Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH AUDIT EKSTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS

PENGENDALIAN INTERNAL BADAN PENDAPATAN PAJAK DAERAH

KOTA MAKASSAR

OLEH :

YUSUF ALQADRI

19401046

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (YPUP)

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas segala rahmat dan karunia

Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas tugas akhir ini.

Penulisan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, terutama dukungan dan bimbingan dari dosen penulis. Oleh

karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :

i
DAFTAR ISI

Halaman

Table of Contents

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………….

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................5

1.3 Tujuan penelitian ..........................................................................6

1.4 Manfaat penelitian ........................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8

2.1 Pengertian Audit ...........................................................................8

2.2 Jenis Audit ....................................................................................9

2.3 Jenis Auditor ...............................................................................10

ii
2.4 Audit Eksternal ...........................................................................12

2.5 Efektivitas ...................................................................................13

2.6 Pengendalian Internal .................................................................14

2.7 Efektivitas Pengendalian Internal ................................................16

2.8 Rumusan Hipotesis .....................................................................17

2.9 Model Penelitian .........................................................................19

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 20

3.1 Desain Penelitian ........................................................................20

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................21

3.3 Data Penelitian ...........................................................................21

3.4 Teknik Pengambilan Data ...........................................................22

3.5 Populasi dan Sampel ..................................................................23

3.6 Variabel Penelitian ......................................................................23

3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................25

3.8 Definisi Operasional ....................................................................26

Daftar Pustaka ................................................................................................... 28

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………………………………………………17

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka konseptual…………………………………………...19

Gambar 3.1 Desain Penelitian……………………………………………….20

v
DAFTAR LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk tercapainya suatu kebutuhan anggaran daerah, pemerintah

berperan penting dalam mengumpulkan anggaran tersebut melalui badan

pemerintahan. Badan pemerintahan memiliki peranan utama dan sangat

penting dalam mengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD), pemerintah

memiliki kewajiban untuk mampu mengelola PAD dengan optimal.

Pengelolaan yang optimal ini dapat membuat pemasukan suatu negara

terpenuhi atau mencapai target anggaran yang dibutuhkan. Anggaran yang

didapatkan oleh badan pemerintahan dapat berupa pajak dan non-pajak,

gunanya untuk membiayai pengeluaran penting pada barang dan jasa yang

disediakan oleh pemerintah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Mardiasmo, (2013) dalam

Kobandaha, R (2016) adalah iuran yang dilakukan oleh orang pribadi atau

badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah.

PAD merupakan penghasilan dari suatu wilayah yang berasal dari

kekayaan dan sumber daya yang dikelola oleh pihak pemerintah daerah

setempat termasuk pajak. Pajak merupakan biaya kepada negara (yang

dapat dikenakan) yang terutang oleh wajib pajak dan harus dibayar menurut

1
peraturan perundang-undangan tanpa menerima pengembalian, yang

langsung dipertanggung jawabkan dan 3 digunakan untuk mendanai segala

kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan negara untuk melaksanakan

kegiatan kenegaraan, Pratiwi, J (2023)

Pemerintahan daerah memiliki kewenangan untuk melakukan

pemungutan terhadap pajak-pajak tertentu, melakukan usaha-usaha

tertentu untuk mendapatkan sejumlah uang agar dapat membiayai

pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan, membuat peraturan-

peraturan daerah yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan pemerintah

daerah dan berhak untuk memperoleh sejumlah dana berupa transfer dari

pemerintahan pusat, Halim (2009) dalam Bahmid, N (2018).

Pemerintah berupaya terus untuk meningkatkan kinerjanya dalam

mencapai target keberhasilan dalam pemungutan dan pengelolaan PAD.

Melalui program kerja serta kebijakan kebijakan yang dikeluarkan,

pemerintah terus meningkatkan mutu kualitas kerjanya melaui Badan

Pendapatan Daerah (BAPENDA). Salah satu faktor penting dalam

pengoptimalan PAD yang di kelola oleh BAPENDA ialah bagaimana struktur

pengendalian internal organisasi tersebut.

Pengendalian internal merupakan proses penting yang dilakukan

secara berkelanjutan oleh pimpinan dan pegawai untuk memberikan

keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan organisasi melalui kegiatan

2
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset

negara, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

Pengendalian internal adala sistem yang dirancang untuk

memastikan bahwa operasi perusahaan berjalan sesuai dengan standar

yang ditetapkan, tujuan perusahaan tercapai, dan risiko-risiko yang terkait

dengan operasi bisnis dapat dikelola dengan baik. Konsep ini mencakup

berbagai kebijakan, prosedur, dan praktik yang diterapkan untuk melindungi

aset perusahaan, mencegah kecurangan, dan memastikan integritas

informasi keuangan.

Pentingnya pengendalian internal telah diakui secara luas dalam

dunia bisnis dan akuntansi. Dengan adanya pengendalian internal yang

efektif, organisasi dapat mengidentifikasi dan mengurangi risiko-risiko yang

terkait dengan operasi bisnisnya, menjaga kepercayaan pemangku

kepentingan, dan meningkatkan kinerja serta efisiensi operasional.

Namun, efektivitas pengendalian internal tidak selalu terjamin.

Berbagai faktor seperti kompleksitas bisnis, perubahan regulasi, dan

tuntutan pasar yang berkembang dapat mempengaruhi kemampuan

organisasi untuk menerapkan pengendalian internal yang efektif. Oleh

karena itu, penting bagi organisasi untuk terus mengevaluasi dan

meningkatkan sistem pengendalian internal mereka agar tetap relevan dan

efektif dalam menghadapi tantangan yang ada.

3
Efektivitas merupakan salah satu aspek kunci dalam pengelolaan

perusahaan yang berkelanjutan dan berhasil. Efektivitas menyangkut

kemampuan suatu organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan dengan cara yang efisien dan tepat. Dalam konteks ini,

efektivitas berarti mencapai tujuan dari BAPENDA dalam mengelola PAD

secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara

efektiv dan menghasilkan hasil yang diinginkan.

Dalam konteks ini, penelitian mengenai efektivitas pengendalian

internal menjadi semakin penting. Dengan memahami faktor-faktor yang

memengaruhi efektivitas pengendalian internal, yang akan dihubungkan

dengan pengaruh dari audit eksternal BAPENDA, apakah dari audit

eksternal organisasi dapat mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki

dan mengembangkan strategi yang lebih baik untuk mengelola risiko-risiko

operasional.

Melalui penelitian yang mendalam mengenai tema efektivitas

pengendalian internal, diharapkan akan ditemukan wawasan-wawasan

baru yang dapat membantu organisasi dalam meningkatkan kinerja,

mengelola risiko, dan mencapai tujuan bisnis mereka secara lebih efektif.

Audit eksternal adalah proses independen yang dilakukan oleh pihak

luar untuk mengevaluasi keandalan dan keabsahan laporan keuangan

suatu perusahaan. Tujuan utama dari audit eksternal adalah untuk

memberikan keyakinan yang memadai kepada pemangku. Audit eksternal

4
BAPENDA merupakan bagian integral dari sistem kontrol keuangan

pemerintah daerah yang bertujuan untuk memastikan kepatuhan wajib

pajak terhadap ketentuan perpajakan serta keakuratan dan keandalan

laporan keuangan yang disampaikan kepada pemerintah daerah.

Pemerintah daerah memperoleh sebagian besar pendapatannya

dari pajak dan retribusi daerah, yang digunakan untuk mendukung

penyelenggaraan pelayanan publik dan pembangunan di wilayahnya. Oleh

karena itu, keberhasilan pemerintah daerah dalam mengumpulkan pajak

dan retribusi menjadi kunci dalam menjalankan fungsinya dengan efektif.

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas,

peneliti ingin membahas lebih dalam mengenai Pengaruh Audit Eksternal

Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat

diajukan adalah sebagai berikut:

1. Apa hubungan antara audit eksternal dengan pengendalian intern

dalam meningkatkan kinerja organisasi?

2. Apa pengaruh audit eksternal terhadap efektivitas pengendalian

internal BAPENDA dalam mengelola Pendapatan Asli Daerah

(PAD)?

Dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan tersebut, penelitian

ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam

tentang hubungan antara audit eksternal, pengendalian internal, dan

5
efektivitas pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) oleh Badan

Pendapatan Daerah (BAPENDA).

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka,

penulis penelitian ingin memberikan bukti yang relevan mengenai faktor

apa yang mempengaruhi efektivitas pengendalian internal BAPENDA dan

menganalisis dampaknya terhadap efisiensi kinerja organisasi dalam

meningkatkan kinerja pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

1.4 Manfaat penelitian

Diharapkan dengan adanya penelitian ini terdapat manfaat bagi

semua pihak yang berkepentingan.

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetauhan dan

wawasan menyangkut pemerintah daerah dalam upaya

mengoptimalkan kinerja dan seberapa pengaruhnya faktor eksteral

yakni audit eksternal terhadap pengendalian internalnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

6
2. Manfaat praktis

a. Bagi badan pemerintah daerah penelitian ini dapat bermanfaat

sebagai bahan evaluasi dalam upaya meningkatkan kinerja

organisasinya.

b. Bagi semua kalangan khususnya bagi badan pemerintahan

mengenai bagaimana efektivitas pengendalian internal dapat

dipengaruhi oleh faktor eksternal. Sehingga menambah wawasan

bagi pemerintah dalam upaya meningkatkan kinerja organisasin

dalam menjalankan tugas - tugasnya.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Audit

Menurut Koerniawan yang menulis sebuah buku, di dalam buku

tersebut, penulis menjelaskan bahwa audit, kadang-kadang dikenal

sebagai audit informal, mengacu pada proses mengevaluasi suatu

organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilakukan oleh individu yang

berkompeten di bidangnya, obyektif, dan tidak mempunyai kewenangan

yang disebut dengan auditor. Tujuannya adalah untuk memverifikasi bahwa

subjek audit telah dipilih atau dijalankan sesuai dengan standar, peraturan,

dan praktik yang telah ditentukan dan diterima, (Koerniawan, 2021)

Menurut Setiadi, Auditing adalah suatu proses pengujian untuk

membuktikan dan memastikan bahwa pos-pos Laporan Posisi

Keuangan/Neraca (rekening-rekening yang terdapat dalam laporan posisi

keuangan) dan pos-pos laba rugi (rekening - rekening yang terdapat dalam

laporan laba rugi), adalah benar, dengan atau tanpa melalui jurnal koreksi

audit dan didukung oleh dokumen-dokumen yang berkaitan sebagai Kertas

Kerja Audit. (Setiadi, 2019).

Oleh karena itu, audit memerlukan dilakukannya pemeriksaan

terhadap saldo-saldo yang terdapat dalam laporan keuangan yang

disediakan entitas untuk memverifikasi keakuratan laporan keuangan

tersebut. Karena investor paling mudah memverifikasi rinciannya dalam

laporan keuangan tersebut. Dalam laporan keuangan, terlihat bahwa

8
investor yang bersangkutan memiliki kinerja yang baik sehingga

menghasilkan harga jual yang sangat tinggi. Tugas auditor adalah

memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan memang akurat.

2.2 Jenis Audit

Koerniawan, (2021) memaparkan bahwa audit digolongkan menjadi

tiga golongan yaitu :

a. Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor

independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya

untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan

tersebut. Dalam audit laporan keuangan ini, auditor independen

menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya

dengan prinsip akuntansi berterima umum. Hasil auditing terhadap

laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa

laporan audit. Laporan audit ini dibagikan kepada para pemakai

informasi keuangan, seperti pemegang saham, kreditur, dan Kantor

Pajak.

b. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan

kepatuhan entitas yang diaudit terhadap kondisi atau peraturan

tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak

yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai

dalam pemerintahan.

9
c. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional merupakan review secara sistematik atas kegiatan

organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan

tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk hal-hal

berikut.

a. Mengevaluasi kinerja.

b. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan.

c. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.

Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau

pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang

meminta dilaksanakannya audit tersebut.

2.3 Jenis Auditor

Didalam buku Auditing (Fandy Tjiptono, 2021) menyebutkan bahwa

ada tiga jenis auditor yang ada saat ini, yaitu :

1. Akuntan Publik

Akuntan publik adalah seseorang yang memiliki izin akuntan publik

yang diterbitkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011

tentang Akuntan Publik. Biasanya istilah auditor digunakan secara

bergantian dengan akuntan publik. Akuntan publik memberikan jasa

asurans, yang meliputi:

(1) jasa audit atas informasi keuangan historis;

(2) jasa reviu atas informasi keuangan historis, dan

(3) jasa asurans lainnya.

10
Jasa asurans hanya dapat diberikan oleh akuntan publik. Selain jana

asurans, akuntan publik dapat memberikan jasa lainnya yang

berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen. Pemberiati

jasa audit oleh akuntan publik dan/atau Kantor Akuntan Publik (KAP)

atas informasi keuangan historis klien untuk tahun buku yang

berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu.

2. Auditor pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit

atas keuangan negara pada ins tansi pemerintah. Auditor

pemerintah terdiri dari dua, yaitu Badan Pengawas Keuangan (BPK)

dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). BPK

merupakan auditor eksternal yang me miliki fungsi atestasi terhadap

akuntabilitas pemerintah, yaitu memberikan pendapat terhadap ke-

layakan suatu pertanggungjawaban pemerintah. BPK adalah

lembaga negara di luar eksekutif yang kedudukannya sejajar dengan

presiden, DPR, dan MA. Hasil laporan BPK disampaikan ke DPR.

