Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN AKUNTANSI SYARIAH PADA

BMT LISA SEJAHTERA JEPARA

Solikhul Hidayat
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISNU Jepara
Email : solikhulhidayat@gmail.com

Kata Kunci : Abstrak


Lembaga Lembaga Keuangan syariah atau biasa disebut dengan Bank
Keuangan Tanpa Bunga adalah lembaga keuangan/perbankan yang
Syari‘ah, PSAK operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada
Syari‘ah. Alqura‘an dan Hadist Nabi SAW. Lembaga keuangan syari‘ah
adalah bank yang mekanisme kerjanya menggunakan sistem bagi
hasil. Saat ini IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) telah mengeluarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur tentang
Akuntansi Keuangan Syariah. Penelitian ini merupakan kajian
deskriptif yang dilakukan atas penerapan akuntansi syariah di di
BMT Lisa Sejahtera. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder dan data primer yang bersumber dari BMT
Lisa Sejahtera. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun BMT
Lisa Sejahtera sudah berpola syari‘ah akan tetapi produk atau jenis –
jenis usahanya tidak sesuai dengan PSAK Syari‘ah. Dengan demikian
pencatatan transaksi keuangannya berbeda dengan ketentuan yang ada
pada PSAK Syari‘ah 101 yang meliputi Neraca, Laba Rugi, Arus Kas,
Laporan Perubahan Equitas, Laporan Sumber dan Penggunaan Zakat,
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebijakan dan Catatan atas
Laporan Keuangan.

Keywords : Abstract
Sharia Financial Shariah Financial Institution or commonly called the Non Interest
Institution, Sharia Bank is a financial institution / bank operations and products devel-
Statement of Finan- oped based on Alqura'an and Hadith of the Prophet SAW. Shari'ah
cial Accounting financial institution is a bank that its mechanism uses the results sys-
Standards tem. Currently IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) has issued Statement
of Financial Accounting Standards (SFAS) which regulates the Is-
lamic Financial Accounting. This study is a descriptive study con-
ducted on the application of accounting shariah at BMT Lisa Se-
jahtera. The data used in this study are secondary data and primary
data sourced from BMT Lisa Sejahtera. The results of this study in-
dicate that although BMT Lisa Sejahtera already used Shari'ah pat-
tern but the product or the kinds of its business are not in according
with SFAS Shariah. Thus the recording of financial transactions is
different from the existing provisions in SFAS 101 that includes
Shariah Balance Sheet, Profit and Loss, Cash Flow, Statement of
Changes in Equity, Statement of Sources and Uses of Zakat, Reports
Sources and Use of Funds Policies and Notes to Financial State-
ments.

Vol. 10 No. 2 Oktober 2013 167


Penerapan Akuntansi Syariah Pada Bmt Lisa Sejahtera Jepara Solikhul Hidayat

Pendahuluan produknya dikembangkan berlandaskan


Berkembangnya perbankan dengan pada Alqura‟an dan Hadis Nabi SAW.
menerapkan prinsip syariah atau lebih Bank syariah adalah bank yang sistem
dikenal dengan nama bank syariah di kerjanya menggunakan sistem bagi hasil.
Indonesia bukan merupakan hal baru lagi. Lembaga keuangan tersebut dalam
Mulai diawal tahun 1990 telah terwujud ide menjalankan usahanya harus secara ketat
tentang adanya bank Islam di Indonesia, berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang
yang merupakan wujud ketidak setujuan tentunya sangat berbeda dengan prinsip
terhadap sistem riba yang bertentangan yang dianut oleh lembaga keuangan non
dengan hukum Islam. syariah.
Pengelolaan bank syariah maupun Adapun prinsip-prinsip sebagai
lembaga keuangan hampir sama dengan rujukan adalah :
pengelolaan bank konvesional. Semenjak 1. Larangan timbulnya bunga pada
adanya landasan syariah serta sesuai semua bentuk dan jenis transaksi
dengan Peraturan Pemerintah yang 2. Aktifitas bisnis dan perdagangan
menyangkut Bank Syariah, diantarannya dijalankan didasarkan pada tingkat
Undang-Undang No.7 th 1992 perihal kewajaran dan laba yang diperoleh
perbankan diganti dengan Undang-Undang secara halal
No.10 th 1998. Selain Undang-Undang 3. Ada zakat yang dikeluarkan dari hasil
tersebut, ketentuan pelaksanaan bank kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah ditetapkan 4. Terlarang menjalankan system
dengan peraturan pemerintah No.30 tahun monopoli
1999, kita bisa melihat adanya perbedaan 5. Saling bekerjasama dalam
antara bank/lembaga keuangan syariah membangun masyarakat, melalui
dengan bank konvensional, dari segi kegiatan bisnis dan perdagangan yang
operasional, pendanaan, penyaluran sesuai dengan ajaran Islam.
maupun jasa keuangan yang ada. Prinsip Keberadaan lembaga syariah
syariah adalah aturan perjanjian diharapkan dapat dimanfaatkan secara
berdasarkan hukum Islam antara bank dan optimal oleh masyarakat, dikandung
pihak lain untuk menyimpan dana dan atau maksud agar dapat meningkatkan taraf
pembiayaan untuk usaha, atau kegiatan hidup melalui produk perbankan yang
usaha lainnya yang dinyatakan sesuai disediakan. Sebagaimana lazimnya suatu
dengan syariah. bank, lembaga keuangan syariah juga siap
Bank Islam atau selanjutnya disebut menerima penitipan uang dan pembiayaan
dengan bank syariah adalah bank yang kapada semua sektor usaha yang
dalam menjalankan usahanya dengan tidak membutuhkan dana. Sesuai dengan fungsi
mendasarkan pada bunga. Bank syariah dan jenis dana yang dapat dikelola oleh
atau biasa disebut dengan Bank Tanpa lembaga Islam yang mengembangkan
Bunga adalah lembaga keuangan/ konsep tanpa bunga, berikutnya
perbankan yang dalam usahanya serta menghasilkan berbagai macam jenis

168 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Solikhul Hidayat Penerapan Akuntansi Syariah Pada Bmt Lisa Sejahtera Jepara

produk pengumpulan dan penyaluran dana pengungkapan secara umum laporan


oleh lembaga syariah. keuangan, serta tanggal efektif untuk
Lembaga keuangan syariah dengan penyusunan dan penyajian laporan
sistem bagi hasil dirancang untuk keuangan lembaga keuangan syariah.
terbinanya kebersamaan dalam Pada perkembangan berikutnya,
menanggung resiko usaha dan berbagi hasil karakteristik produk-produk bank syariah
usaha antara: pemilik dana (rabbul maal) seperti; Mudhorobah, Musyarokah,
yang menyimpan uangnya dilembaga, Murabahah, Salam, Istishna, Ijarah,
lembaga selaku pengelola dana (mudharib), Wadiah, Qardh, Sharf serta pengakuan dan
dan masyarakat yang membutuhkan pengukuran zakat, infaq dan shodaqoh
pembiayaan dengan status peminjam dana diatur pada dari PSAK 101 sampai PSAK
atau yang menjalankan usaha. 109.
Disisi yang lain, ketika lembaga
keuangan syariah telah beroperasi untuk Landasan Teori
pencatatan transaksi keuangannya Pengertian Akuntansi Syariah :
diperlukan Standar akuntansi yang Kaidah Akuntansi dalam konsep
berdasarkan dengan prinsip – prinsip Syariah Islam dapat didefinisikan sebagai
syariah. Dengan menerapkan prinsip kumpulan dasar-dasar hukum yang baku
standar akuntansi syariah merupakan kunci dan permanen, yang disimpulkan dari
sukses bagi bank/lembaga keuangan sumber-sumber Syariah Islam dan dipakai
syariah untuk menjalankan sistemnya sebagai aturan oleh seorang Akuntan dalam
dalam rangka melayani masyarakat. menjalankan profesinya, baik dalam
Standar akuntansi tersebut akan terlihat pembukuan, analisis, pengukuran,
dalam sistem akuntansi yang digunakan pemaparan, maupun penjelasan, dan
sebagai dasar dalam pembuatan sistem menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu
laporan keuangan. Saat IAI (Ikatan kejadian atau peristiwa.
Akuntan Indonesia) mengeluarkan PSAK Dasar hukum dalam Akuntansi
Akuntansi Keuangan Syariah No. 59 dan Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Nabwiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama),
Laporan Keuangan Bank Syariah pada Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu,
tanggal 1 Juni 2001 yang berisi perihal dan ‗Uruf (adat kebiasaan) yang tidak
Tujuan Akuntansi Keuangan, Tujuan bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah
Laporan Keuangan, Asumsi Dasar atas -kaidah Akuntansi Syariah, memiliki ciri
Sistem Pencatatan dasar Akrual, khusus yang membedakan dari kaidah
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Akuntansi Konvensional. Ketentuan
dan Unsur Laporan Keuangan. PSAK No. Akuntansi Syariah berdasarkan norma-
59 berisi tentang Pengakuan dan norma masyarakat islami, dan bagian dari
Pengukuran, juga berisi penyajian disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai
komponen-komponen laporan keuangan pelayan masyarakat pada tempat penerapan
bank syariah dan juga sistem Akuntansi tersebut.

Vol. 10 No. 2 Oktober 2013 169


Penerapan Akuntansi Syariah Pada Bmt Lisa Sejahtera Jepara Solikhul Hidayat

Adapun persamaan kaidah antara di masa yang akan datang dalam


Akuntansi Syariah dengan Akuntansi lingkup perusahaan yang
Konvensional ada pada hal-hal sebagai berkontinuitas;
berikut: 2. Modal dalam konsep akuntansi
1. Prinsip, antara jaminan keuangan konvensional terbagi menjadi dua
dengan prinsip unit ekonomi harus bagian, yaitu modal tetap (aktiva
ada dipisahkan; tetap) dan modal yang beredar
2. Prinsip masa satu tahunan (hauliyah) (aktiva lancar), sedangkan di dalam
dengan prinsip periode waktu atau konsep Islam barang-barang pokok
tahun pembukuan keuangan; dibagi menjadi harta berupa uang
3. Prinsip pencatatan pembukuan (cash) dan harta berupa barang
langsung dengan pencatatan (stock), berikutnya barang dibagi
bertanggal; menjadi barang milik dan barang
4. Prinsip kesaksian dalam system dagang;
pembukuan disertai prinsip penentuan 3. Dalam konsep Islam, mata uang
barang; seperti emas, perak, dan barang lain
5. Prinsip perbandingan (muqabalah) yang sama kedudukannya, bukanlah
dengan prinsip perbandingan tujuan dari segalanya, melainkan
pendapatan dengan biaya; diposisikan sebagai perantara untuk
6. Prinsip kontinuitas (istimrariah) pengukuran dan penentuan suatu
dengan kesinambungan (going nilai atau harga, atau sebagai sumber
consent) perusahaan; harga atau nilai;
7. Prinsip keterangan (idhah) dengan 4. Konsep konvensional mempraktekan
penjelas atau dengan pemberitahuan. teori pencadangan dan ketelitian dari
Adapun perbedaannya, menurut menanggung semua kerugian dalam
Husein Syahatah, dalam buku Pokok- perhitungan, serta
Pokok Pikiran Akuntansi Islam, mengenyampingkan laba yang
diantaranya, terdapat pada hal-hal sebagai bersifat mungkin, sedangkan konsep
berikut: Islam sangat memperhatikan hal itu
1. Para ahli akuntansi modern berbeda dengan cara penentuan nilai atau
pendapat dalam cara menentukan harga dengan mendasarkan nilai
nilai atau harga untuk melindungi tukar yang berlaku serta membentuk
modal pokok, hingga kini apa yang cadangan untuk mengantisipasi
dimaksud dengan modal pokok bahaya dan resiko;
(kapital) belum dapat ditentukan. 5. Konsep konvensional menerapkan
Sedangkan konsep Islam prinsip laba universal, mencakup
menerapkan konsep penilaian laba dagang, modal pokok, transaksi,
berdasarkan nilai tukar yang berlaku, dan juga uang dari sumber yang
dengan tujuan melindungi modal haram, sedangkan dalam konsep
pokok dari sisi kemampuan produksi Islam dibedakan antara laba dari

170 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Solikhul Hidayat Penerapan Akuntansi Syariah Pada Bmt Lisa Sejahtera Jepara

aktivitas pokok dan laba yang Syariah yang berasal dari Tuhan yang
berasal dari kapital (modal pokok) bukan ciptaan manusia, dan Akuntansi
dengan yang berasal dari transaksi, Islam sesuai dengan kecenderungan
juga wajib menjelaskan pendapatan manusia yaitu ―hanief‖ yang menuntut
dari sumber yang haram jika ada, agar perusahaan juga memiliki etika dan
dan sedapat mungkin menghindari tanggung jawab sosial, bahkan ada
serta menyalurkan pada tempat- pertanggungjawaban di akhirat, dimana
tempat yang telah ditentukan oleh setiap orang akan
para ulama fiqih. Laba dari sumber mempertanggungjawabkan tindakannya di
yang haram tidak boleh dibagi untuk hadapan Tuhan yang memiliki sistem
mitra usaha atau ditambahkan atau pencatatan sendiri (Rakib dan Atid) yang
dicampurkan pada pokok modal; mencatat semua tindakan manusia bukan
6. Konsep konvensional menerapkan saja pada bidang ekonomi, tetapi juga
prinsip bahwa laba itu hanya ada masalah sosial dan pelaksanaan hukum
ketika adanya jual-beli, sedangkan Syariah lainnya.
konsep Islam menggunakan kaidah Jadi, dapat kita simpulkan dari
bahwa laba itu akan ada ketika uraian di atas, bahwa konsep Akuntansi
adanya perkembangan dan Islam jauh lebih awal dari konsep
pertambahan pada nilai barang, baik Akuntansi Konvensional, dan bahkan Islam
yang telah terjual maupun yang telah membuat serangkaian kaidah yang
belum. Akan tetapi, ketika belum terpikirkan oleh pakar-pakar
menyatakan laba, maka harus ada Akuntansi Konvensional. Sebagaimana
kegiatan jual beli, dan laba tidak yang terjadi juga pada berbagai ilmu
boleh dibagi sebelum nyata laba itu pengetahuan lainnya, yang ternyata sudah
diperoleh. termaktub dalam wahyu Allah dalam Al
Dari uraian diatas dapat diketahui, Qur‟an. “…Dan Kami turunkan kepadamu
bahwa perbedaan antara sistem Akuntansi Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan
Syariah dengan sistem Akuntansi segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat
Konvensional adalah menyentuh soal-soal dan kabar gembira bagi orang-orang yang
inti dan pokok, sedangkan segi berserah diri.‖ (Al Qur’an Surat An Nahl
persamaannya hanya bersifat aksiomatis. 16:89).
Menurut, Toshikabu Hayashi dalam
tesisnya yang berjudul ―On Islamic Pengertian BMT (Baitul Mal wa Tamwil)
Accounting‖, Akuntansi Barat BMT singkatan dari Baitul māl
(Konvensional) memiliki sifat yang dibuat wattamwil. BMT terdiri dari dua istilah
sendiri oleh kaum kapital dengan yaitu baitul māl dan baitul
berpedoman pada filsafat kapitalisme, tamwil. Apabila diartikan dalam bahasa
sedangkan dalam Akuntansi Islam ada Indonesia berarti rumah uang dan rumah
―meta rule‖ yang berasal diluar konsep pembiayaan. Baitul māl aktivitasnya lebih
akuntansi yang harus dipatuhi, yaitu hukum pada usaha-usaha pengumpulan dan

Vol. 10 No. 2 Oktober 2013 171


Penerapan Akuntansi Syariah Pada Bmt Lisa Sejahtera Jepara Solikhul Hidayat

penyaluran dana yang non profit, semisal zakat yang menerima dan
zakat, infaq, dan shodaqoh serta menyalurkan ZIS.
menjalankan sesuai dengan peraturan dan 2. Baitul Tanwil (Bait = rumah, Tanwil
amanahnya. (Republika, 2001). = pengembangan Harta) merupakan
Menurut Makhalul „Ilmi, secara fungsi untuk melakukan
istilah pengertian baitul māl adalah pengembangan usaha- usaha
lembaga keuangan berorientasi sosial produktif dan investasi dalam rangka
keagamaan yang kegiatan utamanya meningkatkan kualitas ekonomi
menampung serta menyalurkan harta pengusaha mikro dan menengah,
masyarakat berupa zakat, infak, shodaqoh terutama dengan mendorong dan
(ZIS) berdasarkan ketentuan yang telah menunjang pembiayaan kegiatan
ditetapkan Al Qur‟an dan sunnah Rasul ekonominya.
Nya, adapun pengertian baitul tamwil BMT sesungguhnya adalah lembaga
adalah lembaga keuangan yang yang bersifat sosial keagamaan, disisi yang
kegiatannya menghimpun dana masyarakat lain sekaligus bersifat komersial. BMT
dalam bentuk tabungan (simpanan) maupun menjalankan tugas sosialnya dengan cara
deposito dan menyalurkan kembali ke menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat dalam bentuk kredit atau kepada masyarakat dalam bentuk zakat,
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah infaq, dan shodaqoh (ZIS) tanpa
melalui cara – cara yang biasa dalam dunia mengambil keuntungan. Diposisi yang lain
perbankan. (Makhalul, 2002). BMT dalam menjalankan usahanya adalah
Sedangkan menurut Muhammad, mencari dan memperoleh keuntungan
pengertian baitul māl adalah suatu badan melalui kegiatan kemitraan dengan nasabah
yang bertugas mengumpulkan, mengelola baik dalam bentuk penghimpunan,
serta menyalurkan zakat, infak, dan pembiayaan, maupun layanan-layanan
shodaqoh yang bersifat social oriented, dan pelengkapnya sebagai suatu lembaga
baitut tamwil adalah suatu lembaga yang keuangan Islam.
bertugas menghimpun, mengelola serta Dilihat dari struktur pada suatu
menyalurkan dana untuk suatu motif kelompok, maka BMT sama dengan
mencari keuntungan (profit oriented) organisasi kemasyarakatan Islam lainnya,
dengan sistem bagi hasil (qiradh / kecuali yang membedakan ialah pada
mudharabah, syirkah / musyarakah), jual bidang geraknya yaitu pada bidang
beli (bai‘u bitsaman ajil/angsur, ekonomis dan bisnis keuangan. Mulai dari
murabahah /tunda) maupun sewa (al-al- tujuan, asas dan landasan, visi dan misi
ijarah). (Muhammad Ridwan, 2004). BMT, semuanya terlihat sebagaimana
Secara konsepsi BMT mempunyai organisasi keuangan syariah Islam pada
dua fungsi yaitu : umumnya.
1. Baitul Maal( Bait = rumah, Mall =
Harta) yang merupakan fungsi amal Metode Penelitian

172 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Solikhul Hidayat Penerapan Akuntansi Syariah Pada Bmt Lisa Sejahtera Jepara

Penelitian ini merupakan kajian Merupakan sebuah metode


deskriptif yang dilakukan atas penerapan pengumpulan data yang dilakukan dengan
akuntansi syariah di di BMT Lisa cara mempelajari dokumen, catatan dan
Sejahtera, Jl. Pemuda No. 51 laporan yang ada di BMT Lisa Sejahtera.
Jepara.Menurut Sugiyono (2004) metode Teknik Analisis data yang digunakan
deskriptif adalah suatu metode dalam adalah teknik analisis data deskriptif yaitu
meneliti status kelompok manusia, objek, memberikan gambaran atas kegiatan
kondisi sistem pemikiran ataupun suatu akuntansi di BMT Lisa Sejahtera yang
kelas peristiwa dimasa sekarang.Tujuannya meliputi :
adalah membuat deskripsi, gambaran atau 1. Pengukuran tentang Simpanan dan
lukisan secara sistematis, aktual dan akurat Pembiayaan
mengenai fakta fakta, hubungan antara 2. Simpanan - simpanan Anggota
fenomena yang diselidiki serta menguji 3. Pencatatan Simpanan dan
hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta Pembiayaan
mendapatkan makna dan implikasi dari 4. Penyajian Laporan Keuangan
suatu masalah yang ingin dipecahkan.
Dalam penelitian menggunakan data Lokasi Penelitian
sekunder dan data primer. Data sekunder Lokasi penelitian di BMT Lisa
berupa data catatan-catatan tertulis, laporan Sejahtera, terletak di Gedung NU Jl.
keuangan dengan disertai bukti-bukti Pemuda No. 51 Jepara.BMT Lisa Sejahtera
pendukung lainnya. Sedangkan data primer adalah BMT yang mayoritas anggotanya
berupa hasil wawancara atas penerapan warga Nahdliyin dan secara struktur
akuntansi syariah di BMT Lisa Sejahtera. organiasi masih dibawah Pengurus Cabang
Teknik pengumpulan data yang NU Kabupaten Jepara.Operasionalnya
digunakan oleh peneliti dalam berbasis syariah yang sesuai dengan hukum
mengumpulkan data adalah sebagai Islam, dengan penelitian ini diharapkan
berikut : dapat diketahui sejauhmana penerapan
akuntansi syariah pada BMT tersebut.
Interview (wawancara)
Merupakan sebuah dialog yang Sumber Data
dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh Data yang digunakan dalam
beberapa informasi dari subjek (responden) penelitian ini adalah data sekunder dan data
ditinjau dari pelaksanaannya, peneliti primer. Data sekunder berupa data catatan-
menggunakan wawancara. Peneliti catatan pembukuan, laporan keuangan
menggunakan teknik ini untuk serta bukti-bukti pendukung lainnya yang
mendapatkan informasi penerapan ada di BMT Lisa Sejahtera. Sedangkan data
akuntansi syariah primer berupa hasil wawancara atas
penerapan akuntansi syariah di BMT Lisa
Dokumentasi Sejahtera.

Vol. 10 No. 2 Oktober 2013 173


Penerapan Akuntansi Syariah Pada Bmt Lisa Sejahtera Jepara Solikhul Hidayat

Teknik Pengumpulan Data Gambaran Umum Perusahaan


Teknik pengumpulan data yang BMT Lisa Sejahtera adalah bagian
digunakan oleh peneliti dalam Unit Jasa Keuangan Syariah dari KSU
mengumpulkan data adalah sebagai Lima Satu, terletak di Gedung NU Jl.
berikut: Pemuda No. 51 Jepara. BMT Lisa
1. Mengadakan Interview (wawancara) Sejahtera adalah BMT yang mayoritas
Merupakan sebuah dialog yang anggotanya adalah warga Nahdliyin dan
dilakukan oleh peneliti untuk secara struktur organiasi masih dibawah
memperoleh beberapa informasi dari Kepengurus NU Cabang Kabupaten Jepara,
subjek (responden) ditinjau dari pada Lembaga Perekonomian NU (LPNU),
pelaksanaannya, peneliti dimana operasionalnya berbasis syariah
menggunakan wawancara. Peneliti yang sesuai dengan hukum Islam, hal ini
menggunakan teknik ini untuk sudah dikonsultasikan dan mohon do‟a
mendapatkan informasi penerapan restu pada Rois Aam PBNU NU Bapak
akuntansi syariah di BMT Lisa KH. Sahal Mahfud pada awal berdirinya
Sejahtera Jepara. BMT ini.
2. Dokumentasi BMT Lisa Sejahtera sudah
Merupakan sebuah metode mempunyai 3 kantor cabang, yaitu Kantor
pengumpulan data yang dilakukan Cabang 1 yang terletak di Jl. Pemuda No.
dengan cara mempelajari dokumen, 51 Jepara, Kantor Cabang 2 terletak di
catatan dan laporan yang ada di BMT Kecamatan Bangsri dan Kantor Cabang 3
Lisa Sejahtera, Jepara. terletak di Kecamatan Kedung, dengan
jumlah Karyawan 16 orang.
Teknik Analisis Jasa / Produk di BMT Lisa Sejahtera
Teknik Analisis data yang digunakan Jepara
adalah teknik analisis data deskriptif yaitu Produk atau Jasa layanan yang ada
memberikan gambaran atas kegiatan pada BMT Lisa Sejahtera adalah sebagai
akuntansi di BMT Lisa Sejahtera, Jepara, berikut :
yang meliputi: jenis data, sumber data, Tabungan
teknik penjaringan data dengan keterangan 1. Si Rima (Simpanan Syari‟ah
yang memadai. Uraian tersebut meliputi Masyarakat Jepara)
data apa saja yang dikumpulkan, Simpanan fleksibel sehingga sewaktu
bagaimana karakteristiknya, siapa yang – waktu dapat diambil sesuai
dijadikan subjek dan informan penelitian, kebutuhan dan nasabah akan
bagaimana ciri-ciri subjek dan informan memperoleh bonus dari saldo rata –
itu, dan dengan cara bagaimana data rata harian simpanan tersebut setiap
dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat bulan.
dijamin. 2. Si Mada (Simpanan Masa Depan)
Simpanan yang dirancang untuk
Hasil dan Pembahasaan membantu merealisasikan rencana

174 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Solikhul Hidayat Penerapan Akuntansi Syariah Pada Bmt Lisa Sejahtera Jepara

yang telah ditetapkan, untuk membeli Pembiayaan atas jual beli yang
rumah, mobil dan studi anak-anak. kemudian diangsur / ditangguhkan,
3. Si Hara (Simpanan Hari Raya) dalam hal ini BMT sebagai penjual
Simpanan yang diperuntukkan bagi dan anggota sebagai pembeli
angota digunakan untuk memenuhi (Mustari), barang sudah dibeli dan
kebutuhan menjelang hari raya Idul diterima oleh koperasi, dijual kepada
Fitri, dengan nisbah bonus yang anggota berdasarkan harga yang
menguntungkan. disepakati.
4. Si Liwa (Simpanan Lembaga Peduli BMT Lisa Sejahtera dalam
Siswa) pencatatan transaksi dan administrasi
Produk layanan pengelolaan dana keuangan sudah menggunakan program
yang diperuntukkan bagi lembaga komputerisasi. BMT hanya menginput
pendidikan dalam menghimpun dana transaksi harian, maka sistem akan
tabungan siswa, dengan fasilitas memproses data untuk menjadi sebuah
beasiswa dan bonus akhir tahun Laporan Keuangan.
untuk lembaga.
5. Si Kasya (Simpanan Berjangka Produk atau Jasa Layanan yang
Syari‟ah) sesuai dengan Pernyataan Standar
Simpanan Deposito atau berjangka, Akuntansi Keuangan (PSAK) Syari’ah :
yang hanya bisa diambil untuk jangka 1. PSAK 102, yaitu tentang Akuntansi
waktu tertentu, dengan nisbah bonus Murabahah
yang menguntungkan. 2. PSAK 103, yaitu tentang Akuntansi
6. Si Darma (Simpanan Dermawan Salam
Jepara) 3. PSAK 104, yaitu tentang Akuntansi
Simpanan yang fleksibel, sewaktu – Istishna‟
waktu dapat diambil sesuai 4. PSAK 105, yaitu tentang Akuntansi
kebutuhan, bonus simpanan ini akan Mudharabah
dialokasikan ke Baitul Maal yang 5. PSAK 106, yaitu tentang Akuntansi
selanjutnya akan disalurkan kepada Musyarakah
yang berhak. 6. PSAK 107, yaitu tentang Akuntansi
Ijarah
Pembiayaan 7. PSAK 108, yaitu tentang Akuntansi
1. Qordlu Syar’i Transaksi Syari‟ah
Pembiayaan multi guna dengan 8. PSAK 109, yaitu tentang Akuntansi
menggunakan akad Qordlu Syar‘i bi Zakat dan Infak/ Sadakah
Syarti Rohni, yaitu akad hutang Meskipun BMT Lisa Sejahtera sudah
dengan syarat gadai yang dibenarkan berpola syari‟ah akan tetapi produk atau
dengan syari‟at dan mempunyai jenis – jenis usahanya tidak sesuai dengan
landasan kuat dalam kutubus salaf. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
2. Bi’saman Ajil (PSAK) Syari’ah.

Vol. 10 No. 2 Oktober 2013 175


Penerapan Akuntansi Syariah Pada Bmt Lisa Sejahtera Jepara Solikhul Hidayat

Syari‟ah, yaitu PSAK 101, yang mana


Pencatatan Transaksi Keuangan dalam laporan keuangan entitas syari‟ah
BMT Lisa Sejahtera Jepara meliputi hal – hal sebagai berikut :
BMT Lisa Sejahtera meskipun sudah 1. Aset
berpola syari‟ah dalam operasionalnya, 2. Kewajiban
namun karena Produk atau Jasa belum 3. Dana Syirkah Temporer
sesuai dengan ketentuan PSAK Syari‟ah, 4. Equitas
sehingga dalam pencatatan transaksi 5. Pendapatan dan beban termasuk
keuangannya berbeda dengan ketentuan kerugian dan keuntungan
yang ada pada PSAK Syari‟ah. 6. Arus Kas
7. Dana Zakat, dan
Laporan Keuangan 8. Dana Kebajikan
Laporan Keuangan BMT Lisa Sejahtera Informasi tersebut diatas beserta
Jepara informasi lainnya yang terdapat dalam
BMT Lisa Sejahtera sebagai sebuah catatan atas laporan keuangan yang
entitas syari‟ah dalam menyusun laporan membantu pengguna laporan dalam
Keuangan terdiri Neraca dan Laba Rugi, memprediksi arus kas pada masa depan.
meskipun sudah menyajikan laporan Berikut contoh Laporan Keuangan BMT
keuangan, akan tetapi dalam penyajiannya Lisa Sejahtera Jepara
belum sesuai dengan ketentuan PSAK
Tabel 1
Neraca UJKS BMT LISA SEJAHTERA
NERACA
UJKS BMT LISA SEJAHTERA
Per - 31-Dec-2012

AKTIVA PASIVA
PERKIRAAN JUMLAH (Rp) PERKIRAAN JUMLAH (Rp)
AKTIVA KEWAJIBAN
Aktiva Lancar 3.629.746.780,63 Kewajiban Lancar 2.312.204.468,17
Kas 353.390.000,00 Simpanan Jk. Pendek 2.312.204.468,17
Simpanan di Bank 427.902.384,00
Penempatan pada Koperasi Lain 296.020.261,10 Kewajiban Jangka Panjang 1.800.300.618,12
Penyertaan pada Entitas lain 5.620.000,00 Simpanan berjangka 1.669.732.906,71
Materai 795.000,00 Simpanan Lainnya 2.314.928,94
Pembiayaan Qordlu Syar'i 2.519.735.349,53 Pembiayaan yang diterima 116.666.665,00
Piutang Bai'I Bi'saman Ajil 11.921.686,00 Dana Cadangan 2.776.966,32
Piutang Lain-lain 14.362.100,00 Dana ZIS 8.689.151,15
Utang Lain-lain 120.000,00
Aktiva Tetap 688.596.922,12
Aktiva Tetap 707.724.500,00
Akm. Py. Aktiva Tetap (19.127.577,88) EKUITAS 311.524.293,81
Simpanan Pokok 187.128.000,00
Aktiva lain-lain 150.783.157,77 Simpanan Wajib 50.325.000,00
Beban ditangguhkan 42.412.500,00 Simpanan Penyertaan Modal 7.677.422,00
Amor. Beban yang ditangguhkan (11.338.472,01) Simpanan Penyertaan Khusus 28.750.000,00
Beban dibayar dimuka 61.918.800,00 Cadangan Koperasi 17.643.871,81
Amor.Beban dibayar dimuka (4.518.591,55) Dana Hibah 20.000.000,00
Peralatan Kantor 4.070.000,00 SHU 45.097.480,42
Amor.Peralatan Kantor (2.384.165,67) Laba/SHU Ditahan -
Cadangan Resiko pembiayaan 166.665,00 Laba/SHU Berjalan 45.097.480,42
Rupa-rupa Aktiva Waserda Lisa 57.180.422,00
Rupa-rupa Lisa PPOB 3.276.000,00
Total Aktiva 4.469.126.860,52 Total Pasiva 4.469.126.860,52

Sumber : Laporan Keuangan BMT. Lisa Sejahtera, Jepara

176 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Solikhul Hidayat Penerapan Akuntansi Syariah Pada Bmt Lisa Sejahtera Jepara

Laporan Keuangan Syari’ah berdasarkan 3. Arus Kas


PSAK 101 4. Laporan Perubahan Modal
Sedangkan komponen laporan 5. Laporan Sumber dan Penggunaan Zakat
keuangan sesuai dengan PSAK 101 yang 6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
lengkap terdiri dari komponen – komponen Kebajikan dan,
berikut ini : 6. Catatan atas Laporan Keuangan
1. Neraca
2. Laba Rugi Laporan Laba / Rugi BMT Lisa Sejahtera

LABA RUGI
UJKS BMT LISA SEJAHTERA
Periode 01 Jan - 31-Des-12

PENDAPATAN Rp. 397.907.693,52


Pendapatan Operasional Rp. 305.105.355,60
1 Pendp. Bisyaroh Rp. 304.345.480,60
2 Pendp. Ujroh Rp. 759.875,00
3 Pendp. Jasa Lain-lain Rp. -
Pendapatan Non Operasional Rp. 92.802.337,92
4 Pendp. Adm. Pembiayaan Rp. 74.155.000,00
5 Pendp. Pengbgn lembaga Rp. 1.325.389,91
6 Pendp. Lain Lain Rp. 7.298.640,29
7 Pendp. Jasa bank Rp. 10.023.307,72

BIAYA Rp. 352.810.213,10


Biaya Bagi Hasil Rp. 182.013.143,55
1 Biaya Bagi Hasil Simpanan Rp. 75.841.403,72
2 Biaya Bahas Simpanan berjangka Rp. 87.521.739,83
3 Biaya Bahas Pinjaman Rp. 18.000.000,00
4 Biaya Bonus Pihak ke III Rp. 650.000,00
Biaya Operasional Rp. 163.881.307,11
5 Biaya Listrik & T elekomunikasi Rp. 10.085.300,00
6 Biaya Rumah tangga dan Perlengkapan Rp. 17.402.633,00
7 Biaya Peny.Aktiva T etap Rp. 14.540.077,88
8 Biaya Amor Beban-beban Rp. 16.022.396,23
9 Biaya SDM Rp. 6.713.400,00
10 Biaya Kepegawaian Rp. 79.476.000,00
11 Biaya Kepengurusan Rp. 14.503.500,00
12 Biaya Promosi Rp. 5.138.000,00
Biaya Non Operasional Rp. 6.915.762,44
13 Biaya Adm. Bank Rp. 1.037.562,44
14 Biaya Kegiatan Koperasi Rp. 2.720.000,00
15 Biaya Pajak Rp. 900.000,00
16 Biaya lain-lain Rp. 2.258.200,00

Laba/ SHU Berjalan Rp. 45.097.480,42


Sumber : Laporan Keuangan BMT. Lisa Sejahtera, Jepara

Vol. 10 No. 2 Oktober 2013 177


Penerapan Akuntansi Syariah Pada Bmt Lisa Sejahtera Jepara Solikhul Hidayat

Dalam memilih kebijakan BMT Lisa Sejahtera tidak sesuai


akuntansi, manajemen harus menetapkan dengan PSAK Syari‟ah
kebijakan untuk memastikan bahwa 3. Penyajian Laporan Keuangan BMT
laporan keuangan menyajikan informasi : Lisa Sejahtera meskipun sudah
Hal yang perlu dan penting, terkait berpola syari‟ah, namun belum
terhadap kebutuhan para pemakai laporan sesuai dengan yang ada di PSAK
untuk pengambilan keputusan; dan handal, Syari‟ah
dengan pengertian :
Saran
1. Menggambarkan akuntabilitas
Berdasarkan kesimpulan diatas
penyajian hasil dan posisi keuangan
maka dapat disarankan sebagai berikut :
entitas syariah;
1. BMT Lisa Sejahtera yang sudah
2. Mencerminkan substansi ekonomi
berpola syari‟ah, sebaiknya produk
dari suatu kejadian atau transaksi
atau jasanya disesuaikan dengan
dan tidak semata-mata dalam
yang ada di PSAK Syari‟ah,
bentuk sisi hukumnya;
sehingga produk atau jasa yang
3. Netral yaitu bebas dari unsur
ditawarkan pada masyarakat lebih
keberpihakan;
banyak macamnya dan lebih
4. Mencerminkan kehati-hatian; dan
bervariasi.
Meliputi semua hal yang material.
2. Jika Produk atau jasa di BMT Lisa
(PSAK 101)
Sejahtera telah disesuai dengan
Penutup PSAK Syari‟ah yang ada, maka
Kesimpulan pencataan transaksinya sebaiknya
Berdasarkan uraian diatas maka juga menyesuaikan dengan PSAK
dapat disimpulkan sebagai berikut : Syari‟ah, agar ada standar yang
1. BMT Lisa Sejahtera meskipun sama.
sudah berpola syari‟ah, namun 3. Agar Laporan Keuangan BMT Lisa
produk atau jasanya tidak sesuai Sejahtera di sesuaikan dengan yang
dengan yang ada di PSAK Syari‟ah ada di PSAK Syari‟ah, dalam hal
2. Karena produk atau jasa yang ada di ini sesuai dengan PSAK 101.
BMT Lisa Sejahtera tidak sesuai
dengan produk atau jasa yang ada di Daftar Pustaka
PSAK Syari‟ah, maka transaksi di Dwi Suwiknyo, 2010, PengantarAkuntansi
Syariah, Penerbit Pustaka

178 Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis


Solikhul Hidayat Penerapan Akuntansi Syariah Pada Bmt Lisa Sejahtera Jepara

Pelajar, Yogyakarta. Jakarta


Harahap, S. S. 2001, Akuntansi Islam, Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis.
Bumi Aksara, Jakarta, Salemba Alfabeta: Bandung.
Empat, Jakarta. Yaya, R., M. A. Erlangga, dan A.
Haris Herdiansyah, 2010, Metodologi Abdurahim, 2009. Akuntansi
Penelitian Kualitatif, Penerbit Perbankan Syariah Teori dan
Salemba Empat, Jakarta. Praktik Kontemporer, Salemba
Ikatan Akuntan Indonesia, 1999. Media Empat. Jakarta.
Akuntansi, IAI, Jakarta, Ikatan
Akuntan Indonesia. 2007,
Standar Akuntansi Keuangan,
Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, PSAK No.
101 P e n ya j i a n Laporan
Keuangan Syari‘ah, Ikatan
Akuntan Indonesia, Jakarta.
Jonathan Sarwono, 2006, Metodologi
Penelitian Kuantitatif &
Kualitatif, Penerbit Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga
Mikro Keuangan Syariah,
Cet.1,Yogyakarta, UII
Press,2002).
Muhammad Ridwan, Manaj emen
Baitul Maal Watamwil,
Yogyakarta, UII Press, 2004).
Republika Online tanggal 14 Desember
2001
Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja,
Ahim Abdurahim, 2009,
Akuntansi Perbankan Syariah,
Teori dan Praktik Kotemporer,
Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Sri Nurhayati – Wasilah, 2010, Akuntansi
Syariah di Indonesia, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Syafii, M. A, 2002. Bank Syariah dari
Teori ke Praktik, Gema Insani,

Vol. 10 No. 2 Oktober 2013 179

Anda mungkin juga menyukai