Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Analisis Keputusan
yang di ampu oleh:
Oleh :
Kelompok 1
Abi Manyu Pamungkas (180130072)
Fara Anjelika (180130075)
Fadilla Audina Azhara Butar-Butar (180130099)
Koko Andika (180130120)
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Pengambilan
keputusan Karyawan Baru PTPN IV Sei Mangkei dengan menggunakan
Metode AHP”. Penulisan makalah ini secara khusus dimaksudkan untuk
menyelesaikan tugas dari salah satu mata kuliah Teknik Industri yaitu Analisis
Keputusan, sekaligus diharapkan mampu menjadi media pembelajaran yang
bermanfaat untuk para mahasiswa.
Selesainya makalah ini merupakan hasil dari kerja keras dan bantuan dari
berbagai pihak dan sumber informasi terpercaya lainnya. Namun tidak lepas dari
itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................iv
DAFTAR RUMUS..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................1
1.3 Tujuan Masalah............................................................................1
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan................................................................................24
5.2 Saran..........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Skala Penilaian Perbandingan..................................................................11
3.1 Random Cosistency Index (RI).................................................................15
4.1 Skala Penilaian Perbandingan Antara Variable.......................................17
4.2 Tabel Matriks Perbandingan Antar Variable...........................................17
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Struktur Hirarki AHP...............................................................................10
4.1 Struktur Hirarki pemilihan Karyawan baru..............................................16
iv
DAFTAR RUMUS
Pers. Halaman
1. Menghitung Eigenvector.............................................................................12
2. Menghitung Consistency index (CI)...........................................................12
3. Menghitung Consistency Ratio (CR) .........................................................15
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan dengan situasi yang kompleks. Metode ini dianggap lebih
mempermudah peneliti dalam mengambil keputusan dibandingkan dengan metode
yang sudah ada. Metode AHP (Analytical Hierarchy Proces) pertama kali
dikemukakan oleh Saaty (1980). Metode AHP digunakan untuk menentukan
alternatif terbaik dari suatu permasalahan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Metode ini dianggap sangat efektif untuk membandingkan alternatif yang ada.
Metode AHP (Analytical Hierarchy Proces) biasanya menggunakan
matriks pairwise comparison untuk menentukan alternatif yang dilakukan secara
berkelompok. Pairwise Comparison dalam AHP merupakan kegiatan pembobotan
kriteria dan alternatif. Hasil pembobotan tersebut kemudian akan dibandingkan
antara satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan solusi terbaik. Salah satu
sarana yang dapat digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan adalah
dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel.
AHP adalah sebuah metode pengambilan keputusan yang berusaha
menutupi kelemahan dari metode pembuat keputusan sebelumnya dengan input
utama persepsi manusia.
Hal unik dari AHP adalah data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Pada sisi lain, kekurangan AHP adalah metode tersebut tidak mampu
menyelesaikan permasalahan ketika terdapat nilai kosong dalam matriks pairwise
comparison. Nilai yang kosong tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor
yang disengaja maupun tidak disengaja. Permadi (1992) menjelaskan bahwa
ketidaktahuan atau keragu-raguan narasumber dalam memberikan informasi dapat
mengakibatkan pertanyaan tidak terjawab.
Pada kondisi tertentu, pertanyaan juga tidak terjawab karena narasumber
yang terlalu sibuk dan sulit untuk ditemui. Nilai kosong pada kejadian tersebut
tergolong dalam kejadian tidak disengaja. Adapula kejadian yang dilakukan
secara disengaja ketika narasumber tidak ingin menjawab terlalu banyak
pertanyaan. Pengurangan pertanyaan kemudian harus dilakukan untuk mengatasi
hal tersebut. Hal itu mengakibatkan munculnya nilai kosong pada matriks
pairwise comparison.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Analisis Keputusan
Keputusan (decision) ialah : ”a dicision is an act of choice where in an
executive forms a conclusion about what must or must not be done in a given
situation,” (keputusan ialah suatu tindakan pemilihan di mana pimpinan
menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus atau tidak harus dilakukan
dalam situasi yang tertentu).[Maringan, 2004]
Analisis keputusan adalah disiplin ilmiah yang menggunakan instrumen
statistikal dan matematikal yang digabung dengan pendekatan kesisteman dalam
membantu para pimpinan menganalisis keputusan yang diambilnya.[Sondang,
1997]
Analisis keputusan sebagai proses rasional, dengan perhatian khusus pada
penilaian alternatif dari sudut tujuan yang hendak dicapai. Analisis keputusan itu
dimaksudkan antara lain untuk lebih menjamin, bahwa keputusan yang diambil
mempunyai kaitan langsung dan relevansi tinggi dengan kenyataan yang ada.
2. Pendapat Ahli
Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi
predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan
kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan
bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli
tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal
tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut
bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang
dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat
2
3
bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk
membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju
dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam
kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
4. Kesepakatan
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu
organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan
ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi
akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti
tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu
metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-
persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui
kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling
menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama,
sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau
darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan
Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang
menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan
keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam
situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
a. Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
b. Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
c. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam
mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
4
kendala-kendala yang akan dihadapi pun sering tidak didefenisikan dengan jelas.
Model-model kualitatif biasanya lebih realistis dibandingkan dengan model-
model kuantitatif.
Dalam analisis keputusan, manfaat utama dari model-model ini biasanya
disumbangkan oleh model-model tertutup, karena tuntutan akan ketepatan dan
kuantifikasi sebagai pertimbangan utama dapat dipenuhinya. Begitu besar manfaat
yang dapat diperoleh dari penggunaan model-model ini, sehingga model-model
itu digunakan untuk pengambilan keputusan yang sifatnya strategis seperti :
a. Penentuan sasaran organisasi.
b. Perumusan kebijaksanaan dasar.
c. Pemilihan lokasi pabrik.
d. Perencanaan dampak lingkungan.
e. Penyusunan anggaran yang tidak bersifat rutin.
Kriteria harus dapat diukur dan dianalisis baik secara kuantitatif maupun
kualitatif dan dapat dikomunikasikan.
b. Penentuan Prioritas
1. Relative Measurement
Yang pertama dilakukan dalam menetapkan prioritas demen-elemen
dalam suatu pengambilan keputusan adalah membuat perbandingan
berpasangan, yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan
seluruh kriteria untuk setiap subsistem hirarki. Dalam perbandingan
berpasangan ini, bentuk yang lebih disukai adalah matriks karena
matriks merupakan alat yang sederhana yang biasa dipakai, serta
memberi kerangka untuk menguji konsistensi. Rancangan matriks ini
mencerminkan dua segi prioritas yaitu mendominasi dan didominasi.
Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan
Skala Tingkat
Definisi Keterangan
Kepentingan
1 Sama Penting Kedua elemen mempunyai pengaruh
yang sama
3 Sedikit lebih Penting Pengalaman dan penilaian sedikit
memihak satu elemen dibandingkan
dengan pasangannya
5 Lebih Penting Pengalaman dan penilaian sangat
memihak satu elemen dibandingkan
dengan pasangannya
7 Sangat penting Satu elemen sangat disukai dan
secara praktis dominasinya sangat
nyata dibandingkan dengan
pasangannya
9 Mutlak lebih penting Satu elemen terbukti mutlak lebih
disukai dibandingkan dengan
pasangannya, pada tingkat keyakinan
yang tertinggi
2,4,6,8 Nilai tengah Diberikan bila terdapat keraguan
penilaian antara dua penilaian yang
berdekatan
Kebalikan Aij=1/Aij Bila aktivitas i memperoleh suatu
angka bila dibandingkan dengan
aktivitas j, maka j memiliki nilai
kebalikannya biladibandingkan i
Sumber : thomas L saaty, 1994
2) Eigenvalue dan Eigenvektor
Apabila seseorang yang sudah memasukkan persepsinya untuk setiap
perbandingan antara kriteria-kriteria yang berada dalam satu level atau yang dapat
diperbandingkan maka untuk mengetahui kriteria mana yang paling disukai atau
yang paling penting, disusun sebuah matriks perbandingan. Bentuk matriks ini
12
adalah simetris atau biasa disebut dengan matriks bujur sangkar. Apabila ada 3
kriteria yang dibandingkan dalam satu level matriks maka disebut matriks 3x3.
Ciri utama dari matriks perbandingan yang dipakai model AHP adalah kriteria
diagonalnya dari kiri atas ke kanan bawah adalah 1 (satu) karena yang
dibandingkan adalah dua kriteria yang sama. Selain itu sesuai dengan sistematika
berpikir otak manusia, matriks perbandingan yang dibentuk bersifat matriks
resiprokal misalnya kriteria A lebih disukai dengan skala 3 dibandingkan kriteria
B maka dengan sendirinya kriteria B lebih disukai dengan skala 1/3 dibandingkan
A.
Setelah matriks perbandingan untuk sekelompok kriteria telah selesai
dibentuk maka langkah berikutnya adalah mengukur bobot prioritas setiap kriteria
tersebut dengan dasar persepsi seorang ahli yang telah dimasukkan dalam matriks
tersebut. Hasil akhir perhitungan bobot prioritas tersebut merupakan suatu
bilangan desimal di bawah satu dengan total prioritas untuk kriteria kriteria dalam
satu kelompok sama dengan satu. Dalam penghitungan bobot prioritas dipakai
cara yang paling akurat untuk matriks perbandingan yaitu dengan operasi
matematis berdasarkan operasi matriks dan vector yang dikenal dengan nama
eigenvector.
Eigenvector adalah sebuah vector yang apabila dikalikan sebuah
matriks hasilnya adalah vector itu sendiri dikali dengan sebuah bilangan scalar
atau parameter yangbtidak lain adalah eigenvalue.
Bentuk persamannya sebagai berikut:
A.w = λ.w..............................................................................(Pers. 1)
Dengan :
W = eigenvector
λ = eigenvalue
A = matriks bujursangkar
c. Konsistensi
Salah satu asumsi utama model AHP yang membedakannya dengan
model-model pengambilan keputusan lain adalah tidak adanya syarat konsistensi
mutlak. Dengan model AHP yang memakai persepsi manusia sebagai inputnya
maka ketidakkonsistenan mungkin terjadi karena manusia memiliki keterbatasan
dalam menyatakan persepsinya secara konsisten terutama kalau harus
membandingkan banyak kriteria. Berdasarkan kondisi ini maka manusia dapat
menyatakan persepsinya tersebut akan konsisten nantinya atau tidak.
Pengukuran konsistensi dari suatu matriks itu sendiri didasarkan atas
eigenvalue maksimum Dengan eigenvalue maksimum, inkonsistensi yang biasa
dihasilkan matriks perbandingan dapat diminimumkan.
Rumus dari indeks konsistensi (consistency index/CI) adalah
CI=( λ max -1)/(n-1).........................................................................(Pers.2)
Dengan
CI = indeks konsistensi
λ max = eigenvalue maksimum
n = orde matriks
13
d. Sintesis Prioritas
Untuk memperoleh perangkat prioritas yang menyeluruh bagi suatu
persoalan keputusan, diperlukan suatu pembobotan dan penjumlahan untuk
menghasilkan suatu bilangan tunggal yang menunjukkan prioritas suatu elemen
Langkah yang pertama adalah menjumlahkan nilai-nilai dalam setiap
kolom kemudian membagi setiap entri dalam setiap kolom dengan jumlah pada
kolom tersebut untuk memperoleh matriks yang dinomalisasi. Nommalisasi ini
dilakukan untuk mempertimbangkan unit kriteria yang tidak sama. Yang terakhir
adalah merata-ratakan sepanjang baris dengan menjumlahkan semua nilai dalam
setiap baris dari matriks yang dinommalisasi tersebut dan membaginya dengan
banyaknya entri dari setiap baris sehingga sintesis ini menghasilkan persentase
prioritas relatif yang menyeluruh.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini ingin menguraikan perkembangan manajemen pengambilan
keputusan dan contoh penerapannya. Pada point intruduction dan literature
reviews dipaparkan seputar manajemen pengambilan keputusan dan beberapa
terminology yang terkait dengan riset ini. Selanjutnya dipaparkan contoh aplikasi
dari manajemen pengambilan keputusan. Kasus yang diambil adalah pengambilan
keputusan pada Rekrutmen karyawan baru PKS Sei Mangkei dengan pendekatan
kualitatif, peneliti melakukan Focus Group Discussion dengan manajemen
fakultas untuk memetakan kebutuhan dan permasalahan yang ada serta
mendiskusikan model terbaik untuk memutuskan kandidat yang diterima dengan
menggunakan analitical hierarchy process. Penelitian ini mirip yang dilakukan
oleh Fikri Dweiri, dkk tentang bagaimana menggunakan AHP untuk pengambilan
keputusan dalam menentukan karyawan baru.