Sedangkan BPKP bertindak sebagai auditor internal yang berfungsi

sebagai asurans kualitas (quality assurance) yang membantu

pemerintah dalam penyelenggaraan manajemen pemerintahan.

BPKP merupakan bagian dari eksekutif, sehingga laporan BPKP

disampaikan kepada presiden. Tujuannya adalah untuk membantu

presiden dalam mengawasi penyelenggaraan pemerintahan.

11
3. Auditor Internal

Auditor internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan

audit bagi manajemen. Tanggung Jawab auditor internal sangat

beragam, tergantung pada pemberi kerja. Sebagian besar auditor

internal terlihat dalam audit operasional atau memiliki keahlian dalam

mengevaluasi sistem komputer.

Untuk menjaga independensinya, auditor internal melaporkan

secara langsung kepada presiden di rektur atau eksekutif

perusahaan. Namun, auditor internal tidak dapat independen secara

penuh selama masih terdapat hubungan pemberi kerja dan

karyawan. Para pengguna informasi yang bera da di luar perusahaan

tidak mau hanya tergantung pada informasi yang diverifikasi oleh

auditor internal karena dianggap tidak sepenuhnya independen.

2.4 Audit Eksternal

Di Indonesia, khususnya instansi pemerintah yang menjadi Auditor

Eksternal adalah Badan Pemeriksa Keuangan Indonesia (BPK). Yang mana

bisa dilihat dari setiap laporan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara yang dikelola pemerintah harus melewati pemeriksaan audit oleh

BPK RI sebelum disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan

kewenangannya masing-masing (Boby Segah, 2018).

Berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, dalam pasal 30 dan 31 maka Presiden menyampaikan

12
Rancangan Undang-undang tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan

APBN kepada DPR berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh

Badan Pemeriksa Keuangan selambat-lambatnya enam bulan setelah

Tahun Anggaran berakhir. Laporan keuangan dimaksud dimaksud setidak-

tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas dan

Catatan atas Laporan Keuangan yang dilampiri dengan Laporan Keuangan

Perusahaan Negara dan Badan lainnya. Seperti halnya untuk Pemerintah

Pusat, maka Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

kepada DPRD berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh BPK.

2.5 Efektivitas

Menurut Mardiasmo (2004:134) menyatakan bahwa efektivitas

adalah ukuran keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi dalam

mencapai tujuannya, jika suatu organisasi tersebut dapat dikatakan telah

berjalan secara efektif. Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah

bahwa efektifitas tidak ditentukan dengan berapa besar biaya yang telah

dikeluarkan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Biaya boleh jadi

melebihi dengan apa yang telah dianggarkan, boleh jadi dua kali lebih besar

atau bahkan tiga kali lebih besar dengan yang dianggarkan. Efektivitas

dilihat dari bagaimana suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Rondonuwu., Ritno. H., dkk (2015:2) mengatakan

bahwa efektivitas yaitu membandingkan antara realisasi PAD dengan target

yang ditetapkan.

13
2.6 Pengendalian Internal

Pengendalian internal menurut (Rolamdo et al., 2021)adalah

serangkaian dari kebijakan dan prosedur guna memastikan bahwa

informasi dari entitas atau organisasi yang diberikan sesuai dan akurat

untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Sistem

Pengendalian Internal merupakan proses yang integral pada tindakan dan

kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh

pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan

organisasi melalui berbagai kebijakan kegiatan yang efektif dan efisien,

keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundangundangan (PP No.60/2008 SPIP). Taatan

terhadap peraturan perundang-undangan (PP Nomor 60 tahun 2008).

Peraturan Pemerintah No 60 tahun 2008 merupakan pelaksanaan

atas pasal 58 ayat (1) UU nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan

negara. Di mana di dalam pasal tersebut dituangkan bahwa dalam rangka

meningkatkan, kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengeloaan

keuangan negara, presiden selaku kepala pemerintahan mengatur dan

menyelenggarakan sistem pengendalian internal pemerintah di lingkungan

pemerintahan secara menyeluruh. Dalam penyusunannya, PP Nomor 60

tahun 2008 sebenarnya merupakan resultante dari adaptasi dari konsep

internal control yang telah direkomendasikan oleh The Committe of

Sponsoring Organization (COSO) pada tahun 1992. Seperti halnya yang

14
disampaikan oleh Coso (McNally, 2013) menyatakan bahwa terdapat

setidaknya lima dimensi dalam kriteria pengendalian internal :

1) lingkungan pengendalian,

2) penilaian atas risiko,

3) kegiatan pengendalian,

4) informasi serta komunikasi dan pemantauan pengendalian

internal.

Dengan demikian COSO memberikan aksentuasi bahwa

pengendalian internal adalah suatu proses. Sebagai proses maka ia

merupakan sarana atau media untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dengan kata lain COSO bukan merupakan tujuan itu sendiri.

Pengendalian dilakukan oleh human capital atau manusia, yakni tidak

dicapai dengan hanya memiliki pedoman tertulis saja. Lebih dari itu akan

melalui tindakan dan perilaku manusia itu sendiri yang ada pada tiap level

organisasi. Sistem kendali internal bergayut dengan aktivitas operasi

organisasi, dan ada dengan dasar bisnis yang mmenjadi fundamentalnya.

Pengendalian internal akan sangat efektif jika pengendalian tersebut

menyatu dengan infratstruktur dan merupakan bagian penting bagi

organisasi perusahaan. COSO ternyata bukanlah pihak yang pertama

memperkenalkan konsep pengendalian internal.

15
2.7 Efektivitas Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2002) pengendalian internal yang tertuang dalam

PP No. 8 Tahun 2006 adalah suatu proses yang diciptakan dan dipengaruhi

manajemen bertujuan memberikan keyakinan yang tepat dan sesuai dalam

pencapaian efektivitas, efesiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian laporan keuangan yang

berdasarkan standar akuntansi yaitu PSAK yang dikeluarkan oleh Ikatan

Akuntansi Indonesia (IAI). Faktor-faktor yang menyebabkan pentingnya

sistem pengendalian internal adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan komplesitas

struktur, sistem dan prosedur organisasi semakin rumit.

2. Tanggung jawab bersama untuk melindungi asset organisasi,

mencegah dan kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan

terletak pada manajemen sehingga manajemen harus mengatur

system pengendalian intern yang sesuai untuk memenuhi tanggung

jawab tersebut.

3. Pengawasan oleh dari satu orang (saling cek) merupakan cara yang

tepat untuk menutup kecurangankecurangan yang bisa terjadi pada

manusia.

Menurut Ravianto (2014: 11), efektivitas diukur dari seberapa sukses

suatu organisasi sejauh mana menggunakan sumber dayanya dapat

menghasilkan output yang maksimal. Dapat diartikan bahwa jika pekerjaan

bisa diselesaikan dengan perencanaan, waktu, biaya, dan kualitas, maka

16
pekerjaan tersebut dapat dikatakan efektif. Iinternal perusahaan memiliki

peran dimana setiap pegawai, dalam organisasi dapat menjadi aspek yang

memberikan dampak yang pasti. Oleh karena itu, efektivitas yang

berhubungan dengan pencapaian tujuan, dan efektivitas dapat dicapai

dengan menerapkan proses sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Jika

tujuan organisasi tercapai, mereka dapat digambarkan secara efektif.

Hasil penelitian dari jurnal (Usmar, 2021) dari uji hipotesis

menyimpulkan bahwa sistem pelaporan berpengaruh negatif signifikan,

kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif signifikan, sistem

informasi akuntansi keuangan berpengaruh negatif, sedangkan konflik

peran berpengaruh positif signifikan terhadap efektivitas sistem

pengendalian internal pada pemerintah daerah DKI Jakarta. Implikasi

penelitian digunakan sebagai literatur dalam evaluasi dan penerapan

system pengendalian internal pada organisasi pemerintahan yang efektif.

2.8 Rumusan Hipotesis

1. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Alat Hasil Penelitian


(tahun) Penelitian Analisis
1 Ivand Satria, Pengaruh Analisis Hasil penelitian
Mia Angelina Kualitasn Rigresi menunjukkan :
Setiawan Audit, Lingkup Linear a) Kualitas audit
(2020) Audit dan Berganda tidak mempengaruhi
Gaya efektivitas
Kepemimpinan pengendalian
Terhadap internal. , b) Ruang

17
Efektivitas lingkup audit tidak
Pengendalian mempengaruhi
Internal Di efektivitas
Sektor pengendalian
Pemerintah internal, dan c)
Gaya
kepemimpinan
mempengaruhi
efektivitas
pengendalian
internal.
2 Salwah Pengaruh Analisis Berdasarkan hasil
Dwita Temuan Audit Rigresi penelitian
Apriastanti, Terhadap Linear “Pengaruh
Tituk Diah Tingkah Berganda Temuan Audit
Widajantie Korupsi Terhadap Tingkat
(2022) Pemerintah Korupsi
Daerah Pemerintah Daerah”
didapatkan
kesimpulan
bahwa Temuan
Audit atas Sistem
pengendalian
internal
berpengaruh
signifikan positif
terhadap tingkat
Korupsi,
sedangkan Temuan
audit atas
Kepatuhan
terhadap peraturan
perundang-
undangan
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap
tingkat Korupsi

18
2. Hipotesis

Hipotesis hanya berupa pertanyaan sementara saja yang

menghubungkan beberapa variabel kesimpulan serata rendahnya karena

masih membutuhkan pengujian secara empiris. Hipotesis dalam penelitian

ini, bahwa ada faktor yang berada dalam ruang lingkup audit memiliki

pengaruh dalam efektivitas pengendalian internal dan ada juga beberapa

faktor ruang lingkup audit yang tidak mempengaruhi, seperti yang

dijelaskan dari dua peneletian di atas.

Dari penjelasan diatas maka peneliti dapat merumuskan hipotesis

sebagai berikut :

H1: Penerapan audit eksternal akan berpengaruh terhadap efektif

atau tidaknya pengendalian internal.

2.9 Model Penelitian

Dari analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dibuatlah kerangka

konseptual atau model penelitian yang akan dibangun oleh peneliti terdapat

pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Audit Pengendalian
Eksternal Internal

19
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Badan Pendapatan Pajak


Daerah Kota Makassar

Pengaruh Audit Eksternal


Terhadap Pengendalian
Internal

Kuisoner

Teknik Analisis Deskriptif


Kuantitatif

Hasil Penelitian

Seperti yang dijelaskan gambar di atas penelitian dilakukan di

Kantor BAPENDA Kota Makassar. Teknik yang akan dipakai pada penelitian

ini adalah menggunakan kuisioner, kuisoner tersebut nanitnya akan

berisikan pertanyaan tertulis yang akan diberikan kepada responden yang

akan menjadi sampel untuk mendapatkan informasi.

20
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian dilaksanakan di Badan

Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Makassar yang beralamat di Jl. Urip

Sumoharjo No.8, Maccini, Kec. Makassar, Kota Makassar, Sulawesi

Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian yang akan berjalan adalah sekitar

dua bulan.

3.3 Data Penelitian

Data penelitian diklasifikasikan berdasarkan jenis data dan sumber

data yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Jenis Data

Menurut jenisnya, data penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah jenis data yang

tidak bisa diproses dalam bentuk angka, tetapi bisa diamati serta

dicatat sehingga dapat menghasilkan suatu informasi seperti sejarah

singkat perusahaan.

2. Sumber Data

Menurut sumber, data dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu data

primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tanpa

adanya perantara yang dapat berupa pendapat

individu/kelompok, pengamatan objek, kegiatan/kejadian,

hasil pengujian/observasi. Seumber data ini nantinya akan

21
digunakan untuk mengetauhi bagaimana audit eksternal

berpengaruh terhadap pengendalian internal BAPENDA

Kota Makassar, Survei dibagikan kepadan responden

untuk mengumpulkan data.

b. Data Sekunder

Sumber dari data ini diperoleh secara tidak langsung

menggunakan media perantara dari penelitian. Data sekunder

umumnya berupa bukti arsip, catatan atau laporan sejarah

dan mencakup data yang dipublikasikan dan tidak

dipublikasikan.

3.4 Teknik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer

merupakan data yang langsung diperoleh dari lokasi penelitian dengan

menggunakan metode penelitian lapangan (field research). Adapun teknik

pengumpulan data antara lain :

1. Observasi

Dilakukan penelitian secara lansung pada data yang diarsipkan dan

data yang di dapatkan berdasarkan hasil surveio lapangan.

2. Kuisioner

Dilakukan pengumpulan data melalui pertanyaan yang telah

disiapkan dan diberikan kepada responden yang terpilih.

3. Dokumentasi

22
Dokumen dari instansi seperti struktur organisasi dan uraian tugas

dari BAPENDA Kota Makassar

3.5 Populasi dan Sampel

Dalam menunjang keberhasilan penelitian dalam mengukur

seberapa efektif pengendalian internal yang disebut dengan system

pengawasan, akan diukur melalui penyebaran kuisoner kepada responden

terpilih. Adapun berikut dijelaskan populasi dan sampel penelitian.

1. Populasi

Populasi merupakan domain atau wilayah umum yang terdiri dari

objek/subjek bagian dari sumber data dan informasi yang terkait

dengan penelitian. Sesuai dengan penjelasan tersebut makan

penelitian akan menentukan total populasi yaitu 30 objek, pegawai

dan unit kerja yang sedang bekerja di BAPENDA Kota Makassar.

2. Sampel

Sampel bagian dari populasi yang memiliki sifat yang serupa

terhadap populasi itu sendiri. Banyak populasi yang akan di ambil

dari penelitian ini, maka teknik sampel yang akan digunakan adalah

sampel jenuh yaitu dengan mengabil keseluruhan populasi untuk

dijadikan sampel.

3.6 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang dimaksud merupakan sifat atau nilai dari

objek atau sebuah kegiatan yang memiliki sebuah variasi yang dapat

23
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari serta kemudian dapat ditarik

kesimpulan. Kemudian, pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah

variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

1. Variabel Independent

Independent variabel atau juga disebut dengan sebagai stimulus,

predictor dan antecedent. Dikenal sebagai variabel bebas yang artinya

variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan yang dialami

oleh variabel dependent (terikat) (Stefanny et al., 2022). Pada penelitian ini,

24 peneliti menggunakan dua variabel bebas, yakni Audit Eksternal (X)

Adapun indikator pada variable X yakni BPK sebagai Audit Eksternal

BAPENDA Kota Makassar dijelaskan di (PERATURAN BADAN

PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN

2017, [s.d.]) :

1. Kinerja atau Kondisi Keuangan

2. Kinerja atau Kondisi nonKeuangan

3. Karakter Fisik

4. Sistem dan Proses

5. Perilaku

2. Variabel Dependent

(Pramudianti & Nugroho, 2022) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

Dependent variable atau yang biasa disebut juga dengan variabel output,

kriteria, ataupun konsekuen. Dependent Variabel disebut sebagai variabel

24
terikat, variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas. Selanjutnya, pada penelitian ini peneliti menggunakan

Pengendalian Internal (Y) sebagai variabel terikat.

Adapun indikator pada variable (Y) Pengendalian Internal dari hasil

penelitian (Badewin, 2021) yaitu :

1. Efisiensi Kinerja

2. Pengawasan

3. Komunikasi

4. Pencegahan Kecurangan

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam judul skripsi "Pengaruh Audit Eksternal Terhadap Efektifitas

Pengendalian Internal Perusahaan", teknik analisis kuantitatif yang tepat

untuk digunakan adalah analisis regresi linear. Analisis regresi linear dapat

digunakan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara variabel

independen (audit eksternal) dengan variabel dependen (efektivitas

pengendalian internal) serta seberapa signifikan pengaruhnya.

Rumus analisis regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:

Y=a+bX+e

• Y : adalah variabel dependen (efektivitas pengendalian internal).

• X : adalah variabel independen (audit eksternal).

• a : adalah konstanta (intercept).

25
• b : adalah koefisien regresi (slope), yang mengindikasikan besarnya

pengaruh audit eksternal terhadap efektivitas pengendalian internal.

• e : adalah kesalahan acak.

Untuk menentukan pengaruh audit eksternal terhadap efektivitas

pengendalian internal, kita dapat menggunakan uji hipotesis terhadap

koefisien regresi b. Hipotesis nol (H0) dan alternatif (H1) dapat dirumuskan

sebagai berikut:

• H0 : b = 0 (Tidak ada pengaruh audit eksternal terhadap efektivitas

pengendalian internal)

• H1 : b ≠ 0 (Ada pengaruh audit eksternal terhadap efektivitas

pengendalian internal)

Uji statistik yang biasa digunakan untuk menguji signifikansi koefisien

regresi adalah uji t. Jika nilai p (probabilitas) hasil uji t kurang dari tingkat

signifikansi yang ditentukan (biasanya 0.05), maka kita dapat menolak

hipotesis nol dan menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara audit eksternal dan efektivitas pengendalian internal.

3.8 Definisi Operasional

Setiap variabel dalam penelitian ini terkadang masih memiliki

pengertian yang luas secara umum, oleh karena itu peneliti memberikan

batas ruang lingkup penelitian yang jelas dan mudah diukur, maka

dijabarkan setiap variabel dalam penelitian ini ke dalam definisi operasional

26
Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian

ini adalah:

1. Audit Eksternal

Di Indonesia, khususnya instansi pemerintah yang menjadi Auditor

Eksternal adalah Badan Pemeriksa Keuangan Indonesia (BPK).

