PENYUSUNAN
STANDAR HARGA SATUAN BARANG (SHSB)
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO
TAHUN ANGGARAN 2017
i
terhadap keseluruhan output SSH 2017 dibandingkan dengan SSH
2016.
Surabaya, 2016
Universitas Airlangga
TTD
ii
DAFTAR ISI
i
BAB IV. TEMUAN DATA DAN HASIL SURVEY DI LAPANGAN ................... 42
4.1. Tata Niaga Barang Kebutuhan Pemerintah Daerah ................... 42
4.2. Inflasi .................................................................................... 44
4.3. Proses Penentuan Kebutuhan Barang ....................................... 45
4.4. Format Buku Standar Harga Satuan Barang .............................. 46
4.5. Bidang Barang........................................................................ 47
4.6. Hasil Survey Di Lapangan ........................................................ 53
BAB V. ANALISA PERHITUNGAN ........................................................... 55
5.1. Analisa Perhitungan SHSB ....................................................... 55
5.2. Analisa Perhitungan SHSBGN ................................................... 58
LAMPIRAN
ii
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir
BAB I
PENDAHULUAN
G
ood governance adalah adanya pemerintah yang kompetitif,
yaitu mengembangkan persaingan yang sehat, dalam upaya
meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan
sumberdaya dan produktifitas. Dengan kata lain pemerintahan yang
kompetitif berusaha untuk memotivasi semangat kompetisi dalam
pemberian layanan publik. Kompetisi adalah satu - satunya cara untuk
menghemat biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan tanpa harus
memperbesar biaya. Selain itu salah satu syarat kriteria pemerintah yang
baik adalah adanya Effectiveness and Efficiency yaitu memenuhi
kebutuhan dengan cara terbaik dalam penggunaan sumberdaya. Menurut
Mardiasmo1 efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan
input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai
output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output dengan input
yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
Sedangkaan efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan
target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan
perbandingan outcome dengan output.
1
Akuntansi Sektor Publik, Dr. Mardiasmo, MBA, Ak
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Standarisasi barang
c. Standarisasi harga
2.1.1 Barang
2.1.2 Harga
2.2.1 Inflasi
1) Definisi Inflasi
2) Indikator Inflasi
3) Disagregasi Inflasi
b. Inflasi non Inti yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh selain faktor
fundamental. Dalam hal ini terdiri dari :
4) Determinasi Inflasi
Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push
inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari
Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 10
Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir
Gambar 1.1
1Misalnya antara lain harga BBM, TDL, tarif telepon, cukai rokok, dan tarif
angkutan.
2Misalnya gagal panen dan langkanya komoditi tertentu.
2.4 Sampling
a. Penentuan Populasi,
f. Pemilihan Sampel
b. Sampel Probabilitas
c. Sampel Nonprobabilitas
BAB III
RUANG LINGKUP , OUTPUT PEKERJAAN,
DAN TAHAPAN PEKERJAAN
BAB IV
TEMUAN DATA
DAN HASIL SURVEY DILAPANGAN
Dalam Bab ini akan dipaparkan terkait tata niaga barang kebutuhan
Pemerintah Daerah mulai dari Produsen sampai kemudian bisa
dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah. Kemudian akan dipaparkan
tentang inflasi mulai laju inflasi kelompok barang dan sub kelompok
barang di wilayah Mojokerto. Kemudian akan dipaparkan tentang tingkat
suku bunga dasar kredit mulai dari definisinya sampai besarnya tingkat
suku bunga dasar kredit untuk beberapa bank di Indonesia. Akan
dijelaskan juga tentang proses penentuan kebutuhan barang dan format
buku standar satuan harga serta macam – macam bidang barang yang
ada. Yang terakhir dipaparkan hasil survey dilapangan.
