Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN AKHIR

PENYUSUNAN
STANDAR HARGA SATUAN BARANG (SHSB)
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO
TAHUN ANGGARAN 2017

LEMBAGA PENGABDIAN, PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN


PENGEMBANGAN MASYARAKAT (LP4M)
UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT


atas izin dan rahmat serta karuniaNya kami dapat menyelesaikan
Kegiatan Penyusunan Standar Satuan Harga Pemerintah Kota
Mojokerto Tahun Anggaran 2017. Standar Satuan Harga (SSH) ini
merupakan standar atau pedoman yang berisi jenis barang dan standar
harga satuan barang yang digunakan untuk penyusunan RKA/DPA
pada semua SKPD dalam satu tahun anggaran di lingkungan
Pemerintah Kota Mojokerto. Diharapkan dengan adanya Standar
Satuan Harga (SSH) ini akan memberikan bermanfaat bagi SKPD
sehingga mempermudah dalam perencanaan pekerjaan atau kegiatan
dalam proses penyusunan anggaran, mendorong SKPD untuk lebih
selektif mengalokasikan anggaran. Bagi Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD), dengan adanya Standar Satuan Harga (SSH) akan
mempermudah melakukan evaluasi anggaran yang telah diusulkan oleh
masing-masing SKPD.

Laporan Akhir merupakan laporan penutup dari pekerjaan


Penyusunan Standar Satuan Harga Pemerintah Kota Mojokerto Tahun
Anggaran 2017. Isi Laporan Akhir menjelaskan tentang latar belakang
pekerjaan, tujuan dan manfaat yang diharapkan dapat dicapai oleh
Pemerintah Kota Mojokerto, dasar hukum yang relevan dengan
penyusunan SSH, ruang lingkup pekerjaan, metodologi pelaksanaan
pekerjaan dan keluaran pekerjaan penyusunan SSH, kerangka
konseptual yang menjadi dasar penyusunan SSH. Dalam bab IV
dipaparkan temuan data dilapangan dari hasil survey tim lapangan,
data perkembangan inflasi dan tingkat suku bunga yang berlaku. Pada
Baba V dijelaskan tentang anaisa dan perhitungan tentang metode
penentuan harga dasar, perhitungan factor penyesuai dan analisa

i
terhadap keseluruhan output SSH 2017 dibandingkan dengan SSH
2016.

Semoga laporan Akhir pekerjaan Penyusunan Standar Satuan


Harga Pemerintah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2017 ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, yang nantinya akan berguna dan
membantu Pemerintah Kota Mojokerto dalam perencanaan dan
pelaksanaan anggaran sehingga akan terselenggaranya pengelolaan
anggaran yang efektif dan efisien serta akuntabel.

Surabaya, 2016

Lembaga Pengabdian, Pendidikan,


Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat

Universitas Airlangga

TTD

ii
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Referensi Peraturan dan Perundangan .................................... 2
1.3. Maksud, Tujuan, dan Manfaat.................................................. 5
1.3.1. Maksud ....................................................................... 6
1.3.2. Tujuan ........................................................................ 6
1.3.3. Manfaat ...................................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8
2.1. Tinjauan Pustaka Standar Harga Satuan Barang ........................ 8
2.1.1. Barang .................................................................... 9
2.1.2. Harga ..................................................................... 10
2.1.3. Faktor Penyesuai ...................................................... 11
2.1.4. Sampling ................................................................. 13
2.2. Tinjauan Pustaka Standar Harga Satuan Bangunan
Gedung Negara ...................................................................... 17
2.2.1. Bangunan Gedung Negara ........................................ 17
BAB III. RUANG LINGKUP, OUTPUT PEKERJAAN, DAN
TAHAPAN PEKERJAAN ................................................................ 34
3.1. Ruang Lingkup, Output, dan Tahapan Pekerjaan
Standar Harga Satuan Barang ................................................. 34
3.1.1. Ruang Lingkup Pekerjaan .......................................... 34
3.1.2. Output Pekerjaan ...................................................... 34
3.1.3. Tahapan Pekerjaan ................................................... 35
3.2. Ruang Lingkup, Output, dan Tahapan Pekerjaan
Standar Harga Satuan Bangunan Gedung Negara ...................... 36
3.2.1. Ruang Lingkup Pekerjaan .......................................... 36
3.2.2. Output Pekerjaan ...................................................... 37
3.2.3. Tahapan Pekerjaan ................................................... 37
3.2.4. Metode Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan ................ 40

i
BAB IV. TEMUAN DATA DAN HASIL SURVEY DI LAPANGAN ................... 42
4.1. Tata Niaga Barang Kebutuhan Pemerintah Daerah ................... 42
4.2. Inflasi .................................................................................... 44
4.3. Proses Penentuan Kebutuhan Barang ....................................... 45
4.4. Format Buku Standar Harga Satuan Barang .............................. 46
4.5. Bidang Barang........................................................................ 47
4.6. Hasil Survey Di Lapangan ........................................................ 53
BAB V. ANALISA PERHITUNGAN ........................................................... 55
5.1. Analisa Perhitungan SHSB ....................................................... 55
5.2. Analisa Perhitungan SHSBGN ................................................... 58
LAMPIRAN

ii
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

G
ood governance adalah adanya pemerintah yang kompetitif,
yaitu mengembangkan persaingan yang sehat, dalam upaya
meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan
sumberdaya dan produktifitas. Dengan kata lain pemerintahan yang
kompetitif berusaha untuk memotivasi semangat kompetisi dalam
pemberian layanan publik. Kompetisi adalah satu - satunya cara untuk
menghemat biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan tanpa harus
memperbesar biaya. Selain itu salah satu syarat kriteria pemerintah yang
baik adalah adanya Effectiveness and Efficiency yaitu memenuhi
kebutuhan dengan cara terbaik dalam penggunaan sumberdaya. Menurut
Mardiasmo1 efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan
input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai
output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output dengan input
yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
Sedangkaan efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan
target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan
perbandingan outcome dengan output.

Proses pelaksanaan pengelolaan anggaran terdiri atas perencanaan,


pelaksanaan dan monitoring/pengendalian serta pelaporan. Perencanaan
anggaran dimulai dari pengajuan rencana anggaran, rapat koordinasi
penentuan dan sinkronisasi rencana dengan plafon anggaran sampai
disahkannya rencana anggaran dalam satu tahun oleh Kepala Daerah.
Proses pelaksanaan anggaran di mulai dari penyusunan rencana
pelaksanaan, kegiatan pelaksanaan sampai dengan monitoring dan
pengendalian. Sedangkan proses pelaporan dilakukan saat pelaksanaan di
lapangan sedang berjalan hingga selesainya kegiatan.

1
Akuntansi Sektor Publik, Dr. Mardiasmo, MBA, Ak

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 1


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

Upaya peningkatan efisiensi dalam pengelolaan anggaran dilakukan


pada setiap proses mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan monitoring.
Pada tahap perencanaan, peningkatan efesiensi dilakukan pada saat
evaluasi terhadap penyusunan rencana kerja dan anggaran SKPD yang
diajukan, termasuk didalamnya rencana belanja barang dan jasa maupun
Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) dan Daftar Kebutuhan
Barang Milik Daerah (DKBMD). Sebagaimana yang tertuang dalam
Permendagri Nomor 13 Bagian Kelima pasal 90 ayat (2) bahwa RKA SKPD
disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka
menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan
capaian prestasi kerja. Dan dijelaskan pada pasal berikutnya yaitu pasal
93 ayat (1) Penyusunan RKA SKPD berdasarkan capaian prestasi kerja
yang dimaksud adalah disusun berdasarkan pada indikator kinerja,
capaian atau target kinerja analisis standar belanja, standar satuan harga,
dan standar pelayanan minimal. Dengan demikian dalam menyusun dan
mengevaluasi RKBMD dan DKBMD maupun belanja barang/jasa
diperlukan pedoman yang merupakan pembakuan barang menurut jenis,
spesifikasi dan harga dalam satu periode tertentu yang disebut Standar
Satuan Harga Barang sebagaimana yang tertuang dalam Permendagri
Nomor 17 tahun 2007. Dengan standar harga barang yang
mereprensentasikan keadaan harga barang di pasar, akan menghasilkan
RKBMD dan DKBMD yang efisien dan efektif sesuai dengan spesifikasi
yang diharapkan, yang pada akhirnya akan menghasilkan pengelolaan
anggaran belanja yang efektif dan efisien pula.

