HM Sampoerna
1. RINGKASAN EKSEKUTIF
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") merupakan salah satu produsen rokok
terkemuka di Indonesia. Memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas,
seperti Sampoerna Kretek (sebelumnya disebut Sampoerna A Hijau), A Mild, serta "Raja Kretek"
yang legendaris Dji Sam Soe. Merupakan afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia dan bagian dari
Philip Morris International, produsen rokok terkemuka di dunia.
Misinya adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia.
Hal ini dilakukan dengan senantiasa mencari tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk
yang dapat memenuhi harapan mereka. Sampoerna bangga atas reputasi yang diraih dalam hal
kualitas, inovasi dan keunggulan.
Pada tahun 2010, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 29,1% di pasar rokok Indonesia,
berdasarkan hasil AC Nielsen Retail Audit-Indonesia Expanded. Pada akhir 2010, jumlah
karyawan Sampoerna dan anak perusahaan mencapai sekitar 27.600 orang. Sampoerna
mengoperasikan enam pabrik rokok di Indonesia dan Sampoerna menjual dan mendistribusikan
rokok melalui 59 kantor penjualan di seluruh Indonesia.
Sebagai salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, Sampoerna bangga pada tradisi dan
filosofi yang menjadi dasar kesuksesan perusahaan yang didukung dengan merek-merek yang
kuat serta karyawan-karyawan terbaik, sambil terus berinovasi untuk masa depan yang lebih
gemilang.
Memiliki Market Driven Strategy yang secara garis besar adalah strategi yang diaplikasikan
dengan cara memahami pasar, customers dan pesaing. Memahami pasar dapat diartikan bahwa
produk yang diberikan harus sesuai apa yang diinginkan pasar tersebut. Memahami customer
dapat diartikan selain membuat produk yang diinginkan pasar, sebagai businessman juga harus
dapat memberikan nilai tambah (value) kepada customer, value yang diberikan harus lebih dari
pengorbanan yang telah dilakukan. Setelah memahami pasar, memahami customer, juga harus
memahami pesaing, value apa yang diberikan pesaing kepada customer, teknologi apa yang
pesaing pakai dll.
1. ANALISIS SITUASIONAL
2. Analisis Internal
A Mild diluncurkan oleh Sampoerna pada tahun 1989. A Mild merupakan pionir produk
rokok kategori LTLN (rendah tar rendah nikotin) di Indonesia. Saat ini, A
Mild diproduksi di pabrik Karawang dan Sukorejo. Pada tahun 2010, A
Mild mempertahankan posisi sebagai merek rokok dengan pangsa pasar terbesar di
Indonesia*.
Dji Sam Soe merupakan sigaret kretek tangan pertama yang diproduksi oleh Handel
Maatstchapijj Liem Seeng Tee, yang di kemudian hari menjadi Sampoerna. Dji Sam
Soe hingga saat ini diproduksi dengan tangan di fasilitas produksi Sampoerna di 3 pabrik
di Surabaya dan 1 pabrik di Malang. Kemasannya juga tak pernah berubah selama hampir
100 tahun. Dji Sam Soe diposisikan sebagai kretek premium di Indonesia dan sampai saat
ini tetap memimpin untuk segmen SKT*. Varian Dji Sam Soe meliputi Dji Sam Soe
Filter dan Dji Sam Soe Magnum Filter yang merupakan sigaret kretek mesin. Dji Sam
Soe Kretek dan Dji Sam Soe Super Premium merupakan sigaret kretek tangan.
Sampoerna Kretek
Sampoerna Kretek adalah sigaret kretek tangan yang diproduksi pertama kali pada tahun
1968 di Denpasar, Bali, oleh Aga Sampoerna, kepala keluarga Sampoerna generasi
kedua.
3. Analisis Customer
Pasar rokok kretek di Tanah Air menggiurkan karena memang besar. Penjualan rokoknya
bisa mencapai 240 miliar batang per tahun, nomor tiga di dunia setelah Cina dan India.
Penduduknya banyak, dan jumlah perokok pemula juga cenderung naik.
Terlebih lagi Indonesia satu-satunya negara di Asia yang belum meratifikasi konvensi
antitembakau.
Sejauh ini ada puluhan produsen rokok kretek di Indonesia. Tapi pasar rokok
dikuasai lima produsen besar, yakni Sampoerna yang menguasai 29 persen pangsa
pasar; setelah itu baru Gudang Garam 25 persen, Djarum 22 persen, Bentoel 7
persen, dan Nojorono menguasai sekitar 6,7 persen. Sisanya produsen lain.
Regulasi Pemerintah
Prospek industri rokok sebenarnya cukup bagus. Hanya, ada tantangan berat,
misalnya rencana larangan beriklan di televisi, kenaikan tarif cukai setiap tahun,
penerapan pajak daerah 10-15 persen, pembatasan ruang untuk merokok, hingga
tekanan publik dalam soal dampak rokok terhadap kesehatan. Pajak dan cukai
memang menjadi momok utama bagi produsen rokok. Saat ini pemerintah
menetapkan tarif pajak pertambahan nilai rokok 8,4 persen. Adapun tarif cukai
spesifik Rp 40-290 per batang, bergantung pada harga jual eceran dan jenis
produksinya (kretek tangan atau mesin). Tarif ini menggantikan sistem cukai
gabungan advolarum (persentase dari harga jual eceran) dan spesifik. Dalam
persentase, pada 2009, tarif cukai rokok spesifik rata-rata 42 persen, naik tujuh
persen dibanding tahun lalu. Tarif cukai rokok cenderung akan terus naik setiap
tahun., sesuai dengan road map industri rokok 2007-2020. Road map mengatur
upaya pemerintah mengendalikan konsumsi rokok dengan memperhatikan
penyerapan tenaga kerja, penerimaan negara, dan kesehatan. Produksi rokok di
Tanah Air juga dibatasi sebanyak 260 miliar batang pada 2015. Bila produksi
rokok maksimal itu terlewati, produsen akan kena tarif cukai rokok lebih tinggi.
Pada 2020, tarif cukai rokok bisa tinggi lagi karena perlindungan kesehatan akan
menjadi dasar penetapan cukai.
1. Analisis SWOT
Strength
Weakness
Opportunity
Threat
Keterangan:
Bobot
Rating
4 = sangat berpengaruh
3 = berpengaruh
2 = tidak berpengaruh
7,06 100%
INTERNAL EKSTERNAL
SWOT MATRIX