Produsen
Pengecer
Pemerintah Kota
Gambar 4.1
4.2 INFLASI
Berdasarkan data dari BPS Jawa Timur selama 7 tahun terakhir laju
inflasi kelompok barang dan sub kelompok barang di wilayah Surabaya
secara umum mengalami peningkatan. Laju inflasi bidang barang secara
umum meningkat paling tinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 7,52% dan
yang paling rendah pada tahun 2009 sebesar 3,39 %. Secara lebih rinci
laju inflasi per kelompok dan sub kelompok barang di Kota Mojokerto pada
tahun 2009 sampai dengan tahun 2015 terdapat pada tabel 4.1 dibawah.
Tabel 4.1
Laju inflasi Kelompok Barang dan Sub Kelompok Barang di Wilayah
Mojokerto Tahun 2009 sampai dengan 2015
Kelompok dan Sub Kelompok Tahun
No.
Jenis Barang/ Jasa 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Umum 3.39 7.33 4.72 4.39 7.52 7.4 3.43
2 Bahan Makanan 4.58 16.61 4.83 5.97 12.18 6.76 4.86
3 Padi-2an, Umbi-2an & hsl-nya 9.14 23.55 13.82 0.55 8.64 11.77 6.91
4 Daging & hasilnya -0.34 2.57 13.41 11.44 12.71 3.48 12.27
5 Ikan Segar -1.85 7.36 13.78 9.38 9.09 12.57 5.57
6 Ikan Diawetkan 1 8.72 16.18 -8.69 8.27 19.17 18.47
7 Telur, Susu, dan hasilnya 0.72 5.12 5.12 4.23 8.16 11.47 5.21
8 Sayur-2an 1.97 35.68 11.04 -4.39 23.08 -4.26 7.14
9 Kacang-2an 6.31 8.35 -0.54 16.09 7.39 0.48 2.55
10 Buah-2an 6.61 16.83 -0.5 12.41 15.66 2.53 4.18
11 Bumbu-2an 31.52 50.64 34.35 17.17 25.94 4.15 -12.56
12 Lemak dan Minyak -6.4 13.77 5.85 1.85 6.6 4.13 -9.67
13 Bahan Makan lainnya 6.06 0.66 2.31 7.27 2.72 10.91 7
Makanan Jadi, Minuman,
14 Tembakau 7.55 5.59 5.6 6.89 6.54 7.3 7.86
15 Makanan Jadi 5.58 5.4 4.91 5.02 7.43 5.37 8.48
16 Minuman Yg Tidak Beralkohol 16.38 4 -0.37 9.43 2.42 8.69 7.53
17 Tembakau dan Min. Beralkohol 5.79 8.1 14.54 10.7 7.6 11.52 5.51
18 Perumahan 0.83 5.37 3.1 3.38 6.14 7.8 2.91
19 Biaya tempat tinggal 1.68 2.82 3.98 5.19 6.07 4.37 1.63
20 bahan bakar, penerangan, Air -1.28 10.04 0.07 0.19 8.64 17.2 3.76
21 Perlengkapan Rumah Tangga 3.41 0.89 1.75 2.17 1.9 2.58 6.23
22 Penyelenggaraan Rmh Tangga 0.88 7.39 7.21 4.32 3.9 6.83 4.59
23 Sandang 6.45 8.38 9.52 4.2 -2.66 2.72 2.5
24 Sandang Laki-laki 2.11 1.35 11.6 0.6 2.82 2.51 1.45
25 Sandang Wanita 0.1 0.47 2.07 2.27 2.32 5.76 3.01
26 Sandang Anak-anak 2.67 3.19 3.32 4.06 1.42 1.06 4.41
27 Barang Pribadi n sandang Lainnya 13.02 16.9 13.44 6.31 -7.4 1.1 1.69
28 Kesehatan 1.86 1.95 4.4 2.79 4.23 5.32 5.02
29 Jasa Kesehatan 1.19 0.55 1.35 0.55 2.21 2.38 5.19
30 Obat-obatan 4.68 1.39 1.68 3.77 2.93 5.57 6.69
31 Jasa perawatan jasmani 3.41 1.99 1.62 5.02 3.92 1.67 3.35
32 Perawatan jasmani n Kosmetik 0.6 3.51 9.18 3.63 6.53 8.79 4.45
33 Pend. Rekreasi dan O.R. 5.97 5.81 7.19 2.99 3.09 6.08 3.81
34 Jasa Pendidikan 9.59 9.89 9.74 3.42 4.22 5.8 6.52
35 Kursus-kursus/ Pelatihan 0.76 2.91 2.25 0.51 3.93 6.68 1.48
36 Perlengkapan/ peralatan Pend. 1.44 3.85 8.13 5.02 1.23 6.03 2.81
37 Rekreasi 2.78 -0.53 2.86 1.58 1.41 7.27 1.24
38 Olah raga 1.9 0.33 0.01 0.94 0.96 2.13 3.13
39 Trans, Kom dan Jasa KEU. -0.29 3.66 2.76 2.52 11.71 10.48 -1.61
40 Transport -0.36 1.29 4.11 3.56 17.59 16.42 -3.05
41 Komunikasi dan Pengiriman -0.57 -1.21 0 -0.09 0 -0.24 0.04
42 Sarana, Penunjang Transport 0.57 32.94 1 1.3 0.6 0.71 4.08
43 Jasa Keuangan 0.57 0 0 2.35 1.34 18.44 0
Sumber Data : BPS Jawa Timur
Gambar 4.2
Format Buku Standar Satuan Harga
Kode Barang, yang dimaksud kode barang disini adalah nomor kode
barang yang penulisannya didasarkan pada penggolongan barang
yang terbagi atas bidang, kelompok, sub kelompok, dan sub – sub
kelompok/jenis barang. Pembagaian disini didasarkan pada
Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah. Contoh penulisan kode barang
adalah sebagai berikut :
Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa kode barang untuk Sedan Honda
New Accord VTI 2.4 L A/T adalah 1.02.03.01.01.001.001 dengan
penjelasan dari kode barang tersebut seperti pada gambar 4.2
dibawah
Gambar 4.3
Kode Barang dan Jasa
ALAT-ALAT BESAR
ALAT-ALAT BESAR DARAT
Grader
Excavator
Pile Driver
Hauler
Asphalt Equipment
Compacting Equipment
Aggragate Concrete Equipment
Loader
Alat Pengangkat
ALAT BANTU
Compressor
Electric Generating Equipment
Pompa
2. ALAT ANGKUTAN
ALAT ANGKUTAN DARAT BERMOTOR
Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan
Kendaraan Bermotor Penumpang
Kendaraan Bermotor Angkutan Barang
Kendaraan Bermotor Khusus
Kendaraan Bermotor Beroda Dua
ALAT ANGKUTAN DARAT TAK BERMOTOR
KOMPUTER
Personal Komputer
Peralatan Komputer Mainframe
Peralatan Personal Komputer
Peralatan Jaringan
6. ALAT STUDIO DAN KOMUNIKASI
ALAT STUDIO
Peralatan Studio Visual
Peralatan Studio Video Dan Film
Peralatan Studio Video Dan Film A
ALAT TELEKOMUNIKASI
Alat Komunikasi Telephone
7. ALAT-ALAT KEDOKTERAN
ALAT KEDOKTERAN
Alat Kedokteran Umum
Alat Kedokteran Gigi
Alat Kedokteran Keluarga Berencana
Alat Kedokteran Mata
Alat Kedokteran THT
Alat Farmasi
Alat Kedokteran Bedah
Alat Kesehatan kebidanan dan Penyakit Kandungan
Alat Kedokteran Bagian Penyakit Dalam
Poliklinik Set
Penderita Cacat Tubuh
Alat Kedokteran Neurologi (Syaraf)
Alat Kedokteran Jantung
Alat Kedokteran Radiologi
Alat Kedokteran Gawat Darurat
8. ALAT LABORATORIUM
UNIT-UNIT LABORATORIUM
Alat Laboratorium Kimia Air
Alat Laboratorium Bahan Bangunan Konstruksi
Alat Laboratorium Umum
SUKU CADANG
Suku Cadang Alat Angkutan
Suku Cadang Alat Besar
ALAT/BAHAN UNTUK KEGIATAN KANTOR
Alat Tulis Kantor
Kertas dan Cover
Bahan Komputer
Perabotan Kantor
Alat Listrik
Perlengkapan Dinas
Alat Bahan Kegiatan Kantor Lainnya
OBAT-OBATAN
Obat
NATURA DAN PAKAN
Natura
Pakan
14. BARANG TAK PAKAI HABIS
PIPA
Pipa Plastik PVC (UPVC)
Pipa Lainnya
RAMBU - RAMBU
Rambu – Rambu Lalu Lintas
15. BIAYA SEWA
SEWA PERALATAN
Sewa Alat Konstruksi
Sewa Alat Transportasi
Sewa Alat Kantor Dan Rumah Tangga
Sewa Alat Studio Dan Komunikasi
SEWA TEMPAT
Sewa Tempat Pertemuan