Pemerintah Kota Mojokerto telah menyusun buku Standar Satuan


Harga Satuan tahun Anggaran 2016. Terdapat beberapa alasan untuk
menyempurnakan buku Standar Satuan Harga tahun Anggaran 2016.
Adanya perkembangan jenis dan type kebutuhan barang di Unit Satuan
Kerja belum terakomodasi dalam Standar Satuan Harga merupakan salah
satu alasan dilakukan penyempurnaan. Alasan lain adalah adanya
perkembangan jenis dan type barang baru di pasar, sementara jenis dan
type barang yang lama sudah tidak dikeluarkan lagi oleh pabrikan serta

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 2


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

adanya perkembangan harga barang di pasar. Dengan demikian


diperlukan upaya - upaya untuk menyempurnakan buku standar barang
dan harga satuan barang yang telah ada. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah dengan melakukan survey ulang terhadap harga barang-barang di
pasar setiap periode tertentu agar standar harga yang ditetapkan
mencerminkan harga barang yang sebenarnya. Diharapkan dengan
kegiatan ini akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas anggaran belanja
dengan cara menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan
kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang dan jasa,
memudahkan Unit Kerja lain untuk menyusun RKBMD dan DKBMD serta
mempermudah proses penelitian dan evaluasinya.

1.2. REFERENSI PERATURAN DAN PERUNDANGAN

Beberapa landasan hukum yang dipergunakan untuk melaksanakan


pekerjaan ini antara lain :

1. Undang - Undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.


2. Undang - Undang nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
3. Undang - Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun
2005.
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
sebagiamana telah diubah ketujuh kali dengan Peraturan Presiden
Nomor 95 tahun 2007.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan
Keuangan Daerah.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 3


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas


Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara / Daerah.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007.
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2002 tentang Nomor
Kode Lokasi dan Nomor Kode Barang Daerah
Propinsi/Kabupaten/Kota.
10. Permendagri nomor 17 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
11. Permendagri nomor 19 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan
Barang Milik Daerah.
12. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dan manfaat dilaksanakan pekerjaan Penyusunan Standar


Satuan Harga adalah :

1.3.1 Tujuan

Tujuan dilaksanakan pekerjanan penyusunan Standar Satuan Harga


adalah adanya standar satuan harga barang dan jasa tertinggi yang
diperlukan oleh Pemerintah Kota Mojokerto dalam pengelolaan
anggaran menurut jenis, spesifikasi dalam satu periode tertentu.

1.3.2 Manfaat

Apabila tujuan tersebut di atas dapat diwujudkan, manfaat yang


diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

a) Sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran


(RKA) dan Daftar Kegiatan dan Anggaran (DPA).

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 4


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

b) Sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kebutuhan Barang


Milik Daerah (RKBMD) dan Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah
(DKBMD).

c) Mempermudah untuk meneliti dan mengevaluasi Rencana


Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) dan Daftar Kebutuhan
Barang Milik Daerah (DKBMD).

d) Memudahkan dan mempercepat proses penyusunan RKA, DPA,


Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Harga Perkiraan Sendiri
(HPS/OE).

e) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan anggaran


belanja daerah dengan cara menghindari kebocoran dan keborosan
dalam proses pengadaan barang/ Jasa.

f) Meningkatkan Kinerja Pemerintah Kota Mojokerto dalam


menjalankan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam evaluasi
penyusunan perencanaan dan penentuan kebutuhan.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 5


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan atas Permendagri No. 17 tahun 2007 tentang Pedoman


Pengelolaan Barang Daerah dinyatakan bahwa penyusunan Pengelolaan
Barang Daerah dilakukan untuk mewujudkan tertib administrasi dalam
penyelenggaraan pemerintah di daerah. Sejalan dengan hal tersebut
penyusunan dan pembuatan Standar Satuan Harga merupakan bagian
dari upaya untuk mewujudkan suatu efesiensi dalam penggunaan
anggaran keuangan.

Pelaksanaan penyusunan dan pembuatan Standar Satuan Harga


berdasarkan Permendagri No. 17 tahun 2007 dilaksanakan sepenuhnya
oleh Pemerintah Kota Mojokerto dengan Koordinator Bagian Pembangunan
dengan tugas dan kewenangan antara lain :

a. Standarisasi barang

b. Standarisasi kebutuhan barang

c. Standarisasi harga

Beberapa tugas dan kewenangan tersebut dalam hasil akhirnya berupa


Standar Harga Barang yang disusun setiap Periode dan dipergunakan
dalam penyusunan RKA SKPD, Buku APBD, DPA, Buku Perubahan APBD
dan DPA Perubahan APBD. Namun dalam pelaksanaannya ternyata masih
ditemukan beberapa hal yang perlu untuk dievaluasi dalam rangka untuk
mencapai efesiensi dan efektifitas anggaran keuangan daerah seperti
tercantum pada tujuan penyusunan Standar Satuan Harga.

Menurut Mardiasmo2 efisiensi adalah pencapaian output yang


maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah
untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan
output dengan input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target
yang telah ditetapkan. Sedangkan efektivitas adalah tingkat pencapaian
2
Akuntansi Sektor Publik, Dr. Mardiasmo, MBA, Ak

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 6


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas


merupakan perbandingan outcome dengan output.

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Barang

Dalam pengertian ilmu ekonomi barang dan jasa merupakan hal


terpenting bagi stabilitas ekonomi di masyarakat. Definisi Barang secara
umum adalah segala benda yang berwujud atau tak berwujud, yang
digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk
menghasilkan benda lain yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Misalnya barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
adalah beras, minuman, buku dan lain-lain. Sedangkan barang yang
digunakan untuk menghasilkan kebutuhan masyarakat adalah mesin-
mesin, peralatan kantor. Menurut jumlahnya barang dibedakan menjadi
beberapa kelompok yaitu :

 Barang ekonomi yaitu barang yang terbatas jumlahnya (langka) dan


memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya.

 Barang bebas yaitu barang yang memiliki kegunaan yang tersedia


dalam jumlah melimpah (tidak langka) dan tidak perlu memerlukan
pengorbanan untuk memperolehnya.

Sedangkan pengertian yang lain, yang dimaksud barang yang


dibedakan berdasarkan jenisnya barang dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kategori yaitu:

 Barang akhir yaitu barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan


ekonomi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan bersifat ada yang tahan lama dan tidak tahan lama.

 Barang modal yaitu barang yang digunkan untuk menghasilkan


barang lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 7


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

 Barang antara yaitu barang-barang yang belum menjadi barang akhir


dan masih akan diproses lagi sebelum dapat digunakan oleh
konsumen.

Beberapa kebijakan pemerintah atau perundang-undangan yang


memuat pengertian tentang barang, antara lain :

 Di dalam Perpres RI nomor 54 tahun 2010 tentang pedoman


pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah menyatakan bahwa
barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang
meliputi bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi/peralatan,
yang spesifikasinya ditetapkan oleh pengguna barang/jasa.

 Berdasarkan atas Permendagri No. 17 tahun 2007 tentang Pedoman


Pengelolaan Barang Daerah dinyatakan bahwa Standarisasi Barang
adalah pembakuan barang menurut jenis dan spesifikasi serta
kualitasnya.

Kategori barang jika dikategorikan dalam intensitas hukum pajak


barang dibedakan menjadi beberapa jenis. Sedangkan pengertian Jasa
adalah segala bentuk layanan kegiatan bersifat tidak berwujud untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam Perpres RI nomor 54 tahun
2010 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah
jasa dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Jasa pemborongan yaitu layanan pekerjaan pelaksanaan


konstruksi atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan
spesifikasinya ditetapkan pengguna barang/jasa dan proses serta
pelaksanaannya diawasi oleh pengguna barang/jasa.

2. Jasa konsultasi yaitu layanan jasa keahlian profesional dalam


berbagai bidang yang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa
pengawasan konstruksi, dan jasa pelayanan profesi lainnya,
dalam rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya
berbentuk piranti lunak yang disusun secara sistematis

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 8


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan pengguna


jasa.

3. Jasa lainnya yaitu segala pekerjaan dan atau peyediaan jasa


selain jasa konsultasi, jasa pemborongan, dan pemasokan
barang.

2.1.2 Harga

Berdasarkan atas Permendagri No. 17 tahun 2007 tentang Pedoman


Pengelolaan Barang Daerah dinyatakan bahwa Standarisasi Harga adalah
pembakuan harga barang sesuai dengan jenis, spesifikasi dan kualitas
dalam 1 (satu) periode tertentu :

Standarisasi harga adalah pembakuan barang menurut jenis dan


spesifikasi serta kualitasnya dalam 1 (satu) periode tertentu
Beberapa tugas dan kewenangan tersebut dalam hasil akhirnya
berupa Standar Barang yang disusun setiap Periode dan
dipergunakan dalam penyusunan RKA, Buku APBD, DPA, Buku
Perubahan APBD dan DPA Perubahan APBD. Namun dalam
pelaksanaannya ternyata masih ditemukan beberapa hal yang perlu
untuk dievaluasi dalam rangka untuk mencapai efesiensi dan
efektifitas anggaran keuangan daerah seperti tercantum pada tujuan
penyusunan Standar Satuan Harga.

2.2 Faktor Penyesuai

2.2.1 Inflasi

1) Definisi Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat


secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau
dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu
meluas (atau mengakibatkan kenaikan) kepada barang lainnya.
Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 9


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

2) Indikator Inflasi

 Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator yang umum


digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga.
Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan
harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
Dilakukan atas dasar survey bulanan di 45 kota, di pasar
tradisional dan modern terhadap 283-397 jenis barang/jasa di
setiap kota dan secara keseluruhan terdiri dari 742 komoditas.

 Indeks Harga Perdagangan Besar merupakan indikator yang


menggambarkan pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang
diperdagangkan di suatu daerah.

3) Disagregasi Inflasi

a. Inflasi Inti yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh faktor


fundamental

 Interaksi permintaan – penawaran

 Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi


internasional, inflasi mitra dagang

 Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen

b. Inflasi non Inti yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh selain faktor
fundamental. Dalam hal ini terdiri dari :

 Inflasi Volatile Food yaitu Inflasi yang dipengaruhi shocks


dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan
alam, gangguan penyakit.

 Inflasi Administered Prices yaitu Inflasi yang dipengaruhi


shocks berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga
BBM, tarif listrik, tarif angkutan, dll

4) Determinasi Inflasi

Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push
inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari
Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 10
Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

ekspektasi inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat


disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri
terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga
komoditi yang diatur pemerintah (administered price)1 , dan terjadi
negative supply shocks2 akibat bencana alam dan terganggunya
distribusi. Faktor penyebab terjadi demand pull inflation adalah
tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap
ketersediaannya. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini
digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau
permintaan total (agregate demand) lebih besar dari pada kapasitas
perekonomian. Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi
oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi apakah lebih
cenderung bersifat adaptif atau forward looking. Hal ini tercermin
dari perilaku pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang
terutama pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan (lebaran,
natal, dan tahun baru) dan penentuan upah minimum regional
(UMR).

Gambar 1.1

1Misalnya antara lain harga BBM, TDL, tarif telepon, cukai rokok, dan tarif
angkutan.
2Misalnya gagal panen dan langkanya komoditi tertentu.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 11


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

2.3 Teori Keputusan

Pengambilan keputusan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam,


yaitu : keputusan strategis, keputusan taktis dan keputusan teknis.
Pertama, Keputusan Strategis adalah keputusan yang menentukan
arah kegiatan sebuah organisasi dalam jangka panjang. Keputusan
ini pada umumnya bersifat umum dan berisi garis besar kebijakan.
Sejalan dengan kegunaan dari keputusan strategis, yaitu untuk
kehidupan jangka panjang organisasi, keputusan ini lebih
berorientasi pada keadaan masa mendatang dari pada keadaan
sekarang. Manajemen lebih memerlukan banyak informasi eksternal
untuk penyusunan keputusan ini.

Kedua, Keputusan Taktis merupakan implementasi dari keputusan


strategis. Keputusan ini berorientasi kepada kegiatan operasional
jangka pendek. Pada tingkat ini, perencanaan dan pengendalian
memegang peran utama. Data historis dari organisasi serta informasi
internal yang bersifat deskriptif lebih banyak diperlukan untuk
keputusan taktis.

Ketiga, Keputusan Teknis adalah keputusan untuk kegiatan rutin


sehari-hari, berhubungan dengan pengendalian untuk kegiatan
tertentu. Informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan ini
adalah data historis dan deskriptif dari kegiatan yang baru saja
dilakukan perusahaan. Informasi eksternal, kalaupun diperlukan,
pada umumnya tidak akan banyak.

Dari ketiga macam keputusan tersebut diatas secara implisit


maupun eksplisit pihak manajemen sebuah organisasi perlu
memiliki berbagai informasi guna menunjang akurasi keputusan.
Selain itu guna memperhitungkan sumberdaya yang dipergunakan
dalam merealisasikan setiap keputusan yang dikeluarkan nantinya.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 12


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

2.4 Sampling

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi.


Dalam penelitian sering kali menggunakan sampel dengan beberapa
pertimbangan. Inilah yang disebut sebagai sampling, yaitu proses
memilih sejumlah elemen populasi yang mencukupi untuk
memmpelajari sample dan memahami karakteristik elelem populasi
(Kuncoro, 2003; 104). Alasan utama penggunaan sampel adalah :

a. Kendala Sumber Daya, penggunaan sampel akan menghemat


sumber daya yang berupa waktu, dana dan sumber daya lain
yang terbatas jumlahnya, untuk menghasilkan penelitian yang
dapat dipercaya.

b. Ketepatan, melalui pemilihan sampel yang baik akan dapat


diperoleh data yang akurat dengan tingkat kesalahan yang
relatif rendah.

c. Pengukuran Destruktif, menghindari kerugian untuk jenis


pengukuran yang bersifat desktruktif.

2.4.1 Karakteristik Sampel

Sampel yang baik umumnya memiliki beberapa karakteristik,


diantaranya adalah:

a. Memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang


berhubungan dengan besaran sampel untuk memperoleh
jawaban yang dikehendaki.

b. Mengidentifikasi probablilitas dari setiap unit analisis untuk


menjadi sampel.

c. Memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh


dalam pemilihan sampel daripada harus melakukan sensus.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 13


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

d. Memungkinkan peneliti menghitung derajad kepercayaan yang


diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun dari sampel
statistik.

2.4.2 Proses Pemilihan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat


mewakili populasi penelitian. Agar informasi yang diperoleh dari
sampel benar-benar mewakili populasi, sampel tersebut harus
mewakili karakteristik populasi yang yang diwakilinya. Untuk
memperoleh sampel yang dapat mewakili karakteristik populasi
diperlukan metode pemilihan sampel yang tepat. Proses pemilihan
sampel merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan.
Tahapan proses pemilihan sampel meliputi:

a. Penentuan Populasi,

Penentuan populasi merupakan proses pertama yang dilakukan


untuk pemilihan sampel. Populasi adalah suatu kelompok dari
elemen-elemen penelitian dimana elemen adalah unit terkecil
yang merupakan sumber data yang diperlukan.

b. Penentuan Unit Pemilihan Sampel

Unit pemilihan sampel adalah kelompok elemen. Dari populasi


penelitian, elemen yang akan dikelompokkan menjadi satu atau
beberapa kelompok tergantung dari desain sampel yang
dipergunakan. Dari populasi yang sama dapat diklasifikasikan
menjadi satu atau lebih unit pemilihan sampel, yang nantinya
akan dipilih sampel untuk penelitian.

c. Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel

Kerangka pemilihan sampel adalah daftar elemen dari setiap


unit pemilihan sampel. Sebagai contoh apabila yang akan diteliti
adalah perusahaan manufaktur di Indonesia maka kerangka
pemilihan sampel bisa diperoleh dari Daftar Direktori
perusahaan manufaktur di seluruh Indonesia.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 14


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

d. Penentuan Desain Sampel

Desain sampel adalah metode untuk memilih sampel dari


populasi yang ada. Terdapat beberapa desain sampel yang dapat
dipergunakan, dimana dalam pemilihan desain sampel yang
akan dipilih adalah yang paling sesuai dengan penelitian yang
akan dilakukan.

e. Penentuan Jumlah Sampel

Penentuan jumlah sampel merupakan proses untuk


menentukan jumlah sampel yang dapat mewakili populasi
dengan baik sekaligus dengan jumlah biaya yang terjangkau

f. Pemilihan Sampel

Langkah terakhir dalam proses pemilihan sampel adalah


memilih sampel yang diperlukan. Dalam tahap ini ditentukan
elemen yang akan menjadi sampel dari penelitian yang
dilakukan.

2.4.3 Pertimbangan Penentuan Jumlah sampel

Jumlah sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian perlu


dipertimbangkan dengan baik. Penentuan Jumlah sampel haruslah
menjamin bahwa peneliti dapat memperoleh data yang
mencerminkan keadaan populasi dengan penggunaan sumber daya
yang efisien. Jumlah sampel yang sesuai untuk penelitian
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Homogenitas, semakin homogen suatu unit pemilihan sampel


semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan.

b. Derajad Kepercayaan, merupakan ukuran seberapa jauh tingkat


ketelitian dalam mengestimasi parameter populasi secara benar.
Semakin tinggi derajad kepercayaan yang diinginkan maka
semakin banyak jumlah sampel yang dibutuhkan.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 15


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

c. Presisi, merupakan ukuran kesalahan standar dari estimasi


yang dilakukan. Harapan penyimpangan terhadap populasi
dihitung dengan deviasi standar. Semakin tinggi presisi yang
diinginkan maka semakin banyak jumlah sampel yang
diperlukan.

d. Prosedur Analisis, merupakan jumlah sampel tertentu yang


dibutuhkan berkaitan dengan penggunaan prosedur analisis.
Peneliti perlu mempertimbangkan jumlah sampel yang
diperlukan sesuai dengan model analisis yang akan
dipergunakan.

e. Kendala Sumber daya, keterbatasan waktu, dana dan sumber


daya manusia sering menjadi pembatas yang sangat
menentukan dalam penentuan jumlah sampel yang layak dalam
penelitian.

