Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL JURNAL REVIEW

KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA (K3)

Disusun oleh :

Laksamana Nur ( 5171151013 )

Siti Khadijah Syahrul ( 5172151010 )

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN
KOMPUTER
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
anugrah dari-Nya Kami dapat menyelesaikan tugas critical journal review Tentang “K3”
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan critical journal review yang
menjadi tugas wajib matakuliah Kesehatan dan Keselematan Kerja di Universitas Negeri
Medan. Disamping itu, penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis selama pembuatan makalahini berlangsung sehingga dapat
terselesaikanlah critical journal review ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca khususnya bagi penulis sendiri. Penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran terhadap makalah ini agar kiranya nanti penulis dapat membuat yang lebih bagus dan
lebih baik lagi. Karena penulis sadar, makalah yang penulis buat ini masih banyak terdapat
kekurangan yang mungkin penulis tidak sadari.

Medan, April 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR...................................................................... 1


B. Tujuan Penulisan CJR.................................................................................. 1
C. Manfaat CJR................................................................................................. 1

BAB II. RINGKASAN ISI JURNAL.................................................................... 2

A. Ringkasan Jurnal 1....................................................................................... 2


B. Ringkasan Jurnal 2....................................................................................... 9
C. Ringkasan Jurnal 3.............................................................................................. 15

BAB III. PEMBAHASAN ANALISIS.................................................................. 20

A. Kelebihan Jurnal........................................................................................... 20
B. Kekurangan jurnal........................................................................................ 20

BAB IV. PENUTUP............................................................................................... 21

A. KESIMPULAN........................................................................................... 21
B. SARAN........................................................................................................ 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Critikal jurnal review adalah salah satu tugas mata kuliah dimana mahasiswa dituntut
dalam melihat, menganalisa, dan menilai sebuah jurnal dalam segi penampilan, penulisan,
isi, dan aspek tata bahasa tersebut. Critical jurnal review dilakukan bukan untuk
menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu jurnal melainkan untuk menjelaskan apa adanya
suatu jurnal yaitu kelebihan atau kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan
atau ulasan tentang sebuah jurnal kepada pembaca perihal jurnal terbaru dan ulasan
kelebihan maupun kekurangan jurnal tersebut.

B. Tujuan penulisan CJR

Mengkritisi, atau memahami isi sebuah jurnal serta menemukan kelebihan dan
kekurangan dari jurnal yang kita review dimana nantinya akan berguna untuk
pertimbangan dalam tahap pengembangan jurnal tersebut.

C. Manfaat CJR

• Untuk menambah wawasan tentang Program K3

• Memberikan wawasan tentang apa harus dilakukan oleh program K3 tersebut

• Mengetahui pengaruh K3 di Lingkungan Kerja

1
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

A. IDENTITAS JURNAL 1

Identification And Risk Assessment Health, Safety, And


Judul
Environment On Apartement Project
International Journal of New Technology and Research
Jurnal
(IJNTR)
Download www.sciencedirect.com
Tgl Terbit/Volume Volume-3, Issue-11, November 2017 Pages 166-170
ISSN 2454-4116
Penulis Arif Rahman Hakim

PEMBAHASAN JURNAL

A. Abstrak

Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia masih sering diabaikan. Data
menunjukkan di Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa jumlah pekerja dalam konstruksi
sangat meningkat, dari 4.844.689 orang pada 2010 menjadi hampir dua kali lipat pada
2015, yaitu 8.208.086 orang atau sekitar 7% dari 114 juta pekerja (BPS) , 2016). Sektor
konstruksi juga dianggap sebagai salah satu sektor yang berisiko tinggi untuk kecelakaan
kerja. Data yang sebelumnya disajikan kecelakaan kerja tidak secara khusus berisi
informasi tentang kecelakaan kerja konstruksi, tetapi beberapa sumber
(BpjsKetenagakerjaan, 2016) (Pritanti, Purwoto, & Solechan, 2012) mencatat setidaknya
30% kasus kecelakaan kerja terjadi di sektor konstruksi. Dalam penelitian ini akan
diperiksa tentang identifikasi dan penilaian risiko kesehatan, keselamatan dan lingkungan
dalam pembangunan apartemen. Metode penilaian menggunakan matriks penilaian risiko
yang berasal dari AS / NZS 4360: 2004 Standar Manajemen Risiko. Dari penelitian ini
diperoleh risiko tertinggi yaitu pada variabel pekerja turun dari tempat tinggi pada
aktivitas. Bongkar pasang scaffolding dengan indeks risiko 12,6. Indeks risiko terendah
yaitu variabel pekerja yang terpapar debu pada aktivitas Lifting material dengan tower
crane dengan indeks risiko 5.94. Dengan ketentuan Indeks— Risiko, Kesehatan,
Keselamatan dan Lingkungan, Apartemen.
2
B. Dasar Teori / Kajian Pustaka

Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia masih sering diabaikan. Data
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah pekerja dalam konstruksi
meningkat pesat, dari 4.844.689 orang pada 2010 menjadi hampir dua kali lipat pada 2015,
yaitu 8.208.086 orang atau sekitar 7% dari 114 juta pekerja (BPS) , 2016). Sektor
konstruksi juga dianggap sebagai salah satu sektor yang berisiko tinggi untuk kecelakaan
kerja. Data kecelakaan kerja yang dijelaskan sebelumnya tidak secara spesifik memuat
informasi kecelakaan kerja di konstruksi, tetapi beberapa sumber (BpjsKetenagakerjaan,
2016) (Pritanti, Purwoto, & Solechan, 2012) mencatat setidaknya 30% kecelakaan kerja
yang terjadi di sektor konstruksi. Dengan sebagian besar tenaga kerja dan juga risiko besar
membuat kecelakaan kerja di sektor konstruksi merupakan aspek yang perlu diperhatikan.
Sistem manajemen keselamatan, kesehatan, dan lingkungan diharapkan diterapkan pada
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, sehingga mengurangi terjadinya kecelakaan kerja yang
terjadi selama pekerjaan konstruksi dan mengidentifikasi risiko dari yang tertinggi ke yang
terendah.

Dalam menerapkan manajemen risiko HSE ada beberapa langkah yang perlu dilakukan.
Hal ini bertujuan untuk membuat risiko HSE Untuk menentukan nilai tingkat keparahan
sehingga setiap kegiatan dapat dinilai tingkat bimbingannya yang memungkinkan AS /
NZS 4360: 2004 dapat digunakan Tabel 2 di bawah ini:

Untuk menentukan skala risiko berdasarkan AS / NZS 4360: 2004 pada Tabel 3 di
bawah ini:

3
Selanjutnya, penilaian dan analisis risiko menentukan sejauh mana tingkat risiko yang
ada. Risiko dirumuskan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak. Atau indeks risiko
= probabilitas (kemungkinan) × dampak (dampak). Analisis risiko dilakukan untuk
menentukan besarnya risiko dengan mempertimbangkan tingkat keparahan dan
probabilitas yang mungkin terjadi dengan membuat matriks risiko. Gambar Risk Matrix
yang dipandu oleh AS / NZS 4360: 2004 pada Gambar 2 di bawah ini:

C. Metode

4
Metodologi Metodologi Penelitian ini dilakukan dengan menjelaskan variabel dan
memproses data pada tahap identifikasi risiko dan analisis risiko. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkaitan dengan masalah dan
unit yang diteliti antara masalah yang diuji, dan mengetahui identifikasi risiko dan
analisis risiko. Tempat penelitian adalah proyek pengembangan Apartemen yang
berlokasi di Jakarta dan Bekasi Jawa Barat. Penelitian dilakukan dari Agustus hingga
Oktober 2017.
D. Hasil

Proses awal mengidentifikasi risiko-risiko ini adalah langkah pertama untuk


menentukan variabel risiko yang akan dipelajari dan membentuk kerangka kerja untuk
implementasi keseluruhan, menyusun dan melakukan ke dalam kategori risiko. Ini
menjelaskan bahwa risiko diidentifikasi sejak dini, walaupun kecil tetapi perlu
diantisipasi untuk manajemen risiko. Variabel yang diperoleh dari literatur dan disusun
kemudian dilakukan kuesioner kepada responden yang memiliki pengalaman bekerja
minimal 5 tahun dalam pengembangan Apartemen, sehingga nantinya akan diperoleh
peringkat risiko setelah hasil kuesioner dianalisis.

Hasil yang diperoleh adalah Jenis Kegiatan dan variabel yang ada dalam kegiatan ini.
Dalam setiap pekerjaan ini yang merupakan bagian dari peristiwa risiko (Risk Event)
yang meliputi kegiatan kerja (segmen) dengan variabel risiko yang mungkin terjadi
dalam pekerjaan telah dilakukan pemetaan.

Penilaian risiko diperoleh secara kebetulan (probabilitas) x dampak (dampak). Risiko


yang perlu diperhatikan adalah risiko yang memiliki probabilitas sangat besar untuk
terjadinya kecelakaan. Hasil indeks risiko pada Tabel 4 di bawah :

5
6
7
E. KESIMPULAN

Identifikasi Dan Penilaian Risiko Kesehatan, keselamatan, dan lingkungan dalam


pengembangan Apartemen diketahui indeks risiko tertinggi yang pada variabel pekerja
jatuh dari tempat-tempat tinggi di aktivitas. Membongkar pasang perancah dengan indeks
risiko 12,6. Indeks risiko terendah yaitu variabel pekerja yang terpapar debu pada aktivitas
Lifting material dengan tower crane dengan indeks risiko 5.94.