Sewa Tempat Lainnya
SEWA PERLENGKAPAN
Sewa Perlengkapan
BAB V
ANALISA PERHITUNGAN
perbedaannya ekstrim baik jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah
dari harga survey yang lainnya, maka harga ini akan dibuang atau
tidak digunakan dalam proses perhitungan harga dasar.
2. Harga survey yang telah dianalisa kewajaran harganya kemudian
dicari rata-ratanya. Hasil dari harga rata – rata inilah yang
kemudian akan digunakan sebagai harga dasar.
5.2 INFLASI
Perkiraan laju inflasi di wilayah mojokerto tahun 2017 dilakukan
berdasarkan data laju inflasi kelompok barang dan sub kemompk barang
di wilayah Madura tahun 2009 sampai dengan 2015 (Tabel 4.2) dengan
menggunakan metode peramalan polinomial pangkat lima. Metode ini
dipilih karena sesuai dengan karakteristik data inflasi untuk masing-
masing sub kelompok barang dimana pola datanya tidak liner.
Besarnya inflasi barang yang terdapat dalam standar satuan harga
ini ditentukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Data inflasi yang didapatkan dari BPS jawa Timur tidak
mencakup semua kelompok barang dan sub kelompok barang,
maka inflasi untuk kelompok barang dan sub kelompok barang
di standar satuan harga yang belum tercakup dalam data inflasi
tersebut menggunakan data laju inflasi untuk kelompok barang
dan sub kelompok barang umum.
2. Penyusunan standar satuan harga Pemerintah Kota Mojokerto
Tahun Anggaran 2017 dilaksanakan pada bulan maret tahun
2016 dan penggunaan buku standar satuan harga Pemerintah
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2017, sehingga penentuan
inflasi yang digunakan adalah dari inflasi tahun 2016 dan tahun
2017.
Tabel 5.2
Prediksi Inflasi Standar Satuan Harga Tahun Anggaran 2017
5.3 KEUNTUNGAN
Variabel penyusun dalam standar satuan harga adalah harga dasar,
inflasi, dan keuntungan. Keuntungan yang dimaksud disini adalah
keuntungan yang diharapkan oleh pihak ketiga, yaitu sejumlah
keuntungan yang diharapkan apabila rekanan atau pihak ketiga dalam
pengadaan barang dan jasa. Pihak ketiga atau rekanan dalam proses
melakukan pengerjaan proyek maka akan membutuhkan modal usaha.
Salah satu cara dari pihak ketiga atau rekanan untuk mendapatkan modal
Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 37
Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir
UNTUNG TOTAL
No Bidang Barang Inflasi (%) PPN (%)
(%) (%)
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, Ak; “Akuntansi Sektor Publik”; 2002; Penerbit Andi Offset,
Yogyarkata.
Prof. Mudrajat Kuncoro, Ph.D; “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”; 2014;
Penerbit Erlangga; Jakarta.
-----------; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
-----------; Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah;
Laboratorium Pengkajian dan Pengembangan Akuntansi, Perpajakan dan Sistem Informasi (Lab PPAPSI) 24
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga