Oleh :
Prof. Dr. Nunuy Nur Afiah, Ak., CA.
Sri Mulyani, MSi., Ak., CA.
Adhi Alfian, MAk., MiM.
Penulis
PROFIL PENULIS
Prof. Dr. Nunuy Nur Afiah, SE., MSi., Ak., CA. Menyelesaikan
pendidikan S1 Akuntansi di Universitas Padjadjaran pada tahun
1985. Tahun 1995 menyelesaikan pendidikan S2 di program
Magister Sains spesialisasi pada Ilmu Akuntansi di Universitas
Padjadjaran. Tahun 2004 menyelesaikan studi Doktoral di Doktor
Sains Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran dengan
mengambil spesialisasi pada Akuntansi Sektor Publik. Saat ini
penulis menduduki jabatan sebagai Guru Besar Departemen
Akuntansi, FEB Universitas Padjadjaran, dengan mengampu mata
kuliah Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Pemerintahan,
Manajemen Stratejik Pemerintahan, dll.
Sri Mulyani, SE., MSi., Ak., CA. Menyelesaikan pendidikan S1
Akuntansi di Universitas Padjadjaran pada tahun 1991, kemudian
melanjutkan pendidikan Magister Sains di bidang Akuntansi pada
Universitas Padjadjaran. Berstatus sebagai Dosen Tetap di
Departemen Akuntansi, FEB Universitas Padjadjaran selama lebih
dari 20 tahun, dengan spesialisasi pengajaran pada bidang
Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Sektor Publik. Penulis juga
aktif menjalankan kegiatan penelitian dan pengabdian pada
masyarakat sesuai dengan bidang keahliannya, khususnya terkait
dengan pengimplementasian sistem akuntansi berbasis akrual
pada berbagai instansi pemerintah daerah di Indonesia.
Adhi Alfian, SE., MAk., MiM. Menyelesaikan pendidikan S1
Akuntansi pada tahun 2010 di Universitas Padjadjaran. Penulis
melanjutkan studi dengan mengikuti program Master Double
Degree di ESC Troyes Prancis dengan mengambil spesialisasi
Management Control lulus pada tahun 2015 dan Magister
Akuntansi Universitas Padjadjaran dengan spesialisasi Sistem
Informasi Akuntansi lulus pada tahun 2016. Saat ini penulis
berstatus sebagai Dosen Tetap Departemen Akuntansi, FEB
Universitas Padjadjaran, dengan mengampu mata kuliah Teknologi
Informasi untuk Akuntansi, Metode Analisis dan Pengembangan
Sistem, Sistem Informasi Akuntansi Pemerintahan, dll.
DAFTAR ISI
Good Governance
Good Governance adalah suatu suatu konsep di
mana proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya
dapat dipertanggung-jawabkan secara bersama-sama
sebagai hasil dari suatu konsensus yang dicapai oleh
pemerintah, warga negara dan sektor swasta dalam
penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu negara.
Good Governance terdiri dari delapan karakteristik
utama, yaitu partisipasi, tegaknya supremasi hukum,
transparansi, responsif, orientasi kepada konsensus,
kesetaraan, efektif dan efisien, akuntabilitas, dan visi yang
strategis.
a. Partisipasi
Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam
pengambilan keputusan, baik secara langsung
maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah
yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi
menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan
kebebasan berkumpul dan mengungkapkan
pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara
konstruktif. Partisipasi bermaksud untuk menjamin
agar setiap kebijakan yang diambil mencerminkan
aspirasi masyarakat. Dalam rangka mengantisipasi
berbagai isu yang ada, pemerintah daerah
menyediakan saluran komunikasi agar masyarakat
dapat mengutarakan pendapatnya. Jalur komunikasi
b. Supremasi Hukum
Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan
perumusan-perumusan kebijakan publik
memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum.
Sehubungan dengan itu, dalam proses mewujudkan
cita good governance, harus diimbangi dengan
komitmen untuk menegakkan rule of law dengan
karakter-karakter antara lain sebagai berikut:
Supremasi hukum (the supremacy of law), Kepastian
hukum (legal certainty), Hukum yang responsip,
Penegakkan hukum yang konsisten dan non-
diskriminatif, Indepedensi peradilan. Kerangka
hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang
bulu, termasuk di dalamnya hukum-hukum yang
menyangkut hak asasi manusia.
c. Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan atas semua
tindakan dan kebijakan yang diambil oleh
pemerintah. Prinsip transparansi menciptakan
kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan
menjamin kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai. Tranparansi
dibangun atas dasar arus informasi yang bebas.
Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan
informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus
memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
d. Responsif
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan
harus berusaha melayani semua pihak yang
berkepentingan. Dalam konteks praktek lapangan
dunia usaha, pihak korporasi mempunyai
tanggungjawab moral untuk mendukung
bagaimana good governancedapat berjalan dengan
baik di masing-masing lembaganya.
Pelaksanaan good governance secara benar dan
konsisten bagi dunia usaha adalah perwujudan dari
pelaksanaan etika bisnis yang seharusnya dimiliki
oleh setiap lembaga korporasi yang ada didunia.
Dalam lingkup tertentu etika bisnis berperan sebagai
elemen mendasar dari konsep CSR (Corporate Social
Responsibility) yang dimiliki oleh perusahaan. Pihak
perusahaan mempunyai kewajiban sebagai bagian
masyarakat yang lebih luas untuk memberikan
kontribusinya. Praktek good governance menjadi
kemudian guidence atau panduan untuk operasional
perusahaan, baik yang dilakukan dalam kegiatan
internal maupun eksternal perusahaan. Internal
berkaitan dengan operasional perusahaan dan
bagaimana perusahaan tersebut bekerja, sedangkan
eksternal lebih kepada bagaimana perusahaan
tersebut bekerja dengan stakeholder lainnya,
termasuk didalamnya publik.
f. Kesetaraan
Kesetaraan yakni kesamaan dalam perlakuan dan
pelayanan. Semua warga masyarakat mempunyai
kesempatan memperbaiki atau mempertahankan
kesejahteraan mereka. Prinsip kesetaraan
menciptakan kepercayaan timbal-balik antara
pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan
informasi dan menjamin kemudahan di dalam
memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Informasi adalah suatu kebutuhan penting
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah
daerah perlu proaktif memberikan informasi lengkap
tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya
kepada masyarakat. Pemerintah daerah perlu
mendayagunakan berbagai jalur komunikasi seperti
melalui brosur, leaflet, pengumuman melalui koran,
radio serta televisi lokal. Pemerintah daerah perlu
h. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah pertangungjawaban pejabat
publik terhadap masyarakat yang memberinya
kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka.
Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor
swasta dan organisasi-organisasi masyarakat
bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun
kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.
Bentuk pertanggungjawaban tersebut berbeda satu
dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang
bersangkutan. Instrumen dasar akuntabilitas adalah
peraturan perundang-undangan yang ada, dengan
komitmen politik akan akuntabilitas maupun
i. Visi Strategis
Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis
untuk menghadapi masa yang akan datang. Para
pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang
luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang
baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan
akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan
perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus
memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan,
budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif
tersebut.
Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Asas otonomi adalah prinsip dasar
penyelenggaraan Pemerintah Daerah berdasarkan Otonomi
Daerah.
Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada hakikatnya, Otonomi Daerah diberikan kepada
rakyat sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang
diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan yang diberikan oleh
Pemerintah Pusat kepada daerah dan dalam
c. Buku Besar
Proses klasifikasi transaksi dari jurnal ke buku besar
dikenal dengan istilah Posting. Buku besar adalah
kumpulan catatan transaksi per akun. Setiap akun
memiliki satu buku besarnya masing-masing
sehingga jumlah buku besar yang dimiliki sebuah
entitas sama banyaknya dengan jumlah akun yang
dimilikinya. Buku besar dibuat dalam sebuah format
tertentu dan dengan aturan tertentu yang telah
disepakati. Tiap buku besar memuat informasi nama
SKPD, nama rekening, kode rekening, pagu APBD dan
pagu perubahan APBD sebagai kontrol, batas
maksimal transaksi untuk masing-masing akun tidak
boleh melebihi pagu anggarannya terutama untuk
pagu anggaran belanja dan pengeluaran pembiayaan.
Sebelum melakukan posting, terlebih dahulu
memasukkan semua saldo awal untuk akun-akun
Aset, Kewajiban dan Ekuitas yang diperoleh dari
Neraca Awal Tahun ke dalam buku besarnya masing-
masing. Ketika transaksi periode berjalan telah
dimulai, tiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal
kemudian diposting ke buku besar.
d. Neraca Saldo
Setelah selesai melakukan proses klasifikasi
transaksi ke dalam buku besar, tahap selanjutnya
adalah menyusun neraca saldo. Neraca saldo
merupakan ikhtisar buku besar. PPK-SKPD dan PPK
PPKD (dalam fungsi sebagai SKPD) melakukan
rekapitulasi saldo saldo buku besar menjadi neraca
saldo. Angka-angka saldo dari semua akun buku
besar dipindahkan ke kolom neraca saldo dalam
worksheet, sesuai dengan posisi debit atau kredit
dalam saldo di buku besar masing-masing. Neraca
e. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian dibuat di akhir periode akuntansi
agar pendapatan dapat dicatat pada saat dihasilkan,
dan beban diakui pada saat terjadinya. Jurnal
penyesuaian dibutuhkan untuk memastikan
diterapkannya prinsip pengakuan pendapatan
(revenue recognation principle) dan prinsip
penandingan (matching principle). Meskipun dalam
akuntansi pemerintah prinsip penandingan ini tidak
mendapat penekanan sebagaimana dipraktekkan
dalam akuntansi komersial. Jurnal penyesuaian
memungkinkan pelaporan aset, kewajiban, dan
ekuitas yang tepat di Neraca, serta jumlah
surplus/defisit yang tepat di Laporan Operasional
untuk periode berjalan. Jenis-jenis jurnal
penyesuaian. Ada 2 kelompok yaitu: beban dibayar
dimuka (prepayment) dan akrual. Pembayaran
dimuka (prepayment) terdiri atas:
Beban dibayar dimuka (prepaid expenses).
Beban yang dibayar dimuka secara tunai dan
dicatat sebagai aset sebelum digunakan atau
dikonsumsi. Contoh: perlengkapan kantor,
asuransi, dan depresiasi.
Pendapatan diterima dimuka atau pendapatan
yang belum dihasilkan (unearned revenue). Uang
tunai yang diterima dan dicatat sebagai
kewajiban sebelum pendapatannya dihasilkan.
Contoh: pendapatan pajak reklame, pendapatan
sewa.
k. Penyusunan Neraca
Neraca disusun dengan cara memasukkan nilai saldo
kelompok akun Aset, Kewajiban, dan Ekuitas ke
dalam format Neraca. Total Aset harus sama dengan
total Kewajiban ditambah dengan Ekuitas.
Surplus/Defisit-LO akan menambah Ekuitas jika
nilainya positif (surplus) dan akan mengurangi
Ekuitas jika nilainya negatif (defisit).
Saldo Ekuitas akan mencerminkan total ekuitas yang
dibentuk dari transaksi kas yang diakumulasikan
pada saldo akhir SAL dan dari transaksi akrual yang
diakumulasi dari Surplus/Defisit LO.
Sama seperti format LRA dan LO, format Neraca
sebagaimana yang diilustrasikan dalam SAP berbasis
akrual juga tidak dirinci berdasarkan kode rekening
per rincian obyek sehingga perlu berhati-hati dalam
mengelompokkan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas.
Berikut akan disajikan contoh pengelompokkan Aset
Tetap dari Neraca Saldo ke format Neraca. Neraca
disajikan dengan menyandingkan nilai Aset,
Kewajiban, dan Ekuitas per akhir periode berjalan
dengan periode sebelumnya.
Setelah membuat Neraca, langkah selanjutnya adalah
membuat Jurnal Penutup Akhir untuk menutup
Surplus/Defisit-LO. Jurnal Penutup Akhir ini
berfungsi untuk memasukkan unsur Surplus/Defisit-
LO ke dalam Ekuitas.
l. Penyusunan LPE
LPE disusun dengan cara memasukkan nilai awal
Ekuitas yang diperoleh dari Neraca Awal Tahun ke
dalam format LPE, diakumulasi dengan
Surplus/Defisit-LO tahun berjalan, Dampak
Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan
Mendasar sehingga menghasilkan Ekuitas Akhir. Nilai
Ekuitas Akhir yang ada di LPE harus sama dengan
nilai Ekuitas yang ada di Neraca. LPE disajikan
dengan menyandingkan nilai perubahan Ekuitas
tahun berjalan dan tahun sebelumnya.
n. Penyusunan LAK
LAK disusun dengan mengklasifikasikan arus kas
masuk dan arus kas keluar ke dalam kategori
aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas
pendanaan, dan aktiviats transitoris. Informasi
terkait arus kas masuk dan arus kas keluar dapat
diperoleh dari LRA karena LRA disusun berdasarkan
arus kas masuk dan keluar. Selain itu, informasi kas
masuk dan keluar bisa juga diambil dari catatan BKU
bendahara.
b. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari
pengertian yang menyesatkan dan kesalahan
material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta
dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi
jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat
diandalkan maka penggunaan informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang
andal memenuhi karakteristik :
Penyajian Jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar
dapat diharapkan untuk disajikan.
Dapat diverifikasi
Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian
dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang
berbeda, hasilnya tetap menunjukan simpulan
yang tidak berbeda jauh.
Netralitas
Informasi diarahkan kepada kebutuhan umum
dan tidak berpihak kepada kebutuhan pihak
tertentu.
d. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam
bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas
pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas
pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk
mempelajari informasi yang dimaksud.
Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu
entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
pada tanggal tertentu. Unsur-unsur yang dicakup oleh
5. Asumsi Dasar
b. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa
entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya.
Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak
bermaksud melakukan likuidasi atas entitas
pelaporan dalam jangka pendek.
b. Nilai Historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas
yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan
untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas
yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban di masa yang akan datang dalam
pelaksanaan kegiatan pemerintah.
c. Realisasi
Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia
yang telah diotirisasikan melalui anggaran
pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan
untuk membayar utang dan belanja dalam periode
tersebut. Mengingat LRA masih merupakan laporan
yang wajib disusun, maka pendapatan atau belanja
basis kas diakui setelah diotorisasi melalui anggaran
dan telah menambah atau mengurangi kas.
Prinsip layak temu biaya-pendapatan dalam
akuntansi pemerintahan tidak dapat penekanan
sebagaimana dipraktekan dalam akuntansi
komersial.
e. Prinsip periodisitas
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas
pelaporan perlu dibagi meniadi periode-periode
pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan
posisi sumber daya yang dimilikinya dapat
f. Prinsip konsistensi
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada
kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh
suatu entitas pelaporan. Hal ini tidak berarti bahwa
tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode
akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode
akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat
bahwa metode yang baru diterapkan mampu
memberikan informasi yang lebih baik dibandingkan
metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan
metode ini diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan.
Sumber Pendapatan
Sumber pendapatan pada instansi pemerintah
daerah berasal dari:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari:
Pajak Daerah.
Retribusi Daerah.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan.
Lain-lain PAD yang Sah.
b. Pendapatan Dana Perimbangan/Pendapatan
Transfer, terdiri dari:
Bagi Hasil/DAU/DAK/Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat.
Pendapatan Transfer Pemerintah Lainnya.
2. Pengakuan Pendapatan
3. Pengukuran Pendapatan
4. Penyajian Pendapatan
5. Pengungkapan Pendapatan
Mengetahui,
Bendahara Penerimaan Pembayar/Penyetor
ttd
ttd
Citra Gantika
NIP. 180 099 309 Yuliza Yazid
NAMA
: ….
: Jl. Merdeka No. 7
ALAMAT
XXX
NOMOR POKOK : 1567845672567
WAJIB RETRIBUSI
(NPWR)
TANGGAL JATUH : 16 November 200X
TEMPO
URAIAN
JUMLAH
No. KODE REKENING PAJAK
(RP)
DAERAH
1. XXX 10.000.000
2.
Jumlah
Ketetapan
Pokok
Retribusi :
ttd
Yang menerima,
ttd
Citra Gantika
NIP. 180 099 309
TOTAL 65.000.000
Mengetahui,
ttd Ttd
Tembusan:
Lembar 1 PPK-SKPD
Lembar 2 Kantor Kas Daerah
Lembar 3 Bagian Keuangan c.q. Subbag
Pembukuan
Lembar 4 Arsip
Beban Operasi
Pada SKPD, beban operasi didefinisikan sebagai
seluruh jenis beban yang telah dapat diakui dan dicatat
untuk menjalankan fungsi tugas kerja di instansinya.
Beban pegawai merupakan seluruh beban yang
muncul akibat penggunaan jasa pegawai dalam
menjalankan tugas dan fungsi unit organisasi pemerintah.
Contoh kelompok beban operasi terdiri dari beban gaji,
tunjangan, uang makan, dan uang lembur PNS, dll.
Beban barang adalah beban yang muncul akibat
pembelian barang habis pakai yang digunakan dalam
proses produksi barang dan/jasa yang dipasarkan maupun
Belanja Operasi
Belanja operasi merupakan jenis pengeluaran yang
dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari SKPD yang
memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara
lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga,
subsidi, hibah, bantuan sosial.
Belanja Modal
Belanja modal adalah jenis pengeluaran untuk
perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal
meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah,
gedung dan bangunan, peralatan, aset tak berwujud.
Belanja tanah adalah seluruh pengeluaran untuk
memperoleh tanah secara kontraktual hingga tanah
tersebut siap digunakan diantaranya terdiri dari:
a. Biaya
pengadaan/pembelian/pembebasan/penyelesaian.
b. Biaya balik nama.
c. Biaya pengosongan, penimbunan, perataan dan
pematangan tanah.
Metode Pembelanjaan
Pelaksanaan kegiatan belanja pada SKPD dapat
dilakukan dalam berbagai cara, penggunaan metode
pembelanjaan yang berbeda dilatarbelakangi oleh
perbedaan jenis belanja, otorisasi kegiatan belanja yang
dilakukan, sumber dana, dan metode
pertanggungjawaban. Pengelompokkan metode belanja
yang dapat dilakukan SKPD terdiri dari:
a. Langsung (LS) adalah metode pembayaran secara
Iangsung dari rekening Bendahara Umum Daerah
kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak
kerja atau surat perintah kerja Iainnya; dan juga
untuk pembayaran gaji dengan jumlah, penerima,
peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang
dokumennya disiapkan oleh PPTK.
b. Uang Persediaan (UP) adalah permintaan uang muka
yang bersifat pengisian kembali (revolving) yang tidak
dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.
Pelaksana
No. Kegiatan Bendahara
PPK-S KPD PPTK PA/KPA
Pengeluaran
M enyiapkan NPD/Daftar
1.
Honor/NPP
M emverifikasi NPD/Daftar
2.
Honor/NPP
Pelaksana
No. Kegiatan
PPTK PPK-S KPD PA/KPA Kuasa BUD
M enyiapkan daftar gaji/BAST/bukti
transaksi lainnya. Berita Acara
1
tersebut selanjutnya disampaikan
kepada PPK untuk diverifikasi
M emverifikasi daftar gaji/BAST/
2 bukti transaksi lainnya, kemudian
membuatkan Draft SPM
4 M enerbitkan SP2D
Pelaksana
No. Kegiatan
PPTK PPK-S KPD PA/KPA Kuasa BUD
Pelaksana
No. Kegiatan Bendahara
PPK-S KPD PA/KPA Kuasa BUD
Pengeluaran
100 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
e. Pencatatan Beban Penyisihan Piutang
Dr. Beban Penyisihan Piutang... xxx
Cr. Penyisihan Piutang…- LO xxx
PASAL 1
...
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 101
PASAL 2
a.
b.
c.
PASAL 3
...
ttd ttd
MENGETAHUI/MENYETUJUI
ttd
xxx
NIP.
102 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
b. Berdasarkan pengadaan tanggal 17 Januari pada
Dinas Pertamanan, pihak terkait melakukan
pembayaran dengan menerbitkan SP2D LS belanja
tersebut tertanggal 9 Februari 200X.
PEMERINTAH KABUPATEN XXX
SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D)
NOMOR 13
Nomor SPM : Dari :
Tanggal : Tahun Anggaran :
SKPD :
Bank/Pos :
Hendaklah memindahbukukan dari Rekening Nomor ....
Uang Sebesar Rp ..... (Terbilang ........)
Kepada :
NPWP :
No. Rekening :
Bank/Pos :
Untuk Keperluan :
Kode Rekening Uraian Jumlah (Rupiah)
Jumlah
....., tanggal xx/xx/20xx
Kuasa BUD
ttd
Yuliza Yazid
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 103
Tanggal Nomor Uraian Ref Jumlah (Rp)
Bukti Debit Kredit
9/2/200x SP2D- Belanja ATK 10.000.000
13 Perubahan 10.000.000
SAL
Jumlah
....., tanggal
xx/xx/20xx
Kuasa BUD
ttd
Yuliza Yazid
104 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Berdasarkan transaksi tersebut fungsi akuntansi
akan mencatat jurnal sebagai berikut:
Tanggal Nomor Uraian Ref Jumlah (Rp)
Bukti Debit Kredit
20/4/200x SP2D- Taman 50.000.000
17 kota
RK 50.000.000
PPKD
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 105
BAB 5
AKUNTANSI KEWAJIBAN
106 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
a. Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban yang diharapkan akan dibayar paling lama
12 bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka
pendek pada SKPD antara lain terdiri dari:
Utang perhitungan fihak ketiga (PFK). Utang
pemerintah kepada pihak lain yang disebabkan
kedudukan pemerintah sebagai pemotong pajak
atau pungutan lainnya. Contoh: PPh, PPN, Iuran
askes, Taspen, dan Taperum.
Utang bunga. Utang kepada kreditur sebagai
imbalan atas pemakaian uang yang dipinjamkan
kepada perusahaan.
Bagian lancar utang jangka panjang. Bagian
utang jangka panjang yang akan jatuh tempo
satu tahun yang akan datang.
Pendapatan diterima dimuka. Pendapatan yang
telah diterima meskipun pendapatan tersebut
belum sepenuhnya menjadi hak perusahaan
dalam periode tersebut.
Utang belanja. Utang yang muncul akibat
pembelian barang secara kredit. Contoh: Utang
belanja bahan pakai habis
Utang jangka pendek lainnya. Utang yang tidak
dapat dikategorikan sebagai utang PFK, utang
bunga, bagian lancar utang jangka panjang,
pendapatan diterima dimuka, dan utang
belanja.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 107
waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan, jika
memenuhi persyaratan berikut ini:
Jangka waktu aslinya adalah untuk periode
lebih dari 12 bulan.
Entitas bermaksud untuk mendanai kembali
(refinance) kewajiban tersebut atas dasar jangka
panjang.
Maksud tersebut didukung dengan adanya
suatu perjanjian pendaan kembali (refinancing),
atau adanya penjadwalan kembali terhadap
pembayaran, yang diselesaikan sebelum
pelaporan keuangan disetujui.
108 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
2. Pengakuan Kewajiban
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 109
Contoh dari transaksi ini seperti hibah kepada
masyarakat atau transfer pendapatan kepada entitas
tertentu yang telah dianggarkan sebelumnya.
c. Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah
(government-related events). Kewajiban ini terjadi
mengikuti kejadian yang tidak didasari transaksi
namun berdasarkan adanya interaksi antara
pemerintah dan lingkungannya. Kewajiban ini diakui
ketika pemerintah daerah berkewajiban
mengeluarkan sejumlah sumber daya ekonomi
sebagai akibat adanya interaksi pemerintah daerah
dan lingkungannya, misal ganti rugi atas kerusakan
pada kepemilikan pribadi yang disebabkan aktivitas
pemerintah daerah.
d. Kejadian yang diakui pemerintah (government-
acknowledge events). Kewajiban diakui ketika
pemerintah daerah memutuskan untuk merespon
suatu kejadian yang tidak ada kaitannya dengan
kegiatan pemerintah yang kemudian menimbulkan
konsekuensi keuangan bagi pemerintah, misal
pemerintah daerah memutuskan untuk
menanggulangi kerusakan akibat bencana alam di
masa depan.
3. Pengukuran Kewajiban
110 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
kontraktor atau peralatan berdasarkan realisasi
fisik kemajuan pekerjaan sesuai dengan berita
acara kemajuan pekerjaan. Jumlah kewajiban
yang disebabkan transaksi antar-unit
pemerintahan harus dipisahkan dengan
kewajiban kepada unit non-pemerintahan.
Utang Transfer
Utang transfer diakui dan dinilai sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Utang Bunga
Utang bunga dicatat sebesar nilai bunga yang
telah terjadi dan belum dibayar dan diakui pada
setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian
dari kewajiban yang berkaitan.
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Utang PFK dicatat sebesar saldo
pungutan/potongan yang belum disetorkan
kepada pihak lain di akhir periode.
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Bagian lancar utang jangka panjang dicatat
sejumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu
12 bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban Lancar Lainnya
Pengukuran kewajiban lancar lainnya
disesuaikan dengan karakteristik masing-
masing pos tersebut. Contoh: biaya yang masih
harus dibayar pada saat laporan keuangan
disusun.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 111
sebagaimana yang tertera dalam kontrak
perjanjian dan belum diselesaikan pada tanggal
pelaporan, misal pinjaman dari World Bank.
Utang yang diperjualbelikan
Utang yang diperjualbelikan pada umumnya
berbentuk sekuritas utang pemerintah.
Sekuritas utang pemerintah dinilai sebesar nilai
pari (original face value) dengan
memperhitungkan diskonto atau premium yang
belum diamortisasi. Jika sekuritas utang
pemerintah dijual tanpa sebesar nilai pari, maka
dinilai sebesar nilai parinya. Jika sekuritas
utang pemerintah dijual dengan harga diskonto,
maka nilainya akan bertambah selama periode
penjualan hingga jatuh tempo. Sementara itu,
jika sekuritas dijual dengan harga premium,
maka nilainya akan berkurang selama periode
penjualan hingga jatuh tempo.
4. Penyajian Kewajiban
112 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri –
Lembaga Keuangan Bank
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri –
Lembaga Keuangan bukan Bank
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri –
Obligasi
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Lainnya
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri – Pemerintah
Pusat
Utang Dalam Negeri – Pemerintah
Daerah Lainnya
Utang Dalam Negeri – Lembaga
Keuangan Bank
Utang Dalam Negeri – Lembaga
Keuangan bukan Bank
Jangka Panjang Lainnya
Utang Dalam Negeri – Pemerintah
Pusat
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
JUMLAH KEWAJIBAN
5. Pengungkapan Kewajiban
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 113
d. Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban
sebelum jatuh tempo.
e. Perjanjian restrukturisasi utang meliputi:
Pengurangan pinjaman.
Modifikasi persyaratan utang.
Pengurangan tingkat bunga pinjaman.
Pengunduran jatuh tempo pinjaman.
Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman.
Pengurangan jumlah bunga terutang sampai
dengan periode pelaporan.
f. Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam
bentuk daftar umur utang berdasarkan kreditur.
g. Biaya pinjaman.
h. Perlakuan biaya pinjaman.
i. Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada
periode yang bersangkutan.
j. Tingkat kapitalisasi yang dipergunakan.
114 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
6. Prosedur Akuntansi Kewajiban di SKPD
Pelaksana
No. Kegiatan
PPTK PPK-S KPD
M elakukan pembelian/
1. pengadaan barang/jasa
berdasarkan kebutuhan kegiatan
M enerima barang berdasarkan
nota pesanan dibuktikan dengan
2.
Berita Acara Serah Terima
Barang (BAST)
M enyiapkan dojumen
3.
pembayaran
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 115
b. Pencatatan pembayaran utang:
Jurnal untuk mencatat pembayaran utang pada
saat pembayaran/pelunasan
Dr. Utang Belanja Bahan Pakai xxx
Habis
Cr. RK PPKD...-LO xxx
Jangka Panjang
Terbilang : seratus juta rupiah
116 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Atas informasi tersebut, fungsi Akuntansi SKPD
mengakui adanya kewajiban jangka panjang dengan
mencatat jurnal:
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 117
NO Uraian (No. Jumlah (Rp) Keterangan
Rekening)
1 Iuran wajib - -
pegawai negeri
2 Tabungan - -
perumahan
pegawai
3 ... - -
Jumlah - -
Informasi : (tidak mengurangi jumlah pembayaran SP2D)
SP2D yang dibayarkan
Jumlah yang diminta Rp 200.000.000-
Julah potongan Rp -,-
Jumlah yang dibayarkan Rp 200.000.000,-
Uang sejumlah :
Lembar 1 : Bank yang Bandung, tanggal 27
ditunjuk November 20XX
Lembar 2 : Pengguna Kuasa Bendahara Umum
Anggaran
Daerah
Lembar 3 : Arsip Kuasa
BUD
Lembar 4 : Pihak ketiga
Lembar 5 : Bagian (nama lengkap)
akuntansi PPKD NIP
118 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
c. Pada tanggal 28 November 20XX, berdasarkan
Dokumen Perjanjian Utang, fungsi akuntansi SKPD
menyiapkan bukti memorial terkait pengakuan
bagian utang jangka panjang yang harus dibayarkan
tahun ini senilai Rp 300.000.000,00, maka fungsi
Akuntansi SKPD mengakui adanya kewajiban jangka
panjang dengan mencatat jurnal:
Tgl No. Uraian Ref Jumlah (Rp)
Bukti Debit Kredit
28 Bukti Utang dalam 300.000.000
Nov Memor negeri sektor
20XX ial perbankan
Bagian 300.000.000
lancar
utang
dalam
negeri
sektor
perbankan
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 119
BAB 6
AKUNTANSI ASET TETAP
120 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan yang dikelompokkan sebagai
aset tetap adalah gedung dan bangunan yang dimiliki
dan dikuasai oleh pemerintah daerah dengan maksud
untuk digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah daerah serta berada dalam kondisi siap
pakai.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 121
berbeda-beda, maka jenis pekerjaan yang sudah selesai
tidak diperhitungkan biaya pinjamannya. Biaya pinjaman
hanya dikapitalisasi untuk jenis pekerjaan yang masih
dalam proses pengerjaan.
122 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
aset yang bersangkutan. Namun demikian pemerintah
daerah dapat menentukan kriteria tertentu untuk
menentukan apakah suatu pengeluaran perlu
dikapitalisasi atau tidak.
Pemerintah daerah dimungkinkan pula untuk
melakukan penambahan masa manfaat aset tetap yang
disebabkan oleh adanya peningkatan kapasitas aset tetap
baik berupa overhaul, perbaikan, pengembangan, ataupun
renovasi. Proses penambahan masa manfaat dilakukan
dengan membuat ketentuan mengenai batasan dan syarat
penambahan masa manfaat untuk masing-masing jenis
aset tetap.
Penyusutan
Penyusutan merupakan alokasi yang sistematis atas
nilai perolehan suatu aset tetap yang dapat disusutkan
(depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan. Penyusutan merupakan penyesuaian nilai
yang terus menerus sehubungan dengan penurunan
kapasitas suatu aset, baik penurunan kualitas, kuantitas,
maupun nilai. Penurunan kapasitas terjadi karena aset
digunakan dalam operasional suatu entitas. Namun tidak
semua aset tetap perlu disusutkan karena tidak semua
jenis aset tetap mengalami penurunan nilai, tanah dan
konstruksi dalam pengerjaan adalah jenis aset tetap yang
tidak mengalami penyusutan.
Penyusutan dilakukan dengan mengalokasikan
biaya perolehan suatu aset menjadi beban penyusutan
secara periodik sepanjang masa manfaat aset. Metode yang
dapat digunakan dalam penyusutan antara lain:
a. Metode garis lurus (straight line method)
Metode garis lurus menghitung penurunan nilai aset
dengan rumus:
harga perolehan − estimasi nilai sisa
beban penyusutan =
estimasi masa manfaat
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 123
b. Metode saldo menurun ganda (double declining
balance method)
Metode ini menghitung penurunan nilai aset dengan
rumus:
beban penyusutan
100%
= x 2 x harga perolehan
masa manfaat aset
124 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Konstruksi dalam pengerjaan diklasifikasikan
sesuai dengan kelompok aset tetapnya, selain tanah.
Klasifikasi konstruksi dalam pengerjaan tersebut
mencakup: peralatan dan mesin; gedung dan bangunan;
jalan, irigasi dan jaringan; serta aset tetap lainnya. Apabila
proses pengerjaan/pembangunan secara substansi telah
selesai dikerjakan serta telah dapat memberikan manfaat
sesuai dengan tujuan perolehannya, maka pencatatan atas
aset dimaksud harus dipindahkan berdasarkan klasifikasi
aset tetap yang bersangkutan.
Aset Bersejarah
Aset bersejarah disajikan dalam bentuk unit dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan dengan tanpa nilai.
Sedangkan biaya perolehan, konstruksi, peningkatan,
maupun rekonstruksi harus dibebankan dalam Laporan
Operasional sebagai beban tahun terjadinya pengeluaran
tersebut termasuk seluruh beban yang menjadikan aset
bersejarah tersebut dalam kondisi dan lokasi yang ada
pada periode berjalan.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 125
masa yang akan datang, maka aset tetap tersebut
dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan
Atas Laporan Keuangan. Apabila suatu aset tetap
dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah daerah dan
tidak memenuhi definisi aset tetap maka harus
dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai yang
tercatat.
126 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan
operasional pemerintah daerah tidak memenuhi definisi
aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai
dengan nilai tercatatnya.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 127
Pengukuran aset tetap harus memperhatikan
kebijakan tentang ketentuan nilai satuan minimum
kapitalisasi aset tetap. Jika nilai perolehan aset tetap di
bawah nilai satuan minimum kapitalisasi maka atas aset
tetap tersebut tidak dapat diakui dan disajikan sebagai aset
tetap. Aset-aset tersebut diperlakukan sebagai
persediaan/aset lainnya.
128 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir
periode yang menunjukkan:
Penambahan.
Pelepasan.
Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai,
jika ada.
Mutasi aset tetap lainnya.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 129
6. Prosedur Akuntansi Aset Tetap di SKPD
4. M enandatangani SPM LS
130 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
b. Pelepasan aset tetap
Pelaksana
No. Kegiatan
Pengelola Barang Kepala Daerah Pengguna Anggaran PPK-SKPD
4. M enandatangani SPM LS
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 131
7. Jurnal Standar Aset Tetap
132 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
8. Simulasi Pencatatan Akuntansi Aset Tetap
PASAL 1
...
PASAL 2
a.
b.
c.
PASAL 3
...
ttd ttd
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 133
NIP. 180 099 309
MENGETAHUI/MENYETUJUI
ttd
xxx
NIP.
134 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Jumlah
....., tanggal
xx/xx/20xx
Kuasa BUD
ttd
Yuliza Yazid
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 135
PEMERINTAH KOTA XXX
BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG
NOMOR 2
Yang bertandatangan dibawah ini:
1 Nama
Jabatan
Dalam hal ini bertindak atas nama ..... Yang selanjutnya
disebut PIHAK KESATU
2 Nama
Jabatan
Dalam hal ini bertindak atas nama ..... Yang selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA
PASAL 1
...
PASAL 2
a.
b.
c.
PASAL 3
...
ttd ttd
MENGETAHUI/MENYETUJUI
ttd
xxx
NIP.
136 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Jurnal untuk transaksi tersebut terdiri dari:
Tanggal Nomor Uraian Ref Jumlah (Rp)
Bukti Debit Kredit
20/7/200 BAST- Gedung 600.000.000
x 2 (Baru)
Kas 50.000.000
Akumulasi 1.500.000.000
Depresiasi
Gedung
(lama)
Gedung 2.000.000.000
(lama)
Surplus 150.000.000
Penjuala
n Aset
dan
Banguna
n
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 137
BAB 7
AKUNTANSI ASET LAINNYA
138 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Sewa. Perubahan klasifikasi aset tetap menjadi aset
lainnya kerjasama/kemitraan-sewa yang diakui pada saat
terjadi perjanjian kerjasama/kemitraan.
Kerjasama Pemanfaatan. Pendayagunaan Barang
Milik Daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu
dalam rangka peningkatan penerimaan daerah dan sumber
pembiayaan lainnya yang diakui pada saat terjadi
perjanjian kerjasama/kemitraan berupa perubahan
klasifikasi aset dari aset tetap menjadi asset lainnya
kerjasama-pemanfaatan (KSP).
Bangun Guna Serah (BGS). Pemanfaatan aset
pemerintah daerah oleh pihak ketiga/investor di mana
pihak ketiga/investor mendirikan bangunan dan/atau
sarana lain berikut fasilitasnya serta mendayagunakannya
dalam jangka waktu tertentu, kemudian menyerahkan
kembali bangunan dan atau sarana lain berikut
fasilitasnya kepada pemerintah daerah setelah berakhirnya
jangka waktu yang disepakati (masa konsesi). Dalam
perjanjian ini pencatatannya dilakukan terpisah oleh
masing-masing pihak.
Bangun Serah Guna (BSG). Pemanfaatan aset
pemerintah daerah oleh pihak ketiga/investor, di mana
pihak ketiga/investor mendirikan bangunan dan/atau
sarana lain berikut fasilitasnya yang kemudian diserahkan
kepada pemerintah daerah untuk dikelola sesuai dengan
tujuan pembangunan aset tersebut.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 139
suatu Hak Kekayaan Intelektual yang diberi perlindungan
dalam jangka waktu dan syarat tertentu.
Hak Paten atau Hak Cipta. Hak yang diperoleh
karena adanya kepemilikan kekayaan intelektual atau atas
suatu pengetahuan teknis atau suatu karya yang dapat
menghasilkan manfaat bagi pemerintah daerah. Selain itu
dengan adanya hak ini dapat mengendalikan pemanfaatan
aset tersebut dan membatasi pihak lain yang tidak berhak
untuk memanfaatkannya.
Royalti. Nilai manfaat ekonomi yang akan/dapat
diterima atas kepemilikan hak cipta/hak paten/hak
lainnya pada saat hak dimaksud akan dimanfaatkan oleh
orang, instansi atau perusahaan lain.
Software. Software yang bukan merupakan bagian
tak terpisahkan dari hardware komputer tertentu dan
dapat digunakan di komputer lain.
Hasil Kajian/penelitian yang memberikan manfaat
jangka panjang. Suatu kajian atau pengembangan yang
memberikan manfaat ekonomis dan/atau sosial dimasa
yang akan datang yang dapat diidentifikasi sebagai aset.
Aset Tak Berwujud Lainnya. Aset tak berwujud yang
tidak dapat dikelompokkan ke dalam jenis aset tak
berwujud yang ada.
Aset Tak Berwujud dalam Pengerjaan. Aset tak
berwujud yang diperoleh secara internal yang jangka waktu
penyelesaiannya melebihi satu tahun anggaran atau
pelaksanaan pengembangannya melewati tanggal
pelaporan.
Aset Lain-lain
Aset yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai
tagihan jangka panjang, kemitraan dengan pihak ketiga,
dan aset tak berwujud.
140 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Amortisasi
Seluruh aset tak berwujud dengan masa manfaat
terbatas akan mengalami amortisasi pada setiap akhir
periode. Amortisasi adalah penyusutan terhadap aset tidak
berwujud yang dialokasikan secara sistematis dan rasional
selama masa manfaatnya.
Terdapat tiga metode amortisasi yaitu garis lurus,
saldo menurun, dan unit produksi. Metode amortisasi yang
digunakan harus menggambarkan pola konsumsi entitas
atas manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan.
Apabila pola tersebut tidak dapat ditentukan secara andal,
maka metode yang digunakan adalah metode garis lurus.
d. Metode garis lurus (straight line method)
Metode garis lurus menghitung penurunan nilai aset
dengan rumus:
harga perolehan − estimasi nilai sisa
beban amortisasi =
estimasi masa manfaat
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 141
2. Pengakuan Aset Lainnya
142 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
pembiayaan lainnya. KSP diakui ketika terjadi
perubahan klasifikasi aset dari aset tetap
menjadi aset lainnya kerjasama-pemanfaatan.
Bangun Guna Serah – BGS (Build, Operate,
Transfer-BOT)
Kerjasama berupa pemanfaatan aset pemerintah
daerah oleh pihak ketiga/investor yang
mendirikan bangunan dan/atau sarana lain
berikut fasilitasnya serta mendayagunakannya
dalam jangka waktu tertentu untuk kemudian
diserahkan kembali kepada pemerintah daerah
setelah jangka waktu yang telah disepakati
(masa konsesi) berakhir. Pencatatan dalam
perjanjian ini dilakukan secara terpisah oleh
masing-masing pihak.
BGS dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan
oleh pemerintah daerah kepada pihak
ketiga/investor dan disajikan secara terpisak
dari Aset Tetap.
Bangun Serah Guna – BSG (Build, Transfer,
Operate – BTO)
BSG adalah pemanfaatan aset pemerintah
daerah oleh pihak ketiga/investor berupa
pendirian bangunan dan/atau sarana lain
berikut fasilitasnya yang kemudian akan
diserahkan kepada pemerintah daerah untuk
dikelola sesuai dengan tujuan pembangunan
aset tersebut.
BSG diakui pada saat
pengadaan/pembangunan gedung dan/atau
sarana berikut fasilitasnya selesai dan siap
digunakan untuk digunakan/dioperasikan.
Penyerahan aset oleh pihak ketiga/investor
kepada pemerintah daerah disertai dengan
kewajiban pemerintah daerah untuk melakukan
pembayaran kepada pihak ketiga/investor.
Pembayaran oleh pemerintah daerah dapat
dilakukan secara bagi hasil.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 143
c. Aset Tidak Berwujud (ATB)
Goodwill
Kelebihan nilai atas selisih antara pembelian
kepentingan/saham dengan nilai buku
kekayaan bersih perusahaan.
Hak Paten atau Hak Cipta
Kepemilikan akan kekayaan intelektual,
pengetahuan teknis, atau karya yang dapat
menghasilkan manfaat bagi pemerintah daerah
serta dapat mengendalikan pemanfaatan aset.
Royalti
Nilai manfaat ekonomi yang akan/dapat
diterima atas kepemilikan hak cipta/hak
paten/hak lainnya pada saat hak dimaksud
akan dimanfaatkan oleh orang, instansi atau
perusahaan lain.
Software
Software yang diakui sebagai ATB memiliki
karakteristik berupa adanya hak
istimewa/eksklusif atas software berkenaan dan
bukan merupakan bagian tak terpisahkan dari
hardware komputer tertentu sehingga dapat
digunakan di komputer lain.
Lisensi
Izin yang diberikan pemilik hak paten atau hak
cipta yang diberikan kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian pemberian hak untuk
menikmati manfaat ekonomi dari suatu Hak
Kekayaan Intelektual yang diberi perlindungan
dalam jangka waktu dan syarat tertentu.
Hasil kajian/penelitian yang memberikan
manfaat jangka panjang
Suatu kajian atau pengembangan yang
memberikan manfaat ekonomis dan/atau sosial
144 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
dimasa yang akan datang yang dapat
diidentifikasi sebagai aset.
Aset Tak Berwujud Lainnya
Jenis aset tak berwujud yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam jenis aset tak berwujud
yang ada.
Aset Tak Berwujud dalam Pengerjaan
Pengeluaran dalam rangka pengembangan
suatu aset tak berwujud yang diperoleh secara
internal dengan jangka waktu penyelesaian
melebihi satu tahun anggaran atau pelaksanaan
pengembangannya melewati tanggal pelaporan.
Sesuatu diakui sebagai aset tidak berwujud jika
dan hanya jika:
- Kemungkinan besar diperkirakan manfaat
ekonomi di masa datang yang diharapkan
atau jasa potensial yang diakibatkan dari
ATB tersebut akan mengalir kepada entitas
pemerintah daerah atau dinikmati oleh
entitas.
- Biaya perolehan atau nilai wajarnya dapat
diukur dengan andal.
d. Aset Lain-Lain
Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari
penggunaan aktif pemerintah karena rusak berat,
usang, dan/atau aset tetap yang tidak digunakan
karena sedang menunggu proses pemindahtanganan
(proses penjualan, sewa beli, penghibahan,
penyertaan modal).
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 145
3. Pengukuran Aset Lainnya
146 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
BSG dicatat sebesar nilai perolehan aset tetap
yang dibangun yaitu sebesar nilai aset tetap
yang diserahkan pemerintah daerah ditambah
dengan nilai perolehan aset yang dikeluarkan
oleh pihak ketiga/investor untuk membangun
aset tersebut.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 147
internal adalah:
Aset Tak Berwujud dari kegiatan pengembangan
diakui sebesar biaya perolehan yang meliputi
biaya yang dikeluarkan sejak memenuhi kriteria
pengakuan.
Pengeluaran atas unsur tidak berwujud yang
awalnya telah diakui oleh entitas sebagai beban
tidak boleh diakui sebagai bagian dari harga
perolehan aset tak berwujud di kemudian hari.
Aset tak berwujud yang dihasilkan dari
pengembangan software komputer, maka
pengeluaran yang dapat dikapitalisasi adalah
pengeluaran tahap pengembangan aplikasi.
148 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-Lain
Jumlah Aset Lainnya
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 149
6. Prosedur Akuntansi Aset Lainnya
No. Pelaksana
Kegiatan Bendahara Bendahara
Pengguna Anggaran PPK-S KPD
Penerimaan S KPD Pengeluaran S KPD
1 M enyiapkan dan menyampaikan
dokumen-dokumen atas transaksi
yang terkait dengan proses
pelaksanaan sistem akuntansi aset
lainnya ke PPK-SKPD
2 M engotorisasi
penerimaan/pengeluaran aset lainnya
150 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
7. Jurnal Standar Aset Lainnya
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 151
8. Simulasi Pencatatan Akuntansi Aset Lainnya
10 Agustus 200X
Kasir, Pembayar/Penyetor
ttd ttd
152 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
b. Pada tanggal 19 Agustus 200X, BPKA Pemerintah
Kota XXX menerima serah terima barang atas
pembelian perangkat lunak aplikasi penatausahaan
arsip digital yang dikembangkan pihak ketiga dengan
nilai kontrak sebesar Rp350.000.000.
PASAL 1
...
PASAL 3
...
ttd ttd
MENGETAHUI/MENYETUJUI
ttd
xxx
NIP.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 153
Atas transaksi tersebut, petugas pencatat transaksi
akan membuat jurnal sebagai berikut:
Jumlah
....., tanggal xx/xx/20xx
Kuasa BUD
ttd
Yuliza Yazid
154 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Atas transaksi tersebut fungsi akuntansi akan
mencatat dengan jurnal:
Tgl Nomor Uraian Ref Jumlah (Rp)
Bukti Debit Kredit
1/9/ SP2D- Utang Belanja 350.000.000
200x 12 Perangkat Lunak
Aplikasi
RK PPKD 350.000.000
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 155
Nomor Jumlah (Rp)
Tgl Uraian Ref
Bukti Debit Kredit
1 2 4 5 6 7
31/12/ Akumulasi 29.166.667
200X amortisasi
Beban 29.166.667
amortisasi
156 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
BAB 8
AKUNTANSI PIUTANG
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 157
dalam undang-undang perpajakan atau peraturan daerah
tentang perpajakan, yang belum dilunasi sampai dengan
akhir periode laporan keuangan. Berdasarkan ketentuan
perundang-undangan tentang Pajak dan Retribusi Daerah,
pajak daerah dibedakan untuk tingkat pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten/kota.
Piutang atas pajak daerah dapat timbul karena
tunggakan pajak yang belum dilunasi oleh Wajib Pajak
(WP). Tunggakan ini terjadi karena perbedaan penetapan
pajak dalam SKP dengan jumlah yang telah dilunasi oleh
WP. Selanjutnya kekurangan bayar itu diwujudkan dengan
terbitnya Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
(SKPDKB).
Sementara piutang atas retribusi timbul karena
sampai tanggal laporan keuangan ada tagihan retribusi
sebagaimana tercantum dalam Surat Ketetapan Retribusi
Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan,
belum dilunasi oleh wajib bayar retribusi. Selanjutnya jika
sampai tanggal laporan keuangan ada jumlah retribusi
yang belum dilunasi, maka akan diterbitkan Surat Tagihan
Retribusi Daerah (STRD).
Piutang karena potensi PAD lainnya dapat terdiri
dari hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan seperti
bagian laba BUMD dan lain-lain PAD seperti bunga,
penjualan aset yang tidak dipisahkan pengelolaannya,
tuntutan ganti rugi, denda, penggunaan aset/pemberian
jasa pemda dan sebagainya. PAD lainnya ini pada
umumnya berasal dari hasil perikatan yang akan dibahas
dalam bab tersendiri.
158 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
suatu entitas pemerintah kepada pemerintah
daerah/pemerintah lainnya, perorangan, BUMN/BUMD,
perusahaan swasta atau organisasi lainnya. Ketentuan dan
persyaratan timbulnya piutang dituangkan dalam suatu
naskah perjanjian pinjaman antara pihak-pihak terkait,
dan pengakuan timbulnya piutang, dilakukan pada saat
terjadi realisasi pengeluaran dari kas daerah. Piutang
tersebut berkurang apabila terjadi penerimaan angsuran
pokok pinjaman di rekening kas daerah. Jenis-jenis
pinjaman yang diberikan oleh pemerintah bermacam-
macam antara lain:
a. Piutang yang timbul dari penerusan pinjaman luar
negeri (Subsidiary Loan Agreement/SLA) yaitu
Rekening Dana Investasi (RDI) dan Rekening
Pembangunan Daerah (RPD).
b. Piutang yang timbul dari Dana Bergulir, yang diatur
dalam Bultek Dana Bergulir.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 159
Piutang Berdasarkan Tuntutan Ganti Rugi
Piutang atas tuntutan ganti rugi timbul karena
adanya hak tagih yang disebabkan pelaksanaan tuntutan
ganti rugi yang telah diputuskan/ditetapkan oleh pihak
yang berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku karena adanya kerugian daerah dalam suatu
keadaan/kegiatan. Berdasarkan karakteristiknya piutang
atas tuntutan ganti rugi ini timbul karena dua hal:
a. Piutang yang berasal dari akibat Tuntutan Ganti Rugi
(TGR)
TGR merupakan piutang yang timbul karena
pengenaan ganti kerugian daerah kepada pegawai
negeri bukan bendahara, sebagai akibat langsung
ataupun tidak lagsung dari suatu perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai
tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas
yang menjadi kewajibannya. TGR dikenakan oleh
pimpinan di lingkup pemerintah daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Piutang yang timbul dari akibat Tuntutan
Perbendaharaan (TP)
TP dikenakan kepada bendahara yang karena lalai
atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan
kerugian daerah. Tuntutan Perbendaharaan
dikenakan oleh BPK sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
160 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
sama dengan nilai bersih yang dapat direalisasi (net
realizable value).
Nilai penyisihan piutang tak tertagih tidak bersifat
akumulatif tetapi diterapkan setiap akhir periode anggaran
sesuai perkembangan kualitas piutang. Pemerintah
menilai kualitas piutang untuk penyisihan piutang tak
tertagih berdasarkan kualitas umur piutang,
jenis/karakteristik piutang, dan diterapkan dengan
modifikasi tertentu tergantung kondisi debitor. Pemilihan
dasar penyisihan ini hendaknya didasarkan pada hasil
analisis atas data, pengalaman historis, maupun kebijakan
dan upaya yang ditempuh pemerintah dalam menetapkan
dan menagih piutang.
Penyisihan piutang tak tertagih bukan merupakan
penghapusan piutang. Dengan demikian, nilai penyisihan
piutang tak tertagih akan disajikan di neraca, selama
piutang pokok masih tercantum atau belum dihapuskan.
Pemerintah daerah perlu membuat aturan tersendiri
sebagai dasar dalam menghitung penyisihan piutang.
Dalam menetapkan kebijakan akuntansi penyisihan
piutang yang didasarkan pada umur piutang sebaiknya
dibedakan menurut jenis piutang, baik dalam menetapkan
umur maupun penentuan besaran yang akan disisihkan.
Jenis piutang sangat bervariasi dan kemungkinan tidak
tertagih juga sangat bervariasi, sangat tergantung pada
karakteristik piutang yang bersangkutan. Namun demikian
secara umum biasanya kelompok piutang dikategorikan
menjadi lancar, kurang lancar, diragukan, dan macet.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 161
Penghapusan secara bersyarat dilakukan dengan
menghapuskan piutang daerah dari pembukuan tanpa
menghapuskan hak tagih. Sementara itu penghapusan
secara mutlak dilakukan dengan menghapuskan hak tagih
daerah. Hapus buku merupakan suatu prosedur kebijakan
internal dimana pemerintah daerah menghapus catatan
atas piutang suatu entitas atau meng-nol-kan nilai piutang
bersangkutan. Tujuan hapus buku adalah menampilkan
aset yang lebih realistis dan ekuitas yang lebih tepat, dan
kemungkinan berdampak pula pada besaran pendapatan
(revenue). Sementara hapus tagih merupakan penghentian
proses perdata penagihan yang dilakukan pemerintah
daerah untuk meminta debitur melunasi hutangnya.
Substansi hukum penghapustagihan mempunyai
konsekuensi menghapuskan catatan (hapus buku).
162 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
c. Penghapusbukuan berdasarkan keputusan formal
otoritas tertinggi yang berwenang menyatakan hapus
tagih perdata dan atau hapus buku (write off).
Pengambil keputusan penghapusbukuan melakukan
keputusan reaktif (tidak berinisiatif), berdasar suatu
sistem nominasi untuk dihapusbukukan atas usulan
berjenjang yang bertugas melakukan analisis dan
usulan penghapusbukuan tersebut.
Penghapustagihan Piutang
Penghapustagihan adalah sebuah keputusan yang
sensitif, penuh dengan konsekuensi ekonomi,
kemungkinan hilangnya hak tagih dan atau hak menerima
tagihan. Oleh karena itu, penghapustagihan suatu piutang
harus berdasarkan berbagai kriteria, prosedur dan
kebijakan yang menghasilkan keputusan hapus tagih yang
defensif bagi pemerintah secara hukum dan ekonomi.
Penghapustagihan piutang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh
karena itu upaya hapus tagih tidak dapat dilakukan sendiri
secara langsung oleh satuan kerja yang berpiutang, tetapi
harus mengikuti ketentuan yang berlaku.
Adapun kriteria penghapustagihan piutang terdiri
dari:
a. Penghapustagihan karena mengingat jasa-jasa pihak
yang berutang untuk menolong pihak berutang dari
keterpurukan yang lebih dalam. Misalnya kredit UKM
yang tidak mampu membayar.
b. Penghapustagihan sebagai suatu sikap menyejukkan,
membuat citra penagih menjadi lebih baik,
memperoleh dukungan moril lebih luas menghadapi
tugas masa depan.
c. Penghapustagihan sebagai sikap berhenti menagih,
menggambarkan situasi tak mungkin tertagih melihat
kondisi pihak tertagih.
d. Penghapustagihan untuk restrukturisasi penyehatan
utang, misalnya penghapusan denda, tunggakan
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 163
bunga dikapitalisasi menjadi pokok kredit baru,
rescheduling dan penurunan tarif bunga kredit.
e. Penghapustagihan setelah semua ancangan dan cara
lain gagal atau tidak mungkin diterapkan. Misalnya
kredit macet dikonversi menjadi
saham/ekuitas/penyertaan, dijual (anjak piutang),
jaminan lelang.
f. Penghapustagihan sesuai hukum perdata umumnya,
hukum kepailitan, hukum industri, hukum pasar
modal, hukum pajak, melakukan benchmarking
kebijakan/peraturan write off di negara lain.
g. Penghapustagihan secara hukum sulit atau tidak
mungkin dibatalkan, apabila telah diputuskan dan
diberlakukan, kecuali cacat hukum.
Penghapusbukuan (writedown maupun write off)
masuk ekstrakomtabel dengan beberapa sebab
misalnya kesalahan administrasi, kondisi misalnya
debitur menunjukkan gejala mulai mencicil teratur
dan alasan misalnya dialihkan kepada pihak lain
dengan haircut mungkin akan dicatat kembali
menjadi rekening aktif intrakomtabel.
164 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
pada tahun sebelumnya dan dihapusbukukan pada tahun
berjalan, penerimaan kas diakui sebagai pendapatan lain-
lain.
2. Pengakuan Piutang
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 165
3. Pengukuran Piutang
166 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
a. Pemberian pinjaman
Piutang pemberian pinjaman dinilai dengan jumlah
yang dikeluarkan dari kas daerah dan/atau apabila
berupa barang/jasa harus dinilai dengan nilai wajar
pada tanggal pelaporan atas barang/jasa tersebut.
Apabila dalam naskah perjanjian pinjaman diatur
mengenai kewajiban bunga, denda, commitment fee
atau biaya-biaya pinjaman lainnya, maka pada akhir
periode pelaporan harus diakui adanya bunga, denda,
commitment fee atau biaya lainnya pada periode
berjalan yang terutang (belum dibayar) pada akhir
periode pelaporan.
b. Penjualan
Piutang dari penjualan diakui sebesar nilai sesuai
naskah perjanjian penjualan yang terutang (belum
dibayar) pada akhir periode pelaporan. Apabila dalam
perjanjian dipersyaratkan adanya potongan
pembayaran, maka nilai piutang harus dicatat
sebesar nilai bersihnya.
c. Kemitraan
Piutang yang timbul diakui berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang dipersyaratkan dalam naskah
perjanjian kemitraan.
d. Pemberian fasilitas/jasa
Piutang yang timbul diakui berdasarkan fasilitas atau
jasa yang telah diberikan oleh pemerintah pada akhir
periode pelaporan, dikurangi dengan pembayaran
atau uang muka yang telah diterima.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 167
dikurangi penyisihan kerugian piutang tidak tertagih.
Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penghapusan
piutang maka masing-masing jenis piutang disajikan
setelah dikurangi piutang yang dihapuskan.
Pemberhentian pengakuan. Pemberhentian
pengakuan piutang selain pelunasan juga dikenal dengan
dua cara yaitu: penghapustagihan (write-off) dan
penghapusbukuan (write down). Hapus tagih yang
berkaitan dengan perdata dan hapus buku yang berkaitan
dengan akuntansi untuk piutang, merupakan dua hal yang
harus diperlakukan secara terpisah.
Penghapusbukuan piutang adalah kebijakan intern
manajemen, merupakan proses dan keputusan akuntansi
untuk pengalihan pencatatan dari intrakomptabel menjadi
ekstrakomptabel agar nilai piutang dapat dipertahankan
sesuai dengan net realizable value-nya. Tujuan hapus buku
adalah menampilkan aset yang lebih realistis dan ekuitas
yang lebih tepat. Penghapusbukuan piutang tidak secara
otomatis menghapus kegiatan penagihan piutang.
Penerimaan tunai atas piutang yang telah
dihapusbukukan. Suatu piutang yang telah
dihapusbukukan, ada kemungkinan diterima
pembayarannya, karena timbulnya kesadaran dan rasa
tanggung jawab yang berutang. Terhadap kejadian adanya
piutang yang telah dihapusbukukan, ternyata di kemudian
hari diterima pembayaran/ pelunasannya maka
penerimaan tersebut dicatat sebagai penerimaan kas pada
periode yang bersangkutan dengan lawan perkiraan
penerimaan pendapatan atau melalui akun Penerimaan
Pembiayaan, tergantung dari jenis piutang.
168 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
4. Penyajian Piutang
5. Pengungkapan Piutang
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 169
Penghapusbukuan piutang harus diungkapkan
secara cukup dalam Catatan atas Laporan Keuangan agar
lebih informatif. Informasi yang perlu diungkapkan
misalnya jenis piutang, nama debitur, nilai piutang, nomor
dan tanggal keputusan penghapusan piutang, dasar
pertimbangan penghapusbukuan dan penjelasan lainnya
yang dianggap perlu.
170 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
6. Prosedur Akuntansi Piutang
Pelaksana
No. Kegiatan Bendahara
PPK-S KPD
Penerimaan
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 171
7. Jurnal Standar Piutang
172 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
8. Simulasi Pencatatan Akuntansi Piutang
NAMA
: ….
ALAMAT : Jl. Merdeka No. 7 XXX
NOMOR : 1567845672567
POKOK
WAJIB
RETRIBUSI
(NPWR)
TANGGAL : 16 November 200X
JATUH
TEMPO
URAIAN
No KODE REKENING RETRIBUSI JUMLAH (RP)
DAERAH
1. Retribusi 500.000
PKB
2.
3.
Jumlah
Ketetapan
Pokok
Retribusi :
Jumlah
Sanksi :
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 173
a. Bunga
b. Kenaikan
Jumlah 500.000
Keseluruhan
Dengan huruf : lima ratus ribu rupiah
PERHATIAN :
a. Harap penyetoran dilakukan pada Bank / Bendahara
Penerimaan xxx
b. Apabila SKR ini tidak atau kurang dibayar lewat
waktu paling lama 30 hari setelah SKR diterima atau
(tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 2% per bulan.
XXX, 17 Juni 200X
Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran
ttd
Yang menerima,
:
ttd
Citra Gantika
NIP. 180 099
309
174 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Maka berdasarkan hal tersebut dicatat jurnal:
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 175
c. Berdasarkan data piutang retribusi yang dikelola
Dinas Pendapatan didapatkan saldo piutang retribusi
sebesar Rp180.000.000 per tanggal 31 Desember
200X. Berdasarkan catatan dan skedul saldo piutang
yang dimiliki, Dinas Pendapatan menetapkan kualitas
piutang retribusi sebagai berikut:
Kualitas Jumlah % Taksiran Penyisihan
Tidak Tertagih Piutang
Lancar 100.000.000 0,5% 500.000
Kurang 50.000.000 10% 5.000.000
Lancar
Ragu-ragu 15.000.000 50% 7.500.000
Macet 15.000.000 100% 15.000.000
28.000.000
176 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
BAB 9
AKUNTANSI PERSEDIAAN
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 177
sistem pencatatan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Metode Perpetual
Metode perpetual menuntut dilakukannya
pemutakhiran setiap terjadi perubahan posisi akun
persediaan. Implikasi dari metode perpetual,
pemutakhiran posisi akun persediaan melalui
pendekatan aset dengan menjurnal akun “Beban
Persediaan” di debit dan akun “Persediaan” di kredit
dilakukan tiap kali terdapat transaksi terkait dengan
persediaan. Implikasi lainnya, di akhir periode tidak
lagi dibutuhkan jurnal penyesuaian.
Perlu diketahui bahwa pengakuan persediaan dengan
pendekatan beban tidak dikenal dalam metode
pencatatan perpetual. Metode perpetual umumnya
digunakan untuk jenis persediaan yang berkaitan
dengan operasional utama di SKPD dan
membutuhkan pengendalian yang kuat. Contohnya
adalah persediaan obat-obatan di RSUD, persediaan
pupuk di dinas pertanian, dan lain sebagainya. Dalam
metode perpetual, pengukuran pemakaian persediaan
dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang
dipakai dikalikan dengan nilai per unit sesuai metode
penilaian yang digunakan.
b. Metode Periodik
Dalam metode periodik, fungsi akuntansi tidak
langsung mengkinikan nilai persediaan ketika terjadi
pemakaian. Jumlah persediaan akhir diketahui
dengan melakukan perhitungan fisik (stock opname)
pada akhir periode. Pada akhir periode inilah dibuat
jurnal penyesuaian untuk mengkinikan nilai
persediaan.
Implikasi metode periodik atas pengakuan persediaan
dengan pendekatan asset harus mengakui beban atas
pemakaian persediaan hingga akhir periode.
Pengakuan beban tersebut akan dicatat dengan
178 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
menjurnal ‘Beban Persediaan” di debit dan
“Persediaan” di kredit. Sedangkan implikasi metode
periodik atas pengakuan persediaan dengan
pendekatan beban harus menyesuaikan nilai beban
yang terjadi untuk satu periode tersebut dan
memunculkan nilai persediaan yang tersisa dengan
menjurnal “Persediaan” di sisi debit dan “Beban
Persediaan” di sisi kredit.
Metode ini dapat digunakan untuk persediaan yang
sifatnya sebagai pendukung kegiatan SKPD,
contohnya adalah persediaan ATK di sekretariat
SKPD. Dalam metode ini, pengukuran pemakaian
persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik,
yaitu dengan cara saldo awal persediaan ditambah
pembelian atau perolehan persediaan dikurangi
dengan saldo akhir persediaan dikalikan nilai per unit
sesuai dengan metode penilaian yang digunakan.
Apabila dalam perjalanan pengelolaan persediaan
terjadi selisih nilai antara catatan persediaan
menurut bendahara barang/pengurus barang atau
catatan persediaan menurut fungsi akuntansi dengan
hasil stock opname. Dimana selisih persediaan
tersebut terjadi karena persediaan hilang, usang,
kadaluarsa, ataupun rusak; maka apabila selisih
persediaan dipertimbangkan sebagai suatu jumlah
yang normal, maka selisih persediaan ini
diperlakukan sebagai beban. Jika selisih persediaan
dipertimbangkan sebagai suatu jumlah yang
abnormal, maka selisih persediaan ini diperlakukan
sebagai kerugian daerah.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 179
diserahkan pertama kali. Dengan demikian nilai
persediaan akhir dihitung dimulai dari harga
pembelian terakhir.
b. Metode Rata-Rata Tertimbang. Dalam metode ini,
harga pokok merupakan harga rata-rata dari
keseluruhan barang yang dimiliki oleh pemerintah
daerah. Dengan demikian nilai persediaan dihitung
juga berdasarkan harga ratarata.
c. Harga Pembelian Terakhir. Metode ini digunakan
apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material
dan bermacam-macam jenis. Nilai persediaan
dihitung berdasarkan harga pembelian terakhir.
2. Pengakuan Persediaan
b. Pendekatan Beban
Diakui ketika pembelian persediaan langsung dicatat
sebagai beban persediaan. Pendekatan beban
digunakan ketika maksud penggunaan persediaan
180 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
adalah untuk waktu yang segera/tidak dimaksudkan
untuk digunakan sepanjang satu periode akuntansi.
Contohnya adalah persediaan untuk suatu kegiatan.
3. Pengukuran Persediaan
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 181
Biaya Perolehan = Pembelian + biaya pengiriman
= Rp100.000.000+Rp2.000.000 = Rp102.000.000
c. Nilai Wajar
Digunakan ketika persediaan diperoleh dengan cara
lainnya seperti donasi maupun hewan dan tanaman
yang dikembangbiakkan meliputi nilai tukar aset atau
penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami
dan berkeinginan melakukan transaksi wajar (arm
length transaction).
Contoh: Dinas Pertanian menerima donasi berupa
pupuk dari pabrik pupuk sebanyak 100 ton.
Berdasarkan hasil survei di pasar, harga pupuk per
ton adalah Rp1.000.000. Maka nilai persediaan
pupuk dinilai sebesar:
100 ton x Rp1.000.000 = Rp100.000.000.
182 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
4. Penyajian Persediaan
5. Pengungkapan Persediaan
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 183
6. Prosedur Akuntansi Persediaan
Pelaksana
No Kegiatan Bendahara
PPTK Penyimpan Barang PPK-S KPD
Pengeluaran S KPD
M enyiapkan dokumen atas
1 x
pengadaan persediaan
M enyiapkan dan menyampaikan
2 dokumen atas transaksi pembelian
persediaan
184 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
7. Jurnal Standar Persediaan
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 185
b. Pencatatan pendapatan yang diterima secara
langsung:
Jurnal untuk mencatat Penerimaan Pembayaran
Pajak dari WP
Dr. Kas di Bendahara xxx
Penerimaan
Cr. Pendapatan Pajak…- xxx
LO
186 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
c. Pencatatan pendapatan yang pembayarannya
dilakukan di muka untuk beberapa periode:
Jurnal untuk mencatat pengakuan pembayaran
pajak dari WP
Dr. Kas di Bendahara xxx
Penerimaan
Cr. Pendapatan Diterima xxx
Dimuka
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 187
adalah Rp100.000,00/pcs. Fungsi akuntansi akan
mencatat jurnal dengan pendekatan aset:
Perubahan 3.750.000
SAL
188 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Nomor Jumlah (Rp)
Tanggal Uraian Ref
Bukti Debit Kredit
1 2 4 5 6 7
31/12/ Beban 100.000
200X persediaan ATK
Persediaan 100.000
ATK
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 189
BAB 10
AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS
Klasifikasi
Kas dan setara kas pada pemerintah daerah
mencakup kas yang dikuasai, dikelola dan dibawah
tanggung jawab bendahara umum daerah (BUD) dan kas
yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab
selain bendahara umum daerah, misalnya bendahara
pengeluaran. Kas dan setara kas yang yang dikuasai dan
dibawah tanggung jawab bendahara umum daerah terdiri
dari:
190 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
a. Kas:
Kas di Kas Daerah:
- Kas di Kas Daerah. Sejumlah kas yang
berada pada pos kas dalam pemerintah
daerah.
- Potongan Pajak dan Lainnya.
- Kas Transitoris. Kas yang telah diterima
namun belum menjadi hak pemerintah
daerah.
- Kas Lainnya. Kas yang tidak dapat
diklasifikasikan menjadi kas di kas daerah,
potongan pajak, maupun kas transitoris.
Kas di Bendahara Penerimaan:
- Pendapatan yang Belum Disetor.
Pendapatan yang telah diterima namun
belum disetorkan pada kas negara.
- Uang Titipan. Penyediaan uang yang
dititipkan mencukupi persediaan kas
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kas di Bendahara Pengeluaran:
- Sisa Pengisian Kas UP/GU/TU. Sejumlah
kas yang merupakan sisa dari pengisian
kas uang persediaan (UP), ganti uang
persediaan (GU), dan tambahan uang
persediaan (TU).
- Pajak di SKPD yang Belum Disetor.
Sejumlah pajak di SKPD yang belum
disetorkan pada kas daerah.
- Uang Titipan. Penyediaan uang yang
dititipkan mencukupi persediaan kas
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kas di BLUD:
- Kas Tunai BLUD. Sejumlah kas yang
dimiliki oleh badan layanan umum daerah.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 191
- Kas di Bank BLUD. Sejumlah kas milik
badan layanan umum daerah yang
disimpan dalam bank.
- Pajak yang Belum Disetor BLUD. Sejumlah
pajak yang belum disetorkan pada kas
negara oleh badan layanan umum daerah.
- Uang Muka Pasien RSUD/BLUD. Sejumlah
uang berupa uang muka dari pasien rumah
sakit umum daerah/badan layanan umum
daerah.
- Uang Titipan BLUD. Penyediaan uang yang
dititipkan mencukupi persediaan kas
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Setara Kas
Deposito kurang dari 3 bulan.
Surat Utang Negara/Obligasi kurang dari 3
bulan.
192 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
3. Penyajian Kas dan Setara Kas
PEMERINTAH DAERAH ...
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
Uraian 20X1 20X0
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di BLUD
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pajak
Jumlah Aset Lancar
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 193
Berikut jurnal standar kas dan setara kas:
Jurnal untuk mencatat penambahan kas dan
setara kas
Dr. Kas dan Setara Kas xxx
Cr. Pendapatan-LO / Aset xxx
/ Kewajiban / Ekuitas
194 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Tanggal No. Uraian Debit Kredit
Bukti
11 Bukti Perubahan SAL 10.000.000
Januari setor Pendapatan 10.000.000
200x 07/29/ lain-lain -LRA
VII/17
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 195
BAB 11
AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN,
DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN
1. Koreksi Kesalahan
196 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
masa depan. Kesalahan dalam konsep akuntansi dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Kesalahan Tidak Berulang
Terjadi pada periode berjalan
Apabila laporan keuangan periode tersebut
belum diterbitkan, maka koreksi dilakukan pada
akun pendapatan-LRA, belanja, pendapatan-LO,
maupun beban.
Contoh : pengembalian retribusi lebih bayar
yang diterima pada tahun yang bersangkutan
kepada seorang Wajib Retribusi karena terjadi
kesalahan perhitungan oleh Wajib Retribusi.
Terjadi pada periode sebelumnya
Kesalahan jenis ini bisa terjadi pada saat yang
berbeda, yakni yang terjadi dalam periode
sebelumnya namun laporan keuangan periode
tersebut belum diterbitkan dan yang terjadi
dalam periode sebelumnya dan laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan.
Keduanya memiliki perlakuan yang berbeda.
- Laporan Keuangan Belum Diterbitkan
Apabila laporan keuangan belum
diterbitkan, maka dilakukan dengan
pembetulan pada akun yang
bersangkutan, baik pada akun
pendapatan-LRA atau akun belanja,
maupun akun pendapatan-LO atau akun
beban.
Contoh: tambahan pembayaran kepada
konsultan penyedian jasa karena
kesalahan perhitungan PPN. Kesalahan
diketahui pada awal tahun periode
berikutnya sebelum laporan keuangan dan
laporan pajak diterbitkan.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 197
- Laporan Keuangan Sudah Diterbitkan
Koreksi kesalahan atas pengeluaran
belanja (sehingga mengakibatkan
penerimaan kembali belanja) yang tidak
berulang yang terjadi pada periode-periode
sebelumnya dan menambah posisi kas,
apabila laporan keuangan periode tersebut
sudah diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun pendapatan lain-
lain–LRA. Dalam hal mengakibatkan
pengurangan kas dilakukan dengan
pembetulan pada akun Saldo Anggaran
Lebih.
Koreksi kesalahan atas penerimaan
pendapatan yang tidak berulang yang
terjadi pada periode-periode sebelumnya
dan menambah maupun mengurangi
posisi kas, apabila laporan keuangan
periode tersebut sudah diterbitkan,
dilakukan dengan pembetulan pada akun
kas dan akun ekuitas.
Contoh: pengembalian pajak lebih bayar
yang diterima pada tahun sebelumnya.
Proses pengembalian baru dilakukan
setelah 1 periode akuntansi karena harus
melalui proses penelitian dan pemeriksaan
terlebih dahulu.
198 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
2. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 199
b. Adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk
kejadian atau transaksi yang sebelumnya tidak ada
atau yang tidak material.
200 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
keuangan meskipun pada kenyataannya operasi tersebut
dihentikan pada suatu tahun berjalan.
Namun suatu kondisi bukan merupakan bagian dari
penghentian operasi apabila:
a. Penghentian berlangsung secara evolusioner/alamiah
seperti penurunan permintaan, pergantian
kebutuhan, dan alasan sejenis lainnya.
b. Fungsi tersebut tetap ada.
c. Hanya beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi
pokok dihapus, sedangkan selebihnya berjalan
seperti biasa. Misalnya relokasi program ke wilayah
lain.
d. Menutup suatu fasilitas dengan utilisasi amat rendah,
menghemat biaya, atau pun menjual sarana operasi
tanpa mengganggu operasi tersebut.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 201
5. Prosedur Koreksi di SKPD
Pelaksana
No. Kegiatan
PPK-SKPD PA/KPA/PPKD
M engkonfirmasikan kesalahan
2
pencatatan kepada PA/KPA
M emverifikasi kesalahan
3
pencatatan yang telah terjadi
202 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Dr. Perubahan SAL xxx
Cr. Pendapatan Hibah xxx
... – LRA
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 203
Laporan Keuangan Sudah Diterbitkan
- Contoh jurnal semula
Dr. Beban Gaji Pokok PNS – xxx
LO
Cr. Kas di Bendahara xxx
Pengeluaran
204 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
7. Simulasi Pencatatan Akuntansi
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 205
Tgl Nomor Uraian Ref Jumlah (Rp)
Bukti Debit Kredit
30/5/ SP2D Belanja Honor 20.000.000
200x no 17 Pegawai – LRA
Perubahan 20.000.000
SAL
206 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
BAB 12
LAPORAN KEUANGAN SKPD
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 207
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber
daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas
serta hasil-hasil yang telah dicapai.
d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas
mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya.
e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan
dan kondisi entitas berkaitan dengan sumber-sumber
penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak
dan pinjaman.
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi
keuangan entitas, apakah mengalami kenaikan atau
penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan.
208 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Setiap komponen laporan keuangan harus
diidentifikasi secara jelas sehingga dapat memberikan
pemahaman yang memadai dengan cara menyajikan:
a. Nama entitas yang membuat laporan keuangan atau
sarana identifikasi lainnya.
b. Cakupan laporan keuangan (entitas tunggal atau
konsolidasian).
c. Tanggal pelaporan atau periode yang dicakup oleh
laporan keuangan sesuai dengan komponennya.
d. Mata uang pelaporan.
e. Tingkat ketepatan yang digunakan dalam penyajian
angka-angka pada laporan keuangan.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 209
Suatu entitas menyajikan Laporan Realisasi
Anggaran sekurang-kurangnya sekali dalam setahun dan
selambat-lambatnya enam bulan setelah berakhirnya
tahun anggaran. Apabila periode pelaporan lebih pendek
atau lebih panjang dari satu tahun, maka entitas
diharuskan mengungkapkan informasi berikut dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan:
a. Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu
tahun.
b. Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam
Laporan Realisasi Anggaran dan catatan-catatan
terkait tidak dapat diperbandingkan.
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
Pendapatan Pajak
Daerah
Pendapatan
Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
Lain-lain PAD yang
sah
Jumlah
Pendapatan Asli
Daerah
PENDAPATAN
TRANSFER
210 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
TRANSFER
PEMERINTAH
PUSAT - DANA
PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil
Pajak
Dana Bagi Hasil
Sumber Daya Alam
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi
Khusus
Jumlah
Pendapatan
Transfer Dana
Perimbangan
TRANSFER
PEMERINTAH
PUSAT – LAINNYA
Dana Otonomi
Khusus
Dana Penyesuaian
Jumlah
Pendapatan
Transfer
Pemerintah Pusat
– Lainnya
TRANSFER
PEMERINTAH
PROVINSI
Pendapatan Bagi
Hasil Pajak
Pendapatan Bagi
Hasil Lainnya
Jumlah Transfer
Pemerintah
Provinsi
Total Pendapatan
Transfer
LAIN-LAIN
PENDAPATAN YANG
SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana
Darurat
Pendapatan Lainnya
Jumlah
Pendapatan Lain-
lain yang Sah
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 211
JUMLAH
PENDAPATAN
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Bunga
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial
Jumlah Belanja
Operasi
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan
dan Mesin
Belanja Gedung dan
Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi
dan Jaringan
Belanja Aset Tetap
Lainnya
Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja
Modal
BELANJA TAK
TERDUGA
Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja
Tak Terduga
Jumlah Belanja
TRANSFER
TRANSFER/BAGI
HASIL PENDAPATAN
KE DESA
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil
Pendapatan Lainnya
Jumlah Transfer
Bagi Hasil
Pendapatan ke
Desa
JUMLAH
BELANJA DAN
TRANSFER
SURPLUS/DEFIS
IT
212 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN
PEMBIAYAAN
Penggunaan SILPA
Pencairan Dana
Cadangan
Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
Pinjaman Dalam
Negeri – Pemerintah
Pusat
Pinjaman Dalam
Negeri – Pemerintah
Daerah Lainnya
Pinjaman Dalam
Negeri – Lembaga
Keuangan Bank
Pinjaman Dalam
Negeri – Lembaga
Keuangan Bukan
Bank
Pinjaman Dalam
Negeri – Obligasi
Pinjaman Dalam
Negeri – Lainnya
Penerimaan Kembali
Pinjaman kepada
Perusahaan Negara
Penerimaan Kembali
Pinjaman kepada
Perusahaan Daerah
Penerimaan Kembali
Pinjaman kepada
Perusahaan Daerah
Lainnya
Jumlah
Penerimaan
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
Pembentukan Dana
Cadangan
Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam
Negeri – Pemerintah
Pusat
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 213
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam
Negeri – Pemerintah
Daerah Lainnya
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam
Negeri – Lembaga
Keuangan Bank
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam
Negeri – Lembaga
Keuangan Bukan
Bank
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam
Negeri – Obligasi
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam
Negeri – Lainnya
Pembayaran
Pinjaman kepada
Perusahaan Negara
Pembayaran
Pinjaman kepada
Perusahaan Daerah
Pembayaran
Pinjaman kepada
Pemerintah Daerah
Lainnya
Jumlah
Pengeluaran
PEMBIAYAAN
NETO
Sisa Lebih
Pembiayaan
Anggaran
214 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
3. Laporan Operasional
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 215
Berikut merupakan contoh format penyajian
Laporan Operasional pada suatu SKPD:
PEMERINTAH DAERAH
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31
DESEMBER 20X1 dan 20X0
Uraian Anggaran Realisasi Kenaikan/ (%)
20X1 20X0 Penurunan
KEGIATAN
OPERASIONAL
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
Pendapatan Pajak
Daerah
Pendapatan Retribusi
Daerah
Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang
Dipisahkan
Pendapatan Asli
Daerah Lainnya
Jumlah Pendapatan
Asli Daerah
PENDAPATAN
TRANSFER
TRANSFER
PEMERINTAH PUSAT
- DANA
PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil
Sumber Daya Alam
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Jumlah Pendapatan
Transfer Dana
Perimbangan
TRANSFER
PEMERINTAH PUSAT
LAINNYA
Dana Otonomi
Khusus
Dana Penyesuaian
216 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Jumlah Pendapatan
Transfer Lainnya
TRANSFER
PEMERINTAH
PROVINSI
Pendapatan Bagi Hasil
Pajak
Pendapatan Bagi Hasil
Lainnya
Jumlah Pendapatan
Transfer
Pemerintah
Provinsi
Jumlah Pendapatan
Transfer
LAIN-LAIN
PENDAPATAN YANG
SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana
Darurat
Pendapatan Lainnya
Jumlah Pendapatan
Lain-lain yang Sah
JUMLAH
PENDAPATAN
BEBAN
Beban Pegawai
Beban Persediaan
Beban Jasa
Beban Pemeliharaan
Beban Perjalanan
Dinas
Beban Bunga
Beban Subsidi
Beban Hibah
Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan
Beban Transfer
Beban Lain-lain
JUMLAH BEBAN
SURPLUS/DEFISIT
DARI OPERASI
SURPLUS/DEFISIT
DARI KEGIATAN NON
OPERASIONAL
Surplus Penjualan
Aset Nonlancar
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 217
Surplus Penyelesaian
Kewajiban Jangka
Panjang
Defisit Penjualan Aset
Nonlancar
Defisit Penyelesaian
Kewajiban Jangka
Panjang
Surplus/Defisit dari
Kegiatan Non
Operasional Lainnya
JUMLAH SURPLUS
/ DEFISIT DARI
KEGIATAN NON
OPERASIONAL
SURPLUS/DEFISIT
SEBELUM POS
LUAR BIASA
POS LUAR BIASA
Pendapatan Luar
Biasa
Beban Luar Biasa
POS LUAR BIASA
SURPLUS/DEFISI
T – LO
4. Neraca
218 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
c. Piutang pajak dan bukan pajak.
d. Persediaan.
e. Investasi jangka panjang.
f. Aset tetap.
g. Kewajiban jangka pendek.
h. Kewajiban jangka panjang.
i. Ekuitas.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 219
Bagian Lancar Tagihan
Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Ganti
Rugi
Piutang Lainnya
Persediaan
Jumlah Aset Lancar
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Nonpermanen
Pinjaman Jangka Panjang
Investasi dalam Surat Utang
Negara
Investasi dalam Proyek
Pembangunan
Investasi Nonpermanen Lainnya
Jumlah Investasi
Nonpermanen
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah
Daerah
Investasi Permanen Lainnya
Jumlah Investasi
Permanen
Jumlah Investasi
Jangka Panjang
ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap
DANA CADANGAN
Dana Cadangan
Jumlah Dana Cadangan
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain
Jumlah Aset Lainnya
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
220 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
(PFK)
Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Jangka
Panjang
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Belanja
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Kewajiban
Jangka Pendek
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri – Sektor
Perbankan
Utang Dalam Negeri - Obligasi
Premium (Diskonto) Obligasi
Utang Jangka Panjang Lainnya
Jumlah Kewajiban
Jangka Panjang
JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS
EKUITAS
JUMLAH KEWAJIBAN
DAN EKUITAS DANA
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 221
kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan
mendasar, misalnya:
Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan
yang terjadi pada periode-periode sebelumnya.
Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset
tetap.
d. Ekuitas akhir.
222 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Suatu entitas berusaha untuk meningkatkan
kualitas Laporan Keuangan dengan cara menyajikan
pengungkapan yang memadai pada Catatan atas Laporan
Keuangannya, yang mencakup:
a. Informasi umum tentang entitas pelaporan dan
entitas akuntansi:
Domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta
jurisdiksi tempat entitas tersebut berada.
Penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan
kegiatan pokoknya.
Ketentuan perundang-undangan yang menjadi
landasan kegiatan operasionalnya.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 223
d. Informasi tentang dasar penyajian laporan keuangan
dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih
untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan
kejadian-kejadian penting lainnya:
Dasar Penyajian Laporan Keuangan.
- Asumsi kemandirian entitas.
- Asumsi kesinambungan entitas.
- Asumsi keterukunan dalam satuan uang
(monetary measurement).
Kebijakan Akuntansi.
- Entitas pelaporan.
- Basis akuntansi yang digunakan.
- Dasar pengukuran yang digunakan.
- Sejauh mana penerapan kebijakan
akuntansi digunakan.
- Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang
diperlukan untuk memahami laporan
keuangan.
224 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi
Rincian lebih lanjut belanja menurut
klasifikasi ekonomi, organisasi, dan fungsi.
Rincian lebih lanjut pembiayaan.
Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan.
Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi 225
DAFTAR PUSTAKA
226 Akuntansi Pemerintahan Daerah SKPD Berbasis Akrual : Konsep dan Aplikasi