Anda di halaman 1dari 80

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan

HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


UGD (UNIT GAWAT DARURAT) RUMAH SAKIT KENCANA
SERANG
TAHUN 2018

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH

Ilyasa Nurul M S.Kep Romdan, S.Kep


Kurniadi Abdillah, S.Kep Asep Firman Al Aziz, S.Kep
Ari Mulyana, S.Kep Siti Saadatun Daroen, S.Kep
Afif Muhamad A, S.Kep Sarah Nurhikmah, S.Kep
Irma Astuti, S.Kep Muhammad Aziz F, S.Kep
Sulistiawati, S.Kep Recky Pasha, S.Kep
Nofa Fitriyani, S.Kep Ryza Haji Andika T, S.Kep
Entik Suparyana, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN
SERANG - BANTEN
JANUARI 2018
STIKes FALETEHAN

HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


UGD (UNIT GAWAT DARURAT) RUMAH SAKIT KENCANA
TAHUN 2018

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan


Program Studi Profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan
Serang – Banten

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN
SERANG – BANTEN
JANUARI 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan “Hasil Pengkajian Manajemen
Keperawatan Profesi Ners STIKes Faletehan di UGD (Unit Gawat Darurat)
Rumah Sakit Kencana Serang Tahun 2018”. Dalam menyusun laporan ini, penulis
telah dibimbing dengan baik oleh para dosen pembimbing dan mendapat banyak
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sebagai bentuk rasa syukur, saya
ucapkan terimakasih kepada :
1. Andiko Nugraha, SKM, M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Faletehan Serang
2. Lenny Stia Pusporini, Ns., M.Kep., Sp. Kep.Mat selaku Ketua Prodi Profesi
Ners STIKes Faletehan
3. Milawati Lusiani, M.Kep dan ibu Nurhayati, M .Kep., sebagai koordinaator
mata kuliah praktik profesi manajemen keperawatan yang dengan tekun
memberikan berbagai bimbingan ilmiah melalui pengarahan Sharing dan saran
yang diberikan
4. Nurhayati, S.Kep.,Ners., M.Kep, selaku pembimbing yang memberikan
arahan dan saran dalam penyusunan laporan hasil pengkajian manajemen
keperawatan.
5. H. Bambang Kuntarto S.Kp, M.Kep., selaku pembimbing yang memberikan
arahan dan saran dalam penyusunan laporan hasil pengkajian manajemen
keperawatan.
6. Mayor CKM Dr. Kadri Lubis, selaku Kepala Rumah Sakit Kencana Serang.
7. Kapten CKM Asep Rudi Hermilan, selaku Komite Keperawatan Rumah Sakit
Kencana Serang.
8. H. Agus Ilyas, S. Amd.Kep., SKM., selaku Kepala Ruangan UGD Rumah
Sakit Kencana Serang, yang telah memfasilitasi kami dan memberikan
bimbingan kepada kami selama praktik berlangsung.
9. Pihak Rumah Sakit Kencana Serang, yang telah memfasilitasi penyusun untuk
dapat melaksanakan praktek profesi.

ii
10. Rekan Mahasiswa Profesi Ners STIKes Faletehan Gerbong A yang telah
memberikan bantuan ide maupun materil.
Penyusun sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna peningkatan dan
kesempurnaan penulisan ini.

Serang, Januari 2018

Penyusun

iii
Daftar Isi
Kafa Pengantar................................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv
Daftar Tabel..................................................................................................... vi
Daftar Gambar ................................................................................................ vii
Daftar Lampiran ............................................................................................. viii

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................ 3
C. Manfaat.............................................................................................. 4
D. Waktu dan Tempat ………………………………………….... 4
E. Cara Pengumpulan Data ……………………………………… 4
F. Peserta Praktik ................................................................................... 5

BAB II Kajian Teori


A. Manajemen …………………………………………………… 6
B. Unsur 5M …………………………………………………….. 10
C. Unit Gawat Darurat …………………………………………. 18

BAB III Hasil Pengkajian


A. Unsur Man …………………………………………………… 21
B. Unsur Method ………………………………………………… 25
C. Unsur Money ………………………………………………… 37
D. Unsur Material .................................................................................. 38
E. Unsur Marketing ……………………………………………… 45

BAB IV Masalah dan Rencana Kegiatan


A. Analisa SWOT .................................................................................. 47
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 51
C. Prioritas Masalah ............................................................................... 51
D. Planning of Action ............................................................................ 53

BAB V Implementasi dan Evaluasi


A. Implementasi ..................................................................................... 55
B. Evaluasi ............................................................................................. 58

iv
BAB VI Penutup
A. Kesimpulan ....................................................................................... 61
B. Saran .................................................................................................. 62

Daftar Pustaka
Lampiran

v
Daftar Tabel

Tabel 3.1 Kasus 10 Besar Penyakit di UGD RS Kencana Bulan Oktober-


Desember 2017 ................................................................................................... 21
Tabel 3.2 Karakteristik Tenaga Perawat di UGD RS Kencana Tahun 2017-
2018.................................................................................................................. 22
Tabel 3.3 Karakteristik Tenaga Kedokteran di UGD RS Kencana Tahun
2017-2018......................................................................................................... 23
Tabel 3.4 Daftar Standar Operasional Prosedur (SOP) RS Kencana Serang ........................ 29
Tabel 3.5 Instrumen Evaluasi Pengadaan Kelengkapan HAIs di UGD RS
Kencana Januari 2018 ........................................................................................ 35
Tabel 3.6 Instrumen Evaluasi Pengadaan Kelengkapan HAIs di UGD RS
Kencana Januari 2018 ........................................................................................ 36
Tabel 3.7 Sarana Medis di UGD RS Kencana Tahun 2018 berdasarkan
Kepmenkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 ..................................................... 40
Tabel 3.8 Prasarana di ruang triase UGD RS Kencana Serang berdasarkan
Kepmenkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009................................................... 41
Tabel 3.9 Prasarana di ruang resusitasi UGD RS Kencana berdasarkan
Kepmenkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009................................................... 41
Tabel 3.10 Prasarana Medis di Ruang tindakan bedah berdasarkan
Kepmenkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009................................................... 43
Tabel 3.11 Prasarana medis di ruang tindakan medic berdasarkan
Kepmenkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009................................................... 44
Tabel 3.12 Nilai BOR RS Kencana Serang 2018 ............................................................... 46
Tabel 3.13 Evaluasi Kepuasan Kerja Perawat .................................................................... 46

vi
Daftar Gambar

Gambar 2.1 Alur Kegiatan Ruang UGD ........................................................... 15


Gambar 3.1 Denah Ruang UGD RS Kencana................................................... 40

vii
Daftar Lampiran
Lampiran I Dokumentasi Kegiatan
Lampiran II SOP dan Tata Cara Dekontaminasi
Lampiran III Kepmenkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009
Lampiran IV Jadwal Dinas
Lampiran V Daftar Hadir

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Unit Gawat Darurat adalah unit pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan
pertama pada pasien yang mengancam kematian dan kecacatan secara terpadu dan
melibatkian berbagai multi disiplin. Jumlah dan kasus pasien unit gawat darurat tidak
dapat diprediksi karena kejadian kegawatdaruratan atau bencana dapat terjadi kapan
saja, dimana saja, serta menimpa siapa saja, karena ini bersifat mendadak serta
tuntutan pelayanan yang cepat dan tepat maka diperlukan triase untuk memilah pasien
(Kemenkes,2005).

Pelayanan keperawatan gawat darurat adalah pelayanan professional yang didasarkan


oleh ilmu keperawatan gawat darurat yang berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-
spiritual yang komprehensip ditunjukjan pada pasien yang mempunyai masalah actual
atyau resiko yang disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
Rangkaian kegiatan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah
kematian atau kecacatan yang mungkin terjadi. Keperawtan gawat darurat bersifat
cepat dan perlu tindakan yang tepat, serta memerlukan pikiran kritis yang tinggi
(Iyer,2004).

Perawat di rumah sakit memiliki tugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
pelayanan gawat darurat. Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan bagian dari rumah
sakit yang menjadi tujuan utama pasien yang mengalami keadaan darurat agar segera
mendapatkan pertolongan pertama. Bukan hanya melakukan pertolongan pertama,
sebagai perawat UGDjuga melakukan proses pemindahan pasien dari ugd ke rawat
inap jika memang pasien membutukan perawatan intensif dan diharuskan melakukan
rawat inap. Sehingga mengharuskan perawat ugd selalu ada setiap saat karena pasien
atau orang membutuhkan pelayanan UGD dapat datang setiap waktu. Banyaknya
tugas perawat ugd belum diimbangi dengan banyaknya jumlah tenaga yang memadai.
Jumlah antara perawat dengan jumlah pasien yang tidak seimbang akan menyebabkan
kelelahan dalam bekerja karena kebutuhan pasien terhadap pelayanan perawat lebih
besar dari standar kemampuan perawat. Kondisi seperti ini yang akan berdampak
kepada psikis perawat seperti lelah, emosi, bosan, perubahan mood dan dapat
2

menimbulkan stres pada perawat. Fluktuasi beban kerja nmerupakan bentuk lain
pemicu timbulnya stress. Keadaan yang tidak tepat sepeti ini menimbulkan
kecemasan, kedikapuasan kerja dan kecendrungan hendak kmeninggalkan perkerjaan
(Munandar,2001).

Triase merupakan salah satu keterampilan keperawatan yang harus dimiliki oleh
perawat unit gawat darurat dan hal ini menyebabkan antara perawat unit gawat darurat
dengan perawat unit khusus lainnya. Karena triase harus dilakukan dengan cepat dan
akurat maka diperlukan perawat yang berpengalaman dan kompeten dalam
melakukan triase. Sesuai standar kemenkes RI perawat yang melakukan triase adalah
perawat yang telah bersertifikat pelatihan PPGD (Penanggulangan Pasien Gawat
Darurat) atau BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life Support). Selain itu perawat triase
sebaiknya mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang memadai karena harus
terampil dalam pengkajian serta harus mampu mengatasi situasi yang komplek dan
penuh tekanan sehingga memerlukan kematangan professional (Kemenkes,2005).

Tujuan triase adalah memilih atau menggolongkan semua pasien yang datang ke ugd
dan menetapkan prioritas penangananya dimana pasien yang datang ke ugd terdapat 3
kriteria yaitu : gawat darurat, gawat tidak darurat, serta tidak gawat dan tidak darurat.
Oleh karena itu waktu yang diperlukan untuk menilai dan menstabilkan klien tidak
terlalu lama (Oman,2008). Selain itu tujuan triase juga untuk mengidentifikasi kondisi
yang mengancam nyawa, memprioritaskan pasien menurut kondisi keakutannya,
menempatkan pasien sesuai dengan keakutannya berdasarkan pada pengkajian yang
tepat dan akurat, menggali data yang lengkap tentang keadaan pasien. Standar triase
berdasarkan pengukuran pengukuran tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, mobilisasi,
adanya riwayat trauma, dan melihat penampilan pasien, mekanisme injury dan tingkat
nyeri pasien (Kartikawati,2013).

Peran perawat sangat penting karena sebagai ujung tombak di Unit Gawat Darurat
(UGD) dan merupakan tenaga kesehatan yang pertama kali berhadapan dengan pasien
yang sangat menentukan keberhasilan dalam penanganan pasien selanjutnya. Triase
akan berjalan maksimal bila kebutuhan tenaga perawat dihitung sesuai dengan standar
perhitungan kebutuhan tenaga dimana di Unit Gawat Darurat RS Kencana jumlah
kunjungan rata-rata perhari dalam periode Oktober-Desember adalah 35 kunjungan,
3

sementara jumlah total perawat UGD saat ini adalah 16 orang yang terdiri dari : 1
orang kepala ruangan, 1 orang wakil ketua ruangan, katim 2 orang dan 12 orang
perawat pelaksana. Sementara dari hasil perhitungan ketenagaan di Unit Gawat
Darurat RS Kencana masih mengalami kekurangan tenaga, sehingga manajemen
triase yang sudah ada tidak dapat berjalan secara maksimal.

Agar penyelanggaraan pelayanan keperawatan dapat mencapai tujuan, manajemen


keperawatannya pun perlu dijalankan. Untuk meningkatkan pelayanan
kegawatdaruratan tidak lepas dari peningkatan kualitas tenaga kesehatan, sarana dan
prasarana yang ada di unit gawat darurat rumah sakit.

Rumah Sakit Kencana Serang merupakan rumah sakit tipe C (kelas II) yang berada
dibawah naungan militer TNI dimana berawal memberikan pelayanan kesehatan
kepada prajurit dan keluarganya namun saat ini sudah memberikan pelayanan secara
umum kepada masyarakat di wilayah sekitar. Rumah Sakit Kencana Serang
menyelenggarakan pelayanan gawat darurat dengan jumlah kunjungan pasien ke
UGD selama periode Oktober sampai dengan Desember 2017 adalah ….. kunjungan
dengan rata-rata perhari mencapai kurang lebih 35 orang. Kepala Ruangan Unit
Gawat Darurat RS Kencana Kota Serang mengatakan bahwa pelayanan keperawatan
yang dilakukan menggunakan metode tim namun masih belum berjalan sesuai dengan
ketentuan kemudian pelaksanaan triase belum dilakukan walaupun batas triase sudah
dibuat. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penyusun tertarik
untuk mengangkat masalah mengenai manajemen triase dan ketenagaan perawat di
UGD RS Kencana Serang.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Manusia mampu menerapkan konsep, teori, dan prinsip manajemen keperawatan
dalam pengelolaan pelayanan keperawatan dan pengelolaan manajemen asuhan
keperawatan pada klien di tingkat unit atau ruang rawat di suatu tatanan pelayanan
kesehatan.
4

2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen,
mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian dalam lingkup manajemen keperawatan dengan
menggunakan pendekatan 5 M (Man, Methode, Material, Money, Marketing)
b. Mahasiswa mampu menganalisa situasi ruangan dengan menggunakan Analisa
SWOT.
c. Mahasiswa mampu berperan sebagai agen pembantu dan model peran dalam
kepemimpinan dan pengeloaan pelayanan keperawatan profesional tingkat
dasar.
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Peningkatan kualitas proses belajar secara nyata, dan untuk mengembakan
tekhnik manajemen keperawatan di Rumah Sakit.
2. Bagi RS Kencana kota Serang
Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan MPKP dan memberikan
masukan yang berhubungan dengan hasil analisa SWOT sehungga dapat
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di UGD RS Kencana Kota Serang.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah pengalaman mahasiswa
dalam mengaplikasikan Ilmu Keperawatan Manajemen yang telah dipelajari
dalam ptoses akademik.

D. Waktu dan Tempat


1. Waktu : 03 - 25 Januari 2018
2. Tempat : UGD RS Kencana Kota Serang

E. Cara Pengumpulan Data


data yang diperoleh mengunakan :
1. Wawancara langsung (Kepala Bagian Keperawatan, Kepala Ruangan UGD,
Perawat Ruangan di ruang UGD)
2. Observasi / pengumpulan data/ dokumentasi keperawatan di ruang UGD.
5

F. Peserta Praktek
Mahasiswa program profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan Serang
Banten angkatan tahun ajaran 2017 – 2018 Ferbong A Regular.
1. Afif Muhammad A S.Kep
2. Ari Mulyana, S.Kep
3. Asep Firman A, S.Kep
4. Entik Suparyana, S.Kep
5. Ilyasa Nurul Mazid, S.Kep
6. Irma Astuti, S.Kep
7. Kurniadi Abdilah, S.Kep
8. Muhammad Aziz F, S.Kep
9. Nofa Fitriyani, S.Kep.
10. Reki Fasha, S.Kep
11. Riza Haji Andika T, S.kep
12. Romdan, S.Kep
13. Sarah Nurhikmah, S.kep
14. Siti Saadatun Daroen, S.Kep
15. Sulistiawati, S. Kep
6

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Manajemen
1. Definisi Manajemen
Menurut Gillies (2000), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan
adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional (Nursalam, 2007).

2. Fungsi Manajemen Keperawatan


a. Perencanaan
Keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal – hal yang
akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan (Siagian, 2009). Persyaratan perencanaan adalah
sederhana, tujuan jelas, hasil yang akan dicapai berdasarkan kebijakan dan
prosedur yang berlaku, prioritas, perlibatan akibat, praktis, fleksibel,
berkesinambungan dan mempunyai kejelasan metode evaluasi. Dasar
pertimbangan : 5W + 1H = What, Where, When,Whay, Who, dan How.
1) Langkah – langkah dalam perencanaan
a) Pengumpulan data
b) Analisa lingkungan (Analisa SWOT : Strenght, weakness, opportunity,
threats).
c) Pengorganisasian data : pilih data yang mendukung dan data yang
menghambat.
d) Pembuatan rencana : tentukan objektif, uraian kegiatan, prosedur,
target waktu, penanggung jawab, sasaran, biaya, peralatan, dan
metode.

2) Jenis perencanaan
a) Perencanaan strategis dan perencanaan operasional
b) Perencanaan divisi
c) Perencanaan unit
7

b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah koordinasi beberapa aktivitas untuk mencapai tujuan.
Manajemen mengubah atau merangsang fungsi dan meningkatkan metode
yang efesien (Kren dan Thora, 2008).
1) Prinsip Pengorganisasian
a) Rantai komando / chain of command
b) Unity of command
c) Span of conro / rentang kendali
d) Specialization
2) Aktivitas Pengorganisasian
a) Mengembangkan uraian tugas
b) Mengembangkan prosedur
c) Mengembangkan ketenagaan dan jadwal kerja dinas
3) Struktur Pengorganisasian
a) Hierarchical structure / line structure
b) Free from structure / matric organization
c) Adhodcracy model

c. Ketenagaan
Ketenagaan adalah anggota organisasi atau badan usaha yang memperoleh
imbalan. Tujuan manajemen ketenagaan diruang rawat mendayagunaan tenaga
keperawatan yang efektif dan produktif yang dapat memberikan pelayanan
bermutu sehingga dapat memenuhi penggunaan jasa. Perkiraan kebutuhan
perawat harus memperhatikan : katagori klien yang dirawat, rasio perawat dan
metode penugasan katagori keperawatan klien.
1) Kategori Keperawatan Klien
a) Keperawatan mandiri atau self care : klien memerlukan bantuan
minimal dalam melakukan tindakan keperawatan dan pengobatan.
b) Keperawatan kebagian atau partial care : klien memerlukan bantuan
sebagian dalam melakukan tindakan keperawatan dan pengobatan
tentu seperti pemberian obat intravena.
c) Keperawatan penuh atau total care : klien memerlukan bantuan secara
penuh dalam perawatan diri dan memerlukan observasi ketat.
8

d) Keperawatan intensif atau intensive care : klien memerlukan observasi


tindakan yang terus menerus.

2) Metode Penugasan
Metode penugasan adalah cara untuk membagi pekerjaan yang ada disuatu
unit perawatan kepada tenaga yang ada diunit tersebut. Jenis metode
penugasan :
a) Metode fungsional
b) Metode tim
c) Metode primer
d) Metode modular
e) Metode alokasi klien

d. Controlling dan Directing


Controlling mempunyai hubungan kuat dengan perencanaan, karena dalam
controlling kita mengacu pada tujuan dan perencanaan yang telah dibuat.
1) Prinsip controlling
a) Principle of unfoormii : dibentuk diawal sampai dengan diakhir
b) Principle of compartion : membandingkan yang direncanakan dengan
yang dicapai
c) The principle of excepron : tidak yang sempurna dan perencanaan yang
penting ada umpan balik untuk perbaikan

2) Controlling dapat dilaksanakan melalui :


a) Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan
b) Pre conference, overran, post conference
c) Ronde keperawatan
d) Mengevaluasi
e) Prodektivitas berdasarkan gant cart yang telah dibuat
f) Program evaluasi dan peer review

e. Delegasi
Dalam melaksanakan delegasi kepada staf yang harus digaris bawahi bahwa
delegasi merupakan pemberian tanggung jawab. Yang pada akhirnya yang
9

bersangkutan harusmemepertanggung jawabkan. Dalam pemberian delegasi


harus spesifik. Serah terima tugas atau sering disebut timbang terima
merupakan salah satu proses pendelegasian yang bertujuan untuk
melaksanakan rencana keperawatan. Beberapa hal yang perlu dilaporkan atau
didelegasikan saat timbang terima adalah kondisi klien secara umum seperti
diagnosa medis, diagnosa keperawatan, tindakan yang telah dilaksanakan
secara evaluasi perkembangan klien.

f. Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah kinerja pelayanan keperawatan dengan
penampilan dari hasil karya atau jasa yang telah diberikan kepada individu
atau kelompok. Tujuan keperawatan adalah membantu memelihara kesehatan,
membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatannya
serta membantu individu memeperoleh derajat kesehatan yang optimal. Salah
satu membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal
diantaranya adalah pemberian pendidikan kesehatan.

g. Triase
Triase adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas
penanganan dan sumber daya yang ada.
Triase merupakan salah satu keterampilan keperawatan yang harus dimiliki
oleh perawat IGD / UGD dan hal ini membedakan perawat IGD dengan
perawat unit khusus lainnya. Sesuai standar Kemenkes RI perawat yang
melakukan triase adalah perawat yang telah bersertifkat pelatihan PPGD
(Penanggulan Pasien Gawat Darurat) atau BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life
Support) (Kemenkes, 2005). Tujuan triase adalah memilih atau
menggolongkan semua pasien yang datang ke IGD / UGD dan menetapkan
prioritas penanganannya dimana pasien yang datang ke IGD / UGD terdapat
tiga kriteria yaitu : gawat darurat, gawat tidak darurat, serta tidak gawat tidak
darurat.
10

B. Unsur 5M
1. Man
a. Pasien
Pasien adalah individu (system personal) yang tidak mampu mengatasi
peristiwa atau masalah kesehatan ketika berinteraksi dengan lingkungan
(King, 2009). Pernyataan King, ditambahkan kembali oleh Leineger (2009)
bahwa pasien adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat atau
komunitas dengan kemungknan kebutuhan fisik, psikologis atau social,
didalam konteks budaya mereka, yang merupakan penerima asuhan
keperawatan. Kamus kesehatan RI (2003) juga menyatakan bahwa pasien
adalah seorang individu yang mencari atau menerima perawatan medis.

b. Ketenagaan
Ketenagaan adalah anggota organisasi atau badan usaha yang memperoleh
imbalan. Tujuan manajemen ketenagaan diruang rawat mendayagunakan
tenaga keperawatan yang efektif dan produktif yang dapat memberikan
pelayanna yang bermutu sehingga dapat memenuhi pengguna jasa.

Perawat sebagai anggota ketenagaan merupakan seseorang yang telah


menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta
berwewenang dinegeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan,
pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit.

c. Jenis dan Jenjang Pendidikan Keperawatan


Jenis dan jenjang pendidikan keperawatan di Indonesia mengacu pada Undang
– Undang Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa jeni
perawat terdiri dari perawat profesi (ners dan ners spesialis) dan perawat
vokasi. Sedangkan jenjang pendidikan tinggi keperawatan terdiri dari
pendidikan vokasi yang merupakan program diploma keperawatan, pendidikan
akademik yang terdiri dari program sarjana keperawatan, program magister
keperawatan dan program doctor keperawatan. Dan pendidikan profesi yang
terdiri dari program profesi keperawatan dan program spesialis keperawatan.
11

Wibowo (2007) menyatakan bahwa ada dua indicator yang biasa digunakan
untuk mengukur kinerja yaitu keluaran dan proses atau perilaku kerja.
Indicator ini tergantung pada jenis pekerjaan dan fokus penilaian yang akan
dilakukan. Bila pekerjaan yang sifatnya berulang dan keluaran mudah
ditentukan, penilaian ditekankan pada keluaran. Sedangkan pada pekerjaan
yang hasilnya sulit diidentifikasi seperti jasa pelayanan kesehatan maka fokus
penilaian ditujukan kepada aktivitas atau proses (Ilyas, 2002).

Standar penilaian kinerja perawat yang lain yang sering digunakan adalah
berdasarkan standar kinerja professional perawat yang disusun oleh PPNI
yang dijabarkan menjadi 8 elemen, yaitu jaminan mutu, pendidikan, penilaian
kinerja, kesejawatan, kolaborasi, etik, riset dan pemanfaatan sumber – sumber.

Alhamdi (2009) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa kinerja


berhubungan dengan kepuasan. Lusiani (2006) juga menyatakan bahwa
system penghargaan seperti gaji, tunjangan dan pengakuan secara bermakna
berhubungan dengan kinerja.

d. Metode Penghitungan Kebutuhan Ketenagaan


1) Metode Kemenkes (2010)
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus memperhatikan
unit kerja yang ada dirumah sakit. Secara garis besar terdapat
pengelompokan unit kerja dirumah sakit sebagai berikut :
i. Rawat Inap
Klasifikasi pasien cara penghitungannya berdasarkan :
 Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
 Jumlah perawatan yang diperlukan/hari/pasien
 Jam perawatan yang diperlukan/jam/hari
 Jam kerja efektif tiap perawat atau bidan tujuh jam perhari.
 Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non
keperawatan (non nursing job) seperti : membuat perincian pasien
pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat – alat makan pasien
dan lain – lain, diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
12

 Jumlah tenaga keperawatan + Loss Day X 25%


 Jumlah tenaga : tenaga yang tersedia + faktor koreksi

Cara perhitungan menurut Kemenkes :

Jumlah tenaga yang diperlukan adalah :

Jumlah jam perawat

Jam kerja efektif per shift

Tambahkan dengan faktor koreksi dengan hari libur/cuti/hari besar


(Loss day)

Jumlah hari minggu/th + cuti + hari besar x hasil A = B

Jumlah hari kerja efektif

Tugas non keperawatan

(jumlah tenaga keperawatan + B) x 25 = C

100

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan = A + B + C

2) Tingkat Ketergantungan Pasien


Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada
kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/kebidanan.

Asuhan keperawatan minimal (minimal care) dengan kriteria :


 Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
 Makan dan minum dilak diukan sendiri
 Ambulance dengan pengawasan
 Observasi tanda – tanda atan minimal, status psikologi stabil.

Asuhan keperawatan partial care dengan kriteria :


 Sebagian besar aktivitas dibantu,
 Observasi tanda – tanda vital setiap 2 – 4 jam
13

 Terpasang foley kateter, intake dan output dicatat


 Terpasang infus
 Pengobatan lebih dari sekali
 Persiapan pengobatan memerlukan procedure
 Asuhan keperawatan total care dengan kriteria :
- Semua aktivitas dibantu
- Posisi pasien diatur
- Observasi tanda – tanda vital setiap 2 jam
- Makan menggunakan NGT
- Disorientasi / penurunan kesadaran
3) Perhitungan Tenaga Berdasarkan BOR
BOR (Bed Occupancy Ratio) adalah angka penggunaan tempat tidur.
Menurut Kemenkes RI (2010) BOR adalah presenatse pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu . indicator ini memberikan gambaran
tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai
parameter BOR yang ideal adalah antara 60 – 85 %.

2. Money
Biaya dapat dibedakan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis keputusan yang
dihadapi oleh manager Rumah Sakit, jika perhatian manager adalah tentang
bagaimana mengalokasikan biaya Rumah Sakit keunit – unit atau instalasi, maka
biaya harus dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a. Biaya langsung (direct cost), yaitu biaya – biaya yang dapat secara langsung
diberikan kepada pusat – pusat biaya tertentu (misalnya biaya untuk bahan –
bahan penyakit dalam dapat diberikan langsung kepada pusat biaya di unit
penyakit dalam).
b. Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya – biaya yang tidak dapat
secara langsung diberikan kepada pusat biaya – biaya (misalnya biaya
pemakaian listrik tidak mungkin diberikan kepada unit – unit atau instalasi
berdasarkan jumlah KWH yang diberikannya)
14

3. Material
a. Alat
Pengelolaan peralatan keperawatan meliputi standar perencanaan, standar
pengadaan, standar ditribusi, standar penggunaan, standar pemeliharaan,
standar penggantian, standard dan pengendalian. (standar alat menurut
kepmenkes 2009 terlampir dalam hasil pengkajian).

b. Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang bakan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2002). Tujuannya yaitu :
1) Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisai obat.
2) Pengelilaan obat pasien; pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan
prinsip 6 T+ 1 W dan mendokumentasikan hasil pengelolaan.
3) Meningkatkan penegetahuan dan pemahaman perawat primer dan perawat
asosiet dalam penerapan 6 T + 1 W.
4) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang
diberikan.
5) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
6) Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.

4. Metode
a. Visi
Yang dimaksudkan adalah perawat atau manager keperawatan harus
mempunyai suatau pandanganyang luas tentang manajemen dan proses
perubahan yang terjadi saat ini dan saat yang akan datang.

b. Misi
Diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi keperawatan
dalam melaksanakan visi yang telah ditetapkan.
15

c. Struktur organisasi
Menggambarkan pengorganisasian ruangan dan menggambarkan metode
penugasan yang digunakan.

d. Keberadaan dokumen metode, standar, pedoman dan prosedur tetap


Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal sebagai suatu
yang dapat diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan sebagai tolakm ukur
atau titik acuan yang digunakan sebagai pembanding (Marr dan Biebing,
2001).

e. Keberadaan dokumen metode, standar, pedoman dan prosedur tetap


Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal sebagai suatu
yang dapat diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan sebagai
perbandingan (Marr dan Biebing, 2001). Berdasarkan clinical practice
guiedeline (1990), standar merupakan keadaan ideal atau tingkat pencapaian
tertinggi dan sempurna yang digunakan sebagai batas penerimaan minimal
atau sebut juga sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima. Suatu
ruang perawatan didalam sebuah Rumah Sakit idealnya mempunyai prosedur
tetap (protap) tindakan yang berlaku secara resmi yang difahami dan
diterapkan oleh seluruh staf diruangan. Setiap ruang perawatan mempunyai
prosedur tetap semua tindakan keperawatan dan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan) minimal 10 kasus terbanyak.

f. Alur kegiatan UGD di rumah sakit tipe C


Alur kegiatan UGD sebagai standar rumah sakit tipe C menurut depkes RI
(2007) adalah sebagai berikut : (Gambar 2.1 Alur Kegiatan Ruang UGD)
16

5. Marketing
Menurut American Marketing Association menyebutkan bahwa marketing adalah
suatu kegiatan bisnis yang mengarahkan pemindahan barang dari produsen ke
konsumen. Menejemen pemasaran adalah rangkaian perenanaan, membentuk dan
mempertahankan pertukaran yang mengunntungkan dengan pembeli sasaran
(target buyer) dengan maksud mencapai target organsasisnya. Kunci utama yang
perlu diperhatikan dalam strategi pemasaran yaitu, sebagai berikut :
 Bagaimana konsumen kita dan mengapa mereka membeli
 Bagaimana mereka memebali
 Bagai mana cara terbaik bagi kita untuk menjual
 Apakah kita punya sesuatu yang dapat ditawarkan yang tidak dipunyai oleh
pesaing kita
 Apakah kita perlu dan mampu memerlukan pelayanan penunjang dari produk
dari apa yang kita hasilkan
 Apalah strategi penetapan harga yang baik bagi kita
 Bagaimana kita dapat melayani konsumen kita secara prima

a. Faktor - faktor dan pelaksanaan marketing


Adapun hal hal yang mempengaruhi marketik, yaitu proaider atau jumlah
layanan kesehatan, jenis dan kualitas layanan, tarip atau harga, lokasi,
promosi, peran dan system menejemen. Pelaksanaan marketing meliputi
system pemasaran ruangan, penataan ruangan, BOR, LOS, BTI, BTO,
instrumen kepuasan pasien dan penilaian kepuasan kerja perawat

1) Bed occupancy rate (BOR)


BOR adalah rata rata persentasi dari tempat tidur yang tersedia
dipakai/dihuni oleh penderita selama satu periode waktu atau perhari.
Nilai parameter dari BOR ini idealnya antara 60-85% sedangkan apabila
>85% menunjukan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi.
17

2) Turn Over Internal (TOI)


TOI adalah rata-rata lamanya waktu (dinyatakan dalam hari) dimana
sebuah tempat tidur tidak dihuni atau dipakai diantara dua perawatan
penderita (antara penderita luar dan yang masuk berikutnya) idealnya
tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari.

3) Length Of Stay (LOS)


LOS adalah rata-rata lamanya (dinyatakan dalam hari) seseorang
pemderita menghuni sebuah tempat tidur selama satu periode waktu.
Secara umum LOS idealnya antara 6-9 hari.

4) Bed Turn Over (BTO)


BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pad satu periode, berapa
kali tempat tidur dipakai dalam waktu tertentu.
18

C. Unit Gawat Darurat


Unit Gawat Darurat (UGD) adalah bagian terdepan dan sangat berperan di Rumah
Sakit, baik buruknya pelayanan bagian ini akan memberi kesan secara menyeluruh
terhadap pelayanan rumah sakit. Pelayanan gawat darurat mempunyai aspek khusus
karena mempertaruhkan kelangsungan hidup seseorang. Oleh karena itu dan segi
yuridis khususnya hukum kesehatan terdapat beberapa pengecualian yang berbeda
dengan keadaan biasa. Menurut segi pendanaan, nampaknya hal itu menjadi masalah,
karena dispensasi di bidang ini sulit dilakukan.

Untuk menuju pelayanan yang memuaskan dibutuhkan sarana dan prasarana yang
memadai, meliputi ruangan, alat kesehatan utama, alat diagnostik dan alat penunjang
diagnostik serta alat kesehatan untuk suatu tindakan medik. Disamping itu juga tidak
kalah pentingnya sumber daya manusia yang memenuhi syarat, baik kuantitas
maupun kualitas. Petugas yang mempunyai pengetahuan yang tinggi, keterampilan
yang andal dan tingkah laku yang baik.

Unit Gawat Darurat berperan sebagai gerbang utama jalan masuknya penderita gawat
darurat. Kemampuan suatu fasilitas kesehatan secara keseluruhan dalam hal kualitas
dan kesiapan dalam perannya sebagai pusat rujukan penderita dari pra rumah
tercermin dari kemampuan unit ini. Standarisasi Unit Gawat Darurat saat ini menjadi
salah satu komponen penilaian penting dalam perijinan dan akreditasi suatu rumah
sakit. Penderita dari ruang UGD dapat dirujuk ke unit perawatan intensif, ruang bedah
sentral, ataupun bangsal perawatan. Jika dibutuhkan, penderita dapat dirujuk ke
rumah sakit lain.

Upaya pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus dipandang sebagai satu
system yang terpadu dan tidak terpecah-pecah. Sistem mengandung pengertian
adanya komponen-komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi,
mempunyai sasaran (output) serta dampak yang diinginkan (outcome). Sistem yang
bagus juga harus dapat diukur dengan melalui proses evaluasi atau umpan balik yang
berkelanjutan.
19

1. Karakteristik Pelayanan Gawat Darurat


Dipandang dan segi hukum dan medikolegal, pelayanan gawat
darurat berbeda dengan pelayanan non-gawat darurat karena memiliki
karakteristik khusus. Beberapa isu khusus dalam pelayanan gawat darurat
membutuhkan pengaturan hukum yang khusus dan akan menimbulkan
hubungan hukum yang berbeda dengan keadaan bukan gawat darurat.

Beberapa Isu Seputar Pelayanan Gawat Darurat yaitu, pada keadaan gawat
darurat medik didapati beberapa masalah utama yaitu :
a. Periode waktu pengamatan/pelayanan relatif singkat
b. Perubahan klinis yang mendadak
c. Mobilitas petugas yang tinggi

Hal-hal di atas menyebabkan tindakan dalam keadaan gawat


darurat memiliki risiko tinggi bagi pasien berupa kecacatan bahkan kematian.
Dokter yang bertugas di gawat darurat menempati urutan kedua setelah
dokter ahli onkologi dalam menghadapi kematian. Situasi emosional dari
pihak pasien karena tertimpa risiko dan pekerjaan tenaga kesehatan yang di
bawah tekanan mudah menyulut konflik antara pihak pasien dengan pihak
pemberi pelayanan kesehatan.

2. Pengaturan Staf dalam Instalasi Gawat Darurat


Ketersediaan tenaga kesehatan dalam jumlah memadai adalah syarat
yang harus dipenuhi oleh UGD. Selain dokter jaga yang siap di UGD, rumah
sakit juga harus menyiapkan spesialis lain (bedah, penyakit dalam, anak, dll)
untuk memberikan dukungan tindakan medis spesialistis bagi pasien
yang memerlukannya. Dokter spesialis yang bertugas harus siap dan
bersedia menerima rujukan dan UGD. Jika dokter spesialis gagal memenuhi
kewajibannya, maka tanggung jawab terletak pada dokter itu dan juga rumah
sakit karena tidak mampu mendisiplinkan dokternya.
20

3. Peraturan Perundang–Undangan
Perundang-Undangan yang Berkaitan dengan Pelayanan Gawat Darurat :

a) Pengaturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelayanan


gawat darurat adalah UU No 23/1992 tentang Kesehatan
b) Peraturan Menteri Kesehatan No.585/1989 tentang Persetujuan Tindakan
Medis
c) Peraturan Menteri Kesehatan No.159b/1988 tentang Rumah Sakit, di mana
dalam pasal 23 telah disebutkan kewajiban rumah sakit untuk
menyelenggarakan pelayanan gawat darurat selama 24 jam per hari
d) Pengaturan Penyelenggaraan Pelayanan Gawat Darurat Ketentuan
tentang pemberian pertolongan dalam keadaan darurat telah tegas diatur
dalam pasal 5l UU No.29/2004 tentang Praktik Kedokteran, di mana
seorang dokter wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan. Selanjutnya, walaupun dalam UU No.23/1992 tentang
kesehatan tidak disebutkan istilah pelayanan gawat darurat namun secara
tersirat upaya penyelenggaraan pelayanan tersebut sebenamya merupakan
hak setiap orang untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal (pasal
4). Selanjutnya pasal 7 mengatur bahwa pemerintah bertugas
menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh
masyarakat termasuk fakir miskin, orang terlantar dan kurang mampu.
Tentunya upaya ini menyangkut pula pelayanan gawat darurat, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat (swasta).

Rumah sakit di Indonesia memiliki kewajiban untuk


menyelenggarakan pelayanan gawat darurat 24 jam sehari sebagai salah satu
persyaratan ijin rumah sakit. Dalam pelayanan gawat darurat tidak
diperkenankan untuk meminta uang muka sebagai persyaratan pemberian
pelayanan. Dalam penanggulangan pasien gawat darurat dikenal pelayanan
fase pra-rumah sakit dan fase rumah sakit.
21

BAB III
HASIL PENGKAJIAN

A. Unsur Man
1. Pasien
a. Hasil Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 8 Januari 2018 hari senin yang
diambil dari buku register mengenai jumlah pasien di Instalasi Gawat Darurat
(UGD) didapatkan bahwa jumlah pasien sebanyak 3.124 dalam 3 bulan
terakhir, pada bulan Oktober tercatat sebanyak 1.023, pada bulan November
tercatat sebanyak 966, dan pada akhir bulan Desember 2017 tercatat sebanyak
1.135 orang.
1) Kasus 10 Besar Penyakit
Tabel 3.1 Kasus 10 Besar Penyakit di
UGD RS Kencana Bulan Oktober-Desember 2017

No Jenis Penyakit Jumlah Presentase


Kasus
1. Penyakit pulpa dan periapikal 1366 32%
2. Dispepsia 620 16%
3. ISPA 547 13%
4. Hipertensi esensial (primer) 409 10%
5. Diabetes melitus 409 10%
6. Gastritis dan duodenitis 289 7%
7. Tuberkulosis paru 226 5%
8. Urolitiasis 215 5%
9. Diare dan gastroenterisis 126 3%
10. Nyeri punggung bawah 62 1%
TOTAL 4268 100%
b. Analisa
Berdasarkan data sekunder yang berasal dari buku register Instalasi Gawat
Darurat (UGD) selama tiga bulan terakhir diketahui bahwa jumlah kasus 10
besar penyakit yang paling tinggi adalah penyakit pulpa dan periapikal yaitu
1366 kasus dengan presentase 32%.
22

3. Ketenagaan
a. Tenaga Keperawatan
Ketenagaan adalah anggota organisasi atau badan usaha yang memperoleh
imbalan. Tujuan manajemen ketenagaan diruang gawat darurat adalah
mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan produktif yang dapat
memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pengguna jasa.

Hasil pengkajian tenaga keperawatan berdasarkan observasi dan wawancara,


serta data sekunder bahwa ruang instalasi gawat darurat (UGD) adalah satu
tempat pelayanan keperawatan. Ruang Instalasi Gawat Darurat (UGD)
memiliki tenaga keperawatan sebanyak 17 orang. Terdiri dari kepala ruangan,
ketua tim dan perawat pelaksana.

Tabel 3.2 Karakteristik Tenaga Perawat


di UGD RS Kencana tahun 2017-2018

Pelatihan
Status
No Nama Pendidikan TMT Jabatan yang pernah Tahun
Kepeg
diikuti
1. Agus Ilyas S1 Kesmas PNS 2000 Karu BTCLS 2014
2. Rusmiyati SPK PNS 1998 WaKaru 2014
3. Agus Komar DIII Kep PNS 2001 Katim 2014
4. Fuad Heryanto DIII Kep PNS 2012 Katim 2014
5. Yudi Aryanto DIII Kep PNS 2015 Pelaksana
6. Erwin DIII Kep BLU 2015 pelaksana 2014
mengikuti
7 Mega Herlina DIII Kep BLU 2016 Pelaksana 2014
pelatihan
8. Ahmad Fauzi S1 Kep PNS 2010 Pelaksana 2014
minimal
9. Saeful Halim DIII Kep BLU 2015 Pelaksana 2015
PPGD
10. Andreas DIII Kep BLU 2015 Pelaksana 2016
11. Mukti DIII Kep BLU 2017 Pelaksana 2016
12. Rohendi DIII Kep BLU 2015 Pelaksana 2015
13. Fitrian Subarna DIII Kep BLU 2015 Pelaksana 2014
14. Maryadi DIII Kep BLU 2007 Pelaksana 2014
23

Analisa :
Berdasarkan tabel 3.2 Sebagian besar pendidikan perawat di UGD RS
Kencana adalah DIII keperawatan yaitu sebanyak 12 orang.

b. Tenaga kedokteran
Tabel 3.3 Karakteristik Tenaga Kedokteran di UGD RS Kencana
Tahun 2017-2018

No Dokter Jabatan
1. dr. Cendy Organik
2. dr. Helmi Organik
3. dr. Syafiq Organik
4. dr. Tomi Organik
5. dr. Samudra Organik
6. dr. Eling Organik
7. dr. Yanuar Organik
8. dr. Lutfi Organik
9. dr. Mathilda Organik

1. dr. Agung Internsip


2. dr. Yazid Internsip
3. dr. Hudza Internsip
4. dr. Ruli Internsip
5. dr. Simon Internsip
6. dr. Taufiq Internsip
7. dr. Kelvin Internsip
8. dr.. Nisrina Internsip
9. dr. Fitri Internsip
Analisa
Berdasarkan tabel 3.3 didapatkan bahwa tenaga kedokteran di ruang UGD RS
kencana terdapat 9 dokter organik dan 9 dokter internsip. Pada setiap ship
yaitu ship pagi siang malam terdapat 1 dokter organik dan 1 dokter internsip.
24

c. Tenaga Non Perawat


Berdasarakan hasil observasi dan wawancara bahwa tenaga non keperawatan
terdapat 5 orang, yaitu 1 orang lulusan DIII Manajemen Informatika sebagai
admin dan 4 orang lainnya lulusan SMA sebagai poter dan cleaning servis.

d. Kebutuhan Tenaga Perawat


Perhitungan tenaga keperawatan menurut Kemenkes (2005) :

Rumus :
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun+cuti+hari besar X jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif

DIK :
Jumlah pasien rata-rata perhari = 35 orang
Jumlah hari libur perawat = 78 hari
Jumlah perawatan selama 1 hari = 4 jam
Jumlah jam kerja perawat = 8 jam

Perhitungan :

Jumlah kebutuhan perawat : = 20


Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi
dengan hari libur/ cuti/ hari besar (Loss Day):
Perhitungan :
52+12+14 x 20 = 5,4 = 5
286
Jumlah kebutuhan perawat :
20 + 5 = 25 orang perawat pelaksana
Maka di UGD membutuhkan perawat sebanyak :
Kepala ruangan = 1 orang
Ketua tim = 1 orang
Perawat pelaksana = 25 orang
27 orang
DIK :
Tenaga Vokasional (S1, DII) = 16 orang yaitu 12 orang DIII, 1 SPK, dan 3
orang S1.
25

Analisa :
Berdasarkan hasil perhitungan menurut rumus Kemenkes (2005) didapatkan
kebutuhan tenaga perawat UGD sebanyak 27 orang. Sementara saat ini jumlah
perawat di UGD sebanyak 16 orang. Jumlah perawat 27 orang berdasarkan
tingkat perawatan pasien total care yaitu 4 jam. Sedangkan hasil wawancara
dan observasi, tenaga perawat saat ini dengan jumlah 16 orang, perawat tidak
merasa keteteran/kesulitan dan terlihat dapat dikendalikan dengan baik, hal ini
dikarenakan tingkat kebutuhan perawatan pasien UGD tidak semua total care
dengan dengan perawatan maksimal 4 jam, terdapat pasien dengan perawatan
parsial yang membutuhkan waktu perawatan maksimal 2 jam, dan terdapat
pasien dengan perawatan minimal yang membutuhkan waktu perawatan
maksimal satu jam.

B. Unsur Method
1. Visi, Misi dan Motto RS Kencana
a. Visi
Rumah Sakit Kencana menjadi kebanggaan prajurit TNI, PNS dan
Keluarganya serta Masyarakat Banten.
b. Misi
Memberikan pelayanan yang prima kepada prajurit TNI, PNS dan
Keluarganya serta Masyarakat umum dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan di wilayah Banten.
c. Falsafah
Pelayanan kesehatan yang prima mengantar pada terwujudnya personil TNI,
PNS dan Keluarganya serta masyarakat Banten yang sehat jasmani dan rohani.
d. Tujuan
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
2) Meningkatkan profesionalisme SDM
3) Meningkatan kesejahteraan personi
e. Motto
CERIA (melayani dengan Cepat, Empati, Ramah, Ikhlas dan Aman)
26

Sedangkan Misi, Falsafah dan Tujuan Keperawatan untuk UGD RS Kencana Serang
dipajang di dekat ruang tindakan medis sebelah ruang sterilisasi.
a. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan keperawatan yang prima bagi pasien
Rumah Sakit Tingkat IV 03-07-01 Kencana
2) Mengelola tenaga perawat secara profesional untuk dapat didayagunakan
secara optimal dalam pelayanan asuhan keperawatan bagi pasien RS
Kencana dan dilaksanakan berkualitas, terjangkau, dan tidak membeda-
bedakan pangkat serta golongan.

b. Falsafah
Pelayanan keperawatan yang profesional ditujukan kepada individu, melalui
pendekatan keluarga dengan mengutamakan mutu pelayanan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan.

c. Tujuan Keperawatan
1) Menekan semaksimal mungkin korban meninggal dan catat pada pasien
gawat darurat sehingga dapat hidup dan berfungsi sebagaiman mestinya.
2) Mencegah dan membatasi terjadinya infeksi pada kasus
kegawatdaruratan.
3) Merujuk pasien gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai.
4) Perawat mampu mengenal, menyiapkan dan menggunakan alat sesuai
dengan prosedur Life Support.
27

2. Struktur Organisasi UGD

3. Dokumen
a. SAK (Standar Asuhan Keperawatan)
Aspek yang dinilai Ya Tidak
Pengkajian
1. Data dikaji sampai dengan pedoman pengkajian 
2. Dikelompokkan bio-psiko-sosios-piritual 
3. Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang 
4. Rumusan masalah 
Jumlah (%) 75% 25%
Diagnosa Keperawatan
1. Berdasarkan rumusan masalah 
2. Mencerminkan PE/PES 
3. Diagnosa Keperawatan Aktual dan Potensial 
Jumlah (%) 33% 66%
Perencanaan
1. Berdasarkan diagnosa keperawatan 
2. Prioritas masalah 
3. Berisi pasien/subyek, perubahan, perilaku, kondisi pasien 
28

atau kriteria waktu


4. Mengacu pada tujuan 
5. Keterlibatan pasien atau keluarga 
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan 
Jumlah (%) 83% 17%
Tindakan
1. Mengacu pada rencana keperawatan 
2. Mengobservasi respon pasien 
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi 
4. Dokumentasi tindakan yang dilaksanakan 
Jumlah (%) 50% 50%
Evaluasi
1. Mengacu pada tujuan 
2. Hasil evaluasi dicatat 
Jumlah (%) 100% 0%
Catatan Asuhan Keperawatan
1. Menulis pada format yang baku 
2. Pencatatan sesuai tindakan yang dilakukan 
3. Ditulis dengan jelas, istilah yang baku 
4. Mencantumkan paraf atau nama jelas, tanggal dan jam 
5. Penyimpanan berkas catatan keperawatan 
Jumlah (%) 80% 20%

Analisa Data :
1) Pengkajian : Dilakukan saat pasien masuk ke ruang P1
sesuai dengan pedoman yaitu data subjektif dan data objektif. Namun
hasil pengkajian tidak dikelompokkan secara bio-psiko-sosio-spiritual.
2) Diagnosa Keperawatan : Sebanyak 66% standar penetapan diagnosa
keperawatan belum diterapkan sesuai dengan ketentuan.
3) Perencanaan : Sebanyak 83% sudah sesuai dengan ketentuan
yang ada namun dalam membuat diagnose keperawatan belum sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang seharusnya terlebih UGD
melampirkan lembar pemeriksaan UGD jika pasien akan dirawat inap.
29

4) Tindakan/Implementasi : sebanyak 50% tindakan belum mengacu pada


rencana keperawatan melainkan sesuai masalah yang terjadi saat pasien
datang.
5) Evaluasi : Evaluasi dilakukan saat setelah tindakan
diberikan dan sesuai dengan tujuan yang dituju dan hasil dicatat dalam
laporan pasien.
6) Dokumentasi Keperawatan: Sebanyak 90% dokumentasi sudah sesuai
dengan ketentuan yang ada sehingga lengkap dalam rekam medis pasien.
termasuk pendaftaran dan perkembangan pasien saat di UGD.

b. SOP (Standar Operasional Prosedur)

Tabel 3.4
Daftar Standar Operasional Prosedur (SOP) RS Kencana Serang

a) SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


No Uraian No. Tanggal Revisi
Dokumen Terbit
1 APD untuk petugas linen SPO/V/2015 - -
2 Kebersihan Laundry SPO/V/2015 - -
3 Pemakaian kereta dorong untuk SPO/V/2015 - -
barang-barang steril, tidak steril
dan kotor
4 Penatalaksanaan linen kotor SPO/V/2015 - -
diruangan
5 Prosedur pengelolaan linen siap SPO/V/2015 - -
pakai
6 Tata cara penerimaan dan SPO/V/2015 - -
pendistribusian linen
8 Pembersihan kereta dorong SPO/V/2015 - -
untuk barang-barang kotor
9 Cuci tangan SPO/V/2015 - -
10 Kebersihan tangan SPO/V/2015 - -
30

11 Prosedur pemasangan Infus/ SPO/V/2015 - -


intra vena catheter
12 Isolasi pasien SPO/V/2015 - -
13 Penggunaan APD SPO/V/2015 - -
14 Penempatan pasien dengan SPO/V/2015 - -
penyakit menular atau suspek
15 Etika batuk SPO/V/2015 - -
16 Melaksanakan perawatan SPO/V/2015 - -
jenazah
17 Pelaksanaan surveilans infeksi SPO/V/2015 - -
rumah sakit
18 Penerimaan dan pengeluaran SPO/V/2015 - -
barang steril untuk kamar
operasi
19 Penggunaan antibiotic rasional SPO/V/2015 - -
20 Pemeriksaan kesehatan khusus SPO/V/2015 - -
bagi karyawan
21 Pengelolaan limbah benda SPO/V/2015 - -
tajam
22 Penatalaksanaan tertusuk jarum SPO/V/2015 - -
atau benda tajam
23 Pengendalian KLB Rumah SPO/V/2015 - -
Sakit
Pengendalian KLB infeksi SPO/V/2015 - -
nosokomial

b) SOP Sasaran Keselamatan Pasien


No Uraian No. Tanggal Revisi
Dokumen Terbit
1 Prosedur Identifikasi gelang - - -
identitas pasien
2 Pelaporan hasil pemeriksaan - - -
kritis
31

3 Komunikasi efektif - - -
4 Penggunaan pena dala - - -
mendokumentasi rekam medis
5 Komunikasi via telepon - - -
6 Komunikasi lisan - - -
7 Penanganan obat-obatan yang - - -
perlu kewaspadaan tinggi (High
alert medication, LASA/norum)
di instalasi farmasi
8 Penanganan obat-obatan elektrolit - - -
konsentrat pekat di instalasi
farmasi
9 Mencuci tangan dengan sabun - - -
dan air
10 5 langkah momen cuci tangan - - -
11 Mencuci tangan dengan larutan - - -
yang berbahan dasar alcohol
(handrub)
12 Evaluasi dan monitoring risiko - - -
pasien jatuh
13 Assessment pasien risiko jatuh - - -
14 Langkah-langkah pencegahan dan
pengamanan pasien risiko jatuh
15 Teknis time out - - -
16 Penandaan operasi (site marking) - - -
17 Kepastian tepat lokasi, prosedur, - - -
serta tepat pasien yang akan
menjalani suatu operasi di kamar
bedah dan anastesi rumah sakit
TK IV 03-07-01 Kencana
32

c) SOP Hak Pasien dan Keluarga (HPK)


No Uraian No. Tanggal Revisi
Dokumen Terbit
1 Pemberian informasi hak dan HPK/01/X/2014 6/10/2014 -
kewajiban pasien
2 Perlindungan barang milik HPK/07/X/2014 8/10/2014 -
pasien
3 Pelayanan kerohanian HPK/02/X/2014 6/10/2014 -
4 Melindungi kebutuhan HPK/50/X/2014 31/10/2014 -
privasi pasien
5 Perlindungan pasien dari HPK/08/X/2014 8/10/2014 -
kekerasan fisik
6 Identifikasi pasien yang HPK/11/X/2014 10/10/2014 -
berisiko
7 Komunikasi lisan HPK/107/X/2014 2/12/2014 -
8 Hak pasien untuk HPK/20/X/2014 20 -
mendapatkan second opinion /10/2014
9 Penjelasan tentang hak HPK/01/X/2014 20/10/2014 -
pasien dalam pelayanan
10 Pulang atas permintaan HPK/28/X/2014 27/10/2014 -
sendiri
11 Assesmen nyeri HPK/30/X/2014 28/10/2014 -
12 Pelayanan pasien tahap HPK/38/X/2014 30/10/2014 -
terminal
13 Penyelesaian HPK/39/X/2014 30/10/2014 -
keluhan,konflik, complain
dan perbedaan pendapat
14 Pemberian informasi HPK/49/X/2014 30/10/2014 -
tindakan rencana pengobatan
15 Dokter penanggung jawab HPK/44/X/2014 30/10/2014 -
16 Pengisian formulir HPK/47/X/2014 30/10/2014 -
persetujuan umum (General
Consent)
33

17 Persetujuan tindakan HPK/42/X/2014 30/10/2014 -


kedokteran
18 Informed consent HPK/43/X/2014 30/10/2014 -

4. Proses Manajemen Pelayanan


a. Planning/Perencanaan
Dalam menjalankan suatu manajemen untuk merealisasikan visi misi yang
telah dibuat adalah dengan membuat perencanaan jangka panjang dan jangka
pendek sehingga mampu menjadi rumah sakit yang sesuai dengan ketentuan
yang ada yaitu menjadi kebanggaan untuk warga militer dan keluarganya serta
masyarakat umum. Kepala ruangan menjelaskan bahwa rencana jangka
panjang disusun saat dilakukan rapat tahunan yang dipimpin oleh Kepala
Rumah Sakit dan Komandan Denkes yaitu salah satu rencana jangka panjang
adalah mempersiapkan akreditas rumah sakit untuk bulan November 2018.
Sedangkan rencana jangka pendek dirapatkan setiap sebulan sekali dan salah
satu rencana jangka pendek adalah mempersiapkan kelengkapan syarat serta
sarana rumah sakit guna dilakukan akreditasi, selain itu melakukan screening
bagi perawat yang belum melakukan pelatihan.

b. Organizing/Pengorganisasian
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, pelayanan
keperawatan atau metode penugasan yang dilakukan di UGD adalah metode
tim terdapat 2 tim yang masing masing beranggotakan 3-4 perawat pelaksana.
Untuk perawat triase sudah termasuk kedalam perawat pelaksana dalam tim
atau dalam kata lain belum ada perawat khusus di triase. Triase dilakukan di
P1 tetapi triase tidak berjalan sebagai mana jobdesc selain itu jumlah perawat
belum sesuai dengan porsi yang sesuai dengan standar. Berdasarkan hasil
observasi didapatkan data bahwa terdapat perawat yang melaksanakan tugas
belum sesuai dengan uraian tugas masing-masing berdasarkan jabatan.
Dimana kepala ruangan yang bertugas untuk melakukan supervisi dan
manajerial ruangan tetap melakukan tugas dari perawat pelaksana serta belum
ada perawat khusus ruang UGD.
34

c. Actuating/Menggerakan
Peran kepala ruangan dalam menggerakan roda keperawatan telah berjalan
namun belum sesuai dengan uraian tugas yang ada. Kepala ruangan
menjelaskan setiap sebulan sekali selalu mengadakan pertemuan secara
situasional yang dimana bertujuan untuk mengkaji dan mengevaluasi kinerja
serta rencana jangka pa njang atau pendek yang telah dibuat.

Pelaksanaan kegiatan operan tugas jaga belum berjalan dengan baik, dimana
kepala ruangan belum mengadakan serah terima tugas jaga operan saat
berganti shift dari dinas malam ke pagi atau dari dinas pagi ke siang.
Pelaksanaan kegiatan persiapan pemulangan pasien sudah berjalan belum
baik,

d. Controlling
Kepala ruangan menjelaskan salah satu tugas dari kepala ruangan adalah
melakukan supervisi kepada ketua tim, anggota dan staff di ruangan. Adapun
supervisi dilakukan setiap sebulan sekali bergantung terhadap situasional yang
ada. Hal yang dikaji dan evuluasi adalah kinerja dan perkembangan pekerjaan
dan tugas sesuai dengan kewenangan dan jobdesc. Adapun supervisi yang
dilakukan dari oleh staff rumah sakit setiap sebulan sekali namun bersifat
situasional sedangkan untuk supervisi rutin dilakukan setiap 3 bulan sekali
dengan metode wawancara dan kuesioner.

Pelaksanaan evaluasi/controlling telah berjalan sesuai dengan ketentuan dan


kebutuhan ruangan, salah satunya mengenai pelayanan keperawatan gawat
darurat yang diterapkan di ruang UGD berdasarkan keadaan kondisi bio-
psiko-sosio-spiritual.
35

5. Healthcare Associated Infections (HAIs)/ Infeksi Nosokomial

Table 3.5
Instrumen Evaluasi Pengadaan Kelengkapan Healthcare Associated Infections
(HAIs) di UGD RS Kencana Januari 2018
No Komponen Ya Tidak

1 Sarung tangan tersedia/mudah didapat 

2 Masker tersedia/mudah didapat 

3 Baju pelindung/kerja tersedia 

4 Tempat sampah medis dan non medis tersedia 

5 Tempat sampah benda tajam tersedia 

6 Protap pembuangan sampah medis, no medis tersdia (mudah



dibaca setiap petugas)

7 Protap pencucian alat/instrument bekas pakai tersedia (mudah



dibaca setiap petugas)

8 Tempat cuci tangan dan air mengalir tersedia 

9 Protap mencuci tangan tersedia 

10 Protap dan tindakan-tindakan keperawatan telah menggambarkan



prinsip HAIs tersedia

11 Ketersediaan hand scrub dan hand washing dalam tiap kamar 

12 Ketersediaan pengering tangan seperti handuk sekali pakai



tersedia

Total 7 5

Prosentase 58% 42%

Keterangan
Tinggi : jika nilai ≥ 60
Rendah : jika nilai < 60
36

Berdasarkan tabel di atas, perlengkapan hingga protap yang tersedia di


ruangan UGD memiliki presentase kurang dari 60%. Keberadaan
perlengkapan penting tersebut dapat menunjang pekerjaan perawat di
ruangan, salah satunya pencegahan infeksi nosomkonial. Cairan handrub
belum tersedia di setiap bed hanya di setiap ruangan sehingga mudah untuk
perawat menggunakannya.
Table 3.6
Instrumen Evaluasi Pengadaan Kelengkapan Healthcare Associated Infections
(HAIs) di Ruang UGD RS Kencana Januari 2017

No Aspek yang dinilai Ya Tidak

1 Perawat cuci tangan ketika akan kontak dengan



pasien
2 Perawat cuci tangan ketika selesai kontak
dengan pasien atau setelah selesai melakukan 
tindakan terhadap pasien
3 Perawat mencuci tangan dengan sabun/larutan

desinfektan
4 Perawat mencuci tangan di temnpat air mengalir 
5 Perawat menggunakan sarung tangan ketika
akan kontak dengan pasien (pada tindakan yang 
menggunakan sarung tangan )
6 Perawat menggunakan masker ketiuka
melakukan tindakan terhadap pasien (pada
tindakan yang membutuhkan masker)
7 Perawat menggunakan alat steril hanya untuk

satu pasien
8 Perawat menggunakan alat disposible hanya

untuk satu kali pakai
9 Setelah menggunakan alat alat non diosposible

perawat mencucinya dengan air desinfektan
10 Perawat menggunakan sepatu yang tertutup dan

aman
11 Perawat membuang benda-benda tajam di 
37

tempat limbah tajam


12 Perawat membuang sampah medis di tempat

medis
13 Perawat membuang sampah non medis di

tempat sampah non medis
14 Setelah mencuci tangan perawat mengeringkan

tangan dengan handuk sekali pakai/tissue
Total 10 4
Prosentase 71% 29%

Keterangan

Tinggi : jika nilai ≥ 60

Rendah : jika nilai < 60

Analisa :
Setelah dilakukan observasi dan wawancara didapatkan hasil sebagian besar
perawat sudah mengikuti aturan untuk mencegah infeksi nosomkonial, lebih
dari 70% sudah sesuai namun 29% lainnya yang masih belum sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang ada.

C. Unsur Money
1. Identifikasi Pengelolaan Dana Ruangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 04 Januari
2018 didapatkan data bahwa pengelolaan anggaran ruangan bersifat sentralisasi,
yang artinya pengelolaan anggaran dilakukan langsung oleh Rumah Sakit. Tetapi
dalam perencanaan anggaran atau perencanaan kebutuhan ruangan untuk kepala
ruangan dan ruangan perawat tidak ikut dilibatkan. Kebutuhan ruangan yang
diajukan tersebut diberikan dalam bentuk barang atau alat habis pakai. Sumber
dana operasional Rumah Sakit Kencana (DKT) dikelola oleh TNI dan berasal
dari pemerintah secara tidak langsung.
38

2. Cara Pembayaran Rawat Inap


a. Umum
b. BPJS PBI
c. BPJS Non PBI

3. Gaji Pegawai
a. Untuk PNS gaji disesuaikan dengan golongan dan tunjangannya
b. Untuk TBS gaji pokok anggaran dari Rumah Sakit
c. Tunjangan karyawan dibayar setiap bulan baik PNS maupun TBS
d. Untuk insentiv dibayar setiap bulan kepada seluruh karyawan

4. Jenjang Karir Pegawai


Perawat diberikan diklat sesuai dengan kebutuhan ruangan (UGD, HCU, OK,
dan ruangan lain).

Analisa :

Dari hasil pengamatan dan wawancara didapatkan bahwa di UGD hanya fungsi
manajemen keuangan yang lain yaitu pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan dilakukan secara sentralisasi oleh Rumah Sakit. Pendapatan
karyawan diberikan tidak dengan cara melalui transfer ke ATM masing – masing,
tetapi didapatkan dengan cara tunai.

D. Unsur Material
1. Sarana
a. Fisik Bangunan
1) Luas UGD RS Kencana belum sesuai dengan beban kerja RS bila
memperhitungkan kemungkinan penanganan korban massal/bencana.
Susunan ruangan belum tertata sehingga memungkinkan cross infection
dan belum memiliki area infeksius.
2) Lokasi gedung UGD RS Kencana sudah berada di bagian depan RS.
3) UGD RS Kencana memiliki pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan
Pintu Utama RS.
4) Ambulance/kendaraan yang membawa pasien dapat sampai didepan UGD.
5) Pintu masuk UGD dapat dilalui 2 Brankar
39

6) Susunan ruang UGD RS Kencana belum tertata sedemikian rupa sehingga


pasien memasuki UGD dengan mudah dan tidak ada “Cross infection” ,
7) Area dokumentasi berada di dalam UGD di tengah-tengah ruangan
8) Ruang triase tidak tersedia brankar
9) Belum mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien
10) Apotik 24 jam berada di depan sebelah kiri UGD
11) Memiliki ruang istirahat untuk dokter dan perawat.

Analisa

1) Luas bangunan UGD RS Kencana belum sesuai dengan beban kerja di RS


bila memperhitungkan kemungkinan penanganan korban massal\ bencana.
2) Ruang UGD RS kencana sudah berada dibagian depan RS hanyasaja
berada di dapan jalur pintu keluar yang mengharuskan ambulance/
kendaraan yang akan masuk harus berputar terlebih dahulu dari pintu
masuk.
3) Susunan ruang UGD RS Kencana belum trtata sedemikian rupa sehingga
cross infection dapat terjadi, dan daya tamping korban bencanabelum
sesuai dengan kemampuan RS.
4) Di area Triase tidak tersedia Brankar yang menghambat jalannya
pemilahan pasien, pasien yang datang langsung masuk ke dalam.
5) Belum tersedia ruang tunggu keluarga pasien, sehingga keluarga pasien
terkadang memasuki ugd dengan bebas dan tidak kondusif.
6) Apotek yang berada di depan UGD adalah apotek bersama, belum tersedia
apotek khusus untuk ruang UGD sehingga kebutuhan obat atau alat medis
yang harus digunakan segera harus menunggu diambil ke apotek.
40

Gambar 3.1 Denah Ruang UGD RS Kencana

Tabel 3.7 sarana medis di UGD Rs Kencana Serang tahun 2018 berdasarkan
Kepmenkes RI No 856/Menkes/SK/IX/2009
No Kelas/Ruangan Level II UGD keterangan
1 Ruang Penerimaan
a. Ruang tunggu
- Informasi + - Tidak sesuai
- Toilet + + Sesuai
- Telpon umum + - Tidak sesuai
- ATM - - Sesuai
- Kafetaria - - Sesuai
- Keamanan + + Sesuai
b. R. administrasi
- Pendaftaran + + Sesuai
- Keuangan + + Sesuai
- Rekamedik + + Sesuai
c. R. Triase + + Belum berjalan
d. R. penyimpanan stretcher +
e. R informasi dan komunikasi + + Sesuai
2. Ruang Tindakan
a. R Resusitasi + + Sesuai
b. R tindakan + + Sesuai
- Bedah + + Sesuai
- Non Bedah + + Sesuai
- Anak + - Tidak sesuai
- Kebidanan + - Tidak sesuai
- R. Dekontaminasi + - Tidak sesuai
3 Ruang operasi + + Sesuai
41

4 Ruang Khusus
a. Intermediat /HCU
- Umum + + Sesuai
- Cardiac /jantung + - Tidak sesuai
- Pediatrik/anak -/+ - Sesuai
- Neonates -/+ - Sesuai
b. R. luka bakar -/+ - Sesuai
c. Rhemodialisis -/+ - Sesuai
d. Isolasi -/+ - Sesuai
Jumlah Sesuai 20 item
Jumlah Tidak Sesuai 6 item
Total 26 item

Analisa:
Berdasarkan tabel 3.7 di atas dapat di lihat bahwa dari 26 item sarana UGD yang
sesuai dengan standar 20 item dan yang tidak sesuai 6 item

2. Prasarana Medis

Tabel 3.8 prasarana di ruang triase UGD RS Kencana Serang berdasarkan KEPMenkes RI
Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009
No Kelas /Ruanga Level II UGD Ket.
1 Kit pemeriksaan sederhana Minimal 2 + Seuai
2 Brankar penerimaan pasien + - Tidak sesuai
3 Pembuatan rekam medik Perlu di buatkan
khusus form
4 Label + + Belum berjalan
Jumlah sesui 2
Jumlah tidak sesuai 2
Jumlah 4

Analisa :
Berdasarkan table sarana di atas dapat dilihat bahwa perasarana di ruang triase UGD
RS Kencana Serang 50% sesuai dengan standar.

Tabel 3.9 prasarana di ruang resusitasi UGD RS Kencana Serang berdasarkan KEPMenkes RI
Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009.
No Kelas/ruang Level II UGD Keterangan
1 Nasopharingeal tube + - Belum sesuai
2 Oropharyngeal tube + - Belum sesuai
3 Laryngoscope set anak + - Belum sesuai
4 Laryngoscope set dewasa + - Belum sesuai
5 Nasotrakheal tube + - Belum sesuai
6 Orotracheal tube + - Belum sesuai
7 Suction + - Belum sesuai
42

8 Tracheostomy set + - Belum sesuai


9 Bag valve mask (dewasa/ + - Belum sesuai
anak)
10 Kanul oksigen + + Sesuai
11 Oksigen mask (dewasa/anak) + + Sesuai
12 Ches tube + - Belum sesuai
13 Crico/trakheostomi + - Belum sesuai
14 Ventilator transpot + - Belum sesuai
15 Vital sign monitor + + Sesuai
16 Infusion pump + - Belum sesuai
17 Syringe pump + - Belum sesuai
18 ECG + + Sesuai
19 Vena section + - Belum sesuai
20 Defibrillator + + Sesuai
21 Gluco stick + - Belum sesuai
22 Stetoskop + + Sesuai
23 Thermometer + + Sesuai
24 Nebulizer + + Sesuai
25 Oksigen medis/consentrators + + Sesuai
Immobilitation Set
26 Neck collar + - Belum sesuai
27 Splint + - Belum sesuai
28 Long spine board + - Belum sesuai
29 Scoop stretcher + - Belum sesuai
30 Kendrik ExtrictiDevice + + Sesuai
(KED)urine bag
31 NGT + + Sesuai
32 Wound toilet set + + Sesuai
Obat-obatan dan alat habis pakai
33 Cairan infus koloid + + Sesuai
34 Cairan infus kristaloid + + Sesuai
35 Cairan infus dextrose + + Sesuai
36 Adrenalin + + Sesuai
37 Sulfat antropin + + Sesuai
38 Kortikosteroid + + Sesuai
39 Lidokain + + Sesuai
40 Dextrose 50% + + Sesuai
41 Aminophilin + + Sesuai
42 ATS,TT + - Belum sesuai
43 Trombolitik + - Belum sesuai
44 Amiodaron (inotropic) + - Belum sesuai
45 APD : masker, sarung + + Sesuai
tangan, kacamata google
46 Mannitol + + Sesuai
47 Furosemide + + Sesuai
Jumlah sesuai 24
Jumlah tidak sesuai 23
Jumlah 47
43

Analisis :
Berdasarkan table diatas, sarana yang berada diruang resusitasi UGD RS Kencana
55% sesuai dengan standar

Table 3.10 prasarana medis diruang tindakan bedah berdasarkan KepMenkes RI


Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009.
No Kelas Level II UGD Ket.
1 Meja Tindakan Minimal 1 + Sesuai
2 Dressing set Minimal 10 + Sesuai
3 Infusion set Minimal 10 + Sesuai
4 Vena section Minimal 1 - Belum sesuai
5 Torakosintesis Minimal 1 - Belum sesuai
6 Metal Kauter Minimal 1 - Belum sesuai
7 Film viewer Minimal 1 - Belum sesuai
8 Tiang infus Minimal 2 + Sesuai
9 Lampu operasi Minimal 1 - Belum sesuai
10 Thermometer Minimal 1 + Sesuai
11 Stetoskop Minimal 1 + Sesuai
12 Suction Minimal 1 - Belum sesuai
13 Sterilisator Minimal 1 + Sesuai
14 Bidai Minimal 1 + Sesuai
15 Splint Minimal 1 - Belum sesuai
Obat-obatan dan Alat Habis Pakai
16 Analgetik + + Sesuai
17 Antiseptik + + Sesuai
18 Cairan kristaloid + + Sesuai
19 Lidokain + + Sesuai
20 Wound dressing + + Sesuai
21 Alat-alat antiseptic + + Sesuai
22 ATS +
23 Anti bisa ular + + Sesuai
24 Anti rabies + + Sesuai
25 Benang jarum + + Sesuai
26 APD masker, sarung + + Sesuai
tangan, kacamata
google
Jumlah Sesuai 19
Jumlah Belum Sesuai 7
Total 26

Analisa:
Berdasarkan tabel sarana ruang medical bedah UGD RS Kencana Serang, terdapat 19
yang sudah sesuai dan 7 yang belum sesuai dari 26 item yang harus ada di ruang
medical bedah.
44

Table 3.11 prasarana medis diruang tindakan medik berdasarkan KepMenkes RI


Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009.
No Kelas Level II UGD Ket
1 Kumbah lambung Minimal 1 + Sesuai
2 EKG Minimal 1 + Sesuai
3 Kursi periksa Minimal 1 + Sesuai
4 Irigator pemeriksaan Minimal 1 - Belum sesuai
5 Nebulizer Minimal 1 + Sesuai
6 Suction Minimal 1 - Belum sesuai
7 Oksigen Medis Minimal 1 + Sesuai
8 NGT Minimal 1 + Sesuai
9 Syiringe Pump Minimal 2 - Belum sesuai
10 Infusion pump Minimal 2 - Belum sesuai
11 Jarum Spinal Minimal 1 - Belum sesuai
12 Lampu kepala Minimal 1 + Sesuai
13 Bronchoscopy - - Sesuai
14 Opthalmoscope - - Sesuai
15 Otoscope set Minimal 1 - Belum sesuai
16 Slit lamp Minimal 1 - Belum sesuai
17 Tiang Infus Minimal 1 + Sesuai
18 Tempat tidur Minimal 1 + Sesuai
19 Film Viewer Minimal 1 - Belum sesuai
Obat-obatan dan Alat Habis Pakai
20 Cairan infus koloid + + Sesuai
21 Cairan infus kristaloid + + Sesuai
22 Cairan Infus destrose + + Sesuai
23 Adrenaline + + Sesuai
24 Sulfas atropin + + Sesuai
25 Kortikosteroid + + Sesuai
26 Lidokain + + Sesuai
27 Aminophilin + + Sesuai
28 Pethidin + + Belum sesuai
29 Morfin + + Sesuai
30 Anti colvusion + - Belum sesuai
31 Dopamin + + Sesuai
32 Dobutamin + + Sesuai
33 ATS + - Belum sesuai
34 Trombolitik + - Belum sesuai
35 Amiodaron + - Belum sesuai
36 APD : masker, sarung + + Sesuai
tanga, kacamata
google
37 Manitol + + Sesuai
38 Furosemid + + Sesuai
Jumlah Sesuai 24
Jumlah Belum Sesuai 14
Total 38
45

Analisa :
Berdasarkan table diatas sarana ruang tindakan medik UGD RS Kencana Serang, 65%
sesuai dengan standar.

E. Unsur Marketing
1. Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran UGD RS Kencana melalui papan nama yang berada di depan
rumah sakit untuk pelayanan selama 24 jam. Adapun media lain seperti leaflet dan
poster sudah tersedia dan dapat dibaca oleh pasien atau keluarga yang datang
berobat ke ruang UGD RS Kencana Serang.
Adapun sistem promosi pelayanan kesehatan belum dapat ditangani untuk seluruh
kasus yang terjadi, seperti cidera berat yang membutuhkan dokter spesialis. Salah
satu kelebihan yang menjadi pemasaran adalah tenaga medis khususnya perawat
yang telah mengikuti pelatihan penanganan gawat darurat sehingga mampu
melakukan pertolongan serta perawatan terhadap pasien gawat darurat.

2. Penataan
UGD adalah Instalasi Gawat Daruarat yang terdiri dari : general consent yang
berada di depan dekat dengan area triase, kemudian masuk ke area ruang untuk
pasien “hijau” dan “kuning” dan terdapat ners station, ruang tindakan medis dan
untuk sterilisasi alat, ruang resusitasi dengan ruang observasi serta tempat
penyimpanan brankar/stretcher dan kursi roda, ruang istirahat untuk dokter dan
perawat.

3. Indikator Pelayanan
Tabel 3.12 Nilai BOR RS Kencana Serang 2018
Bulan Nilai BOR
Oktober 73%
November 69%
Desember 81%

Nilai rata-rata penggunaan tempat tidur di UGD RS Kencana mencapai lebih dari
50% yang dimana menjelaskan bahwa setiap hari tempat tidur digunakan untuk
pasien mendapatkan perawatan maupun pengobatan. Sebanyak 81% pada bulan
46

desember paling banyak selama 3 bulan terakhir dengan capaian pasien berjumlah
1135 orang. Adapun sebagian lainnya sama banyaknya dengan jumlah di bulan
oktober 1023 orang (73%) dan bulan november 966 orang (69%). Lama
perawatan yang diberikan kepada pasien maksimal 2 jam adapun selanjutnya
pasien dirawat di bangsal ataupun pulang dengan perawatan rawat jalan.
Kecepatan pelayanan yang dilakukan oleh perawat maupun dokter di ruang UGD
RS Kencana setelah diobservasi sigap dan siaga, kecepatan pelayanan dari mulai
pengkajian, pemeriksaan sampai dengan pemberian intervensi tergantung pada
kondisi dan situasional namun tidak mencapat 15 menit.

4. Evaluasi Kepuasan Kerja Perawat


Tabel 3.13 Evaluasi kepuasan kerja perawat

Kategori Jumlah Presentasi (%)


Cukup 4 28%

Tinggi 10 72%
Total 100%

Berdasarkan pengkajian menggunakan kuesioner dan hasil wawancara didapatkan


hasil bahwa sebagian besar kepuasan kerja perawat tinggi jumlah 10 orang (72%)
dan 4 orang (28%) lainnya mengatakan cukup puas dengan pekerjaannya sebagai
perawat.
BAB IV
MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN

A. Analisa SWOT

No. Variabel Strengths Weakness Oppotunity Treaths


1. Man  Porter 4 orang  Tenaga perawat belum  Sebagian pegawai sudah  Kemungkinan
a. Tenaga non Office boy 4 orang sesuai perhitungan berpengalaman bekerja terdapatnya keluar
keperawatan  Status tenaga kebutuhan  Adanya program praktek masuknya perawat
b. Status tenaga PNS: 7 orang  Tenaga perawat di ruang menejemen keperawatan dari ruangan instalasi
perawat BLU: 11 orang gawat darurat ada 16 orang mahasiswa profesi Ners gawat darurat.
 Perawat dengan rata-rata  Adanya kesempatan untuk
c. Tingkat  S1: 2 orang kerja < 5 tahun sebanyak 9 mengikuti program pelatihan
pendidikan  D3 Kep: 12 orang orang atau seminar baik formal
 Seluruh perawat telah  Belum berjalannya perawat maupun normal
memiliki sertifikasi pelatihan triase  Adanya kerja sama beberapa
gawat darurat.  Pendidikan perawat min institusi pendidikan
Spk.
2. Material  Lokasi gedung UGD RS  R. Obserpasi & R.  Dengan terpenuhinya dan  Semakin
Kencana sudah berada Resusitasi digabung memadainya fasilitas UGD meningkatnya
dibagian depan  Tempat tidur untuk pasien maka bisa memberikan tuntutan masyarakat
 Jumlah tempat tidur > 10 resusitasi belum setandar. pelayanan UGD yang sesuai terhadap pelayanan

47 STIKes Faletehan
 Ruang perawat & Dokter  Tidak terdafat sarana untuk dengan standar dan keperawatan secara
untuk beristirahat sudah pasien resusitasi menjadikan UGD sebagai holistik.
sesuai.  Susunan ruang UGD belum lahan pendidikan dan
terlalu nyaman pelatihan
 Bangunan UGD tidak
memungkinkan
menampung korban masa /
bencana.
 Ruang UGD dapat
meningkatkan terjadinya
cross infection.
 Tidak terdapat sarana untuk
dekontaminasi alat bekas
pakai
3. Method  Pengisian pengkajian,  Metode pennugasan di  Adany kerjasama yang baik  Kerjasama antara tim
diagnosa, dan rencana UGD adalah metode tim antara isntitusi pendidikan kurang optimal
keperawatan diisi terstruktur  Metode penugasan belum dengan rumah sakit.  Adanya tuntutan yang
 Komunikasi terapetik kepada jelas lebih tinggi dari
pasien baik  Tidak ada yang bertugas masyarakat untuk
 Pelayanan yang diberikan khusus sebagai perawat mendapatkan
sesuai dengan kenyamanan triase pelayanan profesional

48 STIKes Faletehan
dan keamanan pasien  Tidak ada penanggung
jawab pasien berdasarkan
pelebelan triase
 Dalam melaksanakan
tugasnya berdasarkan
uraian tugas, didapatkan
hasil beberapa perawat
belum sesuai dalam
melaksanankan tugasnya
 Struktur organisasi ini
berada di ruang kepala
ruangan UGD RS kencana
4. Money  Pemberian gaji perawat  Tidak semua kebutuhan  Adanya kesempatan perawat Tidak terealisasikan nya
diberikan setiap bulan ruangan yang diajukan untuk melanjutkan pendidikan kebutuhan pemerintah
 Adanya jaminan hari tua disetujui melainkan harus ke jenjang yang lebih tinggi dan kebutuhan ruangan
untuk PNS mengikuti prosedur dan dan biaya ditanggung penuh sehingga secara tidak
 Adanya insentif dari jasa aturan Rs kencana. oleh Rumah sakit. langsung dapat
hasil pelayanan  Insentif tidak tepat waktu  Adanya kerja sama dengan mempengaruhi
 Adanya jaminan untuk  Pendanaan dikelola oleh institusi pendidikan pelayanan keperawatan
karyawan dan keluarga yang TNI yang diperoleh dari  Mendapatkan dukungan secara optimal.
sakit dengan BPJS dari rumah pemerintah pusat logistik dari APBD

49 STIKes Faletehan
sakit pemerintah daerah
 Rs kencana menerima klien
dengan sistem pembayaran,
BPJS & UMUM.
5. Marketing  Sistem marketing pemasaran  Penataan UGD tidak sesuai  Adanya kerjasama dengan  Adanya tuntutan tinggi
di UGD dilakukan dengan dengan standar institusi pendidikan dari masyarakat untuk
cara pelayanan yang bermutu  Belum ada laeflet dan  Letak RS Kencana berada di pelyananan yang lebih
sehingga pasien dan keluarga poster di UGD pinggir jalan raya profesional
dapat mempercayai rumah  Tarif RS Kencana murah  Makin bertambahnya
sakit RS Kencana sehingga pasien lebih banyak tinggi kesadaran
 Penataan ruang ners station berobat ke RS kencana masyarakat akan
terletak ditengah ruagan  Tenaga RS kencana pentingnya kesehatan
sehingga pasien terpantau khususnya di UGD untuk
oleh perawat dan dokter . meningkatkan kualitas dan
 Adanya kerja sama dengan kuantitas pelayanan
instasi pendidikan

50 STIKes Faletehan
51

B. Perumusan Masalah
No Data Masalah
1.  Tidak ada yang bertugas khusus sebagai Belum optimalnya manajemen triase
perawat triase.
 Tidak ada penanggung jawab pasien
berdasarkan pelabelan triase
2.  Belum terdapat denah ruang UGD yang Belum terdapat denah ruangan UGD
menunjukkan ruang triase berdasarkan
pelabelan (merah, kuning, hijau dan hitam)
3.  Alat bekas pakai hanya dibersihkan dengan air Belum optimalnya pencucian alat bekas
mengalir dan di steril dengan mesin steril pakai
ditempat dekat ruang bedah.
 Belum terdapat cairan dekontaminasi (chlorin
dan air) untuk dekontaminasi alat sebelum di
steril.
4  Belum terdapat SOP mengenai dekontaminasi Belum terdapat SOP mengenai
alat bekas pakai. dekontaminasi alat bekas pakai

C. Prioritas Masalah
Dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, wewenang dan kemampuan
mahasiswa maka alternatif penyelesaian masalah pada 3 masalah, teknik yang di
gunakan untuk memprioritaskan masalah menggunakan pembobotan dengan
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
1. Magnitude (Mg) : kecenderungan besar seringnya kejadian masalah
2. Severy (Sv) : besarnya kerugian yang di timbulkan
3. Manageability (Mn) : bisa dipecahkan
4. Nursing consent (Nr) : berfokus pada perawatan
5. Affordability (Afd) : ketersediaan sumber daya

Rentang yang di gunakan 1-4 dengan kriteria sebagai berikut :

Nilai 1 = tidak sesuai


Nilai 2 = Kurang sesuai
Nilai 3 = cukup sesuai
Nilai 4 = sangat sesuai

51
52

ASPEK
No Masalah Jumlah Prioritas
Mg Sv Mn Nr Afd
1. Belum optimalnya manajemen
1 1 3 3 2 10 4
triase
2. Belum terdapat denah ruangan
3 2 3 3 4 15 1
UGD
3. Belum optimalnya pencucian
4 3 3 3 1 14 2
alat bekas pakai
4. Belum terdapat SOP mengenai
2 3 4 1 2 12 3
dekontaminasi alat bekas pakai

52
D. Planning Of Action

No Kegiatan Rencana Tujuan Sasaran Strategi Alat Waktu Tempat Penanggung


Kegiatan pelaksanan Jawab
1 Material Memfasilitasi Untuk Seluruh Denah UGD Poster 11/01/2018 UGD RS Irma Astuti
pembuatan mempermudah perawat Kencana Ari Mulyana
denah UGD pasien UGD RS Serang
dengan mengenal Kencana
pembuatan ruang UGD Serang
denah UGD
berpentuk
poster
2 Material Memfasilitasi Untuk Seluruh Cairan Cairan 11/01/2018 UGD RS M. Aziz
pembuatan mecegah perawat dekontaminasi (klorin Kencana Kurniadi A
cairan penularan dari UGD RS dan air Serang
dekontaminasi alat-alat habis Kencana 1:9)
untuk alat pakai Serang
habis pakai
3 Method SOP atau Memudahkan Seluruh SOP Lembar 11/01/2018 Ruang Sarah N
protap dalam perawat SOP UGD RS Entik S
pencucian pelaksanaan UGD RS Kencana Afif
alat/instrument pencucian/ Kencana Serang

53 STIKes Faletehan
bekas pakai penggunaan Serang
tersedia cairan
(mudah dekontaminasi
terbaca oleh
setiap petugas)
4 Method Refresh ilmu Memberikan Seluruh Sosialisasi Power 11/01/2018 Aula RS Siti SD
tentang saran metode perawat point Kencana Nofa F
manajemen penugasan UGD RS Serang
triase yang Kencana
digunakan di Serang
UGD RS
Kencana
serang

54 STIKes Faletehan
BAB V
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. Implementasi

Masalah
No Tgl Kegiatan Tujuan Pelaksana Sasaran Tempat
Keperawatan

1 Belum optimalnya 16/01/18 Persiapan :


manajemen triase
Melakukan diskusi dengan Memudahkan pembagian Nofa Fitriyani Seluruh perawat Ruang UGD RS
kepala ruangan UGD serta jobdesc sub divisi masing UGD RS Kencana Serang
dosen pembimbing untuk – masing Kencana Serang
menentukan waktu tempat
dan sasaran yang akan
dituju.

19/01/18 Pelaksanaan :

Melakukan in-house Melalui in-house training Siti Saadatun Seluruh perawat Aula Yanmed
training manajemen triase tersebut membantu untuk Daroen di RS Kencana
dan hemodinamik me-refresh kembali khususnya
keilmuan mengenai Pemateri : perawat ruang
manajemen triase - dr. Atep UGD RS
sehingga dapat diterapkan Supriadi, Kencana
di UGD RS Kencana Sp.EM Serang.
sesuai dengan
kemampuan serta sarana, - Fathoni,
prasarana yang ada. Ns., M.Kep

55 STIKes Faletehan
2 Belum terdapat 17/01/18 Persiapan :
denah ruangan
UGD 1. Melakukan Menentukan bentuk/porsi Ari Mulyana Kepala ruangan UGD RS
diskusi denah yang tepat serta serta wakil Kencana
kelompok penempatan yang efisien Irma Astuti kepala ruang Serang.
untuk membuat sehingga tidak UGD RS
denah ruangan mengganggu ataupun Kencana
merusak penampilan dari Serang.
2. Melakukan ruang UGD RS Kencana
diskusi dengan Serang.
dosen
mengenai
pembuatan
denah

3. Melakukan
diskusi dengan
kepala ruangan
UGD RS
Kencana untuk
menentukan
penempatan
denah UGD.

22/01/18 Pelaksanaan :

Menempatkan denah ruang Supaya setiap pasien Irma Astuti Kepala ruangan UGD RS
UGD RS Kencana di ruang dapat mengetahui ruangan serta wakil Kencana
triase supaya dapat dilihat yang terdapat di ruang kepala ruang Serang.
oleh pasien atau siapa saja UGD RS Kencana UGD RS
yang masuk ke UGD RS Serang. Kencana

56 STIKes Faletehan
Kencana. Serang.

3 Belum optimalnya Persiapan :


pencucian alat
bekas pakai 20/01/18 1. Mempersiapkan dan Menentukan kebersihan Kurniadi Seluruh perawat UGD RS
mendiskusikan dengan alat yang tepat serta Abdillah di RS Kencana Kencana
kelompok bahan dan penempatan yang efisien khususnya Serang.
alat apa saja yang akan sehingga tidak M. Aziz perawat ruang
dipakai untuk mencuci terkontaminasi oleh alat UGD RS
alat habis pakai di ruang UGD Kencana
RS Kencana Serang. Serang.

Pelaksanaan :
22/01/18
1. Melakukan pembuatan Supaya setiap alat dapat Sulistiawati Seluruh perawat UGD RS
cairan dan pengukuran dipakai dan digunakan UGD RS Kencana
jumlah cairan yang kembali sesuai SOP yang Nofa Fitriyani Kencana Serang Serang.
akan dibuat sesuai berlaku.
jumlah alat yang akan
dibersihkan.

2. Melakukan demonstrasi
pencucian alat setelah
digunakan dan terkena
cairan tubuh pasien
(darah dsb)

4 Belum optimalnya Persiapan :


data SOP di
20/01/18 Melakukan diskusi dengan Menentukan fungsi dan Sarah Kepala ruangan UGD RS
ruangan UGD
mengenai kepala ruangan UGD serta kegunaan tentang Nurhikmah serta wakil Kencana
dekontaminasi alat dosen pembimbing untuk peraturan yang berlaku kepala ruang Serang.
mendiskusikan tentang data mengenai SOP yang ada UGD RS

57 STIKes Faletehan
bekas pakai SOP di ruangan UGD di UGD RS kencana Afif Muhammad Kencana
mengenai dekontaminasi khususnya dalam Serang.
alat bekas pakai mendekontaminasi alat Entik S
bekas pakai
22/01/18 Pelaksanaan :
Menyerahkan contoh SOP SOP yang telah disusun
mengenai dekontaminasi dapat dibakukan dan Sarah Kepala ruangan UGD RS
alat bekas pakai kepada ditanda tangani sehingga Nurhikmah serta wakil Kencana
kepala ruangan untuk resmi dan dapat kepala ruang Serang.
Ari Mulyana UGD RS
diajukan ke POKJA PPI. diterapkan di ruangan
UGD. Kencana
Serang.

B. Evaluasi

No Masalah Keperawatan Tanggal Hasil Evaluasi

1 Belum optimalnya 19/01/18 1. In-House Training Manajemen Triase dan Hemodinamik yang dihadiri
manajemen triase oleh Komite Keperawatan, Kabid Keperawatan, KaInstal Watlan, Ka
Instal Watnap, Kepala PPI, Kepala Ruangan seluruh Ruangan dan
beberapa perawat lainnya. Dalam kegiatan ini didapatkan jumlah perawat
UGD yang datang 3 orang yaitu Ibu Rusmiyati, Ibu Mega dan Bapak
Saiful. Dalam penyampaian materi triase penyampai (dr Atep)
menjelaskan bahwa ruangan UGD RS Kencana sudah dikatakan cukup
bagus namun triase masih belum berjalan dengan hasil pengkajian tidak

58 STIKes Faletehan
terdapat perawat yang jaga di ruang triase sehingga tidak terdapat
pemilahan pasien mana yang masuk ke ruang merah, kuning, hijau dan
hitam. Salah satu yang direkomendasikan oleh dr. Atep adalah
penambahan jumlah SDM sehingga ruangan UGD akan mampu
menjalankan tugasnya dalam bidang pelayanan kegawatdaruratan sesuai
dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh Kemenkes untuk RS Tipe-C.

Terdapat 3 pertanyaan yang diajukan yaitu mengenai pemilahan triase


sekunder dan primer yang diterapkan dibeberapa rumah sakit lain.
Kemudian mengenai pemberian RJP kepada pasien dengan atau tanpa ijin
dari keluarga serta pemberian RJP kepada pasien dengan kondisi fraktur
costa.

2. Perawat belum mampu menerapkan manajemen triase karena jumlah SDM


yang belum sesuai sehingga tidak mampu menutupi beban kerja perawat di
ruangan UGD RS Kencana.

3. Belum ada rencana tindak lanjut untuk memenuhi perawat triase.

2 Belum optimalnya penataan 22/01/18 Denah ruang UGD telah telah dipasang di Ruang Triase. Pemasangan hanya di
denah ruangan UGD hadiri oleh kepala ruangan dan beberapa perawat yang ada di ruangan.
Pemasangan berjalan baik dan tidak mengganggu benda lain yang ada di area
tersebut.

59 STIKes Faletehan
3 Belum optimalnya Bak tertutup berisi air chlorin 0,5% dan cairan deterjen telah disediakan
pencucian alat bekas pakai 22/01/18 ditempatkan dibawah alat sterilisasi. Penempatan bak tertutup tersebut masih
belum efektif karena bertempat dibawah dan dikolong sehingga perawat harus
jongkok untuk dapat melakukan dekontaminasi alat.

Pembuatan alat cuci bekas pakai ini dihadiri oleh kepala ruangan dan beberapa
perawat yang sedang dinas di ruangan pagi itu. Serta penempelan tata cara
dekontaminasi alat di dekat pamflet cuci tangan.

4 Belum terdapat SOP SOP telah diserahkan ke kepala ruangan untuk diajukan ke POKJA PPI
22/01/18
mengenai dekontaminasi sehingga dapat diresmikan dan menjadi peraturan di rumah sakit khususnya
alat bekas pakaibekas pakai UGD RS Kencana Serang.

60 STIKes Faletehan
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan praktek profesi manajemen keperawatan di RS Kencana Serang


dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu mulai tanggal 3 – 27 Januari 2018.

Kesimpulan yang didapat kelompok dari pengkajian sampai evaluasi


adalah pengkajian meliputi unsur manajemen. Pada unsur Man (M-1)
didapat masalah yaitu masih kurangnya ketenagaan perawat, pada unsur
material (M-2) didapatkan masalah belum optimalnya sarana dan
prasarana medis di UGD RS Kencana Serang, pada unsur method (M-3)
didapatkan masalah belum optimalnya manajemen triage dan belum
optimalnya metode penugasan, pada unsur marketing (M-4) didapatkan
masalah belum optimalnya penataan UGD sesuai dengan standar.

Prioritas masalah dibuat dengan pertimbangan : wewenang, keterbatasan


waktu, dan kemampuan mahasiswa maka alternative penyelesaian masalah
dilakukan pada 3 permasalahan berdasarkan prioritas. Tekhnik yang
digunakan untuk memprioritaskan masalah adalah dengan memperhatikan
aspek : Magnitude (Mg) kecenderungan besar seringnya kejadian masalah,
Severy (Severy) besarnya kerugian yang timbulkan, Manageability (Mn)
bias dipecahkan, Nursing Consent (Nr) berfokus pada keperawatan, dan
Affordiability (Afd) ketersediaan sumber daya manusia.

Implementasi dilakukan kelompok selama 1 minggu dari tanggal 15 – 22


Januari 2018 yaitu : mengadakan “In-house Training Manajemen Triage
dan Hemodinamik”, pemasangan denah UGD RS Kencana Serang, dan
membuat SOP serta menyediakan sarana dekontaminasi alat bekas pakai.

STIKes Faletehan
B. Saran

1. Bagi STIKes Faletehan

Lebih meningkatkan koleksi buku atau literature tentang manajemen


keperawatan sehingga proses belajar dapat menjadi lebih baik lagi.
Dan lebih tingkatkan dan intens dalam bimbingan mahasiswa di
lapangan praktek.

2. Bagi RS Kencana Serang

Manajemen keperawatan diharapkan dapat terus meningkatkan


kemampuan manajerialnya, karena dengan kemampuan manajerialnya
yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan di RS Kencana
Serang. Untuk sarana dan prasarana diharapkan RS mampu
menyediakan yang belum sesuai dengan standar Kemenkes Tahun
2009.

3. Bagi Mahasiswa

Makalah ini penting untuk dibaca, belajar memahami, mencoba dan


mengaplikasikan ilmu yang telah didapat merupakan siklus yang
memudahkan untuk beradaptasi dan mencapai kompetensi dilahan
praktek. Ketika kompetensi sudah didapatkan secara optimal sehingga
dapat meningkatkan daya saing di dunia kerja.

STIKes Faletehan
Daftar Pustaka

UU RI. No 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit

UU RI. No.38 Tahun 2014. Tentang Keperawatan

Kepmenkes 856. 2009. Standar IGD di Rumah Sakit

Permenkes RI. Nomor 10 Tahun 2015. Standar Pelayanan Keperawatan


di Rumah sakit khusus

Kemenkes RI. (2012). Pedoman Teknis Bangunan Rumah sakit Ruang


Gawat Darurat

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesi. Salemba Medika : Jakarta

Depkes RI. 2007. Pedoman teknis sarana dan prasarana Rumah Sakit
Kelas C

STIKes Faletehan
Lampiran I Dokumentasi Kegiatan

Dokumentasi

1. Kegiatan in-House Training Manajemen Triage dan Hemodinamik di Aula


Yanmed pada hari Jum’at 19 Januari 2018

2. Pembuatan contoh SOP dekontaminasi alat bekas pakai (terlampir dalam


lampiran) dan skema tata cara dekontaminasi alat

Sebelum Sesudah

STIKes Faletehan
Lampiran I Dokumentasi Kegiatan

3. Membuat fasilitas untuk dekontaminasi alat bekas pakai (cairan chlorin 0,5%
dan cairan deterjen)

Sebelum Sesudah

Proses Pembuatan cairan (chlorin 0,5% dan deterjen)

STIKes Faletehan
Lampiran I Dokumentasi Kegiatan

4. Pembuatan denah UGD RS Kencana Serang

Sebelum Sesudah

STIKes Faletehan
Lampiran II SOP dan Tata Cara Dekontaminasi

STIKes Faletehan
Lampiran III Kepmenkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009

STIKes Faletehan
Lampiran IV Jadwal Dinas

STIKes Faletehan
Lampiran V Daftar Hadir

STIKes Faletehan

Anda mungkin juga menyukai