Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN

PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN DAN KONSEP


AKUNTANSI DAN HIPOTESIS KEPERILAKUAN

Disusun oleh :
Estu Tri Oktavelia (17430095)
Sherin Pratiwi Kusuma (17430108)
Muliani Rahmatika (17430112)
Faradhibbah Rizqi R. (17430120)
Yuanita Beta Sari (18430078)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan izin-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan tugas membuat makalah ini dalam segi bentuk maupun
isi, meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini, disamping sebagai tugas mata kuliah
Akuntansi Keperilakuan, makalah ini diberi judul “Pengantar Akuntansi Dan Konsep
Akuntansi Dan Hipotesis Keperilakuan” yang dimaksudkan agar para pebisnis
menjalankan bisnisnya sesuai akad yang disepakati.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bimbingan dan arahan dari
dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Keperilakuan” dan juga bantuan dari teman-
teman yang lain.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, kelemahan
dan keterbatasan. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Harapan penulis mudah-mudahan mkalah ini dapat
memberikan manfaat, pengetahuan bagi pembaca.

Surabaya,08 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengantar Akuntansi Keperilakuan ..................................................

2.2 Apa Yang Dimaksud Dengan Ilmu Keperilakuan ............................

2.3 Berbagai Perspektif Tentang Ilmu Keperilakuan .............................

2.4 Memasuki Akuntansi Keperilakuan .................................................

2.5 Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi

2.6 Dimensi Akuntansi Keperilakuan ....................................................

2.7 Akuntansi Keperilakuan : Perluasan Logis Dari Peran Akuntansi


Keperilakuan Tradisional ......................................................................

2.8 Landasan Teori Dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan Dari Pendekatan


Normatif ke Deskriptif ...........................................................................

2.9 Lingkup Sasaran Hasil Akuntansi Keperilakuan .............................

2.10 Persamaan Dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan Dan Akuntansi Keperilakuan

2.11 Pengaruh Organisasai Terhadap Perubahan Perilaku ......................

2.12  Perusahaan ( Entitas ) Awal Perdebatan Konsep Keperilakuan .....


2.13 Munculnya Perbedaan Persepsi .....................................................

2.14 Dampak Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan ......

2.15 Pengaruh Teori Ekonomi Perusahaan .............................................

2.16 Beberapa Hipotesis Keperilakuan Untuk Konsep Yang Berbeda ...

2.17 Usaha Merekonsiliasi Konsep Dasar ...............................................

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disiplin ilmu akuntansi memiliki banyak cara untuk menggunakan,


menyimpulkan, atau membangun suatu teori umum yang didasarkan pada banyak teori
sederhana mengenai kejadian-kejadian spesifik yang berkaitan dengan operasi,
organisasi, dan sebagainya. Sampai teori umum ini dihasilkan, kita terus beroperasi
dengan berbagai teori yang tidak dapat  dihubungkan atau disesuaikan terhadap
beberapa kerangka kerja akuntansi secara logis. Tidak banyak yang mengetahui bahwa
banyak perdebatan tentang teori-teori, praktik, dan prosedur akuntansiyang muncul
dari perbedaan dalam asumsi dasar akuntansi.
Penjelasan ini adalah sebuah usaha untuk membuka pintu guna menyoroti
masalah tersebut dengan harapan agar kita dapat melangkah lebih lanjut menuju teori
akuntansi umum . setelah mengkaji apa yang tampaknya menjadi konsep akuntansi
utama dan sikap serta konsekuensi berbeda yang terlibat, berikutnya kita akan
menganalisis beberapa faktor perilaku yang mendasari, yang menyebabkan
terdapatnya perbedaan persepsi. Faktor-faktor perilaku yang mendasari tersebut
meniadakan usaha untuk memberikan solusi terhadap dilemma itu dan alasan yang
tidak dapat direkonsiliasikan dengan bermacam-macam konsep dasar.

B. Rumusan Masalah
1. Pengantar Akuntansi Keperilakuan ?

2. Apa Yang Dimaksud Dengan Ilmu Keperilakuan ?

3. Berbagai Perspektif Tentang Ilmu Keperilakuan ?

4. Memasuki Akuntansi Keperilakuan ?

5. Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi ?

6. Dimensi Akuntansi Keperilakuan ?


7. Akuntansi Keperilakuan : Perluasan Logis Dari Peran Akuntansi Keperilakuan
Tradisional ?

8. Landasan Teori Dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan Dari Pendekatan


Normatif ke Deskriptif ?

9. Lingkup Sasaran Hasil Akuntansi Keperilakuan ?

10. Persamaan Dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan Dan Akuntansi Keperilakuan?

11. Pengaruh Organisasai Terhadap Perubahan Perilaku ?

12 . Perusahaan ( Entitas ) Awal Perdebatan Konsep Keperilakuan ?

13. Munculnya Perbedaan Persepsi ?

14. Dampak Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan ?

15. Pengaruh Teori Ekonomi Perusahaan ?

16. Beberapa Hipotesis Keperilakuan Untuk Konsep Yang Berbeda ?

17. Usaha Merekonsiliasi Konsep Dasar ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui tentang Pengantar Akuntansi Keperilakuan.
2. Untuk Mengetahui tentang Apa Yang Dimaksud Dengan Ilmu Keperilakuan.
3. Untuk Mengetahui tentang Berbagai Perspektif Tentang Ilmu Keperilakuan.
4. Untuk Mengetahui tentang Memasuki Akuntansi Keperilakuan.
5. Untuk Mengetahui tentang Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan Pada
Akuntansi.
6. Untuk Mengetahui tentang Dimensi Akuntansi Keperilakuan.
7. Untuk Mengetahui tentang Akuntansi Keperilakuan : Perluasan Logis Dari Peran
Akuntansi KeperilakuanTradisional.
8. Untuk Mengetahui tentang Landasan Teori Dan Pendekatan Akuntansi
Keperilakuan Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif.
9. Untuk Mengetahui tentang Lingkup Sasaran Hasil Akuntansi Keperilakuan.
10. Untuk Mengetahui tentang Persamaan Dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan Dan
Akuntansi Keperilakuan.
11. Untuk Mengetahui tentang Pengaruh Organisasai Terhadap Perubahan Perilaku.
12 . Untuk Mengetahui tentang Perusahaan ( Entitas ) Awal Perdebatan Konsep
Keperilakuan.
13. Untuk Mengetahui tentang Munculnya Perbedaan Persepsi.
14. Untuk Mengetahui tentang Dampak Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja
Perusahaan.
15. Untuk Mengetahui tentang Pengaruh Teori Ekonomi Perusahaan.
16. Untuk Mengetahui tentang Beberapa Hipotesis Keperilakuan Untuk Konsep Yang
Berbeda.
17. Untuk Mengetahui tentang Usaha Merekonsiliasi Konsep Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 APA YANG DIMAKSUD DENGAN ILMU AKUNTANSI


Pengertian Akuntansi
Accounting Principal Board (APB) System Statement No. 4 mendefinisikan
akuntansi sebagai berikut “akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya dalah
memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu
entitas ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, sebagia dasar dalam memilih diantara beberapa alternatif.”
Sedangkan American Accounting Association (AAA) mendefinisikan
akuntansi merupakan “suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan
mengkomunikasikan inoformasi ekonomi yang memungkinkan pertimbangan dan
penagmbilan keputusan yang didasarkan pada informasi terkini oleh pengguna
informasi.”
Dari beberapa definisi akuntansi diatas maka menyiratkan bahwa akuntansi
pada dasarnya dirancang untuk memnuhi kebutuhan praktis yaitu teori akuntansi
memiliki hubungan yang bersifat denitif dengan praktik akuntansi. Dan secara sempit
akuntansi dapat dipandang sebagai suatu proses atau kegiatan yang meliputi proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian,
penggabungan, pengikhtisaran, dan penyajian data keuangan dasar yang terjadi
sebagai akibat dari kegiatan operasi suatu unit organisasi, dnegan cara-cara tertentu,
untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.
Pengguna internal adalah organisasi yang memiliki struktur organisasi yang
memandang laporan akuntansi sebagai landasan pengambilan keputusan yang
berkaitan pendanaan, investasi, dan kegiatan operasional. Sedangkan pengguna
eksternal adalah kelompok pemegang saham, kreditor, serikat buruh, analis keuangan,
dan badan atau lembaga pemerintah. Dengan demikian tujuan dari informasi keuangan
yang disajikan dalam laporan keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan
antara lain :
1. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan
menunjukkan sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal kekayaan
tersebut.
2. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan
dalam menghasilkan laba.
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber pendanaan
perusahaan.

Tujuan Akuntansi
Dibagi menjadi 4 bagian antara lain :
1. Informasi untuk pengambilan keputusan
Sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan mengkomunikasikan informasi
keuangan tentang kegiatan ekonomi.
2. Informasi bagi pengguna
Akuntansi menyediakan cara utnuk mengumpulkan data ekonomis dan
melaporkannya kepa macam-macam individu dan pihak-pihak yang
berkepentingan.
3. Tujuan pengguna
Setiap kelompok pengguna laporan keuangan memiliki tujuan yang berbeda untuk
pelaporan keuangan.
4. Pertanggungjawaban
Laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan merupakan salah satu
kesulitan lain dalam peentapan tujuan untuk pelaporan keuangan akuntan dimana
pengguna hanya satu sisi dari persamaan informasi.

Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Organisasi


1. Akuntansi adalah sistem
Kelompok perancang atau tim proyek pengembangan sistem terdiri atas para
pengguan, analis, dan wakil manajemen yang bertugas untuk mengidentifikasi
kebutuhan pengguna sistem, mengembangkan spesifikasi teknis, dan
mengimplementasikan sistem baru.
2. Akuntansi adalah informasi
Informasi yang diperlukan manajemen harus memiliki karakteristik seperti akurat,
dan tepat waktu.melalu sepernagkat prosedur dan teknik akuntansi, informasi dapat
diakses lebih cepat, relevan, dan lengkap.

2.2 APA YANG DI MAKSUD DENAGN ILMU KEPERILAKUAN


Pengertian Ilmu Keperilakuan
Definisi ilmu keperilakuan menurut American Accounting Association’s Committees
berdasakan pada Behavioral Science Content of the Accounting adalah penemuan
yang relatif baru. Konsep tersebut begitu luas sehingga lingkup dan isinya lebih baik
digambarkan dari awal. Ilmu keperilakuan mencakup bidang riset apapun yang
mempelajari, baik metode eksperimentasi maupun observasi, perilaku manusia dalam
lingkungan fisik maupun sosial.

2.3 BERBAGAI PERSPEKTIF TENTANG ILMU KEPERILAKUAN


Pandangan Berdasarkan Perilaku Manusia
Sosiologi dan psikologi memusatkan perhatian pada perilaku kelompok sosial.
Perilaku diterangkan dalam hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh sosial, da ilmu
dinamika kelompok. Adapun faktor kompleks terkait denagn perilaku manusia yaitu
mencakup kebutuhan individu dan motivasi, tekanan kelompok, tuntutan organisasi,
sejarah pribadi dan latar belakang individu yang unik, konflik pesan dari dalam dan
luar organisasi, tuntutan waktu, sosial, serta tanggungjawab pribadi.

Kontribusi Berbagai Disiplin Ilmu


1. Psikologi
Ilmu pengetahuan yang berusaha untuk mengukur, menjelaskan, dan terkadang
mengubah perilaku manusia.
2. Sosiologi
Ilmu pengetahuan tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan
perkembangan masyarakat.
3. Psikologi sosial
Suatu studi tentang hubungan antara manusia dan kelompok.
4. Antropologi
Mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Terdiri
dari antropologi fisik, arkeologi, dan antropologi sosial-budaya.
5. Ilmu politik
Cabang ilmu sosial yang membahas teori dan praktik politik serta deskripsi dan
analisis terhadap sistem politik dan pelaku politik.

2.4 MEMASUKI AKUNTANSI KEPERILAKUAN


Akuntansi Keperilakuan : Akuntansi dengan Berbagai (Multi) Paradigma
Paradigma yang bersaing dalam bidang akuntansi antara lain :
1. Paradigma antropologi/induktif
2. Paradigma laba sebenarnya/deduktif
3. Paradigma kegunaan keputusan /model keputusan
4. Paradigma kegunaan keputusan/pengambil keputusan/perilaku pasar
keseluruhan
5. Paradigma kegunaan keputusan/pengambil keputusan/pengguna individual
6. Paradigma informasi/ekonomis
Masing-masing paradigma merupakan objek investigasi dan penelitian yang
ditetapkan komunitas ilmiah, yang membentuk suatu pemikiran logis yang saling
berkaitan (coherent), menyatukan sudut pandang.

Pengantar Akuntansi Keperilakuan


Definisi akuntansi keperilakuan adalah “... subdisiplin ilmu akuntansi yang tersusun
secara sistematis yang mempelajari bidang akuntansi secara luas melalui pendekatan
interdisipliner maupun multidisipliner yang mana didalamnya melibatkan aspek
kuantitatif (eksak) dan aspek kualitatif, utamanya aspek keperilakuan manusia yang
terus berkembang guna membantu para manajer dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.’
Manfaat Studi Akuntansi Keperilakuan
1. Memberikan gambaran terkini terhadap minat khusus dalam bidang baru yang
ingin diperkenalkan.
2. Membantu mengidentifikasi kesenjangan riset.
3. Meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset berdasrkan
subbidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen, dan perpajakan,
sehingga para peneliti dapat mempelajarinya melalui subbidang lain.

Kerangka Studi Akuntansi Keperilakuan


1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan
kinerja perusahaan
2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap
perencanaan strategis.
3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi kebijakan perusahaan.

Peran Riset Terhadap Akuntansi Keperilakuan


Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan :
1. Pengambilan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor;
2. Pengaruh dari fungsi akuntansi, seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku karyawan,
manajer, investor, maupun wajib pajak;
3. Pengaruh hasil dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan penggunaan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

2.5 MENGAPA MEMPERTIMBANGKAN ASPEK KEPERILAKUAN PADA


AKUNTANSI
Akuntansi adalah Tentang Manusia
Berarti bahwa sesungguhnya berdasarkan pemikiran perilaku, manusia, dan
faktor sosial didesain secara jelas dalam aspek operasional utama dari seluruh sistem
akuntansi.

Akuntansi adalah Tindakan


Dalam pencapaian tujuan organisasi, semua anggota mempunyai peran yang
harus dimainkan dan peran tersebut bergantung pada besarnya porsi tanggungjawab
dan rasa tanggungjawab anggota pada pencapaian tujuan organisasi. Pencapaian dalam
bentuk kuantitatif juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab anggota
organisasi dalam memenuhi keinginannya untuk mencapai tujaun dan sasaran
organisasi.
Akuntansi tentang Ekonomi dan Politik (Political Economy of Accounting-PEA)
Aspek akuntansi dari ekonomi politik bergantung pada hubungan sosial
produksi. Berdasarkan teori ekonomi neoklasik memandang bahwa pelaporan
akuntansi dan pengungkapan dipandang sebagai alat penjaga posisi pihak yang
berkausa terhadap sumber daya (kapital) dan sebaliknya dijadikan sebagai alat untuk
merongrong pihak yang tidak memiliki sumber daya yang berdampak pada konflik
struktural dalam masyarakat. Sementara dalam teori ekonomi politik, penekanannya
lebih kepada hubungan fundamental antara dorongan ekonomi dan politik masyarakat
(Miller, 1994).

2.6 DIMENSI AKUNTANSI KEPERILAKUAN


Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi tidak hanya
melaporkan data keuangan melainkan juga data non keuangan yang terkait dnegan
proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu akuntansi sebaiknya memasukkan
dimensi keperilakuan dari beberapa pihak yang terkait dengan informasi yang
dihasilkan oleh sistem akuntansi.
Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Berada dibalik peran akuntansi tradisional yang mencakup pengumpulan,
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan informasi keuangan. Denagn demikian dimensi
akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia sekaligus juga dnegan desain, kontruksi,
serta penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yang efisien.
Ruang lingkup akuntansi keperilakuan yaitu : 1) aplikasi dari konsep ilmu
keperilakuan terhadap desain dan konstruksi sistem akuntansi, 2) studi reaksi manusia
terhadap format dan isi laporan akuntansi, 3) cara dimana informasi diproses untuk
membangun pengambilan keputusan, 4) pengembangan teknik pelaporan yang dapat
mengomunikasikan perilaku para pengguna data, dan 5) pengembangan strategi guna
memotivasi dan memengaruhi perilaku, cita-cita, serta tujuan dari orang-orang yang
menjalankan orgnaisasi. Secara umum lingkup akuntansi keperilakuan dibagi menjadi
3 bidang besar :
1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan penggunaan sistem
akuntansi.
2. Pengaruh sistem terhadap perilaku manusia.
3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia.

Aplikasi dari Akuntansi Keperilakuan


Seorang akuntan keperilakuan pasti ingin mengetahui penyebab dari sikap dan
perilaku yang sepertinya akan diulangi dimasa mendatang. Jika yang terulang adalah
perilaku yang tidak diinginkan maka dapat disimpulkan bahwa proses penyusunan
anggaran tidak efisien. Oleh karena itu akuntansi keperilakuan akan mendukung
strategi untuk mengubah keadaan perilaku untuk membuatnya sesuai dengan fungsi
organisasi yang diinginkan. Tugasnya adalah menyelidiki bagaimana perilaku orang
saat ini dan bagaimana mereka memandang pekerjaan, perusahaan, dan rekan-rekan
kerja mereka. Selanjutnya informasi tersebut akan digunakan untuk membuat
penilaian mereka sendiri tentang bagaiamana kemungkian perilaku orang mendatang
dan bagaiaman polanya akan mempengaruhi potensi relatif laba masa mendatang.

2.7 AKUNTANSI KEPERILAKUAN : PERLUASAN LOGIS DARI PERAN


AKUNTANSI TRADISIONAL
kekuatan para akuntan terletak pada pengalaman mereka dalam memenuhi
kebutuhan informasi dari pengguan eksternal maupun internal, guna pengambilan
keputusan bisnis. Informasi berisi data keuangan yang berkaitan dengan berbagai jenis
situasi keputusan.

2.8 LANDASAN TEORI DAN PENDEKATAN AKUNTANSI


KEPERILAKUAN
Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif
Pada topik mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban
dan masalah harga transfer. Pada saat itu riset masih bersifat normatif karena hanya
mengankat permasalahan mengenai desain pengendalian manajemen dengan berbagai
model matematis, seperti arus kas yang didiskonto guna membantu manajer dalam
penagmbilan keputusan tanpa melibatkan faktor-faktor lain seperti perilaku manusia
serta kondisi lingkungan organisasi.
Setelah itu riset menaglami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya
usaha untuk menghubungkan desain sistem pengendalian manajemen suatu organisasi
dengan perilaku manusia. Dan sejak saat ity riset bersifat deskriptif.

Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontinjensi


Riset akuntansi yang berawal dirancang dnegan pendekatan universal namun,
pendekatan ini banyak kelemahan maka muncullah pendekatan kontinjensi. Sebauh
teori menyatakan bahwa penyusunan dan penggunaan desain sistem pengendalian
manajemen bergantung pada karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan diaman
sistem tersebut diterapkan. Teori ini menanggapi klaimm dari pendekatan universal
yang menyatakan suatu sistem pengendalian bisa diterapkan dalam karakteristik
perusahaan dan kondisi lingkungan apapun. Pendekatan universal didasarkan pada
teori manajemen ilmiah.

2.9 LINGKUP DAN SASARAN HASIL AKUNTANSI KEPERILAKUAN


Para akuntan keperilakuan memusatkan perhatian mereka pada hubungan anata
perilaku dan sistem akuntansi. Proses akuntansi melibatka ringkasan dari sejumlah
kejadian ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia dan akuntansi itu
sendiri, serta beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku, yang pada
gilirannya secara bersamaan akan menentukan semua keberhasilan peristiwa ekonomi.

2.10 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ILMU KEPERILAKUAN DAN


AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Perbedaan antara akuntan keperilakuan dan ilmuwan keperilakuan
Perbedaan Akuntan keperilakuan Ilmuwan keperilakuan
Area keahlian Keuatamaan akuntansi : Keuatamaan ilmu sosial :
pengetahuan dasar ilmu tidak ada pengetahuan
sosial akuntansi
Kemampuan mendesain Bukan merupakan elemen Elemen kunci dalam
dan melaksanakan uatam adalam pelatihan pelatihan
perencanaan proyek
keperilakuan
Pengetahuan dan Elemen kunci dlam Bukan elemen utama
pemahaman terhadap elemen pelatihan dalam pelatihan
organisasi bisnis secara
umum dan sistem
akuntansi secara khusus
Orientasi Profesional Ilmiah
Pendekatan masalah Praktik Teoritis dan praktik
Fungsi Melayani klien, Ilmu lanjutan dan
menasihati manajemen pemecahan masalah
Kepentingan dalam ilmu Terbatas terhadap Terbatas terhadap disiplin
keperilakuan akuntansi-terkait bidang yang luas dalam ilmu
keperilakuan

2.11 PENGARUH ORGANISASI TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU


Pengaruh organisasi terhadap perubahan perilaku berkaitan dengan
pengembangan organisasi. Pengembangan organisasi merupakan suatu kumpulan
intervensi perubahan terencana, yang dibangun atas nilai-nilai humanistis-demokratis,
yang berupaya memperbaiki keefektifan organisasi dan kesejahteraan karyawan.
Fokus utama teori dan praktiknya adalah aspek sumber daya manusia organisasi dan
aspek sosial organisasi. Pengembangan organisasi berfokus pada nilai, sikap,
kepemimpinan, iklim organsasi, dan variabel manusia. Pembangunan organisasi
mengosentrasikan pada perasaan dan emosi, ide dan konsep, menempatkan pentingnya
pertimbangan pada keterlibatan individual dan partisipasi.
Manusia bekerja dengan dibatasi organisasi. Perilakunya dipengaruhi oleh
banyak faktor, termasuk ukuran organisasi dan struktur. Gaya kepemimpinan atau
filosofi manajemen, otoritas/hubungan pertanggungjawaban, hubungan status, dan
norma kelompok juga turut memengaruhi perilaku dan fungsi organisasi.

2.12 PERUSAHAAN ( ENTITAS ) : AWAL PERDEBATAN KOSEP


KEPERILAKUAN

1. Pengertian Perusahaan
Perusahaan merupakan badan usaha yang menjalankan kegiatan di bidang
perekonomian ( keuangan, industri, dan perdagangan yang dilakukan secara terus
menerus atau teratur, terang-terangan, dan dengan tujuan memperoleh keuntungan atau
laba. Dalam Pasal 1 huruf ( b ) UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan dijelaskan bahwa perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang
menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang
didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia, untuk tujan
memperoleh keuntungan atau laba. Secara umum perusahaan adalah suatu unit
kegiatan produksi yang mengolah sumber ekonomi untuk menyediakan brang dan jasa
bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat
memuaskan kebutuhan masyarakat.

2. Tujuan Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering
dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan
juga tinggi. Tujuan utama perusahaan adalah mencapai laba yang optimum
memaksimalkan nilai para pemegang saham. Untuk mencapai hal tersebut perusahaan,
perusahaan harus dapat meningkatkan kinerjanya dengan mengelola aktivitas
bisnisnya secara efektif, efisien dan ekonomis. Perusahaan nirlaba ini bertujuan untuk
memberikan manfaat bagi masyarakat, seperti melakukan penelitian di bidang
kesehatan atau perlindungan terhadap sumber daya alam. Secara umum banyak
metode dan teknik yang dikembangkan dalam penilaian perusahaan di antaranya
adalah :
1. Pendekatan laba seperti metode rasio tingkat laba ,metode kapitalisasi proyeksi laba.
2. Pendekatan arus kas seperti metode diskonto arus kas.
3. Pendekatan dividen seperti metode pertumbuhan divenden.
4. Pendekatan aset seperti pendekatan aset.
5. Metode harga saham.
6. Pendekatan nilai tambah ekonomi.

3. Pemangku Kepentingan Dalam Perusahaan

Pemangku Kepentingan Dalam Perusahaan disebut dengan STAKEHOLDERS


atau pemegang saham. Stakeholders didefinisikan sebagai kelompok individu yang
dukungan diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan perusahaan. Stakeholders
dibagi menjadi dua :
1. Stakeholders Primer
Adalah pihak dimana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak
dapat bertahan
2. Stakeholders Sekunder
Adalah pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tetapi
mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu
penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.

2.13 MUNCULNYA PERDEBATAN PERSEPSI

Munculnya Perbedaan Persepsi tentang konsep perusahaan didasarkan pada


adanya perdebatan yang cukup hangat mengenai pencatatan akuntansi dalam alur konsep
kepemilikan dan konsep entitas. Pecatatan akuntansi untuk perusahaan perseorangan
yang menggunakan alur konsep kepemilikan dan pencatatan akuntansi perusahaan
bersama yang dilakukan dari perspektif kepemilikan atas perusahaan tersebut.
Hal ini menandakan bahwa semua transaksi dan kejadian bisnis dianalisis dan
dicatat sehubungan dengan pengaruhnya terhadap pemiliknya. Pemilik memiliki semua
aset dan tidak terbatas akan hutang , obligasi serta kerugian mereka. Dalam sistem
ekonomi kapitalis, sistem ekonomi didirikan atas hak kepemilikan pribadi yang
didasarkan pada situasi dimana pemilik memiliki tanggung jwab yang tidak terbatas, dan
tidak ada pemisahan kepemilikan, kewajiban / tanggung jawab dan pengendalian. Oleh
karena itu setiap konflik kepentingan antara pemangku kepentingan seperti anak pemilik
dan pelanggan, pemilik dan pemberi pinjaman atau kreditor, antara pemilik dan otoritas
pajak,atau antara pemilik perusahaan dan masyarakat umum akan selalu melibatkan
pemilik yang menanggung hukum dan tanggung jawab moral secara penuh serta
tanggung jawab keuangan dalam berurusan dengan pihak luar.

1. Konsep Kepemilikan
Menurut teori kepemilikan entitas adalah agen, perwakilan, atau pengaturan
dimana seorang wiraswasta atau pemegang saham beroperasi. Sudut pandang dari
konsep ini memandang kelompok pemilik adalah sebagai pusat kepentingan yang
dicerminkan dalam cara-cara dimana catatan akuntansi disimpan dan laporan
keuangan disusun. Tujuan utama teori kepemilikan adalah penentuan dari analisis dari
kekayaan bersih ( net woth ) pemilik. Meskipun teori kepemilkian pada umumnya
dipandang sesuai terutama untuk korporasi yang kepemilikannya bersifat tertutup
( perusahaan keluarga ) seperti perusahaan perseorangan dan firma, pengaruh dari teori
kepemilikan dapat ditemukan dalam beberapa teknik dan terminolagi akuntansi yang
digunakan oleh korporasi yang kepemilikannya bersifat terubuka ( perusahaan terbatas
).
Dalam teori ini persamaan akuntansinya sebagai berikut :

ASSET - LIABILITES = PROPRIETOR’S THEORY

Persamaan rumus tersebut dibaca pemilik memliki aset dan sekaligus juga
mempunyai kewajibn, sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan perusahaan
dikurangi dengan kewajiban perusahaan. Asset dinilai dari neraca disajikan untuk
mengetahui dan mengukur perubahan hak dan kekayaan pemilik, penghasilan, dan
biaya dianggapnya berasal dari investor atau pengambilan pemilik sehingga biaya dan
dividen adalah pengambilan modal.

2. Konsep Entitas
Konsep entitas ini berorientasi pada Income atau Income oriented atau Income
statement oriented. Pertanggungjawaban pada pemilik dilakukan dengan cara
mengukur prestasi kegiatan dan prestasi keuangan yang ditunjukkan perusahaan.
Dengan demikaian income adalah merupakan kenaikan ekuitas pemilik atau kenaikan
kewajiban entitas kepada pemilik. Setelah dikurangi hal kreditor kenaikan ekuitas
pemilik terjadi setelah dividen sampai suatu saat dibagikan.
Persamaan akuntansi menurut konsep ini adalah :

ASSET = LIABILITIES + STOCHOLDERS EQUITAS

Asset adalah hak peursahaan equity merupakan sumber aset yang bisa berasal dari
kreditor atas pemilik yang merupakan kewaijab entitas.

3. Konsep Tanggung Jawab sosial


Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan sebuah gagasan yang
menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak
pada triple bottom lines, yaitu juga memperhatikan masalah dan
lingkungan.Diberlakukannya CSR dalam rangka memperkuat perusahaan itu sendiri
sebagai kawasan dengan jalan membangun kerja sama antara stakeholders yang
difasilitasi oleh perusahaan yang bersangkutan dengan jalan menyusun program
pengembangan sekitarnya atau dalam pengertian keampuan perusahaan untuk dapat
berdaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stake holders yang terkait dengan
perusahaan lokal, nasional, maupun global, karena pengembangan corporate social
responsilbity ke depan dapat mengacu pada konsep pembangunan yang berkelanjutan.
Secara teoretis konsep tanggung jawab sosial yang dilaksanakan perusahaan
setidaknya akan menyinggung 2 makna yaitu :
1. Konsep Tanggung Jawab dalam makna Responsibility
Artinya adalah lebih menekankan pada suatu perbuatan yang harus atau wajib
dilakukan secara sadar dan siap untuk menanggung segala risiko atau
konsekuensi apapun dari perbuatan yang dilakukan atas moral tersebut.
2. Konsep Tanggung Jawab dalam makna Liabilty
Artinya berbicara tanggung jawab dalam ranah hukum, dan biasanya
diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab keperdataan. Perbedaan atara
tanggung jawab dalam makna responsilbilty dan makna liabilty pada
kahikatnya terletak pada sumber pengaturannya. Jika tanggung jawab belum
ada pengaturannya secara eksplisit dalam norma hukum makan termasuk
dalam makna responslibity, dan sebaliknya jika tanggung jawab itu telah diatur
didalam norma hukum maka termasuk dalam makna liabilty.

2.14 DAMPAK STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA


PERUSAHAAN

Saat ini banyak riset empiris tentang pengaruh struktur kepemilikan terhadap
kinerja perusahaan menjadi topik yang diperdebatkan. Sampai saat ini sebagian besar
riset empiris yang dilakukan tefokus pada masalah apakah konflik kepentingan yang
terjadi diantara pemilik dan manajer perusahaan akan menghasilkan tingkat imbal
hasil yang lebih rendah dari aset yang diinvestasi. Struktur kepemilikan perusahaan
dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dapat dijelaskan melalui 2 teori :

1. Teori Klasik Tentang Perusahaan Manajerial ( Classical Theory Of


Managerial Firm )
Teori ini menjelaskan bahwa terjadinya perbedaan kinerja perusahaan yang
dikendalikan oleh manajemen jika dibandingkan dengan peusahaan yang dikendalikan
oleh pemilik perusahaan, disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan diantara
keduanya. Kepentingan pemilik perusahaan adalah memaksimalkan nilai pasar dari
perusahaan, sedangkan kepentingan dari manajer adalah memaksimalkan utiltas
( kekueatan, keamanan, status, dan pendapatan ).

2. Teori Keagenan ( Agency Theory )


Teori ini menjelaskan bahwa suatu hubungan yang berdasarkan pada kontrak yang
terjadi antara anggota dalam perusahaan yakni antara principal ( pemilik ) dan agent
( agen ) sebagai pelaku utama. Pemilik merupakan pihak yang memberikan mandat
kepada agen untuk bertindak atas nama pemilik, sedangkan agen merupakan pihak
yang diberikan mandat oleh pemilik untuk menjalankan perusahaan. Teori keagenan
bertujuan untuk :
a. Masalah agensi yang muncul ketika adanya konflik tujuan atara pemilik
perusahaan dan manajemen serta kesulitan pemilik perusahaan melakukan
verivikasi pekerjaan manajemen.
b. Masalah pembagian risiko yang muncuk ketika pemilik perusahaan dan
manajemen memiliki perilaku yang berbeda terhadap risiko.

2.15 PENGARUH TEORI EKONOMI PERUSAHAAN

Sebagian besar ekonomi memahami dan memandang kepemilikan sebagai


penghasilan bersih dari aliran dana kepada pemilik perusahaan. Ilmuwan Levi Strauss
dan Jacob Davis adalah wakil dari ekonomi yang mengadopsi konsep entitas serta
melihat perusahaan itu sendiri sebagai wiraswasta dan keuntungan sebagai penghasilan
bersih perusahaan. Pandangan ini tentu saja mengeliminasi ketidaksesuaian dari “
keuntungan tidak dibagi “ dalam model ekonomi. Komsep kepemilikan sepertinya
merupakan perwujudan dari iedologi kapitalisme klasik tradisional.
Selain itu perusahaan adalah instrumen yang dimiliki oleh pemegang
saham.Sebaliknya, konsep entitas sepertinya menjadi esensi dari ideologi kapitalisme
manajerial, dimana melihat pebisnis dan perusahaan besar digantikan oleh wiraswasta.
Ideologi ini juga berhubungan dengan tanggung jawab sosial industri yang selama ini
konsisten dengan konsep entitas.
2.16 BEBERAPA HIPOTESIS KEPERILAKUAN UNTUK KONSEP YANG
BERBEDA

1. Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi

Secara jelas, persepsi, sikap, kerangka referensi, nilai, kelompok referensi,


norma kelompok, lingkungan, budaya, sistem kepribadian berhubungan dengan pola
interkasi secara tumpang tindih. sikap terhadap bermacam-macam situasi, orang,
kelompok, dan sebagainya. Katz Daniel (1960) mengatakan bahwa ketika sikap
khusus diorganisasikan ke dalam struktur hierarkis, maka sikap khusus tersebut
mencakup sistem nilai.

Sikap ini adalah pembentukan psikologis yang kita pelajari sejalan dengan
perkembangan kita; ketika dipelajari, sikap tersebut menuntut kita bertindak menurut
karakteristik tertentu. Ini menunjukkan dampak keluarga terhadap perkembangan
sikap setiap individu. Banyak orang menganggap faktor keluarga adalah pengaruh
langsung utama karena keluarga merupakan filter biasa di mana budaya, kelas, agama,
dan sumbersumber lainnya mengalir ke seorang individu di awal usia
perkembangannya. Bukti ini disampaikan oleh ilmuwan bernama Lipset yang dari
temuan penelitiannya melaporkan bahwa terdapat kongruensi yang relatif tinggi antara
suara ayah dengan suara pemilih (voter) pertama. Namun, terdapat pengaruh penting
lain terhadap pengembangan sikap selain keluarga. Budaya adalah pengaruh paling
penting yang sangat berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lain. Ahli
antropologi telah menunjukkan bagaimana perbedaan budaya bertanggungjawab atas
bermacam-macam perbedaan sikap terhadap banyak hal. Namun, dalam pembahasan
ini, budaya total tidak menjadi faktor penting karena terdapat perbedaan persepsi
dalam satu budaya.

Selanjutnya, harus dinyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya menyadari


seluruh aspek dari struktur nilai mereka atau bermacam sikap yang masuk ke struktur
tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak sepenuhnya menyadari persepsi mereka
terhadap lingkungan tertentu. Banyak dari nilai-nilai ini terekam di alam bawah sadar
mereka, menunggu kemungkinan untuk tampil jika terdapat motivasi yang sesuai.
Hipotesis berikut didasarkan pada observasi informasi yang dilakukan terhadap
beberapa praktik akuntan publik, akuntan dalam perdagangan dan industri, pemegang
saham, para pelaku bisnis dalam segala ukuran, mahasiswa, dan seterusnya.

2. Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan

Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki


saham dari perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandangan
kepemilikan. Secara khusus, hal ini terjadi pada pemegang saham yang memiliki
saham biasa dalam kuantitas yang substansial. Di sini, diakui bahwa sebagian besar
praktik akuntan publik didasarkan pada pandangan kepemilikan, dan mereka yang
membahas hal ini sepertinya setuju bahwa ini merupakan hasil dari pengadopsian
mereka terhadap sudut pandang pemegang saham ketika mereka melakukan audit
terhadap banyak perusahaan. Bagi sebagian besar akuntan publik, fungsi utama sistem
akuntansi adalah mencerminkan kepentingan pemegang saham. Dapat dipastikan
bahwa sebagian besar kepemilikan tunggal, anggota persekutuan dan direktur maupun
pemegang saham dari perusahaan kecil melihat perusahaan dengan sudut pandang
kepemilikan. Sulit bagi banyak orang untuk memisahkan bisnis mereka dengan
kepentingan pribadi. Semuanya dianggap sebagai hak milik dan cenderung disalurkan
kedalam satu jaringan kekayaan.

3. Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas

Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang


tanggungjawabnya didelegasikan menganut konsep entitas semakin tinggi skala
hierarkis dari pegawai, semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mayoritas dari
pegawai semacam ini, baik secara sadar maupun tidak, memandang entitas sebagai
pemilik dari keuntungan ketika mereka mendapatkan aset bersih. Mereka cenderung
memandang pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi
bukan bagi pemiliknya.

Mereka yang memandang pembayaran dividen, bunga, dan pajak perusahaan


sebagai biaya dari entitas menjadi eksekutif puncak, sementara mereka yang
memandang pembayaran ini sebagai distribusi keuntungan cenderung menjadi anggota
manajemen menengah yang bertanggungjawab menghasilkan keuntungan tersebut.
Bagi sebagian besar pengontrol dan akuntan yang dipekerjakan oleh perusahaan,
fungsi utama dari catatan akuntansi adalah memberikan data kepada manajemen guna
membantu mereka dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan fungsi
pengendalian.

Pengaruh lingkungan dalam organisasi, seperti norma kelompok eksekutif


memasukkan dasar-dasar konsep entitas, dan pengaruh ini segera diinternalisasi oleh
anggota kelompok yang terlibat secara psikologis dalam posisi mereka masing-
masing. Bahkan, fakta bahwa anggota kelompok tersebut mungkin menduduki posisi
rendah sampai menengah di perusahaan sepertinya tidak menghalangi mereka untuk
memiliki sudut pandang entitas yang sama dengan yang dipegang oleh eksekutif
tersebut. Selain itu, juga disampaikan hipotesis bahwa isu saham psikologis bagi
eksekutif tidak akan mengubah pandangan bahwa kesejahteraan mereka bergantung
pada kehidupan dan keberhasilan entitas.

2.17 USAHA MEREKONSILIASI KONSEP DASAR

Bagian ini akan menjelaskan 2 usaha yang dilakukan para ilmuwan akuntansi
untuk merekonsiliasi konsep kepemilikan dengan konsep entitas dalam teori akuntansi.
Berikut dijelaskan beberapa teori yang digunakan untuk merekonsiliasi kedua konsep
dasar tersebut :

a. Teori Akuntansi Dana


Teori akuntansi dana dari Vatter dirancang menjadi sebuah ekspresi dari cara
seseorang memahami perusahaan walaupun sebagian besar menganggap teori dana
sebagai pengembangan dari teori entitas yang dirancang untuk menggunakan gagasan
personalistik, yang merupakan usaha yang semakin banyak dilakukan dari sudut
pandang statistik guna menangani masalah akuntansi. Akuntansi dana yang dicetuskan
oleh Vatter dapat diterapkan pada usaha swasta, badan pemerintah, lembaga sosial,
dan institusi lainnya. Akuntansi dana merupakan cara memandang aset,bersama
dengan ekuitas dan hutang, dimana dana yang diperoleh dari ekuitas dan utang
penggunaannya dibatasi hanya pada aset. Akuntansi dana melaporkan penggunaan dari
dana dan cara memandang dana tersebut ketika aliran masuknya meningkat setelah
dikurangi dengan pembelanjaan.

Penggunaan akuntansi dana seringkali menjadi topik perdebatan oleh kalangan


profesi akuntan yang mempertanyakan manfaat atas implementasi sistem tersebut,
terkait dengan standar akuntansi umum yang berlaku. Namun demikian, sifat dasar
organisasi nirlaba yang ada membuat sistem akuntansi dana menjadi berguna, terutama
terkait dengan pelaporan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut.
Oleh karena alasan tersebut, para profesi akuntan mengenali adanya kebutuhan
tersebut dan melanjutkan dukungan atas pemanfaatan akuntansi dana dengan memb
standar dan prinsip akuntansi secara khusus untuk kebutuhan tersebut. Adapun
persamaan akuntansi dana adalah sebagai berikut.

ASET = PEMBATASAN ASET

Dalam persamaan ini akuntansi didefinisikan dalam istilah aset. Penggunaan aset ini
adalah terbatas. Kewajiban merupakan suatu pembatasan ekonomi secara hukum
terhadap penggunaan aset.

b. Penghapusan Faktor - Faktor

Konsep entitas menekankan pada perusahaan itu sendiri, pada aset, dan
kapasitasnya. Konsep kepemilikan menekankan pada kepentingan kelompok
kepemilikan dalam perusahaan dan asetnya. Bagi teoretikus entitas, keuntungan yang
diperoleh pada periode tertentu dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimum yang
diungkapkan dalam mata uang, ketika tidak ada kapasitas transaksi selama periode
tersebut, yang dapat didistribusikan oleh perusahaan kepada penerima manfaat
(beneficiary) tanpa merusak kapasitas operasi perusahaan. Bagi teoretikus
kepemilikan, keuntungan perusahaan didefinisikan sebagai jumlah maksimum ketika
tidak ada transaksi biaya modal selama periode tersebut, yang dapat didistribusikan
oleh perusahaan kepada penerima manfaat tanpa kontraksi dalam jumlah ekuitas
pemegang saham. Ini merupakan dua konsep berbeda tentang keuntungan, dan
keduanya muncul dari dua konsep kapasitas berbeda. Ketika harga dan nilai berubah.
akuntansi yang berbeda dapat dihasilkan oleh konsep berbeda antara yang dianut oleh
teoretikus entitas dengan yang dianut oleh teoretikus kepemilikan.

BAB III
KESIMPULAN

1.      Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki berbagai sistem yang saling terkait.
Sistem tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah proses operasi
perusahaan serta pengendalian aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Dari dua teori
kepemilikan dan teori entitas tersebut bahwa konsep yang diterapkan dalam kehidupan
masyarakat dan banyak pengaruh-pengaruh social yang merubah cara pandang mereka
yang berbeda-beda. Dalam dua sudut pandang berbeda ini kita dapat mengambil
konsep entitas karena pencatatan pemegang saham  adalah catatan akuntansi pribadi.
2.      Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham
dari suatu perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandanagan
kepemilikan. Sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari perusahaan
dalam yang jumlah yang substansial menganut pandangan kepemilikan.. Terdapat
hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang tanggung jawabnya
didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi skala hierarkis dari pegawai
ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mereka cenderung memandang
pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi bukan bagi
pemiliknya.
3.      Akuntansi dana merupakan cara memandang aset, ekuitas dan hutang dimana dana
yang diperoleh dari ekuitas dan hutang penggunanya dibatasi pada aset. Akuntansi
dana melaporkan penggunaan dari dana dan cara memandang dana ketika aliran masuk
meningkat setelah dikurangi dengan pembelanjaan.Dalam Teori Komando, Menurut
Goldberg “tidak ada teori entitas atau teori kepemilikan” semua teori didasarkan pada
ide kepemilikan tetapi kepemilikan adalah konsep yang sangat sulit didefinisikan dan
dianalisis secara memadai untuk digunakan ide dasar akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

Ikshan Lubis, Arfan  Akuntansi Keprilakuan.Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat,


2010.
http://anhyfreedom.blogspot.com/2012/10/makalah-akuntansi-
keperilakuan.html
http://mohayworld.blogspot.com/2016/12/konsep-akuntansi-dan-hipotesis.html

Anda mungkin juga menyukai