Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FARMAKOEKONOMI

STUDI KASUS COST BENEFIT ANALYSIS (CBA)


“COST BENEFIT ANALYSIS MEMBUKA LAYANAN POLI GIGI
ATAU LAYANAN POLI FISIOTERAPI ANAK DI KLINIK
SAFAKILLAH’’

Dosen : apt. Elvina Triana Putri, M. Farm

OLEH :
KELOMPOK 5

Annisa Delsi Saputri (23340228)


Siska Tri Emelda (23340235)
Togi Dewi Manurung (23340241)
Rodea Novtiana (23340242)
Ata Rakhma Kumala (23340243)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Cost Benefit Analysis” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Tugas
Farmakoekonomi pada Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi Institut
Sains dan Teknologi Nasional Jakarta.
Sehubungan dengan terselesaikannya penulisan makalah ini, kami penulis
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Apt. Elvina Triana Putri, M. Farm selaku dosen
mata kuliah Farmekoekonomi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan
kesempatan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih mempunyai beberapa kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat.

Jakarta, Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
2.1 Pengertian Cost Benefit Analysis.................................................................... 3
2.2 Tujuan Cost Benefit Analysis.......................................................................... 4
2.3 Manfaat Cost Benefit Analysis ........................................................................ 4
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Cost Benefit Analysis......................................... 5
2.4.1 Kelebihan Cost Benefit Analysis .......................................................... 5
2.4.2 Kekurangan Cost Benefit Analysis ....................................................... 5
2.5 Tahap-tahap Cost Benefit Analysis................................................................. 6
BAB III PEMBAHASAN STUDI KASUS......................................................... 9
3.1 Judul Penelitian............................................................................................... 9
3.2 Metode Penelitian........................................................................................... 9
3.3 Hasil dan Pembahasan.................................................................................... 10
3.3.1 Komponen Cost dan Benefit Poli Gigi .................................................. 10
3.3.2 Komponen Cost dan Benefit Poli Fisioterapi Anak ............................... 12
BAB IV KESIMPULAN...................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan.................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Komponen Biaya Investasi Pembuatan Poli Gigi di Klinik SK ............ 10
Tabel 3.2 Biaya Operasional Tetap Pelayanan Poli Gigi Klinik SK...................... 11
Tabel 3.3 Komponen Biata Investasi Pembuatan Poli Fisioterapi Anak
di Klinik SK......................................................................................... 12
Tabel 3.4 Biaya Operasional Tetap Pelayanan Poli Fisioterapi Poli SK................ 13
Tabel 3.5 Tabel Perhitungan Total Cost dan Total Benefit Poli Gigi Klinik SK... 14
Tabel 3.6 Perhitungan Total Cost dan Total Benefit Poli Fisioterapi Anak
Klinik SK............................................................................................. 15
Tabel 3.7 Rasio PV Benefit dan PV Cost............................................................. 16

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh
dihubungkan dengan penggunaan dalam perawatan kesehatan. Analisis farmakoekonomi
menggambarkan dan menganalisa biaya obat untuk system perawatan kesehatan. Studi
farmakoekonomi dirancang untuk menjamin bahwa bahan-bahan perawatan kesehatan
digunakan paling efisien dan ekonomis.
Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengevaluasi perilaku dan kesejahteraan
individu, perusahaan/organisasi, dan pasar yang menggunakan produk, jasa, dan program
kefarmasian. Evaluasi farmakoekonomi bermanfaat untuk mengidentifikasi, mengukur,
menilai, dan membandingkan biaya dan konsekuensi atau manfaat dari alternatif
intervensi atau terapi. Evaluasi Farmakoekonomi terdiri dari cost consequence analysis
(CCA) atau cost outcome study; cost of illness (COI); cost minimization analysis (CMA);
cost effectiveness analysis (CEA); cost utility analysis (CUA); dan cost benefit analysis
(CBA) (Suhadi dkk, 2016).
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis biaya program-
program kesehatan adalah Cost Benefit Analysis (CBA). Cost Benefit Analysis adalah
bagaimana seorang pemangku kebijakan dalam menentukan suatu pilihan yang mana
dari satu atau beberapa proyek atau program harus dilaksanakan dan, jika dana yang
dapat diinvestasikan terbatas. Terdapat dua atau lebih proyek spesifik mana yang
memenuhi syarat untuk dapat diterima dan kemudian harus dipilih sebagai proyek atau
program yang akan dijalankan. Analisis biaya-manfaat/CBA merupakan suatu proses
sistematis dan analitis yang membandingkan manfaat dan biaya dalam mengevaluasi
kelayakan suatu proyek atau program yang seringkali bersifat social (E.J. Mishan &
Euston Q, 2020).