Yang mana bisa dilihat dari setiap laporan pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara yang dikelola pemerintah harus melewati

pemeriksaan audit oleh BPK RI sebelum disampaikan kepada

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan kewenangannya masing-

masing (Boby Segah, 2018).

2. Efektivitas Pengendalian Internal

Menurut Ravianto (2014: 11), efektivitas diukur dari seberapa sukses

suatu organisasi sejauh mana menggunakan sumber dayanya dapat

menghasilkan output yang maksimal. Dapat diartikan bahwa jika

pekerjaan bisa diselesaikan dengan perencanaan, waktu, biaya, dan

kualitas, maka pekerjaan tersebut dapat dikatakan efektif. Iinternal

perusahaan memiliki peran dimana setiap pegawai, dalam

organisasi dapat menjadi aspek yang memberikan dampak yang

pasti. Oleh karena itu, efektivitas yang berhubungan dengan

pencapaian tujuan,. Jika tujuan organisasi tercapai, mereka dapat

digambarkan secara efektif.

27
Daftar Pustaka

Bahmid, Nabila Suha. Pengaruh Pemungutan Pajak Hotel dan Pajak

Hiburan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Kota Medan. 2018.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah.

Mardiasmo. (2004). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Edisi

Tiga. Jakarta.

Penerbit: Salemba Empat.

Rondonuwu., Ritno, H., dkk. (2015). Analisis Efektifitas Pengelolaan

Keuangan. Edisi Kedua. Jakarta.

Penerbit: Universitas Terbuka.

Kobandaha, R (2016) adalah iuran yang dilakukan oleh orang pribadi atau

badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang

dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintah daerah.

McNally, J. S. (2013). The 2013 COSO Framework & SOX Compliance: One

approach to an effective transition. " Strategic Finance 2013.

Mulyadi. 2002. Sistem Akuntansi. Edisi 3, Cetakan 3.

Salemba Empat. Jakarta

28
Ravianto, J. (2014). Produktivitas dan Pengukuran. Jakarta: Lembaga

Sarana Informasi

Pratiwi, Junita, and Muhammad Irwan Padli Nasution. "Pengaruh Pajak

Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan Terhadap Peningkatan

Pendapatan Asli Daerah Kota Medan." Jurnal Ilmu Sosial,

Pendidikan dan Humaniora (JISPENDIORA) 2.3 (2023): 106-113.

Badewin. (2021). Efektivitas Pengendalian Internal. Akuntansi dan

Keuangan, 10(1), 45–55.

Boby Segah. (2018). Audit Eksternal dan Internal Pemerintah. Anterior

Jurnal, 1–10. Di Indonesia, yang menjadi Auditor Eksternal Intansi

Pemerintah adalah Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

Hal ini terlihat dari setiap laporan pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara yang disusun pemerintah harus diaudit dulu oleh

BPK RI sebelum disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

Fandy Tjiptono. (2021). Auditing (Fandy Tjiptono, Org.; 1o ed, Vol. 1). ANDI.

Koerniawan, I. (2021). AUDITING Konsep dan Teori Pemeriksaan

Akuntansi Oleh.

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 1 TAHUN 2017. ([s.d.]).

29
Pramudianti, M., & Nugroho, W. S. (2022). Presentation of Financial

Statements, Internal Control System, Accessibility of Financial

Statements and Performance Audit on The Accountability of Regional

Financial Management. Urecol Journal. Part B: Economics and

Business, 2(2), 111. https://doi.org/10.53017/ujeb.203

Rolamdo, J., Eka Widiastuti, N. P., & Ajengtiyas Saputri Mashuri, A. (2021).

Efektivitas Pengendalian Internal Pemungutan Pajak Reklame Pada

Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah Kelapa Gading. Jurnal

Indonesia Sosial Sains, 2(7), 1133–1154.

https://doi.org/10.36418/jiss.v2i7.364

Setiadi. (2019). PEMERIKSAAN AKUNTANSI (TEORI DAN PRAKTEK).

Stefanny, N., Rahmiati, F., & Roni, M. (2022). IDEAS: Journal of

Management and Technology THE ROLE OF BRAND IMAGE AND

BRAND TRUST IN MEDIATING THE INFLUENCE OF E-WOM ON

PURCHASE DECISION (CASE OF VIDEO-ON-DEMAND NETFLIX).

IDEAS: Journal of Management and Technology, 2(1), 12–21. http://e-

journal.president.ac.id/presunivojs/index.php/IDEAS

Usmar. (2021). Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal

Pemerintahan.

30

Anda mungkin juga menyukai