ac
LAPORAN KHUSUS
Oleh:
Diasmita Novemilia Sari
NIM. R0008003
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok Sri Hartati, Dra, Apth., SU
NIP 19481105 198111 1 001 NIP 19490709197903 2 001
Ketua Program
D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Tujuan: Lingkungan kerja dan kebiasaan hidup karyawan mempunyai peran yang
penting dalam timbulnya penyakit pada tenaga kerja. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui kondisi lingkungan kerja sebagai dasar analisis hasil medical check up
karyawan sehingga dapat diketahui sebabnya apakah dari kondisi lingkungan atau
kebiasaan tenaga kerja untuk dicarikan jalan keluar yang terbaik.
Metode: Kerangka pemikiran penelitian ini adalah lingkungan kerja dimana terdapat
proses, manusia dan lingkungan kerja yang mempunyai efek negatif terhadap faktor
bahaya. Untuk itu diperlukan analisis lingkungan kerja dan hasil medical check up
karyawan. Hasil ini akan dievaluasi sehingga dapat ditentukan upaya perbaikan.
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan ridho
serta cinta-Nya sehingga penulis mampu melaksanakan praktek kerja lapangan dan
menyelesaikan laporan ini tepat waktu di Safety Health and Environment
Department (SHE Department) PT. Trakindo Utama Surabaya
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan pendidikan penulis di
Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di samping itu praktek kerja lapangan ini
dilaksanakan untuk menambah wawasan guna mengenal, mengetahui dan memahami
mekanisme serta problematika yang ada mengenai penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di perusahaan.
Penulis benar-benar sadar bahwa penelitian ini akan jauh dari kesempurnaan
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
ini, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. H. A. A. Subijanto, dr. MS. selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
2. Bapak Sumardiyono, SKM, M Kes, selaku Ketua Program D.III Hiperkes dan
Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta
3. Bapak Putu Suriyasa, dr.,MS,PKK,Sp.Ok. serta selaku pembimbing I.
4. Ibu Sri Hartati, Dra, Apth., SU selaku pembimbing II.
5. Bapak Suwono dan Bapak Mega Slino selaku pembimbing perusahaan yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada kami.
6. Bapak Andri Riswanto selaku SHE officer PT. Trakindo Utama Surabaya yang
telah memberikan safety dunia dan akhirat selama magang. Beserta seluruh
keluarga besar PT Trakindo Utama Surabaya yang telah banyak membantu.
7. Kedua orang tua tercinta, adik dan keluarga yang telah memberi segalanya
kepada kami, beserta sahabat-sahabat Annisa, Gadis, Pandhu atas semua bantuan
selama ini.
8. Sdr Praditya Vinta Arya atas semua doa dan motivasinya.
9. Seluruh kawan Hiperkes tercinta, terutama sdri Meike Nur Hidayat kawan
senasib sepenanggungan.
10. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
kekurangan, untuk itu kami harapkan saran dan masukan yang bersifat membangun
dari semua pihak demi kemajuan kita bersama, dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
commit to user
Diasmita Novemilia Sari
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................vii
DAFTAR TABEL....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 3
B. Kerangka Pemikiran......................................................................40
A. Metode Penelitian.........................................................................41
B. Lokasi Penelitian...........................................................................41
C. Obyek Penelitian...........................................................................41
D. Sunmber Data...............................................................................41
G. Analisa Data..................................................................................44
A. Hasil Penelitian.............................................................................46
B. Pembahasan...................................................................................67
A. Kesimpulan.................................................................................103
B. Saran...........................................................................................104
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................106
LAMPIRAN
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 18. Pengukuran Kualitas Udara di FIP dan Component Cleaning area......55
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 23. Hasil Penilaian Total Resiko Nordic Body Map di Workshop..............60
Tabel 24. Hasil Penilaian Total Resiko Nordic Body Map di Office.....................60
Tabel 25. Hasil Penilaian Total Resiko Nordic Body Map di Warehouse.............61
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu Industri tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting
lancar apabila faktor tenaga kerja ini terganggu, baik karena kecelakaan
diartikan sebagai tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat kerja
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
produktivitas pada tenaga kerja yang secara klinis sakit adalah hal biasa,
tetapi tidak jarang bahwa gangguan kesehatan yang tidak berarti pun
(Topobroto, 2002)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Surabaya.
chek up.
D. Manfaat
1. Bagi Perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
2. Bagi Mahasiswa
keselamatan kerja.
4. Bagi Pembaca
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
dimaksud tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering
dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan faal badanya
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
cara kerja efisien meliputi hasil kerja yang optimal tanpa menorbankan
Lingkungan kerja yang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu
4. Faktor Fisik
a. Kebisingan
sosialnya.
tersebut dihentikan.
gangguan tidur
c) Kehilangan konsentrasi
antara lain:
a) Gangguan
c) Kriteria kantor
rendahnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
e) Reaksi masyarakat
b. Penerangan
dapat melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa
(Suma’mur, 2009).
baik :
cerah).
2) Sumber Penerangan
a) Penerangan alami
b) Penerangan buatan.
mata)
buruk adalah:
b) Kelelahan mental
mata
e) Meningkatnya kecelakaan.
dan kejadian akhir disertai perasaan sakit kepala di daerah atas mata.
c. Getaran
oleh mesin atau alat mekanis yang digerakkan oleh motor. Getaran
dioperasikan.
2) Jenis Getaran
akustik
Terdapat dua bentuk yaitu getaran seluruh badan dan getaran pada
3) Sumber Getaran
mesin yang tidak bergerak seperti dalam industri, tetapi terjadi juga
1995:174).
sama dengan getaran alami dari tempat duduk atau kaki akan
tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
tubuh atau sikap kerja (J.F. Gabriel, 1996:97). Menurut Emil Salim
getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang
yang paling berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia
pekerjaan seperti :
c) Gerinda,
d) Penempa palu.
berupa :
pucat dan biru dari anggota badan, pada saat anggota badan
jari-jari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
d. Iklim Kerja
1) Pengertian
a) Suhu adara
b) Humiditi
c) Radiasi
b) Pakaian kerja
c) Tingkat aklimatisasi
garam natrium dari tubuh. Suhu udara yang nyaman yaitu sekitar 24 oC - 26
o
C, dengan kelembaban udara 60%. Perbedaan yang masih dapat ditolerir
faktor fisika pada lampiran I Nilai Ambang Batas Iklim kerja Indeks suhu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
basah bola (ISBB) yang diperkenenkan, bahwa untuk waktu bekerja terus
menerus 8 jam per hari pada beban kerja berat ISBB 25 oC. Kondisi
5. Faktor Biologis
virus, bakteri, riketsia, protozoa, jamur, cacing, kutu, pinjal bahkan tumbuhan
atau hewan besar ataupun bahan yang terkandung didalamnya. Berbeda dari
factor penyebab penyakit lainya faktor biologis ini dapat menular dari satu
tenaga kerja ke tenaga kerja lainnya, sehingga selain cara biasa untuk
penularan penyakit.
kerja. Hal ini berarti bahwa penyebab infeksi seperti bakteri, riketsia, virus
tubuh. Dalam ketentuan yang berlaku penyakit infeksi akibat kerja adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang berada dalam pekerjaan
(Suma’mur, 2009)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
6. Faktor kimia
pencemar udara. Sejumlah senyawa spesifik yang berasal dari gas buang
kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin relatif kecil, tetapi tetap
Sulfur dioksida (SO2) merupakan gas buang yang larut dalam air
dalam alveoli paru-paru dan bagian lain yang sempit. Partikulat gas
kabut asam sulfat (H2SO4) dan partikulat sulfat. Sifat iritasi terhadap
ini akan menjadi lebih parah bagi kelompok yang peka, seperti
penderita penyakit jantung atau paru-paru dan para lanjut usia.( Japan
2) Oksida Nitrogen
NO2 dalam air yang lebih rendah dibandingkan dengan SO2, maka
mukosa dan jaringan paru. Organ lain yang dapat dicapai oleh NO2
menyatakan bahwa kadar NO2 sebsar 250 μg/m3 dan 500 μg/m3 dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
bahan pencemar tersebut dibawa oleh aliran darah atau cairan getah bening
dalam mukosa bronkial juga dapat terbawa oleh darah atau tertelan masuk
pula pemaja nan yang tidak langsung, misalnya melalui makanan, seperti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
1) Karbon Monoksida
badan pada kadar COHb yang cukup rendah 2,7%. Pengaruh pajanan
psikologi. Walaupun diakui interpretasi dari hasil uji seperti ini sulit
oksigen di dalam plasenta dan juga pada janin dan darah. Hal ini dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
mg/m3) untuk waktu 1 jam dan 10 ppm (11,5 mg/mg3) untuk waktu 8
dalam bentuk gas dan partikulat yang umumnya berukuran lebih kecil dari
benzo(a)pyrene dan metil nitrit , kadar di dalam emisi mesin bensin akan
sama bes arnya dengan mesin solar. Emisi kendaraan bermotor yang
tumor pada organ lain selain paru. Akan tetapi untuk membuktikan apakah
pembentukan tumor tersebut hanya diakibatkan karena asap solar atau gas
Agency,1997)
minyak bumi, batubara dan industri yang memakai bahan baku sulfur.
Nilai ambang batas SO2 adalah sebesar 0.1 ppm/24 jam. Zat ini
Kadar SO2 dalam gas buang tergantung dari jenis bahan bakar yang
digunakan; sulfur dioksida yang berasal dari solar lima kali lebih
penderita asma, paparan SO2 sebesar 0,4 ppm selama waktu kurang
paparan SO2 yang kurang dari 5 ppm tidak mempengaruhi faal paru.
Lavase bronkus dari orang normal yang dipapari dengan SO2 0,4 ppm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
sempurna pada temperatur yang tinggi. Nilai ambang batas NO2 adalah
Pada orang normal paparan NO2 1,5 ppm selama 2 jam tidak
imunitas humoral Pada penderita PPOK paparan NO2 sebesar 0,3 ppm
3) Ozon (O3)
oksida dan bahan organik. Pada gas buang kendaraan bermotor terdapat
zat organik dan nitrogen oksida. Nilai ambang batas ozon adalah 0.08
orang sehat. Pemaparan ozon dengan kadar 0.13 ppm selama 1–2 jam
pertama (VEP I), diikuti dengan gejala batuk, sesak napas dan bising
paru berupa hiperplasi sel epitel alveolar serta gangguan pada bronkus
terminalis Setelah paparan terhadap ozon dengan kadar 0,4 ppm selama
4) Partikulat
berupa uap, cairan, asap maupun padat. Efek partikulat terhadap saluran
diameter kurang dari 0,1 u akan keluar masuk ke dalam paru tanpa
oleh sulfur dioksida dan nitrogen dioksida, karena zat ini dalam saluran
napas bereaksi dengan uap air membentuk partikel H2SO4 dan HNO3.
paru yang terjadi adalah penurunan VEP I dan rasio VEP 2/KVP, yaitu
Yunus,1998)
saluran napas akan bereaksi dengan air yang terdapat di saluran napas atas
dan bawah membentuk H2SO4 dan HNO3. SO2 lebih mudah larut
sehingga efeknya terjadi pada saluran napas bagian alas, zat NO2 lebih
sukar larut dalam air, sehingga efek yang ditimbulkannya terutama terjadi
di saluran napas bagian bawah. Asam sulfat dan asam nitrat yang terjadi
dan kerusakan silia. Iritasi akibat gas buang dapat bersifat akut dan kronik.
Kelainan yang terjadi akibat efek iritasi zat dalam gas buang ditentukan
1) struktur kimia
3) lamanya kontak
Zat yang mudah larut dalam air umumnya mempunyai efek iritasi pada
saluran napas bagian alas sedangkan yang mempunyai daya larut rendah
atau tidak larut akan mengiritasi saluran napas bagian bawah. Efek iritasi
yang akut terjadi karena rangsangan pada reseptor dan menimbulkan rasa
bronkus dan refleks batuk. Pada paru dapat terjadi edema paru karena
pada saluran napas mengiritasi salah satu ujung sensoris nervus vagus
di laring. Irakea, bronkus besar atau serat aferen cabang faring nervus
Yunus,1997)
partikulat. Zat terpenting yang dapat mempengaruhi faal paru adalah sulfur
dioksida, nitrogen dioksida dan ozon. Penurunan faal paru terjadi oleh
karena sifat iritasi dan merupakan oksidan yang kuat. Tergantung dari sifat
kelarutan zat dalam air, makin mudah zat itu larut maka kerusakan terjadi
pada saluran nafas bagian atas. Zat yang sukar atau tidak larut akan
napas paru dapat bersifat akut dan kronik. Besar dan luasnya kerusakan
tergantung pada jenis zat, konsentrasi zat, lama paparan dan ada atau
Yunus,1997)
Stress adalah segala rangsangan atau aksi dari tubuh manusia baik yang
berasal dari luar maupun dari dalam tubuh itu sendiri yang dapat
1) Pengertian stres
pola pikir, emosi dan perasaan stress itu sendiri) dan respon
dll).
stasiun kerja yang tidak ergonomis, kerja shift, jam kerja yang
berlebih.
Beban tugas yang bersifat mental dan tanggung jawab dari suatu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
oleh dua orang dapat mengakibatkan reaksi yang berbeda satu sama
3) Pengaruh stress
atau luwes akan mengalami ketegangan yang lebih besar dalam suatu
(Tarwaka, 2011)
4) Manajemen stress
ialah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
B. Kerangka Pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Lokasi Penelitian
Obyek yang diteliti adalah kondisi lingkungan kerja yang meliputi faktor
D. Sumber Data
1. Data Primer
42
Utama Surabaya.
2. Data Sekunder
Data yang tidak langsung diperoleh dari sumber utamanya dan telah
1. Observasi
Hal ini merupakan salah satu bentuk observasi perilaku manusia. Metode
kembali kebiasaan dan tingkat akurasinya dapat lebih tinggi serta biaya
2. Wawancara
43
3. Studi kepustakaan
F. Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
hygiene perusahaan.
2. Tahap pelaksanaan
44
hingga April.
3. Tahap Pengolahan
laporan.
G. Analisa Data
dilengkapi dengan hasil pengukuran kualitas udara serta bahan kimia dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
Utama Surabaya. Begitu juga dengan hasil kuesioner, dianalisis dan dibuat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
A. Hasil
1. Faktor Fisik
a. Kebisingan
1) Area Workshop I
Tabel 2. Pengukuran Intensitas Kebisingan di Workshop 1
No Lokasi dB dB dB LEQ Sumber
1 Tool Room 55.7 59 57,5 57.35 operasional workshop
2 Fuel & Injection Room 64.7 52.2 52 56.3 operasional workshop
3 Electric Section 73.3 62.6 64 66.63 operasional workshop
4 Turbo & Pump Section 65.2 69 65,4 67.1 operasional workshop
5 Conrod & Liner Section 62.3 70.3 68 66.87 operasional workshop
6 Cylinder Head Section 73.2 65 62,4 69.1 operasional workshop
7 Engine Assembly Section 65.5 61,9 - 65.5 operasional workshop
8 Power Train Section 64.1 62.2 63,9 63.15 operasional workshop
9 Hidraulic section 76.1 66.7 63,2 71.4 operasional workshop
10 Machine Bay Section 67 64,7 - 67 operasional workshop
Sumber: Pendataan pada bulan Februari-April 2011
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
dihasilkan tidak terjadi terus menerus melainkan ada jeda waktu dari
2) Area Workshop II
Sambungan
4 Start engine genset Gangguan Pendengaran 1 3 3
5 Pengetesan genset Gangguan Pendengaran 1 3 3
6 Star up Engine Gangguan Pendengaran 1 3 3
7 Test load Gangguan Pendengaran 1 3 3
8 Predelivery inspection Gangguan Pendengaran 1 3 3
( test Operation)
9 Pembongkaran cylinder Gangguan Pendengaran 3 3 9
head valve
10 Test running Gangguan Pendengaran 2 1 2
Sumber: SHE PT Trakindo Utama Surabaya, 2011
Keterangan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
3) Warehouse
4)
No Lokasi dB dB dB LEQ Sumber
1 Warehouse 61.6 57.9 62,7 59.75 operasional, lalulintas
Sumber: Pendataan pada bulan Februari-April 2011
5) Office
room, main office, dan lobby jenis bisingnya termasuk jenis bising
6) Dyno Room
Tabel 8. Pengukuran Kebisingan di Dyno Room
Intensitas
No Lokasi Kebisingan (Db) Leq (Db)
Ruang control dengan 92,9
mesin intensitas 91,3
1 rendah 92,3
90
91,5
91,6
90,2
100,2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
sumber bising utama berupa suara mesin. Ruang control adalah suatu
b. Penerangan
1) Workshop I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
2) Workshop II
buatan
3) Warehouse
buatan
4) Office
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
c. Getaran
d. Iklim Kerja
Surabaya
Sambungan
6 Tool Store 10.20 30,1 25,2 30,2 26,9 Berat
7 Dyno Test Area 11.00 29,6 25,3 29,7 26,6 Sedang
Engine Dissasemble & Berat
8 Cleaning Componen 11.30 32,6 25,5 33,3 27,8
9 Painting area 11.25 31,9 24,8 33,3 27,3 Sedang
10 PDI Area 13.40 32,3 26,4 34,8 28,9 Berat
11 Cutting Warehouse 13.50 33,4 27,3 33,6 29,2 Sedang
Sumber: SHE PT Trakindo Utama Surabaya
Keterangan
lain:
2. Faktor Kimia
Pengukuran faktor kimia dilakukan pada pengukuran debu dan gas buang
3. Faktor Biologi
berbagai hal diantaranya yaitu dari drum-drum bekas oli maupun drum oli
yang berada di sebelah warehouse, walaupun telah diberi cover tetapi karena
penempatanya out door pada saat hujan penutup dari cover tersebut akan
ada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
Keterangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
Faktor fisiologis ergonomi merupakan salah satu factor yang mengatur agar
aspek-aspek dalam pekerjaan dapat dilakukan dengan nyaman dan sehat tanpa
mengganggu segi fisiologis dari pekerja tersebut. Berikut ini merupakan hasil
Prosentase
Area Terjadinya Stress Indikator
Stress
I TUNTUTAN TUGAS
1 A Perbedaan yang terjadi dengan orang lain di tempat 16%
kerja sulit dikombinasikan atau disatukan.
