Anda di halaman 1dari 29

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN)


DAN ANALISIS JENIS PUSAT PERTANGGUNG JAWAB.

Penjelasan mengenai jenis-jenis pusat tanggung jawab PGN

Bagian Pusat Keterangan


PRESIDENT DIRECTOR Investmen karena president director bertugas
Hendi Prio Santoso t Center untuk memanage investasi terhadap
asset dan pemegang saham.
CORPORATE Invesment karena Corporate Secretary bertugas
SECRETARY Center untuk melaporkan alokasi investasi
Heri Yusup yang dilakukan oleh direksi-direksi
INTERNAL AUDIT Invesment karena internal audit bertugas untuk
Pramono Harjanto Center memastikan investasi yang
dilaksanakan direksi-direksi sesuai
dengan arahan president director
LEGAL Investmen karena legal officer bertugas untuk
Rachmat Hutama t Center menyusun dokumen-dokumen hukum
agar investor dapat mengetahui
kondisi hokum perusahaan
GOVERNMENT Investmen karena bertugas menangani
RELATIONS t Center permasalahan hukum, baik untuk
Santiaji Gunawan masalah perdata maupun pidana.
Sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan investor
CORPORATE Investmen karena bertugas untuk
COMMUNICATION t Center mengkomunikasikan keadaan internal
Irwan Andri Atmanto dan eksternal perusahaan.
CORPORATE SUPPORT Investmen karena menggabungkan layanan
AND SERVICES t Center dukungan dalam perusahaan untuk
Desima E. Siahaan kepentingan internal dan kadang
eksternal
STRATEGIC Revenue karena untuk melakukan perbahan
MANAGEMENT AND Center khususnya untuk kegiatan
TRANSFORMATION operasional serta peningkatan
Suseno kualitas tenaga ahli sehingga
menciptakan produk yang bagus dan
pendapatan penjualan meningkat.
RISK MANAGEMENT karena pemerintah merupakan
Investmen
AND GCG pemegang saham terbesar dalam
t Center
Willy Roswaldi PGN
HEALTH, SAFETY, Cost karena untuk kesehatan, keselamatan,
SECURITY AND Center keamanan, dan kelestarian
ENVIRONMENT lingkungan perusahaan membutuhkan
Feronica Yula Wardhani biaya.
DIRECTOR OF Investmen karena dalam mengembangkan
STRATEGIC t Center operasional perusahaan dibutuhkan
AND BUSINESS modal yang dialokasikan dari
DEVELOPMENT investor
Muhammad Wahid
Sutopo
DIRECTOR OF Cost karena dalam memproduksi barang
INFRASTRUCTURE Center dibutuhkan teknologi dan tenaga ahli
AND TECHNOLOGY teknik yang memadai sehingga biaya
Dilo Seno Widagdo pemakaian dan perawatan mesin
serta upah dibutuhkan.
DIRECTOR OF Revenue karena dalam meningkatkan
COMMERCE Center pendapatan dibutuhkan konsumen
Danny Praditya yang banyak dengan cara membuat
promosi, mengatur strategi
pemasaran dan mengembangkan
produk yang dibutuhkan konsumen.
Untuk gas supply karena dengan
memasok gas secara merata, sehingga
pendapatan yang diterima perusahaan
meningkat
DIRECTOR OF HUMAN Revenue karena fungsi HRD untuk
CAPITAL AND Center memastikan perusahaan mendapatkan
GENERAL SERVICES SDM yang berkualitas sehingga
Hendi Kusnadi menciptakan produk yang
berkualitas.
DIRECTOR OF Profit PC karena bertugas untuk
FINANCE Center memaksimalkan laba yang
Nusantara Suyono dihasilkan.
STRATEGIC PLANNING Investmen karena perencanaan strategi
Hertyasmawan Ery t Center digunakan untuk kesejahteraan
Fitriadi investor, masyarakat, maupun
pemenuhan kebutuhan pelanggan.
BUSINESS AND Investmen karena teknologi dapat meningkatkan
TECHNOLOGY Sri t Center kualitas operasional usaha, sehingga
Nanda Parwati menghasilkan timbal balik yang
diinginkan investor.
PORTOFOLIO AND Cost karena untuk menghasilkan produk
PERFORMANCE Center yang berkualitas dibutuhkan
MANAGEMENT pengendalian manajemen yang
Amanarita memadai dengan meningkatkan
kinerja management seperti
diadakannya training dan tentu saja
training membutuhkan biaya
CENTER OF Cost karena dalam memproduksi barang
TECHNICAL Center dibutuhkan teknologi dan tenaga ahli
EXCELLENCE teknik yang memadai sehingga biaya
Raka Haryo Indro. pemakaian dan perawatan mesin
serta upah dibutuhkan.
GAS SUPPLY Revenue karena dalam meningkatkan
Ivanna Laksmini Devi Center pendapatan dibutuhkan konsumen
yang banyak dengan cara membuat
promosi, mengatur strategi
pemasaran dan mengembangkan
produk yang dibutuhkan konsumen.
Untuk gas supply karena dengan
memasok gas secara merata, sehingga
pendapatan yang diterima perusahaan
meningkat
MARKETING AND Revenue karena dalam meningkatkan
PRODUCT Center pendapatan dibutuhkan konsumen
DEVELOPMENT yang banyak dengan cara membuat
Adi Munandir promosi, mengatur strategi
pemasaran dan mengembangkan
produk yang dibutuhkan konsumen.
Untuk gas supply karena dengan
memasok gas secara merata, sehingga
pendapatan yang diterima perusahaan
meningkat
HUMAN CAPITAL Revenue karena fungsi HRD untuk
MANAGEMENT Center memastikan perusahaan mendapatkan
Wing Antariksa, SDM yang berkualitas sehingga
menciptakan produk yang
berkualitas.
INFORMATION Investmen karena komunikasi yang berbasis
COMMUNICATION t Center teknologi akan menciptakan
TECHNOLOGY operasional perusahaan yang lebih
Roedy Purwanto efektif dan efisien.
LOGISTIC AND Investmen karena untuk logistic penyediaan
GENERAL AFFAIRS t Center peralatan serta mesin-mesin untuk
Suprijanti kegiatan produksi dibutuhkan modal
dari hasil investasi pemegang saham.
FINANCIAL CONTROL Profit karena pengendalian dan budget
AND BUDGET Center dibutuhkan untuk meramalkan laba
Siti Yanti Mulyanti yang dihasilkan untuk jangka
panjang.
ACCOUNTING Sahat P. Investmen karena membuat laporan keuangan
Simarmata t Center yang dibutuhkan oleh investor,
sehingga investor tertarik untuk
menanamkan modal di perusahaan.
REVENUE ASSURANCE Revenue karena berhubungan dengan jaminan
Rozani Ismail Center pendapatan
TREASURY Investmen karena bertugas untuk mengatur
Joko Heru Sutopo t Center jumlah saham yang beredar
CORPORATE FINANCE Profit karena bertugas untuk
Shirley Sinta Center memaksimalkan laba yang dihasilkan
INVESTOR RELATIONS Investmen karena berhubungan langsung dengan
Nisi Setyobudi t Center para investor
CORPORATE SOSIAL Revenue karena pelaksanaan CSR dapat
RESPONSIBILITY Center sekaligus ajang promosi, yang
Enik Indriastuti berpengaruh pada peningkatan
penjualan
3.2 SCOPE PERUSAHAAN GAS NEGARA

Ruang Lingkup (scope) Perusahaan Gas Negara adalah perusahaan nasional


ataupun perusahan demestik karena PGS merupakan perusahaan BUMN yang
hanya beroperasi di Indonesia yang memiliki misi antara lain peningkatan
kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui kemandirian
energi dan upaya konservasi lingkungan di Indonesia. Ditinjau dari pengertian
perusahaan bisnis domestik adalah suatu unit bisnis yang tingkat operasional dan
pangsa pasarnya berada dalam suatu wilayah saja tanpa melewati batas negara.
Jenis perusahaan ini masih bersifat sederhana dan tidak kompleks karena hanya
memperhitungkan berbagai variable yang berlaku di sekitarnya saja mulai dari
besar kecil kompensasi, budaya perusahaan, rekrutmen tenaga kerja, analisis
pasar, dan lain sebagainya. Ruang Lingkup PGN antara lain,

 SBU Distribusi Wilayah I, mencakup area Sumatera Selatan hingga Jawa


Barat (termasuk Jakarta – Bogor)
 SBU Distribusi Wilayah II, mencakup Jawa Timur
 SBU Distribusi Wilayah III, mencakup Sumatera Utara, Pekanbaru dan
Kepulauan Batam
 SBU Transmisi, mencakup jaringan transmisi di Sumatera Selatan dan
Jawa

Terdapat artikel yang menyebutkan bahwa “Kinerja Meningkat, Ruang


Lingkup Usaha PGN Bertambah” SURABAYA (BangsaOnline) - PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) semula berstatus Perusahaan Umum Gas Negara (Perum).
Namun status itu berubah karena seiring meningkatnya kinerja perusahaan
tersebut. Manager Humas PGN SBU Wilayah Distribusi II Krisdyan Widagdo
Adhi menjelaskan, berdasarkan kinerjanya yang terus mengalami peningkatan,
maka pada tahun 1984 statusnya berubah menjadi Perusahaan Umum Gas Negara
dan pada tahun 1994 statusnya ditingkatkan lagi menjadi PT Perusahaan Gas
Negara (Persero). “Perubahan status itu lalu ditambah ruang lingkup usaha
yang lebih luas. Selain di bidang distribusi gas bumi, juga bidang yang lebih
ke sektor hulu, yakni bidang tranmisi, dimana PGN berfungsi sebagai
transporter,” cetusnya kepada HARIAN BANGSA, Minggu (11/5/2014). Jadi,
ruang lingkup disini lebih menggambarkan bahwa usaha PGN akan semakin luas
di Indonesia dari mulai Hulu sampai dengan Hilir.

https://www.bangsaonline.com/berita/2143/kinerja-meningkat-ruang-lingkup-
usaha-pgn-bertambah
3.3 TUJUAN PERUSAHAAN GAS NEGARA

Perusahaan Gas Negara (PGN) adalah perusahaan nasional Indonesia terbesar


di bidang transportasi dan distribusi gas bumi yang berperan besar dalam
pemenuhan gas bumi domestik. Kami telah bertransformasi menjadi
perusahaan yang berdedikasi pada satu tujuan : Memberikan keahliannya,
energi dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi Indonesia secara jangka panjang. PGN secara berkesinabungan
mengintegrasikan rantai bisnis gas bumi dari hulu sampai hilir demi melayani
masyarakat. (http://www.pgn.co.id/)

3.3.1 Perusahaan Gas Negara Profit or Nonprofit Motive

PGN adalah perusahaan milik negara yang dibentuk oleh


Pemerintah RI dengan tujuan untuk membangun ekonomi nasional dengan
mengutamakan kebutuhan rakyat menuju masyarakat yang adil dan makmur
materiil dan spiritual, sebagaimana dinyatakan dalam dasar hukum
dilahirkannya PGN sesuai Pepres No. 19 tahun 1965. Dapat diketahui bahwa
perusahaan BUMN termasuk kategori nonprofit motive karena tujuannya
semata-mata hanya untuk mensejahterkan dan meningkatkan perekonomian
Indonesia, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa PGN juga mencari profit
dalam kegiatan perusahaannya. Karena menurut Dasar Hukum Pendirian PP
No.19/1965 Sebagai upaya peningkatan transparansi dan kemudahan
mendapatkan dana untuk pengembangan infrastruktur gas, pada tahun 2003
Pemerintah atas persetujuan DPR mengambil langkah untuk menjadikan PGN
sebagai perusahaan terbuka.

Saat ini Perseroan merupakan perusahaan milik negara publik yang


tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), di mana kepemilikan saham PGN
sebesar 56,97% dimiliki oleh Pemerintah RI dan sekitar 43,03% dikuasai
publik. Dengan begitu selain milik Negara, perusahaan juga menerima
investor dari public yang tentu saja PGN harus memberikan deviden yang
sesuai dengan profit yang mereka miliki, apalagi jika kinerja PGN semakin
baik dan profit meningkat maka investor akan semakin tertarik. PGN
mendistribusikan atau menjual gas ke pelanggan industri dan komersial
berdasarkan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG). PJBG antara PGN dan
pelanggan merupakan perjanjian bisnis dengan harga gas ditentukan
berdasarkan beberapa faktor antara lain harga beli gas, daya beli pelanggan,
harga energi alternatif lainnya dan beberapa faktor lain. Jika pemasok
menaikkan harga gas kepada PGN, maka PGN akan melakukan penyesuaian
terhadap harga jual kepada pelanggan. Khusus untuk pelanggan rumah tangga
dan pelanggan kecil, harga jual gas mengacu kepada peraturan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan ditetapkan oleh BPH Migas.
Penyaluran gas PGN kepada pelanggan Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil
diikat dalam suatu Bukti Berlangganan Gas.

Statement diatas diperkuat dengan :

 artikel 1 mengenai “Perusahaan Gas Negara (PGAS) Siap Bagikan


Rp3,51 Triliun” Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT
Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sepakat membagikan dividen sebesar
Rp 3,51 triliun atau sekitar 40% dari laba tahun 2014. Dengan demikian
setiap pemegang saham akan menerima pembagian keuntungan sebesar Rp
144,84 per lembar saham yang dimiliki. RUPSLB tersebut yang
berlangsung di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Senin (6/4/2015). Siapa saja
yang berhak mendapatkan keuntungan ini akan dimumkan pada tanggal 16
April 2016 (recording date), dan pembagian dividen dilaksanakan tanggal
8 Mei 2016. PGAS sendiri tercatat sebagai salah satu saham favorit
investor dan tercatat di kelompok bergengsi LQ45 dan rutin membagi
keuntungan (dividen) kepada pemegang saham. Dividen sendiri
merupakan daya tarik bagi para investor untuk berinvestasi saham. Selain
itu, para investor dapat menikmati kenaikan hasil investasi berupa
kenaikan nilai saham yang dikoleksi.
https://howmoneyindonesia.com/2016/04/06/perusahaan-gas-negara-pgas-
siap-bagikan-rp35-triliun/
 Artikel 2 “Dahlan Ancam Likuidasi BUMN Nonprofit”, akarta [SPFM],
Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan prihatin, terkait adanya BUMN
beromzet setara pedagang bakso. Dahlan berjanji akan melikuidasi
perusahaan milik negara, yang tidak memiliki prospek bisnis, dan terus
menderita kerugian. BUMN yang memiliki skala usaha sangat kecil, harus
dilikuidasi. BUMN itu didirikan sesuai dengan tugasnya, antara lain untuk
memberi kontribusi kepada APBN, dan memberi pelayanan kepada publik
dan keperintisan. Dahlan mengatakan pengelolaan BUMN, harus realistis
tidak hanya sekedar membuat perusahaan tetap hidup, tetapi juga harus
mampu berdiri sendiri tanpa suntikan dana dari pemerintah. BUMN juga
harus mampu bersaing, dengan perusahaan swasta sejenis. Sehingga
perusahaan juga harus mencapai profit yang lebih baik lagi.
Restrukturisasi BUMN Energi, yang melibatkan PT PLN, PT Pertamina,
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), dan termasuk PT Energy
Management Indonesia (EMI) itu, diharapkan mampu menciptakan
efisiensi perusahaan.
http://www.solopos.com/2012/04/19/dahlan-ancam-likuidasi-bumn-non-
profit-289318
 Artikel 3 JAKARTA – Harga saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk (PGAS), badan usaha milik negara di sektor infrastruktur dan
distribusi gas, tercatat telah menguat 40,5% dalam perdagangan satu bulan
terakhir. Jika pada Jumat, 1 Juli 2016 saham Perusahaan Gas Negara atau
PGN tercatat Rp2.340, maka pada penutupan perdagangan Jumat, 29 Juli
2016, saham PGN tercatat berada di level Rp3.290. Edwin Sebayang,
Head of Research PT MNC Securities, mengatakan penggabungan dua
perusahaan BUMN energi akan berdampak positif, baik untuk PGN
maupun Pertamina. “Penggabungan akan berdampak positif, baik dari sisi
bisnis, distribusi dan manajemennya. Saat ini yang masih ditunggu adalah
penggabungan seperti apa yang akan dilakukan,” kata dia, Senin (1/8).
Menurut Berly, tingkat kenaikan yang begitu tinggi mengindikasikan
bahwa pasar memang menilai holding BUMN energi menguntungkan.
Apalagi, perusahaan energi yang memang seharusnya semi monopoli atau
irregulated monopoly, yaitu pengaturan dalam satu perusahaan. “Investor
juga melihat bahwa holding memang menguntungkan. Pasalnya, holding
menjadikan perusahaan lebih efisien, terjadi cost saving, maka profit juga
akan lebih tinggi sehingga dividen juga akan lebih tinggi,” tandas dia.
(RA/EA)
http://www.dunia-energi.com/holding- bumn-energi- direspon-positif-
saham-pgn- melonjak-405/

 Artikel 4
https://www.slideshare.net/hendra_adijaya/analisis-15451957

3.4 STRATEGI PERUSAHAAN GAS NEGARA

Strategi Perusahaann PGN mencari solusi strategis untuk menjamin suplai


bagi para konsumennya dan mencegah kelangkaan gas bumi di beberapa wilayah.
PGN mempunyai 2 strategi penting yaitu :

a. Strategi Infrastruktur

PGN memproyeksikan pencapaian visi melalui upaya-upaya transformasi


dalam beberapa tahapan, yaitu: tahap perkuatan pondasi dan kapabilitas internal
yang telah dimiliki, diikuti tahap perluasan kapabilitas pada area-area usaha baru.
Area-area usaha baru dipilih untuk mencapai sasaran strategis pemenuhan
pasokan gas, perkuatan usaha eksisting, peningkatan keuntungan, pemanfaatan
kapabilitas yang dimiliki, dan diversifikasi usaha di luar usaha eksisting.

Tahap selanjutnya merupakan tahap perbaikan yang berkelanjutan dan


ekspansi usaha yang agresif sebagai tahap perwujudan sebagai perusahaan kelas
dunia. Sebagai bagian dari pelaksanaan. PGN membagi area bisnisnya menjadi
empat Unit Bisnis Strategis dengan fokus geografis masing-masing:

 SBU Distribusi Wilayah I, mencakup area Sumatera Selatan hingga Jawa


Barat (termasuk Jakarta – Bogor)
 SBU Distribusi Wilayah II, mencakup Jawa Timur
 SBU Distribusi Wilayah III, mencakup Sumatera Utara, Pekanbaru dan
Kepulauan Batam
 SBU Transmisi, mencakup jaringan transmisi di Sumatera Selatan dan
Jawa

Selain itu, anak perusahaan PGN, PT Transportasi Gas Indonesia, mengelola


bisnis transmisi gas bumi untuk jaringan Grissik-Duri dan Grissik-Singapura.

b. Strategi Pemasaran

PGN fokus kepada upaya meningkatkan pelayanan dan kepuasan


pelanggan.Sehingga untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar
ada beberapa hal yang dilakukan oleh PGN, diantaranya adalah:

 Rutin melakukan temu pelanggan, sharing session dan visitasi Account


Executive ke lokasi pelanggan untuk lebih mendengar keluhan dan
masukan dari pelanggan dan menyampaikan informasi terkini seputar
bisnis gas bumi. Semua kegiatan tadi diadakan di semua SBU dan/atau
Area Penjualan dan Layanan yang ada di PGN.
 Membuat mekanisme pembayaran melalui PPOB (Payment Point Online
Bank) dengan bank nasional. Dengan PPOB ini pelanggan rumah tangga
dan pelanggan kecil yang dulu harus membayar tagihan gas di loket kantor
PGN dan datanya belum terintegrasi ke system billing PGN, kini dapat
membayar tagihan melalui bank dan langsung terkoneksi dengan sistem
billing PGN.
 Aktif mencari tambahan pasokan gas baru.Untuk memenuhi pemintaan
energi gas bumi yang besar, PGN aktif mencari tambahan pasokangas
baru. Salah satu langkah yang ditempu adalah menjalin
kerjasama/perjanjian jual beli dengan BUMN/BUMD yang memiliki
kontrak/jatah alokasi gas. Melalui sinergi dengan BUMN/BUMD, utilisasi
gas bumi dapat segera dilaksanakan karena infrastruktur PGN sudah siap
dan dapat menekan biaya bagi BUMN/BUMD karena mereka tidak perlu
mengalokasikan dana dan mencari pinjaman untuk membangun
infrastruktur baru.

http://ichax.mhs.narotama.ac.id/2014/03/11/tugas-manajemen-strategik/

3.4.1 Strategi Biaya PGN

Menurut Porter’s (1980) mengenai strategi kompetitif, ia percaya


bahwa ada banyak tipe strategi yang berbeda dengan sistem pengendalian
karyawan yang spesifik. Michael porter (1980) berpendapat bahwa tidak
terdapat banyak jenis strategis yang berbeda secara spesifik dari sistem kontrol
yang digunakan. Dia mengusulkan SBU untuk mengalahkan organisasi lain
dalam industri tertentu yakni dengan biaya rendah dan diferensiasi.

Keunggulan biaya (low cost), adalah strategi mengefisienkan


seluruh biaya produksi sehingga menghasilkan produk atau jasa yang bisa
dijual lebih murah dibandingkan pesaing. Strategi harga murah ini fokusnya
pada harga, jadi biasanya produsen tidak terlalu perduli dengan berbagai
faktor pendukung dari produk ataupun harga yang penting bisa menjual
produk atau jasa dengan harga murah kepada konsumen. Warung Tegal
misalnya mengandalkan strategi harga. Mereka tidak perduli dengan
kenyamanan orang ketika makan, bahkan juga dengan kebersihan, yang
penting bisa menawarkan menu makanan lengkap dengan harga yang sangat
bersaing.

Differensiasi, adalah strategi memberikan penawaran yang berbeda


dibandingkan penawaran yang diberikan oleh kompetitor. Strategi
differensiasi mengisyaratkan perusahaan mempunyai jasa atau produk yang
mempunyai kualitas ataupun fungsi yang bisa membedakan dirinya dengan
pesaing.

Berdasarkan hasil analisis VRIO, PGN memiliki berbagai


keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustained competitive advantage), baik
keunggulan berbasis diferensiasi maupun keunggulan berbasis biaya.
Keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustained competitive advantage)
berbasis diferensiasi yang dimiliki PGN adalah:

(1) tim operasional yang handal;


(2) jaringan pipa distribusi yang terintegrasi;
(3) jaringan pipa transmisi yang terintegrasi;
(4) gas station;
(5) standar kualitas pelayanan;
(6) success factor system;
(7) tim helpdesk sebagai IT support; dan
(8) tripple bottom line.
Sedangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustained
competitive advantage) berbasis biaya yang dimiliki PGN adalah:
(1) automatic meter reader (“AMR”) dan sistem supervisory control and data
acquisition (“SCADA”);
(2) gas management system (“GMS”);
(3) geographical information system (“GIS”);
(4) customer relationship management (“CRM”);
(5) pengelolaan server;
(6) operation excellence; dan
(7) ekspansi dan diversifikasi bisnis di sepanjang rantai nilai gas bumi melalui
pembentukan anak perusahaan.

Perusahaan Gas Negara (PGN) dalam strategi biayanya lebih


menggunakan diferensiasi, ini diperkuat dengan artikel yang menyatakan
“Menilik Bisnis PGN yang Tak Lagi Hanya Jualan Gas Pipa” Jakarta -
Mendengar PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, yang terlintas dalam
benak orang tak lain adalah perusahaan yang menjual gas bumi lewat
sambungan pipa. Namun demikian, seiring dinamika pasar, perusahaan gas
pelat merah ini mulai jor-joran menggarap banyak segmen pasar baru dengan
bermacam inovasi produk baru. Direktur Komersial PGN, Danny Praditya,
menjelaskan program Solusi PGN 360 merupakan bagian dari upaya PGN
untuk tidak hanya menjual energi seperti gas bumi, tetapi juga business
sustainability kepada pelanggan, yakni penyediaan jasa penunjang layanan
gas, seperti listrik dari gas.

“Pelanggan butuhnya apa? Ternyata tak hanya jualan gas, kalau gas
sesuatu yang tak bisa di- differensiasi, hanya gas di pipa, jadi yang dilakukan
itu layanannya. Kita punya tema baru PGN 360 Solution, jadi PGN secara
grup ada 8 anak usaha dengan berbagai macam usaha penunjang PGN di gas
bumi,” katanya kepada detikFinance, di kantor pusat PGN, pekan lalu.
Menurut dia, masih banyak pasar terbuka yang bisa ditunjang oleh layanan gas
PGN, seperti penyediaan listrik sampai pendingin udara untuk gedung.
Masyarakat bisa menikmati efisiensi dari energi yang berasal dari gas dalam
berbagai bentuk. Bahkan pelanggan tak perlu berinvestasi membangun
infrastrukturnya.

“Kami punya cucu perusahaan namanya Widar, buat pelengkap listrik


PLN. Jadi kalau ada beberapa klien kita mereka pakai PLN tapi mereka harus
punya back up, misalnya sekarang pakai diesel genset. Bisa pakai listrik yang
kami hasilkan dari gas PGN,” terang Danny.

“Ada saatnya aku enggak mau investasi, aku mau pakai saja, ya sudah
kami yang melakukan investasi, kami yang bangun, Anda tinggal bayar
listriknya. Tapi nanti dari saving itu kamu bayar, kami coba approach seperti
itu dorong pelanggan kami ke gas, di beberapa tempat sudah jalan, kami
jemput bola.” ungkap Danny.

Dia mencontohkan, selain listrik, beberapa diffensiasi produk gas lainnya


yakni penyediaan pendingin udara untuk skala besar. Dirinya mengklaim
penggunaan gas pada berbagai perangkat tersebut lebih efisien ketimbang
listrik dan energi fosil lainnya. “Kami juga sediakan cooler, kayak di gedung
PGN ini. Gas itu lebih efisien, dibangkitkan listriknya lewat panas yang
dihasilkan dari gas, kemudian gas engine diserap buat jadi pendingin. Saat ini
tak bisa kami jualan gas saja tanpa memikirkan klien ini butuh apa? Kemudian
mereka untuk bisa pakai gas perlu apa, kebutuhan gas berapa persen, dan
berapa sensitif harga gas pada biaya mereka,” pungkas Danny. (idr/wdl)

https://www.google.com/url?
q=https://finance.detik.com/energi/3457497/menilik-bisnis-pgn-yang-tak-lagi-
hanya-jualan-gas-
pipa&ust=1508599440000000&usg=AFQjCNGxT7dpIS9JTGBwTMhBqKH
8-hrPBQ&hl=en&source=gmail

3.5 OPERASI PERUSAHAAN

Sebagai BUMN yang bergerak dalam bidang usaha transmisi dan distribusi
gas bumi, mengacu pada UU Minyak dan Gas Bumi No. 22 Tahun 2001, yang
mengharuskan adanya pemisahan entitas yang bergerak di bidang hulu dan hilir,
serta untuk kepentingan manajemen dalam menjalankan kegiatan operasinya,
PGN membagi 4 (empat) segmen usaha pokok, yaitu

(1) Segmen Usaha Transmisi/Transportasi,


(2) Segmen Usaha Distribusi/Niaga,
(3) Segmen Usaha Minyak dan Gas, dan
(4) Segmen Usaha Lainnya berupa telekomunikasi, LNG, pengelolaan dan
penyewaan gedung dan peralatan, serta sewa (financial lease).
Tahun 2016 merupakan tahun implementasi transformasi PGN tahap II (2016-
2020) yaitu optimalisasi potensi penuh untuk menjadi perusahaan energi
terkemuka berkelas dunia di Indonesia. Transformasi tahap II diinisiasi dengan
restrukturisasi organisasi pengelola aktivitas transmisi/transportasi serta
distribusi/niaga, agar lebih efektif dan strategis untuk menjadi active advisor.
Aktivitas PGN, sebagai induk usaha, yang aktif secara operasional semakin
berkurang dan dialihkan dengan penguatan aktivitas operasional ke Entitas Anak.
Pada tahap ini, restukturisasi organisasi dilakukan dengan membentuk dua unit
bisnis untuk mengelola aktifitas operasional demi tercapainya target operasional
perusahaan dengan lebih efektif dan efisien.
PGN membentuk dua unit bisnis yaitu Business Unit Infrastructure and
Operations (BUIO) sebagai pengelola infrastruktur dan Business Unit Gas
Product (BUGP) sebagai pengelola komoditas gas bumi serta layanan pelanggan.
Masing-masing business unit akan mengupayakan aktivitas-aktivitas untuk
optimalisasi pencapaian terhadap target operasional, baik mengenai pertumbuhan
dan tingkat utilisasi infrastruktur maupun tentang pertumbuhan volume penjualan
dan kepuasan pelanggan. Adanya restrukturisasi ini, tidak berdampak pada pada
pelayanan PGN terhadap pelanggan maupun calon pelanggan PGN.
Segmen usaha distribusi/niaga adalah kegiatan penyaluran dan penjualan
gas bumi ke pengguna akhir baik untuk industri, pembangkit listrik, komersial dan
rumah tangga dengan menggunakan berbagai moda, baik pipa maupun non-pipa.
Segmen usaha ini dikelola oleh PGN dan Entitas Anak GEI.

Wilayah kegiatan usaha distribusi dan niaga PGN tersebar di beberapa


kota/kabupaten di Indonesia. Kegiatan operasional usaha distribusi dan niaga
tersebut dikelola oleh Sales Area di masing–masing kota/kabupaten. Saat ini PGN
memiliki 19 Sales Area yang menjalankan kegiatan usaha distribusi dan niaga.

Untuk keperluan pembahasan di dalam Laporan Tahunan ini, dari 19 Sales


Area eksisting tersebut dikelompokkan menjadi 3 Regional Distribution (RD)
yaitu:

 RD I: meliputi Sales Area Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang, Tangerang,


Cilegon, Lampung, Palembang dan Cirebon.
 RD II: meliputi Sales Area Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Semarang,
Tarakan dan Sorong.
 RD III: meliputi Sales Area Medan, Batam, Pekanbaru dan Dumai.

3.6 TERKAITAN ANTARA JENIS REPONSIBILITY CENTER DENGAN


SCOPE BISNIS DAN OPERASI PERUSAHAAN PGN
Pada Perusahaan Gas Negara, antara scope ataupun ruang lingkup memiliki

3.7 ANALISIS TUJUAN, SCOPE DAN OPERASI PERUSAHAAN


DENGAN STRATEGI YANG DIPILIH PGN

PGN dalam tujuannya yaitu Memberikan keahliannya, energi dan


infrastruktur yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
Indonesia secara jangka panjang. Dengan ruang lingkup (scope) yang
merupakan perusahaan domestik atau perusahaan nasional di Indonesia yang salah
satunya memberikan kontibusi dalam peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan melalui kemandirian energi dan upaya konservasi
lingkungan. Dan ditambah ruang lingkup usaha yang lebih luas. Selain di bidang
distribusi gas bumi, juga bidang yang lebih ke sektor hulu, yakni bidang tranmisi,
dimana PGN berfungsi sebagai transporter. Operasi perusahaan PGN dengan
kegiatan bidang usaha PGN adalah pengangkutan dan niaga gas bumi. Untuk
operasional kegiatan yang dilakukan perusahaan yaitu kepentingan manajemen
perusahaan, dalam menjalankan kegiatan usahanya, PGN membagi empat segmen
usaha pokok :
(1) Segmen Usaha Transmisi/Transportasi,
(2) Segmen Usaha Distribusi/Niaga,
(3) Segmen Usaha Minyak dan Gas, dan
(4) Segmen Usaha Lainnya berupa telekomunikasi, LNG, pengelolaan dan
penyewaan gedung dan peralatan, serta sewa (financial lease).
Hubungannya dengan strategi pada PGN yaitu bahwa strategi yang digunakan
oleh perusahaan PGN sudah sesuai dengan tujuan, scope, dan operasi perusahaan.
Strategi merupakan cara bagaimana tujuan itu dapat tercapai, dilihat dari scope
dan operasi PGN. Dari analisis sebelumnya dapat diketahui bahwa strategi pada
PGN mencakup mencari solusi strategis untuk menjamin suplai bagi para
konsumennya dan mencegah kelangkaan gas bumi di beberapa wilayah. Tentu
saja sesuai dengan tujuan, ruang lingkup (scope) yang berupa perusahaan
nasional, dan operasi perusahaannya dibidang pengangkutan dan niaga gas bumi.
PGN lebih focus terhadap strategi dimana jika strategi tersebut terwujud dan dapat
dijalanakan sesuai dengan scope dan operasi perusahaan, tentu saja dapat dengan
mudah mencapai tujuan perusahaan.

3.8 HARGA TRANSFER

Pada Perusahaan Gas Negara mengenai transfer pricing, PGN diwajibkan


membuat penyusunan transfer pricing, menurut

- PER-43/PJ/2010 tanggal 6 Sept 2010 PGN mulai menyusun dokumen


Transfer Pricing untuk tahun pajak 2010, karena PGN memiliki beberapa
transaksi dengan anak/afiliasi yang melebihi 10 juta rupiah.
- PER-43/PJ/2010 diubah dengan PER-32/PJ/2011 tanggal 11 Nov 2011.
PGN tetap memenuhi kewajiban penyusunan dokumen Transfer pricing
karena memperoleh fasilitas penurunan tariff PPh Badan sesuai PP No. 81
tahun 2007 sttd. PP No. 56 Tahun 2015 dan memiliki transaksi dengan
Anak/afiliasi dengan nilai lebih dari 10 Milyar Rupiah
- PMK No. 213/PMK.03/2016 yang berlaku sejak 30 Des 2016, PGN
memenuhi criteria sebagai entitas induk dengan bruto konsol lebih dari 11
Triliyun.
Jenis transaksi afiliasi PGN Group
Akibat bagi PGN Group mengenai berlakunya ketentuan PMK No. 213/PMK.03/2016

1. Menambah beban administrasi penyusunan dan penyimpanan dokumen penentu harga yang ter

Anda mungkin juga menyukai