Anda di halaman 1dari 15

Konsep Akuntansi dan

Hipotesis Keperilakuan

Oleh kelompok 4 :
-Almagfiroh Huntua 921419137
- Fitri Nurhayati M 921419130
- Siskawati A zakaria 921419131
- Rahmawati Bilatula 921419138
- Yul Prinindi Lahabu 921419144
Points
Perbedaan persepsi hipotesis
tentang perusahaan keperilakuan untuk
konsep berbeda

teori-teori usaha untuk


ekonomi merekonsiliasi
perusahaan konsep dasar
Pengertian
perusahaan
Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki
berbagai sistem yang saling terkait. Sistem tersebut
dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah
proses operasi perusahaan serta pengendalian
aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Salah satu
aspek terpenting dalam organisasi melibatkan
proses akuntansi perusahaan
Perbedaan persepsi
tentang perusahaan

Munculnya Perbedaan Persepsi tentang konsep


perusahaan didasarkan pada adanya perdebatan yang
cukup hangat mengenai pencatatan akuntansi dalam alur
konsep kepemilikan dan konsep entitas. Pecatatan
akuntansi untuk perusahaan perseorangan yang
menggunakan alur konsep kepemilikan dan pencatatan
akuntansi perusahaan bersama yang dilakukan dari
perspektif kepemilikan atas perusahaan tersebut. Konsep
akuntansi dan hipotesis keprilakuan dibagi beberapa
konsep sebagai berikut:
1. Konsep kepemilikan

Menurut teori kepemilikan entitas adalah agen, perwakilan, atau


pengaturan dimana seorang wiraswasta atau pemegang saham
beroperasi. Sudut pandang dari konsep ini memandang kelompok
pemilik adalah sebagai pusat kepentingan yang dicerminkan dalam
cara-cara dimana catatan akuntansi disimpan dan laporan keuangan
disusun. Tujuan utama teori kepemilikan adalah penentuan dari
analisis dari kekayaan bersih ( net woth ) pemilik. Meskipun teori
kepemilkian pada umumnya dipandang sesuai terutama untuk
korporasi yang kepemilikannya bersifat tertutup ( perusahaan
keluarga ) seperti perusahaan perseorangan dan firma, pengaruh dari
teori kepemilikan dapat ditemukan dalam beberapa teknik dan
terminolagi akuntansi yang digunakan oleh korporasi yang
kepemilikannya bersifat terubuka ( perusahaan terbatas )
2. Konsep Entitas
Penganut konsep ini melihat entitas sebagai  sesuatu yang terpisah dan berbeda
dari pihak-pihak yang memberikan kontribusi modal kepada entitas tersebut.
Mereka memandang asset dan kewajiban sebagai milik dari entitas itu sendiri
dan bukan milik dari pemegang saham atau pemilik perusaahaan. Dalam
pandangan para penganut konsep ini, keuntungan yang tidak dibagi tetap milik
entitas dan membentuk bagian dari ekuitas entitas sendiri.

3. Konsep Tanggung Jawab Sosial


Konsep tanggung jawab sosial adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan
perusahaan, keluarga karyawan dan masyarakat setempat dalam rangka
meningkatkan kualitas kehidupan
Teori-teori Ekonomi perusahaan

Mc Guire mengatakan area ini telah ditutupi oleh ekonom yang memandang
perusahaan (Enterprise) dan wirausahawan (Entrepreneur) sebagai suatu
kesatuan atau sebagai sesuatu yang sama. Dengan demikian, pada suatu
waktu menyebut keuntungan sebagai pengembalian (Return) bagi
perusahaan, sementara pada saat yang lain menyebut keuntungan sebagai
pengembalian (Return) kepada pemilik perusahaan.
Straus dan Davis adalah wakil dari ekonom yang mengadopsi konsep entitas
serta melihat perusahaan itu sendiri sebagai wirausahawan dan keuntungan
sebagai penghasilan bersih dari perusahaan.
konsep kepemilikan tercermin dalam pernyataan ekonom, Milton Friedman,
yang menyampaikan konsep tanggung jawab sosial yang banyak di adopsi
oleh pejabat perusahaan.
Konsekuensi Dari Sudut Pandang yang Berbeda
Menurut lorig konsep entitas tidak tertarik pada penilaian kembali aset ketika terjadi
perubahaan tingkat harga kebalikan dari konsep kepemilikan yang mempraktikan
penilaian kembali aset ketika terjadi perubahan tingkat harga. Revaluasi aset sering
dibutuhkan, dari sudut pandang entitas reevaluasi aset akan menambah ekuitas entitas
dengan sendirinya atau mengarahkan pada sisi aset dari neraca. Lorig menampilkan
perbedaan akuntansi dan pelaporan yang menurutnya disebabkan oleh eksistensi dari dua
sudut pandang utama. Misalnya, dia mengatakan orang yang menganut konsep entitas
akan mencatat biaya untuk dividen atas saham preferen karena mereka memandang para
pemegang saham preferen sebagai orang yang berbeda diluar kelompok kepemilikan,
tetapi berbeda dalam kategori yang sama dengan pemegang obligasi. Sementara, orang
yang menganut konsep kepemilikan.Tidak memandang demikian. Mereka yang
memandang sudut pandang Husband dan Staubus yang berada pada  kontinum konsep
kepemilikan akan menyesuaikan item-item yang sama ini sesuai dengan sudut
pandangnya.  Disisi lain, Lorig memandang pemegang saham preferen sebagai
wirausahawan. Dengan demikian, akan sulit membuat daftar perbedaan komprehensif
guna melukiskan seluruh sudut pandang dalam dua kategori utama.
Beberapa Hipotesis Keprilakuan untuk Konsep yang
Berbeda
•Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi
Secara jelas, persepsi, sikap, kerangka referensi, nilai, kelompok referensi, norma
kelompok, lingkungan, budaya, sistem kepribadian berhubungan dengan pola interaksi
secara tumpang tindih. Sikap ini adalah pembentukan psikologis yang kita pelajari sejalan
dengan perkembangan kita; ketika dipelajari, sikap tersebut menuntut kita bertindak
menurut karakteristik tertentu. Budaya adalah pengaruh paling penting yang sangat berbeda
antara satu masyarakat dengan masyarakat lain. Ahli antropologi telah menunjukkan
bagaimana perbedaan budaya bertanggung jawab atas bermacam-macam perbedaan sikap
terhadap banyak hal. Selanjutnya, harus dinyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya
menyadari seluruh aspek dari struktur nilai mereka atau bermacam-macam sikap yang
masuk ke struktur tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak sepenuhnya menyadari persepsi
mereka terhadap lingkungan tertentu. etiap individu dalam masyarakat yang kompleks
dipengaruhi oleh banyak kelompok baik geografis, agama, pendidikan, teman sebaya dan
kelompok sosio ekonomi. Hal tersebut memberikan pengaruh dala hal norma kelompok
dan standar sikap , banyak dari sikap yang berhubungan dengan situasi kerja dan masyarakt
industrial.
•Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham
dari suatu perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandanagan
kepemilikan. Secara khusus, hal ini terjadi pada pemegang saham yang memiliki
saham biasa dalam kuantitas yang. Sebagian besar pemegang saham yang
memiliki saham dari perusahaan dalam yang jumlah yang substansial menganut
pandangan kepemilikan. Diakui bahwa sebagian besar praktik akuntan publik
didasarkan pada pandangan kepemilikan. Di Australia auditor ditunjuk oleh
pemegang saham pada setiap rapat tahunan perusahaan dan laporan audit
mereka pada catatan kaki neraca diberikan kepada pemegang saham.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh badan akuntansi professional cenderung
berorientasi pada konsep kepemilikan dan memandang aset bersih sebagai
sesuatu yang benar-benar dimiliki oleh pemegang saham.
•Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang tanggung jawabnya
didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi skala hierarkis dari pegawai ini,
semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mayoritas dari pegawai semacam ini, baik
secara sadar maupun tidak, memandang entitas sebagai pemilik dari keuntungan ketika
mereka mendapatkan aset bersih. Mereka cenderung memandang pemegang saham sebagai
bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi bukan bagi pemiliknya.
Pengaruh lingkungan dalam organisasi, seperti norma kelompok eksekutif, memasukkan
dasar-dasar konsep entitas, dan pengaruh ini segera diinternalisasi oleh anggota kelompok
yang terrlibat secara psikologis di posisi mereka masing-masing. Bahkan, fakta bahwa
anggota kelompok tersebut mungkin menduduki posisi rendah sampai menengah di
perusahaan sepertinya tidak menghalangi mereka untuk memiliki sudut pandang entitas
yng sama dengan yang dipegang oleh eksekutif tersebut. Selain itu, juga disampaikan
hipotesis bahwa isu saham psikologis bagi eksekutif tidak akan mengubah pandangan
bahwa kesejahteraan mereka bergantung pada kehidupan dan keberhasilan entitas. Mereka
tidak akan memandang dirinya sebagai pemilik.
Usaha Untuk Merekonsiliasi konsep Dasar
•Teori Akuntansi Dana
Akuntansi dana dicetuskan oleh Vatter dapat diterapkan pada usaha swasta,
badan pemerintah, lembaga sosial dan instansi lainya. Akuntansi dana
merupakan cara memandang aset, ekuitas dan hutang dimana dana yang
diperoleh dari ekuitas dan hutang penggunanya dibatasi pada aset.
Akuntansi dana melaporkan penggunaan dari dana dan cara memandang
dana ketika aliran masuk meningkat setelah dikurangi dengan
pembelanjaan. Teori akuntansi dana dari Vatter dirancang menjadi sebuah
ekspresi dari cara seseorang memahami perusahaan walaupun sebagian
besar menganggap teori dana sebagai pengembangan dari teori entitas yang
dirancang untuk menggunakan gagasan personalistik, yang merupakan
usaha yang semakin banyak dilakukan dari sudut pandang statistik guna
menangani masalah akuntansi.
• Penghapusan Faktor faktor
Menurut Hendriksen penganut sudut pandang entitas, asset
mencerminkan hak perusahaan untuk menerima barang dan jasa.
Ketika menilai ulang persediaan dan aset non lancar , entitas akan
menggunakan nilai pasar untuk mendapat keuntungan yang
diterima perusahaan. Mereka berpandangan pergerakan total dalam
nilai pasar dari aset operasi sebagai modal.
Sedangkan penganut sudut pandang kepemilikan juga menilai
ulang persediaan dan asset non lancar dengan bantuan nilai
pasar.Mereka mengakui penyimpanan keuntungan (gain) atau
kerugian (loss) terhadap kenaikan nilai pasar dari asset yang lebih
besar (atau lebih kecil) tersebut dibandingkan dengan pergerakan
indeks harga umum yang merubah daya beli ekuitas pemegang
saham.
• Teori Komando
Menurut Goldberg “tidak ada teori entitas atau teori kepemilikan” semua teori
didasarkan pada ide kepemilikan tetapi kepemilikan adalah konsep yang
sangat sulit didefinisikan dan dianalisis secara memadai untuk digunakan ide
dasar akuntansi. Meskipun begitu sulit menghindari persepsi tetang
kepemilikan karena ide kepemilikan properti dalam budaya sudah sangat
meresap dan sebagian besar orang melihat asset bersih dan keuntungan
perusahaan sebagai milik pemegang saham atau pemilik pada satu sisi ataupun
perusahaan itu sendiri pada sisi lain.
Teori komando dari Goldberg bukan satu—satunya teori yang berarti dalam
sudut pandang sebagian besar orang. Ia sepertinya menegaskan hal ini ketika
ia menegaskan bahwa sebagai gantinya ia memfokuskan perhatian pada
perusahaan sebagai sesuatu yang berbeda. Sebagai entitas abstrak kita
seharusnya mengarahkan perhatian langsung pada fungsi pengendalian yang
dapat dilakukan oleh manusia.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai