Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“KONSEP AKUNTANSI DAN HIPOTESIS


KEPERILAKUAN”

Oleh:
NURHIDAYAH (1792140008)
KARTIKA (1792140009)
SITTI RADIAH (179210010)
APRILWANTO RISMANNAWAN SAMAI (1792140011)
HASTITIN (1792141009)
REXY RANGGA RAYA (1792141010)
PUTRI ANDRIANI H (1792141011)

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI S1
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Konsep
Akuntansi dan Hipotesis Keperilakuan” dapat tersusun hingga selesai.

Terlepas dari semua itu, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
yang terdapat dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka diterima segala saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca
agar makalah ini dapat diperbaiki.

Makalah ini telah disusun maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu disampaikan
banyak terima kasih kepada, kedua orang tua yang telah memberikan bantuan
dalam penyelesaian tugas makalah ini baik bantuan moril, bantuan materil
ataupun doa. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada dosen mata kuliah
Akuntansi Keperilakuan, yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
waktu.

Akhir kata diharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Awal Perdebatan Konsep Keperilakuan..........................................................3

B. Persepsi Berbeda Tentang Perusahaan............................................................3

C. Dampak Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan........................5

D. Teori - Teori Ekonomi Perusahaan..................................................................6

E. Beberapa Hipotesis Keperilakuan untuk Konsep yang Berbeda.....................7

F. Usaha Merekonsiliasi Konsep Dasar.............................................................10

BAB III PENUTUP...............................................................................................13

A. Kesimpulan....................................................................................................13

B. Saran..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Disiplin ilmu akuntansi memiliki banyak cara untuk menggunakan,
menyimpulkan, atau membangun suatu teori umum yang didasarkan pada banyak
teori sederhana mengenai kejadian-kejadian spesifik yang berkaitan dengan
operasi, organisasi, dan sebagainya. Sampai teori umum ini dihasilkan, kita terus
beroperasi dengan berbagai teori yang tidak dapat  dihubungkan atau disesuaikan
terhadap beberapa kerangka kerja akuntansi secara logis. Tidak banyak yang
mengetahui bahwa banyak perdebatan tentang teori-teori, praktik, dan prosedur
akuntansiyang muncul dari perbedaan dalam asumsi dasar akuntansi.
Penjelasan ini adalah sebuah usaha untuk membuka pintu guna menyoroti
masalah tersebut dengan harapan agar kita dapat melangkah lebih lanjut menuju
teori akuntansi umum . setelah mengkaji apa yang tampaknya menjadi konsep
akuntansi utama dan sikap serta konsekuensi berbeda yang terlibat, berikutnya
kita akan menganalisis beberapa faktor perilaku yang mendasari, yang
menyebabkan terdapatnya perbedaan persepsi. Faktor-faktor perilaku yang
mendasari tersebut meniadakan usaha untuk memberikan solusi terhadap dilemma
itu dan alasan yang tidak dapat direkonsiliasikan dengan bermacam-macam
konsep dasar.

B.     Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan maka permasalahan yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah sabagai berikut
1.   Bagaimana awal perdebatan konsep keperilakuan?
2. Apakah perbedaan persepsi tentang perusahaan ?
3. Apa dampak dari struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan?
4. Apakah  teori-teori ekonomi perusahaan ?

1
5.  Apakah hipotesis keperilakuan untuk konsep berbeda ?
6. Apakah usaha untuk merekonsiliasi konsep dasar ?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan awal perdebatan konsep keperilakuan.
2. Menjelaskan perbedaan persepsi tentang perusahaan.
3. Menjelaskan dampak dari struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan.
4. Menjelaskan teori-teori ekonomi perusahaan.
5. Menjelaskan  beberapa hipotesis keperilakuan untuk konsep berbeda.
6. Menjelaskan usaha untuk merekonsiliasi konsep dasar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Awal Perdebatan Konsep Keperilakuan


Secara umum perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang
mengelolah sumber ekonomi untuk meneydiakan barang dan jasa bagi masyarakat
dengan tujuan untuk memeperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan
kebutuhan masyarakat. Sumber ekonomi atau disebut juga faktor produksi yang
sering dikelola perusahaan dapat dikelompokkan ke dalam empat kriteria dengan
istilah 4 M yaitu: Men ( Tenaga kerja), Money (Modal usaha), Materials
(Material), Methods (Metode).
Tujuan utama perusahaan adalah mencapai laba yang optimum guna
memakimalkan nilai para pemegang saham. Secara umum metode dan tekhnik
yang dikembangkan dalam penilaian perusahaan, diantaranya adalah: 1.
Pendekatan laba, 2 Pendekatan arus kas, 3. Pendekatan dividen, 4. Pendekatan
aset, 5. Metode harga saham, 6. Pendekatan nilai tambah ekonomi.
Menurut teori klasik managerial firm, secara umum tipe kepemilikan dan
pengendalian perusahaan terbagi menjadi dua: Perusahaan dimiliki oleh banyak
pemegang sahan dan dikendalikan oleh manajemen, serta perusahaan dimiliki dan
dikendalikan oleh pemilik modal.

B.Persepsi Berbeda Tentang Perusahaan


Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki berbagai sistem yang saling
terkait. Sistem tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah proses
operasi perusahaan serta pengendalian aktivitas perusahaan secara keseluruhan.
Salah satu aspek terpenting dalam organisasi melibatkan proses akuntansi
perusahaan. Akan tetapi, subjek  ‘konsep dasar akuntansi’ merupakan suatu hal
yang sering diabaikan. Subjek tersebut terkadang hanya didasarkan pada

3
akademisi lain dan ditarik dari pojok ‘pengetahuan’ lain sebelum diabaikan  lagi.
Dengan beberapa pengecualian, buku teks dasar telah mengabaikan masalah ini,
dan jarang membahasnya di luar lingkaran akademik. Dua konsep utama yaitu
konsep kepemilikan dan konsep entitas, telah berulang kali dimuat dalam
literature dan terkadang mengalami perbaikan, modifikasi, dan refleksi sudut
pandang alternative sebagai usaha rekonsiliasi. 

 Konsep Kepemilikan
Konsep entitas, sama seperti konsep kepemilikan, merupakan sebuah sudut
pandang, sebuah sikap dalam pikiran yang tidak hanya dibatasi terhadap akuntan.
Ini merupakan esensi dari konsep akuntansi entitas. Penganut konsep ini melihat
entitas sebagai  sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak-pihak yang
memberikan kontribusi modal kepada entitas tersebut. Mereka memandang asset
dan kewajiban sebagai milik dari entitas itu sendiri dan bukan milik dari
pemegang saham atau pemilik perusaahaan. Ketika keuntungan diperoleh oleh
entitas tersebut, keuntungan tersebut juga menjadi milik entitas yang akan
diserahkan kepada pemegang saham hanya jika dividen diumumkan. Dalam
pandangan para penganut konsep ini, keuntungan yang tidak dibagi tetap milik
entitas dan membentuk bagian dari ekuitas entitas sendiri,dan ini tidak
dipengaruhi oleh penggunaan keuntungan tak terdistribusi yang dicantumkan pada
bagian pemegan saham di neraca.
Pada tahap ini, harus ditekankan bahwa mereka yang menganut sudut
pandang entitas benar-benar melihat aset bersih sebagai milik dari entitas itu
sendiri dan bukan pemilik saham. Bebrapa penulis telah menunjukkan bahwa
sistem akuntansi terpisah untuk aktivitas entitas memberikan bukti dari eksistensi
konsep entitas. Namun perlu disampaikan disini bahwa mereka tidak memahami
perusahaan sebagaimana para penganut konsep entitas murni. Indeks atau
pemisahan catatan akuntansi entitas umumnya disebut “konvensi entitas”, bukan “
konsep entitas “.

4
 Konsep Entitas
Penganut konsep ini melihat entitas sebagai  sesuatu yang terpisah dan
berbeda dari pihak-pihak yang memberikan kontribusi modal kepada entitas
tersebut. Mereka memandang asset dan kewajiban sebagai milik dari entitas itu
sendiri dan bukan milik dari pemegang saham atau pemilik perusaahaan. Dalam
pandangan para penganut konsep ini, keuntungan yang tidak dibagi tetap milik
entitas dan membentuk bagian dari ekuitas entitas sendiri
Pada tahap ini, harus ditekankan bahwa mereka yang menganut sudut
pandang entitas benar-benar melihat aset bersih sebagai milik dari entitas itu
sendiri dan bukan pemilik saham.

 Konsep Tanggung Jawab sosial


Konsep tanggung jawab sosial adalah bagaimana entitas bertindak dan
melakukan aktivitasnya, seperti halnya dengan etika dalam hal tujuan, sasaran dan
cara mendapatkan atau  mencapai tujuan serta bukan dengan usaha untuk
mengubah persepsi perusahaan sebagai entitas yang memiliki aset bersih.
Beberapa orang memahami perusahaan sebagai lembaga social yang
beroperasi untuk memajukan seluruh anggota dan kelompok dalam
masyarakat.Mereka melihat perusahaan bertanggung jawab kepada pemegang
saham, manajemen, pegawai, pemasok, konsumen, pemerintah dan anggota publik
lainnya.

C. Dampak Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan


Untuk menjelaskan mengapa struktur kepemilikan perusahaan dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan dapat dijelaskan menggunakan teori yaitu:
a. Classical Theory of Managerial Firm
Teori ini menjelaskan bahwa terjadinya perbedaan kinerja perusahaan
yang dikendalikan oleh manajemen jika dibandingkan dengan perusahaan yang
dikendalikan oleh pemilik perusahaan, disebabkan karena adanya perbedaan
kepentingan diantara keduanya. Kepentingan pemilik perusahaan adalah untuk

5
memaksimalkan nilai pasar dari perusahaan, sedangkan kepentingan dari manajer
adalah memaksimalkan utilitas (kekuatan, keamanan, status dan pendapatan.
b. Agency Theory
Agency theory (teori keagenan) merupakan suatu hubungan yang
berdasarkan pada kontrak yang terjadi antaranggota dalam perusahaan yakni
antara principal (pemilik) dan agent (agen) sebagai pelaku utama. Teori ini
bertujuan untuk menyelesaikan: (1) Masalah agensi yang muncul ketika adanya
konflik tujuan antara pemilik perusahaan dan manajemen serta kesulitan pemilik
perusahaan melakukan verifikasi pekerjaan manajemen, (2) Masalah pembagian
risiko yang muncul ketika pemilik perusahaan dan manajemen memiliki perilaku
yang berbeda terhadap risiko.

D. Teori - Teori Ekonomi Perusahaan


Mc Guire mengatakan area ini telah ditutupi oleh ekonom yang
memandang perusahaan (Enterprise) dan wirausahawan (Entrepreneur)sebagai
suatu kesatuan atau sebagai sesuatu yang sama. Dengan demikian, pada suatu
waktu menyebut keuntungan sebagai pengembalian(Return) bagi perusahaan,
sementara pada saat yang lain menyebut keuntungan sebagai
pengembalian (Return) kepada pemilik perusahaan.
Straus dan Davis adalah wakil dari ekonom yang mengadopsi konsep
entitas serta melihat perusahaan itu sendiri sebagai wirausahawan dan keuntungan
sebagai penghasilan bersih dari perusahaan.
konsep kepemilikan tercermin dalam pernyataan ekonom, Milton
Friedman, yang menyampaikan konsep tanggung jawab sosial yang banyak di
adopsi oleh pejabat perusahaan.

 Konsekuensi Dari Sudut Pandang yang Berbeda


Menurut lorig konsep entitas tidak tertarik pada penilaian kembali aset
ketika terjadi perubahaan tingkat harga kebalikan dari konsep kepemilikan yang
mempraktikan penilaian kembali aset ketika terjadi perubahan tingkat

6
harga. Revaluasi aset sering dibutuhkan, daru sudut pandang entitas reevaluasi
aset akan menambah ekuitas entitas dengan sendirinya atau mengarahkan pada
sisi aset dari neraca.
Lorig menampilkan perbedaan akuntansi dan pelaporan yang menurutnya
disebabkan oleh eksistensi dari dua sudut pandang utama. Misalnya, dia
mengatakan orang yang menganut konsep entitas akan mencatat biaya untuk
dividen atas saham preferen karena mereka memandang para pemegang saham
preferen sebagai orang yang berbeda diluar kelompok kepemilikan, tetapi berbeda
dalam kategori yang sama dengan pemegang obligasi. Sementara, orang yang
menganut konsep kepemilikan.Tidak memandang demikian. Mereka yang
memandang sudut pandang Husband dan Staubus yang berada pada  kontinum
konsep kepemilikan akan menyesuaikan item-item yang sama ini sesuai dengan
sudut pandangnya.  Disisi lain, Lorig memandang pemegang saham preferen
sebagai wirausahawan. Dengan demikian, akan sulit membuat daftar perbedaan
komprehensif guna melukiskan seluruh sudut pandang dalam dua kategori utama.

E.    Beberapa Hipotesis Keperilakuan untuk Konsep yang Berbeda


Perusahaan yang sama, misalnya mengumpulkan fakta yang sama. Namun,
fakta tersebut sering dipandang secara berbeda. Contoh ini semata-mata
mengilustrasikan masalah yang telah diperhatikan oleh para psikolog selama
bertahun-tahun. Apa yang disebut sebagai fakta objektif biasanya hanya
merupakan sesuatu yang dipahami oleh seorang individu. Kita melihat dunia
dengan cara yang agak berbeda dengan cara orang lain sehingga perbedaan dalam
persepsi sangat mungkin terjadi.
Memang didasari bahwa persepsi yang berbeda sering menghasilkan
toleransi dan memungkinkan seseorang untuk meneriama sudut pandang orang
lain sebagai sesuatu yang sah (legitimate). Namun, sebagaimana disampaikan oleh
Stagner, orang-orang sering menjadi sangat terlibat pada situasi di mana mereka
gagal membedakan keterlibatan mereka sendiri dengan fakta spsifik. Secara
khusus, ini terjadi pada situasi yng melibatkan konflik.

7
 Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi
Secara jelas, persepsi, sikap, kerangka referensi, nilai, kelompok referensi,
norma kelompok, lingkungan, budaya, sistem kepribadian berhubungan dengan
pola interaksi secara tumpang tindih. Sikap ini adalah pembentukan psikologis
yang kita pelajari sejalan dengan perkembangan kita; ketika dipelajari, sikap
tersebut menuntut kita bertindak menurut karakteristik tertentu.Ini menunjukkan
dampak keluarga perkembangan sikap dari setiap individu. Banyak orang
menganggap faktor keluarga adalah pengaruh langsung utama karena keluarga
merupakan filter biasa dimana budaya , kelas, agama, dan sumber-sumber lainnya
mengalir keseorang individu diawal perkembangan usianya. Namun, terdapat
peangaruh penting lain terhadap perkembangan sikap selain keluarga. Budaya
adalah pengaruh paling penting yang sangat berbeda antara satu masyarakat
dengan masyarakat lain. Ahli antropologi telah menunjukkan bagaimana
perbedaan budaya bertanggung jawab atas bermacam-macam perbedaan sikap
terhadap banyak hal.Namun, dalam pembahasan ini, budaya total tidak menjadi
faktor penting karena terdapat perbedaan persepsi dalam satu budaya.
Selanjutnya, harus dinyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya
menyadari seluruh aspek dari struktur nilai mereka atau bermacam-macam sikap
yang masuk ke struktur tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak sepenuhnya
menyadari persepsi mereka terhadap lingkungan tertentu.
Setiap individu dalam masyarakat yang kompleks dipengaruhi oleh banyak
kelompok baik geografis, agama, pendidikan, teman sebaya dan kelompok sosio
ekonomi. Hal tersebut memberikan pengaruh dala hal norma kelompok dan
standar sikap , banyak dari sikap yang berhubungan dengan situasi kerja dan
masyarakt industrial.
Ini membuat yang membuat sudut pnadang berbeda.Bagi mereka, hal ini
merupakan pembahasan masalah seperti kepemilikan dalam aset bersih,
keuntungan, bunga, dividen, dan apjak penghasilan yang memungkinkan
mengklasifikasikan persepsi perusahaan.

8
 Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki
saham dari suatu perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut
pandanagan kepemilikan.Secara khusus, hal ini terjadi pada pemegang saham
yang memiliki saham biasa dalam kuantitas yang substansial.Selanjutnya
pengaruh dalam keluarga. Banyak istri dan anak dari pemegang saham yang besar
juga menjadi pemegang saham, dan konsep kepemilikan diserap dalam atmosfer
rumah. Banyak akuntan public mengikuti jejak ayahnya, dan bahkan ketika
anaknya masuk kepekerjaan berbeda , mereka sering menggunakan banyak nilai
orang tua sebagai bagian dari nilai yang dianutnya.
Sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari perusahaan
dalam yang jumlah yang substansial menganut pandangan kepemilikan.Diakui
bahwa sebagian besar praktik akuntan publik didasarkan pada pandangan
kepemilikan. Di Australia auditor ditunjuk oleh pemegang saham pada setiap
rapat tahunan perusahaan dan laporan audit mereka pada catatan kaki neraca
diberikan kepada pemegang saham. Pemeriksaan yang dilakukan oleh badan
akuntansi professional cenderung berorientasi pada konsep kepemilikan dan
memandang aset bersih sebagai sesuatu yang benar-benar dimiliki oleh pemegang
saham.

 Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas


Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang
tanggung jawabnya didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi skala
hierarkis dari pegawai ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mayoritas
dari pegawai semacam ini, baik secara sadar maupun tidak, memandang entitas
sebagai pemilik dari keuntungan ketika mereka mendapatkan aset bersih. Mereka
cenderung memandang pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi
perusahaan, tetapi bukan bagi pemiliknya.
Pengaruh lingkungan dalam organisasi, seperti norma kelompok eksekutif,
memasukkan dasar-dasar konsep entitas, dan pengaruh ini segera diinternalisasi
oleh anggota kelompok yang terrlibat secara psikologis di posisi mereka masing-

9
masing. Bahkan, fakta bahwa anggota kelompok tersebut mungkin menduduki
posisi rendah sampai menengah di perusahaan sepertinya tidak menghalangi
mereka untuk memiliki sudut pandang entitas yng sama dengan yang dipegang
oleh eksekutif tersebut. Selain itu, juga disampaikan hipotesis bahwa isu saham
psikologis bagi eksekutif tidak akan mengubah pandangan bahwa kesejahteraan
mereka bergantung pada kehidupan dan keberhasilan entitas. Mereka tidak akan
memandang dirinya sebagai pemilik.

F.    Usaha Merekonsiliasi Konsep Dasar


Bagian ini akan menjelaskan dua usaha untuk merekonsiliasikan konsep
kepemilikan dengan konsep entitas dalam teori akuntansi.

 Teori Akuntansi Dana


Akuntansi dana dicetuskan oleh Vatter dapat diterapkan pada usaha
swasta, badan pemerintah, lembaga sosial dan instansi lainya. Akuntansi dana
merupakan cara memandang aset, ekuitas dan hutang dimana dana yang diperoleh
dari ekuitas dan hutang penggunanya dibatasi pada aset. Akuntansi dana
melaporkan penggunaan dari dana dan cara memandang dana ketika aliran masuk
meningkat setelah dikurangi dengan pembelanjaan.
Teori akuntansi dana dari Vatter dirancang menjadi sebuah ekspresi dari
cara seseorang memahami perusahaan walaupun sebagian besar menganggap teori
dana sebagai pengembangan dari teori entitas yang dirancang untuk menggunakan
gagasan personalistik, yang merupakan usaha yang semakin banyak dilakukan
dari sudut pandang statistik guna menangani masalah akuntansi.

 Penghapusan Faktor-Faktor
Menurut Hendriksen penganut sudut pandang entitas, asset mencerminkan
hak perusahaan untuk menerima barang dan jasa. Ketika menilai ulang persediaan
dan aset non lancar , entitas akan menggunakan nilai pasar untuk mendapat

10
keuntungan yang diterima perusahaan. Mereka berpandangan pergerakan total
dalam nilai pasar dari aset operasi sebagai modal.
Sedangkan penganut sudut pandang kepemilikan juga menilai ulang
persediaan dan asset non lancar dengan bantuan nilai pasar.Mereka mengakui
penyimpanan keuntungan (gain) atau kerugian (loss) terhadap kenaikan nilai
pasar dari asset yang lebih besar (atau lebih kecil) tersebut dibandingkan dengan
pergerakan indeks harga umum yang merubah daya beli ekuitas pemegang saham.
Bagi mereka yang melihat perusahaan dari sudut pandang kepemilikan,
keuntungan dihitung berdasarkan modal yang dikontribusikan oleh pemegang
obligasi ketika harga naik karena hutang tetap dan akan dilunasi dalam mata uang
pada nilai yang lebih rendah. Bagi mereka yang menganut pandangan kepemilikan
ekstrim, keuntungan dihitung dengan cara yang serupa untuk modal
dikontribusikan oleh pemegang saham preferen. Namun, bagi mereka yang
menganut konsep entitas, seluruh kewajiban dianggap sebagai kewajiban
perusahaan itu sendiri, dan tidak ada perbedaan signfikan yang dibuat antara
pemegang saham biasa, pemegang saham preferen, pemegang obligasi, dan
kreditor jangka panjang lainnya.

 Teori Komando
Menurut Goldberg “tidak ada teori entitas atau teori kepemilikan” semua
teori didasarkan pada ide kepemilikan tetapi kepemilikan adalah konsep yang
sangat sulit didefinisikan dan dianalisis secara memadai untuk digunakan ide
dasar akuntansi. Meskipun begitu sulit menghindari persepsi tetang kepemilikan
karena ide kepemilikan properti dalam budaya sudah sangat meresap dan sebagian
besar orang melihat asset bersih dan keuntungan perusahaan sebagai milik
pemegang saham atau pemilik pada satu sisi ataupun perusahaan itu sendiri pada
sisi lain.
Teori komando dari Goldberg bukan satu—satunya teori yang berarti
dalam sudut pandang sebagian besar orang. Ia sepertinya menegaskan hal ini
ketika ia menegaskan bahwa sebagai gantinya ia memfokuskan perhatian pada
perusahaan sebagai sesuatu yang berbeda.Sebagai entitas abstrak kita seharusnya

11
mengarahkan perhatian langsung pada fungsi pengendalian yang dapat dilakukan
oleh manusia.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki berbagai sistem yang
saling terkait. Sistem tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah
proses operasi perusahaan serta pengendalian aktivitas perusahaan secara
keseluruhan. Dari dua teori kepemilikan dan teori entitas tersebut bahwa konsep
yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat dan banyak pengaruh-pengaruh
social yang merubah cara pandang mereka yang berbeda-beda. Dalam dua sudut
pandang berbeda ini kita dapat mengambil konsep entitas karena pencatatan
pemegang saham  adalah catatan akuntansi pribadi.
Teori-teori Ekonomi perusahaan menurut Mc Guire yang mengatakan area
ini telah ditutupi oleh ekonomi yang memandang perusahaan (Enterprise) dan
wirausahawan (Entrepreneur) sebagai suatu kesatuan atau sebagai sesuatu yang
sama. Straus dan Davis adalah wakil dari ekonom yang mengadopsi konsep
entitas serta melihat perusahaan itu sendiri sebagai wirausahawan dan keuntungan
sebagai penghasilan bersih dari perusahaan.
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki
saham dari suatu perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut
pandanagan kepemilikan. Sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham
dari perusahaan dalam yang jumlah yang substansial menganut pandangan
kepemilikan.. Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang
tanggung jawabnya didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi skala
hierarkis dari pegawai ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mereka
cenderung memandang pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi
perusahaan, tetapi bukan bagi pemiliknya.
Akuntansi dana merupakan cara memandang aset, ekuitas dan hutang
dimana dana yang diperoleh dari ekuitas dan hutang penggunanya dibatasi pada

13
aset. Akuntansi dana melaporkan penggunaan dari dana dan cara memandang
dana ketika aliran masuk meningkat setelah dikurangi dengan
pembelanjaan. Dalam Teori Komando, Menurut Goldberg “tidak ada teori entitas
atau teori kepemilikan” semua teori didasarkan pada ide kepemilikan tetapi
kepemilikan adalah konsep yang sangat sulit didefinisikan dan dianalisis secara
memadai untuk digunakan ide dasar akuntansi.

B. Saran
Seperti yang diketahui dari pembahasan diatas tentang “Konsep Akuntansi
dan Hipotesis Keperilakuan”, untuk lebih memperdalam pengetahuan pembaca
maka di harapkan kepada pembaca untuk banyak membaca. Baik buku, artikel,
dan segala sarana prasarana yang dapat digunakan, yang berhubungan dengan
pembahasan tentang materi tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ikshan Lubis, Arfan  Akuntansi Keprilakuan.Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat,


2017.
http://ahmad30aziz.blogspot.com/2019/02/makalah-konsep-akuntansi-dan-
hipotesis.html?m=1

15

Anda mungkin juga menyukai