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Cost Benefit Analysis?
2. Apa tujuan dari Cost Benefit Analysis?
3. Apa manfaat dari Cost Benefit Analysis?
4. Apa kelebihan dan kekurangan Cost Benefit Analysis?
5. Bagaimana langkah-langkah Cost Benefit Analysis?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Cost Benefit Analysis
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan Cost Benefit Analysis
3. Untuk mengetahui dan memahami manfaat dari Cost Benefit Analysis
4. Untuk mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan dari Cost Benefit
Analysis
5. Untuk mengetahui dan memahami langkah-langkah Cost Benefit Analysis

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Cost Benefit Analysis (CBA)


Cost Benefit Analysis adalah bagaimana seorang pemangku kebijakan dalam
menentukan suatu pilihan yang mana dari satu atau beberapa proyek atau program harus
dilaksanakan dan, jika dana yang dapat diinvestasikan terbatas. Analisis biaya-
manfaat/CBA merupakan suatu proses sistematis dan analitis yang membandingkan
manfaat dan biaya dalam mengevaluasi kelayakan suatu proyek atau program yang
seringkali bersifat sosial (Rahmiyati AL, dkk, 2020). Menurut Siegel dan Shimp, Cost
Benefit Analysis adalah cara untuk menentukan apakah hasil yang menguntungkan dari
sebuah alternatif, akan cukup untuk dijadikan alasan dalam menentukan biaya
pengambilan alternatif. Analisa ini telah dipakai secara luas dalam hubungannya dengan
proyek pengeluaran modal.
Pengertian lain dari buku Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi tahun
2013 mengatakan bahwa Analisis Manfaat Biaya (AMB) atau Cost Benefit Analysis
(CBA) adalah suatu teknik analisis yang diturunkan dari teori ekonomi yang
menghitung dan membandingkan surplus biaya suatu intervensi kesehatan terhadap
manfaatnya. Untuk itu, baik surplus biaya dan manfaat diekspresikan dalam satuan
moneter (rupiah).
Dasar dari AMB adalah surplus manfaat, yaitu manfaat yang diperoleh dikurangi
dengan surplus biaya. Surplus manfaat adalah kriteria dasar dalam AMB. Bila surplus
manfaat suatu intervensi / program bernilai positif, maka umumnya intervensi/program
tersebut dapat diterima untuk dilaksanakan.
Dalam prosesnya, analisis biaya/manfaat akan mempertimbangkan tingkat
efisiensi biaya dan tingkat manfaat yang dapat diperoleh dari setiap perlakuan yang
tersedia. Semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan semakin tinggi manfaat yang
diperoleh dari sebuah perlakuan risiko, maka semakin besar kecenderungan perlakuan
tersebut dipilih.

3
2.2 Tujuan Cost Benefit Analysis (CBA)
Menurut (Indrayathi, 2016), tujuan dari metode Cost Benefit Analysis yaitu:
1. Menentukan atau mengukur kemanfaatan suatu proyek, program/ kegiatan
merupakan merupakan suatu investasi (biaya) yang baik atau tidak.
2. Memberikan dasar untuk membandingkan suatu proyek, termasuk
membandingkan biaya total yang diharapkan dari setiap pilihan dengan total
keuntungan yang diharapkan, untuk mengetahui apakah keuntungan melampaui
biaya serta berapa banyak.
3. Untuk mengetahui besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu
proyek. Analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh
dari pelaksanaan program. Perhitungan manfaat dan biaya merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
4. Untuk mengetahui seberapa baik atau seberapa buruk tindakan yang akan
direncanakan akan berubah. Analisis ini sering digunakan oleh pemerintah dan
organisasi lainnya, seperti perusahaan swasta, untuk mengevaluasi kelayakan
dari kebijakan yang diberikan.