B Adanya deadline yang tidak tercapai. 52%
C Keharus bekerja secara intensif 36%
D Tugas yang terabaikan karena terlalu banyak 48%
pekerjaan.
E Waktu istirahat yang cukup 32%
F Tekanan untuk bekerja dalam waktu yang lama. 36%
G Kecepatan dalam bekerja 48%
H Tekanan waktu yang tidak realistis 36%
Prosentase rata-rata penyebab stress 38%
II PENGENDALIAN
A Kemampuan memutuskan untuk mengambil waktu 44%
istirahat
B Kemampuan mengecnodmamlikitatno kuesceerpatan kerja 28%
C Pilihan dalam memutuskan bagaimana melakukan 36%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
pekerjaan
D Kemampuan bekerja secara fleksibel 28%
Prosentase rata-rata penyebab stress 34%
III DUKUNGAN PIHAK MANAJER
A Dukungan manajer dalam memberikan dukungan dan 64%
umpan balik yang cukup pada pekerjaan yang
dlakukan.
B Kesempatan untuk menyampaikan kepada manajer 72%
untuk membantu dalam penyelesaian masalah
pekerjaan.
C Kesempatan berbicara dengan manajer tentang segala 68%
sesuatu yang dapat mengganggu pekerjaan.
D Dukungan manajer untuk melakukan pekerjaan 72%
dengan baik.
E Perhatian manajer selama berada di tempat kerja. 68%
Prosentase rata-rata penyebab stress 68.8%
IV DUKUNGAN DARI REKAN KERJA
A Bantuan rekan kerja jika sedang mengalami kesulitan 60%
dalam pekerjaan.
B Bantuan dan dukungan yang diperlukan dari rekan 44%
kerja
C Perhatian dari rekan kerja tentang pekerjaan yang 44%
dilakukan
D Kesediaan rekan kerja untuk dapat mendengarkan 48%
keluhan berkaitan dengan masalah-masalah pekerjaan
Prosentase rata-rata penyebab stress 49%
V HUBUNGAN KERJA
A Keluhan secara pribadi. 24%
B Ketidak harmonisan diantara rekan kerja 8%
C Kejenuhan di tempat kerja 72%
D Hubungan antara individu tidak berjalan dengan 0%
semestinya di tempat kerja
Prosentase rata-rata penyebab stress 26%
VI ATURAN KERJA
A Kejelasan tentang apa yang diharapkan dari 28%
pekerjaan.
B Pengetahuan tentang bagaimana cara melakukan 24%
pekerjaan dengan baik.
C Kejelasan tentang tugas dan tanggung jawab. 24%
D Kejelasan tentang sasaran dan tujuan organisasi 48%
perusahaan.
E Pemahaman tentang bagaimana menyesuaikan 32%
pekerjaan ke dalam tujuan organisasi kerja secara
keseluruhan.
Prosentase rata-rata penyebab stress 21.2%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
keluhan rasa sakit yang dialami setelah bekerja. Scoring ini menunjukan
prosentase jumlah tenaga kerja yang mengalami rasa sakit pada bagian
tubuh tertentu. Score nomor 1 menunjukan tidak adanya rasa sakit atau
tidak ada keluhan sama sekali yang dirasakan oleh pekerja. Score nomor 2
adanya keluhan atau kenyerian pada otot skeletal dan score nomor 4
menunjukan rasa sangat sakit atau sangat nyeri yang dirasakan oleh
Skor Individu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
Hasil perhitungan kelainan otot skeletal pada tenaga kerja di workshop antara lain: Tabel 23. Hasil
Hasil penilaian Nordic Body Map untuk pekerja di Office antara lain Tabel 24. Hasil
Hasil penilaian Nordic Body Map untuk pekerja di warehouse antara lain Tabel 25. Hasil
c. Kelelahan
kerja di workshop
kerja di Warehouse
Tingkat kelelahan tenaga kerja juga dipengaruhi oleh beban kerja dari
tenaga kerja itu sendiri, adapun bagan tingkat beban kerja fisik tenaga kerja
14
12
10
8
Office
6 Workshop
Warehouse
4
0
Ringan Sedang Berat
No Aspek Prosentase
1 Dukungan atasan dalam memberikan dukungan dan umpan 36%
balik yang cukup pada pekerjaan yang dilakukan.
2 Kesempatan untuk menyampaikan kepada atasan untuk 28%
membantu dalam penyelesaian masalah pekerjaan.
3 Kesempatan berbicara dengan atasan tentang segala sesuatu 32%
yang dapat mengganggu pekerjaan.
commit to user Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
Sambungan
4 Dukungan atasan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. 28%
5 Perhatian atasan selama berada di tempat kerja. 32%
6 Bantuan rekan kerja jika sedang mengalami kesulitan dalam 40%
pekerjaan.
7 Bantuan dan dukungan yang diperlukan dari rekan kerja 56%
8 Perhatian dari rekan kerja tentang pekerjaan yang dilakukan 56%
9 Kesediaan rekan kerja untuk dapat mendengarkan keluhan 52%
berkaitan dengan masalah-masalah pekerjaan
Sumber: Pendataan Bulan April 2011
6. Faktor Kebiasaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
DARA
FISIK H
23% LEMA DARA
K 16% H
AUTOSPIRO LEMA
URINE K
6% URINE
LENGKAP
12% LENGKAP
FUNGSI
LIVER
AUDIO FUNGSI LEMAK
12% ASAM LEMAK 2%
LIVER
19%
URAT
ECG
6%
4%
berupa refraksi atau gangguan pada mata 39 orang, gangguan pada gigi 41
b. Kelainan Lemak
Dari hasil pola kelainan lemak 19% atau 55 orang menderita kelainan
Dari hasil pola kelainan lemak darah (Hematokrit) sebesar 16% atau 45
d. Kelainan Urine
Dari hasil pola kelainan urine lengkap sebesar 12% atau 34 . Adapun 17
lekosit urine,7 orang menderita kelainan eritrosit urin, dan 4 orang positip
jamur.
e. Kelainan Audio
f. Kelainan Autospiro
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
h. ECG
16
14
12
10
Office
8
Workshop
6
Warehause
4
0
Rendah Normal Tinggi
B. Pembahasan
1. Kebisingan
jam perhari atau 40 jam per minggu, namun pengukuran kebisingan di dyno
room yaitu pada tes mesin didapat hasil yang melebihi intensitas yang
adalah isolasi kegiatan yang menghasilkan bising dari tenaga kerja lainnya,
adanya ruang kontrol untuk operator sehingga terpisah dari mesin yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
(Jumlah TK)
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Dari diagram diatas tenaga kerja yang paling banyak terkena gangguan
pendengaran adalah tenaga kerja yang bekerja di area engine dan machine
test, hal ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh intensitas kebisingan yang
harus dianalisis dan dikaji lebih lanjut seperti adanya ruang control dan isolasi
dengan baik dengan menempatkan pada dyno room yang merupakan suatu
bangunan terpisah yang dilengkapi dengan ruang kontrol berupa ruang kaca,
akan tetapi karena letak bangunan dyno room masih berdekatan dengan area
workshop tentu saja suara bising tersebut masih mengganggu area sekitar
sehingga perlu diberi peredam pada dindingnya dengan karpet maupun busa.
commit to user
Selain untuk meredam bising pada area sekitar sebenarnya yang paling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
tenaga kerja yang bekerja di machine dan engine test karena berdasarkan
sehingga tenaga kerja hanya boleh berada dalam ruangan tersebut maksimal
selama 2 jam. Hal ini tentunya sangat tidak efektif karena dalam sekali
Untuk penggunaan alat pelindung diri, tenaga kerja yang berada di dyno
room menggunakan ear plug dan ear muff secara bersamaan, secara teori
penggunaan ear plug dan ear muff secara bersamaan dapat menurunkan
gangguan pendengaran.
meter dan percakapan keras jarak suara yang masih dapat diterima dengan
baik pada jarak 1.8-3.6 meter. Ruangan ini standarnya cocok untuk ruang
dan lain-lain. Di PT Trakindo Utama ruang training room dan meeting room
dengan kondisi bising yang telah terukur ini masih sesuai dengan standar
normalnya training room dan meeting room tidak digunakan untuk telepon
untuk rapat lebih dari 2-3 orang, telepon biasanya terganggu, percakapan
normal pada 0.3-0.6 meter, percakapan keras pada 0.9-1.8 meter. Kondisi ini
lain. Dari analisis tersebut intensitas kebisingan yang ada di main office
Trakindo Utama sangat penting, hal ini dapat diatasi dengan manajemen
penggunaan telepon yang baik misalnya tidak menelepon disaat ada suara
printer. Karena salah satu sumber bising adalah dengungan lampu maka salah
satu jalan keluar untuk mengatasi masalah kebisingan ini dengan mengganti
jenis lampu yang digunakan. Untuk penggantian jenis lampu ini tidak wajib
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
sangat bising, tidak memuaskan untuk kantor dan telepon sangat terganggu.
Sumber bising yang ada di lobby ini berasal dari lalulintas sekitar sehingga
intensitas bisingnya pun tergantung pada kondisi lalu lintas. Dalam hal ini
gangguan bising sangat terasa karena di Lobby ini terdapat operator telepon
yang bertugas untuk menerima dan mengendalikan telepon dari luar kantor
dengan telepon. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan peredam pada
komunikasi disini memuaskan untuk konferensi dengan jarak antara meja 1.2-
jarak 0.9-1.8 meter dan percakapan keras jarak suara yang masih dapat
diterima dengan baik pada jarak 1.8-3.6 meter. Ruangan ini standarnya cocok
untuk ruang pekerjaan teknik besar untuk kegiatan pembuatan teknik desain,
2. Penerangan
Sambungan
4 Turbo & Pump Section 164.33 200 A <
5 Conrod & Liner Section 138.67 200 A <
6 Cylinder Head Section 167.67 200 A <
7 Engine Assembly Section 517.50 300 A Ok
8 Power Train Section 552.33 200 A Ok
9 Hidraulic section 270.50 200 A Ok
10 Machine Bay Section 1157.00 300 A Ok
Sumber: PMP No 7 tahun 1964
1964 area tool room, electric section, engine assembly section, power train
intensitas penerangan yang agak berlebih, namun hal ini dapat dimaklumi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
hingga pekerjaan yang teliti. Sehingga perlu diadakan analisis lebih lanjut
dan cylinder head section kurang dari standar untuk pekerjaan agak teliti hal
sebagai penerang tambahan akan tetapi dinyalakan hanya jika kondisi benar-
benar gelap pada sore hari atau hujan, hal ini dilakukan karena banyak tenaga
kerja di workshop yang mengeluhkan jika lampu dinyalakan pada siang hari
workshop atau sekitar 28%. Hal ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh kondisi
telah sesuai dengan PMP no 7 tahun 1964 untuk jenis pekerjaan membeda-
bedakan barang kecil yang agak teliti sebesar 200 luks. Hal ini juga didukung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
room, meeting room, lobby, toilet dan pantry sudah sesuai dengan standar
yang ada. Main office intensitas penerangan yang terukur yaitu 191 luks,
sedangkan standar yang harus dipenuhi adalah 300 luks, begitu juga dengan
service office intensitas terukur sebesar 227,5 luks dan standarnya adalah 300
lanjut mengenai cahaya yang berasal dari komputer karena selama jam kerja,
komputer.