16
17
Syafa Lutfi
Ahmad Habibi Amirruddin
Gambar 1. Struktur Hirarki
Kriteria C1 C2 C3 C4
C1 1 5 1 7
C2 1/5 1 1/5 3
C3 1 5 1 7
C4 1/7 1/3 1/3 1
2. Menghitung Eigen
1,00 5,00 1,00 7,00
0,20 1,00 0,20 3,00
A= 1,00 5,00 1,00 7,00
0,14 0,33 0,14 1,00
2,34 11,33 2,34 18,00
0,42
X= 0,11
0,42
0,05
3. Perhitungan CR
AX = λmax X 0,42
1,00 5,00 1,00 7,00 0,11
0,20 1,00 0,20 3,00 0,42
0,42 = λmax
1,00 5,00 1,00 7,00 0,11
0,42 0,53 0,42 0,05
0,36 0,42
0,14 0,42
0,08 0,33 0,11
0,14 1,00
0,08 0,16 0,11
0,05
= λmax
0,42 0,53 0,42 0,36 0,42
0,06 0,04 0,06 0,05 0,05
1,74
0,43 = λmax 0,42
1,74 0,11
0,21 0,42
0,05
1,74 0,43 1,74 0,21
+ + +
λmax = 0,42 0,11 0,42 0,05
4
16,30
λmax =
4
λmax = 4,07
19
λmax−n
CI =
n−1
4,07−4
=
4−1
0,07
= = 0,02
3
IR = 0,90 (karena ada 4 aternatif)
0,02
CR = = 0,02
0,90
(Karena CR>0,1, maka evaluasi konsisten)
4. Perangkingan Alternatif
1. Kompetensi
Alternati
A B C
f
A 1 1 3
B 1 1 3
C 1/3 1/3 1
a. Menghitung Eigen
1,00 1,00 3,00
A= 1,00 1,00 3,00
0,33 0,33 1,00
Jumlah 2,33 2,33 7,00
0,43
X= 0,43
0,14
b. Perhitungan CR
AX = λmax X
1,00 1,00 3,00 0,43 0,43
1,00 1,00 3,00 0,43 = λmax 0,43
0,33 0,33 1,00 0,14 0,14
= λmax
20
1,29 0,43
1,29 0,43
0,43 0,14
λmax−n
CI =
n−1
3−3
=
2
0
= =0
2
IR = 0,58 (karena ada 4 aternatif)
0
CR = = 0 (Karena CR>0,1, maka evaluasi konsisten)
0,58
2. Usia
Alternati
f A B C
A 1 2 3
B ½ 1 3
C 1/3 1/3 1
a. Menghitung Eigen
1,00 2,00 3,00
A= 0,50 1,00 3,00
0,33 0,33 1,00
Jumlah 1,83 3,33 7,00
0,55 0,60 0,43
A= 0,27 0,30 0,43
0,18 0,10 0,14
0,54
X= 0,34
0,14
a. Perhitungan CR
AX = λmax X
0,54
= λmax 0,34
0,14
21
1,62 0,54
1,02 0,34
0,43 0,14
λmax = 1,61 1,02 0,43
+ +
0,54 0,34 0,14
= λmax 3
9,16
λmax =
3
λmax = 3,05
λmax−n
CI =
n−1
3,05−3
=
2
0,05
= = 0,03
2
IR = 0,58 (karena ada 4 aternatif)
0,03
CR = = 0,05 (Karena CR>0,1, maka evaluasi konsisten)
0,58
3. Pengalaman Kerja
Alternati
A B C
f
A 1 2 3
B 1/5 1 3
C 1/3 1/3 1
a. Menghitung Eigen
1,00 2,00 3,00
A= 0,20 1,00 3,00
0,33 0,33 1,00
Jumlah 1,53 3,33 7,00
0,56
X= 0,29
22
0,15
b. Perhitungan CR
1,00 2,00 3,00 0,56 0,56
= λmax
0,20 1,00 3,00 0,29 0,29
0,33 0,33 1,00 0,15 0,15
1,59 0,56
0,86 = λmax 0,29
0,44 0,15
0,11
X= 0,58
0,31
b. Perhitungan CR
0,11
= λmax 0,58
1,00 0,20 0,33 0,11
0,31
5,00 1,00 2,00 0,58
3,00 0,50 1,00 0,31
0,33 0,11
1,75 = λmax 0,58
0,93 0,31
24
5.2 Saran
Tantangan pengambilan keptusan adalah bagaimana menyelesaikan
persoalan yang dalam kategori permasalahan yang tidak terstruktur, yang sulit
diestimasikan kemunculannya dan masalah tersebut dapat mengakibatkan akses
yang lebih besar bagi organisasi jika tidak segera ditanggulangi..
Sistem pendukung pengambilan keputusan yang penulis sampaikan ini
adalah sistem manajemen yang didukung dengan perangkat teknologi informasi,
dan oleh karenanya menjadi salah satu alternatif terbaik dalam mengatasi
tantangan pengambilan keputusan.
Karena trend saat ini pengambilan keputusan dilakukan secara
berkelompok dantersebar (disegala penjuru dimana organisasi itu beroperasi),
maka pengembangan sistem kedepan harus dititik tekankan pada “komunikasi
pengambilan keputusan”. Ini yang penulis sarankan untuk riset lanjutan.
25
DAFTAR PUSTAKA