Anda di halaman 1dari 27

UNIVERSITAS TRILOGI

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JAKARTA
2017

Universitas Trilogi | i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kasih
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas matakuliah Akuntasi Sektor Publik
yaitu penulisan makalah yang berjudul STANDAR AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK. Selama proses penulisan makalah ini, kami menerima sangat banyak
bantuan dari berbagai pihak berupa dukungan. Oleh karena itu, kami ingin
mengucapkan terima kasih yang teristimewa kepada pihak-pihak yang membantu
kami, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih ini saya
persembahkan kepada Bapak Afrizal selaku dosen matakuliah Akuntansi Sektor
Publik Universitas Trilogi yang telah memberikan tenaga, ilmu dalam
memberikan tugas matakuliah Akuntansi Sektor Publik ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang telah ditulis ini mungkin masih jauh
dari kesempurnaan karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata, untuk itu
kritik dan saran dari dosen maupun teman-teman sangat berarti demi perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang telah kami susun ini
dapat bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca dan pelajar yang sedang
menuntut ilmu.

Jakarta, 23 Oktober 2017

Penulis

Universitas Trilogi | ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................ 2

1.4 Manfaat .......................................................................................... 2

II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 3

2.1 Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah ...................................... 3

2.2 Tujuan Standar Akuntansi Pemerintah .......................................... 6

2.3 Kedudukan Standar Akuntansi Pemerintah ......................................

2.4 Ruang Lingkup Standar Akuntansi Pemerintah ................................

2.5 Indikator Standar Akuntasi Pemerintah ............................................

III. PEMBAHASAN ................................................................................ 9

3.1 Ketatnya Sistem Pengendalian PT Garuda Indonesia .................... 9

3.1.1 Ketatnya Pengendalian Hasil ................................................ 9

3.1.2 Ketatnya Pengendalian Tindakan ....................................... 13

3.1.1 Ketatnya Pengendalian Kultural/Personel .......................... 14

Universitas Trilogi | iii


3.2 Biaya Sistem Pengendalian PT Garuda Indonesia ....................... 17

IV. KESIMPULAN ................................................................................ 23

IV. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 24

Universitas Trilogi | iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik, pemerintah terus melakukan
usaha-usaha untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara. Usaha reformasi keuangan negara mencakup bidang peraturan
perundang-undangan, kelembagaan, sistem, dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia.

Gagasan perlunya standar akuntansi pemerintahan sebenarnya sudah lama ada,


namun baru pada sebatas wacana. Seiring dengan berkembangnya akuntansi di
sektor komersil yang dipelopori dengan dikeluarkannya Standar Akuntansi
Keuangan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (1994), kebutuhan standar akuntansi
pemerintahan kembali menguat. Oleh karena itu Badan Akuntansi Keuangan
Negara (BAKUN), Departemen Keuangan mulai mengembangkan standar
akuntansi.

Seperti dalam organisasi komersial (commercial organization), para


pengambil keputusan dalam organisasi pemerintah pun membutuhkan informasi
untuk mengelola organisasinya. Selain sebagai dasar sebagai pengambilan
keputusan, informasi juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan
pertanggungjawaban pengelolaan organisasi terhadap pihak lain. (Baldric Siregar
dan Bonni Siregar, 2001: 1)

Oleh karena itu, pemerintah memerlukan suatu standar akuntansi di bidangnya


tersendiri dalam menjalankan aktivitas layanan kepada masyarakat luas. Dengan
ditetapkannya PP SAP maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah
memiliki suatu pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional. Hal ini menandai
dimulainya suatu era baru dalam pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD
dalam rangka memenuhi prinsip transparasi dan akuntabilitas.

Universitas Trilogi | 1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apa Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik ?


2. Apa Tujuan Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik ?
3. Bagimana Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik di
Indonesia ?
4. Apa Man8aat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik ?
5. Bagimana Pertimbangan Pemilihan Dasar Akrual ?
6. Apa Keuntungan Dasar Akrual ?
7. Apa itu Standar Akuntansi Pemerintahan ?
8. Bagaimana overview - International Publik Sektor Accounting Standards ?
9. Independensi dan UU No 17 Tahun 2003 ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis bermaksud untuk mengulas


mengenai Standar Akuntansi Sektor Publik.

Tujuan :

Berdasarkan maksud diatas penyusun bertujuan.

1. Untuk mengetahui Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik.


2. Untuk mengetahui Tujuan Pen/usunan Standar Akuntansi Keuangan
Sektor Publik.
3. Untuk mengetahuiPerkembangan Standar Akuntansi Keuangan Sektor
Publik di Indonesia.
4. Untuk mengetahui Man8aat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik.
5. Untuk mengetahui Pertimbangan Pemilihan Dasar Akrual.
6. Untuk mengetahui Keuntungan Dasar Akrual.
7. Untuk mengetahui Apa itu Standar Akuntansi Pemerintahan.
8. Untuk mengetahui overview- International Publik Sektor Accounting
Standards.
9. Untuk mengetahui Independensi dan UU NO 17 Tahun 2003.

Universitas Trilogi | 2
1.4 Manfaat

Sesuai dengan tujuan diatas penelitian ini memiliki manfaat diantaranya.

1. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat memahami pemahaman terhadap


Standar Akuntansi Sektor Publik.
2. Bagi dosen, agar dapat mengevaluasi dan memberikan penilaian kepada
mahasiswa mengenai pemahaman terhadap Standar Akuntansi Sektor
Publik.

Universitas Trilogi | 3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Standar Akuntasi Pemerintah

Adapun pengertian standar akuntansi pemerintahan yang dinyatakan oleh para


ahli sebagai berikut:

Menurut Tanjung (2012) dalam Vicky Agustiawan (2013) mengemukakan


bahwa: Standar akuntansi pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah, yang
terdiri atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD), dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan akuntansi pemerintahan, serta peningkatan kualitas LKPP dan
LKPD.

Menurut Indra Bastian (2010:138) dan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun


2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan mengemukakan bahwa: Standar
akuntansi pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Standar

Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi dalam menyusun dan

menyajikan laporan keuangan pemerintah.

2.2 Tujuan Standar Akuntansi Pemerintahan

Adapun tujuan standar akuntansi pemerintahan yang dinyatakan oleh para ahli
sebagai berikut:

Menurut Indra Bastian (2010:138) tujuan Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) adalah Meningkatkan akuntabilitas dan keandalan pengelolaan keuangan

pemerintah.

Universitas Trilogi | 4
Sedangkan menurut Nurlan Darise (2008:39) mengemukakan bahwa:
Standar akuntansi pemerintahan digunakan sebagai pedoman dalam rangka
menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa
laporan keuangan yang setidak-tidaknya meliputi laporan realisasi anggaran,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan tujuan yang dikemukakan diatas dapat dikatakan bahwa


tujuan standar akuntansi pemerintahan adalah pedoman dalam penyusunan
laporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD
untuk meningkatkan akuntabilitas dan keandalan pengelolaan keuangan
pemerintah.

2.3 Kedudukan Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar akuntansi pemerintahan ditetapkan dengan peraturan pemerintah yaitu


Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.

Adapun kedudukan standar akuntansi pemerintahan yang dinyatakan oleh

Indra Bastian (2010:139) sebagai berikut:

1) Sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Standar


Akuntansi Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2) Setiap entitas pelaporan pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib
menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Pada penerapannya,
muncul kebutuhan akan upaya pengharmonisasian berbagai peraturan baik
di Pemerintah pusat maupun di Pemerintah daerah dengan SAP.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa standar akuntansi


pemerintahan ditetapkan dengan peraturan pemerintah, setiap pemerintah pusat
dan daerah harus menerapkan standar akuntansi pemerintah daerah.

2.4 Ruang Lingkup Standar Akuntansi Pemerintahan

Adapun ruang lingkup standar akuntansi pemerintahan yang dinyatakan oleh


Deddi Nordiawan (2007:123) mengemukakan bahwa: Standar Akuntansi

Universitas Trilogi | 5
Pemerintahan diterapkan di lingkup pemerintahan, baik di pemerintah pusat dan
departemendepartemennya maupun di pemerintah daerah dan dinas-dinasnya.
Penerapan standar akuntansi pemerintahan di yakini berdampak pada peningkatan
kualitas pelaporan keuangan di pemerintah pusat dan daerah.

Sementara menurut Indra Bastian (2010:139), ruang lingkup Standar


Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai berikut: SAP ditetapkan di lingkup
pemerintah, yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan organisasi di
lingkungan pemerintah pusat/daerah, jika menurut peraturan perundang-undangan
satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan. Dapat
dikatakan bahwa ruang lingkup dari standar akuntansi pemerintahan adalah
pemerintah pusat dan daerah serta organisasi dilingkungan pemerintah
pusat/daerah.

2.5 Indikator Standar Akuntansi Pemerintahan

Menurut Indra Bastian (2010:140) dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun


2010 tentang Standar Akuntasi Pemerintahan, penyajian laporan keuangan terdiri
sebagai berikut:

1) Basis akrual
2) Komponen laporan keuangan
3) Periode pelaporan

Adapun penjelasan indikator standar akuntansi pemerintahan yaitu sebagai


berikut:

1) Basis akrual.

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah yaitu


basis akrual. Entitas pelaporan menyelenggarakan akuntansi dan penyajian
laporan keuangan dengan menggunakan basis akrual baik dalam pengakuan
pendapatan dan beban, maupun pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas.

2) Komponen laporan keuangan.

Universitas Trilogi | 6
Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan
terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan
finansial, sehingga seluruh komponen menjadi sebagai berikut:

1. Laporan Realisasi Anggaran.


2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.
3. Neraca.
4. Laporan Operasional.
5. Laporan Arus Kas.
6. Laporan Perubahan Ekuitas.
7. Catatan atas Laporan Keuangan.
3) Periode Pelaporan

Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.


Dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas berubah dan laporan
keuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau
lebih pendek dari satu tahun, entitas pelaporan mengungkapkan informasi
berikut:

1. Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun.


2. Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan tertentu seperti
arus kas dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.

Universitas Trilogi | 7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Ketatnya Sistem Pengendalian

3.1.1 Ketatnya Pengendalian Hasil

Berdasarkan hasil tinjauan terhadap sistem pengendalian hasil yang


diterapkan PT. Garuda Indonesia, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
pengendalian hasil dilakukan secara efektif, sehingga dapa memberikan
keyakinan yang memadai pula bahwa tujuan dari pengendalian akan tercapai.
Pengendalian hasil mampu mengatasi masalah dalam perusahaan. Bahkan
dengan peningkatan kerja karyawannya. Ini terbukti dengan adanya
penghargaan berupa five star airlinesyang merupakan penghargaan tertinggi
di bidang pelayanan jasa penerbangan internasional pada tahun 2014.
Pendapatan yang meningkat dari tahun 2011-2013 , lingkungan kerja yang
baik, aman dan mendukung bagi karyawan, karyawan yang kompeten,
termotivasi, dan paham akan keinginan pimpinan, serta komitmen akan sistem
pengendalian manajemen yang berjalan membuat PT Garuda mencapai tujuan
pendapatan optimal dan pelayanan yang memuaskan.

1.1.1.1 Definisi Hasil yang diinginkan

Dikatakan keberhasilan pengendalian hasil yang ketat karena


memiliki :

a. Kesesuaian

Tujuan pada PT Garuda Indonesia yaitu untuk mendapatkan


pendapat yang optimal dan memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada para konsumennya. Permasalahan yang sering dikeluhkan oleh
pelanggan adalah ketepatan waktu pemberangkatan dan kedatangan
pesawat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perusahaan
menerapkan On-Time Performance. Dalam program ketepatan waktu

Universitas Trilogi | 8
setiap pesawat yang terlambat pergi selalu diawasi dan dievaluasi.
Bahkan bagi pihak yang menghambat keberangkatan pesawat akan
diberikan teguran. Kebiasaan-kebiasaan yang dapat menimbulkan
keterlambatan pemberangkatan, seperti kebiasaan para pejabat tinggi
yang sering meminta agar pesawat menunggu hingga mereka sampai di
bandara, dihapuskan. Kebiasaan tersebut dihapuskan dengan mengubah
sikap mental seluruh petugas dan kepada mereka diberikan bonus atas
ketepatan waktu.

b. Spesifikasi

Dengan peningkatan kualitas layanan, diharapkan dapat


meningkatkan kepuasan pengguna jasa Garuda IndonesiaTbk. Hal ini
terbukti dengan meningkatnya pengguna layanan Garuda Indonesia Tbk
pada Q1 2014, yaitu meningkat 15,6 % jika dibandingkan dengan
penumpang pada periode yang sama pada tahun 2013. Peningkatan
jumlah penumpang ini akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Atas
peningkatan pendapatan ini akan diberikan bonus kepada pegawai.

c. Komunikasi dan internalisasi

Sesuai dengan yang disebutkan dalam buku merchant bahwa


komunikasi dan internalisasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa
ketat pengendalian hasil yang digunakan dengan cara
mengkomunikasikan target kerja secara efektif dan menginternalisasikan
target tersebut kepada pihak yang diberi tanggung jawab berdasarkan
prestasinya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwa saat pihak


garuda menentukan target yang akan dicapai misalnya pada bagian
penjualan maka pihak karyawan yang sudah diberi tanggug jawab dan
beberapa karyawan ahli lainnya harus mengkomunikasikan target
tersebut sesering dan sedetail mungkin dengan pembahsan misalnya
bagaimana cara dan kapan target tersebut harus tercapai.

Universitas Trilogi | 9
Berdasarkan teori juga disebutkan bahwa ada beberapa faktor yang
menentukan bagaimana caranya agar komunikasi dan internalisasi ini
bisa berjalan dengan baik yaitu, kualifikasi karyawan yang terlibat,
tingkat terkontrolnya area hasil pengukuran yang diketahui, tujun yang
beralasan, dan besarnya prtisipasi yang diperbolehkan dalam proses
penentuan tujuan. Dengan adanya kualifikasi karyawan yang tepat maka
kemungkinan untuk mencapai target bisa dikatakan berjalan dengan baik
karena dengan hal itu maka setiap tugas yang diberikan pada seluruh
karyawan bisa dikerjakan dengan cepaat , tepat dan sesuai dengan
keinginan. Dan juga dengn adanya area kontrol hasil,dengan adanya
pengontrolan pada area ini maka karyawan dapat berhati-hati dalam
mengerjakan tugas sehingga pekerjaan yang mereka kerjakan bisa sesuai
dengan keinginan dan target pun tercapai. Kemudian ada tujuan yang
jelas hal ini merupakan bagian yang sangat penting karena semua
pekerjaan yang akan dimulai itu berawal dari tujuan. Dan faktor yang
terakhir itu adalah besarnya partisipasi yang diperbolehkan dalam proses
penentuan tujuan, hal ini menunujakan bahwa yang bisa ikut dalam
mentukan tujuan dan target itu hanya beberapa pihak internal saja yang
sudah ahli dalam bidang tersebut.

d. Kelengkapan

Kelengkapan merupakan persyaratan akhir untuk ketatnya


pengendalian hasil. Kelengkapan berarti bahwa area hasil yang
didefinisikan dalam SPM termasuk semua bagian yang diharapkan
memiliki kinerja yang bagus dan ketika karyawan yang terlibat dapat
berpengaruh. Berdasarkan teori diatas dapat diketahui bahwa
kelengkapan Garuda ini berupa target yang tercapai sesuai dengan
keinginan Garuda dan semua kinerja karyawan yang terlibat
berpengaruh terhadap hasil tersebut. Pada Garuda ada beberapa target
yang digunakan untuk meningkatkan jumlah penumpang seperti pada
tahun 2015 pihak Garuda meluncurkan e-Card GarudaMiles yang

Universitas Trilogi | 10
dihadirkan dalam bentuk fitur digital card pada menu garuda Indonesia
Mobile Apps.

Sejak diluncurkan, Mobile Apps Garuda Indonesia telah diunduh


hampir 600.000 kali dan mendongkrak akuisisi pengguna e-Card
GarudaMiles menjadi 200.000 anggota. Selama tahun 2015, Garuda
Indonesia mencetak peningkatan akuisisi anggota Garuda Miles melalui
program co-brand kartu credit dan GARUDA BNI Credit Card. Garuda
Indonesia Citi Card mengalami peningkatan jumlah anggota hingga 31%
dan GARUDA BNI Cedit Card mencatatkan kenaikan jumlah pengguna
hingga 3,6x. Dengan berhasilnya tujuan yang ditentukan pihak garuda
tersebut dapat dikatakan bahwa pihak Garuda Indonesia memenuhi
tingkat kelengkapan ini.

3.1.1.2 Pengukuran Kinerja

Penilaian kinerja karyawan pada PT. Garuda Indonesia


menggunakan metode Rating Scale yang dilaksanakan secara survei
berkala. Yang melakukan penilaian itu sendiri adalahatasan langsung
karyawan. Kriteria-kriteria yang dinilai adalah absensi, kedisiplinan,
kepemimpinan, pencapaian tugas, mutu pekerjaan, keterampilan kerja,
prakarsa dan kepatuhan kerja. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
penilaian kinerja karyawan yaitu tidak cukupnya fakta, dan penilai
cenderung memberikan nilai yang subjektif. Hal-hal seperti ini dapat
diatasi dengan diberikannya bukti pada saat penilaian berlangsung
sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam menilai kinerja karyawan
dan penilaian harus dilakukan dengan cara yang objektif dan relevan.

a. Insentif

PT Garuda Indonesia pada dasarnya jika kinerja karyawan bagus ada


perbedaan di kenaikan gajinya (jika mencapai target) seperti yang ia
terapkan yaitu key performance indicator, selain reward berupa bonus,
pegawai juga mendapatkan reward berupa promosi jabatan. Kalau
Punishment diberikan kepada pegawai dengan task performance yang

Universitas Trilogi | 11
rendah dapat dicopot dari jabatannya tersebut, atau bahkan dilakukan
pemutusan hubungan kerja. Tujuan dari sistem promosi-degradasi ini
adalah untuk mempertahankan pegawai dengan kinerja bagus,
mendukung perubahan, mengembangkan tim unggulan terbaik,
memperoleh calon pengganti untuk key position, memenuhi persyaratan
keahlian di masa depan, memastikan adanya peluang baik pegawai
dengan potensi tinggi serta untuk mendorong pencapaian kinerja yang
maksimal.

3.1.2 Ketatnya Pengendalian Tindakan

Pengendalian tindakan yang dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia, Tbk


sejauh ini telah berjalan secara efektif karena mampu mengatasi masalah
kurangnya pengarahan dan keterbatasan personil. Adapun tipe-tipe
pengendalian tindakan yang dilakukan oleh pihak perusahaan adalah seperti
berikut:
3.1.2.1 Pembatasan Perilaku

PT. Garuda menerapkan pembatasan dan pencegahan pada


karyawannya secara fisik dan administratif. Sehingga karyawan tidak
dapat dengan mudah melakukan hal-hal yang seharusnya tidak
dilakukan. Pembatasan fisik yang dilakukan oleh PT. Garuda adalah
seperti : computer password, kunci maupun sistem pengamanan secara
elektronik. Administrative constraint merupakan batasan-batasan yang
sifatnya administratif dalam bentuk kebijakan atau prosedur yang ada
yang membatasi orang dalam melakukan tindakan tertentu. Kunci lemari
dan ruangan, computer password dan magnetic card untuk ruang
pimpinan. Sedangkan pembatasan administratif adalah seperti:
pemisahan fungsi (bagian marketing dan sales, finance dan bagian
pembukuan), wewenang pengambilan keputusan dan persetujuan dari
atasan.
3.1.2.2 Kajian Pratindakan

Universitas Trilogi | 12
Sebelum PT. Garuda Indonesia mengeluarkan produk/jasa
baru, perusahaan melakukan review untuk mencegah adanya tindakan
yang tidak dikehendaki. Meliputi action plan dari individu yang akan
dikontrol. PT. Garuda Indonesia mempunyai sistem atau cara untuk
mereview dengan cara canggih dan modern, yaitu Litbang. Litbang
memadukan ilmu pengetahuan bertaraf internasional dengan wawasan
konsumen yang luas untuk menghasilkan teknologi yang memuaskan
konsumen diseluruh dunia. Litbang berfungsi untuk menguji dan
mengembangkan suatu produk/jasa yang baru sebelum direalisasikan.

3.1.2.3 Akuntabilitas Tindakan

Tim direksi PT. Garuda meminta karyawan agar


mempertanggungjawabkan apa yang mereka lakukan. Tiap tahun
program pelatihan pegawai pun selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Pelatihan ini terdiri dari general skill, leadership skill, professional skill,
dan sharing session. Manajer dan supervisor juga selalu melakukan
review satu kali dalam seminggu terkait dengan kinerja para
bawahannya. Hal ini untuk mengetahui kualitas kinerja para pegawai
untuk dievaluasi.
3.1.3 Ketatnya Pengendalian Personel/Kultural

Personnel controls membangun kecenderungan pola pikir karyawan


secara alami untuk mengontrol dan memotivasi diri mereka sendiri, PT
Garuda Indonesia Tbk. memiliki personal control antara lain beberapa
submodul HCP SAP.
Cultural control yang terdapat pada PT Garuda Indonesia Tbk antara
lain:
1. Kode etik yang merupakan pernyataan yang bersifat umum dari nilai
perudahaan, komitmen pada para pemangku kepentingan, dan cara
bagaimana pimpinan puncak menginginkan organisasi tersebut berfungsi.
Kode etik dirancang untuk membantu karyawan memahami perilaku
seperti yang diharapkan walau tidak ada aturan atau prinsip yang
mengatur.

Universitas Trilogi | 13
Garuda Indonesia telah mengumandangkan 5 (lima) nilai-nilai
Perusahaan, yaitu eFficient & effective; Loyalty; customer centricitY;
Honesty & Openness dan Integrity yang disingkat menjadi "FLY HI" sejak
tahun 2007, dilanjutkan dengan rumusan code of conduct yang
diluncurkan pada tahun 2008. Tata nilai FLY HI dan etika Perusahaan
merupakan soft structure dalam membangun Budaya Perusahaan sebagai
pendekatan yang digunakan Garuda untuk mewujudkan tata kelola
perusahaan yang baik.
Pada tahun 2011, Perusahaan menetapkan etika bisnis & etika kerja
perusahaan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011.
Etika bisnis dan etika kerja tersebut merupakan hasil penyempurnaan
dari pedoman perilaku (code of conduct) yang diterbitkan melalui Surat
Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
No.JKTDZ/SKEP/50002/08 tanggal 14 Januari 2008 tentang Nilai-nilai
Perusahan dan Pedoman Perilaku (code of conduct) Insan Garuda
Indonesia. Penyempurnaan dilakukan berdasarkan umpan balik dari hasil
proses implementasi internalisasi serta rekomendasi hasil GCG assessment
tahun 2009. Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan merupakan
himpunan perilaku-perilaku yang harus ditampilkan dan perilakuperilaku
yang harus dihindari oleh setiap Insan Garuda Indonesia. Etika dan
perilaku tersebut dalam hubungannya dengan:
1. Hubungan Sesama Insan Garuda.
2. Hubungan dengan Pelanggan, Pemegang Saham dan Mitra Usaha
serta Pesaing.
3. Kepatuhan Dalam Bekerja, mencakup Transparansi Komunikasi dan
Laporan Keuangan; Penanganan Benturan Kepentingan;
Pengendalian Gratifikasi; Perlindungan Tehadap Aset Perusahaan
dan Perlindungan Terhadap Rahasia Perusahaan.
4. Tanggung jawab Kepada Masyarakat, Pemerintah dan Lingkungan.

Universitas Trilogi | 14
5. Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja mencakup: Pelaporan
Pelanggaran; Sanksi Atas Pelanggaran; Sosialisasi dan Pakta
Integritas.
Tata nilai, etika bisnis dan etika kerja merupakan tanggung jawab
seluruh Insan Garuda Indonesia, seperti yang dinyatakan oleh Direktur
Utama dan Komisaris Utama Perusahaan dalam Buku Etika Bisnis dan
Etika Kerja Perusahaan serta sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11
tanggal 11 Maret 2011, ketetapan ketiga bahwa seluruh pegawai
Perusahaan wajib memahmai, menerapkan dan melaksanakan Etika Bisnis
dan Etika Kerja serta menandatangani "Pernyataan Pakta Integritas
Kepatuhan Terhadap Etika Perusahaan."
Internalisasi nilai-nilai dan etika Perusahaan dilakukan secara intensif
melalui berbagai saluran komunikasi, pelatihan dan terintegrasi dengan
sistem penilaian pegawai. Sosialisasi melalui saluran komunikasi internal
perusahaan baik cetak maupun elektronik, tatap muka dan diskusi ke
semua Unit Kerja baik di kantor Pusat maupun di Kantor Cabang serta
melalui program pelatihan. Melalui proses sosialisasi, pada tahun 2011 ini
jumlah pegawai yang telah menandatangani lembar komitmen kepatuhan
terhadap etika Perusahaan telah mencapai 2.980 pegawai dari berbagai
profesi dan unit kerja. Jumlah tersebut berarti sudah mencapai lebih dari
separuh dari total pegawai Perusahaan.
Perusahaan mengimplementasikan whistleblowing system sebagai alat
manajemen untuk membantu Penegakan etika perusahaan. Melalui sistem
ini diharapkan semua pemangku kepentingan mau melaporkan dugaan
pelanggaran etika yang dilakukan oleh oknum pegawai Garuda.
Etika Bisnis dan Etika Kerja serta whistleblowing system
disosialisasikan pula kepada Mitra Usaha sehingga Mitra usaha dapat
membantu proses penegakkan etika di Perusahaan serta bersama-sama
menciptakan lingkungan bisnis yang bersih dan bermartabat.
Tata nilai "FLY HI" dan etika Perusahaan merupakan soft structure
untuk membangun Budaya Perusahaan sebagai pendekatan yang

Universitas Trilogi | 15
digunakan Garuda untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance).

3.2 Biaya Sistem Pengendalian

3.2.1 Biaya Langsung

Pada Garuda Indonesia terdapat biaya langsung yang melekat dalam


operasionalnya yaitu biaya peralatan pesawat, produktifitas dan efektifitas
karyawan, biaya pelayanan pelanggan, biaya akses bandara dan handling, serta
biaya marketing dan promosi.. Selain itu, biaya langsung yang dikeluarkan
Garuda Indonesia juga mencakup reward atas kinerja karyawannya dalam
bentuk insentif maupun bonus. Untuk menjaga agar keuangan yang masuk dan
yang keluar sesuai dengan keputusan pengendalian, PT Garuda Indonesia juga
mengeluarkan biaya untuk Auditor Eksternal KAP Osman Bing Satrio &
Rekan.

3.2.2 Biaya Tidak Langsung

3.2.2.1 Perubahan Perilaku

Kelalaian yang dilakukan oleh para pegawai serta staff pengurus


bandara yang menyebabkan jadwal penerbangan para pelanggan
terhambat (delay) bahkan hingga berjam-jam. Lalu terjadi dugaan
penjualan asset perusahaan ketika kantor Garuda Indonesia dipindahkan
dari Jln. Merdeka Selatan ke daerah Cengkareng.

Dari beberapa kasus negatif yang disebabkan oleh para petinggi


serta manajer yang telah dijabarkan diatas, timbul biaya tidak langsung
dalam pengendalian manajemen PT. Garuda Indonesia yang harus
diselesaikan oleh para manajer dengan tidak terlalu melambungkan
biaya sehingga perusahaan dapat meraih profit yang telah ditentukan
sebelumnya.

Universitas Trilogi | 16
o Perubahan perilaku dan pengendalian hasil

Perubahan perilaku dan pengendalian hasil merupakan situasi


dimana karyawan lebih fokus mengejar hasil yang akan mereka
dapatkan untuk kepentingan pribadi seperti mendapatkan bonus
dan berbagai reward lainnya dibandingkan dengan mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Pada PT. Garuda Indonesia misalnya ada seorang karyawan


yang diberikan tugas untuk meningkatkan penjualan tiket dan
karyawan tersebut akan diberikan bonus oleh pihak perusahaan
jika penjualan tiket benar-benar meningkat. Oleh karen itu
karyawan tersebut lebih fokus mengejar bonus yang akan
didapatkan dibandingkan mengejar target yang sudah seharusnya
dikerjakan. sehingga karyawan tersebut rela menggunakan cara
apa pun agar penjualan meningkat tanpa memikirkan aspek-
aspek pelyanan terbaik yang biasanya diberikan oleh pihak PT.
Garuda Indonesia sehingga hasil yang di dapatkan memang
meningkat namun hal tersebut bisa saja hanya terjadi secara
sementara karena pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengn
harapan para penumpang tersebut baik dari pelayanan maupun
berbagai hal penting lainnya.

Contoh perubahan perilaku lainnya pada Garuda Indonesia


yaitu seperti adanya keterlambatan yang terjadi akibat
keterbatasan personil. Seperti kurangnya pengalaman,
pengetahuan, tingkat keerdasan, training, dan stamina, sehingga
menimbulkan masalah bagi managemen control. Jadi,
keterbatasan yang dimiliki karyawan tidak seimbang dengan
kebutuhan awak yang harus mengoperasikan pesawat.

o Perubahan perilaku dan pengendalian tindakan

Pada perubahan perilaku dan pengendalian tindakan


karyawan akan lebih fokus mengerjakan tugas yang sudah

Universitas Trilogi | 17
diberikan dibandingkan hasil yang harus dicapai. Misalnya saja
karyawan PT Garuda Indonesia diberikan tanggung jawab untuk
meningkatkan penjualan tiket, tetapi karyawan tersebut lebih
fokus dalam mengerjakan bagaimana caranya agar proses
tersebut bisa berjalan dengan baik daripada memikirkan apakah
hasil yang dicapai akan benar-benar baik atau malah sebaliknya.

Pada PT Garuda Indonesia menekankan tindakan apa yang


diterima dan tidak diterima, salah satunya memenuhi ketepatan
jadwal penerbangan pelanggan. Perubahan perilaku pada Garuda
Indonesia misalnya pihak manajemen pada awak pesawat
membuat tidak sinkronnya informasi pada transisi system lama
pada system baru sehingga menyebabkan perbedaan data yang
berdampak pada keterlambatan penerbangan.

o Perubahan perilaku dan pengendalian personel/budaya

Perubahan perilaku dan pengendalian personel/kultural pada


PT Garuda Indonesia bisa terjadi karena adanya salah perekrutan
saat hendak mengerjakan sebuah tujuan sehingga karyawan yang
di rekrut tersebut tidak mengerti dengan jelas apa yang harus
dikerjakan agar tugas yang diberikan tersebut bisa dikerjakan
dengan tepat.

Pada Garuda Airlines peubahan perilaku personel misalnya


karena adanya keluhan customer mengenai layanan yang
diberikan oleh pegawai Garuda Airlines, kemungkinan ini terjadi
karena kurangnya pelatihan atau training yang diberikan dan
kurangnya motivasi.

3.2.2.2 Gamesmanship

a. Menciptakan Sumber Daya Slack

Pada Garuda Indonesia ditetapkan system dimana karyawan


mendapatkan reward ataupun punishment yang dilihat dari kinerja yang

Universitas Trilogi | 18
dicapai, salah satu tolak ukurnya yaitu mengenai anggaran yang
meningkat. Pegawai dievaluasi atas pencapaian anggaran, akan berusaha
menciptakan budget slack yaitu menegosiasikan anggaran yang mudah
dicapai agar aman dari hukuman dan mendapat reward. Contoh seorang
pegawai Garuda Indonesia melakukan pekerjaannya dengan baik,
namun ada yang belum dicapai seperti dengan membuat pelanggan puas
akan kinerjanya misalnya tidak mengembalikan uang kembalian.
Sehingga target anggaran akan terpenuhi dan meningkatkan
kemungkinan menerima evaluasi yang baik dan imbalan yang
berhubungan dengan kinerja. Ini merupakan contoh slack yang mungkin
saja terjadi pada Garuda Indonesia karena takut akan kehilangannya gaji
dan bonus serta teguran jika tidak mencapai target yang dicapai

Namun sekarang dapat dibatasi karena adanya Whistle Blowing


System yang diterapkan Garuda Indonesia yang merupakan sistem
pelaporan pelanggaran yang memungkinkan setiap orang untuk
melaporkan adanya dugaan kecurangan, pelanggaran hukum dan etika
serta misconduct lainnya yang dilakukan oleh Insan Garuda Indonesia,
sehingga dapat mengatasi adanya slack.

b. Manipulasi Data

Manipulasi data yang dilakukan Garuda Indonesia yaitu mengenai


keuangan yang diduga melakukan perubahan dalam laporan keuangan
agar terlihat sehat. Dari bukti yang di dapat bahwa didalam salinan
percakapan jajaran direksi atau BOD memberikan perintah kepada
kepala unit dan kepala bagian akunting PT Garuda Indonesia untuk
memundurkan semua pembayaran hutang. Pemunduran ini dimaksudkan
membuat laporan keuangan menjadi bagus. Selanjutnya, jika
kesepakatan pengunduran hutang telah disepakati terutama dalam bentuk
perjanjian, maka bisa di revisi untuk ditandatangani ulang dan akan
efektif bulan Juli atau Agustus. Disini bukan hanya negosiasi
pembayaran saja melainkan efektivitas perjanjian dan transaksinya.
Dimana seluruh karyawan yang ditugaskan perintah tersebut tidak

Universitas Trilogi | 19
melaksanakannya, maka akan mendapat teguran keras dari jajaran
direksi. Tindakan ini biasanya dilakukan agar kinerja tampak lebih baik
sehingga mencapai target anggaran.

3.2.2.3 Penundaan Pekerjaan

Penundaan pekerjaan disini bisa diartikan bahwa adanya


pekerjaan yang harus diseutujui oleh petinggi PT. Garuda Indonesia
namun karena keberadaannya tidak di tempat maka pekerjaan tersebut
tertunda dan tidak dapat dikerjakan saat itu juga sehingga target yang
telah ditetapkan tidak dapat terpenuhi.

3.2.2.4 Perilaku Negatif

o Perilaku negatif yang disebabkan oleh pengendalian hasil

Salah satu penyebab munculnya perilaku negatif ini adalah


kurangnya komitmen karywan terhadap target kinerja yang
ditetapkan dalam sistem pengendalian hasil. Sebagian besar
karyawan tidak mengerjakan target yang mereka anggap terlalu
sulit, tidak berarti, tidak dapat dikendalikan, gegabah atau lalai(
dan tentu saja ilegal atau tidak etis).

Pada Garuda kami tidak menemukan kasus yang spesifik


mengenai hal ini. Namun melihat dari teori diatas dapat di
jelaskan dengan contoh seperti adanya karyawan garuda yang
tidak serius dan berkomitmen dalam mengejar target yang telah
diberikan dalam meningkatkan penumpang melaui pelayanan
yang baik. Seperti yang kita ketahui Garuda Indonesia
merupakan maskapai penerbangan yang mengutamakan
pelayanan terbaik kepada pelanggannya. Namun beberapa saat
yang lalu ada kasus dimana kapten dari Garuda Indonesia yang
memberikan pelayanan cukup buruk kepada penumpangnya
dengan cara memarahi dua orang penumpang dengan alasan
yang sangat tidak profesional, kedua penumpang tersebut

Universitas Trilogi | 20
protes kepada si kapten karena kapten tersebut memberikn izin
kepada keluarganya untuk masuk keruangan pilot yang
seharusnya ruangan tersebut tidak boleh dimasuki oleh
sembarang orang sehingga berita ini pun tersebar dan membuat
banyak orang merasa kecewa terhadap Garuda Indonesia dan
menyebabkn beberapa karyawan yang memilih untuk
berpindah ke maskapai lainnya.

Hal ini memberikan bukti bahwa si kapten tidak mengikuti


peraturan yang telah di buat oleh pihak Garuda Indonesia dan
tidak berkomitmen terhadap pekerjaannya sehingga si kapten
tersebut diberikan sanksi oleh pihak perusahaan. Dengan itu
hasil yang seharusnya di capai menjadi tidak terpenuhi.

o Perilaku negatif yang disebabkan oleh pengendalian


tindakan

Kebanyakan orang bereaksi negatif pada pengenalian


tindakan. Review pratindakan dapat mebuat karyawan frustasi
jika karyawan yang sedang di review tidak memahami bahwa
review tersebut untuk tujuan yang berguna.

Bisa kita lihat dengan adanya laporan seperti itu maka akan
timbul biaya tidak langsung. Contohnya pada perbuatan
korupsi yang dilakukan oleh mantan Direktur Utama PT.
Garuda Indonesia beserta jajarannya, serta penyalahgunaan
dana restrukturisasi yang tidak sesuai budgeting dimana biaya
promosi dan periklanan yang nilainya mencapai ratusan miliar
rupiah. Dengan adanya perilaku ini bisa diasumsikan bahwa
terjadi perubahan perilaku dan pengendalian tindakan dalam
pengendalian manajemen oleh PT. Garuda Indonesia.

Universitas Trilogi | 21
BAB IV

KESIMPULAN

Secara umum system pengendalian pada manajemen PT Garuda Indonesia


telah berjalan efektif dan efisien. Pendapatan yang meningkat dari tahun 2011
sampai dengan 2013 merupakan salah satu wujud keberhasilan system
pengendalian manajemen tersebut. Lingkungan kerja yang baik, aman dan
mendukung bagi semua karyawan perusahaan, karyawan yang kompeten,
termotivasi, dan paham akan keinginan pemimpi, serta komitmen akan system
pengendalian manajemen yang berjalan pada PT Garuda Indonesia dapat
mencapai tujuan utama yaitu pendapatan optimal. Ketatnya system pengendalian
dapat mengatasi permasalahan berupa kurangnya pengarahan, masalah motivasi
serta keterbatasan personil.

Dalam biaya sistem pengendaliannya PT Garuda Indonesia terdapat biaya


langsung yang mana terdapat pada biaya operasional maupun biaya umum
lainnya. Lalu biaya tidak langsung yang dikeluarkan oleh PT Jasa Marga
ditimbulkan oleh beberapa faktor diantaranya karena adanya perilaku negatif,
adanya penundaan pekerjaan, perubahan pengendalian dari pengendalian
personal/budaya dan lain-lain. Yang mana tercermin dalam jumlah kasus yang
dilaporkan kepada Garuda Indonesia.

Universitas Trilogi | 22
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

http://triksgratis.blogspot.com/2014/12/makalah-akuntansi-sektor-publik-
tentang.html

http://www.academia.edu/25285435/Makalah_Standar_Akuntansi_Keuangan_Sek
tor_Publik

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/659/jbptunikompp-gdl-tulusharef-32950-7-
unikom_t-i.pdf

Universitas Trilogi | 23

Anda mungkin juga menyukai