2.4.4 Desain Sampel

Secara umum desain sampel terdiri atas dua macam yaitu


probabilitas dan desain nonprobabilitas. Pertimbangan
menggunakan desain sampel meliputi biaya, akurasi, waktu,
penerimaan hasil, dan kemampuan generalisasi. Secara lebih rinci
perbedaan desain sampel probalilitas dan non probabilitas adalah
sebagai berikut:

No Uraian Jenis Desain


Probabilitas Nonprobabilitas
1 Biaya Lebih mahal Lebih murah
2 Akurasi Lebih tepat Kurang tepat
3 Waktu Lebih lama Lebih cepat
4 Penerimaan Hasil Penerimaan Penerimaan
universal masuk akal
5 Kemampuan Baik Jelek
Generalisasi

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 16


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

b. Sampel Probabilitas

Sampel probabilitas mengandung arti bahwa setiap sampel yang


dipilih berdasarkan prosedur seleksi dan memiliki peluang yang
sama untuk dipilih. Terdapat 5 jenis desain sampel probabilitas
yaitu : sampel random sederhana, sampel sistematis, sampel
stratifikasi, sampel kluster dan sampel multitahap.

c. Sampel Nonprobabilitas

Sampel Nonprobabilitas merupakan pemilihan sampel secara


arbetrer, dimana probabilitas masing-masing anggota populasi
tidak diketahui. Terdapat 4 macam sampel non probabilitas
yaitu : convienience, jugdement, quota dan snowball sampling.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 17


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

BAB III
RUANG LINGKUP , OUTPUT PEKERJAAN,
DAN TAHAPAN PEKERJAAN

3.1 RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi keseluruhan proses dan kegiatan


yang dimaksudkan untuk penyusunan standar satuan harga yang
mancakup:

a. Bidang Barang Alat - Alat Besar


b. Bidang Barang Alat Angkutan
c. Bidang Barang Alat Bengkel
d. Bidang Barang Alat Pertanian
e. Bidang Barang Alat Kantor dan Rumah Tangga
f. Bidang Barang Alat Studio dan Komunikasi
g. Bidang Barang Alat Kedokteran
h. Bidang Barang Alat Laboratorium
i. Buku Perpustakaan
j. Bidang Barang Bercorak Kebudayaan
k. Bidang Barang Hewan dan Ternak serta Tanaman
l. Bidang Barang Aset Tak Berwujud
m. Bidang Barang Persediaan Pakai Habis
n. Bidang Barang Tak Pakai Habis
o. Biaya Sewa

3.2 OUTPUT PEKERJAAN

Dengan ruang lingkup pekerjaan di atas, hasil yang diharapkan dari


pekerjaan Penyusunan dan Pembuatan Standar Satuan Harga adalah
buku Standar Satuan Harga.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 18


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

3.3 TAHAPAN PEKERJAAN

Untuk mencapai tujuan pekerjaan dan mendapatkan manfaat seperti


yang telah disebutkan di atas, tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut:

3.3.1 Observasi Pendahuluan

Pada tahap ini dilakukan upaya - upaya pemahaman terhadap


pekerjaan secara umum. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Studi literatur dan peraturan yang terkait dengan pekerjaan

b. Identifikasi kelemahan dan kekurangan sistem penyusunan dan


pembuatan standar satuan harga

c. Menyusun alternatif pemecahan

d. Menyusun metode dan rencana kerja

e. Menyiapkan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan


pekerjaan

3.3.2 Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dan mentabulasikan


serta memisahkan data menurut kelompok data. Beberapa kegiatan yang
dilakukan dalam tahap ini adalah :

a. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data dari sumber data yang


telah ditentukan

b. Tabulasi data, Memasukan data ke dalam kolom - kolom perhitungan

c. Kompilasi data, yaitu memilah dan mengelompokkan data untuk diolah

3.3.3 Analisa Data

Analisa merupakan proses pengkajian dan penafsiran lebih lanjut


terhadap hasil pengolahan data. Dari hasil analisa tersebut dilakukan
sintesa dan pembahasan.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 19


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

3.3.4 Penyusunan Buku Standar Satuan Harga

Pada tahap ini dilakukan penyusunan dan pembuatan Buku Standar


Satuan Harga. Proses penyusunan adalah membuat draft buku SSH yang
berisi kertas kerja yang kemudian dibahas dengan tim penyusunan buku
SSH. Masukan tim penyusun ini akan digunakan sebagai bahan untuk
menyempurnakan draft buku SSH yang kemudian menjadi buku SSH
final.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 20


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

BAB IV
TEMUAN DATA
DAN HASIL SURVEY DILAPANGAN

Dalam Bab ini akan dipaparkan terkait tata niaga barang kebutuhan
Pemerintah Daerah mulai dari Produsen sampai kemudian bisa
dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah. Kemudian akan dipaparkan
tentang inflasi mulai laju inflasi kelompok barang dan sub kelompok
barang di wilayah Mojokerto. Kemudian akan dipaparkan tentang tingkat
suku bunga dasar kredit mulai dari definisinya sampai besarnya tingkat
suku bunga dasar kredit untuk beberapa bank di Indonesia. Akan
dijelaskan juga tentang proses penentuan kebutuhan barang dan format
buku standar satuan harga serta macam – macam bidang barang yang
ada. Yang terakhir dipaparkan hasil survey dilapangan.

4.1 TATA NIAGA BARANG KEBUTUHAN PEMERINTAH DAERAH


Pola Hubungan Antara Produsen, distributor dan Pemerintah Kota
merupakan tata niaga atau sistem perdagangan barang yang merupakan
kebutuhan pemerintah Kota mulai dari produsen sampai ke Pemerintah
Kota. Berdasarkan temuan data di lapangan tata niaga barang kebutuhan
pemerintah Kota ini melibatkan produsen, distributor/agen,
rekanan/masyarakat/konsumen lain serta Pemerintah Kota. Peran
masing-masing pihak dalam tata niaga barang kebutuhan pemerintah Kota
adalah sebagai berikut :

1) Produsen adalah perusahaan yang memproduksi barang-barang


untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Biasanya produsen tidak
memasarkan secara langsung barang yang diproduksinya ke pasar
tetapi melalui distributor atau agen yang mendistribusikan atau
memasarkan barang ke pasar.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 21


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

2) Distributor/ Agen adalah suatu badan (biasanya berbentuk CV atau


PT ) yang melakukan distribusi atau memasarkan barang kepada
pasar. Distributor/agen merupakan konsumen tingkat pertama dari
produsen yang mempunyai hubungan kebawah dengan konsumen
kedua, yang terdiri atas pengecer, rekanan, masyarakat dan
konsumen lainnya. Secara kuantitas biasanya barang yang dijual
oleh distributor/agen ini dalam jumlah besar atau partai, akan tetapi
terdapat beberapa distrbutor yang melayani penjualan dalam skala
kecil atau eceran. Dalam kondisi terakhir ini fungsi distributor juga
sebagai pengecer. Keberadaan Distrbutor/Agen ini biasanya di
ibukota propinsi Jawa Timur yaitu di Surabaya dan sangat jarang
berada di Kota Mojokerto, dimana hal ini nantinya akan
mempengaruhi besarnya perhitungan biaya tambahan dalam
penyesuaian harga antara barang yang diperoleh dari
distributor/agen dengan pengecer.

3) Pengecer/Sub Distributor merupakan konsumen tingkat kedua


yang memperoleh barang dari distributor/agen dan mempunyai
hubugan kebawah dengan konsumen ketiga, yang terdiri atas
rekanan, masyarakat dan konsumen lainnya. Secara kuantitas
biasanya barang yang dijual oleh pengecer/sub distributor ini dalam
jumlah kecil. Keberadaan pengecer/sub distributor ini biasanya di
ibukota Kotamadya termasuk Kota Madiun

4) Rekanan merupakan konsumen tingkat kedua atau ketiga yang


memperoleh barang dari distributor/agen atau pengecer dan
mempunyai hubungan ke bawah dengan pemerintah Kota. Fungsi
rekanan dalam hal ini adalah sebagai penyedia barang dan jasa
untuk proyek-proyek/ kegiatan pemerintahan.

5) Masyarakat/Konsumen Lain merupakan konsumen tingkat kedua


atau konsumen terakhir dari perusahaan yang memperoleh produk
dari produsen. Masyarakat dan konsumen lain menjadi konsumen
terakhir,

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 22


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

Secara sistematik tata niaga barang kebutuhan Pemerintah Kota


adalah sebagai berikut :

Produsen

Distributor/Agen Distributor/Agen Distributor/Agen

Pengecer

Masyarakat/ Konsumen Masyarakat/ Konsumen


Lain Gambar 4.1
Rekanan
Lain
Tata Niaga Barang Kebutuhan Pemerintah Daerah

Pemerintah Kota

Gambar 4.1

sistematik tata niaga barang kebutuhan Pemerintah Kota

4.2 INFLASI

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat


secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas
(atau mengakibatkan kenaikan) kepada barang lainnya. Kebalikan dari
inflasi disebut deflasi. Data inflasi yang akan dibahas adalah inflasi jenis
barang wilayah Mojokerto, dan prediksi inflasi per bidang barang tahun
2016.
Inflasi bidang barang di Kota Mojokerto selama 7 tahun terakhir
dapat dilihat dalam laju inflasi untuk kelompok barang di wilayah
Surabaya yang terbagi menjadi 7 kelompok barang yaitu kelompok bahan
makanan, kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau, kelompok
perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok
pendidikan dan olahraga, dan kelompok transportasi dan komunikasi.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 23


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

Berdasarkan data dari BPS Jawa Timur selama 7 tahun terakhir laju
inflasi kelompok barang dan sub kelompok barang di wilayah Surabaya
secara umum mengalami peningkatan. Laju inflasi bidang barang secara
umum meningkat paling tinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 7,52% dan
yang paling rendah pada tahun 2009 sebesar 3,39 %. Secara lebih rinci
laju inflasi per kelompok dan sub kelompok barang di Kota Mojokerto pada
tahun 2009 sampai dengan tahun 2015 terdapat pada tabel 4.1 dibawah.
Tabel 4.1
Laju inflasi Kelompok Barang dan Sub Kelompok Barang di Wilayah
Mojokerto Tahun 2009 sampai dengan 2015
Kelompok dan Sub Kelompok Tahun
No.
Jenis Barang/ Jasa 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Umum 3.39 7.33 4.72 4.39 7.52 7.4 3.43
2 Bahan Makanan 4.58 16.61 4.83 5.97 12.18 6.76 4.86
3 Padi-2an, Umbi-2an & hsl-nya 9.14 23.55 13.82 0.55 8.64 11.77 6.91
4 Daging & hasilnya -0.34 2.57 13.41 11.44 12.71 3.48 12.27
5 Ikan Segar -1.85 7.36 13.78 9.38 9.09 12.57 5.57
6 Ikan Diawetkan 1 8.72 16.18 -8.69 8.27 19.17 18.47
7 Telur, Susu, dan hasilnya 0.72 5.12 5.12 4.23 8.16 11.47 5.21
8 Sayur-2an 1.97 35.68 11.04 -4.39 23.08 -4.26 7.14
9 Kacang-2an 6.31 8.35 -0.54 16.09 7.39 0.48 2.55
10 Buah-2an 6.61 16.83 -0.5 12.41 15.66 2.53 4.18
11 Bumbu-2an 31.52 50.64 34.35 17.17 25.94 4.15 -12.56
12 Lemak dan Minyak -6.4 13.77 5.85 1.85 6.6 4.13 -9.67
13 Bahan Makan lainnya 6.06 0.66 2.31 7.27 2.72 10.91 7
Makanan Jadi, Minuman,
14 Tembakau 7.55 5.59 5.6 6.89 6.54 7.3 7.86
15 Makanan Jadi 5.58 5.4 4.91 5.02 7.43 5.37 8.48
16 Minuman Yg Tidak Beralkohol 16.38 4 -0.37 9.43 2.42 8.69 7.53
17 Tembakau dan Min. Beralkohol 5.79 8.1 14.54 10.7 7.6 11.52 5.51
18 Perumahan 0.83 5.37 3.1 3.38 6.14 7.8 2.91
19 Biaya tempat tinggal 1.68 2.82 3.98 5.19 6.07 4.37 1.63
20 bahan bakar, penerangan, Air -1.28 10.04 0.07 0.19 8.64 17.2 3.76
21 Perlengkapan Rumah Tangga 3.41 0.89 1.75 2.17 1.9 2.58 6.23
22 Penyelenggaraan Rmh Tangga 0.88 7.39 7.21 4.32 3.9 6.83 4.59
23 Sandang 6.45 8.38 9.52 4.2 -2.66 2.72 2.5
24 Sandang Laki-laki 2.11 1.35 11.6 0.6 2.82 2.51 1.45
25 Sandang Wanita 0.1 0.47 2.07 2.27 2.32 5.76 3.01
26 Sandang Anak-anak 2.67 3.19 3.32 4.06 1.42 1.06 4.41
27 Barang Pribadi n sandang Lainnya 13.02 16.9 13.44 6.31 -7.4 1.1 1.69
28 Kesehatan 1.86 1.95 4.4 2.79 4.23 5.32 5.02
29 Jasa Kesehatan 1.19 0.55 1.35 0.55 2.21 2.38 5.19
30 Obat-obatan 4.68 1.39 1.68 3.77 2.93 5.57 6.69
31 Jasa perawatan jasmani 3.41 1.99 1.62 5.02 3.92 1.67 3.35
32 Perawatan jasmani n Kosmetik 0.6 3.51 9.18 3.63 6.53 8.79 4.45
33 Pend. Rekreasi dan O.R. 5.97 5.81 7.19 2.99 3.09 6.08 3.81
34 Jasa Pendidikan 9.59 9.89 9.74 3.42 4.22 5.8 6.52
35 Kursus-kursus/ Pelatihan 0.76 2.91 2.25 0.51 3.93 6.68 1.48
36 Perlengkapan/ peralatan Pend. 1.44 3.85 8.13 5.02 1.23 6.03 2.81
37 Rekreasi 2.78 -0.53 2.86 1.58 1.41 7.27 1.24
38 Olah raga 1.9 0.33 0.01 0.94 0.96 2.13 3.13
39 Trans, Kom dan Jasa KEU. -0.29 3.66 2.76 2.52 11.71 10.48 -1.61
40 Transport -0.36 1.29 4.11 3.56 17.59 16.42 -3.05
41 Komunikasi dan Pengiriman -0.57 -1.21 0 -0.09 0 -0.24 0.04
42 Sarana, Penunjang Transport 0.57 32.94 1 1.3 0.6 0.71 4.08
43 Jasa Keuangan 0.57 0 0 2.35 1.34 18.44 0
Sumber Data : BPS Jawa Timur

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 24


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

4.3 TINGKAT SUKU BUNGA DASAR KREDIT


Berdasarkan surat edaran nomor 13/5/DPNP tanggal 8 Pebruari
Tahun 2011 perihal transparansi Informasi Bunga Dasar Kredit (SBDK)
(Prime Lending Rate), “Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) adalah bunga
terendah yang digunakan sebagai dasar bagi bank dalam menentukan
bunga kredit yang diberikan kepada nasabah bank”. SBDK merupakan
hasil perhitungan dari tiga komponen yakni harga pokok dana untuk
kredit (HPDK), biaya overhead yang dikeluarkan bank dalam proses
pemberian kredit, dan margin keuntungan (profit margin) yang ditetapkan
untuk aktifitas perkreditan.
SBDK belum termasuk premi resiko individual nasabah bank. Premi
resiko mempresentasikan penilain bank terhadap prospek pelunasan
kredit oleh calon debitor yang antara lain mempertimbangkan kondisi
keuangan debitor, jangka waktu kredit, dan prospek usaha yang dibiayai.
Komponen premi resiko tidak dimasukkan kedalam unsur SBDK
dimaksudkan agar debitur melakukan langkah – langkah yang optimal
untuk dapat menekan potensi resiko sehingga premi resiko yang
dibebankan oleh bank dapat ditekan serendah mungkin. Adapun besaran
tingkat suku bunga dasar kredit untuk setiap bank per april 2016 adalah
seperti pada tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4.2
Tabel Tingkat Suku Bunga Dasar Kredit
Suku Bunga Dasar Kredit (%)
Nama Bank
Korporasi Ritel Mikro
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk 10.50 9.75 17.00
PT BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk 10.25 12.00 19.25
PT BANK CENTRAL ASIA, Tbk 10.00 10.75 -
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO), Tbk 10.25 9.95 -
PT BANK CIMB NIAGA, Tbk 10.75 11.50 19.00
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk 11.25 12.00 -
PT BANK PERMATA, Tbk 11.50 11.75 -
PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA, Tbk 10.75 12.00 18.30
PT BANK DANAMON INDONESIA, Tbk 10.75 11.50 19.00
PT BANK OCBC NISP, Tbk 11.00 12.00 -
PT BANK BUKOPIN, Tbk 12.54 12.92 17.28
CITIBANK NA 9.50 9.85 -
PT BANK MEGA, Tbk 13.50 18.00 -
PT ANZ PANIN BANK 9.84 10.85 -
PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk 14.16 14.16 18.49
PT BANK COMMONWEALTH 11.50 12.00 -
PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA 11.25 13.00 -
PT BANK BUMI ARTA, Tbk 11.50 11.77 16.76
Sumber : bi.go.id

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 25


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

4.4 PROSES PENENTUAN KEBUTUHAN BARANG


Jenis dan jumlah barang yang ada dipasaran sangat bervariasi dan banyak
sekali, sehingga tahapan ini sangat penting dilakukan untuk mendapatkan
jenis dan spesifikasi barang yang memang akan digunakan oleh
Pemerintah Kota Mojokerto.
Adapun proses penentuan kebutuhan barang ini didasarkan pada
beberapa hal antara lain adalah sebagai berikut :
 Berdasarkan kebutuhan barang tahun sebelumnya, dimana jenis
dan spesifikasi barangnya ada dalam buku Standar Harga
Satuan Barang Tahun 2016.
 Berdasarkan masukan dari Dinas/Satker terkait. Terutama
untuk item – item barang yang memang secara khusus
digunakan oleh Dinas/Satker baik yang sudah ada jenis
barangnya di buku Standar Harga Satuan Barang Tahun 2016
maupun untuk barang yang memang belum ada di buku Standar
Harga Satuan Barang di tahun sebelumnya.
 Mencari jenis barang baru. Untuk jenis – jenis barang tertentu
dengan perkembangan yang sangat cepat, missal : alat – alat
elektronika, alat komputer, dll, maka yang dilakukan adalah
dengan mensurvey jenis – jenis barang dengan spesifikasi yang
terbaru.
Setelah itu kemudian barang – barang yang telah diidentifikasikan
dibuatkan lembar kuisoner untuk dilakukan survey terhadap jenis barang
tersebut dan juga harganya dilapangan oleh tim surveyor.

4.5 FORMAT BUKU STANDAR SATUAN HARGA


Barang – barang hasil survey ditulis dalam buku Standar Satuan
Harga dengan format tertentu seperti pada gambar 4.2 dibawah.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 26


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

Gambar 4.2
Format Buku Standar Satuan Harga

 Kode Barang, yang dimaksud kode barang disini adalah nomor kode
barang yang penulisannya didasarkan pada penggolongan barang
yang terbagi atas bidang, kelompok, sub kelompok, dan sub – sub
kelompok/jenis barang. Pembagaian disini didasarkan pada
Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah. Contoh penulisan kode barang
adalah sebagai berikut :
Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa kode barang untuk Sedan Honda
New Accord VTI 2.4 L A/T adalah 1.02.03.01.01.001.001 dengan
penjelasan dari kode barang tersebut seperti pada gambar 4.2
dibawah

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 27


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

Gambar 4.3
Kode Barang dan Jasa

a. Nomor kode 1 : nomor kode untuk standar satuan harga.


b. Nomor kode 02 : nomor kode untuk golongan peralatan dan
mesin.
c. Nomor kode 03 : kode bidang alat – alat angkutan.
d. Nomor kode 01 : kode kelompok alat angkutan darat bermotor.
e. Nomor kode 01 : kode sub kelompok kendaraan dinas
bermotor perorangan.
f. Nomor kode 001 : kode sub sub kelompok sedan
g. Nomor kode 00X : sedan yang ke-
 Nama Barang Standar, yang dimaksud adalah representasi dari
nama barang yang ada dipasaran dan dibutuhkan oleh Pemerintah
Daerah. Contoh nama barang : sedan, tation wagon, computer,
cangkul, semen, dll.
 Merk/Model, adalah nama merk dan jenis model dari suatu barang
yang disebutkan pada kolom nama barang. Dengan adanya
merk/model ini maka akan dapat dibedakan barang yang satu
dengan barang yang lain.
 Spesifikasi standar, adalah spesifikasi dari suatu barang yang
disebutkan pada kolom nama barang. Dengan adanya spesifikasi
standar ini maka akan dapat dibedakan ukuran/spesifikasi barang
yang satu dengan yang lainnya.
 Satuan, adalah ukuran barang per satuan harga. Misal : kg, unit,
liter, buah, dll
 Standar Harga Satuan, adalah besarnya harga barang per satuan.
Misal : Harga Sedan Honda New Accord VTI 2.4 L A/T per unit
adalah Rp. 837.255.550,00.
4.6 BIDANG BARANG
Dalam standar satuan harga disusun sesuai dengan Permendagri no
17 tahun 2007 tentang pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 28


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

Diharapkan dengan klasifikasi ini akan mempermudah untuk


pengelompokkan jenis barang dan mempermudah dalam pengelolaan
barang daerah. Secara lebih detail klasifikasi jenis barang dalam standar
satuan harga adalah sebagai berikut :

ALAT-ALAT BESAR
ALAT-ALAT BESAR DARAT
 Grader
 Excavator
 Pile Driver
 Hauler
 Asphalt Equipment
 Compacting Equipment
 Aggragate Concrete Equipment
 Loader
 Alat Pengangkat
ALAT BANTU
 Compressor
 Electric Generating Equipment
 Pompa
2. ALAT ANGKUTAN
ALAT ANGKUTAN DARAT BERMOTOR
 Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan
 Kendaraan Bermotor Penumpang
 Kendaraan Bermotor Angkutan Barang
 Kendaraan Bermotor Khusus
 Kendaraan Bermotor Beroda Dua
ALAT ANGKUTAN DARAT TAK BERMOTOR

 Kendaraan Bermotor Angkutan Barang


3. ALAT BENGKEL DAN ALAT UKUR
ALAT BENGKEL BERMESIN
 Perkakas Konstruksi Logam Terpasang pada Pondasi
 Perkakas Konstruksi Logam Yang Berpindah
 Perkakas Bengkel Listrik

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 29


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

 Perkakas Bengkel Kayu


 Peralatan Las
ALAT BENGKEL TAK BERMESIN
 Perkakas Pengangkat
 Perkakas Standard (Standar Tool)
 Perkakas Bengkel Kerja
 Peralatan Tukang-Tukang Besi
 Peralatan Tukang Kayu
 Peralatan Ukur, Gip, & Feting
4. ALAT PERTANIAN
ALAT PENGOLAHAN
 Alat Pengolahan Tanah Dan Tanaman
 Alat-alat Peternakan
 Alat Pasca Panen
 Alat Produksi Perikanan
ALAT PEMELIHARAAN TANAMAN/PANEN PENYIMPANAN
 Alat Pemeliharaan Tanaman
 Alat Penyimpanan
5. ALAT KANTOR DAN RUMAH TANGGA
ALAT KANTOR
 Mesin Ketik
 Mesin Hitung/ Mesin Jumlah
 Alat Reproduksi (Pengganda)
 Alat Penyimpan Perlengkapan Kantor
 Alat Kantor Lainnya
ALAT RUMAH TANGGA
 Meubelair
 Alat Pengukur Waktu
 Alat Pembersih
 Alat Pendingin
 Alat Dapur
 Alat Rumah Tangga Lainnya (Home Use)
 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 30


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

KOMPUTER
 Personal Komputer
 Peralatan Komputer Mainframe
 Peralatan Personal Komputer
 Peralatan Jaringan
6. ALAT STUDIO DAN KOMUNIKASI
ALAT STUDIO
 Peralatan Studio Visual
 Peralatan Studio Video Dan Film
 Peralatan Studio Video Dan Film A
ALAT TELEKOMUNIKASI
 Alat Komunikasi Telephone
7. ALAT-ALAT KEDOKTERAN
ALAT KEDOKTERAN
 Alat Kedokteran Umum
 Alat Kedokteran Gigi
 Alat Kedokteran Keluarga Berencana
 Alat Kedokteran Mata
 Alat Kedokteran THT
 Alat Farmasi
 Alat Kedokteran Bedah
 Alat Kesehatan kebidanan dan Penyakit Kandungan
 Alat Kedokteran Bagian Penyakit Dalam
 Poliklinik Set
 Penderita Cacat Tubuh
 Alat Kedokteran Neurologi (Syaraf)
 Alat Kedokteran Jantung
 Alat Kedokteran Radiologi
 Alat Kedokteran Gawat Darurat
8. ALAT LABORATORIUM
UNIT-UNIT LABORATORIUM
 Alat Laboratorium Kimia Air
 Alat Laboratorium Bahan Bangunan Konstruksi
 Alat Laboratorium Umum

