Anda di halaman 1dari 65

UNIVERSITAS TRILOGI

Nama kelompok :

Ratih nurlita dewi (15102115)

Suci oktarina (15102158)

Lazuardien Ashari (15102140)

Ana Fatima

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JAKARTA

2017

Universitas Trilogi | i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kasih
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas matakuliah Akuntasi Sektor Publik
yaitu penulisan makalah yang berjudul STANDAR AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK. Selama proses penulisan makalah ini, kami menerima sangat banyak
bantuan dari berbagai pihak berupa dukungan. Oleh karena itu, kami ingin
mengucapkan terima kasih yang teristimewa kepada pihak-pihak yang membantu
kami, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih ini saya
persembahkan kepada Bapak Afrizal selaku dosen matakuliah Akuntansi Sektor
Publik Universitas Trilogi yang telah memberikan tenaga, ilmu dalam
memberikan tugas matakuliah Akuntansi Sektor Publik ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang telah ditulis ini mungkin masih jauh
dari kesempurnaan karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata, untuk itu
kritik dan saran dari dosen maupun teman-teman sangat berarti demi perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang telah kami susun ini
dapat bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca dan pelajar yang sedang
menuntut ilmu.

Jakarta, 23 Oktober 2017

Penulis

Universitas Trilogi | ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................ 2

1.4 Manfaat ........................................................................................... 3

II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 4

2.1 Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah ...................................... 4

2.2 Tujuan Standar Akuntansi Pemerintah ........................................... 4

2.3 Kedudukan Standar Akuntansi Pemerintah .................................... 5

2.4 Ruang Lingkup Standar Akuntansi Pemerintah .............................. 6

2.5 Indikator Standar Akuntasi Pemerintah .......................................... 6

III. PEMBAHASAN ................................................................................ 8

3.1 pengertian Standar Akuntansi Sektor Publik................................. 8

3.2 Tujuan Penyususnan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik.8

3.3 Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Sektor

Universitas Trilogi | iii


Publik di Indonesia ........................................................................ 9

3.4 Manfaat Standar Akuntasni Keuangan Sektor Publik ................. 10

3.5 Pertimbangan Pemilihan Dasar Aktual ...................................... 10

3.6 Keuntungan Dasar Aktual .......................................................... 11

3.7 Standar Akuntansi Pemerintahan ............................................... 12

3.7.1 Lingkup Standar Akuntansi Pemerintahan ........................ 12

3.7.2 Tujuan dan Strategi KSAP ................................................ 14

3.7.3 Pelaporan Keuangan Pemerintahan ................................... 15

3.7.4 Kedudukan SAP ................................................................. 16

3.7.5 Ruang Lingkup SAP ........................................................... 16

3.7.6 Penetapan Standar Akuntansi Pemerintahan ...................... 18

3.7.7 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah ..................... 19

3.7.8 Isi Standar Akuntansi Pemeritahan ................................... 20

3.7.8.1 PSAP No.01-Penyajian Laporan Keuangan ........... 20

3.7.8.2 PSAP No.02-Laporan Realisasi Anggaran ............. 24

3.7.8.3 PSAP No.03-Laporan Arus Kas ............................. 27

3.7.8.4 PSAP No.04-Catatan Atas Laporan Keuangan ...... 27

3.7.8.5 PSAP No.05-Akuntansi Persediaan........................ 28

3.7.8.6 PSAP No.06-Akuntansi Investasi ........................... 29

3.7.8.7 PSAP No.07-Akuntansi Aset Tetap ....................... 30

3.7.8.8 PSAP No.08-Akuntansi Konstruksi

Dalam Pengerjaan ................................................... 32

Universitas Trilogi | iv
3.7.8.9 PSAP No.09-Akuntansi Kewajiban......................... 34

3.7.8.10 PSAP No.10-Akuntansi untuk Koreksi Kesalahan

Mendasar, perubahan kebijakan Akuntansi, dan peristiwa

Luar Biasa................................................................. 35

3.7.8.11 PSAP No.11-Akuntansi Khusus untuk Menyusun Laporan

Keuangan Konsolidasii .............................................. 36

3.7.8.12 PSAP No.12-Laporan Operasional ............................ 40

3.8 Overview International Public Sector Accounting Standar

(IPSAS)....................................................................................... 42

3.8.1 IPSAS 1 : Presentation of Financial Statement

(Penyajian Laporan Keuangan) ......................... 44

3.8.2 IPSAS 2 : Cash Flow Statements (Laporan Arus Kas) ..... 45

3.8.3 IPSAS 3 : Net Surplus or Deficit for the Period,

Fundamental Errors and Changes in Accounting Policies . 46

3.8.4 IPSAS 4 : The Effects of changes in Foreign Exchange Rate

(pengaruh perubahan kurs asing)........................................ 47

3.8.5 IPSAS 5 : Borrowing Cost ................................................ 48

3.8.6 IPSAS 6 : Consolidated Financial Statements and Accounting

For Controlled Enitities (Laporan keuangan Konsolidasi dan

Akuntansi untuk pengawas entitas) ................................... 49

3.8.7 IPSAS 7 : Accounting for Investment in Associates (Akuntansi

Untuk investasi di asosiasi) ................................................. 50

Universitas Trilogi | v
3.8.8 IPSAS 8 : Financial Reporting of Interest in joint venture . 51

3.9 Independensi dan UU No 17 tahun 2003 .................................... 52

3.10 teknik ........................................................................................ 54

IV.KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 23

4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 57

4.2 Saran ................................................................................................... 58

IV. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 59

Universitas Trilogi | vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik, pemerintah terus melakukan
usaha-usaha untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara. Usaha reformasi keuangan negara mencakup bidang peraturan
perundang-undangan, kelembagaan, sistem, dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia.

Gagasan perlunya standar akuntansi pemerintahan sebenarnya sudah lama ada,


namun baru pada sebatas wacana. Seiring dengan berkembangnya akuntansi di
sektor komersil yang dipelopori dengan dikeluarkannya Standar Akuntansi
Keuangan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (1994), kebutuhan standar akuntansi
pemerintahan kembali menguat. Oleh karena itu Badan Akuntansi Keuangan
Negara (BAKUN), Departemen Keuangan mulai mengembangkan standar
akuntansi.

Seperti dalam organisasi komersial (commercial organization), para


pengambil keputusan dalam organisasi pemerintah pun membutuhkan informasi
untuk mengelola organisasinya. Selain sebagai dasar sebagai pengambilan
keputusan, informasi juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan
pertanggungjawaban pengelolaan organisasi terhadap pihak lain. (Baldric Siregar
dan Bonni Siregar, 2001: 1)

Oleh karena itu, pemerintah memerlukan suatu standar akuntansi di bidangnya


tersendiri dalam menjalankan aktivitas layanan kepada masyarakat luas.Dengan
ditetapkannya PP SAP maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah
memiliki suatu pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional. Hal ini menandai
dimulainya suatu era baru dalam pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD
dalam rangka memenuhi prinsip transparasi dan akuntabilitas.

Universitas Trilogi | 1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apa Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik ?


2. Apa Tujuan Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik ?
3. Bagimana Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik di
Indonesia ?
4. Apa Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik ?
5. Bagimana Pertimbangan Pemilihan Dasar Akrual ?
6. Apa Keuntungan Dasar Akrual ?
7. Apa itu Standar Akuntansi Pemerintahan ?
8. Bagaimana overview - International Publik Sektor Accounting Standards ?
9. Independensi dan UU No 17 Tahun 2003 ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis bermaksud untuk mengulas


mengenai Standar Akuntansi Sektor Publik.

Tujuan :

Berdasarkan maksud diatas penyusun bertujuan.

1. Untuk mengetahui Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik.


2. Untuk mengetahui Tujuan Pen/usunan Standar Akuntansi Keuangan
Sektor Publik.
3. Untuk mengetahuiPerkembangan Standar Akuntansi Keuangan Sektor
Publik di Indonesia.
4. Untuk mengetahui Man8aat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik.
5. Untuk mengetahui Pertimbangan Pemilihan Dasar Akrual.
6. Untuk mengetahui Keuntungan Dasar Akrual.
7. Untuk mengetahui Apa itu Standar Akuntansi Pemerintahan.
8. Untuk mengetahui overview- International Publik Sektor Accounting
Standards.
9. Untuk mengetahui Independensi dan UU NO 17 Tahun 2003.

Universitas Trilogi | 2
1.4 Manfaat

Sesuai dengan tujuan diatas penelitian ini memiliki manfaat diantaranya.

1. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat memahami pemahaman terhadap


Standar Akuntansi Sektor Publik.
2. Bagi dosen, agar dapat mengevaluasi dan memberikan penilaian kepada
mahasiswa mengenai pemahaman terhadap Standar Akuntansi Sektor
Publik.

Universitas Trilogi | 3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Standar Akuntasi Pemerintah

Adapun pengertian standar akuntansi pemerintahan yang dinyatakan olehpara


ahli sebagai berikut:

Menurut Tanjung (2012) dalam Vicky Agustiawan (2013)


mengemukakanbahwa:Standar akuntansi pemerintah adalah prinsip-prinsip
akuntansi yangditerapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuanganpemerintah, yang terdiri atas Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat(LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), dalam rangka
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansipemerintahan, serta
peningkatan kualitas LKPP dan LKPD.

Menurut Indra Bastian (2010:138) dan Peraturan Pemerintah No. 71


Tahun2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan mengemukakan
bahwa:Standar akuntansi pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansiyang
ditetapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuanganpemerintah.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Standar

Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi dalam menyusun dan

menyajikan laporan keuangan pemerintah.

2.2 Tujuan Standar Akuntansi Pemerintahan

Adapun tujuan standar akuntansi pemerintahan yang dinyatakan oleh paraahli


sebagai berikut:

Menurut Indra Bastian (2010:138) tujuan Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) adalahMeningkatkan akuntabilitas dan keandalan pengelolaan keuangan

pemerintah.

Universitas Trilogi | 4
Sedangkan menurut Nurlan Darise (2008:39) mengemukakan
bahwa:Standar akuntansi pemerintahan digunakan sebagai pedoman
dalamrangka menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaanAPBN/APBD
berupa laporan keuangan yang setidak-tidaknyameliputi laporan realisasi
anggaran, laporan arus kas, dan catatanatas laporan keuangan.

Berdasarkan tujuan yang dikemukakan diatas dapat dikatakan


bahwatujuan standar akuntansi pemerintahan adalah pedoman dalam
penyusunanlaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBDuntuk meningkatkan akuntabilitas dan keandalan pengelolaan
keuanganpemerintah.

2.3 Kedudukan Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar akuntansi pemerintahan ditetapkan dengan peraturan pemerintahyaitu


Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
AkuntansiPemerintahan.

Adapun kedudukan standar akuntansi pemerintahan yang dinyatakan oleh

Indra Bastian (2010:139) sebagai berikut:

1) Sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,


StandarAkuntansi Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
2) Setiap entitas pelaporan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
wajibmenerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Pada
penerapannya,muncul kebutuhan akan upaya pengharmonisasian berbagai
peraturan baikdi Pemerintah pusat maupun di Pemerintah daerah dengan
SAP.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa standar


akuntansipemerintahan ditetapkan dengan peraturan pemerintah, setiap
pemerintah pusatdan daerah harus menerapkan standar akuntansi pemerintah
daerah.

Universitas Trilogi | 5
2.4 Ruang Lingkup Standar Akuntansi Pemerintahan

Adapun ruang lingkup standar akuntansi pemerintahan yang dinyatakanoleh


Deddi Nordiawan (2007:123) mengemukakan bahwa:Standar Akuntansi
Pemerintahan diterapkan di lingkuppemerintahan, baik di pemerintah pusat dan
departemendepartemennyamaupun di pemerintah daerah dan dinas-
dinasnya.Penerapan standar akuntansi pemerintahan di yakini berdampak pada
peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintah pusat dandaerah.

Sementara menurut Indra Bastian (2010:139), ruang lingkup


StandarAkuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai berikut:SAP ditetapkan di
lingkup pemerintah, yaitu pemerintah pusat,pemerintah daerah, dan satuan
organisasi di lingkungan pemerintahpusat/daerah, jika menurut peraturan
perundang-undangan satuanorganisasi dimaksud wajib menyajikan laporan
keuangan.Dapat dikatakan bahwa ruang lingkup dari standar akuntansi
pemerintahanadalah pemerintah pusat dan daerah serta organisasi dilingkungan
pemerintahpusat/daerah.

2.5 Indikator Standar Akuntansi Pemerintahan

Menurut Indra Bastian (2010:140) dan Peraturan Pemerintah Nomor 71Tahun


2010 tentang Standar Akuntasi Pemerintahan, penyajian laporan keuanganterdiri
sebagai berikut:

1) Basis akrual
2) Komponen laporan keuangan
3) Periode pelaporan

Adapun penjelasan indikator standar akuntansi pemerintahan yaitu


sebagaiberikut:

1) Basis akrual.

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah


yaitubasis akrual. Entitas pelaporan menyelenggarakan akuntansi dan
penyajianlaporan keuangan dengan menggunakan basis akrual baik

Universitas Trilogi | 6
dalampengakuan pendapatan dan beban, maupun pengakuan aset,
kewajiban,dan ekuitas.

2) Komponen laporan keuangan.

Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan


terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan
laporanfinansial, sehingga seluruh komponen menjadi sebagai berikut:

1. Laporan Realisasi Anggaran.


2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.
3. Neraca.
4. Laporan Operasional.
5. Laporan Arus Kas.
6. Laporan Perubahan Ekuitas.
7. Catatan atas Laporan Keuangan.
3) Periode Pelaporan

Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam


setahun.Dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas berubah dan
laporankeuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang
ataulebih pendek dari satu tahun, entitas pelaporan mengungkapkan
informasiberikut:

1. Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun.


2. Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan tertentu
sepertiarus kas dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.

Universitas Trilogi | 7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik


Standar Akuntansi merupakan pedoman atau prinsip-prinsip yang
mengaturperlakuan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan
pelaporan kepada para pengguna laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi
merupakan praktik khusus yang digunakan untuk mengimplementasikan
standar.Standar akuntansi sangat diperlukan untuk untuk menjamin konsistensi
dalam pelaporan keuangan. Tidak adanya standar akuntansi yang memadai akan
menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya reliabilitas dan objektivitas
informasi yang disajikan, inkonsistensi dalam pelaporan keuangan serta
menyulitkan dalam pengauditan (Mardiasmo, 2009:148-149).
Standar akuntansi keuangan merupakan salah satu standar akuntansi. Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) adalah aturan-aturan yang harus digunakan di dalam
pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal.
Sektor Publik adalah suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha
untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan hak publik.
Sehingga standar akuntansi keuangan sektor publik dapat didefinisikan
sebagai aturan-aturan yang harus digunakan dalam pengukuran dan penyajian
laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal oleh suatu entitas yang
akitvitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan
pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik.

3.2 Tujuan Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik


Tujuan penyusunan standar akuntansi keuangan sektor publik adalah sebagai
berikut:
a. Menyediakan pemerintah daerah suatu pedoman akuntansi yang diharapkan
dapat diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan pemerintah daerah yang
berlaku saat ini, terutama dengan pemberlakuan otonomi daerah yang baru.

Universitas Trilogi | 8
b. Menyediakan pemerintah daerah suatu pedoman akuntansi yang dilengkapi
dengan klasifikasi rekening dan prosedur pencatatan serta jurnal standar yang
telah disesuai dengan siklus kegiatan pemerintah daerah yang mencakup
penganggaran, perbendaharaan, dan pelaporan (Bastian, 2005:130).

3.3 Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik


di Indonesia
Pada tahun 2012, Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntansi Sektor
Publik (IAI-KASP) telah mengembangkan serangkaian standar-standar akuntansi
yang direkomendasikan untuk digunakan pada entitas-entitas sektor publik yang
dinamakan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP). Dalam standar
ini, IAI-KASP telah berusaha melakukan harmonisasi terhadap akuntansi, laporan
keuangan dan auditing antara yurisdiksi dan mana yang paling tepat, antara sektor
publik dengan sektor swasta, dan untuk mengharmonisasikan laporan keuangan
antara accounting basis dan economic basis.
SAKSP dikembangkan sesuai dengan standar yang berlaku ditingkat
internasional dengan harapan tencapainya informasi keuangan yang konsisten dan
dapat dibandingkan untuk semua yurisdiksi. Walaupun dalam praktek dan aplikasi
prinsip-prinsip akuntansi dan manajemen keuangan pada entitas sektor publik
dapat terjadi baik pada entitas dengan level yurisdiksi yang sama maupun yang
berbeda. Semuanya tergantung pada kebijakan dan praktik yang ada.
Selama ini aktivitas sektor publik dikelola dengan kualitas informasi
keuangan yang belum baik. Tidak terdapat informasi atas asset dan liabilities dan
hanya memperlihatkan item revenue seperti penjualan atas unit bisnis atau aset
pemerintah. Sehingga informasi yang tersedia acap kali tidak andal, tidak diaudit
dan hanya dapat dipakai sebagai pertimbangan keputusan untuk periode setelah
periode pelaporan tersebut.
Penerapan SAKSP akan mengarahkan sistem akuntansi dan manajemen
keuangan pemerintah yang lebih baik. Jadi laporan keuangan yang dihasilkan
mempunyai informasi yang lebih baik dan forecasting serta budgeting yang lebih
realiabel sama seperti manajemen terhadap sumber daya ekonomis (Bastian,
2005:130-131).

Universitas Trilogi | 9
3.4 Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik
Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) :
a. Meningkatkan kualitas dan reliabilitas laporan akuntansi dan keuangan
pemerintah.
b. Meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian.
c. Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas laporan ekonomis dan
keuangan.
c. Meningakatkan harmonisasi antar yurisdiksi dengan menggunakan dasar
akuntansi yang sama (Bastian, 2005:131).

3.5 Pertimbangan Pemilihan Dasar Akrual


Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik telah memilih dasar akrual
sebagai basis pencatatan akuntansi. Dasar akrual mengakui transaksi dan kejadian
pada saat transaksi dan kejadian tersebut terjadi. Elemen-elemen dalm dasar
akrual yang diakui adalah aktiva, kewajiban, net worth, pendapatan, dan biaya.
Pengukuran akuntansi akrual berfokus pada pengukuran sumber daya ekonomis
dan perubahan sumber daya pada suatu entitas. Akuntansi dasar akrual
memberikan informasi kepada pengguna tentang sumber daya yang dikendalikan
oleh suatu entitas, biaya dalam menjalankan operasinya, informasi lain yang
terdapat pada posisi keuangan dan perubahannya, serta informasi yang dapat
digunakan untuk menilai entitas tersebut beroperasi secara ekonomis dan efisien.
Model Pelaporan terdiri dari: Neraca, Laporan Kinerja Keuangan, dan
Laporan Arus Kas. Materialitas merupakan konsep dalam pelaporan keuangan
yang menghubungkan karakteristik-karakteristik kualitatif laporan keuangan.
Karakteristik kualitas laporan keuangan akrual dapat diukur : dapat dipercaya,
relevan pada kebutuhan pemakai, mudah dipahami, jelas dan akurat, disajikan
menurut periodisasi, konsisten, komparabilitas diantara entitas yang sama, dan
materialitas.Materialitas , informasi dikatan material apabila kelalaian dalam
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan
keuangan.

Universitas Trilogi | 10
3.6 Keuntungan Dasar Akrual
a. Tujuan umum pelaporan keuangan dasar akrual mempunyai peran
akuntabilitas dan peran informatif sehingga laporan keuangan memberikan
informasi kepada pengguna tentang :
1. Penilaian kinerja, posisi keuangan, dan aliran arus kas suatu entitas
2. Menilai kepatuhan entitas terhadap undang-undang, regulasi, hukum dan
perjanjian kontrak yang berkait dengan pelaporan kinerja keuangan serta
jasa, posisi keuangan, dan aliran arus kas
3. Pengambilan keputusan tentang penggunaan sumber daya dalam
menjalankan usahanya
b. Dalam kontes sektor publik, akuntansi dasar akrual memberikan informasi
bahwa:
1. Pemerintah menerapkan akuntanbilitas untuk sumber daya yang
digunakannya.
2. Pemerintah menerapkan akutabilitas untuk manajemen atas aktifa dan
kewajiban yang diakui dalam laporan keuangan
3. Menunjukkan bagaimana sektor publik membiayai kegiatannya dan
memenuhi persyaratan kas-nya.
4. Mengizinkan publik untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah dalam
membiayai aktivitasnya dan memenuhi segala kewajiban serta
komitmennya.
5. Menunjukkan kondisi keuangan pemerintah dan perubahan dalam kondisi
keuangan tersebut.
6. Informasi yang disajikan berguna untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam biaya pelayanan jasa kepada publik, efisiensi, dan
pencapaiannya/accomplishments
c. Manajemen sektor publik mensyaratkan informasi seluruh posisi keuangan
dan informasi rinci atas aktiva dan kewajiban untuk:
1. Mengambil keputusan tentang kelayakan jasa yang ingin diberikan.
2. Menerapkan akuntabilitas kepada publik untuk mengelola aktiva dan
kewajibannya.

Universitas Trilogi | 11
3. Perencanaan pendanaan atas pemeliharaan dan penggantian aktiva.
4. Perencanaan pelunasan dan kelangsungan kewajiban.
5. Pengelolaan posisi kas dan pembelanjaan.
d. Manajemen sektor publik perlu mengetahui pengaruh keputusan yang lalu
terhadap posisi keuangan saat ini, dan pengaruh keputusan saat ini terhadap
posisi keuangan masa datang.informasi ini dapat diperoleh jika tersedia
informasi yang rinci atas aktiva dan kewajiban.
e. Para manajer organisasi sektor publik acapkali dipercaya mengelola aktiva
dan kewajiban, sehingga mereka perlu menentukan cara paling efisien dalam
menggunakan aktiva, pengendalian kewajiban, pelaporan atas
pengelolaannya.
f. Akuntansi akrual mensyaratkan organisasi memelihara pencatatannya atas
aktiva dan kewajibannya, termasuk informasi berhubungan dengan
kepemilikkan dan pengendalian, yang merupakan isyarat yang tepat atas
aktiva dan kewajiban.

3.7 Standar Akuntansi Pemerintahan


Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010
Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Bab I Pasal 1, menyatakan bahwa
Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-
prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah.

3.7.1 Lingkup Standar Akuntansi Pemerintahan


Lingkup Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) :

1. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparasi dan akuntabilitas


pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu
dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah
diterima secara umum.
Hal diatur dalam Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, yang mensyaratkan isi laporan pertanggung jawaban pelaksanaan

Universitas Trilogi | 12
APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintah yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
2. UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No.1 Tahun 2004
tentang perbendaharaan negara mengamanatkan tugas penyusunan standar
tersebut kepada komite standar yang independen, dengan keputusan presiden
tentang komite standar akuntansi pemerintah.
3. Sesuai amanat Undang-Undang di atas, Presiden menetapkan Keputusan
Presiden RI Nomor 84 Tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi
pemerintah (KSAP) tertanggal 5 Oktober 2004 dan terakhir diubah dengan
Keputusan Presiden RI Nomor 2 tahun 2005 tentang Perubahan Atas
Keputusan Presiden nomor 84 tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi
Pemerintahaan. Keppres menguatkan KSAP dibentuk oleh Menteri Keuangan
dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 308/KMK.012/2002 tentang
Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah tertanggal 13 Juni
2002.
4. KSAP terdiri dari Komite Konsultatif Standar Akuntansi Pemerintahan
(Komite Konsultatif) dan Komite Kerja Standar Akuntansi Pemerintahan
(Komite Kerja). Komite konsulatif bertugas memberi konsultasi dan pendapat
dalam rangka perumusan konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan. Komite Kerja bertugas mempersiapkan,
merumuskan, dan menyusun konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan. KSAP menyampaika konsep Peraturan
Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan kepada Menteri
Keuangan untuk proses penetapan menjadi Peraturan Pemerintah.
5. SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi diterpakan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah. SAP merupakan persyaratan yang
mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan
keuangan pemerintah di Indonesia.
6. Selain menyusun SAP,KSAP juga berwenang menerbitkan berbagai publikasi
lainnya, seperti IPSAP (Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah)
dan Buletin Teknis.

Universitas Trilogi | 13
7. IPSAP dan Buletin Teknis merupakan pedoman dan informasi lebih lanjut
yang akan diterbitkan oleh KSAP guna memudahkan pemahaman dan
penerapan SAP, serta untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah-masalah
akuntansi maupun masalah-masalah akuntanasi maupun pelaporan keuangan.
Menurut PP No 71 Tahun 2010 Pasal 3 Ayat (1) IPSAP dimaksudkan untuk
menjelaskan lebih lanjut topik tertentu guna menghindari salah tafsir pengguna
PSAP. Buletin Teknis SAP dimaksudkan untuk mengatasi masalah teknis
akuntansi dengan menjelaskan secara teknis penerapan PSAP dan/atau IPSAP.

3.7.2 Tujuan dan Strategi KSAP


1. KSAP bertujuan meningkatkan akuntabilitas dan keandalan pengelolaan
keuangan pemerintah melalui penyusunan dan pengembangan standar
akuntansi, termasuk mendukung pelaksanaan penerapan standar tersebut.
Yang dimaksud akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan
sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas
pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik
(Kawedar, 2011:11).
Yang dimaksud dengan andal adalah informasi dalam laporan keuangan bebas
dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan materil, meyajkan setiap
fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi
karakteristik:

a. Penyajian Jujur
Informasi menggambarkan secara jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.
b. Dapat Diverifikasi
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya
tetap menghasilkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
c. Netralisasi
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu (Kawedar, 2011:11).

Universitas Trilogi | 14
2. Dalam mencapai tujuan KSAP mengacu pada praktik-praktik terbaik
internasional, diantaranya dengan mengadaptasi International Public
SectorAccouting Standar (IPSAS) diterbitkan oleh International Federaion of
Accountant (IFAC).
3. Secara prinsip pengembangan SAP berorientasi pada IPSAS, namun
disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dengan memperhatikan peraturan
perundangan yang berlaku, praktik-praktik keuangan serta kesiapan sumber
daya para pengguna SAP.
4. Strategi pengembangan SAP dilakukan melalui proses transisi dari basis kas
menuju akrual (cash towards accrual). Dengan basis ini pendapatan, belanja
dan pembiayaan dicatat berdasarkan basis kas, sedangkan aset, utang, dan
ekuitas dana dicatat berdasarkan basis akrual.
5. Proses transisi standar menuju akrual diharapkan selesai pada tahun 2007.
6. Menyusun SAP, KSAP menggunakan materi/referensi yang dikeluarkan oleh:
a. International Federation of Accountants
b. International Accouting Standards Committee
c. International Monetary Fund
d. Ikatan Akuntansi Indonesia
e. Financial Accounting Standards Board-USA
f. Governmental Accounting Standards Board-USA
g. Pemerintah Indonesia berupa peraturan-peraturan di bidang keuangan
negara
h. Organisasi profesi lainnya di berbagai negara yang membidangi pelaporan
keuangan, akuntansi, dan audit pemerintahan.

3.7.3 Pelaporan Keuangan Pemerintah


1. Laporan keuangan pemerintah ditujukan untuk memenuhi tujuan umum
pelaporan keuangan, namun tidak untuk memenuhi kebutuhan khusus
pemakainya. Penggunaan istilah laporan keuangan semua laporan dan
berbagai penjelasannya yang mengikuti laporan tersebut.
Tujuan Umum pelaporan keuangan adalah menyajikan informasi keuangan
perusahaan. Tujuan khusus yang dimaksud adalah kebutuhan pihak tertentu

Universitas Trilogi | 15
yang format laporannya tidak sesuai dengan format SAP. Misalnya saja
pelaporan keuangan dengan format Permendagri.
2. Disamping penyusunan laporan keuangan bertujuan umum, entitas pelaporan
dimungkinkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang disusun untuk
kebutuhan khusus. KSAP mendorong penggunaan SAP dalam penyusunan
laporan keuangan bertujuan khusus apabila diperlukan.
Yang dimaksud dengan entitas pelaporan adalah unit pemerintah yang teridiri
dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban.
(Kawedar:2011:11)

3.7.4 Kedudukan SAP


Kedudukan SAP dibagi meanjadi dua macam :
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keungan Negara, SAP
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintahan.
2. Setiap entitas pelaporan pemerintahan pusat dan pemerintah daerah wajib
menerapkan SAP. Selain itu, diharapkan juga adanya upaya
pengharmonisasian atas berbagai peraturan baik di pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah dengan SAP.

3.7.5 Ruang Lingkup SAP


1. SAP diterapkan di lingkup pemerintahan yaitu, pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan unit organisasi di lingkungan peamerintah pusat/daerah. Jika
menurut peraturan perundang-undangan unit organisasi dimaksud wajib
menyajikan laporan keuangan.
2. Keterbatasan dari penerapan SAP akan dinyatakan secara eksplisit pada setiap
standar yang diterbitkan.
3. Proses penyiapan SAP (Due Process) merupakan mekanisme prosedural yang
meliputi tahap-tahap kegiatan yang dilakukan dalam stiap penyusunan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) oleh komite.

Universitas Trilogi | 16
4. Proses penyiapan SAP berlaku umum saeacara internasional dengan
penyesuaian terhadap kondisi yanga ada di Indonesia. Penyesuaian dilakukan
antara lain karena pertimbangan kebutuhan yang mendesak dan kemampuan
pengguna untuk memahami dan melaksanakan standar yang ditetapkan.
Tahap-tahap penyiapan SAP sebagai berikut :
a. Identifikasi Topik untuk dikembangkan menjadi standar. Tahap ini
merupakan proses pengidentifikasian topik-topik akuntansi dan pelaporan
yang berkembang dan memerlukan pengaturan dalam bentuk pernyataan
standar akuntansi pemerintahan.
b. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP. Pokja bertugas
membahas topik-topik yang telah disetujui. Keanggotan pokja berasal dari
berbagai instnasi yang kompeten di bidangnya.
c. Riset terbatas oleh Kelompok Kerja. Pokja melakukan riset terhadap
literatur-literatur standar akuntansi yang berlaku di berbagai negara, praktik-
parktik akuntansi yang sehat, serta peraturan-peraturan dan sumber-sumber
lainnya yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas.
d. Penulisan Draf oleh Kelompok Kerja. Berdasarkan hasil riset terbatas dan
acuan lainnya, Pokja menyusun draft SAP. Draft yang telah selesai disusun
selanjutnya dibahas oleh Pokja secara mendalam.
e. Pembahasan Draft oleh Komite Kerja. Draf yang telah disusun oleh Pokja
tersebut dibahas oleh angota komite kerja. Pembahasan ini lebih diutamakan
pada substansi dan implikasai penerapaan standar dengan pendekatan ini
diharapkan draf tersebut menjadi standar akuntansi yang berkualitas. Dalam
pembahasan ini tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan-perubahan
dari draf awal yang diusulkan oleh Pokja. Pada tahap ini, Komite Kerja juga
melakukan diskusi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk
menyampaikan persepsi.
f. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan. Komite Kerja
berkonsultasi dengan Komite Konsultatif untuk pengambilan keputusan
peluncuran draf publikasi SAP.
g. Peluncuran Draf Publikasi SAP (Exosure Draft). KSAP melakukan
peluncuran draf SAP dengan mengirimkan draf SAP kepada stakeholder,

Universitas Trilogi | 17
antara lain masyarakat, legislatif, lembaga pemeriksa, dan instansi terkait
lainnya untuk memperoleh tanggapan.
h. Dengar Pendapatan Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat
Publik (Public Hearing). Dengan pendapat dilakukan dua tahap yaitu
dengar pendapat terbatas dan dengar pendapat publik. Dengar pendapat
terbatas dilakukan dengan mengundang pihak-pihak dari kalangan akdemisi,
pratiksi, pemerhati akuntansi pemerintahan utnuk memperoleh
tanggapan/masukan dalam rangka penyempurnaan draf publikasian. Dengar
pendapat publik merupakan proses dengar pendapat dengan maasyarakat
yang berkepetingan terhadap SAP. Tahapan ini dimaksudkan untuk
meminta tanggapan masyarakat terhadap draf SAP.
i. Pembahasan Tanggapan dan Masukan terhadap Draf Publikasian. KSAP
melakukan pembahasan atas tanggapan atau masukan yang diperoleh dari
dengar pendapat terbatas, dengar pendapat publik dan maasukan lainnya
dari berbagaai pihak untuk menyempurnakan draf publikasian.
j. Finalisasi Standar. Dalam rangka finalisasi draf SAP, KSAP memperhatikan
pertimbangan dari BPK. Disamping itu, tahap ini merupakan tahap akhir
dari penyempurnaan substansi, konsistensi, koherensi, maupun bahasa.
Finalisasi setiap PSAP ditandai dengan penandatanganan draft PSAP oleh
seluruh anggota KSAP.

3.7.6 Penetapan Standar Akuntansi Pemerintahan


1. Sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Pemerintah, KSAP melalui pemerintah,
meminta pertimbangan BPK RI atas draf SAP. Komite Konsultatif selanjutnya
mengusulkan kepada Presdien draf SAP Final melalui Menteri Keuangan untuk
ditetapkan menjadi Peraturan Pemerintah.
2. Sosialisasi Awal Standar
Setelah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, SAP selanjutnya
dipublikasikan dan distribusikan kepada publik termasuk masyarakat, institusi,
serta perwakilan organisasi. Selain itu, KSAP melakukan sosialisasi awal
standar kepada para pengguna. Bentuk sosialisasi awal yang dilakukan berupa

Universitas Trilogi | 18
seminar/diskusi dengan para pengguna, program pendidikan profesional
berkelanjutan, training of trainers (TOT), dan lain-lain
3. Bahasa
Seluruh draf dan standar, termasuk intepretasi dan buletin teknis diterbitkan
oleh KSAP dalam bahasa Indonesia. Proses pengalihan bahasa ke bahasa lain
harus dikonfirmasikan kepada KSAP.Interpretasi Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat IPSAP, adalah penjelasan,
klarifikasi, dan uraian lebih lanjut atas PSAP. Buletin Teknis SAP adalah
informasi yang berisi penjelasan teknis akuntansi sebagai pedoman bagi
pengguna.

3.7.7 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan


Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan merumuskan konsep yang
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah pusat dan
daerah. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi:

a) Penyusunan standar akuntansi pemerintahan dalam melaksanakannya


tugasnya;
b) Penyusunan laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang
belum diatur dalam standar;
c) Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan; dan
d) Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan
pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.

Kerangka konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal apabila terdapat
masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan. Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan
standar akuntansi, maka ketentuan standar akuntansi yang diunggulkan adalah
relatif terhadap kerangka konseptual ini. Dalam jangka panjang, konflik demikian
diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di
masa depan.

Universitas Trilogi | 19
3.7.8 Isi Standar Akuntansi Pemerintahan
Isi Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri dari yang tertera dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
berbasis akrual adalah 12 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP),
sebagai berikut:
1) PSAP 01- Penyajian Laporan Keuangan
2) PSAP 02- Laporan Realisasi Anggaran
3) PSAP 03- Laporan Arus Kas
4) PSAP 04- Catatan atas Laporan Keuangan
5) PSAP 05- Akuntansi Persediaan
6) PSAP 06- Akuntansi Investasi
7) PSAP 07- Akuntansi Aset Tetap
8) PSAP 08- Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
9) PSAP 09- Akuntansi Kewajiban
10) PSAP 10- Akuntansi untuk Koreksi Kesalahan Mendasar, Perubahan
Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa
11) PSAP 11- Akuntansi Khusus untuk Menyusun Laporan Keuangan
Konsolidasi
12) PSAP 12- Laporan Operasional.

3.7.8.1 PSAP No.01-Penyajian Laporan Keuangan


Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur penyajian laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements ) dalam
rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran,
antar periode, maupun antar entitas. Laporan keuangan untuk tujuan umum
adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pengguna laporan termasuk lembaga legislatif sebagaimana
ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, standar ini menetapkan seluruh pertimbangan dalam rangka
penyajian laporan keuangan, pedoman struktur laporan keuangan, dan persyaratan
minimum isi laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan menerapkan
basis akrual. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi-transaksi

Universitas Trilogi | 20
spesifik dan peristiwa-peristiwa yang lain, diatur dalam standar akuntansi
pemerintahan lainnya.
Ruang Lingkup PSAP 01, Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah
laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Yang
dimaksud dengan pengguna adalah masyarakat, termasuk lembaga legislatif,
pemeriksa/pengawas, fihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi,
investasi, dan pinjaman, serta pemerintah. Laporan keuangan meliputi laporan
keuangan yang disajikan terpisah atau bagian dari laporan keuangan yang
disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti laporan tahunan. Pernyataan
Standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan keuangan
suatu entitas pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan laporan keuangan
konsolidasian, tidak termasuk perusahaan negara/daerah.

Basis Akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah


yaitu basis akrual. Entitas pelaporan menyelenggarakan akuntansi dan penyajian
laporan keuangan dengan menggunakan basis akrual baik dalam pengakuan
pendapatan dan beban, maupun pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas. Entitas
pelaporan yang menyelenggarakan akuntansi berbasis akrual, menyajikan Laporan
Realisasi Anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan tentang anggaran.

Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi


keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan
perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna
dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya,
dengan:

a. menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban,


dan ekuitas pemerintah;

Universitas Trilogi | 21
b. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas pemerintah;

c. menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber


daya ekonomi;

d. menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;

e. menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya


dan memenuhi kebutuhan kasnya;

f. menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai


penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

g. menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas


pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif


dan prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi
besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan,
sumberdaya yang dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan, serta risiko dan
ketidakpastian yang terkait. Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi
pengguna mengenai:

Informasi dalam laporan keuangan tersebut relevan untuk memenuhi


tujuan sebagaimana terdapat dalam paragraf namun tidak dapat sepenuhnya
memenuhi tujuan tersebut. Informasi tambahan, termasuk laporan nonkeuangan,
dapat dilaporkan bersama-sama dengan laporan keuangan untuk memberikan
gambaran yang lebih komprehensif mengenai aktivitas suatu entitas pelaporan
selama satu periode.

Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada pada


pimpinan entitas.

Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan


terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan
finansial, sehingga seluruh komponen menjadi sebagai berikut:

Universitas Trilogi | 22
a) Laporan Realisasi Anggaran;

b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;

c) Neraca;

d) Laporan Operasional;

e) Laporan Arus Kas;

f) Laporan Perubahan Ekuitas;

g) Catatan atas Laporan Keuangan.

Komponen-komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas


pelaporan, kecuali:

a. Laporan Arus Kas yang hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum;

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih yang hanya disajikan oleh


Bendahara Umum Negara dan entitas pelaporan yang menyusun laporan
keuangan konsolidasiannya.

Unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum adalah unit yang


ditetapkan sebagai bendahara umum negara/daerah dan/atau sebagai kuasa
bendahara umum negara/daerah. Kegiatan keuangan pemerintah dibatasi dengan
anggaran dalam bentuk apropriasi atau otorisasi anggaran. Laporan keuangan
menyediakan informasi mengenai apakah sumber daya ekonomi telah diperoleh
dan digunakan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Laporan Realisasi
Anggaran memuat anggaran dan realisasi.

Entitas pelaporan pemerintah pusat juga menyajikan Saldo Anggaran


Lebih pemerintah yang mencakup Saldo Anggaran Lebih tahun sebelumnya,
penggunaan Saldo Anggaran Lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran
(SiLPA/SiKPA) tahun berjalan, dan penyesuaian lain yang diperkenankan.

Laporan keuangan memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi


dan kewajiban entitas pelaporan pada tanggal pelaporan dan arus sumber daya

Universitas Trilogi | 23
ekonomi selama periode berjalan. Informasi ini diperlukan pengguna untuk
melakukan penilaian terhadap kemampuan entitas pelaporan dalam
menyelenggarakan kegiatan pemerintahan di masa mendatang.

Entitas pelaporan menyajikan informasi untuk membantu para pengguna


dalam memperkirakan hasil operasi entitas dan pengelolaan aset, seperti halnya
dalam pembuatan dan evaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya
ekonomi. Entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum menyajikan
informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama
suatu periode akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

Entitas pelaporan menyajikan kekayaan bersih pemerintah yang mencakup


ekuitas awal, surplus/defisit periode bersangkutan, dan dampak kumulatif akibat
perubahan kebijakan dan kesalahan mendasar. Untuk menghindari
kesalahpahaman dalam membaca laporankeuangan, entitas pelaporan harus
mengungkapkan semua informasi penting baik yang telah tersaji maupun yang
tidak tersaji dalam lembar muka laporan keuangan. Entitas pelaporan
mengungkapkan informasi tentang ketaatan terhadap anggaran.

3.7.8.2 PSAP No.02-Laporan Realisasi Anggaran


Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi
pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan, yang
masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
Tujuan standar Laporan Realisasi Anggaran adalah menetapkan
dasar-dasar penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk pemerintah dalam
rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan.
Tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi
realisasi dan anggaran entitas pelaporan. Perbandingan antara anggaran dan
realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati
antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tetang Standar
Akuntansi Pemerintahan, basis akutansi yang digunakan dalam penyusunan

Universitas Trilogi | 24
laporan realisasi anggaran disesuaikan dengan basis akuntansi yang digunakan
dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Jika anggaran disusun dan
dilaksanakan berdasar basis kas, maka laporan realisasi anggaran disusun
berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan
diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh
entitas pelaporan; serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada
saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun demikian,
bilamana anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka
laporan realisasi anggaran disusun berdasarkan basis akrual. Entitas pelaporan
yang menyelenggarakan akuntansi berbasis akrual, menyajikan laporan realisasi
anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan tentang anggaran. Hal ini menyatakan bahwa laporan realisasi anggaran
harus disusun berdasarkan basis akuntansi yang tertera dalam peraturan
perundang-undangan tentang anggaran.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tetang Standar


Akuntansi Pemerintahan, basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar. Sedangkan basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu
terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

Berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Pemerintahan 02, Laporan


Realisasi Anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga menonjolkan berbagai
unsur pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar. Laporan Realisasi Anggaran sekurang-
kurangnya mencangkup pos-pos sebagai berikut:

a) Pendapatan LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah.

Universitas Trilogi | 25
b) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah
yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
c) Transfer
Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi
hasil.
d) Surplus/defisit LRA
Surplus/defisit-LRA adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA dan
belanja selama satu periode pelaporan.
e) Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali,
baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan
untuk menutup defisit.
f) Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan adalah setiap pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk memanfaatkan surplus anggaran.
g) Pembiayaan Neto
Pembiayaan Neto adalah hasil pengurangan antara penerimaan pembiayaan
dengan pengeluaran pembiayaan.
h) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA)
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih
lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan belanja, serta penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan dalam APBN/APBD selama satu periode pelaporan.

3.7.8.3 PSAP No.03-Laporan Arus Kas

Universitas Trilogi | 26
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan
informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
transitoris.
Tujuan Pernyataan Standar Laporan Arus Kas adalah mengatur
penyajian laporan arus kas yang memberikan informasi historis mengenai
perubahan kas dan setara kas suatu entitas pelaporan dengan mengklasifikasikan
arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris
selama satu periode akuntansi.
Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai
sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode
akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini
disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan.

3.7.8.4 PSAP No.04-Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan
SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan
Arus Kas.
Tujuan Pernyataan Standar Catatan atas Laporan Keuangan adalah
mengatur penyajian dan pengungkapan yang diperlukan pada Catatan atas
Laporan Keuangan.
Tujuan penyajian Catatan atas Laporan Keuangan adalah untuk
meningkatkan transparansi Laporan Keuangan dan pen penyediaan pemahaman
yang lebih baik, atas informasi keuangan pemerintah.

3.7.8.5 PSAP No.05-Akuntansi Persediaan


Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur perlakuan
akuntansi persediaan yang dianggap perlu disajikan dalam laporan keuangan.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka

Universitas Trilogi | 27
pelayanan kepada masyarakat. Persediaan mencakup barang atau perlengkapan
yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti
alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan
barang bekas pakai seperti komponen bekas. Dalam hal pemerintah
memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi bahan yang digunakan dalam
proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian. Barang hasil
proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan, contohnya alat-
alat pertanian setengah jadi Persediaan dapat terdiri dari:
a. Barang konsumsi;
b. Amunisi;
c. Bahan untuk pemeliharaan;
d. Suku cadang;
e. Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;
f. Pita cukai dan leges;
g. Bahan baku;
h. Barang dalam proses/setengah jadi;
i. Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
j. Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti
cadangan energi (misalnya minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga seperti
cadangan pangan (misalnya beras), barang-barang dimaksud diakui sebagai
persediaan.
Persediaan hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud, misalnya sapi, kuda, ikan, benih padi dan bibit tanaman.
Persediaan dalam kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

3.7.8.6 PSAP No.06-Akuntansi Investasi


Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomi seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat. Manfaat sosial yang dimaksud dalam standar ini adalah manfaat yang

Universitas Trilogi | 28
tidak dapat diukur langsung dengan satuan uang namun berpengaruh pada
peningkatan pelayanan pemerintah pada masyarakat luas maupun golongan
masyarakat tertentu.
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur perlakuan
akuntansi untuk investasi dan pengungkapan informasi penting lainnya yang
harus disajikan dalam laporan keuangan.
Metode Penilaian Investasi Penilaian investasi pemerintah dilakukan
dengan tiga metode yaitu:
a) Metode biaya;
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan.
Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima
dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum
yang terkait.
b) Metode ekuitas;
Dengan menggunakan metode ekuitas pemerintah mencatat investasi awal
sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau
rugi pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba kecuali dividen dalam
bentuk saham yang diterima pemerintah akan mengurangi nilai investasi
pemerintah. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk
mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah, misalnya adanya perubahan
yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.
c) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan;
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk
kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
Penggunaan metode pada paragraf didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
a) Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;
b) Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% 28 tetapi
memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode 29 ekuitas;
c) Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas;
d) Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang
direalisasikan.

Universitas Trilogi | 29
3.7.8.7 PSAP No.07-Akuntansi Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi
untuk aset tetap meliputi pengakuan, penentuan nilai tercatat, serta penentuan
dan perlakuan akuntansi atas penilaian kembali dan penurunan nilai tercatat
(carrying value ) aset tetap.
Klasifikasi Aset Tetap Aset tetap berdasarkan kesamaan dalam sifat atau
fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah sebagai
berikut:
a) Tanah;
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap dipakai.
b) Peralatan dan Mesin;
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektonik, inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan
dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap
pakai.
c) Gedung dan Bangunan;
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang
dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah
dan dalam kondisi siap dipakai.
e) Aset Tetap Lainnya; dan
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Konstruksi

Universitas Trilogi | 30
dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai
seluruhnya. Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional
pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset
lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
f) Konstruksi dalam Pengerjaan.
Pengakuan Aset Tetap terjadi pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat
diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Untuk dapat diakui sebagai
aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut :
(a) Berwujud;
(b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
(c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
(d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
(e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat
disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai
tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.
Penyesuaian nilai aset tetap dilakukan dengan berbagai metode yang sistematis
sesuai dengan masa manfaat. Metode penyusutan yang digunakan harus dapat
menggambarkan manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa (service potential) yang
akan mengalir ke pemerintah. Masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan
harus ditinjau secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari estimasi
sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang akan datang harus dilakukan
penyesuaian.
Metode penyusutan yang dapat dipergunakan antara lain:
(a) Metode garis lurus (straight line method); atau
(b) Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)
(c) Metode unit produksi (unit of production method).
Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap disusutkan sesuai
dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.

Universitas Trilogi | 31
Penilaian Kembali Aset Tetap atau revaluasi aset tetap pada umumnya
tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Pemerintahan menganut penilaian
aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari
ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku
secara nasional. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai
penyimpangan dari konsep biaya perolehan di dalam penyajian aset tetap serta
pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan suatu entitas.
Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dibukukan dalam akun
ekuitas.

3.7.8.8 PSAP No.08-Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan


Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-aset tetap yang sedang dalam
proses pembangunan. Konstruksi Dalam Pengerjaan mencakup tanah, peralatan
dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, serta aset tetap
lainnya yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu
periode waktu tertentu dan belum selesai. Perolehan melalui kontrak konstruksi
pada umumnya memerlukan suatu periode waktu tertentu. Periode waktu
perolehan tersebut bisa kurang atau lebih dari satu periode akuntansi. Perolehan
aset dapat dilakukan dengan membangun sendiri (swakelola) atau melalui pihak
ketiga dengan kontrak konstruksi.
Kontrak konstruksi dapat berkaitan dengan perolehan sejumlah aset yang
berhubungan erat atau saling tergantung satu sama lain dalam rancangan,
teknologi, fungsi atau tujuan, dan penggunaan utama. Kontrak seperti ini
misalnya konstruksi jaringan irigasi. Kontrak konstruksi dapat meliputi:
a) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan perencanaan
konstruksi aset, seperti jasa arsitektur;
b) kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset;
c) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan pengawasan
konstruksi aset yang meliputi manajemen konstruksi dan value engineering;
d) kontrak untuk membongkar atau merestorasi aset dan restorasi lingkungan.

Universitas Trilogi | 32
Tujuan Pernyataan Standar Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah mengatur
perlakuan akuntansi untuk konstruksi dalam pengerjaan. Pernyataan Standar ini
memberikan panduan untuk:
a) identifikasi pekerjaan yang dapat diklasifikasikan sebagai Konstruksi Dalam
Pengerjaan;
b) penetapan besarnya biaya yang dikapitalisasi dan disajikan di neraca; (c)
penetapan basis pengakuan dan pengungkapan biaya konstruksi.
Pengakuan Konstruksi dalam Pengerjaan, suatu benda berwujud harus
diakui sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan jika:
a) besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan
dengan aset tersebut akan diperoleh;
b) biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan
c) aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.
Konstruksi Dalam Pengerjaan biasanya merupakan aset yang dimaksudkan
digunakan untuk operasional pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat
dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan dalam aset tetap.
Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan
jika kriteria berikut ini terpenuhi:
(a) Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan
(b) Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan;
Suatu Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke aset tetap yang
bersangkutan (tanah; peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan, irigasi,
dan jaringan; aset tetap lainnya) setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan
selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya. Pengukuran
Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan.
3.7.8.9 PSAP No.09-Akuntansi Kewajiban
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi
kewajiban meliputi saat pengakuan, penentuan nilai tercatat, amortisasi, dan biaya
pinjaman yang dibebankan terhadap kewajiban tersebut.
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

Universitas Trilogi | 33
Kewajiban jangka pendek dapat dikategorikan dengan cara yang sama seperti aset
lancar. Kewajiban jangka pendek, seperti utang transfer pemerintah atau utang
kepada pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar dalam
tahun pelaporan berikutnya. Kewajiban jangka pendek lainnya adalah kewajiban
yang jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan,
misalnya bunga pinjaman, utang jangka pendek dari pihak ketiga, utang
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), dan bagian lancar utang jangka panjang.
Pengakuan Kewajiban dilakukan jika besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban yang ada sampai saat pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut
mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Keberadaan
peristiwa masa lalu (dalam hal ini meliputi transaksi) sangat penting dalam
pengakuan kewajiban. Suatu peristiwa adalah terjadinya suatu konsekuensi
keuangan terhadap suatu entitas. Suatu peristiwa mungkin dapat berupa suatu
kejadian internal dalam suatu entitas seperti perubahan bahan baku menjadi suatu
produk, ataupun dapat berupa kejadian eksternal yang melibatkan interaksi antara
suatu entitas dengan lingkungannya seperti transaksi dengan entitas lain, bencana
alam, pencurian, perusakan, kerusakan karena ketidaksengajaan.
Pengukuran Kewajiban, Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.
Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang
rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada
tanggal neraca. Nilai nominal atas kewajiban mencerminkan nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung seperti nilai yang tertera
pada lembar surat utang pemerintah. Aliran ekonomi setelahnya, seperti transaksi
pembayaran, perubahan penilaian dikarenakan perubahan kurs valuta asing, dan
perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan
menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut. Penggunaan nilai nominal dalam
menilai kewajiban mengikuti karakteristik dari masing-masing pos. Paragraf
berikut menguraikan penerapan nilai nominal untuk masing-masing pos
kewajiban pada laporan keuangan.

3.7.8.10 PSAP No.10-Akuntansi Untuk Koreksi Kesalahan Mendasar,

Universitas Trilogi | 34
Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa.
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas
koreksi kesalahan akuntansi dan pelaporan laporan keuangan, perubahan
kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak
dilanjutkan. Kesalahan adalah penyajian akun/pos yang secara signifikan tidak
sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode
berjalan atau periode sebelumnya. Koreksi adalah tindakan pembetulan secara
akuntansi agar akun/pos yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi
sesuai dengan yang seharusnya.
Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa
periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Kesalahan
mungkin timbul karena keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna
anggaran, kesalahan perhitungan aritmatik, kesalahan penerapan standar dan
kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan atau kelalaian.
Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai pengaruh signifikan bagi satu
atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporan-laporan
keuangan tersebut tidak dapat diandalkan lagi. Dalam mengoreksi suatu kesalahan
akuntansi, jumlah koreksi yang berhubungan dengan periode sebelumnya harus
dilaporkan dengan menyesuaikan baik Saldo Anggaran Lebih maupun saldo
ekuitas. Koreksi yang berpengaruh material pada periode berikutnya harus
diungkapkan 33 pada catatan atas laporan keuangan. Kesalahan ditinjau dari sifat
kejadian dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:
a) Kesalahan tidak berulang;
b) Kesalahan berulang dan sistemik.
Kesalahan tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi
kembali, dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:
(a) Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan;
(b) Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya.
Kesalahan berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan sifat alamiah
(normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara
berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan

Universitas Trilogi | 35
koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran dari wajib
pajak.
Setiap kesalahan harus dikoreksi segera setelah diketahui. Koreksi
kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan, baik yang
mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak, dilakukan dengan pembetulan pada
akun yang bersangkutan dalam periode berjalan, baik pada akun pendapatan-
LRA atau akun belanja, maupun akun pendapatan-LO atau akun beban. Koreksi
kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut belum
diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan, baik
pada akun pendapatan-LRA atau akun belanja, maupun akun pendapatan-LO atau
akun beban. Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan
penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya dan menambah posisi kas, apabila laporan keuangan periode
tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan
lain-lainLRA. Dalam hal mengakibatkan pengurangan kas dilakukan dengan
pembetulan pada akun Saldo Anggaran Lebih. Contoh koreksi kesalahan belanja:
a) yang menambah saldo kas yaitu pengembalian belanja pegawai tahun lalu
karena salah penghitungan jumlah gaji, dikoreksi dengan menambah saldo
kas dan pendapatan lain-lain-LRA.
b) yang menambah saldo kas terkait belanja modal yang menghasilkan aset,
yaitu belanja modal yang di-mark-up dan setelah dilakukan pemeriksaan
kelebihan belanja tersebut harus dikembalikan, dikoreksi dengan menambah
saldo kas dan menambah akun pendapatan lain-lain-LRA.
c) yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat transaksi belanja pegawai tahun
lalu yang belum dilaporkan, dikoreksi dengan mengurangi akun Saldo
Anggaran Lebih dan mengurangi saldo kas.
d) yang mengurangi saldo kas terkait belanja modal yang menghasilkan aset,
yaitu belanja modal tahun lalu yang belum dicatat, dikoreksi dengan
mengurangi akun Saldo Anggaran Lebih dan mengurangi saldo kas.
Koreksi kesalahan atas perolehan aset selain kas yang tidak berulang yang
terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi

Universitas Trilogi | 36
posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan
dengan pembetulan pada akun kas dan akun aset bersangkutan. Contoh koreksi
kesalahan untuk perolehan aset selain kas:
a) yang menambah saldo kas terkait perolehan aset selain kas yaitu pengadaan
aset tetap yang di-mark-up dan setelah dilakukan pemeriksaan kelebihan nilai
aset tersebut harus dikembalikan, dikoreksi dengan menambah saldo kas dan
mengurangi akun terkait dalam pos aset tetap.
b) yang mengurangi saldo kas terkait perolehan aset selain kas yaitu pengadaan
aset tetap tahun lalu belum dilaporkan, dikoreksi dengan menambah akun
terkait dalam pos aset tetap dan mengurangi saldo kas.
Para pengguna Laporan Keuangan perlu membandingkan laporan keuangan
dari suatu entitas pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui
kecenderungan arah (trend) posisi keuangan, kinerja, dan arus kas. Oleh karena
itu, kebijakan akuntansi yang digunakan harus diterapkan secara konsisten pada
setiap periode. Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan, atau pengukuran
akuntansi sebagai akibat dari perubahan atas basis akuntansi, kriteria kapitalisasi,
metode, dan estimasi, merupakan contoh perubahan kebijakan akuntansi. Suatu
perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu
kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau
standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa
perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam
penyajian laporan keuangan entitas. Perubahan kebijakan akuntansi tidak
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang secara
substansi berbeda dari peristiwa atau kejadian sebelumnya; dan
b) adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi yang
sebelumnya tidak ada atau yang tidak material.
Apabila suatu misi atau tupoksi suatu entitas pemerintah dihapuskan oleh
peraturan, maka suatu operasi, kegiatan, program, proyek, atau kantor terkait
pada tugas pokok tersebut dihentikan. Informasi penting dalam operasi yang
tidak dilanjutkan misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang

Universitas Trilogi | 37
dihentikan, tanggal efektif penghentian, cara penghentian, pendapatan dan beban
tahun berjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan, dampak sosial
atau dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada
penghentian apabila ada-- harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan
Keuangan. Agar Laporan Keuangan disajikan secara komparatif, suatu segmen
yang dihentikan itu harus dilaporkan dalam Laporan Keuangan walaupun
berjumlah nol untuk tahun berjalan. Dengan demikian, operasi yang dihentikan
tampak pada Laporan Keuangan. Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan
pada suatu tahun berjalan, di akuntansikan dan dilaporkan seperti biasa, seolah-
olah operasi itu berjalan sampai akhir tahun Laporan Keuangan. Pada umumnya
entitas membuat rencana penghentian, meliputi jadwal penghentian bertahap atau
sekaligus, resolusi masalah legal, lelang, penjualan, hibah dan lain-lain. Bukan
merupakan penghentian operasi apabila :
a) Penghentian suatu program, kegiatan, proyek, segmen secara
evolusioner/alamiah. Hal ini dapat diakibatkan oleh demand (permintaan
publik yang dilayani) yang terus merosot, pergantian kebutuhan lain.
b) Fungsi tersebut tetap ada.
c) Beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus, selebihnya
berjalan seperti biasa. Relokasi suatu program, proyek, kegiatan ke wilayah
lain.
d) Menutup suatu fasilitas yang ber-utilisasi amat rendah, menghemat biaya,
menjual sarana operasi tanpa mengganggu operasi tersebut.

3.7.8.11 PSAP No.11-Akuntansi Khusus untuk Menyusun Laporan


Keuangan Konsolidasi
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur penyusunan
laporan keuangan konsolidasian pada unit-unit pemerintahan dalam rangka
menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statements) demi meningkatkan kualitas dan kelengkapan laporan keuangan
dimaksud. Dalam standar ini, yang dimaksud dengan laporan keuangan untuk
tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi

Universitas Trilogi | 38
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan termasuk lembaga legislatif
sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang- undangan.
Laporan keuangan konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang
merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan, atau
entitas akuntansi, sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal. Laporan keuangan
konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL,
Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas,
dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan konsolidasi disajikan
oleh entitas pelaporan, kecuali:
a) Laporan keuangan konsolidasian arus kas yang hanya disajikan oleh entitas
yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum;
b) Laporan keuangan konsolidasian perubahan saldo anggaran lebih yang hanya
disusun dan disajikan oleh Pemerintah Pusat.
Yang dimaksud Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna
anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan
akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas
pelaporan. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu
atau lebih entitas akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Yang berperan sebagai entitas
akuntansi salah satunya adalah Badan Layanan Umum (BLU)/Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) ialah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Laporan Keuangan BLUD juga merupakan salah satu laporan keuangan yang
akan dikonslolidasi jika menyusun laporan keuangan entitas pelaporan

3.7.8.12 PSAP No.12-Laporan Operasional


Tujuan pernyataan standar Laporan Operasional adalah menetapkan
dasar-dasar penyajian Laporan Operasional untuk pemerintah dalam rangka
memenuhi tujuan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana

Universitas Trilogi | 39
ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Tujuan pelaporan operasi adalah
memberikan informasi tentang kegiatan operasional keuangan yang tercerminkan
dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas
pelaporan.
Manfaat Laporan Operasional menyediakan informasi mengenai seluruh
kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam
pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan
yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Pengguna laporan
membutuhkan Laporan Operasional dalam mengevaluasi pendapatan-LO dan
beban untuk menjalankan suatu unit atau seluruh entitas pemerintahan, sehingga
Laporan Operasional menyediakan informasi:
a) mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah untuk
menjalankan pelayanan;
b) mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan
kehematan perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi;
c) yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk
mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang
dengan cara menyajikan laporan secara komparatif;
d) mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatan ekuitas
(bila surplus operasional). Laporan Operasional disusun untuk melengkapi
pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle)
sehingga penyusunan Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Struktur Laporan Operasional mencakup pos-pos sebagai berikut:
a) Pendapatan-LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak
perlu dibayar kembali.
b) Beban

Universitas Trilogi | 40
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
c) Surplus/Defisit dari operasi
Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional adalah selisih lebih/kurang antara
pendapatan-operasional dan beban selama satu periode pelaporan.
d) Kegiatan non operasional
e) Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa
f) Pos Luar Biasa
Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi
karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak
diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh
entitas bersangkutan.
g) Surplus/Defisit-LO
Surplus/Defisit-LO adalah selisih antara pendapatan-LO dan beban selama satu
periode pelaporan, setelah diperhitungkan surplus/defisit dari kegiatan non
operasional dan pos luar biasa.

3.8 Overview-International Public Sector Accounting Standars (IPSAS)


International Public Sector Accounting Standars (IPSAS) dikeluarkan oleh
International Federation of Accountants (IFAC). Sebelum membahas lebih lanjut
tentang IPSAS, terlebih dahulu akan diuraikan tentang IFAC.
International Federation of Accountants(IFAC) didirikan oleh Munich pada
tahun 1977, merupakan federasi dan organisasi akuntan international. Jadi
Anggotanya adalah organisasi nasional akuntan-akuntan dari berbagai negara.
Dewan Perwakilan (The Council) IFAC yang terdiri dari satu wakil dan setiap
organisasi anggota IFAC, bertugas:
a. Memilih anggota Dewan Pengurus
b. Menetapkan dasar kontribusi keuangan oleh anggota
c. Menyetujui perubahan konstitusi IFAC
Program kerja dewan Pengurus dilaksanakan oleh kelompok kerja kecil atau
komite teknis, dalam hal ini IFAC memiliki 7 komite teknis:

Universitas Trilogi | 41
a. Compliance
b. Education
c. Ethics
d. Financial and Management Accounting
e. Information Technology
f. International Auditing Practices
g. Public Sector
Public Sector Committe (Komite Sektor Publik) bertugas mengembangkan
program yang diarahkan pada peningkatan akuntabilitas dan manajemen keuangan
sektor public, yang meliputi:
1. Penyusunan Standar akuntansi dan auditing dan mendorong penerimaan
standar tersebut secara suka rela.
2. Penyusunan dan pengkoordinasian program untuk memajukan pendidikan dan
penelitian.
3. Mendorong dan memfasilitasi pertukaran informasi anatar organisasi anggota
dann pihak pihak lain yang berkepentingan.
Komite ini diberi otorisasi (kewenangan) untuk mengeluarkan pernyataan
mengenai akuntansi, auditing, dan pelaporan sektor publik, atas nama dewan
pengurus IFAC. Untuk mengeluarkan suatu standar definitif, diperlukan
persetujuan minimal tiga perempat dan anggota komite yang hadir dalam setiap
pertemuan. Untuk melakukan pemungutan suara diperlukan quorum dan sembilan
anggota komite.
Sampai saat ini ada delapan standar akuntansi sektor publik yang telah
dikeluarkan oleh IFAC, yang dikenal dengan nama International Public Sector
Accounting Standars ((IPSAS), yaitu:
1. IPSAS 1 Presentation of Financial Statment
2. IPSAS 2 Cash Flow Statments
3. IPSAS 3 Net Surplus or Deficit for the Period, Fundamentak Errors and
Changes in Accounting Policies
4. IPSAS 4 The Effects of Changes in Foreign Exchange Rate
5. IPSAS 5 Borrowing Cost

Universitas Trilogi | 42
6. IPSAS 6 Consolidated Financial Statments and Accounting for Controlled
Entities
7. IPSAS 7 Accounting for Investment in Associates
8. IPSAS 8 Financial Reporting of Interest in Joint Venture
IPSAS (International Public Sector Accounting Standars) yang dibuat diadopsi
dari IAS (International Accounting Standars), berikut adalah tabel sumber adopsi
IPSAS.
IPSAS Sumber Adopsi
IPSAS 1 IAS 1
IPSAS 2 IAS 7

IPSAS 3 IAS 8

IPSAS 4 IAS 21

IPSAS 5 IAS 23

IPSAS 6 IAS 27

IPSAS 7 IAS 28

IPSAS 8 IAS 31

Tabel 3.1
Sumber Adopsi IPSAS

3.8.1 IPSAS 1: Presentation of Financial Statment (Penyajian Laporan


Keuangan)
IPSAS 1, Presentation of Financial Statment, diadopsi terutama dari
Standar Akuntansi International IAS (International Accounting Standars) 1,
Presentation of Financial Statment, yang dikeluarkan oleh International
Accounting Standars Committee (IASC). Kutipan dan IAS 1 ini direproduksi atas
ijin dari IASC. Perbedaan antara IPSAS 1 dan IASC 1 adalah sebagai berikut:

Universitas Trilogi | 43
1) Penjelasan tambahan yang terdapat dalam IAS 1 telah termasuk dalam IPSAS
1 untuk menjelaskan aplikabilitas standar akuntansi oleh entitas sektor publik,
seperti diskusi mengenai aplikasi konsep going concern telah diperluas.
2) IAS 1 mengijinkan penyajian, baik laporan yang menunjukan semua perubahan
ekuitas atau aktiva bersih, atau laporan yang menunjukan perubahan ekuitas/
aktiva bersih selain yang muncul dari transaksi modal dengan pemilik dan
distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnyan sebagai pemilik . IPSAS 1
mensyaratkan penyajian sebuah laporan yang menunjukan semua perubahan
dalam ekuitas/aktiva bersih.
3) Dalam hal tertentu IPSAS 1 menggunkan terminologi yang berbeda dari IAS 1.
Contoh yang sangat penting dapat dilihat dari tabel :

IPSAS 1 IAS 1
Entity Enterprise
Revenue Income
Statment of Financial Performance Income Statment
Satatment of Financial Position Balance Sheet
Net Assets/Equity Equity
Tabel 3.2
Perbedaan IPSAS 1 dan IAS 1

4) Definisi istilah pos luar biasa (extraordinary item) berbeda dengan yang
digunakan dalam IAS 8, Net profit or Loss for the Period, Fundamental Errors
and Changes in Accounting Policies. Definisi itu meliputi sebuah kriteria
tambahan, yaitu bahwa hal itu berbeda di luar kendali atau pengaruh entitas.
5) IPSAS 1 berisi sekumpulan definisi istilah teknis yang berbeda dibanding IAS
1 (satu).
6) IPSAS 1 berisi ketentuan transisional yang membolehkan tidak
mengungkapkan hal-hal yang telah dikeluarkan dan laporan keuangan sesuai
dengan penerapan dan ketentuan trasisional dalam IPSAS yang lain.
7) IPSAS 1 berisi ringkasan karakteristik kualitatif (berdasarkan kernagka IASC)

Universitas Trilogi | 44
3.8.2 IPSAS 2: Cash Flow Statments (Laporan Arus Kas)
IPSAS 2, Cash Flow Statment diadopsi terutama dari IAS 7, Cash Flow
Statements yang dikeluarkan oleh IASC. Perbedaan pokok antara IPSAS 2 dan
IAS 7 adalah:
1) Penjelasan tambahan yang terdapat dalam IAS 7 telah dimasukan dalam IPSAS
2 untuk menjelaskan aplikabilitas standar akuntansi oleh entitas sektor publik
2) Dalam hal tertentu, IPSAS 2 menggunakan terminologi yang berbeda dari IAS
7 (tujuh).

IPSAS 2 IAS 7
Entity Enterprise
Revenue Income
Statment of Financial Performance Income Statment
Satatment of Financial Position Balance Sheet
Net Assets/Equity Equity

Tabel 3.3
Perbedaan IPSAS 2 dan IAS 7

3) IPSAS 2 berisi sekumpulan definisi istilah teknis yang berbeda dibanding IAS
7 (tujuah).
4) Sama dengan IAS 7, IPSAS 2 mengijinkan baik metode langsung atau tidak
langsung untuk digunakan dalam penyajian arus kas dari aktivitas operasi. Jika
metode langsung digunakan untuk penyajian arus kas dari aktivitas operasi,
IPSAS 2 menganjurkan sebuah pengungkapan sebuah rekonsiliasi surplus
bersih dan arus kas dari aktivitas operasi biasa dalam catatan atas laporan
keuangan. Catatan itu berisi ketentuan trasisional yang membolehkan tidak
mengungkapkan hak-hal yang telah dikeluarkan dari laporan keuangan sesuai
dengan penerapan dan ketentuan transisional dalam IPSAS yang lain.
5) IPSAS 1 berisi ringkasan karakteristik kualitatif.

Universitas Trilogi | 45
3.8.3 IPSAS 3: Net Surplus or Deficit for the Period, Fundamental Errors
and Changes in Accounting Policies.
IPSAS 3: Net Surplus or Deficit for the Period, Fundamental Errors and
Changes in Accounting Policies diadopsi terutama dari IAS 8, Net Surplus or
Deficit for The Period, Fundamental Errors and Changes in Accounting Policies
yang dikeluarkan oleh IASC. Perbedaan Pokok antara IPSAS 3 dan IAS 8 adalah:
1) Penjelasan tambahan yang terdapat dalam IAS 8 telah dimasukan dalam IPSAS
3 untuk menjeslakan aplikabilitas standar akuntansi oleh entitas sektor publik
2) Dalam hal tertentu, IPSAS 3 menggunakan terminologi yang berbeda dari IAS
8 (delapan).
IPSAS 3 IAS 8
Entity Enterprise
Revenue Income
Statment of Financial Performance Income Statment
Satatment of Financial Position Balance Sheet
Net Assets/Equity Equity

Tabel 3.4
Perbedaan IPSAS 3 dan IAS 8

3) IPSAS 3 berisi sekumpulan definisi istilah teknis yang berbeda dibanding IAS
8.
4) IPSAS 3 berisi definisi pos-pos luar biasa yang berbeda dibanding IAS 8.
IPSAS 3 berisi sebuah persyaratan khusus bahwa hal-hal luar biasa harus
berada diluar kendali atau pengaruh entitas.

3.8.4 IPSAS 04: The Effects of Changes in Foreign Exchange Rate (Pengaruh
Perubahan Kurs Asing)
Tujuan IPSAS 4: Entitas dapat melakukan aktivitas luar negerinya dengan
dua cara, yaitu:
1. Bertransaksi dengan menggunakan mata uang asing; dan
2. Beroperasi di luar negeri.

Universitas Trilogi | 46
Laporan keuangan entitas, dimana transaksi yang dilaporkan menggunakan
mata uang asing atau beroperasi di negara asing, harus ditunjukan dalam laporan
mata uang entitas dan laporan keuangan entitas yang melakukan operasi di negara
lain harus ditranslasikan ke laporan mata uang entitas pelapor.
Masalah utama akuntansi untuk entitas yang melakukan transaksi dengan
menggunakan mata uang asing dan beroperasi di negara lain adalah memutuskan
kurs mana yang akan digunakan, dan bagaimana mengungkapkan pengaruh
perubahan keuangan kurs asing itu dalam laporan.
Standar Akuntansi Sektor Publik Internasional (IPSAS) No.4 ini
dikembangkan dari standar akuntansi internasional (IAS) 21 , mengenai pengaruh
perubahan kurs asing (The Effects of Changes in Foreign Exchange Rate).
Perbedaan utama IPSAS No.4 dengan IAS 21 adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan tambahan yang ada pada IAS 21 telah dimasukan dalam IPSAS 4,
untuk memperjelas bahwa standar akuntansi ini dapat digunakan pada entitas
sektor publik.
b. IPSAS 4 menggunakan terminologi yang berbeda dengan IAS 21. Contoh yang
paling signifikan adalah sebagai berikut:

IPSAS 4 IAS 21
Entity Enterprise
Revenue Income
Statment of Financial Performance Income Statment
Satatment of Financial Position Balance Sheet
Net Assets/Equity Equity

Tabel 3.5
Perbedaan IPSAS 4 dan IAS 21

c. Dalam IPSAS 4 terdapat serangkaian perbedaan dengan IAS 21 dalam hal


definis, teknis, dan istilah yang ada.

Universitas Trilogi | 47
d. Dalam IPSAS 4, Paragraf 31 mengatakan bahwa perbedaan kurs yang timbul
dai beberapa devaluasi atau depresiasi mata uang di bawah kondisi yang pasti,
harus dikapitalisasi dengan aktiva yang bersangkutan. Dalam IAS 21, terdapat
syarat tambahan bahwa kapitalisasi tersebut tidak dapat ditambahkan atau
dikurangi pada replacement cost dan sejumlah asset yang dapat diperoleh
kembali. Komite bertujuan mengatasi masalah kelemahan standar di masa
mendatang.
3.8.5 IPSAS 05: Borrowing Cost
Tujuan IPSAS 5: Standar ini berisikan perlakukan akuntansi untuk
borrowing cost. Standar ini secara umum mensyaratkan pengeluaran yang
immediate pada borrowing cost. Walaupun demikian, standar ini
memperbolehkan adanya perlakukan alternatif bagi kapitalisasi borrowing costs
yang diakibatkan secara langsung oleh akuisisi, konstruksi, atau produksi aktiva
yang memenuhi syarat.
Perbedaan IPSAS 5 dengan IAS 23, adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan tambahan yang ada pada IAS 23 telah termasuk dalam IPSAS 5
untuk memperjelas bahwa standar akuntansi ini dapat dipergunakan pada
entitas sektor publik.
b. IPSAS 5 menggunakan terminologi yang berbeda dari IAS 23. Contoh yang
paling singnifikan adalah penggunaan istilah sebagai berikut:

IPSAS 5 IAS 23
Entity Enterprise
Revenue Income
Statment of Financial Performance Income Statment
Satatment of Financial Position Balance Sheet
Net Assets/Equity Equity

Tabel 3.6
Perbedaan IPSAS 5 dan IAS 23

Universitas Trilogi | 48
c. IPSAS 5 menggunakan serangkaian perbedaan definisi untuk istilah teknis
dengan IAS 23.

3.8.6 IPSAS 06: Consolidated Financial Statments and Accounting for


Controlled Entities (Laporan Keuangan Konsolidasi dan Akuntansi
Untuk Pengawasa Entitas)
IPSAS 6 disusun berdasarkan standar akuntansi internasional IAS 27,
IPSAS 6 ini mengatur mengenai laporan keuangan konsolidasi dan akuntansi
untuk entitas yang dibawah.IPSAS 6 disusun berdasrkan IAS 27 , walaupun
dalam IPSAS 6 terdapat perbedaan utama dengan IAS 27, yaitu:
a. Penjelasan tambahan yang ada pada IAS 27 telah dimasukan dalam IPSAS 6
untuk memperjelas bahwa standar akuntansi ini dapat digunakan pada entitas
sektor publik.
b. IPSAS 6 menggunakan terminologi yang berbeda dengan IAS 27. Contoh yang
paling signifikan adalah dalam penggunaan istilah sebagai berikut:

IPSAS 6 IAS 27
Entity Enterprise
Revenue Income
Statment of Financial Performance Income Statment
Satatment of Financial Position Balance Sheet
Net Assets/Equity Equity

Tabel 3.7
Perbedaan IPSAS 6 dan IAS 27

Universitas Trilogi | 49
c. Dalam IPSAS 6 terdapat serangkaian perbedaan dengan IAS 27 dalam hal
definisi, teknis, dan istilah yang ada.
d. IPSAS 6 memasukan penetapan peralihan yang memperbolehkan entitas untuk
tidak menghapus semua neraca dan transaksi antar entitas dalam entitas
ekonomi, untuk laporan pada tanggal awal periode selama tiga tahun mengikuti
tanggal pertama mengadopsi standar ini.

3.8.7 IPSAS 07: Accounting for Investment in Associates (Akuntansi untuk


Investasi di Asosiasi)
IPSAS 7 yang mengatur mengenai Accounting for Investment in Associates,
disusun berdasarkan IAS 28. Perbedaan IPSAS 7 dengan IAS 28 adalah:
a. Penjelasan tambahan yang ada pada IAS 28 telah dimasukan dalam IPSAS 7,
untuk memperjelas bahwa standar akuntansi ini dapat digunakan pada entitas
sektor publik.
b. IPSAS 7 digunakan untuk investasi pada semua asosiasi, dimana investor
mempunyai kepemilikan pada asosiasi dalam bentuk pemegang saham atau
struktur modal yang lain. IAS 28 tidak memuat persyaratan yang sama
mengenai kepemilikan. Walaupun demikian, tidak seperti IAS 28, akuntansi
modal dapat digunakan kecuali jika asosiasi mempunyai struktur modal yang
formal atau dapat dipercaya.
c. IPSAS 7 menggunakan terminologi yang berbeda dari IAS 28. Contoh yang
paling signifikan adalah dalam penggunaan istilah sebagai berikut:
IPSAS 7 IAS 28
Entity Enterprise
Revenue Income
Statment of Financial Performance Income Statment
Satatment of Financial Position Balance Sheet
Net Assets/Equity Equity

Tabel 3.8 Perbedaan IPSAS 7 dan IAS 28

Universitas Trilogi | 50
d. Dalam IPSAS 7 terdapat serangkaian perbedaan dengan IAS 28 dalam hal
definisi, teknis, dan istilah yang ada.
e. Seperti IAS 28, standar ini memperbolehkan investasi dalam asosiasi, dan
memasukannya dalam laporan keuangan yang terpisah dan laporan keuangan
konsolidasi untuk mengetahui biaya nya yang dihitung dengan menggunakan
metode equity. IAS 28 juga memperbolehkan investasi dalam asosiasi agar
dapat dihitung aktiva yang tersedia untuk dijual, seperti yang dijelaskan pada
IAS 39, Financial Instrument Recognition and Measurement. Sebagai
perbandingan dari standar ini, investasi dihitung dengan cara yang sama seperti
pada investasi lain yang ditunjukan dalam laporan keuangan oleh investor.

3.8.8 IPSAS 08: Financial Reporting of Interest in Joint Venture


IPSAS 8 disusun berdasarkan standar akuntansi internasional IAS 31.
IPSAS 8 ini mengatur tentang Financial Reporting of Interest in Joint Venture.
Perbedaan utama IPSAS 8 dengan IAS 31 adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan tambahan yang ada pada IAS 31 telah termasuk dalam IPSAS 8,
untuk memperjelas bahwa standar akuntansi ini dapat digunakan pada entitas
sektor publik.
b. IPSAS 8 menggunakan terminologi yang berbeda dari IAS 31. Contoh yang
paling signifikan adalah dalam penggunaan istilah sebagai berikut:

IPSAS 8 IAS 31
Entity Enterprise
Revenue Income
Statment of Financial Performance Income Statment
Satatment of Financial Position Balance Sheet
Net Assets/Equity Equity

Tabel 3.9
Perbedaan IPSAS 8 dan IAS 31

Universitas Trilogi | 51
c. IPSAS 8 mengandung serangkaian perbedaan definisi untuk istilah teknis
dengan IAS 31.
d. IPSAS 8 menggunakan istilah joint venture yang berbeda dengan IAS 31.
Istilah Contractual arrangement diganti menjadi binding arrangement
e. IPSAS 8 memasukan penetapan peralihan yang memperbolehkan entitas
untuk tidak menghapus semua saldo dan transaksi antar entitas dalam entitas
ekonomi, untuk laporan pada tanggal awal periode selama tiga tahun
mengikuti tanggal pertama kali mengadopsi standar ini.

3.9 Independensi dan UU No 17 Tahun 2003


Penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan menimbulkan kontroversi yang luar biasa di kalangan
pemerhati akuntansi sektor publik. Tabel 2.1 menyajikan kontroversi yang diawali
oleh dasar hukum pendirian Komite Standar Akuntansi Pemerintah-Kepres
No.84/2004 yang terakhir diubah dengan Kepres No.2/2005.

Tanggapan Atas Kepres 84

PASAL MATERI Tahun 2005/No.2 Tahun 2005


Menurut UU No 17 Tahun 2003

Pasal 3 Susunan Keanggotaan Komite Seharusnya susunan tersebut tidak


Konsultatif Standar Akuntansi masuk dalam ayat pasal, tetapi
Pemerintahan. dimasukan dalam lampiran.
Pasal 4 Susunan Keanggotaan Komite Seharusnya susunan tersebut tidak
Kerja Standar Akuntansi masuk dalam ayat pasal, tetapi
Pemerintahan. dimasukan dalam lampiran.
Pasal 7 a) Dalam menjalankan tugas Hal ini menunjukan KSAP tidak
sehari-hari, KSAP melaporkan independen.
kegiatannya secara berkala
kepada Menteri Keuangan
b) KSAP bertanggungjawab
kepada Presiden melalui

Universitas Trilogi | 52
Menteri Keuangan.
Pasal 9 Untuk melaksanakannya Hal ini menunjukan KSAP tidak
tugasnya, KSAP dibantu oleh independen.
suatu Sekretariat, yang susunan
organisasi dan tata kerjanya
ditetapkan oleh Menteri Keuangan
berdasarkan usul dari Komie
Konsultatif.
Pasal 10 Segala biaya yang diperlukan bagi Hal ini menunjukan KSAP tidak
pelaksanaan tugas KSAP independen.
dibebankan pada APBN.
Pasal 11 Ketentuan lebih lanjut yang Hal ini menunjukan KSAP tidak
diperlukan bagi pelaksanaan independen.
Keputusan Presiden ini ditetapkan
oleh Menteri Keuangan.

Tabel 3.10
Pengkajian Kritis atas Keppres No.84 Tahun 2004 dan No.2 Tahun 2005
3.10 Teknik

Teknik-teknik akuntansi sektor publik merupakan teknik-teknik akuntansi


keuangan yang diadopsi oleh organisasi sektor publik. Teknik akuntansi sektor
publik meliputi akuntansi dana, akuntansi anggaran dan akuntansi komitmen.
Pada dasarnya, teknik-teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually exclusive
yaitu penggunaan salah satu teknik akuntansi tidak menolak penggunaan teknik
lainnya. Oleh karena itu, suatu organisasi sektor publik dapat menggunakan teknik
akuntansi yang berbeda-beda dan bahkan dapat menggunakan teknik akuntansi
yang berbeda secara bersama-sama.

1. Akuntansi Dana

Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian
sumber dana dan alokasi dana. Pada awalnya, dana dimaknai sebagai dana kas.
Namun saat ini, dana dimaknai sebagai entitas anggaran dan entitas akuntansi

Universitas Trilogi | 53
yang terpisah, termasuk sumber daya nonkas dan utang diperhitungkan di
dalamnya.

Akuntansi dana merupakan sistem akuntansi di sektor publik yang


dikembangkan dari basis kas dan prosedur pengendalian anggaran. Teori
akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) dalam Mardiasmo
(2009) untuk tujuan organisasi bisnis. Pada waktu itu ia melihat bahwa antara
perusahaan pribadi dengan perusahaan badan memiliki beberapa kelemahan, yaitu
perusahaan perorangan (milik pribadi) kurang menguntungkan dibandingkan
dengan perusahaan yang dimiliki publik (perseroan terbatas) dan adanya
kesalahan dalam memahami makna entitas. Oleh karena itu, Vatter berpendapat
bahwareporting unit harus diperlakukan sebagai dana (fund) dan organisasi harus
dilihat sebagai satu dana atau satu rangkaian dana. Hal ini berarti jika suatu
organisasi dilihat sebagai suatu rangkaian dana (series of fund), maka laporan
keuangan organisasi tersebut merupakan penggabungan (konsolidasi) dari laporan
keuangan dana yang menjadi bagian organisasi.

Sistem akuntansi pemerintahan yang dilakukan dengan konsep dana


memperlakukan suatu unit kerja sebagai entitas akuntansi dan entitas anggaran
yang berdiri sendiri. Sistem akuntansi dana dibuat untuk memastikan bahwa uang
publik dibelanjakan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Dana dapat dikeluarkan
apabila terdapat otorisasi dari pihak legislatif atau karena tuntutan peraturan
perundang-undangan. Sistem akuntansi dana menekankan pada pemanfaatan
dana, bukan pelaporan organisasi itu sendiri. Jenis dana pada organisasi sektor
publik adalah dana yang dapat dibelanjakan yang digunakan untuk mencatat nilai
aset, utang, perubahan aset bersih dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk
kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Berikut ilustrasi akuntansi dana.

2. Akuntansi Anggaran

Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan


jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan
(double entry). Akuntansi anggaran merupakan praktik akuntansi yang banyak
digunakan pada organisasi sektor publik, khususnya pemerintahan, yang

Universitas Trilogi | 54
mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan sejajar
dengan anggarannya. Jumlah belanja yang dianggarkan dikreditkan terhadap
akun yang sesuai kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan, maka akun
tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian menunjukkan jumlah
anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran dapat
membandingkan secara sistematik dan kontinyu jumlah anggaran dengan
realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah untuk menekankan peran
anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas.
Alasan yang melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran adalah bahwa
anggaran dan realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan
tindakan koreksi apabila terdapat varians (selisih). Akan tetapi, teknik akuntansi
anggaran sangat kompleks. Teknik akuntansi anggaran akan lebih mudah dan
lebih komperhensif jika akun-akun yang ada menunjukkan pendapatan dan
biaya aktual dan anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya yang
dianggarkan.
Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan
mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan
bersama-sama dengan basis kas dan basis akrual. Tujuan utama akuntansi
komitmen adalah untuk pengendalian anggaran karena manajemen perlu
mengetahui berapa besar anggaran yang dilaksanakan jika dihitung berdasarkan
order yang telah dikeluarkan. Akuntansi komitmen terkadang hanya menjadi
subsistem dari sistem akuntansi utama yang dipakai organisasi. Akuntansi
komitmen mengakui transaksi ketika organisasi melakukan transaksi tersebut.
Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang
diterima terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur
dikirimkan. Meskipun akuntansi komitmen dapat memperbaiki pengendalian
terhadap anggaran, namun terdapat masalah dalam pengadopsian sistem tersebut
ke dalam akun-akun keuangan. Akun yang dicatat hanya didukung oleh order
yang dikeluarkan. Pada umumnya tidak ada kewajiban hukum (legal liability)
untuk patuh terhadap orderyang terjadi dan order tersebut dapat dengan mudah
dibatalkan. Oleh karena itu, akuntansi komitmen berfungsi sebagai pengendali

Universitas Trilogi | 55
anggaran melalui pengendalian kesesuaian catatan dengan anggaran yang
disepakati.
Berdasarkan pembahasan mengenai teknik akuntansi sektor publik maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Fokus pengukuran meliputi proses penetapan nilai uang (moneter) untuk
mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan yang mana
menggunakan nilai historis atau sebesar nilai wajarnya
2. Sistem pencatatan pada akuntansi berkaitan erat dengan bagaimana suatu
transaksi ekonomi dicatat. Sistem pencatatan meliputi sistem pencatatan single
entry, double entry dan triple entry.
3. Basis akuntansi adalah himpunan dari standar-standar akuntansi yang
menetapkan kapan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lainnya harus
diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi pada organisasi sektor
publik, khususnya pemerintah, meliputi basis kas, basis kas modifikasian, basis
kas menuju akrual dan basis akrual.
4. Teknik-teknik akuntansi sektor publik meliputi akuntansi dana, akuntansi
anggaran dan akuntansi komitmen. Akuntansi dana berkaitan dengan basis kas
dan proses pengendalian anggaran. Akuntansi komitmen mengakui transaksi
dan mencatatnya pada saat order dilakukan. Sedangkan akuntansi anggaran
merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan
jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan.

Universitas Trilogi | 56
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab II, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Standar akuntansi keuangan sektor publik dapat didefinisikan sebagai aturan-
aturan yang harus digunakan dalam pengukuran dan penyajian laporan
keuangan untuk kepentingan pihak eksternal oleh suatu entitas yang
akitvitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan
pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik.
2. Tujuan SAKSP adalah menyediakan pedoman akuntansi yang diharapkan
dapat diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan dan dilengkapi dengan
klasifikasi rekening dan prosedur pencatatan serta jurnal standar yang telah
disesuai dengan siklus kegiatan pemerintah daerah yang mencakup
penganggaran, perbendaharaan, dan pelaporan.
3. Perkembangan SAKSP dimulai dengan Ikatan Akuntan Indonesia-
Kompartemen Akuntansi Sektor Publik (IAI-KASP) pada tahun 2012
mengembangkan serangkaian standar-standar akuntansi yang
direkomendasikan untuk digunakan pada entitas-entitas sektor publik yang
dinamakan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP).
4. Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) adalah
Meningkatkan kualitas dan reliabilitas laporan, Meningkatkan kinerja
keuangan dan perekonomian, Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan
atas laporan ekonomis dan keuangan, Meningakatkan harmonisasi antar
yurisdiksi dengan menggunakan dasar akuntansi yang sama.
5. Pertimbangan pemilihan dasar akrual adalah karena karakteristik kualitas
laporan keuangan akrual dapat diukur, dapat dipercaya, relevan pada
kebutuhan pemakai, mudah dipahami, jelas dan akurat, disajikan menurut
periodisasi, konsisten, komparabilitas diantara entitas yang sama, dan
materialitas.

Universitas Trilogi | 57
6. Dengan menerapkan SAP berbasis akrual hal ini menunjukan bahwa
pemerintah telah menerapkan akuntanbilitas hal ini merupakan salah satu
keunggulan dasar akrual.
7. Peraturan yang mengatur SAP adalah PP No 71 Tahun 2010. SAP adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah. SAP memiliki 12 PSAP.
8. International Public Sector Accounting Standars (IPSAS) dikeluarkan oleh
International Federation of Accountants (IFAC). IPSAS terdiri dari 8 IPSAS.
9. Terdapat kontrovesi Kepres 84 Tahun 2005/No.2 Tahun 2005 tentang KSAP,
karena menurut UU No 17 Tahun 2003 terdapat kejanggalan, contohnya pasal-
pasal yang menunjukan KSAP tidak independen.

4.2 Saran
Berdasarkan penarikan kesimpulan yang didapatkan dari Bab III, maka saran
yang diberikan penulis adalah sebagai berikut:
1. Standar Akuntansi Pemerintahan yang berlaku harus dijadikan pedoman bagi
pemerintah pusat/daerah untuk melakukan sistem dan prosedur akuntansi.
2. SAP akrual yang menjadi dasar penyusunan laporan keuangan harus
dimengerti oleh semua pelaku ankuntansi, agar tersaji laporan keuangan yang
relevan dan andal.

Universitas Trilogi | 58
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra.2011. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta:Erlangga.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta:Graha Ilmu.

http://triksgratis.blogspot.com/2014/12/makalah-akuntansi-sektor-publik-
tentang.html

http://www.academia.edu/25285435/Makalah_Standar_Akuntansi_Keuangan_Sek
tor_Publik

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/659/jbptunikompp-gdl-tulusharef-32950-7-
unikom_t-i.pdf

Universitas Trilogi | 59

Anda mungkin juga menyukai