3. Getaran
Getaran seluruh badan atau whole body vibration yang dialami oleh
operator forklift sebesar 3.14 m/s2 jika dibandingkan dengan NAB masih
dibawah standar yaitu sebesar 4m/s2 untuk waktu pemajanan 4 jam dan
kurang dari 8 jam perhari, getaran seluruh badan ini timbul dari gerakan dari
forklift itu sendiri yang menjalar ke seluruh tubuh melalui tempat duduk dan
pijakan kaki. Getaran pada tangan dan lengan atau hand arm vibration
menjalar ketubuh melalui setir forklift. Dari hasil pengukuran didapat nilai
0.515 m/s2 nilai ini masih jauh dibawah NAB untuk jam kerja 4 jam dan
kurang dari 8 jam/hari. Sebenarnya efek dari getaran yang memajani tubuh
sangat banyak, mulai dari rasa mual hingga gangguan syaraf. Untuk PT
NAB ditambah lagi tidak ada keluhan yang menyebutkan adanya tanda-
tanda efek negatif dari getaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor fisik
yang dilakukan Balai Hiperkes Surabaya pada tahun 2010, jenis getaran
yang diukur adalah getaran mekanik, dan melihat dari satuan hasil
mempunyai NAB tersendiri sehingga dalam hal ini dapat digunakan standar
mesin jenis elektrik yang kondisinya tidak baru, jika getaran yang
Dari hasil analisa tersebut dapat dilihat bahwa intensitas getaran pada
stand genset, bodi tengah, dan fan samping masih dibawah standar 0.45
cm/s. Sedangkan nilai intensitas getaran pada bodi dekat fan sedikit
tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
4. Iklim Kerja
Tempat Kerja, ambang batas untuk tekanan panas adalah sebagai berikut
Main office dan service office ISBB yang terukur adalah 22.40C dan
23.10C jika dibandingkan dengan NAB untuk beban kerja sedang dan waktu
kerja 75% dan istirahat 25% yaitu sebesar 28 0C masih dibawah nilai ambang
sedang jika dibandingkan dengan NAB untuk beban kerja sedang dan waktu
kerja 75% dan istirahat 25% yaitu sebesar 28 0C sedikit melebihi nilai
67.27% masih sesuai dengan standar. Meski demikian perlu diadakan analisis
Pengendalian yang telah ada yaitu adanya local exhauster, yang mana masih
Nilai ISBB di workshop sebesar 32.20C untuk beban kerja berat. Jika
dibandingkan dengan NAB untuk beban kerja berat dan waktu kerja 75% dan
istirahat 25% yaitu sebesar 25.90C telah melebihi nilai ambang batas yang
cuaca sekitar mengingat bentuk dari workshop ini semi indoor. Ruangan ini
memiliki atap yang tertutup sempurna tetapi pada bagian depan tidak terdapat
pintu atau penghalang sehingga sinar matahari dan udara dapat masuk dengan
leluasa. Pengendalian yang ada berupa penyediaan air minum, tirai radiasi,
standar yang ada. Meskipun belum memenuhi standar dari hasil medical
check up tidak ditemui adanya penyakit akibat tekanan panas yang signifikan
seperti heat stroke, heat cramp, atau heat exhaustion. Penyebabnya mungkin
saja karena tenaga kerja telah teraklimatisasi dengan baik pada area tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
5. Faktor Biologi
Surabaya adalah pada area loading unloading, bahaya yang terjadi yaitu
tikus dan ular yang dikontrol setiap bulannya oleh pest control team. Selain
itu pihak trakindo juga mewajibkan pemakaian alat pelindung diri seperti
Efek biologis selanjutnya yaitu iritasi kulit maupun gatal-gatal pada kulit
akibat dari kontaminasi air. Aktivitas yang menimbulkan efek ini ialah semua
aktivitas yang menggunakan air dari groundtank seperti pembersihan air pada
penggunaan air daur ulang, jadi air yang digunakan untuk machine test,
dan pemeriksaan air daur ulang secara berkala, training awareness limbah
B3, dan penggunaan alat pelindung diri seperti safety shoes, safety
helmet,sarung tangan karet dan safety glass. Yang tidak kalah pentingnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81
Sakit perut karena kontaminasi dengan bibit penyakit juga dapat terjadi
pada aktivitas service snack and beverage serta replace gallon air. Jika tidak
rentan memindahkan bibit penyakit dalam makanan ataupun gallon air. Hal
6. Faktor Kimia
untuk zat-zat kimia sebagai hasil pembakaran baham bakar pada mesin-mesin
masih dibawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82
dibawah standar. Kadar sulfur dioksida di dyno dan warehouse jauh masih
loading unloading adalah limit deteksi artinya kadar yang terukur di area
tersebut jauh di bawah kadar terendah yang dapat ditangkap atau dideteksi
oleh alat. Begitu pula dengan kadar debu di semua area masih dibawah nilai
yang diperkenankan.
Untuk kualitas udara emisi cerobong genset standar NAB yang digunakan
yaitu Baku Mutu Udara Emisi Per. Gub. Jatim No. 10/2009. Kadar Nitrogen
dioksida yang terukur sebesar 165 mg/Nm3, sedangkan menurut standar kadar
800mg/Nm3.
room. Iso propil alcohol ini merupakan zat adiktif yang banyak ditambahkan
untuk menaikan nilai oktan, jadi banyak terdapat pada bensin atau bahan
bakar, begitu juga dengan toluene dan etil acetat banyak digunakan sebagai
pelarut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83
Dari tabel diatas kandungan ketiga jenis pelarut tersebut masih dibawah
standar yang ada, bahkan kandungan etil acetat di FIP room dan component
cleaning area limit deteksi artinya kadar yang terukur di area tersebut jauh di
bawah kadar terendah yang dapat ditangkap atau dideteksi oleh alat.
gangguan pada paru, baik itu restriksi maupun obstruksi. Dari 17 orang
Dalam hal ini perlu analisis lebih lanjut pada kondisi lingkungan pada saat
operasional mesin sedang dalam aktivitas tinggi atau dalam kondisi yang
biasa saja. Selain itu juga perlu analisis lebih lanjut kepada tenaga kerja yang
mempengaruhi.
dialami oleh tenaga kerja. Berikut ini akan dianalisis faktor-faktor yang dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
a. Tuntutan tugas
identifikasi adanya stress akibat kerja yang dapat dikatakan bahwa 38%
stres akibat kerja. Hal-hal dari tuntutan tugas yang paling banyak
bidang jasa sehingga tuntutan tugas tidak bisa di prediksi Hal yang
(Tarwaka, 2010)
Hal ini tentunya akan mempengaruhi tenaga kerja dalam hal reaksi
dalam bekerja sering dialami oleh tenaga kerja yang bekerja di field ,
kerja harus bekerja dengan tekanan waktu yang cepat . hal ini dapat di
dan fleksibilitas dalam bekerja. Jika 34% tenaga kerjanya tidak dapat
68,8% tenaga kerja merasa bahwa salah satu area yang menyebabkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86
1) TIdak adanya dukungan dan umpan balik yang cukup pada pekerjaan
dengan baik
perlu di lakukan lebih intens lagi supaya forum ini tidak hanya sekedar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87
awal dari para manager terhadap suatu program, sehingga akan di ikuti
kerja. Sehingga point ini tidak adanya stress akibat kerja. Bentuk
e. Hubungan Kerja
yang berarti dalam hubungan kerja. Ini berarti hubungan kerja bukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88
ini timbul karena rutinitas kerja sehari hari dan kerja yang monoton.
overstrees.
f. Aturan Kerja
aturan kerja. Ini berarti bahwa terdapat kejelasan tentang apa yang
akibat kerja, hal ini terbukti dari 64% tenaga kerja yang menyatakan
dilakukan dengan adanya komunikasi internal yang berupa safety tool box
Surabaya telah melakukan manajemen perubahan system kerja ini hal ini
pengaruh stress adalah respon stress kepada gangguan kesehatan atau reaksi
bradicardia atau denyut jantung lambat, kurang dari 60 denyut per menit dan
ecg dengan indikasi adanya stress akibat kerja di PT Trakindo Utama perlu
perubahan pola makan, orang yang stress dapat menjadi lebih banyak makan
atau tidak suka makan sama sekali. Sehingga pola makan pasti akan
terganggu. Hal ini jika dihubungkan dengan hasil medical check up dapat
dilihat bahwa 19% tenaga kerja mengalami gangguan pada lemak, sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
8. Kelelahan Subjektif
sebagian besar tenaga kerja mengalami tingkat kelelahan rendah artinya yaitu
Trakindo Utama Surabaya ini hanya bersifat sementara dan dapat pulih
kelelahan seperti:
b. Uji psiko-motor
berat, tetap harus dilakukan analisis lebih lanjut mengenai hasil kuesioner
pelemahan kegiatan. Dari pelemahan kegiatan ini didapat 80% tenaga kerja
dan kadang menguap saat bekerja, 64% tenaga kerja merasa berat di bagian
kaki dan kepala. Serta terdapat perasaan pelemahan kegiatan lainya seperti
beban pada mata, perasaan ingin berbaring, dan sempoyongan saat berdiri.
pelemahan motivasi ini tenaga kerja mengalami susah berfikir, lelah untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92
kepercayaan diri berkurang, merasa cemas, sulit mengontrol sikap dan tidak
tenaga kerja sering merasakan haus, hal ini dapat disebabkan oleh iklim kerja
setempat. Selain itu kadang juga terdapat keluhan seperti sakit di kepala,
Dari hasil penilaian Nordic body map di area workshop sebagian besar
tenaga kerja memiliki tingkat resiko kelainan otot skeletal yang rendah, hal
ini berarti belum diperlukan tindakan perbaikan. Sedangkan jika dianalisis per
poin, atau dilihat dari sudut pandang keluhan sakit yang paling parah dan
paling sering dapat dilihat 28% tenaga kerja mengeluhkan agak sakit di
bagian leher atas, 24% agak sakit di bagian tengkuk, 20% agak sakit di bagian
bahu kiri dan kanan serta 24% agak sakit di bagian punggung. Hal ini dapat
dihubungkan dengan posisi tubuh tenaga kerja saat bekerja. Bagi pekerja di
telah disediakan kursi ergonomis yang dapat diatur ketinggianya, akan tetapi
melihat bahwa masih banyak tenaga kerja yang mengeluh agak sakit di
bagian leher, tengkuk dan bahu kemungkinan besar ada kesalahan dalam
posisi duduk mereka atau dengan kata lain kursi yang mereka pakai tidak
lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93
Posisi kursi yang terlalu rendah sehingga jika akan menulis atau mengetik
menyebabkan keluhan rasa agak sakit pada bahu ditambah rasa sakit pada
lengan atas.
Posisi sandaran yang baik dan penggunaan sandaran punggung yang benar
tidak disediakan tempat duduk dan posisi kerjanya juga berubah-ubah mulai
dalam jangka waktu tertentu. Salah satu contoh bentuk ketidak sesuaian yaitu
harus menyesuaikan posisinya dengan tempat kerja yang ada, otomatis hal itu
Sekitar 32% tenaga kerja juga mengeluhkan agak sakit dan sakit di bagian
paha, lutut, betis, pergelangan kaki, dan telapak kaki. Hal ini tentunya juga
berkaitan dengan posisi kerja. Kursi di office tidak terdapat pijakan kaki dan
ruang gerak dikaki juga terbatas karena terhalang oleh barang-barang. Untuk
pekerja di workshop karena tidak disediakan kursi dan posisi kerja harus
membungkuk, jongkok dan berjinjit maka berat badan hanya akan bertumpu
merupakan bentuk keluhan otot reversible atau sementara, akan tetapi tingkat
kewaspadaan untuk mencegah kelelahan otot yang lebih lanjut tidak boleh
(OSHA) yang dikutip dalam Tarwaka dkk, disebutkan bahwa kelelahan otot
yaitu rekayasa teknik (desain stasiun kerja) dan rekayasa manajemen (criteria
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95
a. Rekayasa teknik
1) Eliminasi
2) Substitusi
bantu otomatis
3) Partisi
b. Rekayasa manajemen
terhadap resiko sakit akibat kerja. Salah satu contoh pendidikan dan
ergonomis.
yaitu istirahat setiap dua jam kerja, dalam setiap waktu istirahat
manual.
pekerja.
c) Alat tangan
menggunakan alat.
Salah satu faktor sosial psikologis yang ada di PT Trakindo Utama ialah
diantaranya menyatakan ada dukungan dari atasan dan umpan balik yang
cukup pada pekerjaan yang mereka lakukan. Artinya sebagian besar tenaga
kerja merasa dukungan dan umpan balik yang diberikan pihak atasan masih
masalah, hal ini masih dirasa wajar karena pihak atasan pun pasti mempunyai
tugas dan tanggung jawab masing-masing yang besar. 68% tenaga kerja
mengganggu pekerjaa dirasa masih kurang serta sekitar 70% tenaga kerja
antar karyawan, dari prosentase yang ada dapat dilihat bahwa hubungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
demikian perlu dilakukan upaya agar hubungan antar karyawan dapat lebih
ditingkatkan.
11. Kebiasaan
Dari hasil wawancara terhadap beberapa tenaga kerja dapat dilihat bahwa
60% tenaga kerja melakukan olahraga, dan tenaga kerja yang sering
melakukan olahraga ini didominasi oleh tenaga kerja laki-laki. Adapun jenis
olahraga yang digunakan yaitu footsal, badminton, atau hanya sekedar jalan
santai. Frekuensi dari olahraga yang dilakukan oleh tenaga kerja ini biasanya
hanya 1 minggu sekali. Yang menjadi masalah dalam segi olahraga ini adalah
jasmani, yaitu :
a. Frekuensi, latihan yang baik diakukan minimal 3 kali seminggu, pada hari
jarang ada yang dapat berolahraga 3x dalam satu minggu, hal ini
Hal ini sulit diaplikasikan secara nyata, mengingat dalam olahraga banyak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99
c. Tempo latihan mempunyai arti jangka waktu atau lamanya latihan yang
kolestrol. Dalam hal ini seperti yang telah diutarakan diatas tenaga kerja
dan obesitas.
timbul pada gigi tenaga kerja tersebut. Itulah yang menyebabkan dari hasil
medical check up terdapat 41% tenaga kerja mengalami masalah gigi seperti
caries hingga sisa akar gigi. Banyak tenaga kerja yang langsung duduk atau
tidur setelah makan, hal ini akan mempengaruhi metabolisme tubuh, hal
lemak maupun kolestrol dalam tubuh tenaga kerja. Untuk kebiasaan minum
air putih 5-8 gelas perhari telah banyak dipenuhi oleh tenaga kerja. Kebiasaan
Utama yang mengkonsumsi rokok. Adapun jumlah pasti dari perokok tidak
jika angka penderita kolesterol, asam urat dan lemak darah tinggi. Ditambah
lagi dengan 60% tenaga kerja yang tidak memahami tentang gisi, sehingga
perusahaan tetap ikut andil dalam masalah ini karena perusahaan hanya
memberikan uang makan dan pengetahuan tentang gisi yang diberika dirasa
belum cukup.
tentang gisi kerja seperti yang tercantum dalam modul promosi kesehatan
mereka sendiri. Program ini dapat dimasukan safety weekly meeting yang
komposisi tubuh.
faktor risiko penyakit akibat tekanan darah tinggi, obesitas, kadar lemak
raga, stress, merokok, umur, dan jenis kelamin. Program ini dapat berupa
yang banyak untuk dapat merubah kebiasaan. Hal ini dapat diterapkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
102
pakar gizi pada waktu-waktu tertentu untuk dapat memberi motivasi dan
kesehatan dapat pula ditempelkan pada SHE Board dan menerbitkan SHE
Bulletin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
A. Simpulan
mesin melebihi nilai ambang batas untuk kerja 8 jam per hari
pemeriksaan audiometri.
refraksi.
akibat getaran.
tentang NAB Faktor Fisik di Tempat Kerja akan tetapi tidak ditemukan
103
perpustakaan.uns.ac.id commit to user digilib.uns.ac.id
103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
104
baik.
8. Dari hasil penilaian Nordic Body Map secara umum tidak terjadi keluhan
leher, lengan dan kaki akibat posisi kerja yang kurang tepat.
10. Penyakit degeneratif yang diderita tenaga kerja merupakan akibat dari pola
B. Saran
masuk.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105
tentang penggunaan kursi ergonomis serta posisi duduk yang benar bagi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
106
DAFTAR PUSTAKA
Faisal Yunus. Dampak Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Faal Paru.
1998. Cermin Dunia Kedokteran.23(3) p:18
Japan International Cooperation Agency (1997) The Study on The Integrated air
Quality Management for Jakarta Metropolitan Area. Jakarta.
Suma’mur, 2009. Higene Perusahaan dan Keselamatan Kerja (Hiperkes). Jakarta
: PT. Sagung Seto, pp : 1-20
Topobroto HS, 2002 Kebijakan dan Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Indonesia (Policy and Condition of Occupational Safety and Health in
Indonesia) Jakarta: ILO, pp : 1-12, 50-76
commit to user