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 31


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

 Alat Laboratorium Kedokteran


 Alat Laboratorium Kimia
 Alat Laboratorium Hematology
 Alat Laboratorium Standarisasi Kalibrasi Dan Instrumentasi
 Laboratorium Kearsipan
ALAT PERAGA/PRAKTEK SEKOLAH
 Alat Peraga: Bidang Studi IPA Lnjutan
 Alat Peraga: Bidang Studi IPA Atas
 Alat Peraga: Bidang Studi Kesenian
9. BUKU PERPUSTAKAAN
BARANG-BARANG PERPUSTAKAAN
 Atlas dan Peta

10. BARANG BERCORAK KEBUDAYAAN


BARANG BERCORAK KEBUDAYAAN
 Alat Kesenian
 Alat Olah Raga
 Tanda Penghargaan
11. HEWAN DAN TERNAK SERTA TANAMAN
HEWAN
 Binatang Ternak
 Binatang Unggas
 Binatang Ikan
TANAMAN DAN TUMBUHAN
 Tanaman Perkebunan
 Tanaman Holtikultura
12. ASET TAK BERWUJUD
ASET TAK BERWUJUD
 Aset Tak Berwujud
13. PERSEDIAAN BARANG PAKAI HABIS
BAHAN
 Bahan Bangunan dan Konstruksi
 Bahan Kimia
 Bahan Bakar Dan Pelumas
 Bahan Baku

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 32


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

SUKU CADANG
 Suku Cadang Alat Angkutan
 Suku Cadang Alat Besar
ALAT/BAHAN UNTUK KEGIATAN KANTOR
 Alat Tulis Kantor
 Kertas dan Cover
 Bahan Komputer
 Perabotan Kantor
 Alat Listrik
 Perlengkapan Dinas
 Alat Bahan Kegiatan Kantor Lainnya
OBAT-OBATAN
 Obat
NATURA DAN PAKAN
 Natura
 Pakan
14. BARANG TAK PAKAI HABIS
PIPA
 Pipa Plastik PVC (UPVC)
 Pipa Lainnya
RAMBU - RAMBU
 Rambu – Rambu Lalu Lintas
15. BIAYA SEWA
SEWA PERALATAN
 Sewa Alat Konstruksi
 Sewa Alat Transportasi
 Sewa Alat Kantor Dan Rumah Tangga
 Sewa Alat Studio Dan Komunikasi
SEWA TEMPAT
 Sewa Tempat Pertemuan
 Sewa Tempat Lainnya
SEWA PERLENGKAPAN
 Sewa Perlengkapan

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 33


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

4.6 HASIL SURVEY DI LAPANGAN


Collecting Data atau pengumpulan data merupakan salah satu tahap yang
dilakukan dalam penyusunan standar harga barang. Pada tahap pengumpulan
data dilakukan pengumpulan data yang terkait dengan harga dan spesifikasi
barang di pasar sesuai dengan daftar barang yeng telah diidentifikasi. Collecting
data dilakukan dengan metode purposive random samping dimana responden
dipilih sesuai dengan bidang barang. Collecting data dilakukan selama 2 (Dua)
bulan, yaitu mulai awal bulan pebruari sampai akhir bulan maret tahun 2014.
Secara umum wilayah survey harga barang meliputi wilayah Mojokerto dan
sekitarnya serta wilayah yang lain untuk barang-barang yang respondenya tidak
ada di Mojokerto seperti alat kedokteran dan alat berat. Selain survey secara
langsung dilapangan, survey juga dilakukan melalui internet. Contoh barang yang
disurvey di Mojokerto adalah bahan bagunan. Survey dilakukan dibeberapa toko
bagunan yang ada di daerah Mojokerto seperti UD. Sumber Alam yang beralamat
di watesumpak Trowulan Mojokerto, UD Eko Joyo di Jl. Empu Nala 246
Mojokerto, Toko Sinar Alam yang berlamat di Jl. RA Basuni no. 30 - 32 Mojokerto,
serta toko bangunan dibeberapa tempat lainnya. Contoh barang – barang yang
dilakukan survey di luar daerah Mojokerto, yaitu di Surabaya adalah peralatan
komputer dan peralatan elektronik yang dilakukan survey dibeberapa tempat
antara lain di Toko Elektronik Hartono dan Toko Komputer Anugrah Pratama
serta dibeberapa toko lainnya.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 34


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

BAB V
ANALISA PERHITUNGAN

Analisa perhitungan merupakan proses perhitungan dalam


penentuan standar satuan harga sehingga didapatkan harga satuan
barang yang masih relevan untuk digunakan pada tahun Anggaran 2017
yang akan berjalan.
Penentuan Standar Satuan Harga Pemerintah Kota Mojokerto
Tahun Anggaran 2017 untuk barang non bangunan dan barang konstruksi
secara umum memperhatikan dan mempertimbangkan hal – hal sebagai
berikut :

5.1 HARGA DASAR


Harga dasar merupakan harga rata-rata dari harga pasar wajar
yang berlaku yang diperoleh dari beberapa perusahaan penjual barang
yang bersangkutan. Karena merupakan harga rata-rata, maka sangat
dimungkinkan adanya perbedaan antara harga dasar dengan harga
individual pada penjual tertentu. Perbedaan tersebut dapat positif atau
negatif, lebih rendah atau justru lebih tinggi. Di samping itu, terjadinya
perbedaan juga dimungkinkan karena adanya bias yang disebabkan oleh
teknik pengambilan sampel (sampling) yang dilakukan, karena tidak
mungkin memperoleh data secara sensus yakni dari semua penjual setiap
barang yang ditetapkan standarnya.
Proses untuk mendapatkan harga dasar yang akan digunakan
untuk menentukan harga satuan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan analisa terhadap harga hasil survey dilapangan. Analisa
dilakukan terhadap kewajaran harga dengan membandingkan
harga hasil survey yang satu dengan harga hasil survey yang
lainnya untuk item barang yang sama. Harga hasil survey
dimungkinkan adanya perbedaan, sehingga untuk harga yang nilai

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 35


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

perbedaannya ekstrim baik jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah
dari harga survey yang lainnya, maka harga ini akan dibuang atau
tidak digunakan dalam proses perhitungan harga dasar.
2. Harga survey yang telah dianalisa kewajaran harganya kemudian
dicari rata-ratanya. Hasil dari harga rata – rata inilah yang
kemudian akan digunakan sebagai harga dasar.

5.2 INFLASI
Perkiraan laju inflasi di wilayah mojokerto tahun 2017 dilakukan
berdasarkan data laju inflasi kelompok barang dan sub kemompk barang
di wilayah Madura tahun 2009 sampai dengan 2015 (Tabel 4.2) dengan
menggunakan metode peramalan polinomial pangkat lima. Metode ini
dipilih karena sesuai dengan karakteristik data inflasi untuk masing-
masing sub kelompok barang dimana pola datanya tidak liner.
Besarnya inflasi barang yang terdapat dalam standar satuan harga
ini ditentukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Data inflasi yang didapatkan dari BPS jawa Timur tidak
mencakup semua kelompok barang dan sub kelompok barang,
maka inflasi untuk kelompok barang dan sub kelompok barang
di standar satuan harga yang belum tercakup dalam data inflasi
tersebut menggunakan data laju inflasi untuk kelompok barang
dan sub kelompok barang umum.
2. Penyusunan standar satuan harga Pemerintah Kota Mojokerto
Tahun Anggaran 2017 dilaksanakan pada bulan maret tahun
2016 dan penggunaan buku standar satuan harga Pemerintah
Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2017, sehingga penentuan
inflasi yang digunakan adalah dari inflasi tahun 2016 dan tahun
2017.