2.3 Manfaat Cost Benefit Analysis (CBA)


Manfaat Cost Benefit Analysis (CBA) yaitu memasukkan keuntungan dan biaya
sosial. Juga sebagai dasar yang kuat guna mempengaruhi keputusan legislatif atau
sumber dana dan meyakinkan untuk menginvestasikan dana dalam berbagai proyek.
Cost Benefit Analysis (CBA) digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber
ekonomi agar sumber yang langka tersebut dapat digunakan secara efisien. Penyedia
pelayanan kesehatan (Health Provider) mempunyai banyak program atau proyek yang
harus dilaksanakan sedangkan biaya yang tersedia sangat terbatas. Dengan analisis ini
Health Provider menjamin penggunaan sumber-sumber ekonomi yang efisien dengan
memilih program-program yang memenuhi kriteria efisiensi. Cost Benefit Analysis
Merupakan alat bantu untuk membuat keputusan publik dengan mempertimbangkan
kesejahteraan pasien atau konsumen. Ada dua pihak yang menaruh perhatian pada
analisis ini, yaitu pertama, para praktisi teknis dan ekonom yang berperan dalam
mengembangkan metode analisis, pengumpulan data, dan membuat analisis serta

4
rekomendasi. Kedua, pemegang kebijakan yang berwenang untuk membuat peraturan
dan prosedur untuk melaksanakan keputusan tersebut.

2.4 Kelebihan dan kekurangan Cost Benefit Analysis


2.4.1 Kelebihan Cost Benefit Analysis (CBA)
Kelebihan Cost Benefit Analysis (CBA) antara lain : (Indrayathi, 2016)
1. Dapat mengukur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan dapat meningkatkan
efisiensi, pilihan tersebut harus diambil).
2. Tidak hanya membantu mengambil kebijakan untuk memilih alternatif terbaik
dari pilihan yang ada, yang dalam hal ini pemilihan alternatif terbaik dilakukan
berdasarkan alasan perbandingan antara Life Cycle’s Benefit dengan biaya yang
dikeluarkan, melainkan juga dapat membandingkan alternatif-alternatif tersebut.
3. Dapat mengontrol perkembangan dari proyek yang bersangkutan pada tahun-
tahun ke depan.
4. Dapat mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang bersifat kualitatif maupun
tidak terwujud.
5. Merupakan alat yang berharga dalam pengambilan keputusan. Hal ini berguna
karena memberikan titik awal dari mana untuk memulai evaluasi proyek.

2.4.2 Kekurangan Cost Benefit Analysis (CBA)


Menurut Indrayathi (2016), kekurangan Cost Benefit Analysis (CBA) adalah:
1. Penghitungan ekonomi untuk barang pabrik dengan menggunakan CBA sulit
untuk dilakukan.
2. Tidak dapat mengukur aspek multidimensi atau kemungkinan seperti
keberlangsungan, etika, partisipasi publik dalam pembuatan keputusan dan nilai-
nilai sosial yang lain.
3. CBA juga lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambil keputusan,
tapi tidak dengan sendirinya membuat keputusan.
4. Potensi ketidakakuratan dalam mengidentifikasi dan mengukur biaya dan
manfaat sebuah analisis biaya manfaat mensyaratkan bahwa semua biaya dan
manfaat diidentifikasi dan diukur tepat.

5
5. Peningkatan subjektivitas untuk biaya tidak berwujud dan manfaat. Kelemahan
lain dari analisis biaya manfaat adalah jumlah subjektivitas yang terlibat ketika
mengidentifikasi, mengukur, dan memperkirakan biaya dan manfaat yang
berbeda. Ada beberapa biaya dan manfaat non-moneter seperti peningkatan
pelanggan dan kepuasan karyawan, sering memerlukan satu untuk subyektif
menetapkan nilai moneter untuk tujuan menimbang total biaya dibandingkan
dengan manfaat keuangan secara keseluruhan dari suatu usaha tertentu.
6. Perhitungan akurat Present Value menghasilkan analisis menyesatkan. Karena
metode ini evaluasi memperkirakan biaya dan manfaat untuk proyek selama
periode waktu, maka perlu untuk menghitung nilai sekarang. Ini menyetarakan
semua biaya sekarang dan masa depan dan manfaat dengan mengevaluasi semua
item dalam hal masa kini nilai- nilai, yang menghilangkan kebutuhan untuk
memperhitungkan inflasi atau keuntungan finansial spekulatif. Hal ini
menimbulkan kerugian yang signifikan karena, bahkan jika salah satu akurat
dapat menghitung nilai sekarang, tidak ada jaminan bahwa tingkat diskonto yang
digunakan dalam perhitungan tersebut realistis.
7. Kelemahan lain terlihat ketika memanfaatkan analisis biaya manfaat adalah
kemungkinan bahwa mekanisme evaluatif berubah ke anggaran yang diusulkan.

2.5 Tahap-tahap Cost Benefit Analysis


Untuk dapat melakukan Cost Benefit Analysis (CBA) ada beberapa langkah yang
harus dilakukan, sebagai berikut:
1. Identifikasi Program atau Proyek yang Akan Dianalisis
Program atau proyek yang dipilih untuk dilakukan analisis dapat lebih dari dua.
Semakin banyak program atau proyek yang akan dianalisis semakin baik
hasilnya karena akan memberikan pilihan yang bervariasi dan analisis yang lebih
lengkap. Definisi operasional dari masing- masing program atau proyek harus
dijabarkan agar tampak perbedaan dari masing-masing intervensi yang akan
dianalisis.
2. Identifikasi Biaya dari Tiap Program atau Proyek
Dalam melakukan identifikasi biaya terlebih dahulu dilakukan pengklasifikasian

6
seluruh komponen biaya keseluruhan dari masing-masing program. Semua
komponen biaya harus diidentifikasi baik yang bersumber dari anggaran internal
program atau proyek maupun dari anggaran lainnya. Klasifikasi biaya bisa
dilakukan menurut kategori lain seperti biaya investasi, biaya operasional dan
biaya pemeliharaan, biaya resiko kehilangan dan kerusakan.
3. Menghitung Total Biaya dari Masing- masing Program atau Proyek
Setelah seluruh komponen biaya bisa teridentifikasi dan sudah diklasifikasikan
kemudian dilakukan penghitungan total seluruh biaya setiap program.
4. Identifikasi dan Mentransformasi Benefit dalam Bentuk Uang
Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing-masing biaya program terdapat dua
komponen, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat
langsung adalah nilai kepuasan yang dirasakan oleh penerima manfaat terkait
baik dalam bentuk nyata (barang) atau tidak nyata (jasa). Sedangkan manfaat
tidak langsung adalah manfaat yang dirasakan oleh pihak lain yang bukan
penerima manfaat utama dari aktivitas atau produk atau program tersebut.
5. Menghitung Rasio Benefit (Discounting)
Penjumlahan antara benefit langsung dan tidak langsung dari masing-masing
alternatif atau intervensi dengan mengkonversikannya dalam bentuk uang. Dalam
menghitung manfaat tentunya harus mempertimbangkan discount rate bila
manfaatnya akan diperoleh untuk periode waktu kedepan. B/C yang artinya
ukuran perbandingan antara pendapatan dengan total biaya produksi dan hasilnya
BCR>1.

��� =

Dimana,
B = benefit
C = cost
6. Menghitung Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah selisih antara benefit (penerimaan) dengan cost
(pengeluaran) yang telah perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang
direncanakan. Jadi perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang

7
didiskontokan. Net Present Value atau nilai bersih sekarang merupakan
perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur investasi.
Net Present Value merupakan net benefit yang telah di diskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor.
Kriteria NPV ini mengatakan bahwa proyek yang akan dipilih apabila NPV > 0,
dihitung menggunakan rumus:

�� − ��
��� =
(1 + �)�
�=1

dimana: t = umur proyek


i = tingkat bunga
Bt = benefit (manfaat proyek) pada tahun t
Ct = cost (biaya proyek) pada tahun t
NPV > 0, usaha layak diteruskan kegiatannya NPV < 0, usaha tidak layak
diteruskan kegiatannya.
NPV = 0, usaha mengalami BEP, yakni manfaat yang diperoleh hanya cukup
untuk menutup biaya produksi.

8
BAB 3
PEMBAHASAN STUDI KASUS

3.1 Judul Penelitian


“Cost Benefit Analysis Membuka Layanan Poli Gigi Atau Layanan Poli
Fisioterapi Anak di Klinik Safakillah”

3.2 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dengan
membandingkan biaya (cost) dengan manfaat (benefit) antara membuka layanan gigi
atau membuka layanan fisioterapi anak di klinik Safakilla (SK) di Sidoarjo. Unit
analisis dan sumber informasi penelitian adalah Klinik SK dan beberapa suplier alat-alat
kesehatan yang bersedia bekerjasama dengan Klinik SK. Jenis analisis evaluasi
ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Cost Benefit Analysis
(CBA) dan benefit coost Ratio (BCR), dimana luaran berupa manfaat/benefit yang
diukur dengan satuan mata uang (rupiah dalam 2023) dan berupa besar efektifitas biaya
atau biaya yang dapat disesuaikan dengan dana yang dimiliki.
Tahapan yang dilakukan dalam menghitung CBA adalah identifikasi alternatif
atau intervensi yang akan dianalisis, identifikasi biaya dari masing-masing alternatif
atau intervensi, menghitung biaya dari masing-masing alternatif atau intervensi,
Identifikasi manfaat (benefit) dari masing-masing alternatif atau intervensi,
mentransformasikan manfaat (benefit) dalam bentuk uang, menghitung total manfaat
(benefit), Menghitung rasio manfaat (benefit), melakukan analisis untuk menentukan
pilihan dari alternatif atau intervensi yang paling menguntungkan. Setelah melakukan
identifikasi biaya dari masingmasing alternatif, dilakukan juga perhitungan Cost Benefit
Ratio (CBR) atau cost performance yang merupakan suatu metode analisis biaya-
manfaat yang memperkirakan dan mengevaluasi dari keuntungan yang diperoleh dan
selanjutnya dapat menentukan tindakan alternatif yang akan diambil. Dalam metode ini,
nilai keuntungan saat ini dibandingkan dengan investasi dengan biaya investasi yang
sama sebagai pendukung untuk nantinya diambil sebuah keputusan.

9
3.3 Hasil dan Pembahasan Penelitian
3.3.1 Komponen Cost dan Benefit Poli Gigi
1) Komponen Cost
a. Biaya Investasi
Pada pembuatan poli gigi biaya investasinya adalah biaya renovasi ruangan,
biaya pembelian alat dan biaya fasilitas. Berikut tabel biaya investasi pembuatan
Poli Gigi:
Tabel 3.1 Komponen Biaya Investasi Pembuatan Poli Gigi di Klinik SK
No. Jenis Komponen Biaya
1. Renovasi Ruangan Rp. 75.000.000
2. AC Rp. 3.500.000
3. Rak Buku Rp. 500.000
4. Meja Dokter Rp. 400.000
5. Kursi Dokter Rp. 300.000
6. Kursi Gigi (Dental Unit) Rp. 300.000.000
7. Kulkas Bahan Gigi Rp. 2.000.000
8. TV Rp. 4.000.000
9. Intra Oral Camera Set Rp. 20.000.000
10. Set Alat Diagnosa Gigi Rp. 8.000.000
11. Lemari Alat dan Bahan Rp. 3.000.000
12. Set Tambal dan Cabut Gigi Rp. 5.000.000
13. Kursi Pasien (2 buah) Rp. 400.000
Jumlah Rp. 420.000.000

Berdasarkan tabel 3.1 dapat kita ketahui bahwa biaya investasi yang paling
besar adalah pembelian kursi gigi sebagai alat perawatan utama dalam Poli
Gigi.

b. Biaya Operasional Tetap


Biaya operasional tetap dalam pelayanan Poli Gigi meliputi biaya gaji pegawai,
biaya listrik, air, internet, biaya ATK, dan biaya perawatan alat. Berikut tabel

10
biaya operasional tetap dalam pelayanan Poli Gigi Klinik SK:
Tabel 3.2 Biaya Operasional Tetap Pelayanan Poli Gigi Klinik SK
No. Jenis Komponen Biaya
1. Biaya Pegawai 2 orang Rp 84.000.000
2. Biaya Listrik dan Air Rp 21.000.000
3. Biaya ATK Rp 600.000
4. Biaya Internet Rp 240.000
5. Biaya Perawatan alat Rp 6.000.000
Jumlah Rp 114.000.000

Berdasarkan Tabel 3.2 dapat diketahui bahwa biaya pegawai merupakan biaya
yang paling banyak dikeluarkan untuk pelayanan Poli Gigi. Biaya umum untuk
listrik, air dan internet tergolong biaya operasional tetap karena
pengeluarannya tidak berbeda signifikan ada ataupun tidak ada pasien.

c. Biaya Operasional Variabel


Biaya operasional variabel merupakan biaya yang dikeluarkan bila ada
perawatan pasien. Biayanya adalah Rp 200.000 meliputi biaya bahan habis
pakai dan jasa dokter gigi.

2) Komponen Benefit
a. Pendapatan Klinik
Pendapatan rumah sakit dari pelayanan Poli Gigi dihitung dengan mengalikan
tarif biaya pelayanan Poli Gigi dengan rata-rata jumlah kunjungan setiap tahun.
Dengan asumsi bahwa tarif pelayanan Poli Gigi meningkat sebesar Rp 50.000
setiap 2 tahun dan terjadi peningkatan sebanyak 2 pasien per hari setiap
tahunnya. Dengan tarif biaya pelayanan Poli Gigi sebesar Rp 250.000,
pendapatan untuk tahun pertama dari tarif tersebut adalah Rp 74.250.000.

11
3.3.2 Komponen Cost dan Benefit Poli Fisioterapi Anak
1) Komponen Cost
a. Biaya Investasi
Biaya investasi pada pembuatan Poli Fisioterapi Anak adalah biaya renovasi
ruangan, biaya pembelian alat, dan biaya fasilitasnya. Berikut tabel biaya
investasi pembuatan Poli Fisioterapi Anak:
Tabel 3.3 Komponen Biaya Investasi Pembuatan Poli Fisioterapi
Anak di Klinik SK
No. Jenis Komponen Biaya
1. Renovasi Ruangan Rp. 35.000.000
2. AC Rp. 3.500.000
3. Rak Buku Rp. 500.000
4. Meja Admin Rp. 400.000
5. Kursi Admin Rp. 300.000
6. Kulkas Bahan dan Obat Rp. 2.200.000
7. TV Rp. 3.000.000
8. ATK Rp. 500.000
9. Matras Perawatan Rp. 4.000.000
10. Bed Pasien Rp. 5.000.000
11. Nebuliser Rp. 2.000.000
12. Korden Rp. 4.000.000
13. Linen Rp. 2.100.000
14. Lemari Alat dan Bahan Rp. 5.000.000
15. Alat Perawatan Lain Rp. 5.000.000
Jumlah Rp. 70.000.000

Berdasarkan tabel 3.3, dapat diketahui bahwa dari keseluruhan biaya yang
dibutuhkan untuk pembuatan Poli Fisioterapi Anak setengahnya yakni sebesar
Rp 35.000.000 dialokasikan untuk renovasi ruangan dan setengah sisanya

12
digunakan untuk biaya pembelian alat, dan biaya fasilitasnya.

b. Biaya Operasional Tetap


Biaya operasional tetap dalam pelayanan Poli Fisioterapi Anak meliputi biaya
gaji pegawai, biaya listrik, air, internet, biaya ATK, dan biaya perawatan alat.
Berikut tabel Biaya Operasional Tetap Pelayanan Poli Fisioterapi Poli SK:
Tabel 3.4 Biaya Operasional Tetap Pelayanan Poli Fisioterapi Poli SK
No. Jenis Komponen Biaya

1. Biaya Pegawai 2 orang Rp 84.000.000


2. Biaya Listrik dan Air Rp 3.000.000
3. Biaya ATK Rp 1.200.000
4. Biaya Internet Rp 2.400.000
5. Biaya Perawatan alat Rp 1.200.000
Jumlah Rp 96.000.000

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dipelajari bahwa biaya pegawai merupakan biaya
yang paling banyak dikeluarkan untuk pelayanan Poli Fisioterapi Anak. Biaya
umum untuk listrik, air dan internet tergolong biaya operasional tetap karena
pengeluarannya tidak berbeda signifikan ada ataupun tidak ada pasien.

c. Biaya Operasional Variabel


Biaya Operasional Variabel merupakan biaya yang dikeluarkan bila ada
perawatan pasien. Biayanya adalah Rp 40.000 meliputi biaya bahan habis
pakai dan jasa fisioterapis.

2) Komponen Benefit
a. Pendapatan Klinik
Pendapatan klinik dari pelayanan Poli Fisioterapi Anak dihitung dengan
mengalikan tarif biaya pelayanan fisioterapi anak dengan rata-rata jumlah
kunjungan setiap tahun (Pendapatan klinik dari pelayanan poli fisioterapi anak
= tarif biaya pelayanan poli fisioterapi anak X rata- rata jumlah

13
kunjungan/tahun). Dengan asumsi bahwa tarif pelayanan fisioterapi anak
meningkat sebesar Rp 10.000 setiap tahun dan terjadi peningkatan sebanyak 2
pasien per hari setiap tahunnya. Dengan tarif biaya pelayanan sebesar Rp
75.000, pendapatan untuk tahun pertama dari tarif tersebut adalah Rp
222.750.000.

3.3.3 Perhitungan Cost Benefit Analysis


Setelah dilakukan identifikasi dan analisis komponen cost dan benefit dari Poli
Gigi Klinik SK, tahapan selanjutnya adalah menghitung total cost dan total benefit Poli
Gigi Klinik SK.
Tabel 3.5 Tabel Perhitungan Total Cost dan Total Benefit Poli Gigi Klinik SK

Berdasarkan tabel 3.5, didapatkan bahwa total present value cost Poli Gigi atau
total biaya selama 10 tahun bila diproyeksikan pada saat ini adalah Rp 7.535.647.497
sedangkan total present value benefit Poli Gigi atau total pendapatan selama 10 tahun
bila diproyeksikan pada saat ini adalah Rp 11.175.957.270. Sehingga keuntungan

14
selama 10 tahun bila diproyeksikan pada saat ini adalah Rp 3.640.309.773. Tahapan
menghitung total cost dan total benefit juga dilakukan pada Poli Fisioterapi Anak Klinik
SK setelah proses identifikasi dan analisis komponen cost dan benefit dari Poli
Fisioterapi Anak Klinik SK yang secara rinci dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.6 Perhitungan Total Cost dan Total Benefit Poli Fisioterapi Anak Klinik SK

Berdasarkan tabel 3.6 maka didapatkan bahwa total present value cost poli
Fisioterapi Anak adalah Rp 1.942.911.811 sedangkan total present value benefit poli
Fisioterapi Anak adalah Rp 3.833.591.508. sehingga keuntungan selama 10 tahun bila
diproyeksikan pada saat ini adalah Rp 1.890.679.697.
Adanya inflasi yang terus meningkat setiap tahunnya, maka pada komponen cost
dan benefit juga akan mengalami kenaikan biaya tiap tahun. Perhitungan cost benefit
analysis ini akan dihitung mulai tahun 2023, untuk itu seluruh komponen cost dan
benefit pembuatan Poli Gigi dan Poli Fisioterapi Anak akan ditransformasikan ke
hingga tahun 2033. Pada tabel 3.5 dan 3.6, didapatkan bahwa hasil dari perhitungan
CBA keduanya menghasilkan nilai selisih antar total present value cost dan total present
value benefit sebesar Rp 3.640.309.773,- (Poli Gigi) dan Rp 1.890.679.697,- (Poli

15
Fisioterapi Anak). Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan selisih total antara total
biaya (cost) dan total manfaat (benefit) dimana total manfaat lebih besar dari total biaya
maka kemungkinan usulan untuk pembukaan layanan salah satu poli di klinik SK
tersebut dapat diterima. Pada tabel 3.5 dan 3.6 secara garis besar juga menunjukkan
bahwa dalam 10 tahun Poli Gigi menghasilkan keuntungan lebih besar, namun hal ini
juga diikuti oleh modal dan biaya yang jauh lebih besar daripada Poli Fisioterapi Anak.

3.3.4 Rasio Present Value Cost dan Benefit


Berdasarkan data perhitungan nilai cost dan benefit pembuatan Poli Gigi dan
pembuatan Poli Fisioterapi Anak, maka dapat dilihat rasio antara PV Cost dan Benefit
pada tabel berikut:
Tabel 3.7 Rasio PV Benefit dan PV Cost
Poli Gigi Poli Fisioterapi Anak
Ratio B/C 1,48 1,97
NPV Rp 3.640.309.773,- Rp 1.890.679.697,-
IRR 49,29% 96,37%

Berdasarkan tabel 3.7, didapatkan bahwa nilai manfaat dari pembuatan Poli
Fisioterapi Anak lebih tinggi dari pada pembuatan Poli Gigi. Namun, dari jumlah
keuntungan yang didapatkan, Poli Gigi menghasilkan keuntungan lebih besar dari pada
poli fisoterapi anak. Poli Fisioterapi Anak memiliki nilai Ratio B/C lebih tinggi namun
total keuntungan lebih kecil karena modal yang dibutuhkan dan tarif yang ditetapkan
Poli Fisioterapi Anak lebih kecil, sehingga pengembalian modal pada Poli Fisioterapi
Anak lebih cepat bila dibandingkan dengan Poli Gigi, hal ini terlihat dari Nilai IRR
(Internal Rate of Return) poli fisioterapi yang lebih tinggi dari Poli Gigi.
Dari hasil perhitungan ratio B/C dan IRR pada tabel 3.7 diperoleh bahwa
pembuatan Poli Fisioterapi Anak lebih memberi manfaat lebih besar sebesar 1,97 dan
96,37% daripada pembuatan Poli Gigi. Sehingga dengan modal dan biaya yang lebih
kecil, Poli Fisioterapi Anak memberikan manfaat yang lebih besar. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa ratio B/C pada Poli Fisioterapi Anak menunjukan gambaran 1,97 kali
lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan. Dari nilai IRR juga

16
menunjukkan bahwa suatu Poli Fisioterapi Anak dinyatakan layak dengan nilai IRR
lebih besar dari tingkat keuntungan yang dikehendaki (Minimum Attractive Rate of
Return/MARR) yaitu sebesar 96,37%.

17
BAB 4
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Pada jurnal dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan layanan Poli Fisioterapi
Anak lebih memberikan manfaat dan layak untuk dilaksanakan dibandingkan dengan
membuka layanan Poli Gigi. Poli Fisioterapi Anak memiliki nilai ratio B/C dan IRR
yang lebih besar dibandingkan dengan Poli Gigi.

18
DAFTAR PUSTAKA

E. J. Mishan & Euston Q. 2020. Cost Benefit Analysis. Sixth Edit. New York: Routledge,
Taylor & Francis.

Indrayathi, P. A. (2016). Bahan Ajar Economic Evaluation In Health Care. In Economic


Evaluation in Health Care (pp. .–33).

Nerito Prima & Sutowijoyo. 2023. Cost Benefit Analysis Membuka Layanan Poli Gigi
Atau Layanan Poli Fisioterapi Anak Di Klinik Safakillah. Interdental Jurnal
Kedokteran Gigi (LJKG). (19), (2).

Rahmiyati, A. L., dkk. 2019. Cost Benefit Analysis (CBA) Program Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) Susu Paka Karyawan di PT. Trisula Textile
Industries Tbk Cimahi Tahun 2018. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, 3(1),
125-134 https://doi.org/10.7454/eki.v3i1.2740

Suhadi dkk. 2016. Seluk Beluk Hipertensi: Peningkatan Kompetensi Klinis untuk
Pelayanan Kefarmasian. Jakarta: APPTI.

Udyanto HM. 2021. Cost Benefit dan Effectiveness Investasi Alat Kesehatan
Berteknologi Tinggi di Instalasi Radiologi. J Manaj. 2021;12(2):01.

19

Anda mungkin juga menyukai