DISUSUN
OLEH :
2022
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas
segala rahmat-Nya makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
2
Daftar isi
COVER...................................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar isi..................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
1. Pendahuluan.........................................................................................................5
2. Rumusan Masalah................................................................................................5
3. Tujuan...................................................................................................................6
4. Manfaat.................................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................7
4.2. Mana Yang Harus Digunakan ? GAAP, GAAP khusus, atau OCBOA ?......10
3
5. Kebijakan Akuntansi dan Perubahannya........................................................14
BAB III..................................................................................................................26
PENUTUP.............................................................................................................26
Kesimpulan.................................................................................................................26
Saran...........................................................................................................................26
Daftar Pustaka............................................................................................................27
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah pe
rkembangan pemikiran akuntansi dibagi dalam tiga priode : tahun 4000 SM-1300
M, tahun 1300-1850 dan tahun 1850 M sampai sekarang. Teori akuntansi dikemb
angkan dan disaring lewat sebuah riset proses akuntansi. Hasil riset pertama dari a
kuntan pendidik dan pihak lain dari organisasi pembuatan kebijakan kantor akunta
n public.
2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud Definisi dan Peranan Akuntansi ?
2) Bagaimana Pengukuran dalam Akuntansi ?
3) Apa saja Pemikiran di Balik Akuntansi Pencatatan Berpasangan ?
4) Apa saja Prinsip-prinsip Akuntansi Yang Berlaku ?
5) Bagaimana Kebijakan Akuntansi dan Perubahannya ?
6) Apa saja Akuntansi yang Dirancang dalam Hakikat dan Peranan
Akuntansi ?
7) Bagaimana Ploterisasi Teknis dan Ideologis Para Akuntan ?
8) Apa sajaa Kesadaran Para Pengguna Yang Direkayasa ?
5
9) Bagaimana Perspektif Etika dalam Akuntansi ?
3. Tujuan
1) Mengetahui apa itu Definisi dan Peranan Akuntansi dalam Hakikat dan
Peranan Akuntansi.
2) Mengetahui apa yang menjadi Pengukuran dalam Akuntansi.
3) Mengetahui apa saja Pemikiran di Balik Akuntansi Pencatatan
Berpasangan.
4) Mengatahui apa saja Prinsip-prinsip Akuntansi Yang Berlaku.
5) Mengetahui bagaimana Kebijakan Akuntansi dan Perubahannya.
6) Mengetahui apa saja Akuntansi yang Dirancang dalam Hakikat dan
Peranan Akuntansi.
7) Mengetahui bagaimana Ploterisasi Teknis dan Ideologis Para Akuntan.
8) Mengetahui apa saja Kesadaran Para Pengguna Yang Direkayasa.
9) Mengetahui bagaimana Perspektif Etika dalam Akuntansi.
4. Manfaat
1) Bagi penulis
Dapat berguna sebagai bahan pembelajaran di Mata Kuliah TEORI
AKUNTANSI.
2) Bagi Pembaca
Diharapkan Maklah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
khususnya dalam Perkembangan Sejarah Akuntansi
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
b. Memiliki kepedulian terhadap status ekonomi pihak lain dalam bentuk pen
yelenggaraan dan akuntabilitas,
c. Sensitife terhadap nilai kerja sama dan konflik dengan mengantisipasi terja
dinya konflik dan menciptakan adanya semacam penegakan kerja sama mel
alui penggunaan teknik-teknik akuntansi manajemen,
d. Sifat akuntansi yang komunikatif dengan menceritakan pengalaman-penga
laman ekonomi melalui dialog-dialog akuntansi, dan
e. Penyebaran informasi ekonomi dengan memberikan informasi mengenai e
konomi pengambilan keputusan.
8
nformasi aljabar dari sebuah angka yang mencerminkan ukuran langsung dari beb
erapa objek atau atribut. Objek atau Atribut adalah objek-objek intrinsic dari suat
u ukuran tidak langsung.
2) Dilihat dari dimensi waktu pengambilan keputusan, ukuran akuntansi dapat dikla
sifikasikan sebagai ukuran lampau, masa kini, atau masa depan.
3) Untuk menentukan apakah objek akuntansi atau atribut pengukurannya berada di
kejadian masa lampau, masa kini, atau masa depan. Secara leratif terhadap waktu
ketika ukuran itu dibuat, ukuran akuntansi dapat diklasifikasikan sebagai suatu uk
uran retospektif, ukuran kontemporer, atau ukuran prospektif.
4) Pengukuran dapat berupa : ( a. pengukuran fundamental dimana suatu angka dapa
t diberikan kepada suatu sifat sesuai dengan referensinya terhadap hukum alam, d
an tidak bergantung kepada pengukuran dari variabel-variabel yang lain. b. pengu
kuran turunan yang bergantung kepada pengukuran dari dua atau lebih kuantitas
dan bergantung kepada adannya suatu teori empirics yang telah diverifikasi yang
menghubungkan suatu sifat tertentu dengan yang lain.
5) Pengkuran dapat : ( a. dilakukan ketika teori-teori empiris yang telah dikonfirmas
i dapat digunakan untuk mendukung keberadaan mereka, b. dibuat melalui suatu
keputusan resmi yang didasarkan pada definisi arbiter.)
9
3) Skala Interval (interval scale) membantu dalam penentuan keseimbangan
dari interval atau perbedaan seperti suhu dan waktu. Skala ini memberikan
nilai yang seimbang kepada interval-interval di antara angka-angka yang te
lah diberikan.
4) Skala Rasio (ratio scale) membantu dalam penentuan keseimbangan dari r
asio, dengan tambahan fitur dari adanya suatu awal yang unik, titik nol yan
g alamiah, dimana diketahui jarak dari titik tersebut ke paling sedikit satu
objek.
10
4.2. Mana Yang Harus Digunakan ? GAAP, GAAP khusus, atau OCBOA ?
GAAP kini tidak lagi dilihat sebagai satu set aturan pengukuran yang kaku.
Banyaknya perbedaan dalam penerapan mereka, pada kenyataannya, akan berbeda
tergantung pada kondisi yang terjadi. Di satu pihak, kita memiliki bermacam-
macam GAAP dan GAAP khusus (special GAAP) yang berbeda.
a. Bagi para pengguna, mereka mungkin tidak terlihat sebagai alternatif yang
dapat diterima atau dikenal dari GAAP.
b. Bagi para praktisi, laporan berdasarkan OCBOA dapat menimbulkan
masalah akibat kurangnya pedoman yang komprehensif seperti yang
tersedia bagi laporan berdasarkan GAAP.
Namun, mana yang harus digunakan? GAAP, GAAP khusus atau OCBOA?
Mereka yang menginginkan keseragaman dan komparabilitas akan memilih
GAAP; mereka yang menginginkan fleksibilitas dan cara-cara yang lebih baik
untuk menghadapi kondisi-kondisi yang beragam akan memilih GAAP khusus.
11
Sedangkan mereka yang memperdebatkan adanya kondisi-kondisi unik atau
menantang standar yang berlebihan akan memilih untuk menggunakan OCBOA.
12
3) Posisi resmi mengenai “GAAP Kecil”
Bola kembali berada di tangan FASB. Pendekatan yang lebih logis bagi
FASB adalah mengatasi masalah standar yang berlebihan terlebih dahulu, yang
akan mengurangi masalah yang dihadapi oleh perusahaan kecil. Membuat suatu
“GAAP Kecil” secara praktik dan logis adalah kurang tepat. Banyaknya keberatan
13
yang muncul sehubungan dengan adanya dua set GAAP sudah cukup memberikan
alasan.
14
c. Menciptakan kewajiban yang besar untuk menampung pengeluaran-
pengeluaran di masa depan guna melindungi laba di masa depan
d. Menggunakan asumsi yang tidak realistis dalam mengestimasi nilai
kewajiban untuk hal-hal seperti retur penjualan, kerugian pinjaman, dan
biaya jaminan sehingga kelebihan akrual dapat dibalik untuk
meningkatkan laba dari periode berikutnya
e. Membuat kesalahan secara disengaja dalam buku perusahaan dan
menjustifikasi kegagalan untuk memperbaiki kesalahan tersebut dengan
alasan matrealitas
f. Mengakui pendapatan sebelum proses untuk menghasilkannya selesai.
Pada dasarnya, jika seorang pengamat yang memiliki ketertarikan dan rasa
ingin tahu dari luar bidang akuntansi memeriksa disiplin ilmu akuntansi dan
proses akuntansi serta outputnya, ia mungkin akan dengan mudah tergoda untuk
melihat lebih jauh berbagai usaha percobaan untuk memilih teknik dan solusi
akuntansi yang sesuai dengan sasaran dan gambaran yang telah ditetapkan
sebelumnya dan disampaikan sebagai penyusunan realitas yang mewakilinya.
Fenomena ini dapat disebut sebagai akuntansi yang dirancang karena kekontrasan
yang dimilikinya dengan pemilihan teknik dan solusi yang didasarkan pada suatu
prinsip, suatu fenomena yang dapat disebut akuntansi prinsip.
15
6.1. Hipotesis salah saji keuangan secara selektif
Informasi Akuntansi pada dasarnnya adlah wakil akuntansi yang
dipergunakan oleh pengambil keputusan yang tidak dapat mengandalkan
observasi kejadian-kejadian secara langsung. Hipotesis salah saji keuangan yang
selektif, seperti yang dikemukakan oleh Revsine, menyatakan “Masalah ini
bukanlah suatu yang insidental, melainkan hasil dari aturan-aturan pelaporan yang
fleksibel dan menyusun yang disebarluaskan oleh para penyusun standar yang
telah ‘ditangkap’ oleh subjek yang dimaksudkan dan pihak-pihak lain yang
terlibat dalam proses pelaporan keuangan.”
16
4. Penyusun standar mungkin memilih hipotesis salah saji yang dilakukan
sendiri untuk proteksi pribadi dan altruisme.
5. Para akademisi mungkin memilih hipotesis salah saji secara selektif
karena memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengemukakan
terori dan proposal sebagai imbalan atas kenaikan remunerasi dan gengsi.
1. Mendidik public
2. Memperbaiki proses pemilihan dan pengawasan para penyusun standar
3. Menetapkan pengaturan pendanaan baru
4. Menciptakan indenpedensi bagi para penyusun standar
17
Perataan alami, berbeda dengan perataan buatan, adalah produk alamiah dari
proses penghasilan laba, dan bukannya hasil dari tindakan yang diambil oleh
manajemen. Perataan yang dibuat dapat dicapai baik melalui perataan artifisial
ataupun perataan nyata. Perataan artifisial adalah hasil yang diperoleh dari
penggunaan manipulasi akuntansi untuk meratakan laba. Perataan yang
sesungguhnya melibatkan pilihan yang disengaja dan perubahan waktu dari
transaksi yang dapat mempengaruhi arus kas dan mengendalikan peristiwa
ekonomi yang mendasarinya.
18
optimistis jika dibandingkan dengan situasi nyata. Kreativitas dapat memiliki
bentuk yang berbeda-beda tergantung dari tujuan yang dimiliki oleh pembuat
laporan akuntansi. Bentuk-bentuk kreativitas dalam akuntansi ini biasanya dikenal
dalam praktik dan literatur-literatur sebagai (a) akuntansi “mandi besar” dan (b)
akuntunsi kreatif.
2. Akuntansi Kreatif
19
c. Akuntansi kreatif melibatkan penyelundupan akuntansi
d. Akuntansi kreatif meliputi aktivitas-aktivitas seperti “memainkan
pembukuan,” pelaporan kosmetik,” dan “window dressing.”
e. Akuntansi kreatif adalah transformasi angka-angka akuntansi keuangan
dari arti yang sebenarnya menjadi apa yang diinginkan oleh pembuatnya
dengan mengambil keuntungan dari aturan-aturan yang ada dan/atau
mengabaikan beberapa atau seluruh aturan sisanya.
f. Akuntansi kreatif juga direfrensikan sebagai penggunaan tipu muslihat
akuntansiuntuk mendorong pendapatan yang mengalami kelesuhan atau
meratakan pendapatan yang tidak beraturan.
a. Kecurangan korporat
20
Kecurangan dalam pelaporan keuangan begitu merajalela sehingga
dibentuklah suatu komisi khusus untuk menginvestigasinya : Komisi Nasional
mengenai Kecurangan dalam Pelaporan Keuangan. Komisi ini mendefinisikan
kecurangan dalam pelaporan keuangan sebagai perlakuan yang sengaja atau
sembrono, baik tindakan atau penghilangan, yang menghasilkan laporan keuangan
yang secara material menyesatkan.
d. Kegagalan Audit
21
audit adalah hasil yang tidak dapat dielakkan. Maka kemudian tingkat kualitas
auditlah yang dapat menghindarkan terjadinya kegagalan audit. Kualitas audit
didefinisikan sebagai probabilitas bahwa laporan keuangan tidak memuat
penghilangan apapun kesalahan penyajian yang materian.
Kualitas audit juga didefinisikan dari segi risiko audit, dengan jasa
bermutu tinggi akan mencerminkan risiko audit yang lebih kecil. Risiko audit
didefinisikan sebagai risiko bahwa auditor kemungkinan dengan tanpa
sepengetahuannya gagal untuk dengan tepat memodifikasi pendapatan atas
laporan keuangan yang memuat kesalahan penyajian yang material.
Fenomena ini telah dipercepat dan dipermudah oleh tingkat spesialisasi dan
fragmentasi yang lebih tinggi yang dibebankan pada praktik akuntansi, suatu
prosespenurunan keahlian, yaitu rasionalisasi dari tugas-tugas yang sebelumnya
profesional menjadi sejumlah fungsi-fungsi rutin yang hanya membutuhkan
sedikit pelatihan. Disamping prolaterisasi teknis, munculnya kelas pekerja baru,
atau kelas profesional manajerial, menimbulkan pula proletarisasi ideologis, yang
mengacu kepada pemberian kendali oleh manajemen untuk modal, atas sasaran
dan tujuan sosial yang mendasari pekerjaan.
22
8. Kesadaran Para Pengguna Yang Direkayasa
Mengapa para pemegang saham dan penguna meminta informasi yang lebih
banyak dan lebih baik ?
23
dari peran tersebut. Dengan etika berarti adalah adanya kepentingan terhadap
pertimbangan-pertimbangan moral yang terlibat dalam pengambilan keputusan
moral mengenai apa yang secara moral benar dan salah atau secara moral buruk
dan baik. Hal ini mengasumsikan adanya standar moral yang mempengaruhi
keadaan manusia.
24
Kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan utilitarianisme adalah :
25
pantas atau sesuai dengan etos yang diakui bersama-sama oleh individu dan
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Akuntansi didefinisikan berkaitan dengan konsep dari informasi kuantitatif,
yakni ; akuntansi adalah suatyu aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk memberika
n informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan
dimaksudkan untuk bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan dala
m menentukan pilihan diantara serangkaian tindakan-tindakan alternative yang ad
a. Akuntansi pencatatan berpasangan terdiri atas dua jenis akuntansi pencatatan b
erpasangan klasifikasional dan akuntansi pencatatan berpasangan kasual, jenis pen
catatan tersebut bergantung pada keseimbangan debit dan kredit.
Saran
Makalah ini berisi pembahasan tentang Hakikat dan Pengunaan Akuntansi
yang diharapkan dapat berguna bagi para pembaca sehingga dapat memperluas
pemahaman dan pembaca dapat memberikan saran yang berisfat membangun.
26
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Daftar Pustaka
Buku satu Accounting Theory (teori akuntansi), Edisi (5). Ahmed Riahi-Belkaoui.
27