Anda di halaman 1dari 27

SOAL 1

PERBEDAAN DARI 5 TEORI EKUITAS :

1. Teori Kepemilikan (ProprietaryTheory)


Menurut konsep teori ini, entitas hanya dianggap sebagai agen
atau wakil dari pemilik (proprietor). Oleh karena itu, yang
menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi dan penyajian
Pengertian
laporan keuangan adalah pemilik, bukan entitas. Tujuan utama
dari konsep teori ini adalah menentukan dan menganalisis
besarnya kekayaan bersih yang menjadi hak pemilik.

Persamaan Akuntansi Aset Liabilitas = Modal

Kekayaan bersih pemilik dihitung sebesar selisih antara aset


dengan kewajiban. Konsep teori ini berorientasi pada pos neraca.
Aset dinilai dan neraca disajikan untuk mengetahui dan mengukur
Konsep Laba perubahan yang terjadi dalam hak dan kekayaan pemilik.
Beberapa contoh istilah akuntansi dan metode pencatatan
investasi yang dipengaruhi oleh konsep teori ini adalah dividends
per share, earnings per share, dan equity method.

Makna Laba (income)

Berdasarkan sudut pemilik, pendapatan diartikan kenaikan modal pemilik, sementara


biaya diartikan sebagai penurunan modal pemilik. Dengan demikian laba merupakan
kenaikan kekayaan/kemakmuran pemilik selama satu periode yang menjadi hak bagi
pemilik. Pemakaian teori ini dalam akuntansi memberikan implikasi sebagai berikut :

Semua kejadian/transaksi yang mempengaruhi perubahan kekayaan/kemakmuran


pemiliki dalam satu periode harus dimasukkan sebagai penentu laba
1

Perusahaan merupakan alat bagi pemilik untuk mencapai tujuannya bukan sebagai
entitas yang berdiri sendiri terpisah dari pemilik
Dividen merupakan distribusi laba bagi pemilik

Bungan pinjaman dan pajak penghasilan dianggap sebagai biaya

Gaji yang dibayarkan pada pemilik sebagai karyawan tidak dapat diperlakukan
sebagai biaya karena pemilik dianggap sama dengan perusahaan.

2. Teori Entitas (Entity Theory)


Menurut konsep teori ini, entity dianggap sebagai suatu yang
terpisah dan berbeda dari pihak yang menanamkan modal ke
dalam perusahaan dan unit usaha itulah yang menjadi pusat
Pengertian perhatian dan menyajikan informasi yang harus dilayani, bukan
pemilik. Unit usaha itulah yang dianggap memiliki kekayaan dan
kewajiban perusahaan baik kepada kreditor maupun kepada
pemilik.

Aset = Ekuitas
Persamaan Akuntansi
Aset = Liabilitas + Ekuitas Pemegang Saham

Konsep teori ini berorientasi pada angka laba yang tersaji dalam
laporan laba rugi. Laba merupakan milik entitas sebelum
dibagikan kepada pemilik. Pertanggungjawaban kepada pemilik
dilakukan dengan mengukur kinerja operasi dan keuangan entitas.
Laba entitas akan membuat ekuitas naik, dan menyebabkan
meningkatnya kewajiban entitas kepada pemilik. Setelah

Konsep Laba dikurangi dengan kewajiban kepada kreditor, kenaikan ekuitas


terjadi setelah dividen diumumkan (dibagikan) kepada pemegang
saham dan laba ditahan diinvestasikan kembali ke dalam entitas.
2 Pajak dianggap sebagai laba entitas yang akan dikurangkan untuk
pemerintah, sedangkan bunga pinjaman dan dividen merupakan
bagian dari laba entitas yang akan dibagikan atau di bayarkan
kepada kreditor dan pemegang saham.
Makna Laba

Dalam pendekatannya ekuitas ini, laporan laba rugi lebih relevan dibandingkan neraca.
Alasannya :

Pemegang ekuitas lebih tertarik pada laba yang merupakan hasil dari investasi mereka

Perusahaan didirikan dengan maksud mencari laba

Laba merupakan perubahan dalam aset bersih perusahaan

Pendapatan adalah aliran masuk aset karena transaksi yang dilakukan perusahaan

Biaya adalah cost aset/jasa yg digunakan perusahaan dlm menghasilkan pendapatan.

Tekanan teori ini adalah pada aset karena aset dipandang lebih riil daripada ekuitas.

3. Teori Ekuitas Residual (Residual Equity Theory)


Konsep teori ini sebenarnya merupakan bagian dari entity theory
atau bisa juga disebut sebagi gabungan antara proprietory theory
dan entity theory. Yang menjadi pusat perhatian dari pelaporan
akuntansi adalah pemegang saham biasa. Investor saham biasa
merupakan pemilik perusahaan yang sesungguhnya dalam
perusahaan perseroan (corporation). Investor saham biasa
Pengertian memiliki bagian atau hak kepemilikan sisa (residu) atas aset
perusahaan, setelah hak kreditor dan pemegang saham preferen
dipenuhi.
Residual equity dari pemegang saham biasa tergambar dari
perubahan penilaian aset, laba, laba ditahan dan perubahan dari
pemilik saham lainnya. Diluar pemgang saham biasa ini dianggap
pihak luar yang diperlakukan sebagai kreditor.
Persamaan Akuntansi
3

Aset Liabilitas Ekuitas Preferen = Ekuitas Residual


Setiap lembar saham biasa akan memberikan pemegang saham
hak untuk menentukan perihal perusahaan (memiliki hak suara),
memperoleh bagian atas laba perusahaan (berupa dividen),
membeli lebih dahulu tambahan saham biasa baru yang
Konsep Laba diterbitkan oleh perusahaan agar dapat mempertahankan besarnya
persentase kepemilikan dalam jumlah yang sama (pre-emptive
right), dan hak untuk mendapatkan sisa klaim (residual claim)
setelah klaim kreditor dan pemegang saham preferen atas aset
perseroan dipenuhi (pada saat terjadinya likuidasi).

4. Teori Badan Usaha (Enterprise Theory)


Menurut teori ini stakeholders yang menjadi pusat perhatian
adalah keseluruhan pihak yang terlibat atau yang memiliki
kepentingan baik langsung maupun tidak langsung dengan
Pengertian perusahaan. Misalnya pemilik, manajemen, pemerintah,
kreditor,fiskus, regulator, pegawai,pelanggan, dan pihak
berkepentingan lainnya yang mana pihak-pihak ini harus
diperhatikan dalam penyajian informasi keuangannya.

Persamaan Akuntansi

4
Konsep Laba Pelaporan akuntansi jangan hanya menyediakan informasi untuk
pemilik saja, tetapi juga ditujukan untuk pihak-pihak lainnya yang
telah turut memberikan kontribusi (baik langsung maupun tidak
langsung) bagi perkembangan, kemajuan, dan kesinambungan
perusahaan. Beberapa contoh dari penerapan konsep teori ini
adalah dikembangkannya pelaporan akuntansi untuk sumber daya
manusia, akuntansi lingkungan, dan akuntansi sosial ekonomi.
Konsep ini tepat diterapkan pada perusahaan dalam skala besar
dan modern, karena ditinjau dari sisi akuntansi berarti tanggung
jawab pelaporan keuangan selain disampaikan kepada para
pemegang saham/kreditor juga kepada kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan.

5. Teori Dana (Fund Theory)


Pengertian
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari
pencatatan akuntansi dan penyajian laporan keuangan adalah
bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada sekelompok
aset yang penggunaannya telah dibatasi untuk membayar atau
memenuhi sejumlah kewajiban tertentu.

Aset yang penggunaannya dibatasi ini dinamakan sebagai fund,


di mana masing-masing pos dana memiliki ketentuan dan tujuan

5 penggunaan yang berbeda. Dengan demikian, konsep teori ini


menganggap bahwa entitas merupakan sebuah unit dana, di mana
kewajiban tertentu ditetapkan sebagai batasan-batasan terhadap
pengguna aset.

Persamaan Akuntansi Aset = Restriksi Aset (Pembatasan Aset)

Dalam konsep teori ini, unit akuntansi didefinisikan sebagai aset


(unit dana), di mana penggunaan atas aset ini sifatnya terbatas
(tertentu). Kewajiban merupakan suatu pembatas ekonomi secara
hukum terhadap penggunaan aset. Konsep teori ini berorientasi
pada laporan sumber dana dan penggunaan dana, yaitu laporan
yang menggambarkan dari mana saja sumber dana diperoleh dan
Konsep Laba
untuk apa saja dana dikeluarkan.
Pada umumnya, konsep teori ini diterapkan pada organisasi
pemerintah atau organisasi yang bukan pencari laba, di mana
pengguna atas dana-dana tertentu terkendali sedemikian rupa
berdasarkan pada pos-pos pembiayaan yang telah ditentukan atau
ditetapkan.

SOAL 2
DEFINISI DARI FENOMENA :

1. Earning Management (Pemertaan Laba)


Earning Management atau manajemen laba merupakan suatu fenomena baru yang telah
6
menambah wawasan perkembangan terutama dalam bidang Teori Akuntansi. Istilah
manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer atau
pembuat laporan keuangan untuk melakukan manajemen informasi akuntansi, khususnya
mengenai laba demi kepentingan pribadi dan perusahaan.
Earning Management merupakan suatu tindakan manajemen yang dapat berupa
campur tangan dalam proses penyusunan laporan keuangan dalam maksud untuk
meningkatkan kesejahteraannya secara peronel (pribadi) maupun untuk meningkatkan
nilai perusahaan.
Menurut Sugiri (1998) yang dikutip oleh Widyaningdyah (2001), definisi earning
management dibagi dalam dua definisi, yaitu:
a. Definisi sempit
Earning management dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode
akuntansi. Earning management dalam arti sempit ini didefinisikan sebagai perilaku
manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam
menentukan besarnya earnings.
b. Definisi luas
Earning management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi)
laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung jawab,
tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka
panjang unit tersebut.
Jika Sugiri (1998) memberikan definisi earning management secara teknis, maka
Surifah (1999) memberikan pendapatnya mengenai dampak earning management
terhadap kredibilitas laporan keuangan. Menurut Surifah (1999) earning management
dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila digunakan untuk pengambilan
keputusan, karena earning management merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporan
keuangan yang menjadi sasaran komunikasi antara manajer dan pihak eksternal
perusahaan.

Ada dua cara memahami earning management (Sari, 2005), yaitu sebagai berikut:
1) Memandang earning management sebagai perilaku oportunistik manajer untuk
memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, utang, dan kos
politik.
2) Memandang earning management dari perspektif kontrak efisien, artinya earning
management memberi fleksibilitas bagi manajer untuk melindungi diri dan
perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian tak terduga untuk keuntungan
pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer mungkin dapat
7
mempengaruhi nilai pasar perusahaannya melalui earning management.
Scott (2003:369) mendefinisikan earning management sebagai ''the choice by a
manager of accounting policies so as to achieve some specific objective" yang artinya
pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan kebijakan akuntansi untuk
mencapai beberapa tujuan tertentu. Menurut Scott (2003:377) beberapa motivasi yang
mendorong manajemen melakukan earning management, antara lain sebagai berikut:
1) Motivasi bonus (earning management for bonus purposes)
2) Motivasi kontrak (other contractual motivations)
3) Motivasi politik (political motivation)
4) Motivasi pajak (taxation motivation)
5) Pergantian CEO (Changes of Chief Executive Officer)
6) Penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO)
7) Motivasi pasar modal (to communicate information to investor)
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh manajer untuk mempengaruhi waktu, jumlah,
atau makna transaksi dalam pelaporan keuangan dengan melakukan pemilihan metode
akuntansi dan accounting judgment (Merchant dan Rockness, 1994), yang dikutip oleh
Sari (2005). Menurut Scott (2003:383) berbagai pola yang sering dilakukan manajer
dalam earning management adalah:
1) Taking a bath
Terjadinya taking a bath pada periode stress atau reorganisasi termasuk pengangkatan
CEO baru. Bila perusahaan harus melaporkan laba yang tinggi, manajer dipaksa untuk
melaporkan laba yang tinggi, konsekuensinya manajer akan menghapus aktiva dengan
harapan laba yang akan datang dapat meningkat. Bentuk ini mengakui adanya biaya
pada periode yang akan datang sebagai kerugian pada periode berjalan, ketika kondisi
buruk yang tidak menguntungkan tidak dapat dihindari pada periode tersebut. Untuk
itu manajemen harus menghapus beberapa aktiva dan membebankan perkiraan biaya
yang akan datang pada saat ini serta melakukan clear the desk, sehingga laba yang
dilaporkan di periode yang akan datang meningkat.
2) Income minimization
Bentuk ini mirip dengan taking a bath, tetapi lebih sedikit ekstrim, yakni dilakukan
sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi dengan mempercepat
penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud dan mengakui pengeluaran-
pengeluaran sebagai biaya. Pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan
maksud agar tidak mendapat perhatian secara politis, kebijakan yang diambil dapat
berupa penghapusan atas barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan dan
pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan, hasil akuntansi untuk biaya
eksplorasi.
3) Income maximization
8 Tindakan ini bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus
yang lebih besar. Perencanaan bonus yang didasarkan pada data akuntansi mendorong
manajer untuk memanipulasi data akuntansi tersebut guna menaikkan laba untuk
meningkatkan pembayaran bonus tahunan. Jadi tindakan ini dilakukan pada saat laba
menurun. Perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang mungkin akan
memaksimalkan pendapatan.
4) Income smoothing
Bentuk ini mungkin yang paling menarik. Hal ini dilakukan dengan meratakan laba
yang dilaporkan untuk tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor karena pada
umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
Teknik untuk merekayasa laba dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
(Setiawati dan Naim, 2000). Pertama yaitu memanfaatkan peluang untuk membuat
estimasi akuntansi, antara lain: estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu
depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi. Kedua
yaitu mengubah metode akuntansi. Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk
mencatat suatu transaksi, contoh: mengubah metode depresiasi aktiva tetap yaitu dari
metode depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus. Ketiga yaitu menggeser
periode biaya atau pendapatan, misalnya: mempercepat atau menunda pengeluaran untuk
penelitian dan pengembangan sampai periode akuntansi berikutnya, mempercepat atau
menunda pengiriman produk ke pelanggan, menjual investasi sekuritas untuk
memanipulasi tingkat laba, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai.

2. Teori Pasar Efisien


Teori eficiency market pertama kali ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Bachelier pada tahun 1900 yang ingin mengetahui apakah harga saham berfluktuasi secara
acak atau tidak. Pada tahun 1905 Pearson memperkenalkan pola random-walk, namun
pada saat itu dikenal sebagai konsep drunkardwalk. Sayangnya, penelitian Bachelier dan
konsep drunkardwalk milik Pearson diabaikan dan tidak ada studi lebih lanjut sampai
tahun 1930-an.
Pada tahun 1953, Kendall pertama kalinya menggunakan dan memperkenalkan istilah
random-walk dalam literatur keuangan (Yalcin,2010). Fama kemudian membahas
beberapa bukti empiris yang mendukung teori random-walk dalam disertasi doktornya
dan mempelopori munculnya teori EMH (Efficiency Market Hypotesis) pada tahun 1970.
Teori EMH yang diperkenalkan Fama menjadi teori yang cukup populer dan banyak
dijadikan sebagai dasar dalam berbagai penelitian mengenai anomali pasar belakangan ini.
Belkaoui (2007:139) merangkum beberapa definisi berkaitan dengan efisiensi pasar
(market efficiency) dari para ahli:
1) Fama (1970) mengemukakan bahwa Dalam suatu pasar yang efisien harga akan
9
mencerminkan sepenuhnya informasi yang tersedia dan sebagai implikasinya harga
akan bereaksi dengan seketika tanpa adanya bias terhadap informasi baru.
2) Beaver (1989) mengemukakan bahwa Efisiensi pasar (market efficiency) sebagai
hubungan antara harga-harga sekuritas saham dengan ketersediaan informasi.
3) Tandelilin (2010:219) mendefinisikan konsep pasar efisien sebagai berikut: Konsep
pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efisien
adalah pasar dimana harga sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua
informasi yang tersedia.

Dari berbagai definisi yang ada, konsep pasar efisien sangat berhubungan dengan
ketersediaan informasi. Pasar dikatakan efisien apabila nilai sekuritas setiap waktu
mencerminkan semua informasi yang tersedia, yang mengakibatkan harga suatu sekuritas
berada pada tingkat keseimbangannya. Harga keseimbangan suatu sekuritas
mengakibatkan tidak akan adanya kesempatan yang diperoleh investor untuk
mendapatkan return yang abnormal dari selisih harga sekuritas saham.
Hartono (2013:569) memberikan beberapa ciri-ciri dari pasar efisien sebagai berikut:
1) Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti bahwa sebagai pelaku
pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas.
2) Informasi tersedia luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan
harga untuk memperoleh informasi tersebut murah.
3) Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi
sifatnya random satu dengan yang lainnya sehingga investor tidak dapat memprediksi
kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru.
4) Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga
harga sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk
mencapai keseimbangan yang baru.
Fama (1970) dalam Hartono (2013:548) membagi efisiensi pasar kedalam tiga bentuk
utama yaitu :
1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk yang lemah adalah apabila harga-harga dari
saham atau sekuritas mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu.
Informasi dikatakan masa lalu jika informasi tersebut sudah terjadi. Bentuk efisiensi
pasar secara lemah ini sangat berkaitan dengan teori langkah acak (random walk
theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak dapat dihubungkan dengan nilai
yang sekarang. Dengan begini nilai-nilai di masa lalu tidak dapat digunakan untuk
memprediksi harga sekarang.
2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)
10
Pasar dapat dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas saham secara
penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available
information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan.
3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Pasar dapat dikatakan efisien dalam bentuk yang kuat apabila harga-harga sekuritas
saham secara penuh mencerminkan seluruh informasi yang tersedia termasuk
informasi yang sangat rahasia sekalipun. Jika pasar efisien dalam bentuk ini memang
ada, maka individual investor atau grup dari investor yang mendapatkan keuntungan
yang tidak normal (abnormal return).
Ketiga bentuk pasar efisien diatas memiliki keterkaitan satu sama lain berupa tingkat
kumulatif. Hubungannya yaitu bahwa pasar efisien bentuk kuat berarti mencakup juga
pasar efisien bentuk semi kuat, dan pasar efisien bentuk semi kuat mencakup juga pasar
efisien bentuk lemah. Namun tidak berlaku sebaliknya, pasar efisien bentuk lemah tidak
harus berarti pasar efisien bentuk semi kuat. Hal ini dapat digambarkan dengan diagram
berikut.
3. Teori Signal / Laba sebagai Signal
Signalling Theory atau teori sinyal dikembangkan oleh (Ross, 1977), menyatakan bahwa
pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan
terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar harga
saham perusahaannya meningkat.Hal positif dalam signalling theory dimana perusahaan
yang memberikan informasi yang bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan
yang tidak memiliki berita bagus dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan
mereka, sinyal tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang
kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus tidak akan dipercaya oleh pasar (Wolk dan
Tearney dalam Dwiyanti, 2010).
Manajer pada umumnya termotivasi untuk menyampaikan informasi yang baik
mengenai perusahaannya ke publik secepat mungkin, misalnya melalui jumpa pers.
Namun pihak diluar perusahaan tidak tahu kebenaran dari informasi yang disampaikan
tersebut. Jika manajer dapat memberi sinyal yang meyakinkan, maka publik akan terkesan
dan hal ini akan terefleksi pada harga sekuritas. Jadi dapat disimpulkan karena adanya
asymetric information, pemberian sinyal kepada investor atau publik melalui keputusan-
keputusan manajemen menjadi sangat penting (Atmaja, 2008:14).
Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan
dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal
mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal
pada pengguna laporan keuangan. Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana
11 seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.
Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang
menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal
menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri
informasi.
Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan
perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk
mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi
internal dan prospek perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal
perusahaan. Informasi yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang
dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan
menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki.
Teori Sinyal menurut para ahli:
1) Graham, Scott B. Smart, dan William L. Megginson (2010:493)
Model sinyal dividen membahas ketidak sempurnaan pasar yang membuat kebijakan
pembayaran yang relevan:asymmetric information. Jika manajer mengetahui bahwa
perusahaan mereka kuat sementara investor untuk beberapa alasan tidak
mengetahui hal ini, maka manajer dapat membayar dividen (atau secara agresif
membeli kembali saham) dengan harapan kualitas sinyal perusahaan mereka ke pasar.
Sinyal secara efektif memisahkan perusahaan yang kuat dengan perusahaan-
perusahaan yang lemah (sehingga perusahaan yang kuat dapat memberikan sinyal
jenisnya ke pasar), itu menjadi mahal untuk sebuah perusahaan yang lemah untuk
meniru tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang kuat.
2) T. C. Melewar (2008:100)
Menyatakan Teori Sinyal menunjukkan bahwa perusahaan akan memberikan sinyal
melalui tindakan dan komunikasi. Perusahaan ini mengadopsi sinyal-sinyal ini untuk
mengungkapkan atribut yang tersembunyi untuk para pemangku kepentingan.
3) Gallagher and Andrew (2007:469)
Teori signaling dividen didasarkan pada premis bahwa manajemen tahu lebih banyak
tentang keuangan masa depan perusahaan dibandingkan pemegang saham, sehingga
dividen memberi sinyal prospek perusahaan di masa depan. Penurunan dividen
merupakan sinyal yang diharapkan. Manajer yang percaya teori sinyal akan sadar
keputusan dividen dapat mengirimkan pesan kepada investor.
4) Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2009:444)
Teori sinyal adalah teori yang mengatakan bahwa investor menganggap perubahan
dividen sebagai sinyal dari perkiraan pendapatan manajemen.
5) Scott Besley dan Eugene F. Brigham (2008:517)
Sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang
12
memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang
prospek perusahaan.
SOAL 3
CONTOH SUSTAINABILITY REPORTING :

BCA - CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Kami meyakini bahwa terdapat saling ketergantungan antara pertumbuhan perusahaan dan
kesejahteraan masyarakat dimana kami beroperasi. Kami percaya bahwa perusahaan dapat
bertumbuh jika masyarakat sekitar juga tumbuh bersama perusahaan.

Kami berkomitmen menjadikan filosofi dan tujuan CSR sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari aktivitas perusahaan. Karena itu, dalam setiap produk dan layanan yang kami
kembangkan senantiasa tersirat komitmen kami untuk mendorong pemberdayaan dan
kesejahteraan masyarakat.

Program CSR BCA berada di bawah payung program Bakti BCA yang dilakukan secara
berkesinambungan dan dituangkan ke dalam 3 (tiga) pilar, yaitu Solusi Cerdas, Solusi
Sinergi, dan Solusi Bisnis Unggul.

Solusi Cerdas BCA

Kami menyadari pentingnya Pendidikan untuk membangun masa depan bangsa.

Program Solusi Cerdas BCA yang dikembangkan antara lain:

1. Beasiswa Bakti BCA


13
Kami memiliki program Beasiswa Bakti BCA bagi mahasiswa S1 yang berprestasi
namun memiliki kendala finansial.
Sejak tahun 1999, kami menjalankan program Beasiswa Bakti BCA. Kami bekerja sama
dengan 16 PTN di Indonesia untuk menjaring mahasiswa S1 berprestasi namun terkendala
finansial, di antaranya Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB),
Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Sumatera
Utara (USU), Universitas Udayana (UD), Universitas Mulawarman (UNMUL),
Universitas Hasanuddin (UNHAS).

Beasiswa meliputi uang kuliah (SPP) dan atau bantuan uang saku. Selain itu, para
penerima beasiswa juga mendapatkan pengembangan soft skill, seperti pelatihan, seminar,
maupun mentoring. Diharapkan program tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar
dan membantu mereka menyelesaikan pendidikan.

Pada 2015, kami memberikan beasiswa kepada 481 mahasiswa untuk periode tahun
ajaran 2014/2015 dan 468 mahasiswa untuk periode tahun ajaran 2015/2016.

2. Edukasi Literasi Keuangan

Kami berupaya agar masyarakat memahami pentingnya perencanaan dan mampu


mengelola keuangan yang baik.

Literasi Keuangan
Program Edukasi Solusi Perbankan dan LIterasi Keuangan ditujukan kepada masyarakat,
termasuk anak-anak dan keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Edukasi Literasi Keuangan untuk Siswa


Kami melakukan edukasi literasi keuangan kepada siswa melalui beberapa kegiatan,
seperti mengembangkan produk Simpanan Pelajar (Simpel), bekerja sama dengan
Kidzania untuk mengembangkan sarana edukasi perbankan dalam bentuk edutainment,
program Daycare yang diperuntukkan bagi anak-anak karyawan.
Hingga Juni 2016 lebih dari 7759 siswa yang mengikuti program edukasi literasi
keuangan untuk pelajar dan mereka juga membuka rekening Simpanan Pelajar.

Edukasi Literasi Keuangan untuk TKI dan Keluarganya


14
Para peserta belajar mengenai pengelolaan keuangan sederhana, kewirausahaan dan
pengenalan produk/jasa keuangan.
Sejak 2015 kami telah memberikan edukasi kepada keluarga TKI di Sagaranten
Sukabumi, Desa Dukuh Jati Indramayu, Arjawinangun Cirebon, Ponorogo Jawa Timur,
Selong Lombok Timur, Gondanglegi Jawa Timur, Sukabumi Jawa Barat dan Kuta.

Edukasi Literasi Keuangan dengan Mobil SiMOLEK


BCA berpartisipasi dalam kegiatan edukasi dengan menggunakan Mobil Literasi
Keuangan (SiMOLEK) yang diprakarsai Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pada 2015
edukasi literasi keuangan melalui operasionalisasi SiMolek dilakukan di 17 kota dengan
22 unit SiMolek.

Edukasi Literasi Keuangan melalui LAKU BCA dan DUITT


Kami berkomitmen untuk mendukung program OJK untuk mewujudkan keuangan inklusi
melalui pelaksanaan program Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam
Rangka Keuangan Inklusif). Pada tahap awal, OJK menetapkan empat bank nasional
sebagai mitra yang siap memberikan layanan perbankan dan keuangan kepada masyarakat
melalui program Laku Pandai.
Sebagai wujud komitmen, kami menyediakan produk LAKU BCA. Dalam kegiatan
literasi keuangan ini, kami menekankan arti penting menabung dan cara-cara pengelolaan
keuangan sederhana bagi masyarakat. Sejak 2015 kami telah melakukan edukasi kepada
lebih dari 11.000 orang di Grobogan, Jepara, Gunung Kidul, dan Jawa Barat.

3. Kemitraan Pendidikan

Kami melakukan Program Kemitraan Pendidikan dengan mendukung penyediaan


tenaga pengajar maupun pengadaan fasilitas dan sarana pendukung pendidikan.

Sepanjang 2015, kami melakukan kemitraan pendidikan dengan:

Universitas Brawijaya, Malang


Kami mendukung penyediaan tenaga pengajar yang memiliki pengalaman di industri
perbankan sebagai kelanjutan dari peresmian Laboratorium Perbankan pada Program
Advokasi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unibraw pada Maret 2014.

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta


15
Kami membantu pengadaan fasilitas BCA Banking Corner di Fakultas Ekononika dan
Bisnis (FEB) UGM dan renovasi ruangan program non degree Musik di Pusat
Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri.
Universitas Diponegoro, Semarang
Kami mendukung penyediaan sarana komunikasi Bloomberg di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis (FEB) Undip.

4. Program Magang Bakti BCA

Kami memberi kesempatan bagi para lulusan SMA maupun Sarjana untuk mendapatkan
pengalaman operasional sebagai CSO atau teller selama satu tahun.

Kami memberikan kesempatan bagi lulusan SMA hingga Sarjana untuk mendapatkan
pengalaman operasional sebagai Customer Service Officer (CSO) atau teller melalui
Program Magang Bakti BCA, selama satu tahun, tanpa ikatan dinas.

Peserta program akan menjalani serangkaian pelatihan, seperti menghitung dan


menyortir uang secara aman, mengindentifikasi keaslian mata uang Rupiah, simulasi mini
banking, kerahasiaan bank dan sebagainya.

Peserta magang dengan kinerja terbaik akan mendapatkan beasiswa untuk


melanjutkan pendidikan.

Per Oktober 2015, sebanyak 45.588 orang mengajukan lamaran untuk mengikuti
program, namun hanya 6.228 yang lolos seleksi.

16
5. PPA Non Gelar
Program Pendidikan Akuntansi (PPA) Non Gelar membekali siswa dengan soft skill dan
kesempatan on the job training di lingkungan BCA.

Program pendidikan non gelar ini ditujukan kepada lulusan SMA atau sederajat yang
memiliki prestasi akademik namun memiliki kendala finansial.

Para siswa mendapatkan pembekalan soft skill, seperti leadership, team work,
pembentukan karakter, grooming, dan financial planning. Program ini didukung oleh staf
pengajar berkualitas dari para profesional dan dosen dari universitas terkemuka di
Indonesia.

Program PPA Non Gelar berlangsung selama 30 bulan dan menggunakan sistem
gugur dengan standar kelulusan yang ketat. Selain kegiatan di kelas, siswa juga mengikuti
on the job training di lingkungan BCA.

Per 30 Juni 2016, peserta PPA tercatat 264 orang. Pada 2016 sebanyak 122 orang
berhasil menyelesaikan program ini dan bergabung dengan BCA sebagai karyawan.

Informasi lebih lanjut Program Pendidikan Akuntansi (PPA) Non Gelar dapat
menghubungi (021) 25563000

6. PPTI Non Gelar

Program Pendidikan Teknik Informatika (PPTI) Non Gelar mengimbangi peningkatan


kebutuhan SDM dan perkembangan TI di industri perbankan.

Program pendidikan non gelar ini ditujukan kepada lulusan SMA atau sederajat yang
memiliki prestasi akademik namun memiliki kendala finansial.

Program ini berlangsung selama 30 bulan dan menggunakan sistem gugur dengan
standar kelulusan yang ketat. Selain kegiatan di kelas, siswa juga berkesempatan magang
di Kantor Pusat BCA.
17

Per 30 Juni 2016, peserta PPTI tercatat 91 orang. Pada 2016, sebanyak 29 orang
berhasil menyelesaikan program ini dan bergabung dengan BCA sebagai karyawan.
Informasi lebih lanjut Program Pendidikan Teknik Informatika (PPTI) Non Gelar
dapat menghubungi (021) 25563000

Persyaratan PPA/PPTI :

Warga negara Indonesia;

Lulusan SMA/SMK atau siswa/siswi SMA/SMK kelas III;

Usia maksimum 20 tahun ;

Rata-rata nilai rapor kelas I s/d III minimal 7,50;

Rata-rata nilai Matematika (SMA IPA,IPS) atau Nilai Produktif (khusus SMK)
minimal 7,50 untuk PPA

Rata-rata nilai Matematika (SMA IPA dan SMK Teknik yang berkaitan dengan
teknologi informasi) atau Nilai Produktif (SMK Teknik yang berkaitan dengan
teknologi informasi) minimal 7,50 untuk PPTI

Tidak pernah tinggal kelas dari SD-SMA/SMK;

Tidak pernah terlibat narkoba dan pelanggaran hukum lainnya;

Lulus dalam proses seleksi.

7. Sekolah Binaan Bakti BCA

Kami berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan mendukung pengembangan


infrastruktur sekolah melalui program Sekolah Binaan Bakti BCA.

18 Program ini kami buat untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan serta
mendukung pengembangan infrastruktur SD hingga SMA di Indonesia.
Kegiatan yang kami lakukan hingga Juni 2016 antara lain memberikan pelatihan,
konsultasi dan supervisi bagi para guru SMP dan SMA di seluruh sekolah binaan Bakti
BCA agar dapat meningkatkan kualitas mengajar, seminar motivasi dan leadership untuk
seluruh guru SD, SMP dan SMA, edukasi kesehatan untuk seluruh siswa SD dan edukasi
literasi keuangan untuk siswa SMP.

Saat ini kami memiliki 17 sekolah binaan di Gunung Kidul, Yogyakarta; Gadingrejo,
Lampung; dan Taktakan, Serang, Banten.

Solusi Sinergi BCA

Kami
19 bekerja sama dengan organisasi di bidang Budaya, Kesehatan, Olah Raga, dan
Empati.

Program Solusi Sinergi BCA yang dijalankan antara lain:


1. Bakti BCA dalam Bidang Budaya

Program Solusi Sinergi BCA ini merupakan program kepedulian sosial kami di bidang
budaya, kesehatan, lingkungan, olahraga, empati dan lain-lain.

Wayang in Town
Pada 17-18 November 2015, kami mengadakan pagelaran Wayang in Town Journey in
a Thousand Years di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta sebagai lanjutan
dari program Wayang Masuk Sekolah.
Sebanyak 600 siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah
Umum (SMU) berpartisipasi dalam acara ini untuk mengenal wayang lebih dalam melalui
pagelaran, talkshow, dan kompetisi.

Wayang for Student


Kegiatan ini kami adakan untuk mempromosikan budaya wayang kepada generasi muda
secara lebih luas.
Pada 2015 kami mengadakan program edukasi wayang yang diikuti oleh lebih dari 1.500
siswa dan 85 guru di SMP Negeri 18 Semarang, SMP PL Domenico Savio Semarang, dan
SMP Kanisisus St. Yoris Semarang. Lakon yang digelar antara lain The Self
Transformation Kisah Dewa Ruci, The Young Hero Kisah Heroik Abimanyu, dan
Never Ending Love Story Kisah Rama-Sinta.

Wayang Goes to Campus


Wayang Goes to Campus adalah kegiatan edukasi dan sosialisasi wayang yang ditargetkan
untuk mahasiswa. Kegiatan ini diadakan pada Mei 2015 di Universitas Indonesia yang
terdiri dari pameran, seminar, dan pertunjukan wayang.

WOW - World of Wayang


Kami bekerja sama dengan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) dan Kompas TV
untuk mengenalkan wayang kepada khalayak luas melalui program World of Wayang
(WOW).
WOW pertama kali diluncurkan pada 2012 dan ditayangkan tiap Minggu siang, di
20 Kompas TV.

Dukung Organisasi Budaya


Kami memberikan donasi kepada beberapa lembaga yang berdedikasi dan berperan
penting dalam pelestarian budaya bangsa, seperti Persatuan Pedalangan Indonesia
(Pepadi), Unima Indonesia, Teater Wayang Indonesia (Senawangi), dan Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI).
Beberapa kegiatan yang telah kami dukung antara lain pagelaran Jazz Gunung,
pementasan Teater Koma dengan lakon Ular Putih dan Kalau Penguasa Kacau (KPK),
serta pemberian perangkat gamelan kepada FIB UI.

2. Bakti BCA dalam Program Empati

Kami berkomitmen menjadikan filosofi dan tujuan CSR sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari aktivitas perusahaan.

Kami aktif memberikan bantuan untuk masyarakat yang mengalami bencana/musibah di


daerah dimana kantor-kantor kami beroperasi.

Selain itu, kami juga memberikan donasi kepada lembaga-lembaga sosial yang
kegiatannya selaras sengan pilar CSR BCA.

Kami telah memberikan bantuan untuk kegiatan pelayanan sosial kemanusiaan bagi
anak-anak, kaum dhuafa, serta bantuan bagi para veteran.

3. Kesehatan

Kami turut aktif memfasilitasi kegiatan layanan kesehatan. Dalam pelaksanaannya,


kami bekerja sama dengan lembaga yang kompeten dan memiliki kredibilitas di bidang
layanan kesehatan.

Operasi Katarak
Kami bekerja sama dengan Seksi Penanggulangan Buta Katarak Persatuan Dokter
Spesialis Mata Indonesia (SPBK Perdami) untuk mengadakan operasi katarak bagi
21
masyarakat kurang mampu.
Pada Februari 2016, kami melakukan tindakan operasi katarak kepada 51 orang di RS
Medika Lestari, Ciledug.
Donasi Alat Bantu Operasi Katarak
Bekerja sama dengan SPBK Perdami, kami juga menyerahkan peralatan operasi katarak
dan alat biometri.

Edukasi Kesehatan
Tahun ini kami mengadakan edukasi kesehatan kepada lebih dari 2.100 siswa Sekolah
Binaan Bakti BCA di Serang, Lampung dan Yogyakarta. Fokus dari edukasi ini adalah
kesehatan siswa sehari-hari mulai dari kebersihan diri seperti cuci tangan, gosok gigi
sampai dengan gaya hidup sehat seperti sarapan dan waktu istirahat/tidur.

Peresmian Klinik dan Pengobatan Gratis


Sejak 2012, kami memfasilitasi layanan kesehatan berkualitas dengan biaya relatif
terjangkau bagi masyarakat kurang mampu, yang mencakup layanan Keluarga Berencana
(KB), imunisasi anak, vaksinasi dewasa, dsb.
Kami meresmikan Klinik Bakti Medika di daerah Mangga Dua, Jakarta Utara dalam
rangka peringatan HUT BCA ke-59 pada 2015 dan mengadakan pengobatan gratis di
Praktek Dokter Duri Utara, Duri, Jakarta Barat. Sepanjang 2016, lebih dari 7.300 orang
telah memperoleh penanganan media gratis di dua tempat tersebut.

Kegiatan Donor Darah


Sejak 1991, kami bekerja sama dengan PMI menyelenggarakan Kegiatan Donor Darah
secara rutin 3-4 kali dalam setahun. Sepanjang 2016, kami telah menyumbangkan
sedikitnya 1.864 kantong darah kepada PMI.

Edukasi dan Donasi Kesehatan


Sebagai upaya untuk mendukung edukasi kesehatan kepada masyarakat luas, kami juga
bekerja sama dengan berbagai lembaga seperti Eye Donor Awareness, Perkumpulan
Penyantun Mata Tuna Netra Indonesia (PPMTI), Bank Mata Indonesia, Yayasan
Alzheimer, dan sebagainya.

4.
22
CSR (Bakti BCA) - Lingkungan

Kami mengimplementasikan kebijakan lingkungan BCA dalam berbagai kegiatan peduli


lingkungan hidup.
Penanaman Mangrove
Sepanjang 2015, kami bekerja sama dengan WWF Indonesia melakukan penanaman
18.000 bibit mangrove di sembilan wilayah Indonesia, antara lain Lamujung, Aceh;
Tanggamus, Lampung; Hutan Mangrove Tol Sedyatmo, Pantai Indah Kapuk, Jakarta;
Muara Kali Opak, Yogyakarta; Teluk Lamong, Surabaya; Muncar, Banyuwangi, hingga
Buleleng, Bali dan Bengkayang, Kalimantan Barat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program NEWtrees yang dicanangkan WWF
Indonesia.

Pelepasliaran Orangutan
Kami bekerja sama dengan Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation untuk kegiatan
pelepasliaran orangutan dari Pusat Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari ke Hutan
Kehje Sewen, Kalimantan Timur.

Pelestarian Penyu
Kami bekerja sama dengan Banyuwangi Sea Turtle Foundation melakukan pelestarian
penyu di ujung timur provinsi Jawa Timur, pada Desember 2015.

Pelestarian Terumbu Karang


Dalam rangka penjualan ORI012, kami bekerja sama dengan Yayasan Terangi melakukan
pelestarian terumbu karang di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, pada Desember 2015.

5. Olahraga

Kami mendukung kemajuan olahraga nasional dan mensosialisasikan pola hidup


sehat.

Bulutangkis
Pada 2014, kami menandatangani Nota Kesepakatan dengan Persatuan Bulutangkis
Seluruh Indonesia (PBSI) untuk menyelenggarakan kompetisi bulutangkis tingkat
internasional.
23
Kompetisi tahunan yang diprakarsai PBSI, Badminton World Federation (BWF), dan
beberapa lembaga ini kemudian dikenal dengan nama BCA Indonesia Open (BIO).
Pada 2016, BCA Indonesia Open Super Series Premier (BIOSSP) dilaksanakan di Istora
Senayan, Jakarta, pada 30 Mei hingga 5 Juni.

Lari
Bersama Ismaya Live dan Mesarace, kami menyelenggarakan lomba lari 5K di malam
hari yang bertajuk Electro Run. Lomba lari malam tahunan ini bertempat di Dunia Fantasi
Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.

Solusi Bisnis Unggul BCA

Kami berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat agar mampu bertumbuh dan maju
secara mandiri.

Implementasi program Solusi Bisnis Unggul BCA antara lain:

1.
24 Komunitas

Kami aktif melakukan pendampingan kepada beberapa komunitas di daerah untuk


membuka peluang usaha dan menciptakan lapangan kerja.
Wirawisata Gua Pindul
Paguyuban Wirawisata Gelaran merupakan komunitas yang diprakarsai Karang Taruna
desa Bejiharjo, kecamatan Karangmojo, kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta untuk
mengembangkan Wirawisata Gua Pindul yang terletak di desa tersebut.
Kami mengembangkan soft skill dan kualitas SDM pengelola desa wisata dengan
beragam pelatihan, termasuk di antaranya pelatihan hospitality dan kualitas pelayanan,
pengetahuan kepariwisataan, hingga pengelolan promosi secara online.

Desa Wisata Bleberan


Desa wisata Bleberan yang terletak di kecamatan Playen, kabupaten Gunung Kidul, DI
Yogyakarta ini memiliki dua objek wisata unggulan, yakni Air Terjun Sri Gethuk dan Gua
Rancang Kencana.
Kami memberikan pelatihan terkait pengelolaan desa wisata dan kualitas pelayanan.

Desa Wisata Penting Sari


Desa Wisata Penting Sari atau dikenal sebagai Dewi Peri terletak di lereng Gunung
Merapi, kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Desa ini memiliki
potensi sebagai tujuan wisata alam, budaya, dan pertanian.
Kami menyelenggarakan pelatihan bagi pengurus Desa Penting Sari terkait pengelolaan
sarana dan prasarana, SDM, kualitas pelayanan, dan komunikasi.
Pada 12-14 Juni 2015, kami mengajak dua Desa Wisata binaan, yakni Desa Sunten Jaya,
Bandung dan Desa Taman Sari, Banyuwangi untuk melakukan studi banding ke Desa
Penting Sari, Sleman.

Desa Wukirsari
Desa Wukirsari terletak di kecamatan Imogiri, kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Desa ini
merupakan desa rintisan batik tulis dan memiliki produk kerajinan unggulan tatah
sungging (kerajinan kulit).
Di desa ini kami mengadakan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan skill para
perajin.

Desa Wisata Batu Lonceng


25
Kami memberikan pelatihan kepada pengurus Desa WIsata Batu Lonceng, kecamatan
Lembang, kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat sebagai wujud dukungan kami terhadap
pengembangan industri pariwisata melalui program pengembangan desa wisata.
Komunitas Batik Gemah Sumilir
Kami memberikan Pelatihan Layanan Prima untuk memberikan pengetahuan dan
keterampilan tentang industry pariwisata.

Desa Taman Sari


Pada Juli 2016 kami mengadakan Gebyar Gayeng Pewayangan guna mengangkat wayang
sebagai warisan budaya nasional.

2. Lembaga Pengembangan Bisnis

Kami memfasilitasi pelaku UKM agar mampu mengembangkan usahanya secara


kompetitif dan berkelanjutan.

Melalui kolaborasi dengan PT Astra International Tbk dan PT Pertamina (Persero) Tbk,
kami mengembangkan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Mitra Bersama untuk
memfasilitasi pelaku UKM agar dapat mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.

Beberapa kegiatan yang kami lakukan antara lain memberikan konsultasi dan
pelatihan mengenai pengelolaan keuangan sederhana, pengembangan pasar, quality
control, pembuatan website, hingga memfasilitasi pengenalan produk/jasa perbankan dan
temu usaha.

Pengurus LPB Mitra Bersama juga aktif melakukan kerja sama dengan lembaga
pendidikan, Pemerintah Daerah, maupun lembaga terkait untuk memberikan pelayanan
yang lebih efektif kepada para pelaku UKM.

Saat ini LPB Mitra Bersama telah berkembang di beberapa kota, antara lain:

Sidoarjo, Jawa Timur

Yogyakarta, DI Yogyakarta

26 Pontianak, Kalimantan Barat

Palembang, Sumatera Selatan


Bukittinggi, Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

http://fitriayurochmah.wordpress.com/2016/02/05/makalah-teori-akuntansi
http://ikhwamuji.wordpress.com/2013/12/29/materi-13-konsep-ekuitas
http://kiosmateri.blogspot.co.id/2014/01/teori-ekuitas
http://msa15.blogspot.co.id/2012/02/teori-keagenan-dan-earning-management
https://datakata.wordpress.com/2015/10/18/teori-eficiency-market-hipotesis-emh/
https://datakata.wordpress.com/2015/10/17/teori-sinyal-signalling-teory/
http://manajemenbr.blogspot.co.id/2016/06/teori-sinyal-signaling-theory.html
http://www.bca.co.id/id/Tentang-BCA/Korporasi/csr

27

Anda mungkin juga menyukai