Anda di halaman 1dari 8

BAB 12

OWNERSHIP EQUITIES
A. Deskripsi Singkat:
Terdapat berbagai sudut pandang mengenai kepemilikan suatu entitas. Padangan atau
teori mengenai kepemilikan ini timbul dari kondisi ekonomis ataupun kondisi legal
organisasi, namun pada akhirnya berbagai teori kepemilikan ini tidak terbatasi
penerapannya pada kondisi legal tertentu dan lebih pada kondisi yang tepat di suatu
organisasi.

B. Relevansi:
Mahasiswa diharapkan sudah memahami berbagai bentuk legal perusahaan. Sudah
memahami bagaimana penyajian bagian ekuitas di laporan keuangan serta memahami
karakteristik liabilitas.

C. Standar kompetensi/tujuan pembelajaran:


Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan Mahasiswa Mampu menjelaskan sifat
ekuitas dan perbedaannya dengan liabilitas, Mampu menjelaskan berbagai teori
kepemilikan serta Mampu menjelaskan tujuan konsolidasi laporan keuangan dalam
akuntansi

====================================================================

Pendahuluan
Hak pemilik bisnis ada banyak jenisnya, tetapi yang menjadi fokus kepentingan bagi
akuntan adalah hak untuk mendapatkan bagian atas cash atau distribusi dari perusahaan, hak
tersisa atas aset di saat terjadinya likuidasi, dan hak ekuitas sepanjang umur perusahaan yang
dapat dipindahtangankan.
Sifat ekuitas dan bagaimana pandangan atas kepemilikan di perusahaan akan
mempengaruhi bagaimana akuntan perlu mengungkapkan ekuitas dalam pelaporan keuangan.

SIFAT EKUITAS
Ekuitas memiliki banyak makna, namun berasal dari akar kata “equal” yang mempunyai
arti kesamaan atau keadilan, sehingga ekuitas bisa diartikan sebagai bagian yang adil bagi
seseorang. Dalam hal seseorang tersebut menyerahkan sesuatu ke entitas (aset) maka persamaan
akuntansi menjadi:
Aset = ekuitas
Dan apabila sudah ada pihak kreditur (pemodal dari pihak luar entitas) maka terciptalah dua jenis
ekuitas, sehingga persamaan akuntansi menjadi:
Aset = liabilitas + ekuitas
Namun tetap saja secara umum orang akan menyamakan ekuitas sebagai hak para pemegang
saham biasa.

Owners’ Equities
Aset dan liabilitas secara individu bisa didefinisikan dan diukur secara independen
terhadap elemen lain di dalam persamaan akuntansi, namn tidak demikian halnya dengan
owners’ equities, yang juga dikenal sebagai kepemilikan (proprietorship) atau shareholders’
equity (modal pemegang saham) di perseroan terbatas. Owners’ equities semata-mata hanya
selisih antara aset perusahaan denga liabilitas perusahaan, atau yang diistilahkan dengan net aset-
nya perusahaan.
Di perusahaan berbentuk perseroan terbatas, secara tradisional owners’ equities dibagi
menjadi dua kategori, yakni invested capital/contributed capital/paid in capital (modal disetor)
dan retained earnings. Invested capital merupakan bagian yang berasal dari investasi para
pemegang saham sedangkan retained earnings merupakan hasil akumulasi laba atau hasil dari
kegiatan operasi perusahaan. Pada perusahaan berbentuk perseorangan seringkali kedua kategori
tergabung ke dalam satu pos, yakni modal pemilik.
Terkadang hak dan prioritas yang melekat pada beberapa jenis saham perusahaan tidak
berbeda dengan jenis utang jangka panjang. Namun secara umum terdapat perbedaan mendasar
antara shareholders’ equity dengan liability, yakni:
a. Berapa luasnya equity holder memiliki hak prioritas.
b. Terkait tingkat kepastian jumlah yang akan diterima oleh equity holder.
c. Tanggal jatuh tempo pembayaran hak final.

a. Luasnya prioritas
Dari sisi keharusan entitas untuk membayarkan semua jenis kewajibannya, maka ada
prioritas yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Entitas harus memenuhi kewajiban kepada
kelompok liabilitas terlebih dahulu dibandingkan kepada kelompok shareholders’ equity.
Setelah bagian bagi kreditur, barulah bagian untuk para pemegang saham prioritas/saham
preferen dan berbagai kelompok prioritas lainnya, dan sisanya adalah untuk ordinary
shareholders. Entitas juga harus membayarkan utang bunga, tetapi tidak wajib membayarkan
dividen sepanjang shareholders tidak memutuskan untuk pembagian dividen, kecuali dividen
untuk saham preferen kumulatif yang memang kontraknya sudah melekat pada saham
tersebut.

b. Kepastian jumlah
Dari sisi jumlah yang akan diterima juga terdapat perbedaan kepastian jumlah. Bunga yang
harus dibayarkan kepada kreditur ada pada jumlah yang pasti, sedangkan dividen tidak ada
jumlah yang pasti, kecuali untuk dividen saham preferen kumulatif.

c. Tanggal jatuh tempo


Satu hal yang paling jelas mencirikan perbedaan antara liabilitas dan ekuitas adalah ada
tidaknya tanggal jatuh tempo. Sesuai dengan definisi perusahaan berhenti beroperasi/pailit)
entitas harus membayar. Namun untuk ekuitas tidak ada kejelasan kapan entitas harus
membayarkan kembali kepada para shareholders, secara umum kewajiban itu baru timbul
jika memang perusahaan berhenti going concern.

Proprietary Theory
Teori ini berasal dari upaya untuk menempatkan logika persamaan akuntansi. Dalam teori
ini persamaan akuntansi digambarkan sebagai berikut:
∑P = A – L
P = Proprietor/Pemilik
A = Aset
L = Liabilitas
Dalam persamaan tersebut, P menjadi pusat kepentingan. Artinya Aset yang dimiliki oleh
perusahaan dianggap sebagai aset yang dipunyai oleh pemilik. Demikian pula dengan Liabilitas
dianggap sebagai kewajiban dari pemilik. Dalam konsep teori kepemilikan ini, pemilik menjadi
pusat kepentingan, dimana net aset merupakan milik dari pemilik.
Jika perusahaan mendapatkan revenue, maka pendapatan/penghasilan tersebut akan
meningkatkan P, sementara adanya beban akan mengurangi P. Sebagai dampaknya, laba (net
income)/rugi (net loss), yakni selisih antara revenue dengan expense, akan diakui sebagai
kenaikan atau penurunan kemakmuran P (pemilik).
Teori kepemilikan ini paling cocok jika diterapkan pada perusahaan dengan bentuk
hukum kepemilikan perseorangan, karena antara entitas dengan pemilik terdapat suatu hubungan
yang sangat erat, dimana pemilik seolah-olah merupakan perusahaan/entitas itu sendiri, karena
pemilik menjadi fokus kepentingan.

Entity Theory
Teori entitas berdasarkan pada asumsi mendasar akuntansi, yakni adanya pemisahan
antara pemilik perusahaan dengan entitas/perusahaan. Dalam teori ini, persamaan akuntansinya
adalah:

∑A = ∑L + SE
Atau
A = Equities (Liabilities & Shareholders’ Equity)

Persamaan kedua mengingatkan pada pemiikiran bahwa modal yang tertanam dalam
suatu perusahaan dapat dikategorikan sebagai modal sendiri (shareholders’ equity) dan modal
pinjaman (liabilitas). Item yang berada di kanan persamaan pada dasarnya merupakan ekuitas
dengan hak yang berlainan. Perbedaan antara liabilitas dan shareholders’ equity adalah bahwa
hak para kreditur dapat dinilai secara independen, sementara hak para pemegang saham diukur
berdasarkan pada nilai aset yang semula diinvestasikan ditambah penilaian atas laba yang
diinvestasikan kembali ke dalam bisnis (retained earnings), serta berbagai revaluasi setelahnya.
Dengan demikian, liabilitas merupakan kewajiban spesifik perusahaan, dan aset
merupakan hak perusahaan untuk mendapatkan barang dan jasa atau manfaat lain yang spesifik.
Penilaian aset harus dapat merefleksikan pengukuran atas manfaat yang akan diterima
perusahaan.
Net income merupakan perubahan bersih dalam shareholders’ equity, tidak termasuk
perubahan yang timbul dari pengumuman dividen dan transaksi modal. Ini tidak sama dengan
pemikiran bahwa net income merupakan kenaikan kemakmuran dan merupakan hak milik dari
pemilik, sebagaimana yang diimplikasikan dalam teori kepemilikan proprietorship.
Namun dalam konsep teori entitas, karena liabilitas diasumsikan hanya merupakan
bentuk lain dari ekuitas, maka seharusnya pembayaran bunga atas utang tidak dibebankan,
melainkan seharusnya dianggap sebagai distribusi atas laba entitas, sebagaimana dividen.
Karena net income tidak dianggap sebagai net income bagi pemegang saham, maka
revenue dan expense bukan merupakan kenaikan dan penurunan shareholders’ equity. Revenue
merupakan produk dari perusahaan dan expense merupakan konsumsi atas barang atau jasa
dalam menghasilkan revenue. Dengan demikian expense merupakan pengurang dari revenue,
dan selisihnya merupakan laba perusahaan yang akan didistribusikan kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen atau diinvestasikan kembali ke dalam bisnis (retained earnings).
Teori entitas banyak diterapkan dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas,
namun tetap relevan diterapkan pada perusahaan berbentuk hukum lainnya yang memiliki
keberadaan yang berkesinambungan yang terpisah dari masa hidup individu pemiliknya.
Residual Equity Theory
William Paton menyebutkan residual equity theory sebagai salah satu jenis ekuitas dalam
teori kepemilikan. Dalam teori entitas, pemegang saham memiliki ekuitas di perusahaan namun
tidak dianggap sebagai pemilik. Dalam teori entitas, meskipun ekuitas para kreditur, saham
preferen, dan saham biasa harus diklasifikasikan secara terpisah, namun secara konsep semua itu
merupakan ekuitas.
Teori residual equity merupakan pandangan di antara konsep teori proprietorship dengan
teori entitas. Dalam pandangan ini, persamaan akuntansi menjadi:
Assets – Specific Equities = Residual Equity

Spesific equities termasuk di dalamnya adalah klaim para kreditur dan ekuitas para pemegang
saham preferen. Dengan demikian yang tersisa adalah ekuitas para pemegang saham biasa.
Pemegang saham biasa umumnya dianggap memiliki ekuitas sisa dalam hal atas laba perusahaan
dan dalam net aset jika terjadi likuidasi final.

Enterprise Theory
Teori enterprise (perusahaan besar) memiliki konsep yang lebih luas daripada teori
entitas, namun dalam hal lingkup dan penerapannya kurang dapat didefinisikan dengan baik.
Dalam teori entitas, perusahaan dianggap sebagai unit ekonomis yang terpisah yang beroperasi
utamanya untuk memberikan manfaat bagi para pemegang saham, sementara dalam teori
enterprise, perusahaan dianggap merupakan institusi sosial yang beroperasi untuk memberikan
manfaat bagi banyak kelompok yang berkepentingan. Dengan demikian, bentuk luas dari teori
enterprise dapat dianggap sebagai teori akuntansi sosial.
Penerapan konsep ini paling tepat ada pada perusahaan besar modern, dimana perusahaan
dianggap memiliki dampak atas aktivitasnya terhadap berbagai kelompok dan lingkungan secara
keseluruhan. Dari sudut pandang akuntansi, ini artinya tanggung jawab pelaporan yang tepat
akan meluas, bukan hanya bagi kreditur dan shareholder, melainkan juga termasuk bagi
kelompok pengguna lainnya di masyarakat umum.

Fund Theory
Teori dana tidak memperhatikan hubungan personal yang diasumsikan dalam teori
proprietorship maupun personalisasi perusahaan sebagai suatu entitas ekonomi yang berdiri
sendiri sebagai suatu individu sebagaimana dalam teori entitas. Teori dana menggantikan unit
operasional atau unit aktivitas sebagai basis untuk akuntansi. Lingkungan kepentingan ini – yang
disebut sebagai dana - termasuk di dalamnya adalah sekelompok aset dan kewajiban terkait serta
pembatasan yang mewakili fungsi atau aktivitas ekonomis tertentu.
Teori dana berdasarkan pada persamaan:

Assets = Pembatasan atas Assets

Aset menunjukkan jasa di masa depan yang tersedia bagi unit dana/unit operasional. Liabilitas
merupakan pembatasan terhadap aset yang dimiliki unit dana baik secara umum maupun
spesifik. Modal disetor merupakan pembatasan secara legal maupun pembatasan secara finansial
terhadap pemanfaatan aset.

Ikhtisar Berbagai Teori Ekuitas


Dalam suatu organisasi, berbagai teori atau pendekatan atas sifat perusahaan dan
hubungan atau aktivitas yang dilaporkan semuanya relevan pada kondisi, hubungan ekonomi,
dan tujuan akuntansi yang berbeda-beda. Sehingga teori akuntansi dan praktiknya bersifat unik
berkenaan dengan berbagai teori kepemilikan ini. Artinya bukan berarti tidak konsisten jika teori
proprietorship diterapkan pada perusahaan besar atau sebaliknya.

KLASIFIKASI EKUITAS PERSEORANGAN DAN


PARTNERSHIP
Dalam kepemilikan perseorangan, semua kepemilikan ekuitas secara umum disajikan
dalam 1 angka karena ekuitas ini mewakili kepemilikan seseorang. Tidak diperlukan penyajian
subklasifikasi ekuitas karena pemilik tidak dibatasi berkaitan dengan berapa banyak yang akan
diinvestasikan atau diambil dari bisnisnya. Juga tidak terdapat klaim yang lebih superior kecuali
yang diklaim oleh kreditur saja. Dalam hal terjadi likuidasi, kreditur bisa mengklaim sampai
kepada harta pribadi pemilik perusahaan.
Jika pemilik lebih dari satu orang, maka klasiskasi ekuitas hanya perlu enunjukkan
kepentingan terhadap net aset bisnis perusahaan, setiap kepentingan masing-masing partner atas
laba perusahaan bisa saja berbeda tergantung pada perjanjian partnership. Pos modal tidak
menunjukkan hak spesifik para partner dalam hal likuidasi. Kreditur juga tidak terlalu tertarik
terhadap saldo modal para partner karena mereka memandangnya sebagai satu kesatuan
kepemilikan ekuitas, karena aset pribadi para partner dapat saja diklaim oleh kreditur dalam hal
ketidakmampuan perusahaan untuk melunasi utang.
KLASIFIKASI SHAREHOLDERS’ EQUITY
Laporan keuangan umumnya menyajikan ekuitas dengan menampilkan asumsi hubungan
legal maupun ekonomis, dan bukan sebagai hasil analisis yang menyeluruh atas kebutuhan
berbagai pengguna informasi keuangan. Akibatnya, klasifikasi shareholders’ equity secara
tradisional seringkali berupaya memenuhi bermacam-macam tujuan namun tidak satupun yang
terpenuhi.
Dalam memenuhi tujuannya, informasi keuangan seharusnya memberikan pengungkapan atas
beberapa hal berikut ini:

1. Sumber modal yang disetorkan ke perusahaan.


Pengklasifikasian yang umum dilakukan adalah berdasarkan sumber modal, yakni:
a. Jumlah yang dibayarkan oleh shareholders
b. Kelebihan net income di atas dividen yang dibayarkan kepada shareholders (laba yang
ditahan dalam bisnis)
c. Sumbangan dari pihak-pihak selain shareholders
Klasifikasi bagian shareholders’ equity jika menurut ketentuan IASB, selain kelompok a dan
b, maka kelompok berikutnya adalah other comprehensive income dan bukan sumbangan,
karena perlakuan atas sumbangan adalah sebagai pendapatan (atau pendapatan ditangguhkan
– liabilitas), sehingga nantinya akan tercakup dalam retained earnings. Adapun other
comprehensive income berisi berbagai penilaian yang tidak ditutup ke retained earnings
sebagaimana laba konvensional.

2. Pembatasan legal atas distribusi modal yang diinvestasikan kepada shareholders.


Dalam perusahaan perseoran terbatas umumnya tidak terdapat liabilitas personal atas utang
perusahaan, sehingga kreditur hanya dapat melakukan klaim terbatas pada aset-aset yang
dimiliki perusahaan.

3. Pembatasan secara legal, kontraktual, manajerial, dan keuangan atas distribusi dividen bagi
shareholders’ saat ini dan yang potensial.

4. Prioritas berbagai kelas shareholder pada saat likuidasi sebagian ataupun final.

KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN


Ketika satu perusahaan memiliki mayoritas kepemilikan dan kendali pada satu atau lebih
perusahaan anak yang saling berkaitan, maka informasi yang berharga akan dapat diperoleh jika
dilakukan penyajian dengan menggabungkan data keuangan dan menyiapkan laporan keuangan
konsolidasi untuk satu kesatuan grup secara keseluruhan.
Pada tahun 1959, di Amerika terdapat ketentuan bahwa konsolidasi hanya dapat dilakukan atas
perusahaan-perusahaan yang memiliki kesamaan jenis industri, hal ini menyebabkan perusahaan
dengan anak perusahaan yang tidak sejenis tidak perlu melakukan konsolidasi. Namun ketentuan
tersebut kini telah diubah, dan homogen atau tidak, kepemilikan induk di atas 50% atau lebih
sudah merupakan kondisi untuk melakukan konsolidasi.
Tujuan dilakukannya konsolidasi pada sudut pandang akuntansi adalah bahwa pengguna
laporan keuangan seyogyanya tidak semata-mata hanya melihat pada hubungan legal antar
perusahaan saja, melainkan harus memandang entitas sebagai satu unit ekonomis tunggal. Salah
satu prinsip yang melandasinya adalah pandangan yang disebut sebagai “substance over form”
(substansi mengungguli bentuk) dimana perusahaan induk dan anak-anaknya boleh merupakan
bentuk hukum yang berbeda-beda, namun secara substansi ekonomis merupakan satu kesatuan
yang saling tergantung, sehingga substansi ekonomis inilah yang harus diunggulkan dalam
penyajian laporan keuangan.

* * *

Sumber:
 Hendriksen, Eldon S., Michael F. van Breda, Accounting Theory, 5th Edition, Irwin-
Homewood, 1992
 Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan per 1 Januari 2015, Ikatan Akuntan
Indonesia, 2015

Anda mungkin juga menyukai