Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Auditing II

Laporan Audit/Audit Report

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

13
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi S1 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa dapat menjelaskan dan
karakteristik dan pemahaman pemahaman serta ruang lingkup dari
mengenai laporan audit laporan audit
A. Opini Audit
Opini audit merupakan pernyataan pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan
perusahaan dalam semua hal yang material dan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia. (Standar Audit “SA” 700, 2013). Opini audit juga merupakan
informasi utama yang dapat diinformasikan kepada pemakai informasi tentang kondisi
perusahaan klien. Pemberian opini audit dilakukan oleh auditor melalui beberapa tahap
proses audit, hingga auditor dapat menyimpulkan bahwa auditor telah memperoleh keyakinan
memadai atas laporan keuangan yang disajikan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Atas dasar
keyakinan tersebut auditor dapat merumuskan suatu opini tentang apakah laporan keuangan
telah disusun dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku.

B. Merumuskan Opini Auditor


Merumuskan opini auditor adalah bagian terakhir dari tahap terakhir dalam proses audit.
Opini auditor tergantung pada atau didasarkan pada atas temuan-temuan auditnya. Ada
bebebrapa keputusan penting yang harus dibuat oleh auditor, sebelum ia menandatangani
laporan yang berisi opininya. Acuan bab ini ialah SA 700, SA 700.6 menetapkan tujuan
auditor dalam menentukan tujuan audit sebagai berikut:
a. Merumuskan opini atas laporan keuangan yang didasarkan atas evaluasi terhadap
kesimpulan yang ditariknya dari bukti audit yang dikumpulkannya.

b. Memberikan dengan jelas opininya melalui laporan tertulis yang juga menjelaskan dasar
dari opini tersebut.

Langkah terakhir dalam proses audit ialah mengevaluasi bukti audit yang diperoeh,
mempertimbangkan dampak salah saji yang ditemukan, merumuskan opini audit, dan
memuat laporan audit dengan perumusan kalimat yang tepat.
Opini auditor atas laporan keuangan dibuat dengan konteks “general porpouse” framework
yang dijelaskan pada ISA 700.7 yaitu sebagai berikut:
a. Laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statement) – laporan
keuangan yang dibuat sesuai dengan kerangka tujuan umum (general purpose
framwork).

‘20 AUDITING II
2 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
b. Kerangka tujuan umum (general purpose framwork) – kerangka pelaporan keuangan (
financial reporting framwork ) yang dirancang utuk memenuhi keperluan informasi
keuangan umum (commond financial nformation) untuk beraneka ragam pemakaian
laporan. Kerangka pelaporan keuangan bisa merupakan suatu kerangka penyajian yang
wajar (fair persentation framework ).

Ketika merumuskan opini perlu memastikan apakah laporan keungan dibuat sesuai dengan
kerangka pelaporan yang berlaku, auditor menentukan bentuk laporan audit (apakah tidak
dimodifikasi atau dimodifikasi) yang tepat sesuai dengan yang dihadapi.
Jika laporan keuangan dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku, maka pemberian opini yang tidak dimodifikasi adalah
tepat. Jika:
a. Berdasarkan bukti yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas
dari salah saji yang material; atau

b. Bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari salah saji yang material tidak dapat diperoleh, maka
auditor wajib memodifikasi opininya

Hal-hal yang harus dipertimbangan dalam Merumuskan Opini antara lain sebagai berikut:

Materialitas
Simpulkan:
• Apakah materialitas masih tepat dalam konteks hasil keuangan entitas yang
sebelumnya?

• Apakah salah saji yang tidak dikoreksi (termasuk yang berasal dari periode yang
lalu), secara terpisah atau tergabung, dapat menyebabkan salah saji yang material?

Bukti Audit
• Apakah bukti audit yang cukup dan tepat sudah diperoleh?

• Apakah estimasi akuntansi yang dibuat manajemen sudah layak

• Apakah prosedur analitikal yang dilakukan pada atau mendekati akhit tahun
menguatkan kesimpulan yang diambil selama audit?

‘20 AUDITING II
3 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Kebijakan Akuntansi
• Apakah laporan keuangan cukup mengungkapkan kebijakan akuntansi yang
signifikan yang dipilih dan diterapkan?

• Apakah kebijakan akuntansai yang dipilih dan diterapkan adalah konsisten dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan (memang) tepat?

Pengungkapan dalam Laporan Keuangan


• Apakah laporan keuangan merujuk atau menjelaskan dengan cukup, kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku?

• Apakah semua pengungkapan dalam laporan keuangan telah dibuat sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku?

• Apakah teminologi dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap laporan


keuangan, sudah tepat?

• Apakah informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, andal,
dapat dibandingkan, dapat dipahami dan cukup?

• Apakah laporan keuangan memberikan cukup disclosures yang memungkinkan


pemakai memahami dampak transaksi dan peristwa yang material terhadap
informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan?

Fair Presentation Frameworks


• Apakah persentasi, struktur, dan isi secara keseluruhan dari laporan keuangan
termasuk catatan (atas laporan keuangan), mencerminkan dengan benar transaksi
dan peristiwa yang mendasarinya, sesuai keragka pelaporan keuangan yang
berlaku? Jika tidak, apakah (auditor) perlu memberikan disclosure tambahan untuk
memastikan tercapainya fair presentation?

• Apakah laporan keuangan, sesudah memasukan adjusments yang dibuat


manajemen sebagai bagian dari proses audit, konsisten dengan pemahaman auditor
mengenai entitas dan lingkungannya?

‘20 AUDITING II
4 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Compliance frameworks
• Apakah laporan keuangan menyesatkan?