8
B. IDENTITAS JURNAL 2

The relationships between OHS prevention costs, safety


Judul
performance, employee satisfaction and accident costs
International Journal of Occupational Safety and Ergonomics
Jurnal
(JOSE), 2016
Download http://dx.doi.org/10.1080/10803548.2016.1226607
Volume dan Halaman Volume 14, No1. Hal. 27-37
Tanggal Terbit (Online) 2016
Penulis Metin Bayram, Mustafa C. Üngan ˘ ∗ and Kadir Ardıç
Penerbit Sakarya University, Turkey

PEMBAHASAN JURNAL

A. Latar Belakang
Sedikit yang diketahui tentang biaya keselamatan. Tinjauan pustaka yang dilakukan
untuk penelitian ini menunjukkan ada kurangnya penelitian berbasis survei yang
berurusan dengan efek dari biaya pencegahan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Untuk menutup kesenjangan ini dalam literatur, penelitian ini menyelidiki hubungan
terjalin antara biaya pencegahan K3, kepuasan karyawan, kinerja K3 dan biaya
kecelakaan. Data dikumpulkan dari 159 sistem manajemen K3 perusahaan bersertifikat
18001 yang beroperasi di Turki dan dianalisis melalui pemodelan persamaan struktural.
Temuan menunjukkan bahwa biaya pencegahan K3 berpengaruh positif signifikan pada
kinerja keselamatan, kepuasan karyawan dan penghematan biaya kecelakaan; kepuasan
karyawan berpengaruh positif signifikan terhadap penghematan biaya kecelakaan; dan
kinerja keselamatan kerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan
karyawan dan penghematan biaya kecelakaan. Selain itu, hasilnya menunjukkan bahwa
kinerja keselamatan dan kepuasan karyawan meningkatkan hubungan antara biaya
pencegahan dan biaya kecelakaan.

B. Dasar Teori / Kajian Pustaka


Dalam masyarakat modern saat ini, kecelakaan kerja menghabiskan banyak biaya.
Ada banyak kecelakaan kerja yang melibatkan kematian di negara-negara berkembang
dibandingkan dengan negara-negara maju. Ini karena negara maju lebih mementingkan
praktik manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (OHSM) berdasarkan pendekatan

9
preventif (proaktif). Membandingkan data kecelakaan kerja Turki dengan negara-negara
maju, Ceylan melaporkan bahwa Turki menempati urutan pertama dalam hal kematian.
Standar No. OHSAS 18001: 2007 [3] adalah standar paling umum di seluruh dunia
untuk menyediakan pendekatan struktural untuk sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja (MSK), dan organisasi yang ingin memiliki MSKK yang sesuai
dengan standar ini dapat secara resmi disertifikasi oleh lembaga sertifikasi. Standar No.
OHSAS 18001: 2007, yang merupakan standar kesehatan dan keselamatan kerja (OHS),
diterima secara luas di seluruh dunia. Perusahaan dari berbagai sektor dan memiliki
ukuran yang berbeda menerapkan standar ini.
Total biaya kecelakaan kerja terdiri dari biaya yang dibuat untuk mencegah
kecelakaan kerja, semua jenis biaya yang dilakukan setelah terjadinya kecelakaan kerja
dan kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan ini. Hilangnya sumber daya manusia
yang terjadi ketika karyawan tidak mengambil bagian dalam proses produksi secara
permanen atau sementara karena kecelakaan yang terjadi di tempat kerja adalah elemen
biaya yang penting bagi perusahaan. Namun, biaya pencegahan berpotensi mencegah
cedera akibat kecelakaan kerja, mengurangi biaya majikan dan meningkatkan laba
pengusaha. Sejumlah penulis dan organisasi menyatakan bahwa biaya kecelakaan akibat
tidak mengambil tindakan K3 jauh lebih tinggi daripada biaya pencegahan K3, dan
alasan ekonomi membenarkan pengeluaran untuk pencegahan kecelakaan kerja.
Karena mereka memiliki efek positif pada kinerja perusahaan, implementasi SPM
OHS bukanlah beban ekonomi, tetapi kesempatan bagi perusahaan. Faktanya, negara-
negara dengan keselamatan kerja tertinggi adalah negara-negara dengan daya saing
tertinggi. [9] Semakin disadari bahwa menyediakan tempat kerja yang lebih aman dan
lebih sehat meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan kepuasan kerja serta
menghasilkan neraca yang lebih kuat. [10-12] Seperti sistem manajemen kualitas total
(TQM), SPM OHS dianggap sebagai elemen yang menjamin kepuasan karyawan. [13]
Salah satu alasan meningkatnya pentingnya kepuasan karyawan untuk pendirian adalah
hubungan yang erat antara konsep ini dan kesehatan dan produktivitas karyawan dalam
pekerjaan. [14] Keselamatan kerja dapat menghilangkan banyak efek buruk (mis.,
Kenaikan biaya ekonomi atau kerja tidak produktif yang disebabkan oleh peningkatan
penghentian kerja, tingkat absensi dan tingkat turnover karena karyawan yang lelah
dalam hal kesehatan dan hubungan sosial). [15] Ketika faktor-faktor non-upah

10
dipertimbangkan, terlihat ketidakpuasan kerja mengakibatkan pergantian tenaga kerja,
absensi dan kecelakaan kerja.
Meskipun sejumlah studi kasus dan bukti anekdotal menunjukkan bahwa biaya
pencegahan memiliki dampak positif pada kinerja keselamatan, kepuasan karyawan dan
biaya kecelakaan, Fernández-Muñiz et al. dalam sebuah penelitian yang dilakukan di
Spanyol mengamati bahwa pengusaha menganggap biaya pencegahan tidak perlu dan
berpikir bahwa mereka tidak berkontribusi pada tujuan produksi perusahaan dan dengan
demikian memiliki efek negatif pada profitabilitas dan daya saing. Dengan demikian,
tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris apakah biaya
pencegahan merupakan beban tambahan atau tidak pada perusahaan dengan
menganalisis hubungan yang terjalin antara biaya pencegahan K3, kepuasan karyawan,
kinerja K3 dan biaya kecelakaan. Temuan penelitian dapat mendorong para manajer
yang enggan berinvestasi di OHS.
Kontribusi paling penting dari penelitian ini terhadap literatur ada dua. Pertama,
skala baru dikembangkan untuk biaya kecelakaan dan biaya pencegahan. Kedua, ini
adalah studi berbasis survei pertama yang berurusan dengan efek biaya pencegahan
terhadap kinerja keselamatan, kepuasan karyawan dan biaya kecelakaan.

C. Metode
Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
Pengumpulan data dan pengambilan sampel. Ada banyak langkah dalam metodologi,
seperti yang disajikan dalam Tabel 1. Pendekatan kuesioner digunakan untuk
memvalidasi model penelitian. Kuesioner dibuat setelah tinjauan literatur yang intens.
Pendapat kemudian diambil dari para ahli dari Kementerian Tenaga Kerja dan Jaminan
Sosial, industri dan tiga lembaga sertifikasi yang memberikan sertifikasi OHSMS
18001. [3] Dengan rekomendasinya, draft formulir survei dihasilkan. Draf ini
diselesaikan oleh 12 manajer yang berwenang. Kedua ahli dan manajer dipilih karena
mereka yang paling berpengetahuan tentang kinerja keselamatan, masalah biaya dan
kepuasan karyawan. Berdasarkan umpan balik mereka, kuesioner diselesaikan. Setelah
mengembangkan kuesioner, kami mengadopsi metode terjemahan paralel dalam
mengembangkan kuesioner dalam bahasa Turki. Item pertama-tama diterjemahkan dari
bahasa Inggris ke bahasa Turki oleh satu orang dan kemudian diterjemahkan kembali ke

11
dalam bahasa Inggris oleh orang kedua. Kedua penerjemah kemudian bersama-sama
merekonsiliasi semua perbedaan.
Kelompok sasaran untuk pengumpulan data adalah perusahaan yang disertifikasi
dengan Standar No. OHSAS 18001: 2007. [3] Alasan untuk memasukkan perusahaan
yang bersertifikasi OHSAS 18001: 2007 adalah bahwa hanya OHSAS 18001: 2007
yang diberikan kepada perusahaan yang meminta sertifikasi MS OHS di Turki. Formulir
survei dikirim ke 570 perusahaan bersertifikasi MS OHS. Sebanyak 162 formulir survei
diisi dan dikirim kembali oleh perusahaan, di mana 159 formulir survei menjadi sasaran
analisis karena tiga formulir survei tidak dapat digunakan. Tingkat respons adalah 28%
(159/570) yang lebih unggul dari yang biasanya diperoleh dalam studi berbasis survei.
Kami mengikuti Armstrong dan Overton untuk menguji bias non-respons. Metode yang
diadopsi menguji perbedaan signifikan antara responden awal (yaitu, tanggapan yang
diterima sebelum surat tindak lanjut pertama) dan responden terlambat (yaitu, yang
diterima setelah surat tindak lanjut pertama). Bersamaan dengan itu, 20 survei pertama
yang diterima dibandingkan dengan 20 survei terakhir yang diterima dan uji t
menggunakan langkah-langkah yang dipilih secara acak dilakukan, sehingga tidak ada
perbedaan yang signifikan antara dua set tanggapan.

D. Hasil
Kami mengikuti Anderson dan Gerbing dalam memeriksa skala yang berkaitan
dengan unidimensionality, konsistensi internal, reliabilitas komposit dan validitas
konvergen dan diskriminan. Hasil dikategorikan ke dalam dua fase utama: eksplorasi
dan konfirmasi. Untuk fase eksplorasi, SPSS versi 18 digunakan. Untuk fase konfirmasi,
pemodelan persamaan struktural struktural (PLS-SEM) parsial kemudian dilakukan
menggunakan SmartPLS versi 3. [58] PLS SEM dipilih karena mampu mengidentifikasi
konstruk penggerak utama dan menangani kumpulan data yang tidak normal, dan
memiliki permintaan minimum untuk ukuran sampel. Prosedur estimasi bootstrap, di
mana 500 sampel observasi acak dengan penggantian dihasilkan dari dataset asli,
digunakan untuk menguji signifikansi pemuatan faktor skala dalam model pengukuran
dan koefisien jalur dalam model struktural.

12
Pada langkah pertama, kami melakukan EFA untuk setiap konstruk untuk menilai
apakah item untuk setiap konstruk laten berbagi satu faktor mendasar. Berdasarkan
prosedur oleh Lumpkin dan Dess, kami melakukan EFA menggunakan rotasi varimax.
Sebelum EFA, kami melakukan tes Bartlett tentang kebulatan untuk menyelidiki faktor
dari data, dan uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) untuk mengukur kecukupan pengambilan
sampel. Hasil menunjukkan statistik uji signifikan untuk uji kebulatan Bartlett, p
<0,000, dan nilai KMO 0,880, yang berarti bahwa data tersebut sesuai untuk deteksi
struktur. Item dengan faktor memuat di bawah 0,4 dan item sangat memuat di lebih dari
satu faktor (> 0,400) dikeluarkan. Prosedur ini akhirnya menghasilkan 4 faktor dengan
nilai eigen> 1 yang menjelaskan 72,08% dari total varians. Faktor pertama yang disebut
PRV, dengan nilai eigen 9,09 dan terhitung 37,76% dari total varians, termasuk 8 item.
Faktor kedua disebut PER, dengan nilai eigen 4,446 dan terhitung 18,61% dari total
varians, termasuk 5 item. Faktor ketiga disebut SAT, dengan nilai eigen 2.084 dan
akuntansi untuk 8.683% dari total varians, termasuk 5 item. Akhirnya, faktor keempat
disebut ACC, dengan nilai eigen 1,652 dan akuntansi untuk 6,883% dari total varians,
termasuk 5 item. Untuk menguji bias metode umum, uji satu faktor Harman digunakan.
Jika langkah-langkah itu akan dipengaruhi oleh bias metode umum, maka mereka
cenderung memuat pada satu faktor tunggal. Analisis faktor menghasilkan empat faktor,
yang menegaskan bahwa bias metode umum tidak menjadi masalah dalam penelitian
ini.

E. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara biaya pencegahan K3,
kepuasan karyawan, kinerja K3 dan biaya kecelakaan.

Hubungan antara biaya pencegahan K3 dan biaya kecelakaan; antara biaya


pencegahan K3 dan kinerja keselamatan; antara biaya pencegahan dan kepuasan
karyawan; antara kinerja keselamatan dan biaya kecelakaan; antara kinerja keselamatan
dan kepuasan karyawan; dan antara kepuasan karyawan dan biaya kecelakaan diuji
secara empiris. Temuan ini mengkonfirmasi semua hubungan ini. Temuan penting lain
dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan tidak langsung antara biaya pencegahan

13
dan biaya kecelakaan. Kinerja keselamatan dan kepuasan karyawan memediasi
hubungan antara keduanya.

Hubungan positif langsung ditemukan antara biaya pencegahan K3 dan penurunan


biaya kecelakaan. Temuan ini konsisten dengan temuan Ikpe et al. dan Faulkner et al.

Biaya pencegahan K3 ditemukan memiliki efek langsung pada kinerja keselamatan.


Temuan ini konsisten dengan temuan López-Alonso et al.

Hubungan positif ditemukan antara biaya pencegahan dan kepuasan karyawan.


Temuan ini didukung oleh Badan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Eropa.

Kinerja K3 ditemukan memiliki efek positif pada kepuasan karyawan dalam


penelitian ini. Temuan ini konsisten dengan temuan beberapa peneliti lain.

Kepuasan karyawan juga terlihat memiliki efek positif pada biaya kecelakaan.
Temuan ini konsisten dengan temuan Fernández-Muñiz et al. yang menunjukkan
pengaruh positif kepuasan karyawan terhadap daya saing perusahaan.

Telah ditentukan dalam penelitian ini bahwa peningkatan kinerja K3 menyebabkan


penurunan biaya kecelakaan. Temuan ini konsisten dengan temuan penelitian yang
dilakukan oleh Agwu.

Temuan penelitian ini membuktikan bahwa, bertentangan dengan kepercayaan


umum para manajer, ada pengembalian investasi yang baik pada K3, dan diharapkan
bahwa temuan penelitian ini akan mendorong pengusaha untuk berinvestasi di K3.

Beberapa jalan penelitian yang menarik muncul sebagai hasil dari penelitian ini.
Satu bidang penelitian harus menguji kepentingan relatif dari faktor moneter dan non-
moneter dalam kinerja dan kepuasan keselamatan. Perlu juga dipertanyakan apakah ada
perbedaan antara sikap pengusaha dari negara maju dan negara berkembang dalam hal
biaya pencegahan. Studi selanjutnya juga dapat fokus pada sektor spesifik dan UKM
dengan kinerja keselamatan yang buruk. Selain itu, perbandingan dapat dibuat antara
perusahaan yang memiliki sertifikasi MS OHS dan yang tidak memilikinya.

14
C. IDENTITAS JURNAL 3

Analisis Penerapan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Judul
(K3) Pada Pt. Rhodia Manyar di Gresik
Jurnal AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)
Download NELITI.COM
Halaman Hal. 1-7
Tanggal Terbit (Online) 29 January 2013
Penulis Elvira Hongadi dan Maria Praptiningsih
Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Penerbit

PEMBAHASAN JURNAL

A. Latar Belakang

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis penerapan program


kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang selama ini diterapkan oleh PT. Rhodia Manyar
Gresik, serta mendeskripsikan dan menganalisis penerapan kebijakan reward dan
punishment yang selama ini diterapkan oleh PT. Rhodia Manyar Gresik. Jenis penelitian
yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber
data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis data kualitatif. Pelaksanaan K3 pada PT. Rhodia Manyar dapat terlihat dari adanya
aturan kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan, adanya kesadaran karyawan untuk
melaksanakan aturan yang ada, alat pelindung dari sudah menjadi bagian wajib dari
pekerjaan karyawan. Perusahaan mempunyai kebijakan reward dan punishment terkait
dengan penerapan K3 di perusahaan. Penentuan reward dan punishment terkait dengan K3
ini melibatkan dua divisi, yaitu divisi HSE dan divisi SDM. Divisi HSE bertugas untuk
memberikan penilaian terhadap praktek K3 yang sudah dilakukan oleh karyawan setiap
bulan, kemudian hasil penilaian ini yang akan diserahkan kepada divisi SDM. Divisi SDM
nantinya yang akan menentukan jenis reward dan punishment yang akan diberikan kepada
karyawan.

15
B. Dasar Teori / Kajian Pustaka

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja adalah program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang diterapkan oleh perusahaan. Menurut Sutjana
(2006) mengatakan bahwa K3 merupakan salah satu persyaratan untuk meningkatkan
produktivitas kerja, di samping itu K3 adalah hak asasi setiap tenaga kerja (p. 3). Jaminan
kesehatan dan keselamatan kerja dapat memberikan perasaan yang aman sehingga tenaga
kerja dapat bekerja tanpa adanya perasaaan tertekan dengan kondisi atau keadaan
disekitarnya. Sebagai upaya dalam memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
yaitu dengan memberikan perlindungan bagi para tenaga kerja sehingga mereka dapat
terhindar dari bahaya yang dapat ditimbulkan dari kegiatan operasional perusahaan.
Kondisi riil yang terjadi di lapangan saat ini masih banyak perusahaan yang belum
menerapkan program K3 ini. Kabar Jatim (23 Februari 2013) menjelaskan bahwa contoh
perusahaan yang belum menerapkan program K3 yaitu perusahaan di Malang. Disebutkan
bahwa 85% perusahaan di Malang tidak menerapkan K3. Selain itu, di Sumatera Selatan
juga banyak yang belum menerapkan K3, setidaknya ada 40% perusahaan belum
menerapkan program K3 (Situs Hukum, 2013, Februari). Kondisi ini dapat pula terjadi di
daerahdaerah lain, baik di Jawa Timur (Jatim) maupun daerah lainnya di Indonesia. Hal ini
menyebabkan jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia secara umum masih cukup
tinggi. Data terakhir pada 2011 tercatat sebanyak 99,491 jenis kasus kecelakaan kerja atau
rata-rata 414 kasus per hari dengan pembayaran jaminan mencapai Rp504 miliar. Jumlah
tersebut lebih tinggi dibanding angka kecelakaan kerja pada 2010 yang tercatat 98,711
kasus dengan pembayaran klaim jaminan Rp401,2 miliar. Sementara angka kecelakaan
kerja di perusahaan peserta Jamsostek selama periode 2007-2009 dan jumlah klaimnya,
secara berurutan adalah 83,714 kasus (Rp219,7 miliar), 94,736 kasus (Rp297,9 miliar), dan
96,314 kasus (Rp328,5 miliar) (Antara, 2012, Februari). Oleh karena itu, upaya untuk
mensosialisasikan dan menerapkan K3 di perusahaan-perusahan terus dijalankan. Pada
tahun 2015, diharapkan Indonesia sudah mampu berbudaya K3 (Medan Bisnis Daily, 2013,
Maret).

16
Sebagai salah satu perusahaan yang beroperasi di wilayah Jatim yaitu PT. Rhodia
Manyar merupakan suatu usaha yang bergerak dalam bidang kimia yang memproduksi
barang setengah jadi yaitu bahan kimia sabun. PT. Rhodia Manyar menganggap penting
variabel program keselamatan kerja dan kesehatan kerja. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya penggunaan alat-alat perlindungan diri seperti sarung tangan dan masker ditempat
kerja, ada pengaturan udara yang cukup, dan ada petunjuk dan peringatan ditempat kerja
selama jam kerja berlangsung. Meskipun upaya-upaya telah banyak dilakukan oleh
perusahaan, akan tetapi belum dapat berjalan dengan maksimal. Hal tersebut dibuktikan
dengan masih sering terjadinya karyawan yang mengalami kecelakaan kerja. Upaya
peningkatan produktivitas tenaga kerja juga telah dilakukan oleh PT. Rhodia Manyar
dengan cara memberikan reward dan punishment kepada tenaga kerja. Adanya pemberian
reward dan punishment ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja
perusahaan. Reward yang selama ini diberikan kepada tenaga kerja antara lain dalam
bentuk bonus bagi tenaga kerja yang mampu bekerja dengan baik dan dapat mencapai atau
bahkan melebihi target yang ditetapkan oleh perusahaan. Selain reward, perusahaan juga
memberikan punishment agar tenaga kerja terus terpacu bekerja lebih baik dan lebih
produktif. Perusahaan telah menetapkan standar output minimum yang harus dihasilkan
oleh setiap tenaga kerja. Standar ini merupakan pencapaian terendah yang harus dapat
dihasilkan oleh tenaga kerja. Apabila standar minimum ini tidak tercapai selama dua bulan
berturut-turut, tenaga kerja akan diberikan peringatan, dan apabila terjadi selama tiga bulan
berturut-turut maka pihak perusahaan akan meninjau ulang perjanjian kontrak kerja yang
telah dibuat antara pihak perusahaan dengan tenaga kerja.

C. Metode
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan atau metodi studi
kasus. Menurut Moleong (2006, p. 5), penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena
yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Pendekatan kualitatif yang digunakan akan mengarahkan penelitian ini kepada jenis
penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus mampu menafsirkan fenomena-fenomena
nyata yang memang terjadi. Pada penelitian ini, studi kasus akan dilakukan pada analisis
penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja pada PT. Rhodia Manyar di
Gresik.Teknik penentuan nara sumber yang digunakan adalah dengan non-probability
17
sampling, adapun teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling dengan
menetapkan pemilik sebagai informan pertama sementara informan-informan kedua
ditetapkan berdasarkan informasi diperoleh dari informan pertama dan informan ketiga
diperoleh dari informan kedua dan begitu seterusnya sampai jumlah yang
memungkinkan seluruh informasi yang dibutuhkan terpenuhi. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah dengan in-depth interview (sumber primer) dan dokumen
perusahaan (sumber sekunder).
D. Hasil

Secara umum, Program K3 yang ada di perusahaan meliputi beberapa aspek utama,
yaitu aturan kesehatan dan keselamatan, kesadaran atas aturan, pakaian pelindung, lantai
bersih, cahaya di area produksi, lingkungan kerja, perlengkapan pemadam kebakaran,
layanan pertolongan pertama dan medis, jumlah toilet mencukupi, kebersihan kamar
mandi, program-program, tanda arah, air minum bersih, komite kesehatan dan
keselamatan, prosedur kerja, prosedur kegawatan dan promosi kesehatan dan
keselamatan.

Pihak perusahaan telah mempunyai program reward dan punishment yang dikaitkan
dengan pelaksanaan K3 di perusahaan. Untuk punishment, pihak perusahaan
menerapkan aturan yang ketat, yaitu pelanggaran terhadap ketentuan terhadap program
K3 akan diberikan punishment oleh pihak perusahaan, berupa denda ketika pelanggaran
yang dilakukan menimbulkan kerugian bagi pihak perusahaan. Punishment yang
diberikan oleh pihak perusahaan bisa sampai kepada tahapan PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja) ketika pelanggaran yang dilakukan adalah pelanggaran berat dan pihak
perusahaan telah mengeluarkan Surat Peringatan (SP) sebanyak tiga kali. Berdasarkan
kondisi ini dapat diketahui bahwa pihak perusahaan telah menerapkan punishment yang
tegas ketika ada karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan K3. Untuk
reward, pihak perusahaan memberikan penghargaan setiap 6 bulan sekali kepada
karyawan yang mempunyai prestasi yang baik dalam bidang K3 dan memberikan bonus
berupa uang kepada karyawan tersebut.mMelihat kondisi ini, belum terlihat adanya
keseimbangan antara pemberian reward dengan punishment kepada karyawan.
Pemberlakuan punishment terlihat lebih mendominasi proses reinforcement perusahaan
dibandingkan dengan positive reinforcement atau pemberian reward kepada karyawan.

E. Kesimpulan
18
Pelaksanaan K3 pada PT. Rhodia Manyar dapat terlihat dari adanya aturan
kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan, adanya kesadaran karyawan untuk
melaksanakan aturan yang ada, alat pelindung diri sudah menjadi bagian wajib dari
pekerjaan karyawan, kondisi lantai selalu bersih, cahaya di area produksi mencukupi,
tersedianya perlengkapan pemadam kebakaran, adanya layanan pertolongan pertama
dan medis, jumlah toilet yang mencukupi, kebersihan kamar mandi yang selalu terjaga,
adanya program-program terkait dengan K3 yang sudah disusun oleh direalisasikan
pada tahun 2013, adanya tanda arah di lokasi pabrik, tersedianya air minum bersih,
adanya komiten kesehatan dan keselamatan, adanya prosedur kerja yang jelas, adanya
prosedur kegawatan, dan adanya promosi kesehatan dan keselamatan. Perusahaan
mempunyai kebijakan reward dan punishment terkait dengan penerapan K3 di
perusahaan. Penentuan reward dan punishment terkait dengan K3 ini melibatkan dua
divisi, yaitu divisi HSE dan divisi SDM. Divisi HSE bertugas untuk memberikan
penilaian terhadap praktek K3 yang sudah dilakukan oleh karyawan setiap bulan,
kemudian hasil penilaian ini yang akan diserahkan kepada divisi SDM. Divisi SDM
nantinya yang akan menentukan jenis reward dan punishment yang akan dibeirkan
kepada karyawan. Reward diberikan bagi karyawan yang berprestasi dalam bidang K3
dan diberikan setiap 6 bulan sekali. Bentuk punishment yang akan diberikan kepada
karyawan yang melakukan pelanggaran K3 adalah dengan memberikan teguran untuk
pertama kali. Apabila ketika diberi pelanggaran tidak mengindahkan, maka pihak
perusahaan akan memberikan surat peringatan. Setelah diberi 3 kali surat peringatan
dan karyawan masih melakukan pelanggaran, pihak perusahaan akan melakukan PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja).

19
BAB III
PEMBAHASAN ANALISIS

A. Kelebihan Jurnal

Ketiga jurnal memiliki keunggulan masing-masing mengenai pembahasan yang


dibahas dijurnal tersebut. Sehingga sangat sulit membandingkan antara ketiga jurnal
tersebut. Tetapi saya akan mencoba sedikit kelebihan dari masing-masing jurnal tersebut.

Jurnal pertama memiliki kelebihan :

1. Tata tulis atau tata letak sudah lumayan baik


2. Hasil Pembahasan tentang judul dan isi berkaitan dan kritis.
3. Sumber data yang digunakan relevan dengan pembahasan.

Jurnal kedua memiliki kelebihan :

1. Pembahasan yang kritis tentang pemanfaatan K3 di Turki


2. Pembahasan dilengkapi sumber data yang jelas dan akurat.
3. Hasil penelitian dapat menjadi acuan penerapan K3 dinegara lain.

Jurnal ketiga memiliki kelebihan :

1. Judul pembahasan berhubungan dengan isi materi.


2. Hasil penerapan dari metode di jabarkan dengan singkat dan padat.
3. Penampilkan proses K3 disuatu perusahaan.

B. Kukurangan jurnal

20
Ketiga jurnal bisa dibilang tidak mempunyai kekurangan, karena mereka menelitinya
sudah cukup baik. Dan mereka juga membuat perbandingan disetiap jurnalnya. Adapun hal
yang dapat diperhatikan ialah pada pembahasan di jurnal 3 hanya menggunakan data dari 1
perushaan sehingga hasil yang didapat belum tentu dapat berjalan pada perusahaan lain.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas ketiga jurnal tersebut, kami pun mendapatkan sebuah


kesimpulan yang mana pentingnya pelaksanaan K3 dilingkungan kerja. K3 adalah
kegiatan wajib yang harus dijalani perusahaan atau penyedia lapangan kerja untuk
melindungi tenaga kerja/karyawannya dalam menghadapi kemungkinan terjadinya
kecelakan dilingkungan kerja.

B. Saran

Setelah mendapatkan beberapa data yang ditampilkan oleh jurnal yang telah
dibahas maka tak sungkan penulis mengatakan bahwa K3 adalah hal wajib yang harus
dijalankan baik Karyawa/tenaga kerja maupun perusahaan yang menyediakan lapangan
pekerjaan tersebut untuk melindungi kedua belah pihak jika terjadi suatu hal yang tak
diinginkan dalam lingkungan pekerjaan.

21

Anda mungkin juga menyukai