Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1 – AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH Nama : Asep Nurrafiq Usmanar (030846903)

1. Jelaskan secara singkat fungsi AAOIFI dan tujuan dibentuknya!


AAOIFI kepanjangan dari Accounting and Auditing Organizations for Islamic Financial
Institutions merupakan organisasi didirikan pada tahun 1991 dan berkedudukan di Bahrain.
AAOIFI merupakan organisasi non profit yang konsen pada pengembangan dan penerbitan
standar akuntansi bagi industri keuangan syariah global.

Hingga saat ini AAOIFI telah menerbitkan 90 standar yang terdiri dari 54 standar syariah
(sharia standard), 1 Conceptual Framework for Financial Reporting by Islamic Financial
Institutions, 27 standar akuntansi (accounting standard), 7 standar tatakelola perusahaan
(governance standard), dan 2 standar kode etik (code of ethich).

Standar AAOIFI telah diadopsi oleh bank sentral atau otoritas keuangan disejumlah negara
yang menjalankan keuangan islam baik adopsi secara penuh (mandatory) atau sebagai dasar
pedoman (basis of guidelines). AAOIFI didukung oleh sejumlah bank sentral, otoritas
keuangan, lembaga keuangan, perusahaan akuntansi dan audit, dan lembaga hukum lebih
dari 45 negara termasuk Indonesia.

Tujuan dari AAOIFI adalah :


a. mengembangkan pemikiran akuntansi dan auditing yang relevan dengan lembaga
keuangan;
b. menyamakan pemikiran di bidang akuntansi dan auditing yang relevan dengan lembaga
keuangan dan penerapannya melalui pelatihan, seminar, publikasi jurnal yang
merupakan hasil riset;
c. menyajikan, mengumumkan, dan menginterpretasikan standar-standar akuntansi dan
auditing bagi lembaga-lembaga keuangan syariah;
d. mereview dan mengamandemen standar-standar akuntansi dan auditing bagi lembaga-
lembaga keuangan syariah.

2. Jelaskan fungsi dan peran bank syariah sesuai dengan yang dijabarkan dalam AAOFI!

Fungsi dari bank Syariah adalah sebagai berikut :

a. Penghimpun dana Masyarakat


Fungsi bank syariah yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan
dana. Bank syariah mengumpulkan atau menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
titipan dengan menggunakan akad al-wadiah dan dalam bentuk investasi dengan
menggunakan akad al-mudharabah.

b. Penyalur Dana kepada Masyarakat


Fungsi bank syariah yang kedua adalah menyalurkan dana kepada masyarakat yang
membutuhkan. Masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari bank syariah asalkan dapat
memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Menyalurkan dana merupakan
aktivitas yang sangat penting bagi bank syariah. Dalam hal ini bank syariah akan
memperoleh return atas dana yang disalurkan. Return atau pendapatan yang diperoleh bank
syariah atas penyaluran dana ini tergantung pada akadnya (Asra, 2018). Bank syariah
menyalurkan dana kepada masyarakat dengan menggunakan bermacam-macam akad,
antara lain akad jual beli dan akad kemitraan atau kerjasama usaha. Dalam akad jual beli,
maka return yang diperoleh bank atas penyaluran dananya dapat dalam bentuk margin
TUGAS 1 – AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH Nama : Asep Nurrafiq Usmanar (030846903)

keuntungan. Margin keuntungan merupakan selisih antara harga jual kepada nasabah dan
harga beli bank. Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas penyaluran dana kepada nasabah
yang menggunakan akad kerja sama usaha adalah bagi hasil. (Muhammad, 2012: 84).

c. Pelayanan Jasa Bank


yanan Jasa Bank Fungsi bank syariah disamping menghimpun dana dan menyalurkan dana
kepada masyarakat, bank syariah memberikan pelayanan jasa perbankan kepada
nasabahnya. Pelayanan jasa bank syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Pelayanan jasa kepada nasabah merupakan
fungsi bank syariah yang ketiga. Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan
oleh bank syariah antara lain jasa pengiriman uang, pemindahbukuan, penagihan surat
berharga dan lain sebagainya.

3. Jelaskan asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam akuntansi entitas syariah!

Menurut asumsi dasar yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan entitas Syariah
adalah :

a. Dasar Akrual
Laporan keuangan dibuat atas dasar akrual sehingga transaksi diakui dan dicatat
berdasarkan pada saat terjadinya transaksi. Dasar akrual ini tidak hanya memperlihatkan
transaksi yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas yang terjadi di masa lalu, tetapi
juga hak dan kewajiban di masa yang akan datang.

b. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas Syariah. Dengan
demikian entitas Syariah tidak bermaksud untuk melikuidasi atau mengurangi secara materil
skala usahanya.Mengapa dana syirkah temporer tidak dimasukkan dalam kewajiban atau
equitas?

4. Mengapa dana syirkah temporer tidak dimasukkan dalam kewajiban atau equitas?

Dana Syirkah Temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu
tertentu dari individu dan pihak lainnya di mana entitas syariah mempunyai hak untuk
mengelola dana tersebut dan menginvestasikan dana syirkah tersebut dengan pembagian
hasil investasi berdasarkan kesepakatan yang telah disepakati dalam perjanjian atau akad.

Dana Syirkah temporer tidak dapat digolongkan liabilitas atau kewajiban karena entitas
syariah/pengelola dana tidak berkewajiban mengembalikan dana jika terjadi kerugian,
kecuali kerugian tersebut karena kelalaian dan wanprestasi entitas syariah/pengelola dana.
Sedangkan karakter liabilitas adalah kewajiban yang harus dikembalikan dalam kondisi
apapun, baik dalam kondisi untung atau rugi.

Dana syirkah temporer juga tidak dapat digolongkan ekuitas atau modal karena memiliki
jangka waktu/jatuh tempo dan pemiliknya tidak memiliki hak kepemilikan seperti pemegang
saham. Sedang karakter modal adalah tidak memiliki jatuh tempo dan pemilik modal
memiliki hak kepemilikan.
TUGAS 1 – AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH Nama : Asep Nurrafiq Usmanar (030846903)

5. Jelaskan Perbedaan antara Tujuan Akuntansi Keuangan dan Laporan Keuangan Bank dan
Lembaga Keuangan Syariah dengan tujuan yang ditetapkan pada Akuntansi Keuangan dan
Laporan Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Konvensional!

Tujuan laporan keuangan syariah, antara lain :

1. Mematuhi entitas syariah


Perusahaan yang menganut laporan keuangan syariah harus mematuhi semua entitas dan
kaidah syariah dalam menyusun laporan keuangan tersebut.

2. Untuk memenuhi tanggung jawab syariah


Laporan keuangan syariah bertujuan untuk menyajikan informasi untuk membantu evaluasi
pemenuhan tanggung jawab syariah yang amanah dalam mengamalkan dana dan
menginvestasikannya pada tingkat yang layak sesuai syariah.

3. Untuk menyajikan informasi keuntungan


Laporan keuangan syariah bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai tingkat
keuntungan investasi yang diperoleh para pemilik modal dan pemilik dana syirkah
kontemporer. Menyajikan informasi mengenai pemenuhan kewajiban fungsi entitas sosial
syariah seperti zakat, infaq, sedekah, dan waqaf.

4. Untuk menyediakan informasi tentang kepatuhan terhadap CSR


Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan memang sudah
menjadi kewajiban entitas dalam menjalankan usaha mereka sehari-hari.

Prinsip syariah juga mengatur bagaimana entitas merancang dan menjalankan program
tanggung jawab sosial yang harus ada pada laporan keuangan syariah.

Sedangkan tujuan laporan keuangan konvensional adalah sebagai berikut :


1. Menjadi penyedia informasi yang reliabel terkait kekayaan dan kewajiban yang dimiliki
oleh suatu perusahaan atau badan usaha.
2. Memberi informasi yang dapat di dayagunakan secara handal terkait perubahan jumlah
kekayaan perusahaan yang disebabkan atas usaha yang dijalankan.
3. Berisi serta menyajikan informasi terkait perubahan kekayaan yang asal dari kekayaan
tersebut berasal dari kegiatan utama perusahaan.
4. Berisi serta menyajikan informasi yang dapat diandalkan untuk setiap pengaksesannya
untuk memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.
5. Memberikan informasi lain yang masih relevan dengan kebutuhan pemiliknya.

Anda mungkin juga menyukai