Anda di halaman 1dari 83

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MONITORING KEPERAWATAN

TERHADAP KINERJA PERAWAT BERDASARKAN PENCAPAIAN

SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN KESEHATAN KERJA

DI PT. MULTI OCEAN SHIPYARD

KABUPATEN KARIMUN

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI


Komen Penguji I, II, III

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP

TINGKAT PENCAPAIAN SISTEM MANAJEMEN

KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)

DI PT. MULTI OCEAN SHIPYARD

KABUPATEN KARIMUN

JUDUL Commented [R1]: Disusun seperti piramida terbalik

Coba konsulkan lagi, judul di rubah menjadi analiasis bukan


Muhammad Fauzan hubungan, mengingat menggunakan survey analitik.

(NIM: 1414103109014)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES KARIMUN

2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim,

Assalamu Alaikum Warahmatuliahi Wabarakatu.

Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta

hidayah Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan Proposal penelitian

Skripsi yang berjudul: “Hubungan Kinerja Perawat Terhadap Tingkat

Pencapaian Sistem Manajemen Kesehatan Keslamatan Kerja di PT. Multi

Ocean Shipyard Kabupaten Karimun”.

Adapun dalam proses penyelesaian Proposal penelitian Skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, dan oleh karena

itu penulis menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Anggereini Puspitasari, S.ST, M.M.R selaku Ketua STIKES Commented [R2]: Urutkan sesuai dari Ketua Yayasan, Ketua
STIKES, Pembimbing I dan II
Selanjutnya sebagai Penguji, I, II, III
Karimun, dan Penguji I
Jangan menampilkan dosen yang tidak terkait dalam civitas
akademik.lihat dari pedoman penulisan skripsi
2. Ns. Hasni Erli Ujung, S. Kep (Plt Ketua Program Studi S1

Keperawatan STIKESS Karimun, Pembimbing II)

3. Fadhilatul Huryah, M.Pd (Penguji II)

4. Rosi Esa Gustina, S. Pd, M. Biomed (Penguji III)

5. Diamond Sembiring, SS, MM

6. Wan Intan Parisma,SST, MKM (Dosen Pembimbing I)

7. M. Ikbal Yusuf C, ST, MM

8. Yulvina Kurniasih, M.Pd

i
9. Lutfi Erwin Lubis, SE, MM

10. Derry Trisna Wahyuni S, S.SiT, M. Kes

11. Irma Febri Mustika, S.ST, M.M.R

12. Kiki Sarniati Agustina, S.ST

13. Rekan-rekan angkatan tahun 2014 S1 Keperawatan STIKES

KARIMUN

14. Serta semua pihak yang telah membantu terwujudnya Proposal

penelitian Skripsi ini.

15. PT. Multi Ocean Shipyard “Safety First”

Akhir kata penulis mengharapkan semoga Proposal penelitian Skripsi

ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang

keperawatan dan bagi kita semua dan dapat ditingkatkan atau disempurnakan

dikemudian hari sebagai sebuah estafet menuju kesempurnaan, Amin Ya

Rabbal Alamin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Karimun, Agustus 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................. iii

DAFTAR TABEL ........................................................ v

DAFTAR GAMBAR ...................................................... vi

DAFTAR AKRONIM ................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................ 10

C. Tujuan Penelitian ................................................ 10

D. Manfaat Penelitian .............................................. 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................... 11


A. Pengetahuan ........................................................ 11
B. Monitoring ........................................................... 11
C. Kinerja ............................................................... 19
D. Definisi Peran ...................................................... 21

E. Fungsi Perawat ...................................................

F. Konsep Keperawatan Komunitas ........................


G Tinjauan Empirik ................................................ 30
H Kerangka Teori ................................................... 32
I. Kerangka Konsep ................................................ 32
J. Hipotesa Penelitian ............................................... 33
BAB III. METODE PENELITIAN .............................. 35

iii
A. Desain Penelitian .................................................. 35
B. Lokasi dan Subject Penelitian ............................. 36

C. Populasi ............................................................... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ................................. 38

E. Definisi Operasional ............................................ 38

F. Instrument Penelitian .......................................... 41

G. Pengelolaan data ................................................ 43

H. Analisa Data ....................................................... 44

I. Etika penelitian ..................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ..................................................... 47

LAMPIRAN

Kebijakan PT. Multi Ocean Shipyard terkait


Kesehatan................................................................... 48
Sasaran K3 (HSE) PT. Multi Ocean Shipyard........... 51
Performance HSE (Kesehatan) PT. Multi Ocean
Shipyard..................................................................... 52
Prosedur Suberdaya, Peranan, tanggung jawab,
Akuntanbilitas dan Wewenang Organisasi HSE........ 53
Kuesioner Penelitian ................................................ 65

Komen Penguji I

Data Sekunder dinarasikan dan dilampirkan

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Faktor bahaya yang berhubungan dengan
peran perawat ........................................................ 9
Tabel 2 Jumlah responden tenaga medis
PT. Multi Ocean Shipyard ..................................... 37
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden menurut
tingkat pendidikan tenaga Medis
/paramedis di PT. Multi Ocean Shipyard ............ 37
Tabel 4 Indikator Sistem Manajeme K3L
PT. Multi Ocean Shipyard ..................................... 39

Tabel 5 Definisi Operasional ............................................ 41

Tabel 6 Hasil Uji coba Validalitas dan


Reliabilitas Kuesioner ............................ 43

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Statistik HSE PT. Multi Ocean Shipyard ............ 7
Gambar 2 Kerangka Teori ...................................................... 33
Gambar 3 Kerangka Konsep .................................................. 33

vi
DAFTAR AKRONIM

UU Undang-Undang

SDM Sumber Daya Manusia

CPD Continous Professional Development


(Pengembangan Profesi Berkelanjutan)

OHSAS 18001;2007 Occupational Health Safety Assessment Serie


18001;2007
(Penilaian Kesehatan Keselamatan Kerja Seri
18001;2007)

SMK3 Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja

P3K Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

PAK Penyakit Akibat Kerja

ANA American Nurse Association


(Asosiasi Perawat Amerika)

HSE (K3L) Health Safety and Environmental


(Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan)

SPSS Statistic Package for Social Sciences


(Paket Statistik untuk Ilmu Sosial)

Komen Penguji I Commented [R3]: Pakai Tulisan Daftar Singkatan

Singkatan dimasukan dalam daftar


singkatan/Akronim

vii
BAB I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia,

khususnya Pasal 28 huruf ‘h’ ayat (1) amandemen ke IV yang mengatur;

“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan”.

Kemudian usaha Pemerintah untuk mewujudkan amanat tersebut

tertuang dalam Undang-undang (UU) tentang Tenaga Kesehatan (UU No.

36 Tahun 2014) yang menyatakan bahwa “Tenaga kesehatan adalah setiap

orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan” (UU No. 36 tahun 2014; pasal 1)

“Pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang

dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang

kondusif bagi kesehatan” (Larry Green, 2009).

Tenaga kesehatan sebagai salah satu unsur dimasyarakat, perannya

untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan sangat dibutuhkan. Ada

stigma selama ini peran dari seorang tenaga kesehatan adalah sebagai

seorang “penyembuh”. dengan sebutan “dokter”. Sehingga melekat dalam

persepsi masyarakat bahwa tenaga kesehatan adalah pemberi solusi untuk

menyelesaikan masalah keluhan kesehatannya (penyakit-sakit) baik hal

1
yang mendasar sampai hal-hal yang komplikasi. Sehingga timbul penilaian

sangat dihargai dimasyarakat itu sendiri, padahal seperti yang kita ketahui,

tidak hanya seseorang yang berprofesi sebagai dokter yang melakukan dan

memberikan pengobatan. Karena tidak semua lapisan sosial dan bidang

dapat dijangkau oleh seorang dokter atau dengan alasan lain tidak

memungkinkan menghadirkan dokter dilingkungan tersebut dengan alasan

keterbatasan individunya ataupun pertimbangan efektifitas dan biaya yang

mahal. Maka untuk menutupi pertimbangan tersebut seorang perawat

ataupun bidan juga melakukan kegiatan itu untuk masyarakat sekitarnya.

Pradigma masyarakat tersebut menjadi perhatian khusus bagi

pemerintah dimana harapan dan tumpuan masyarakat yang ingin selalu

sehat menjadi tugas yang berat bagi seorang tenaga kesehatan, oleh

karenanya sangat diperlukan pengetahuan dan ketrampilan yang harus

terus diasah, diperbaharui dan ditingkatkan, agar dapat mengikuti

perkembangan dan kemajuan dari ilmu kesehatan khususnya ilmu

kedokteran.

Dengan ketentuan seperti yang disebutkan dalam undang-undang Commented [R4]: Lebih disingkat untuk latar belakangnya.
Tampilkan inti dari permasalahan yang terjadi di dunia, Indonesia,
provinsi, kota batam dan tempat penelitian.
sudah seharusnya semua tenaga kesehatan memahami dan patuh dengan

ketentuan tersebut. Dalam undang-undang tersebut, mengelompokkan

jenis-jenis tenaga kesehatan sesuai dengan latar belakang pendidikan dan

ketrampilan yang dimiliki. Ada 12 kelompok tenaga kesehatan yaitu;

Tenaga medis, Tenaga psikologi klinis, Tenaga keperawatan, Tenaga

kebidanan, Tenaga kefarmasian, Tenaga kesehatan masyarakat, Tenaga

kesehatan lingkungan, Tenaga gizi, Tenaga keterapian fisik, Tenaga

2
keteknisan medis, Tenaga teknik biomedika, Tenaga kesehatan tradisional

dan tenaga kesehatan lainnya. Peran dan fungsi tenaga kesehatan tersebut

ditegaskan kewenangan dalam peran-perannya.

Karena tugas yang diamanatkan undang-undang sangat berat,

perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan menjadi salah satu

agenda yang diupayakan oleh pemerintah, seperti; Peningkatan kualitas

ketersediaan data SDM Kesehatan yang komprehensif (Sistem Informasi

SDM Kesehatan), Penguatan dan harmonisasi regulasi terkait SDM

Kesehatan, Pengembangan metode perencanaan SDM Kesehatan,

Peningkatan produksi SDM Kesehatan, Pengembangan kurikulum

pendidikan SDM Kesehatan, Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM

Kesehatan melalui pendidikan, pelatihan dan pengembangan profesi

berkelanjutan (CPD, Continous Professional Development), termasuk

dokter layanan primer, Pemenuhan tenaga dan pemberian insentif bagi

SDM Kesehatan, Pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan

melalui sertifikasi, registrasi dan lisensi, Koordinasi, integrasi dan

sinkronisasi lintas program dan sektor terkait dengan kesehatan. Dengan

langkah-langkah memperkuat kebijakan dan prosedur akreditasi untuk

Lembaga Pendidikan kesehatan (kedokteran, Kedokteran gigi, perawat,

bidan), memberikan sertifikasi untuk tenaga kesehatan dengan

menggunakan ujian nasional berbasis kompetensi dan memberikan

bantuan-bantuan kepada Lembaga Pendidikan Kesehatan untuk mencapai

peningkatan mutu pengetahuannya.

3
Manajemen Kinerja merupakan pendekatan perbaikan proses pada

sistem mikro yang mendukung dan meningkatkan kompetensi klinis

perawat dan bidan untuk bekerja secara profesional dengan

memperhatikan etika, tata nilai, dan aspek legal dalam pelayanan

kesehatan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja klinis

perawat dan bidan melalui kejelasan definisi peran dan fungsi perawat ,

pengembangan profesi, dan pembelajaran bersama.

Kinerja mencerminkan hasil akhir seseorang, yaitu perbandingan

antara target dan tingkat pencapaian, Kinerja berkaitan dengan seluruh

tugas-tugas yang diberikan kepada seseorang, Kinerja diukur dalam waktu

tertentu Depkes RI (2000)

Didalam dunia kerja setiap tenaga kerja selain menanggung beban

kerja fisik dan mental juga berhadapan dengan berbagai potensi bahaya

(potensial hazard) di tempat kerja. Berbagai potensi bahaya tersebut sering

disebut sebagai faktor bahaya lingkungan kerja; fisika, kimia, biologis,

fisiologis/ergonomi dan psikologis yang bersumber dari berbagai

peralatan, bahan, proses kerja dan kondisi lingkungan kerja. Beban kerja

semakin berat apabila tenaga kerja juga dituntut untuk bekerja dengan

ritme pekerjaan yang lebih cepat dan target produksi yang lebih tinggi.

Berat ringannya dampak potensi bahaya tergantung dari jenis, besar

potensi bahaya dan tingkat risikonya. Dampak yang dapat ditimbulkan

akibat adanya beban kerja dan potensi bahaya yang dihadapi tenaga kerja

antara lain berupa kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan gangguan

kesehatan lainnya seperti kelelahan dan ketidaknyamanan. Atau dapat

4
dikatakan pekerjaan tersebut berisiko tinggi. Risiko adalah Kombinasi

Kemungkinan terjadinya bahaya dan Tingkat Keparahan dari hasil yang

dapat disebabkan oleh peristiwa tersebut, Oleh karenanya kelompok atau

komunitas dengan risiko tinggi tersebut sangat memerlukan pelayanan

kesehatan yang memadai.

Acuan Penelitian adalah aktifitas perawat dikomunitas pekerja PT.

Multi Ocean Shipyard Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau setelah

diadakan dan dijalankannya Sistem Manajemen Kesehatan, Keselamatan

Kerja (SMK3) berdasarkan standar OHSAS 18001;2007. Dimana dari

hasil identifikasi awal didapati potensi-potensi bahaya yang menimbulkan

risiko terhadap Kesehatan pekerja seperti Ergonomis, penggunaan bahan

bahan kimia, paparan yang dapat menyebabkan cedera pada pekerja,

penanganan kecelakaan kerja, pencegahan Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Komen Penguji I

Sudah dinarasikan dan akan


dilampirkan pada halaman
Lampiran

Berdasarkan data awal di PT Multi Ocean Shipyard pada akhir

Desember tahun 2012 hingga awal Juni tahun 2013, terdapat; 5 kasus

kecelakaan yang harus dilakukan tindakan medis di Rumah Sakit (Medical

Treatment), 8 kasus kecelakaan yang memerlukan tindakan pertolongan

pertama di perusahaan. Namun tidak tercatatkan kasus-kasus terkait

5
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dimana total populasi pekerja saat itu ada

629 pekerja dengan waktu kerja sudah mencapai (Manhours Strength)

1,878,358. dan 0 tenaga medis bersertifikat secara keilmuan maupun

Pelatihan ekternal dari Badan Nasional Sertifikasi dan Profesi ataupun

Internasional)
Frekuensi rate = Jumlah Kejadian x 1,000,000
Total jam kerja karyawan 13 Kejadian x 1,000,000
Frekuensi rate = 1,878,358

Follow sugestion, will be skiped


Just naration

Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan Frekuensi Rata-rata

nya, berdasarkan standar ANSI, dalam rentang desember 2012 sampai Juni

2013 telah terjadi 6,921 (7) Kecelakaan yang dicatatkan dalam setiap

1.000.000 jam kerja.

Secara umum kinerja Perusahaan telah menunjukan adanya sistem

pendokumentasian mengenai kejadian kecelakaan yang terjadi namun

tidak dibarengi dengan pelayanan keperawatan, dari survey pendahuluan

yang dilakukan pada bulan Desember 2012-Juni 2013, menunjukan bahwa

0 usaha terkait pelayanan kesehatan terhadap pekerja di perusahaan dan

100 % kecelakaan dirujuk ke rumah sakit atau klinik tanpa dilakukan

pertolongan pertama atau perawatan luka pada korban terlebih dahulu.

Dari acuan tersebut untuk sementara dapat disimpulkan “kealpaan

seorang tenaga kesehatan dapat memperburuk kondisi ditempat kerja”, hal

tersebut disebabkan tidak adanya prosedur yang mengatur (berdasarkan

ketentuan-ketentuan atau regulasi-regulasi yang sudah ditetapkan

6
pemerintah untuk suatu tempat usaha yang berpotensi terjadinya

kecelakaan kerja atau Penyakit Akibat Kerja) dan tentang Pengelolaan

Kesehatan.

Penelitian tentang Hubungan Kinerja Perawat pernah dilakukan

oleh Muh. Anwar Hafid pada tahun 2014 di RSUD Syech Yusuf

Kabupaten Gowa dengan judul “Hubungan Kinerja Perawat Terhadap

Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna YANKESTIS Dalam Pelayanan

Keperawatan Di RSUD Syech Yusuf Kab. Gowa”, menggunakan metode

survey analitik dengan pendekatan “Cross section-al”. Hasilnya adalah

70% dari responden menyatakan tidak puas dengan Kinerja Perawat dan

Follow sugestion terdapat hubungan yang signifikan antara Kinerja Perawat terhadap

Judul Penelitian Tingkat Kepuasan pasien (p = 0,008)


tentang hubungan
kiinerja perawat Adapun pencetus terjadinya kecelakaan kerja di PT. Multi Ocean

Shipyard seperti dijelaskan dalam tabel dibawah

Tabel 1,
Faktor Bahaya yang berhungan dengan peran Perawat

Bahaya teridentifikasi Peran Perawat


• Fisik: Suara bising, radiasi, 1. Mengumpulkan, mengalisis & mengintrepetasi data
getaran, temperatur 2. Mengembangkan rencana tindakan keperawatan
• Kimia: Zat beracun, debu, uap 3. Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan konsep dan
berbahaya prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik
• Ergonomis: Ruangan sempit, 4. Mengevaluasi data permasalahan keperawatan
mengangkat, mendorong, dsb 5. Mencatat data dalam proses keperawatan
(Postur kerja, Beban kerja, 6. Menggunakan catatan pasien untuk memonitor kualitas
Pergerakan berulang-ulang dan asuhan keperawatan
sejenisnya) 7. Mengidentifikasi masalah penelitian dibidang keperawatan
• Lingkungan: Cuaca buruk, 8. Menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan
• Biologi: Virus, bakteri, jamur, 9. Merencanakan, membuat dan mengevaluasi penyuluhan
parasit. kesehatan
• Psikologi: Waktu kerja yang 10. Ikut serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu,
lama, tekanan atasan, trauma keluarga, kelompok/ masyarakat

Data Sekunder dari Perusahaan akan dilampirkan pada halaman Lampiran

Komen Penguji I

7
B. Rumusan Masalah

Dari latarbelakang yang diangkat tersebut, penulis merumuskan masalah

terkait “Hubungan Pengetahuan, Monitoring terhadap kinerja perawat

Berdasarkan pencapaian sistem manajemen kesehatan keselamatan kerja

(K3) di PT. Multi Ocean Shipyard Kabupaten karimun”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum dari penelitian ini adalah tentang pengaruh

Pengetahuan dan Monitoring (Peran dan Fungsi) perawat sebagai

tenaga kesehatan didalam komunitas industri risiko tinggi,

berdasarkan Sistem Manajemen K3 PT. Multi Ocean Shipyard.

2. Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Commented [R5]: Uraikan tujuan khusus sesuai yang ingin di
teliti dari judul yang diangkat.

Pengetahuan dan Monitoring dengan Kinerja perawat dalam Lihat referensi penelitian sebelumnya dan pedoman penulisan
skripsi.

komunitas kerja dengan risiko tinggi berdasarkan Sistem Manajemen

K3 PT. Multi Ocean Shipyard.

3. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama sama antara Commented [R6]: Ini masuk dalam kategori eksperimen.
Adanya perlakuan, disesuaikan lagi dengan metode penelitian

Pengetahuan, Monitoring terhadap Kinerja perawat berdasarkan

Sistem Manajemen K3 PT. Multi Ocean Shipyard.

D. Manfaat penelitian

1. Peneliti dapat mengukur mengenai lingkup kinerja peran dan fungsi

perawat dalam hubungannya sebagai tenaga kesehatan di komunitas

pekerja industri dengan risiko tinggi.

8
2. Diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi tenaga pengajar dalam

mempersiapkan “upgrade” tenaga perawat diera industri

3. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan

mengenai dunia kerja dalam kontek yang lebih khusus serta

profesionalisme perawat sebagai bagian tenaga kesehatan.

9
Komen Penguji I

Penjabaran Variabel Independen BAB II.


dan Dependen
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengetahuan adalah segala

sesuatu yang didapat melalui proses pembelajaran.

Tingkat pengetahuan adalah klarifikasi prilaku kognitif dalam

uraian hirarki, yang sederhana adalah mendapatkan pengetahuan dan yang

komplek adalah evaluasi yang terdiri dari 6 tingkatan yaitu;

1. Tahu, merekam suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

2. Memahami, kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara tepat.

3. Aplikasi, kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi nyata.

4. Analisis, kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen yang masih dalam satu struktur

organisasi dan ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis, kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan

bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi, kemampuan untuk menilai suatu materi atau objek

berdasarkan kriteria sendiri atau yang sudah ada.

10
Kemampuan adalah kapasitas individu untuk melaksanakan

berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu yang tersusun dari dua faktor

yaitu; fisik dan intelektual

Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah; Pendidikan

, Persepsi, Motivasi, dan Pengalaman

B. Monitoring

Monitoring adalah suatu proses pengumpulan data dan

menganalisas dari penerapan suatu program termasuk memeriksa secara

regular untuk melihat apakahkegiatan/ program tersebut berjalan sesuai

rencana sehingga masalah yang dilihat/ditemukan dapat diatasi (WHO)

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam prosesnya adalah indikator

dari kinerja berdasarkan klinis, standart dan uraian tugas, indikator kunci

dari kinerja, indikator dapat diukur, perubahan, metode, waktu dan dimana

serta harus terdokumentasi.

Langkah-langkah monitoring adalah; Perencanaan, merancang dan

menentukan batasan-batasan sasaran serta menentukan sumber-sumber

informasi, metode pengumpulan data. Kemudian melakukan Implementasi

dari perencanaan tersebut, terakhir yaitu menentukan kelanjutan dari

monitoring untuk memperoleh hasil kinerja.

C. Kinerja

Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pekerja dalam melaksanakan tugasnya

11
sesuai dengan peran dan fungsinya (tanggung jawab yang diberikan

kepadanya). Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja, yaitu faktor

kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).

Faktor kemampuan secara psykologis, kemampuan (ability)

pekerja terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan reality.

Faktor Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pekerja

dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang

menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan

organisasi.

D. Definisi Peran

Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran

yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu

situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau

harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. (Friedman, M, 1998)

Struktur peran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Peran Formal (Peran yang Nampak Jelas); yaitu sejumlah

perilaku yang bersifat homogen. Peran formal yang standar

memberikan perawatan; sosialisasi terapeutik.

b) Peran Informal (Peran Tertutup)

Yaitu suatu peran yang bersifat implisit ( emosional ) biasanya

tidak tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk

memenuhi kebutuhan emosional individu dan untuk menjaga

keseimbangan, peran-peran informal mempunyai tuntutan yang

12
berbeda, tidak terlalu dan didasarkan pada atribut-atibut

kepribadian anggota atau individual. Pelaksanaan peran-peran

informal yang efektif dapat mempermudah pelaksanaan peran-

peran formal.

(Friedman, Marilyn M. 1992. Family Nursing. Theory & Practice. 3/E.

Debora Ina R.L. 1998)

“Peran adalah proses dinamis kedudukan (status). Apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara

kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada

yang lain dan sebaliknya”. (Soekanto, 2009)

“Peranan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan

masyarakat dari orang yang menduduki status tertentu. Sejumlah peran

disebut sebagai perangkat peran (role-set). Dengan demikian perangkat

peran adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran

yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-status sosial khusus”.

(Merton, dalam Raho 2007)

“Teori peran ini memberikan suatu kerangka konseptual dalam

studi perilaku di dalam organisasi. Mereka menyatakan bahwa peran itu

“melibatkan pola penciptaan produk sebagai lawan dari perilaku atau

tindakan” (Dougherty & Pritchard tahun 1985 (dalam Bauer, 2003).

13
1. Peran Perawat

Peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat

dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya

yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk

menjalankan tugas. Sedangkan peran perawat meliputi: pemberi

Asuhan Keperawatan, praktek Keperawatan atau pelaksana,

pendidikan klien, pengelola serta kegiatan penelitian dibidang

Keperawatan.

Peran ini di kenal dengan Care Giver, peran Perawat dalam

memberikan Asuhan Keparawatan secara langsung atau tidak langsung

kepada klien sebagai Individu, Keluarga dan Masyarakat, dengan

metode pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses

keperawatan. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak

sebagai comforter, protector, advocate, communicator serta

rehabilitator

Dalam hal ini Perawat mempunyai peran dan

tanggung jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan

Keperawatan sesuai dengan Manajemen Keperawatan dalam kerangka

paradigma Keperawatan. Sebagai pengelola, Perawat dalam memantau

dan menjamin kualitas asuhan atau pelayanan Keperawatan serta

mengorganisasi dan mengendalikan sistem pelayanan Keperawatan,

karena pengetahuan pemahaman Perawat yang kurang sehingga

pelaksana Perawat pengelola belum maksimal, mayoritas posisi,

lingkup kewenangan dan tanggungjawab Perawat hampir tidak

14
berpengaruh dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

Sebagai peneliti dibidang Keperawatan, Perawat diharapkan

mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan

metode penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk

meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan

Keperawatan. Penelitian didalam bidang Keperawatan berperan dalam

mengurangi kesenjangan penguasaan tehnologi di bidang kesehatan,

karena temuan penelitian lebih memungkinkan terjadinya transformasi

ilmu pengetahuan dan Tehnologi, selain itu penting dalam

memperkokoh upaya menetapkan dan memajukan profesi

Keperawatan. (Asdi, 2008)

Menurut “Gaffar (1999)” peran perawat adalah:

a. Nursing is caring, perawat berperan dalam pemberian

asuhan keperawatan. Perawat harus memperlihatkan bahwa

dalam pemberian asuhan keperawatan tidak dikenal pasien

atau kasus pribadi. Semua pasien diperlakukan sama.

b. Nursing is sharing, dalam pemberian asuhan keperawatan

perawat selalu melakukan sharing (berbagi) atau diskusi

antara sesama perawat, kepada anggota tim kesehatan lain

dan kepada klien.

c. Nursing is laughing, perawat meyakini bahwa senyum

merupakan suatu kiat dalam asuhan keperawatan untuk

meningkatkan rasa nyaman klien.

15
d. Nursing is crying, perawat menerima respon emosional dari

perawat atau orang lain sebagai sesuatu hal yang biasa pada

situasi senang duka.

e. Nursing is touching, perawat dapat menggunakan sentuhan

untuk meningkatkan rasa nyaman pada saat melakukan

massage (pijat).

f. Nursing is helping, asuhan keperawatan dilakukan untuk

menolong klien dengan sepenuhnya memahami kondisinya.

g. Nursing is believing in others, perawat meyakini orang lain

memiliki hasrat dan kemampuan untuk meningkatkan

status kesehatannya.

h. Nursing is trusting, perawat harus menjaga kepercayaan

orang lain (klien) yaitu dengan menjaga mutu asuhan

keperawatan.

i. Nursing is learning, perawat harus selalu belajar atau

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

keperawatan profesional melalui auhan keperawatan yang

dilakukan.

j. Nursing is respecting, perawat memperlihatkan rasa hormat

dan penghargaan kepada orang lain (klien dan keluarganya)

dengan menjaga kepercayaan dan rahasia klien.

k. Nursing is listening, perawat harus menjadi pendengar yang

baik ketika klien berbicara atau mengeluh.

16
l. Nursing is doing, perawat melakukan pengkajian dan

intervensi keperawatan berdasarkan pengetahuan untuk

memberikan rasa aman dan nyaman serta asuhan

keperawatan secara komprehensif.

m. Nursing is feeling, perawat dapat menerima, merasakan dan

memahami perasaan duka, senang, frustrasi dan rasa puas

klien.

Gaffar dalam Praptianingsih (2006) perawat juga memiliki

empat peran lain, yaitu:

a. Peran sebagai pelaksana

Perawat bertindak sebagai comforter (mengupayakan

kenyamanan dan rasa aman pada pasien), protector dan

advocat, (melindungi pasien dan mengupayakan

terlaksananya hak dan kewajiban pasien dalam pelayanan

kesehatan), commmunicator (tampak ketika perawat

bertindak sebagai penghubung antara pasien dengan

anggota tim kesehatan) serta rehabilitator (perawat

membantu pasien untuk beradaptasi dengan perubahan

tubuhnya).

b. Peran sebagai pendidik

Perawat melakukan penyuluhan kepada klien (pasien)

yang berada di bawah tanggung jawabnya.

c. Peran sebagai pengelola

17
Peran ini berkaitan dengan jabatan struktural di rumah

sakit. Perawat harus memantau dan menjamin kualitas

asuhan keperawatan serta mengorganisasi dan

mengendalikan sistem pelayanan keperawatan.

d. Peran sebagai peneliti

Perawat harus memiliki kemampuan untuk melakukan

penelitian di bidangnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Peran perawat

Perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu:

a) Predisposing factors

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap

masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan

masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya, faktor-

faktor ini terutama yang positif mempermudah

terwujudnya perilaku maka sering disebut faktor pemudah.

b) Enabling factors

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan

prasarana atau fasilitas kesehatan.

Ketersedian makanan yang bergizi dan sebagainya.

Temasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti

puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes,

18
pos obat desa, dokter atau bidan, praktek swasta dan

sebagainya. Untuk berperilaku sehat masyarakat

memerlukan sarana dan prasarana pendukung. Fasilitas ini

pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan

terjadinya perilaku kesehatan maka faktor-faktor ini

disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.

c) Reinforcing factors

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh

masyarakat, sikap dan perilaku para petugas kesehatan.

Untuk berperilaku sehat masyarakat kadang-kadang bukan

hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan

fasilitaf saja melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan)

dari para tokoh masyarakat, tokoh agama para petugas,

lebih-lebih para petugas kesehatan (Green Lawrence, 1990

dalam Notoatmojo, 2003)

E. Fungsi Perawat.

Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat

maupun sakit dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk

pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktifitas

ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian

pasien secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri

dari tahap Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan),

Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi (Asdi, 2008)

19
1. Fungsi Independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,

dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara

sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan untuk memenuhi

KDM. (Depkes RI, 2002 Perawat Profesional)

Tindakan perawat tidak memerlukan perintah dokter, tindakan perawat

bersifat mandiri, berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan. Oleh karena

itu, perawat bertanggung jawab terhadap akibat yang timbul terhadap

tindakan yang diambil. (Hikey dalam Praptianingsih 2006)

2. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas

pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan

tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis

kepada perawat umum atau dari perawat primer kepada perawat

pelaksana. (Depkes RI, 2002 Perawat Profesional).

Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan atau

tim kesehatan. Fungsi ini tampak ketika perawat bersama tenaga

kesehatan lain berkolaborasi mengupayakan kesembuhan pasien.

(Hikey dalam Praptianingsih 2006)

20
3. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling

ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Dapat terjadi

apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam

pemberian pelayanan. Keadaan ini tidak bisa diatasi oleh tim perawat

saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya. (Depkes RI, 2002

Perawat Profesional)

Perawat bertindak membantu dokter dalam memberikan pelayanan

medik. Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan

dan tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya

dilakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat,

melakukan suntikan. Oleh karena itu, setiap kegagalan tindakan medis

menjadi tanggung jawab dokter karena setiap tindakan perawat

berdasarkan perintah dokter. (Hikey dalam Praptianingsih 2006)

F. Konsep Keperawatan Komunitas

1. Definisi Keperawatan Komunitas

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang

mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang

merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas,

dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).

21
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan

yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan

masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat

secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan

rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh

melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan

fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri

dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan

keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan

berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan

klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah

seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi

keperawatan (Wahyudi, 2010)

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan

keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan

penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian

derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam

perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.

(Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).

22
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat

bekerja dan memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi.

Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama

dengan perawata lain, bekerja di bidang pendididkan, penelitian, di

wilayah binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun

lingkungan tempat kerjanya, perawat ditantang untuk memberikan

perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2006).

2. Asumsi Dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas

Menurut ANA (American Nurses Association)

a) Asumsi ; Komponen sistem pemeliharaan kesehatan

primer, sekunder dan tersier, Perawatan subsistem

pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar

praktek penelitian, Pemeliharaan kesehatan primer lebih

menonjol dari sekunder dan tersier, Perawatan kesehatan

menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer.

b) Kepercayaan; Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan

diterima semua orang, Orang yang menerima asuhan harus

dilibatkan, Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai

konsumen pelayanan kesehatan, Lingkungan berdampak

terhadap kesehatan populasi dan individu, Pencegahan

penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan,

Kesehatan sebagai proses kehidupan dalam jangka waktu

yang lama, Klien hanya anggota tetap dari tim

23
pemeliharaan kesehatan, Individu dalam sistem kesehatan

masyarakat bertanggung jawab secara mandiri dan aktif

berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.

3. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan

Kesehatan Utama

Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu

sebagai klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan

komunitas terdiri dari individu dan masyarakat. Berdasarkan pada

model pendekatan totalitas individu dari Betty Neuman (1972 dalam

Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas

sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan

keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan

masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya

menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi

pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya.

Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut:

a) Tingkat individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila

individu tersebut mempunyai masalah kesehatan maka

perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada

individu tersebut. Pelayanan pada tingkat individu dapat

dilaksanakan pada rumah atau puskesmas atau tempat

pelayanan lain, meliputi penderita yang memerlukan

24
pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin dilakukan

asuhan keperawatan dirumah dan perlu kepuskesmas,

penderita risiko tinggi seperti penderita penyakit demam

darah dan diare. Kemudian individu yang memerlukan

pengawasan dan perawatan berkelanjutan.

b) Tingkat keluarga

Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan

keperawatan keluarga memberikan asuhan keperawatan

kepada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan

terutama keluarga dengan risiko tinggi diantaranya

keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang

anggota keluarganya menderita penyakit menular dan

kronis. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit

utama masyarakat dan lembaga yang menyakut kehidupan

masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga tetap juaga

berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara

kesehatan anggotanya.

c) Tingkat komunitas

Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat

dilakukan dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup

yang luas didalam suatu wilayah kerja puskesmas.

Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh wilayah atau

masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya

kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.

25
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang

komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan

komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan

tertier melalui proses individu dan kelompok dengan kerja sama lintas

sektoral dan lintas program.

Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas

mencakup kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada

pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu:

a) Pencegahan primer

Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada

penghentian penyakit sebelum terjadi karena itu

pencegahan primer mencakup peningkatan derajat

kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik.

Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan

kesehatan baik pada individu maupun kelompok.

Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang

melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya

tindakan perlindungan yang paling umum yaitu

memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu

hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.

b) Pencegahan sekunder

Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi

penyakit lebih awal dengan mengobati secara tepat.

26
Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor risiko

dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya

memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan secara berkala melalui posyandu dan

puskesmas.

c) Pencegahan tertier

Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada

seseorang dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang

yang mengalami kecacatan agar dapat secara optimal

berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya

mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.

4. Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan asumsi dan kepercayaan tersebut, maka dapat

dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan

praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan

komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap

pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap

kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi

pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang

melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma

keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan,

lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai

berikut:

27
a) Pelayanan keperawatan ditujukan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat secara luhur dan

manusiawi.

b) Perawatan kesehatan suatu upaya untuk meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya

manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat

pada umumnya.

c) Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus

terjangkau, dapat diterima dan merupakan bagian integral

dari upaya kesehatan melalui upaya;

 Preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat melalui kegiatan

 Promotif untuk meningkatkan kesehatan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan

memberikan penyuluhan

 Kuratif untuk merawat dan mengobati anggota-

anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang

menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui

kegiatan langsung

 Rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan

penderita yang dirawat

d) Pelayanan keperawatan kesehatan diberikan secara

berkesinambungan.

28
e) Perawatan kesehatan sebagai provider dan klien sebagai

consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan,

menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan

mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan

pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan

masyarakat.

f) Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat

direncanakan secara berkesinambungan dan terus-

menerus.

g) Menciptakan Individu dalam suatu masyarakat ikut

bertanggung jawab mendorong, mendidik, berpartisipasi

aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

5. Unsur-unsur Keperawatan Komunitas

a. Manusia, komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu /

klien yang berada pada lokasi atau batas geografi tertentu yang

memiliki niliai-nilai, keyakinan dan minat yang relatif sama

serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai Tujuan.

Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga,

komunitas, Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk

kelompok resiko tinggi antara lain: daerah terpencil, daerah rawan,

daerah kumuh.

b. Kesehatan, sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan

pemenuhan kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan

29
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan

mengatasi stressor.

c. Lingkungan, semua factor internal dan eksternal atau pengaruh

disekitar klien yang bersifat biologis, psikologis, social, cultural

dan spiritual.

d. Keperawatan, intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan

stressor, melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.

G. Tinjauan Empirik

1. Kinerja Dalam Keperawatan

Praktek keperawatan merupakan tindakan mandiri atau

kolaborasi dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang terdiri dari

satu pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi,

dan evaluasi (Gillies, 1994)

Kinerja merupakan hasil yang diharapkan dari apa yang

dikerjakan oleh perilaku individu (Notoadmojo, 2002).

Kinerja keperawatan mencerminkan kemampuan perawat

mengimplementasikan proses asuhan keperawatan (Ilyas, 2002).

2. Pengukuran Kinerja

Untuk memastikan bahwa sumber (input) sudah digunakan

secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan perusahaan,

maka diperlukan pengukuran kinerja manajemen (Stout, 1993 dikutip

dari LAN dan BPKP, 2000)

30
Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui pencapaian

target yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja merefleksikan

filosofi dan kultur dari suatu organisasi serta menggambarkan

seberapa baik suatu kinerja telah diselesaikan dengan biaya, waktu,

dan kualitas yang optimal (Tatikonda dan Tatikonda, 1998)

Secara umum pengukuran kinerja berarti perbandingan yang

dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda, diantaranya:

a) Perbandingan antar pelaksanaan sekarang dengan

pelaksanaan secara histories yang tidak menunjukkan

apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun

hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang

serta tingkatannya

b) Perbandingan pelaksanaan antar satu unit (perorangan

tugas dan seksi proses) dengan lainnya. Pengukuran

seperti ini menunjukkan pencapaian relative

c) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan

inilah yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada

sasaran atau tujuan (Sinungan, 2005:23)

3. Factor-faktor yang mempengaruhi Kinerja individu tenaga kerja;

Kemampuan mereka, Motivasi, Dukungan yang diterima, Keberadaan

pekerjaan yang dilakukan, Hubungan mereka dengan organisasi.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output)

31
individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang

diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh

dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.(Mathis dan

Jackson 2001) Perbaikan Kerangka Teori

H. Kerangka Teori

Keperawatan
Komunitas

Peran dan Fungsi Kinerja Sistem Manajemen


Perawat Perawat K3L Perusahaan

Gambar 1. Kerangka Teori

Perbaikan Kerangka Konsep


I. Kerangka Konsep Commented [R7]: Tampilkan ini dari kerangka konsep saja.
Tidak ada lagi ditampilkan variable perancu.

Coba dituliskan dengan jelas maksud dari kerangka konsep.


Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Kinerja
Monitoring Perawat

 Peran Perawat
Sistem Manajemen K3L
(Care Giver)
 Dokumentasi
 Tindakan Medis (P3K)
 Fungsi Perawat
 Penyuluhan (PAK)
 Independen
 Dependen
 Interdependen

Gambar 2. Kerangka Konsep

32
J. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian merupakan jawaban sementara penelitian,

patokan duga, dalil sementarayang kebenarannya akan dibuktikan dalam

penelitian (Notoatmojo,2010)

Hipotesis penelitian (Ha) yang dapat diambil dalam penelitian ini

Ada Hubungan antara variable bebas/Independen (Kinerja Perawat) dan

variable terikat/Dependen ( Sistem Manajemen K3L)

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

(Sugiyono, 2007)

33
BAB III.

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Survey analitik dengan Commented [R8]: Apakah hanya menggunakan survey analitik?

Hanya melihat saja atau mengkorelasikan antara hubungan dari judul


pendekatan cross sectional, dimana penulis ingin mengetahui adanya yang diangkat?

hubungan antar variabele dependen dengan variabel independen.

Survey pada dasarnya tidak berbeda dengan research (penelitian).

Pemakaian kedua istilah ini kerap kali hanya dimaksudkan untuk

memberikan penekanan mengenai ruang lingkup. Research memusatkan

diri pada salah satu atau beberapa aspek dari objeknya. Sedangkan survei

bersifat menyeluruh yang kemudian akan dilanjutkan secara khusus pada

aspek tertentu bilamana diperlukan studi yang lebih mendalam (Zulnaidi,

2007)

Studi yang termasuk dalam metode survei yakni; Survei

kelembagaan (institutional survei), Analisis jabatan/ pekerjaan (job

analysis), Analisis dokumen (documentary analysis), Analisis isi (content

analysis), Survei pendapat umum (public oppinion survey), Survey

kemasyarakatan (community survey)

B. Lokasi dan Subject Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap Tenaga Medis di PT. Multi Ocean

Shipyard, Kabupaten Karimun-Kepulauan Riau pada bulan Agustus-

Oktober 2017

34
C. Populasi

Sampling adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan krakteristik tetentu yang diterapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono)

Sample dalam penelitian ini adalah semua tenaga perawat yang

berjumlah 3 personil di perusahaan dengan jenjang pendidikan 2 personil Commented [R9]: Coba gunakan jenis penelitian kualitatif
dengan deep interview, karena jumlah responden juga terbatas.

Ners, 1 personel S1 Kesehatan Masyarakat (DIII Keperawatan)

Sampling adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan metode

sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populassi

(Nursalam, 2008)

Tekhnik pengambilan sampling adalah dengan total aktifitas tenaga

perawat didalam interaksinya dengan pekerja sesuai pemenuhan prosedur

perusahaan.

Sehingga jumlah sample yang didasarkan dengan kriteria inklusi

(populasi aktual) dengan pendekatan rumus Slovin Commented [R10]: Mengapa harus menggunkaan rumus ini, ini
digunakan bila jumlah populasi ribuan.

N
n=
1+N (e)2

n: Jumlah Sample

N: Jumlah Populasi

d: Tingkat ketepatan absolute yang diinginkan (0,05)

maka,

35
3
n=
1+3 (0,05)2
= 2,977667 3 (Pembulatan keatas)

Tabel 2, Commented [R11]: Tidak perlu ditampilkan disini,

Boleh sebagai lampiran saja


Jumlah Responden Tenaga Medis/Paramedis
PT. Multi Ocean Shipyard, Kabupaten Karimun
N=3 n=3

Penempatan Personil Paramedis


Frekuensi Persentase (%)
PT. Multi Ocean Shipyard
Klinik P3K 2 66,7
Lapangan 1 33,3
Total 3 100

Tabel 3, Commented [R12]: Tidak perlu ditampilkan disini,

Boleh sebagai lampiran saja


Distribusi Frekuensi Responden menurut tingkat pendidikan tenaga
medis/paramedis di PT. Multi Ocean Shipyard Kabupaten Karimun

Tingka Pendididkan Frekuensi Presentase (%)


Ners (S1 Keperawatan) 2 66,7
S1 Kesmas (DIII Keperawatan) 1 33,3
Total 3 100

D. Teknik Pengumpulan Data

Data Kuantitatif dikumpulkan melalui kuesioner dan checklist Commented [R13]: bukannya menggunakan survey analitik?

dokumen terhadap 3 responden sesuai dengan besaran sample perawat di

PT. Multi Ocean Shipyard Kabupaten Karimun.

36
E. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah semua variable dan istilah yang akan

digunakan dalam penelitian secara operasional, sehingga mempermudah

pembaca / penguji dalam mengartikan makna penelitian.(Nursalam & Sisi

Paniani, 2000)

Batasan operasional yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

a) Pengetahuan: Kemampuan intelektual dan tingkat pemahaman

kinerja perawat terkait peran dan fungsinya.

b) Monitoring; Suatu proses mengumpulkan dan menganalisa

implementasi suatu program termasuk pemeriksaan secara

regular untuk melihat apakah implementasi program tersebut

berjalan sesuai rencana sehingga permasalahan yang timbul

atau teridentifikasi dapat ditanggunglangi.

Dimana kuesioner berdasarkan tugas dan tanggung jawab perawat sebagai

tenaga medis menurut Prosedur di perusahaan, yaitu;

Mengimplementasikan Rencana Kesehatan; Memberikan fasilitas medis

untuk seluruh pekerja dan mengkoordinasikan semua bantuan medis

(P3K); Melaksanakan program pencegahan penyakit; Mengkoordinasikan

dan melakukan inspeksi kebersihan dan kesehatan; Mengambil tanggung

jawab evakuasi medis di lokasi; Memberikan saran kepada Manajer K3L

pada masalah kesehatan yang terkait; Menganalisis dan menyarankan

Manajer K3L pada masalah kesehatan kerja yang timbul dari kegiatan

tersebut; Melaksanakan pengawasan kesehatan berkala pada karyawan

yang terlibat dalam kegiatan berbahaya yang ditetapkan; Mengasumsikan

37
tanggung jawab atas kesejahteraan medis dari semua personil; Menetapkan

kerjasama dengan rumah sakit, laboratorium, ambulans.

Tabel 4, Commented [R14]: Tampilkan sebagai lampiran

Indikator Sistem Manajemen K3L

No INDIKATOR
KETERANGAN PENILAIAN
DOKUMENTASI
1 Laporan Medis Departement HSE Ada 50 %
2 Laporan Kejadian Ada 25 %
(Berpartisipasi)
3 HSE Statistik Dicatat 25 %
Total 100%
Sumber: Departemen HSE PT. Multi Ocean Shipyard 2017

1. Cara pengukuran menggunakan kuesioner pengetahuan, yaitu tingkat

intelektual dan pemahaman kinerja terkait peran dan fungsi perawat

dengan tugas dan tanggung jawab tenaga perawat/paramedis

diperusahaan (Berdasarkan tema dari batasan operasional penelitian

yang dipakai) dengan total 16 kuesioner, penilaian 3 jika Sangat

Setuju (SS), 2 jika Setuju (S), dan 1 jika Tidak Setuju (TS) sehingga

nilai tertinggi 32, terendah 16. Selanjutnya untuk mengkategoriaan

dilakukan uji normalitas Shapiro wilk (SW), dimana jika (Sig p>

0,05; maka data terdistribusi normal dan jika (Sig p< 0,05) maka data

tidak terdistribusi normal dimana jika hasil data tidak berdistribusi

normal maka pembagian di hitung berdasarkan nilai tengah (Median)

Skala pengukuran adalah ordinal

38
2. Cara pengukuran monitoring, yaitu suatu proses pengumpulan dan

analisa dari penerapan suatu program (prosedur) untuk melihat

apakah kegiatan tersebut berjalan sesuai prosedurnya. Pengukuran

dengan checlist beban kerja sebagai tim paramedis sesuai dengan

kegiatan yang dilakukan dan yang di dokumentasikan (laporan kerja)

terdiri dari 9 pertanyaan, nilai 3 jika selalu didokumentasikan, nilai 2

jika tidak selalu didokumentasikan, dan nilai 1 jika tidak

didokumentasikan, dimana ada 3 dokumen yang harus

didokumentasikan kegiatannya (dilaporkan), sehingga nilai tertinggi

adalah 27 dan terendah 9. Selanjutnya untuk mengkategoriaan

dilakukan uji normalitas Shapiro wilk (SW), dimana jika (Sig p>

0,05) maka data terdistribusi normal dan jika (Sig p < 0,05) maka data

tidak terdistribusi normal dimana jika hasil data tidak berdistribusi

normal maka pembagian di hitung berdasarkan nilai tengah (Median)

Skala pengukuran adalah ordinal

3. Cara Pengukuran kinerja berdasarkan batasan sasaran pencapaian dari

penerapan Sistem Manajemen Kesehatah Keselamatan Kerja dan

Lingkungan di Perusahaan yang meliputi keberhasilan menekan

angka kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), yaitu Dokument

dan Statistik HSE Perusahaan (terlampir). Variabel ini diukur dengan

kuesioner yang terdiri dari 18 pertanyaan dengan skor jawaban; 4:

Sangat Setuju, 3: Setuju, 2: Tidak Setuju, 1: Sangat Tidak Setuju.

Selanjutnya untuk mengkategoriaan dilakukan uji normalitas Shapiro

39
wilk (SW), dimana jika (Sig p> 0,05; maka data terdistribusi normal

dan jika (Sig p< 0,05) maka data tidak terdistribusi normal dimana

jika hasil data tidak berdistribusi normal maka pembagian di hitung

berdasarkan nilai tengah (Median)

Skala pengukuran adalah ordinal


Perbaikan Tabel DO

Tabel 5, Definisi Operasional

Variable Definisi Cara Alat Ukur Hasil


ukur
Independen Dapat Ordinal Kuesioner Shapiro Commented [R15]: SOP / Observasi atau Kuesioner ?
mengingat menggunakan Survey Analitik
menjalankan wilk (SW)
Pengetahuan Peran dan
Monitoring Fungsinya Atau nilai
dengan baik Median
sesuai dengan
Sistem ≤ Median,
Manajemen K3 maka: Tidak
PT. Multi berhasil
Ocean Shipyard
> Median,
maka:
Berhasil Commented [R16]: Referensi dari mana… Nilainya berapa per
Item?

Dependen Dokumentasi Ordinal Dokumentasi Shapiro


Tindakan Medis (Checklist) wilk (SW) Commented [R17]: SOP / Observasi atau Dokumentasi ?
mengingat menggunakan Survey Analitik
Kinerja (P3K)
Penyuluhan Atau nilai
(PAK Median

≤ Median,
maka: Tidak
berhasil

> Median,
maka:
Berhasil Commented [R18]: Referensi dari mana… Nilainya berapa per
Item?

40
F. Instrument Penelitian

1. Instrument penelitian untuk mengumpulkan data dari sample

menggunakan data skunder dari perusahaan; Data demografi sample

(Tingkat Pendidikan, Lokasi kerja)

2. Instrumen penelitian menggunakan data primer melalui kuesioner


Komen Penguji
II checklist terkait dengan tugas dan tanggung jawab tenaga medis

perusahaan karena penelitian dilakukan berdasarkan dokumen standart


Yang dimaksud bukan Uji validitas,
operasional
tapi hanya uji coba kuesioner kepadadan laporan kerja, dan pengalaman individual serta
sample yang setara pada komunitas
perilaku institusi yang diterapkan dalam statistik pencapaian.

3. Uji validasi dan realiabilitas

Validasi adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang

bersangkutan dapat mengukur apa yang diukur, sedangkan reliabilitas

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

subyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji coba

kuesioner dilakukan terhadap 3 sample dalam Departemen K3L

PT. Multi Ocean Shipyard sendiri yaitu, Petugas K3L

bersertifikasi Ahli K3 Umum.

Uji validitas menggunakan isi apakah alat ukur telah memuat Commented [R19]: Kalau dilakukan uji validitas terhadap 3
orang sampel, maka sampel penelitian sebenarnya berapa?
Sebab tidak bisa dilakukan peneltian terhadap sampel yang sudah
pertanyaan atau pernyataan yang relevan dengan materi yang akan diberi uji vaiditas dan reabilitas.

diteliti, dengan cara mengukur korelasi tiap item (faktor nilai) dengan

nilai total. Kriteria yang digunakan adalah nilai Sig p=0,05 maka

dinyatakan valid.

41
Pengukuran reliabilitas menggunakan pengukuran dua kali dengan

program spss dengan uji statistik cronbach Alpha (0,8374), dan akan

dinyatakan reliabil jika α > 0,60

Angka reliabil ditetapkan berdasarkan nilai Alpha (α) yang dihasilkan, Commented [R20]: Tampilkan di lampiran saja

jika nilai 0,561 – 0,707 maka reliabilitasnya sangat kuat; nilai 0,421 -

0,560 kuat; 0,281 – 0,420 cukup; 0,143 – 0,280 lemah; dan nilai 0,142

sangat lemah.
Hasil pengukuran
uji coba validitas
kuesioner dengan
SPSS (Analysis >>
Tabel 6, Hasil Uji coba Validalitas dan Reliabilitas Kusioner
Correlate >>
Bivariate >>
Pearson (2 tailed) No Variabel Jumlah p Cronbach Keterangan
Sudah ditunjukan Pertanyaan α
saat sidang 1 Pengetahuan 16 0,01 0,776 Valid dan Reliabil
2 Monitoring 9 0,01 0,769 Valid dan Reliabil
(Terlampir) 3 Kinerja 18 0,01 0,759 Valid dan Reliabil
Hasil pengukuran
uji coba
Reliabilitas Berdasarkan tabel 6, maka semua pertanyaan kuesioner dapat
kuesioner dengan
SPSS (Analysis >> digunakan dalam mengumpulkan data.
Scale >>
Reliability analysis
(Cronbach alpha)
G. Pengelolaan data
Sudah ditunjukan
saat sidang 1. Cleaning, data yang terkumpul akan dipilah untuk dibersihkan dimana
(Terlampir)
hanya data yang benar saja yang akan digunakan.

2. Editing, memeriksa hasil kuesioner yang telah dilakukan untuk

mengetahui kesesuaian jawaban dari responden

3. Coding, menandai data yang ada untuk memudahkan analisa data

4. Tabulating, data yang telah diseleksi akan dimasukan kedalam

komputer untuk dioleh lebih lanjut dengan menggunakan program

SPSS, dianalisa secara deskriptif dan analitik (regresi).

42
Adapun pengelolaan data dengan menggunakan cara Tubulasi data,

dengan harapan data dalam bentuk tabel mudah didefinisikan atau

dianalisis, pengolahan menggunakan komputer program Ms Office

(Excel), dan SPSS

H. Analisa Data

Analisis data sebagai proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil Kuesioner, catatan lapangan dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

(Sugiono 2012)

1. Analisa Univariat

Semua variabel penelitian akan dianalisa secara univariat untuk

menghasilkan distribusi dan presentase dari masing-masing variabel,

dan untuk mendeskripsikan semua variabel independen serta dependen

dideskripsikan secara tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan. Data

berdistribusi tidak normal akan menggunakan regresi logistik.

2. Analisa Bivariat

Analisa ini untuk mendeskripsikan pengaruh antara variabel Commented [R21]: Konsisten terhadap jenis penelitian dan arah
penelitian

independen terhadap variabel dependen dengan metode analisa Hubungan atau pengaruh?

43
tabulating silang dan Chi square, jika uji Chi square tidak dapat

memenuhi, maka digunakan alternatif yaitu uji Fisher Exact Test

3. Analisa Multivariat

Untuk mengetahui pengaruh antara semua variabel independen

dengan variabel dependen secara bersama-sama dengan uji statistik

regresi logistik, analisa ini untuk mencari nilai p < 0,05 dan nilai Exp

(b) terbesar ≥ 2,00, dan persamaan regresinya.

I. Etika penelitian

1. Tidak merugikan objek penelitian

Untuk menjaga bahwa hasil penelitian tidak merugikan objek maka

penelitian ini terjaga kerahasiaannya, objek penelitian hanya disebut

dalam bentuk posisinya (tenaga Medis).

2. Memberikan keuntungan

Penelitian ini akan memberikan keuntungan baik bagi dunia ilmu

pengetahuan dan juga lahan penelitian. Hasil penelitian dapat menjadi

bahan pembelajaran dalam mata kuliah keperawatan komunitas

3. Informed consent, Peneliti menyampaikan penjelasan secara langsung

sebagai bentuk peran, tugas dan wewenang objek penelitian dalam

organisasi dan terikat hubungan kerja.

4. Peneliti bertindak sebagai pengawas objek penelitian dan penerima

laporan dari objek penelitian.

44
5. Peneliti mematuhi aturan yang berlaku didalam penelitian seperti tata

cara penelitian, penulisan naskah penelitian, sebagai bagian dari

tanggung jawab dan tugasnya.

6. Peneliti dalam melaksanakan penelitian menjunjung tinggi nilai nilai

kejujuran seperti tidak memanipulasi atau mengubah data.

45
DAFTAR PUSTAKA

Amandemen ke IV Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945.

Jakarta

Undang - Undang Republik Indonesia (2014). UU nomor 36 tahun 2014 tentang

Tenaga Kesehatan pasal 1. Jakarta

ANZI Z10 (2005). A New American National Stanrdard for Management

System in Occupational Safety and Health, American

BS OHSAS (2007). OHSAS 18001:2007, Occupational Health and Safety M

anagement System-Requirement. British

Multi Ocean Shipyard PT (2014). HSE Management System, MOS-HSEP-016

Resources, Roles, Responsibilities, Accountability and Authority HSE

Organization Chart. Karimun

Hafid, Muh. Anwar (2014). Jurnal KesehatanVolume VII No. 2/2014 “Hubungan

Kinerja Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna

YANKESTIS Dalam Pelayanan Keperawatan Di RSUD Syech Yusuf

Kab. Gowa”. Gowa

Friedman, Marilyn M. (1992). Family Nursing. Jakarta Theory & Practice. 3/E.

Debora Ina R.L. 1998

http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/penertian-peranan.html?1

http://keperawatandanpengetahuan.blogspot.com/2013/03/konsep-asuhan-

keperawatan-komunitas_4284.html?m=1

http://hendryprihantara.wordpress.com/2012/09/11/teori-konsep-model-

keperawatan -didunia/ Commented [R22]: Perbaiki sesuai kaidah penulisan daftar


pustaka

46
Hasmoko, Emanuel Vensi (2008), “Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi

Kinerja Klinis Perawat Berdasarkan Penerapan Sistem Pengembangan

Manajemen Kinerja Klinis (SPMKK) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Wilasa Citarum Semarang”. Semarang

47
LAMPIRAN Commented [R23]: Jelaskan lampirak keberapa ?

Tentang apa? Yang berkaitan dengan penelitian saja

48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
Commented [R24]: Kuesioner sesuaikan dengan DO untuk
menentukan pembacaan hasil.

Jika ini kuesioner merupakan bagian dari ketetapan perusaan yang


sudah terintegrasi legal digunakan perusahaan pada umumnya, tidak
perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas.

Tidak perlu ditampilkan hasil uji disini. Kuesioner yang ditampilkan


tanpa ada jawaban yang terisi.

65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75

Anda mungkin juga menyukai