah
asing tersebut, sehingga pembaca mengerti dengan jelas apa yang dituliskan oleh
penulis jurnal. Namun yang menjadi kelemahan adalah pada banyaknya penggunaan
kata tersebut untuk menggantikan kata atau kalimat yang hendak diutarakan penulis
dan ada bahasa yang sulit dipahami.
14
BAB VI
IMPLIKASI JURNAL
6.3 Analisis
Lalu lintas merupakan salah satu faktor paling menentukan keberlangsungan
kegiatan masyarakat dalam lingkup publik, terwujudnya pelayanan lalu lintas dan
angkutan jalan yang aman, selamat, tertib, lancer, dan terpadu dengan moda angkutan
lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum,
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa serta mampu menjunjung tinggi martabat
bangsa.
15
BAB VII
PENUTUP
7.1Kesimpulan
Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu dengan
yang lainnya, baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangannya. Jurnal pasti
mengandung informasi yang sudah di paparkan dengan jelas oleh penulisnya terlepas dari
kekurangan yang terkandung pada setiap jurnal, namun sudah dapat dipastikan jurnal akan
membawa keuntungan bagi pembaca dalam hal mendapatkan informasi lebih.
Dalam kedua jurnal ini, terkadung informasi yang sangat melimpah yang mana
membuat pembaca menjadi tertarik untuk membaca atau menganalisis jurnal ini seperti
yang telah saya lakukan. Diatas telah saya jelaskan ringkasan, perbandingan dan juga
kelebihan serta kekurangan dari masing-masing jurnal yang diharapkan dapat menambah
wawasan pembaca dalam menganalisis jurnal.
7.2 Saran
Saya menyadari bahwa kajian review yang telah saya lakukan ini tidak terlepas dari
kekurangan, maka saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya. Semoga kajian ini
memberikan manfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan dalam meriview sebuah
jurnal.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bagas Saputra dan Dian Savitri. (2021). Analisis Hubungan Antara Volume, Kecepatan dan Kepadatan
Lalu Lintas Berdasarkan Model Greenshield, Greenberg, dan Underwood. Jurnal Manajemen
Aset Infrastruktur & Fasilitas, 43-60.
Julianto, E. N. (2010). Hubungan Antara Kecepatan, Volume dan Kepadatan Lalu Lintas. Jurnal Teknik
Sipil dan Perencanaan, 151-160.
iii