Berdasarkan dari dua point diatas maka besarnya inflasi yang


digunakan dalam standar satuan harga Pemerintah Kota Mojokerto Tahun
Anggaran 2017 adalah seperti pada tabel 5.2 dibawah.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 36


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

Tabel 5.2
Prediksi Inflasi Standar Satuan Harga Tahun Anggaran 2017

No Bidang Barang Inflasi (%)


1 Alat Alat Berat 8,929
2 Alat Alat Angkutan 8,929
3 Alat Bengkel Dan Alat Ukur 8,929
4 Alat Pertanian 8,929
5 Alat Kantor dan Rumah Tangga 6,245
6 Alat Studio dan Komunikasi 8,929
7 Alat Kedokteran 5,462
8 Alat Laboratorium
- Alat Laboratorium 8,929
- Alat Peraga Sekolah 7.498
9 Bercorak Kebudayaan
- Alat Kesenian 8,929
- Alat Olahraga 3,941
10 Hewan Dan Ternak serata Tanaman 8,929
11 Bahan Bangunan, Kimia, Bahan Bakar 8,929
12 Suku Cadang 8,929
13 Bahan Kegiatan Kantor 7,808
14 Obat - obatan 7.597
15 Natura Dan Pakan
- Makanan Jadi 7.281
- Telur, Susu, Dan Hasilnya 8.642
16 Barang Tak Pakai Habis
- Perpipaan 8,929
- Rambu Lalu Lintas 8,929
17 Sewa Alat 8,929

5.3 KEUNTUNGAN
Variabel penyusun dalam standar satuan harga adalah harga dasar,
inflasi, dan keuntungan. Keuntungan yang dimaksud disini adalah
keuntungan yang diharapkan oleh pihak ketiga, yaitu sejumlah
keuntungan yang diharapkan apabila rekanan atau pihak ketiga dalam
pengadaan barang dan jasa. Pihak ketiga atau rekanan dalam proses
melakukan pengerjaan proyek maka akan membutuhkan modal usaha.
Salah satu cara dari pihak ketiga atau rekanan untuk mendapatkan modal
Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 37
Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

adalah dengan melalui pinjaman kepada pihak perbankan. Sehingga


besarnya nilai suku bunga dasar kredit yang dikeluarkan oleh pihak
perbankan akan berpengaruh terhadap penediaan modal usaha tersebut.
Menurut Kasmir (2008:137-140), faktor-faktor utama yang
mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga diantaranya adalah:
1. Jangka Waktu
Faktor jangka waktu sangat menentukan. Semakin panjang jangka
waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan
besarnya kemungkinan resiko macet di masa mendatang. Demikian
pula sebaliknya, jika pinjaman berjangka pendek, bunganya relatif
rendah.
2. Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama
untuk bunga pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan
memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan
dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid
kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil.
3. Jaminan Pihak Ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk
menanggung segala risiko yang dibebankan kepada penerima kredit.
Biasanya apabila pihak yang memberikan jaminan bonafide, baik dari
segi kemampuan membayar, nama baik, maupun loyalitasnya terhadap
bank, bunga yang dibebankan pun juga berbeda. Begitu pun
sebaliknya.
Adapun besarnya suku bunga dasar kredit untuk beberapa bank
yang ada di Indonesia per bulan april adalah seperti pada tabel 4.2. Dari
tabel 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa besarnya suku bunga dasar kredit
korporasi untuk beberapa bank di Indonesia berkisar antara angka 9,5 –
14,6 % per tahun. Dimana sebagian besar bank memberikan suku bunga
kredit berkisar antara 10 – 11 %, sedangkan sedikit bank yang
memberikan suku bunga dibwah 10 % atau diatas 12 %.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 38


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

Dalam sekali pengerjaan proyek, pihak ketiga atau rekanan


memerlukan waktu kurang lebih 5-6 bulan, sehingga dengan memberikan
keuntungan kepada pihak ketiga sebesar 7,5 % masih dalam kewajaran.

5.4 PROSES PENENTUAN HARGA SATUAN


Penentuan Standar Satuan Harga Pemerintah Kota Mojokerto
Tahun Anggaran 2017 untuk barang non bangunan dan konstruksi secara
umum memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Harga barang yang di pasar pada saat ini
2. Keuntungan, dan inflasi.
3. PPN sebesar 10 %
4. Berdasarkan butir 1, 2, dan 3 diatas, maka Standar Satuan Harga
Pemerintah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2017 diperhitungkan
(dikalkulasikan) sebagai berikut:
i. Faktor Keuntungan sebesar 7,5 %
ii. PPN Sebesar10 %
iii. Laju Inflasi untuk masing-masing bidang barang dihitung
berdasarkan prediksi yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia.
Sehingga besarnya faktor penyesuai untuk masing-masing
bidang barang adalah adalah sebagai berikut:
Faktor Penyesuai Untuk Masing – Masing Bidang Barang Tahun 2017

UNTUNG TOTAL
No Bidang Barang Inflasi (%) PPN (%)
(%) (%)

1 Alat Alat Berat 8,929 10 7,5 26,429


2 Alat Alat Angkutan 8,929 10 7,5 26,429
3 Alat Bengkel Dan Alat Ukur 8,929 10 7,5 26,429
4 Alat Pertanian 8,929 10 7,5 26,429
5 Alat Kantor dan Rumah Tangga 6,245 10 7,5 23,745
6 Alat Studio dan Komunikasi 8,929 10 7,5 26,429
7 Alat Kedokteran 5,462 10 7,5 22,962
8 Alat Laboratorium
- Alat Laboratorium 8,929 10 7,5 26,429
- Alat Peraga Sekolah 7.498 10 7,5 24,998
9 Bercorak Kebudayaan
- Alat Kesenian 8,929 10 7,5 26,429

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 39


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

- Alat Olahraga 3,941 10 7,5 21,441


10 Hewan Dan Ternak serata Tanaman 8,929 10 7,5 26,429
11 Bahan Bangunan, Kimia, Bahan Bakar 8,929 10 7,5 26,429
12 Suku Cadang 8,929 10 7,5 26,429
13 Bahan Kegiatan Kantor 7,808 10 7,5 25,308
14 Obat - obatan 7.597 10 7,5 25,097
15 Natura Dan Pakan
- Makanan Jadi 7.281 10 7,5 24,781
- Telur, Susu, Dan Hasilnya 8.642 10 7,5 26,142
16 Barang Tak Pakai Habis
- Perpipaan 8,929 10 7,5 26,429
- Rambu Lalu Lintas 8,929 10 7,5 26,429
17 Sewa Alat 8,929 10 18,929

Standar satuan harga sebagaimana tertuang dalam hasil pengkajian


(buku standar satuan harga yang telah disesuaikan) mempunyai beberapa
karakteristik sebagai berikut:
1. Harga satuan merupakan harga tertinggi yang diperkenankan
dalam rangka pengadaan barang di lingkungan Pemerintah Kota
Mojokerto.
2. Disusun berdasarkan kondisi riil pada saat survei dilakukan
dengan mempertimbangkan perkembangan kenaikan harga
rata-rata. Bila di kemudian hari ternyata terjadi kenaikan harga
yang jauh melebihi kenaikan harga rata-rata, dan hal itu
berlaku secara nasional, regional, maupun lokal yang dikuatkan
dengan keputusan pihak yang berkompeten, maka harga yang
tertera dalam buku ini perlu disesuikan dengan kenaikan
tersebut.
3. Tidak tertutup kemungkinan adanya penawaran harga yang
lebih rendah dari standar satuan harga yang telah ditetapkan,
karena adanya tuntutan tingkat keuntungan yang lebih rendah
dari yang diasumsikan. Penawaran yang lebih rendah tidak
melanggar standar satuan harga ini.
4. Dalam hal terdapat penawaran harga yang lebih rendah dari
harga dasar, maka perlu diperhatikan beberapa hal, yakni

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 40


Universitas Airlangga
Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Laporan Akhir

masalah kualitas barang dan legalitas barang tersebut. Untuk


menjamin hal tersebut maka pengadaan barang harus
dilakukan secara terbuka, fair, dan dalam kondisi persaingan
yang sehat.
5. Standari satuan harga ini berlaku untuk periode tahun 2017.
Sedangkan untuk tahun berikutnya, perlu dilakukan penelitian
dan survei tersendiri dengan mempertimbangkan beberapa
aspek dan faktor penyesuai, misalnya:
- Laju inflasi setiap sektor
- Harga bahan bakar (BBM) minyak serta faktor produksi
(input) lainnya seperti tarif dasar listrik (TDL) dan UMR.
- Nilai tukar rupiah khususnya terhadap Dollar Amerika
(USD). Beberapa barang tertentu, baik sebagian maupun
seluruhnya, boleh jadi didatangkan (diimport) dari luar
negeri yang harganya diukur dan dinilai dengan
menggunakan USD.

Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) 41


Universitas Airlangga
Laporan Akhir - Penyusunan Standar Satuan Harga – Pemerintah Kota Mojokerto 2017

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, Ak; “Akuntansi Sektor Publik”; 2002; Penerbit Andi Offset,
Yogyarkata.

Prof. Mudrajat Kuncoro, Ph.D; “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”; 2014;
Penerbit Erlangga; Jakarta.

Lexy J. Moleong; “Metode Penelitian Kualitatif’; 2009; Penerbit Remaja Rosdakarya;


Bandung.

Arikunto, Suharsimi; “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Kelima”;


2006; Penerbit Riheka Cipta, Jakarta.

Anton Hermanto, Gunawan, SE.,MA.; “Anggaran Pemerintah dan Inflasi di Indonesia”;


1991; Penerbit Gramedia Pustaka Utama; Jakarta.

-----------; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;

-----------; Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah;

-----------; Perpres RI nomor 54 tahun 2010 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan


barang/jasa pemerintah.

Laboratorium Pengkajian dan Pengembangan Akuntansi, Perpajakan dan Sistem Informasi (Lab PPAPSI) 24
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai