DI SUSUN OLEH
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan “Hasil Pengkajian Manajemen
Keperawatan Profesi Ners STIKes Faletehan di UGD (Unit Gawat Darurat)
Rumah Sakit Kencana Serang Tahun 2018”. Dalam menyusun laporan ini, penulis
telah dibimbing dengan baik oleh para dosen pembimbing dan mendapat banyak
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sebagai bentuk rasa syukur, saya
ucapkan terimakasih kepada :
1. Andiko Nugraha, SKM, M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Faletehan Serang
2. Lenny Stia Pusporini, Ns., M.Kep., Sp. Kep.Mat selaku Ketua Prodi Profesi
Ners STIKes Faletehan
3. Milawati Lusiani, M.Kep dan ibu Nurhayati, M .Kep., sebagai koordinaator
mata kuliah praktik profesi manajemen keperawatan yang dengan tekun
memberikan berbagai bimbingan ilmiah melalui pengarahan Sharing dan saran
yang diberikan
4. Nurhayati, S.Kep.,Ners., M.Kep, selaku pembimbing yang memberikan
arahan dan saran dalam penyusunan laporan hasil pengkajian manajemen
keperawatan.
5. H. Bambang Kuntarto S.Kp, M.Kep., selaku pembimbing yang memberikan
arahan dan saran dalam penyusunan laporan hasil pengkajian manajemen
keperawatan.
6. Mayor CKM Dr. Kadri Lubis, selaku Kepala Rumah Sakit Kencana Serang.
7. Kapten CKM Asep Rudi Hermilan, selaku Komite Keperawatan Rumah Sakit
Kencana Serang.
8. H. Agus Ilyas, S. Amd.Kep., SKM., selaku Kepala Ruangan UGD Rumah
Sakit Kencana Serang, yang telah memfasilitasi kami dan memberikan
bimbingan kepada kami selama praktik berlangsung.
9. Pihak Rumah Sakit Kencana Serang, yang telah memfasilitasi penyusun untuk
dapat melaksanakan praktek profesi.
ii
10. Rekan Mahasiswa Profesi Ners STIKes Faletehan Gerbong A yang telah
memberikan bantuan ide maupun materil.
Penyusun sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna peningkatan dan
kesempurnaan penulisan ini.
Penyusun
iii
Daftar Isi
Kafa Pengantar................................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv
Daftar Tabel..................................................................................................... vi
Daftar Gambar ................................................................................................ vii
Daftar Lampiran ............................................................................................. viii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................ 3
C. Manfaat.............................................................................................. 4
D. Waktu dan Tempat ………………………………………….... 4
E. Cara Pengumpulan Data ……………………………………… 4
F. Peserta Praktik ................................................................................... 5
iv
BAB VI Penutup
A. Kesimpulan ....................................................................................... 61
B. Saran .................................................................................................. 62
Daftar Pustaka
Lampiran
v
Daftar Tabel
vi
Daftar Gambar
vii
Daftar Lampiran
Lampiran I Dokumentasi Kegiatan
Lampiran II SOP dan Tata Cara Dekontaminasi
Lampiran III Kepmenkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009
Lampiran IV Jadwal Dinas
Lampiran V Daftar Hadir
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unit Gawat Darurat adalah unit pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan
pertama pada pasien yang mengancam kematian dan kecacatan secara terpadu dan
melibatkian berbagai multi disiplin. Jumlah dan kasus pasien unit gawat darurat tidak
dapat diprediksi karena kejadian kegawatdaruratan atau bencana dapat terjadi kapan
saja, dimana saja, serta menimpa siapa saja, karena ini bersifat mendadak serta
tuntutan pelayanan yang cepat dan tepat maka diperlukan triase untuk memilah pasien
(Kemenkes,2005).
Perawat di rumah sakit memiliki tugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
pelayanan gawat darurat. Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan bagian dari rumah
sakit yang menjadi tujuan utama pasien yang mengalami keadaan darurat agar segera
mendapatkan pertolongan pertama. Bukan hanya melakukan pertolongan pertama,
sebagai perawat UGDjuga melakukan proses pemindahan pasien dari ugd ke rawat
inap jika memang pasien membutukan perawatan intensif dan diharuskan melakukan
rawat inap. Sehingga mengharuskan perawat ugd selalu ada setiap saat karena pasien
atau orang membutuhkan pelayanan UGD dapat datang setiap waktu. Banyaknya
tugas perawat ugd belum diimbangi dengan banyaknya jumlah tenaga yang memadai.
Jumlah antara perawat dengan jumlah pasien yang tidak seimbang akan menyebabkan
kelelahan dalam bekerja karena kebutuhan pasien terhadap pelayanan perawat lebih
besar dari standar kemampuan perawat. Kondisi seperti ini yang akan berdampak
kepada psikis perawat seperti lelah, emosi, bosan, perubahan mood dan dapat
2
menimbulkan stres pada perawat. Fluktuasi beban kerja nmerupakan bentuk lain
pemicu timbulnya stress. Keadaan yang tidak tepat sepeti ini menimbulkan
kecemasan, kedikapuasan kerja dan kecendrungan hendak kmeninggalkan perkerjaan
(Munandar,2001).
Triase merupakan salah satu keterampilan keperawatan yang harus dimiliki oleh
perawat unit gawat darurat dan hal ini menyebabkan antara perawat unit gawat darurat
dengan perawat unit khusus lainnya. Karena triase harus dilakukan dengan cepat dan
akurat maka diperlukan perawat yang berpengalaman dan kompeten dalam
melakukan triase. Sesuai standar kemenkes RI perawat yang melakukan triase adalah
perawat yang telah bersertifikat pelatihan PPGD (Penanggulangan Pasien Gawat
Darurat) atau BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life Support). Selain itu perawat triase
sebaiknya mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang memadai karena harus
terampil dalam pengkajian serta harus mampu mengatasi situasi yang komplek dan
penuh tekanan sehingga memerlukan kematangan professional (Kemenkes,2005).
Tujuan triase adalah memilih atau menggolongkan semua pasien yang datang ke ugd
dan menetapkan prioritas penangananya dimana pasien yang datang ke ugd terdapat 3
kriteria yaitu : gawat darurat, gawat tidak darurat, serta tidak gawat dan tidak darurat.
Oleh karena itu waktu yang diperlukan untuk menilai dan menstabilkan klien tidak
terlalu lama (Oman,2008). Selain itu tujuan triase juga untuk mengidentifikasi kondisi
yang mengancam nyawa, memprioritaskan pasien menurut kondisi keakutannya,
menempatkan pasien sesuai dengan keakutannya berdasarkan pada pengkajian yang
tepat dan akurat, menggali data yang lengkap tentang keadaan pasien. Standar triase
berdasarkan pengukuran pengukuran tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, mobilisasi,
adanya riwayat trauma, dan melihat penampilan pasien, mekanisme injury dan tingkat
nyeri pasien (Kartikawati,2013).
Peran perawat sangat penting karena sebagai ujung tombak di Unit Gawat Darurat
(UGD) dan merupakan tenaga kesehatan yang pertama kali berhadapan dengan pasien
yang sangat menentukan keberhasilan dalam penanganan pasien selanjutnya. Triase
akan berjalan maksimal bila kebutuhan tenaga perawat dihitung sesuai dengan standar
perhitungan kebutuhan tenaga dimana di Unit Gawat Darurat RS Kencana jumlah
kunjungan rata-rata perhari dalam periode Oktober-Desember adalah 35 kunjungan,
3
sementara jumlah total perawat UGD saat ini adalah 16 orang yang terdiri dari : 1
orang kepala ruangan, 1 orang wakil ketua ruangan, katim 2 orang dan 12 orang
perawat pelaksana. Sementara dari hasil perhitungan ketenagaan di Unit Gawat
Darurat RS Kencana masih mengalami kekurangan tenaga, sehingga manajemen
triase yang sudah ada tidak dapat berjalan secara maksimal.
Rumah Sakit Kencana Serang merupakan rumah sakit tipe C (kelas II) yang berada
dibawah naungan militer TNI dimana berawal memberikan pelayanan kesehatan
kepada prajurit dan keluarganya namun saat ini sudah memberikan pelayanan secara
umum kepada masyarakat di wilayah sekitar. Rumah Sakit Kencana Serang
menyelenggarakan pelayanan gawat darurat dengan jumlah kunjungan pasien ke
UGD selama periode Oktober sampai dengan Desember 2017 adalah ….. kunjungan
dengan rata-rata perhari mencapai kurang lebih 35 orang. Kepala Ruangan Unit
Gawat Darurat RS Kencana Kota Serang mengatakan bahwa pelayanan keperawatan
yang dilakukan menggunakan metode tim namun masih belum berjalan sesuai dengan
ketentuan kemudian pelaksanaan triase belum dilakukan walaupun batas triase sudah
dibuat. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penyusun tertarik
untuk mengangkat masalah mengenai manajemen triase dan ketenagaan perawat di
UGD RS Kencana Serang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Manusia mampu menerapkan konsep, teori, dan prinsip manajemen keperawatan
dalam pengelolaan pelayanan keperawatan dan pengelolaan manajemen asuhan
keperawatan pada klien di tingkat unit atau ruang rawat di suatu tatanan pelayanan
kesehatan.
4
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen,
mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian dalam lingkup manajemen keperawatan dengan
menggunakan pendekatan 5 M (Man, Methode, Material, Money, Marketing)
b. Mahasiswa mampu menganalisa situasi ruangan dengan menggunakan Analisa
SWOT.
c. Mahasiswa mampu berperan sebagai agen pembantu dan model peran dalam
kepemimpinan dan pengeloaan pelayanan keperawatan profesional tingkat
dasar.
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Peningkatan kualitas proses belajar secara nyata, dan untuk mengembakan
tekhnik manajemen keperawatan di Rumah Sakit.
2. Bagi RS Kencana kota Serang
Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan MPKP dan memberikan
masukan yang berhubungan dengan hasil analisa SWOT sehungga dapat
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di UGD RS Kencana Kota Serang.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah pengalaman mahasiswa
dalam mengaplikasikan Ilmu Keperawatan Manajemen yang telah dipelajari
dalam ptoses akademik.
F. Peserta Praktek
Mahasiswa program profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan Serang
Banten angkatan tahun ajaran 2017 – 2018 Ferbong A Regular.
1. Afif Muhammad A S.Kep
2. Ari Mulyana, S.Kep
3. Asep Firman A, S.Kep
4. Entik Suparyana, S.Kep
5. Ilyasa Nurul Mazid, S.Kep
6. Irma Astuti, S.Kep
7. Kurniadi Abdilah, S.Kep
8. Muhammad Aziz F, S.Kep
9. Nofa Fitriyani, S.Kep.
10. Reki Fasha, S.Kep
11. Riza Haji Andika T, S.kep
12. Romdan, S.Kep
13. Sarah Nurhikmah, S.kep
14. Siti Saadatun Daroen, S.Kep
15. Sulistiawati, S. Kep
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Manajemen
1. Definisi Manajemen
Menurut Gillies (2000), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan
adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional (Nursalam, 2007).
2) Jenis perencanaan
a) Perencanaan strategis dan perencanaan operasional
b) Perencanaan divisi
c) Perencanaan unit
7
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah koordinasi beberapa aktivitas untuk mencapai tujuan.
Manajemen mengubah atau merangsang fungsi dan meningkatkan metode
yang efesien (Kren dan Thora, 2008).
1) Prinsip Pengorganisasian
a) Rantai komando / chain of command
b) Unity of command
c) Span of conro / rentang kendali
d) Specialization
2) Aktivitas Pengorganisasian
a) Mengembangkan uraian tugas
b) Mengembangkan prosedur
c) Mengembangkan ketenagaan dan jadwal kerja dinas
3) Struktur Pengorganisasian
a) Hierarchical structure / line structure
b) Free from structure / matric organization
c) Adhodcracy model
c. Ketenagaan
Ketenagaan adalah anggota organisasi atau badan usaha yang memperoleh
imbalan. Tujuan manajemen ketenagaan diruang rawat mendayagunaan tenaga
keperawatan yang efektif dan produktif yang dapat memberikan pelayanan
bermutu sehingga dapat memenuhi penggunaan jasa. Perkiraan kebutuhan
perawat harus memperhatikan : katagori klien yang dirawat, rasio perawat dan
metode penugasan katagori keperawatan klien.
1) Kategori Keperawatan Klien
a) Keperawatan mandiri atau self care : klien memerlukan bantuan
minimal dalam melakukan tindakan keperawatan dan pengobatan.
b) Keperawatan kebagian atau partial care : klien memerlukan bantuan
sebagian dalam melakukan tindakan keperawatan dan pengobatan
tentu seperti pemberian obat intravena.
c) Keperawatan penuh atau total care : klien memerlukan bantuan secara
penuh dalam perawatan diri dan memerlukan observasi ketat.
8
2) Metode Penugasan
Metode penugasan adalah cara untuk membagi pekerjaan yang ada disuatu
unit perawatan kepada tenaga yang ada diunit tersebut. Jenis metode
penugasan :
a) Metode fungsional
b) Metode tim
c) Metode primer
d) Metode modular
e) Metode alokasi klien
e. Delegasi
Dalam melaksanakan delegasi kepada staf yang harus digaris bawahi bahwa
delegasi merupakan pemberian tanggung jawab. Yang pada akhirnya yang
9
f. Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah kinerja pelayanan keperawatan dengan
penampilan dari hasil karya atau jasa yang telah diberikan kepada individu
atau kelompok. Tujuan keperawatan adalah membantu memelihara kesehatan,
membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatannya
serta membantu individu memeperoleh derajat kesehatan yang optimal. Salah
satu membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal
diantaranya adalah pemberian pendidikan kesehatan.
g. Triase
Triase adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas
penanganan dan sumber daya yang ada.
Triase merupakan salah satu keterampilan keperawatan yang harus dimiliki
oleh perawat IGD / UGD dan hal ini membedakan perawat IGD dengan
perawat unit khusus lainnya. Sesuai standar Kemenkes RI perawat yang
melakukan triase adalah perawat yang telah bersertifkat pelatihan PPGD
(Penanggulan Pasien Gawat Darurat) atau BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life
Support) (Kemenkes, 2005). Tujuan triase adalah memilih atau
menggolongkan semua pasien yang datang ke IGD / UGD dan menetapkan
prioritas penanganannya dimana pasien yang datang ke IGD / UGD terdapat
tiga kriteria yaitu : gawat darurat, gawat tidak darurat, serta tidak gawat tidak
darurat.
10
B. Unsur 5M
1. Man
a. Pasien
Pasien adalah individu (system personal) yang tidak mampu mengatasi
peristiwa atau masalah kesehatan ketika berinteraksi dengan lingkungan
(King, 2009). Pernyataan King, ditambahkan kembali oleh Leineger (2009)
bahwa pasien adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat atau
komunitas dengan kemungknan kebutuhan fisik, psikologis atau social,
didalam konteks budaya mereka, yang merupakan penerima asuhan
keperawatan. Kamus kesehatan RI (2003) juga menyatakan bahwa pasien
adalah seorang individu yang mencari atau menerima perawatan medis.
b. Ketenagaan
Ketenagaan adalah anggota organisasi atau badan usaha yang memperoleh
imbalan. Tujuan manajemen ketenagaan diruang rawat mendayagunakan
tenaga keperawatan yang efektif dan produktif yang dapat memberikan
pelayanna yang bermutu sehingga dapat memenuhi pengguna jasa.
Wibowo (2007) menyatakan bahwa ada dua indicator yang biasa digunakan
untuk mengukur kinerja yaitu keluaran dan proses atau perilaku kerja.
Indicator ini tergantung pada jenis pekerjaan dan fokus penilaian yang akan
dilakukan. Bila pekerjaan yang sifatnya berulang dan keluaran mudah
ditentukan, penilaian ditekankan pada keluaran. Sedangkan pada pekerjaan
yang hasilnya sulit diidentifikasi seperti jasa pelayanan kesehatan maka fokus
penilaian ditujukan kepada aktivitas atau proses (Ilyas, 2002).
Standar penilaian kinerja perawat yang lain yang sering digunakan adalah
berdasarkan standar kinerja professional perawat yang disusun oleh PPNI
yang dijabarkan menjadi 8 elemen, yaitu jaminan mutu, pendidikan, penilaian
kinerja, kesejawatan, kolaborasi, etik, riset dan pemanfaatan sumber – sumber.
100
2. Money
Biaya dapat dibedakan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis keputusan yang
dihadapi oleh manager Rumah Sakit, jika perhatian manager adalah tentang
bagaimana mengalokasikan biaya Rumah Sakit keunit – unit atau instalasi, maka
biaya harus dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a. Biaya langsung (direct cost), yaitu biaya – biaya yang dapat secara langsung
diberikan kepada pusat – pusat biaya tertentu (misalnya biaya untuk bahan –
bahan penyakit dalam dapat diberikan langsung kepada pusat biaya di unit
penyakit dalam).
b. Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya – biaya yang tidak dapat
secara langsung diberikan kepada pusat biaya – biaya (misalnya biaya
pemakaian listrik tidak mungkin diberikan kepada unit – unit atau instalasi
berdasarkan jumlah KWH yang diberikannya)
14
3. Material
a. Alat
Pengelolaan peralatan keperawatan meliputi standar perencanaan, standar
pengadaan, standar ditribusi, standar penggunaan, standar pemeliharaan,
standar penggantian, standard dan pengendalian. (standar alat menurut
kepmenkes 2009 terlampir dalam hasil pengkajian).
b. Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang bakan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2002). Tujuannya yaitu :
1) Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisai obat.
2) Pengelilaan obat pasien; pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan
prinsip 6 T+ 1 W dan mendokumentasikan hasil pengelolaan.
3) Meningkatkan penegetahuan dan pemahaman perawat primer dan perawat
asosiet dalam penerapan 6 T + 1 W.
4) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang
diberikan.
5) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
6) Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.
4. Metode
a. Visi
Yang dimaksudkan adalah perawat atau manager keperawatan harus
mempunyai suatau pandanganyang luas tentang manajemen dan proses
perubahan yang terjadi saat ini dan saat yang akan datang.
b. Misi
Diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi keperawatan
dalam melaksanakan visi yang telah ditetapkan.
15
c. Struktur organisasi
Menggambarkan pengorganisasian ruangan dan menggambarkan metode
penugasan yang digunakan.
5. Marketing
Menurut American Marketing Association menyebutkan bahwa marketing adalah
suatu kegiatan bisnis yang mengarahkan pemindahan barang dari produsen ke
konsumen. Menejemen pemasaran adalah rangkaian perenanaan, membentuk dan
mempertahankan pertukaran yang mengunntungkan dengan pembeli sasaran
(target buyer) dengan maksud mencapai target organsasisnya. Kunci utama yang
perlu diperhatikan dalam strategi pemasaran yaitu, sebagai berikut :
Bagaimana konsumen kita dan mengapa mereka membeli
Bagaimana mereka memebali
Bagai mana cara terbaik bagi kita untuk menjual
Apakah kita punya sesuatu yang dapat ditawarkan yang tidak dipunyai oleh
pesaing kita
Apakah kita perlu dan mampu memerlukan pelayanan penunjang dari produk
dari apa yang kita hasilkan
Apalah strategi penetapan harga yang baik bagi kita
Bagaimana kita dapat melayani konsumen kita secara prima
Untuk menuju pelayanan yang memuaskan dibutuhkan sarana dan prasarana yang
memadai, meliputi ruangan, alat kesehatan utama, alat diagnostik dan alat penunjang
diagnostik serta alat kesehatan untuk suatu tindakan medik. Disamping itu juga tidak
kalah pentingnya sumber daya manusia yang memenuhi syarat, baik kuantitas
maupun kualitas. Petugas yang mempunyai pengetahuan yang tinggi, keterampilan
yang andal dan tingkah laku yang baik.
Unit Gawat Darurat berperan sebagai gerbang utama jalan masuknya penderita gawat
darurat. Kemampuan suatu fasilitas kesehatan secara keseluruhan dalam hal kualitas
dan kesiapan dalam perannya sebagai pusat rujukan penderita dari pra rumah
tercermin dari kemampuan unit ini. Standarisasi Unit Gawat Darurat saat ini menjadi
salah satu komponen penilaian penting dalam perijinan dan akreditasi suatu rumah
sakit. Penderita dari ruang UGD dapat dirujuk ke unit perawatan intensif, ruang bedah
sentral, ataupun bangsal perawatan. Jika dibutuhkan, penderita dapat dirujuk ke
rumah sakit lain.
Upaya pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus dipandang sebagai satu
system yang terpadu dan tidak terpecah-pecah. Sistem mengandung pengertian
adanya komponen-komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi,
mempunyai sasaran (output) serta dampak yang diinginkan (outcome). Sistem yang
bagus juga harus dapat diukur dengan melalui proses evaluasi atau umpan balik yang
berkelanjutan.
19
Beberapa Isu Seputar Pelayanan Gawat Darurat yaitu, pada keadaan gawat
darurat medik didapati beberapa masalah utama yaitu :
a. Periode waktu pengamatan/pelayanan relatif singkat
b. Perubahan klinis yang mendadak
c. Mobilitas petugas yang tinggi
3. Peraturan Perundang–Undangan
Perundang-Undangan yang Berkaitan dengan Pelayanan Gawat Darurat :
BAB III
HASIL PENGKAJIAN
A. Unsur Man
1. Pasien
a. Hasil Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 8 Januari 2018 hari senin yang
diambil dari buku register mengenai jumlah pasien di Instalasi Gawat Darurat
(UGD) didapatkan bahwa jumlah pasien sebanyak 3.124 dalam 3 bulan
terakhir, pada bulan Oktober tercatat sebanyak 1.023, pada bulan November
tercatat sebanyak 966, dan pada akhir bulan Desember 2017 tercatat sebanyak
1.135 orang.
1) Kasus 10 Besar Penyakit
Tabel 3.1 Kasus 10 Besar Penyakit di
UGD RS Kencana Bulan Oktober-Desember 2017
3. Ketenagaan
a. Tenaga Keperawatan
Ketenagaan adalah anggota organisasi atau badan usaha yang memperoleh
imbalan. Tujuan manajemen ketenagaan diruang gawat darurat adalah
mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan produktif yang dapat
memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pengguna jasa.
Pelatihan
Status
No Nama Pendidikan TMT Jabatan yang pernah Tahun
Kepeg
diikuti
1. Agus Ilyas S1 Kesmas PNS 2000 Karu BTCLS 2014
2. Rusmiyati SPK PNS 1998 WaKaru 2014
3. Agus Komar DIII Kep PNS 2001 Katim 2014
4. Fuad Heryanto DIII Kep PNS 2012 Katim 2014
5. Yudi Aryanto DIII Kep PNS 2015 Pelaksana
6. Erwin DIII Kep BLU 2015 pelaksana 2014
mengikuti
7 Mega Herlina DIII Kep BLU 2016 Pelaksana 2014
pelatihan
8. Ahmad Fauzi S1 Kep PNS 2010 Pelaksana 2014
minimal
9. Saeful Halim DIII Kep BLU 2015 Pelaksana 2015
PPGD
10. Andreas DIII Kep BLU 2015 Pelaksana 2016
11. Mukti DIII Kep BLU 2017 Pelaksana 2016
12. Rohendi DIII Kep BLU 2015 Pelaksana 2015
13. Fitrian Subarna DIII Kep BLU 2015 Pelaksana 2014
14. Maryadi DIII Kep BLU 2007 Pelaksana 2014
23
Analisa :
Berdasarkan tabel 3.2 Sebagian besar pendidikan perawat di UGD RS
Kencana adalah DIII keperawatan yaitu sebanyak 12 orang.
b. Tenaga kedokteran
Tabel 3.3 Karakteristik Tenaga Kedokteran di UGD RS Kencana
Tahun 2017-2018
No Dokter Jabatan
1. dr. Cendy Organik
2. dr. Helmi Organik
3. dr. Syafiq Organik
4. dr. Tomi Organik
5. dr. Samudra Organik
6. dr. Eling Organik
7. dr. Yanuar Organik
8. dr. Lutfi Organik
9. dr. Mathilda Organik
Rumus :
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun+cuti+hari besar X jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
DIK :
Jumlah pasien rata-rata perhari = 35 orang
Jumlah hari libur perawat = 78 hari
Jumlah perawatan selama 1 hari = 4 jam
Jumlah jam kerja perawat = 8 jam
Perhitungan :
Analisa :
Berdasarkan hasil perhitungan menurut rumus Kemenkes (2005) didapatkan
kebutuhan tenaga perawat UGD sebanyak 27 orang. Sementara saat ini jumlah
perawat di UGD sebanyak 16 orang. Jumlah perawat 27 orang berdasarkan
tingkat perawatan pasien total care yaitu 4 jam. Sedangkan hasil wawancara
dan observasi, tenaga perawat saat ini dengan jumlah 16 orang, perawat tidak
merasa keteteran/kesulitan dan terlihat dapat dikendalikan dengan baik, hal ini
dikarenakan tingkat kebutuhan perawatan pasien UGD tidak semua total care
dengan dengan perawatan maksimal 4 jam, terdapat pasien dengan perawatan
parsial yang membutuhkan waktu perawatan maksimal 2 jam, dan terdapat
pasien dengan perawatan minimal yang membutuhkan waktu perawatan
maksimal satu jam.
B. Unsur Method
1. Visi, Misi dan Motto RS Kencana
a. Visi
Rumah Sakit Kencana menjadi kebanggaan prajurit TNI, PNS dan
Keluarganya serta Masyarakat Banten.
b. Misi
Memberikan pelayanan yang prima kepada prajurit TNI, PNS dan
Keluarganya serta Masyarakat umum dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan di wilayah Banten.
c. Falsafah
Pelayanan kesehatan yang prima mengantar pada terwujudnya personil TNI,
PNS dan Keluarganya serta masyarakat Banten yang sehat jasmani dan rohani.
d. Tujuan
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
2) Meningkatkan profesionalisme SDM
3) Meningkatan kesejahteraan personi
e. Motto
CERIA (melayani dengan Cepat, Empati, Ramah, Ikhlas dan Aman)
26
Sedangkan Misi, Falsafah dan Tujuan Keperawatan untuk UGD RS Kencana Serang
dipajang di dekat ruang tindakan medis sebelah ruang sterilisasi.
a. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan keperawatan yang prima bagi pasien
Rumah Sakit Tingkat IV 03-07-01 Kencana
2) Mengelola tenaga perawat secara profesional untuk dapat didayagunakan
secara optimal dalam pelayanan asuhan keperawatan bagi pasien RS
Kencana dan dilaksanakan berkualitas, terjangkau, dan tidak membeda-
bedakan pangkat serta golongan.
b. Falsafah
Pelayanan keperawatan yang profesional ditujukan kepada individu, melalui
pendekatan keluarga dengan mengutamakan mutu pelayanan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan.
c. Tujuan Keperawatan
1) Menekan semaksimal mungkin korban meninggal dan catat pada pasien
gawat darurat sehingga dapat hidup dan berfungsi sebagaiman mestinya.
2) Mencegah dan membatasi terjadinya infeksi pada kasus
kegawatdaruratan.
3) Merujuk pasien gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai.
4) Perawat mampu mengenal, menyiapkan dan menggunakan alat sesuai
dengan prosedur Life Support.
27
3. Dokumen
a. SAK (Standar Asuhan Keperawatan)
Aspek yang dinilai Ya Tidak
Pengkajian
1. Data dikaji sampai dengan pedoman pengkajian
2. Dikelompokkan bio-psiko-sosios-piritual
3. Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang
4. Rumusan masalah
Jumlah (%) 75% 25%
Diagnosa Keperawatan
1. Berdasarkan rumusan masalah
2. Mencerminkan PE/PES
3. Diagnosa Keperawatan Aktual dan Potensial
Jumlah (%) 33% 66%
Perencanaan
1. Berdasarkan diagnosa keperawatan
2. Prioritas masalah
3. Berisi pasien/subyek, perubahan, perilaku, kondisi pasien
28
Analisa Data :
1) Pengkajian : Dilakukan saat pasien masuk ke ruang P1
sesuai dengan pedoman yaitu data subjektif dan data objektif. Namun
hasil pengkajian tidak dikelompokkan secara bio-psiko-sosio-spiritual.
2) Diagnosa Keperawatan : Sebanyak 66% standar penetapan diagnosa
keperawatan belum diterapkan sesuai dengan ketentuan.
3) Perencanaan : Sebanyak 83% sudah sesuai dengan ketentuan
yang ada namun dalam membuat diagnose keperawatan belum sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang seharusnya terlebih UGD
melampirkan lembar pemeriksaan UGD jika pasien akan dirawat inap.
29
Tabel 3.4
Daftar Standar Operasional Prosedur (SOP) RS Kencana Serang
3 Komunikasi efektif - - -
4 Penggunaan pena dala - - -
mendokumentasi rekam medis
5 Komunikasi via telepon - - -
6 Komunikasi lisan - - -
7 Penanganan obat-obatan yang - - -
perlu kewaspadaan tinggi (High
alert medication, LASA/norum)
di instalasi farmasi
8 Penanganan obat-obatan elektrolit - - -
konsentrat pekat di instalasi
farmasi
9 Mencuci tangan dengan sabun - - -
dan air
10 5 langkah momen cuci tangan - - -
11 Mencuci tangan dengan larutan - - -
yang berbahan dasar alcohol
(handrub)
12 Evaluasi dan monitoring risiko - - -
pasien jatuh
13 Assessment pasien risiko jatuh - - -
14 Langkah-langkah pencegahan dan
pengamanan pasien risiko jatuh
15 Teknis time out - - -
16 Penandaan operasi (site marking) - - -
17 Kepastian tepat lokasi, prosedur, - - -
serta tepat pasien yang akan
menjalani suatu operasi di kamar
bedah dan anastesi rumah sakit
TK IV 03-07-01 Kencana
32
b. Organizing/Pengorganisasian
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, pelayanan
keperawatan atau metode penugasan yang dilakukan di UGD adalah metode
tim terdapat 2 tim yang masing masing beranggotakan 3-4 perawat pelaksana.
Untuk perawat triase sudah termasuk kedalam perawat pelaksana dalam tim
atau dalam kata lain belum ada perawat khusus di triase. Triase dilakukan di
P1 tetapi triase tidak berjalan sebagai mana jobdesc selain itu jumlah perawat
belum sesuai dengan porsi yang sesuai dengan standar. Berdasarkan hasil
observasi didapatkan data bahwa terdapat perawat yang melaksanakan tugas
belum sesuai dengan uraian tugas masing-masing berdasarkan jabatan.
Dimana kepala ruangan yang bertugas untuk melakukan supervisi dan
manajerial ruangan tetap melakukan tugas dari perawat pelaksana serta belum
ada perawat khusus ruang UGD.
34
c. Actuating/Menggerakan
Peran kepala ruangan dalam menggerakan roda keperawatan telah berjalan
namun belum sesuai dengan uraian tugas yang ada. Kepala ruangan
menjelaskan setiap sebulan sekali selalu mengadakan pertemuan secara
situasional yang dimana bertujuan untuk mengkaji dan mengevaluasi kinerja
serta rencana jangka pa njang atau pendek yang telah dibuat.
Pelaksanaan kegiatan operan tugas jaga belum berjalan dengan baik, dimana
kepala ruangan belum mengadakan serah terima tugas jaga operan saat
berganti shift dari dinas malam ke pagi atau dari dinas pagi ke siang.
Pelaksanaan kegiatan persiapan pemulangan pasien sudah berjalan belum
baik,
d. Controlling
Kepala ruangan menjelaskan salah satu tugas dari kepala ruangan adalah
melakukan supervisi kepada ketua tim, anggota dan staff di ruangan. Adapun
supervisi dilakukan setiap sebulan sekali bergantung terhadap situasional yang
ada. Hal yang dikaji dan evuluasi adalah kinerja dan perkembangan pekerjaan
dan tugas sesuai dengan kewenangan dan jobdesc. Adapun supervisi yang
dilakukan dari oleh staff rumah sakit setiap sebulan sekali namun bersifat
situasional sedangkan untuk supervisi rutin dilakukan setiap 3 bulan sekali
dengan metode wawancara dan kuesioner.
Table 3.5
Instrumen Evaluasi Pengadaan Kelengkapan Healthcare Associated Infections
(HAIs) di UGD RS Kencana Januari 2018
No Komponen Ya Tidak
Total 7 5
Keterangan
Tinggi : jika nilai ≥ 60
Rendah : jika nilai < 60
36
Keterangan
Analisa :
Setelah dilakukan observasi dan wawancara didapatkan hasil sebagian besar
perawat sudah mengikuti aturan untuk mencegah infeksi nosomkonial, lebih
dari 70% sudah sesuai namun 29% lainnya yang masih belum sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang ada.
C. Unsur Money
1. Identifikasi Pengelolaan Dana Ruangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 04 Januari
2018 didapatkan data bahwa pengelolaan anggaran ruangan bersifat sentralisasi,
yang artinya pengelolaan anggaran dilakukan langsung oleh Rumah Sakit. Tetapi
dalam perencanaan anggaran atau perencanaan kebutuhan ruangan untuk kepala
ruangan dan ruangan perawat tidak ikut dilibatkan. Kebutuhan ruangan yang
diajukan tersebut diberikan dalam bentuk barang atau alat habis pakai. Sumber
dana operasional Rumah Sakit Kencana (DKT) dikelola oleh TNI dan berasal
dari pemerintah secara tidak langsung.
38
3. Gaji Pegawai
a. Untuk PNS gaji disesuaikan dengan golongan dan tunjangannya
b. Untuk TBS gaji pokok anggaran dari Rumah Sakit
c. Tunjangan karyawan dibayar setiap bulan baik PNS maupun TBS
d. Untuk insentiv dibayar setiap bulan kepada seluruh karyawan
Analisa :
Dari hasil pengamatan dan wawancara didapatkan bahwa di UGD hanya fungsi
manajemen keuangan yang lain yaitu pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan dilakukan secara sentralisasi oleh Rumah Sakit. Pendapatan
karyawan diberikan tidak dengan cara melalui transfer ke ATM masing – masing,
tetapi didapatkan dengan cara tunai.
D. Unsur Material
1. Sarana
a. Fisik Bangunan
1) Luas UGD RS Kencana belum sesuai dengan beban kerja RS bila
memperhitungkan kemungkinan penanganan korban massal/bencana.
Susunan ruangan belum tertata sehingga memungkinkan cross infection
dan belum memiliki area infeksius.
2) Lokasi gedung UGD RS Kencana sudah berada di bagian depan RS.
3) UGD RS Kencana memiliki pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan
Pintu Utama RS.
4) Ambulance/kendaraan yang membawa pasien dapat sampai didepan UGD.
5) Pintu masuk UGD dapat dilalui 2 Brankar
39
Analisa
Tabel 3.7 sarana medis di UGD Rs Kencana Serang tahun 2018 berdasarkan
Kepmenkes RI No 856/Menkes/SK/IX/2009
No Kelas/Ruangan Level II UGD keterangan
1 Ruang Penerimaan
a. Ruang tunggu
- Informasi + - Tidak sesuai
- Toilet + + Sesuai
- Telpon umum + - Tidak sesuai
- ATM - - Sesuai
- Kafetaria - - Sesuai
- Keamanan + + Sesuai
b. R. administrasi
- Pendaftaran + + Sesuai
- Keuangan + + Sesuai
- Rekamedik + + Sesuai
c. R. Triase + + Belum berjalan
d. R. penyimpanan stretcher +
e. R informasi dan komunikasi + + Sesuai
2. Ruang Tindakan
a. R Resusitasi + + Sesuai
b. R tindakan + + Sesuai
- Bedah + + Sesuai
- Non Bedah + + Sesuai
- Anak + - Tidak sesuai
- Kebidanan + - Tidak sesuai
- R. Dekontaminasi + - Tidak sesuai
3 Ruang operasi + + Sesuai
41
4 Ruang Khusus
a. Intermediat /HCU
- Umum + + Sesuai
- Cardiac /jantung + - Tidak sesuai
- Pediatrik/anak -/+ - Sesuai
- Neonates -/+ - Sesuai
b. R. luka bakar -/+ - Sesuai
c. Rhemodialisis -/+ - Sesuai
d. Isolasi -/+ - Sesuai
Jumlah Sesuai 20 item
Jumlah Tidak Sesuai 6 item
Total 26 item
Analisa:
Berdasarkan tabel 3.7 di atas dapat di lihat bahwa dari 26 item sarana UGD yang
sesuai dengan standar 20 item dan yang tidak sesuai 6 item
2. Prasarana Medis
Tabel 3.8 prasarana di ruang triase UGD RS Kencana Serang berdasarkan KEPMenkes RI
Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009
No Kelas /Ruanga Level II UGD Ket.
1 Kit pemeriksaan sederhana Minimal 2 + Seuai
2 Brankar penerimaan pasien + - Tidak sesuai
3 Pembuatan rekam medik Perlu di buatkan
khusus form
4 Label + + Belum berjalan
Jumlah sesui 2
Jumlah tidak sesuai 2
Jumlah 4
Analisa :
Berdasarkan table sarana di atas dapat dilihat bahwa perasarana di ruang triase UGD
RS Kencana Serang 50% sesuai dengan standar.
Tabel 3.9 prasarana di ruang resusitasi UGD RS Kencana Serang berdasarkan KEPMenkes RI
Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009.
No Kelas/ruang Level II UGD Keterangan
1 Nasopharingeal tube + - Belum sesuai
2 Oropharyngeal tube + - Belum sesuai
3 Laryngoscope set anak + - Belum sesuai
4 Laryngoscope set dewasa + - Belum sesuai
5 Nasotrakheal tube + - Belum sesuai
6 Orotracheal tube + - Belum sesuai
7 Suction + - Belum sesuai
42
Analisis :
Berdasarkan table diatas, sarana yang berada diruang resusitasi UGD RS Kencana
55% sesuai dengan standar
Analisa:
Berdasarkan tabel sarana ruang medical bedah UGD RS Kencana Serang, terdapat 19
yang sudah sesuai dan 7 yang belum sesuai dari 26 item yang harus ada di ruang
medical bedah.
44
Analisa :
Berdasarkan table diatas sarana ruang tindakan medik UGD RS Kencana Serang, 65%
sesuai dengan standar.
E. Unsur Marketing
1. Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran UGD RS Kencana melalui papan nama yang berada di depan
rumah sakit untuk pelayanan selama 24 jam. Adapun media lain seperti leaflet dan
poster sudah tersedia dan dapat dibaca oleh pasien atau keluarga yang datang
berobat ke ruang UGD RS Kencana Serang.
Adapun sistem promosi pelayanan kesehatan belum dapat ditangani untuk seluruh
kasus yang terjadi, seperti cidera berat yang membutuhkan dokter spesialis. Salah
satu kelebihan yang menjadi pemasaran adalah tenaga medis khususnya perawat
yang telah mengikuti pelatihan penanganan gawat darurat sehingga mampu
melakukan pertolongan serta perawatan terhadap pasien gawat darurat.
2. Penataan
UGD adalah Instalasi Gawat Daruarat yang terdiri dari : general consent yang
berada di depan dekat dengan area triase, kemudian masuk ke area ruang untuk
pasien “hijau” dan “kuning” dan terdapat ners station, ruang tindakan medis dan
untuk sterilisasi alat, ruang resusitasi dengan ruang observasi serta tempat
penyimpanan brankar/stretcher dan kursi roda, ruang istirahat untuk dokter dan
perawat.
3. Indikator Pelayanan
Tabel 3.12 Nilai BOR RS Kencana Serang 2018
Bulan Nilai BOR
Oktober 73%
November 69%
Desember 81%
Nilai rata-rata penggunaan tempat tidur di UGD RS Kencana mencapai lebih dari
50% yang dimana menjelaskan bahwa setiap hari tempat tidur digunakan untuk
pasien mendapatkan perawatan maupun pengobatan. Sebanyak 81% pada bulan
46
desember paling banyak selama 3 bulan terakhir dengan capaian pasien berjumlah
1135 orang. Adapun sebagian lainnya sama banyaknya dengan jumlah di bulan
oktober 1023 orang (73%) dan bulan november 966 orang (69%). Lama
perawatan yang diberikan kepada pasien maksimal 2 jam adapun selanjutnya
pasien dirawat di bangsal ataupun pulang dengan perawatan rawat jalan.
Kecepatan pelayanan yang dilakukan oleh perawat maupun dokter di ruang UGD
RS Kencana setelah diobservasi sigap dan siaga, kecepatan pelayanan dari mulai
pengkajian, pemeriksaan sampai dengan pemberian intervensi tergantung pada
kondisi dan situasional namun tidak mencapat 15 menit.
Tinggi 10 72%
Total 100%
A. Analisa SWOT
47 STIKes Faletehan
Ruang perawat & Dokter Tidak terdafat sarana untuk dengan standar dan keperawatan secara
untuk beristirahat sudah pasien resusitasi menjadikan UGD sebagai holistik.
sesuai. Susunan ruang UGD belum lahan pendidikan dan
terlalu nyaman pelatihan
Bangunan UGD tidak
memungkinkan
menampung korban masa /
bencana.
Ruang UGD dapat
meningkatkan terjadinya
cross infection.
Tidak terdapat sarana untuk
dekontaminasi alat bekas
pakai
3. Method Pengisian pengkajian, Metode pennugasan di Adany kerjasama yang baik Kerjasama antara tim
diagnosa, dan rencana UGD adalah metode tim antara isntitusi pendidikan kurang optimal
keperawatan diisi terstruktur Metode penugasan belum dengan rumah sakit. Adanya tuntutan yang
Komunikasi terapetik kepada jelas lebih tinggi dari
pasien baik Tidak ada yang bertugas masyarakat untuk
Pelayanan yang diberikan khusus sebagai perawat mendapatkan
sesuai dengan kenyamanan triase pelayanan profesional
48 STIKes Faletehan
dan keamanan pasien Tidak ada penanggung
jawab pasien berdasarkan
pelebelan triase
Dalam melaksanakan
tugasnya berdasarkan
uraian tugas, didapatkan
hasil beberapa perawat
belum sesuai dalam
melaksanankan tugasnya
Struktur organisasi ini
berada di ruang kepala
ruangan UGD RS kencana
4. Money Pemberian gaji perawat Tidak semua kebutuhan Adanya kesempatan perawat Tidak terealisasikan nya
diberikan setiap bulan ruangan yang diajukan untuk melanjutkan pendidikan kebutuhan pemerintah
Adanya jaminan hari tua disetujui melainkan harus ke jenjang yang lebih tinggi dan kebutuhan ruangan
untuk PNS mengikuti prosedur dan dan biaya ditanggung penuh sehingga secara tidak
Adanya insentif dari jasa aturan Rs kencana. oleh Rumah sakit. langsung dapat
hasil pelayanan Insentif tidak tepat waktu Adanya kerja sama dengan mempengaruhi
Adanya jaminan untuk Pendanaan dikelola oleh institusi pendidikan pelayanan keperawatan
karyawan dan keluarga yang TNI yang diperoleh dari Mendapatkan dukungan secara optimal.
sakit dengan BPJS dari rumah pemerintah pusat logistik dari APBD
49 STIKes Faletehan
sakit pemerintah daerah
Rs kencana menerima klien
dengan sistem pembayaran,
BPJS & UMUM.
5. Marketing Sistem marketing pemasaran Penataan UGD tidak sesuai Adanya kerjasama dengan Adanya tuntutan tinggi
di UGD dilakukan dengan dengan standar institusi pendidikan dari masyarakat untuk
cara pelayanan yang bermutu Belum ada laeflet dan Letak RS Kencana berada di pelyananan yang lebih
sehingga pasien dan keluarga poster di UGD pinggir jalan raya profesional
dapat mempercayai rumah Tarif RS Kencana murah Makin bertambahnya
sakit RS Kencana sehingga pasien lebih banyak tinggi kesadaran
Penataan ruang ners station berobat ke RS kencana masyarakat akan
terletak ditengah ruagan Tenaga RS kencana pentingnya kesehatan
sehingga pasien terpantau khususnya di UGD untuk
oleh perawat dan dokter . meningkatkan kualitas dan
Adanya kerja sama dengan kuantitas pelayanan
instasi pendidikan
50 STIKes Faletehan
51
B. Perumusan Masalah
No Data Masalah
1. Tidak ada yang bertugas khusus sebagai Belum optimalnya manajemen triase
perawat triase.
Tidak ada penanggung jawab pasien
berdasarkan pelabelan triase
2. Belum terdapat denah ruang UGD yang Belum terdapat denah ruangan UGD
menunjukkan ruang triase berdasarkan
pelabelan (merah, kuning, hijau dan hitam)
3. Alat bekas pakai hanya dibersihkan dengan air Belum optimalnya pencucian alat bekas
mengalir dan di steril dengan mesin steril pakai
ditempat dekat ruang bedah.
Belum terdapat cairan dekontaminasi (chlorin
dan air) untuk dekontaminasi alat sebelum di
steril.
4 Belum terdapat SOP mengenai dekontaminasi Belum terdapat SOP mengenai
alat bekas pakai. dekontaminasi alat bekas pakai
C. Prioritas Masalah
Dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, wewenang dan kemampuan
mahasiswa maka alternatif penyelesaian masalah pada 3 masalah, teknik yang di
gunakan untuk memprioritaskan masalah menggunakan pembobotan dengan
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
1. Magnitude (Mg) : kecenderungan besar seringnya kejadian masalah
2. Severy (Sv) : besarnya kerugian yang di timbulkan
3. Manageability (Mn) : bisa dipecahkan
4. Nursing consent (Nr) : berfokus pada perawatan
5. Affordability (Afd) : ketersediaan sumber daya
51
52
ASPEK
No Masalah Jumlah Prioritas
Mg Sv Mn Nr Afd
1. Belum optimalnya manajemen
1 1 3 3 2 10 4
triase
2. Belum terdapat denah ruangan
3 2 3 3 4 15 1
UGD
3. Belum optimalnya pencucian
4 3 3 3 1 14 2
alat bekas pakai
4. Belum terdapat SOP mengenai
2 3 4 1 2 12 3
dekontaminasi alat bekas pakai
52
D. Planning Of Action
53 STIKes Faletehan
bekas pakai penggunaan Serang
tersedia cairan
(mudah dekontaminasi
terbaca oleh
setiap petugas)
4 Method Refresh ilmu Memberikan Seluruh Sosialisasi Power 11/01/2018 Aula RS Siti SD
tentang saran metode perawat point Kencana Nofa F
manajemen penugasan UGD RS Serang
triase yang Kencana
digunakan di Serang
UGD RS
Kencana
serang
54 STIKes Faletehan
BAB V
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
A. Implementasi
Masalah
No Tgl Kegiatan Tujuan Pelaksana Sasaran Tempat
Keperawatan
19/01/18 Pelaksanaan :
Melakukan in-house Melalui in-house training Siti Saadatun Seluruh perawat Aula Yanmed
training manajemen triase tersebut membantu untuk Daroen di RS Kencana
dan hemodinamik me-refresh kembali khususnya
keilmuan mengenai Pemateri : perawat ruang
manajemen triase - dr. Atep UGD RS
sehingga dapat diterapkan Supriadi, Kencana
di UGD RS Kencana Sp.EM Serang.
sesuai dengan
kemampuan serta sarana, - Fathoni,
prasarana yang ada. Ns., M.Kep
55 STIKes Faletehan
2 Belum terdapat 17/01/18 Persiapan :
denah ruangan
UGD 1. Melakukan Menentukan bentuk/porsi Ari Mulyana Kepala ruangan UGD RS
diskusi denah yang tepat serta serta wakil Kencana
kelompok penempatan yang efisien Irma Astuti kepala ruang Serang.
untuk membuat sehingga tidak UGD RS
denah ruangan mengganggu ataupun Kencana
merusak penampilan dari Serang.
2. Melakukan ruang UGD RS Kencana
diskusi dengan Serang.
dosen
mengenai
pembuatan
denah
3. Melakukan
diskusi dengan
kepala ruangan
UGD RS
Kencana untuk
menentukan
penempatan
denah UGD.
22/01/18 Pelaksanaan :
Menempatkan denah ruang Supaya setiap pasien Irma Astuti Kepala ruangan UGD RS
UGD RS Kencana di ruang dapat mengetahui ruangan serta wakil Kencana
triase supaya dapat dilihat yang terdapat di ruang kepala ruang Serang.
oleh pasien atau siapa saja UGD RS Kencana UGD RS
yang masuk ke UGD RS Serang. Kencana
56 STIKes Faletehan
Kencana. Serang.
Pelaksanaan :
22/01/18
1. Melakukan pembuatan Supaya setiap alat dapat Sulistiawati Seluruh perawat UGD RS
cairan dan pengukuran dipakai dan digunakan UGD RS Kencana
jumlah cairan yang kembali sesuai SOP yang Nofa Fitriyani Kencana Serang Serang.
akan dibuat sesuai berlaku.
jumlah alat yang akan
dibersihkan.
2. Melakukan demonstrasi
pencucian alat setelah
digunakan dan terkena
cairan tubuh pasien
(darah dsb)
57 STIKes Faletehan
bekas pakai SOP di ruangan UGD di UGD RS kencana Afif Muhammad Kencana
mengenai dekontaminasi khususnya dalam Serang.
alat bekas pakai mendekontaminasi alat Entik S
bekas pakai
22/01/18 Pelaksanaan :
Menyerahkan contoh SOP SOP yang telah disusun
mengenai dekontaminasi dapat dibakukan dan Sarah Kepala ruangan UGD RS
alat bekas pakai kepada ditanda tangani sehingga Nurhikmah serta wakil Kencana
kepala ruangan untuk resmi dan dapat kepala ruang Serang.
Ari Mulyana UGD RS
diajukan ke POKJA PPI. diterapkan di ruangan
UGD. Kencana
Serang.
B. Evaluasi
1 Belum optimalnya 19/01/18 1. In-House Training Manajemen Triase dan Hemodinamik yang dihadiri
manajemen triase oleh Komite Keperawatan, Kabid Keperawatan, KaInstal Watlan, Ka
Instal Watnap, Kepala PPI, Kepala Ruangan seluruh Ruangan dan
beberapa perawat lainnya. Dalam kegiatan ini didapatkan jumlah perawat
UGD yang datang 3 orang yaitu Ibu Rusmiyati, Ibu Mega dan Bapak
Saiful. Dalam penyampaian materi triase penyampai (dr Atep)
menjelaskan bahwa ruangan UGD RS Kencana sudah dikatakan cukup
bagus namun triase masih belum berjalan dengan hasil pengkajian tidak
58 STIKes Faletehan
terdapat perawat yang jaga di ruang triase sehingga tidak terdapat
pemilahan pasien mana yang masuk ke ruang merah, kuning, hijau dan
hitam. Salah satu yang direkomendasikan oleh dr. Atep adalah
penambahan jumlah SDM sehingga ruangan UGD akan mampu
menjalankan tugasnya dalam bidang pelayanan kegawatdaruratan sesuai
dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh Kemenkes untuk RS Tipe-C.
2 Belum optimalnya penataan 22/01/18 Denah ruang UGD telah telah dipasang di Ruang Triase. Pemasangan hanya di
denah ruangan UGD hadiri oleh kepala ruangan dan beberapa perawat yang ada di ruangan.
Pemasangan berjalan baik dan tidak mengganggu benda lain yang ada di area
tersebut.
59 STIKes Faletehan
3 Belum optimalnya Bak tertutup berisi air chlorin 0,5% dan cairan deterjen telah disediakan
pencucian alat bekas pakai 22/01/18 ditempatkan dibawah alat sterilisasi. Penempatan bak tertutup tersebut masih
belum efektif karena bertempat dibawah dan dikolong sehingga perawat harus
jongkok untuk dapat melakukan dekontaminasi alat.
Pembuatan alat cuci bekas pakai ini dihadiri oleh kepala ruangan dan beberapa
perawat yang sedang dinas di ruangan pagi itu. Serta penempelan tata cara
dekontaminasi alat di dekat pamflet cuci tangan.
4 Belum terdapat SOP SOP telah diserahkan ke kepala ruangan untuk diajukan ke POKJA PPI
22/01/18
mengenai dekontaminasi sehingga dapat diresmikan dan menjadi peraturan di rumah sakit khususnya
alat bekas pakaibekas pakai UGD RS Kencana Serang.
60 STIKes Faletehan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
STIKes Faletehan
B. Saran
3. Bagi Mahasiswa
STIKes Faletehan
Daftar Pustaka
Depkes RI. 2007. Pedoman teknis sarana dan prasarana Rumah Sakit
Kelas C
STIKes Faletehan
Lampiran I Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi
Sebelum Sesudah
STIKes Faletehan
Lampiran I Dokumentasi Kegiatan
3. Membuat fasilitas untuk dekontaminasi alat bekas pakai (cairan chlorin 0,5%
dan cairan deterjen)
Sebelum Sesudah
STIKes Faletehan
Lampiran I Dokumentasi Kegiatan
Sebelum Sesudah
STIKes Faletehan
Lampiran II SOP dan Tata Cara Dekontaminasi
STIKes Faletehan
Lampiran III Kepmenkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009
STIKes Faletehan
Lampiran IV Jadwal Dinas
STIKes Faletehan
Lampiran V Daftar Hadir
STIKes Faletehan