C. Opini Tanpa Modifikasi


Dalam Standar Audit (“SA”) 700 (2013) tentang perumusan suatu opini dan pelaporan atas
laporan keuangan, yang mulai berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk
periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 januari 2013 (untuk Emiten) atau tanggal 1
Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten), menetapkan opini tanpa modifikasian yaitu:
1) Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified opinion)
Diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik Standar Audit (SA) 700. Pendapat ini
diberikan auditor jika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disusun
dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku dan laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang
material sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Untuk merumuskan opini tersebut, auditor harus menyimpulkan apakah auditor telah
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan
bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan. Kesimpulan tersebut harus memperhitungkan:
1) Kesimpulan auditor, berdasarkan SA 330, apakah bukti audit yang cukup dan tepat
telah diperoleh;
2) Kesimpulan auditor, berdasarkan SA 450, apakah kesalahan penyajian yang tidak
dikoreksi adalah material, baik secara invidual maupun secara kolektif;
3) Evaluasi yang diharuskan oleh paragraf 12-15 (lihat SA 700)

2) Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Penekanan Suatu Hal (Unqualified


Opinion with Emphasis of The Matters)

Diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik Standar Audit (SA) 706. Suatu
paragraf penekanan suatu hal dalam laporan audit diberikan oleh auditor dalam keadaan
tertentu yang mengharuskannya auditor melakukan hal tersebut, meskipun tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan.

‘20 AUDITING II
5 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Standar Audit (“SA”) ini mengatur komunikasi tambahan dalam laporan auditor ketika
auditor menganggap perlu untuk:
a. Menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa hal
yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang sedemikian penting
bahwa hal atau hal-hal tersebut adalah fundamental bagi pemahaman pengguna laporan
keuangan; atau
b. Menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa
hal selain yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang
relevan bagi pemahaman pengguna laporan keuangan atas audit, tanggung jawab auditor,
atau laporan auditor.

Jika menurut auditor perlu untuk menarik perhatian pengguna laporan keuangan atas
suatu hal yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang menurut
pertimbangan auditor, sedemikian penting bahwa hal tersebut adalah fundamental bagi
pemahaman pengguna laporan keuangan atas laporan keuangan, maka auditor
harus mencantumkan paragraf Penekanan Suatu Hal dalam laporan auditor selama auditor
telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat bahwa tidak terdapat kesalahan
penyajian material atas hal tersebut dalam laporan keuangan. Paragraf tersebut harus
mengacu hanya pada informasi yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan.
Ketika auditor mencantumkan paragraf penekanan suatu hal dalam laporannya, auditor harus:
a. Meletakkan paragraf tersebut segera setelah paragraf opini dalam laporan auditor
b. Menggunakan judul “Penekanan Suatu Hal” atau judul lain yang tepat
c. Mencantumkan dalam paragraf tersebut suatu pengacuan yang jelas tentang hal yang
ditekankan dan acuan pada catatan atas laporan keuangan yang relevan tempat hal
tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan; dan
d. Mengindikasikan bahwa opini auditor tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal yang
ditekankan tersebut.

D. Opini Modifikasi

Diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik Standar Audit (SA) 705 tentang modifikasi
terhadap opini dalam laporan auditor independen. Laporan auditor harus dimodifikasi ketika:
1) Laporan keuangan mengandung salah saji yang material
Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak
bebas dari salah saji yang material. Termasuk salah saji yang tidak dikoreksi

‘20 AUDITING II
6 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
manajemen yang sifatnya material, dan juga pemilihan atau penerimaan kebijakan
akuntansi dan tidak diungkapkannya informasi yang berakibat salah saji.
2) Tidak berhasil memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
Kegagalan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat membuat auditor
tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
slah saji yang material.

Tiga-tipe opini modifikasian yaitu :


1. Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Beberapa kondisi yang mengharuskan seorang auditor memberikan opini wajar dengan
pengecualian sebagai berikut:
1) Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan
bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah
material, tetapi tidak pervasif, terhadap laporan keuangan ; atau
2) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari
opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan
penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat
material, tetapi tidak pervasif.

Perumusan opininya:

“kecuali untuk dampak yang (atau dampak yang mungkin) diakibatkan oleh hal yang
dijelaskan dalam alinea berjudul Dasar Pendapat Dengan Pengecualian
……………..”

2. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)


Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor, setelah memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara
individual maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap laporan
keuangan. Opini ini merupakan kebalikan dari opini wajar tanpa pengecualian. Auditor
memberikan opini tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan, laba rugi komprehensif, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan
klien.

‘20 AUDITING II
7 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Hal ini disebabkan karena laporan keuangan tidak disusun berdasar Standar Akuntansi
Keuangan. Selain itu, pendapat tidak wajar disebabkan karena ruang lingkup auditor
dibatasi sehingga bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya tidak dapat
dikumpulkan.
Perumusan Opininya:
“Menurut pendapat kami, karena signifikannya hal yang dijelaskan dalam alinea berjudul
Dasar Pendapat Tidak Wajar…………. Laporan keuangan tidak disajikan secara
wajar…….”

3. Opini tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer Opinion)


Opini tidak menyatakan pendapat (Disclaimer) diberikan jika auditor tidak dapat
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, dan auditor
menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi
terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif.
Perumusan Opininya:
”karena signifikannya hal yang dijelaskan dalam alinea berjudul Penolakan
Pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sebagai
dasar pemberian pendapat audit. Oleh karena itu, kami tidak memberikan pendapat
atas laporan keuangan.”
Perumusan Opininya:
” karena signifikannya hal yang dijelaskan dalam alinea berjudul Penolakan
Pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sebagai
dasar pemberian pendapat audit. Oleh karena itu, kami tidak memberikan pendapat
atas laporan keuangan.”

Laporan keuangan salah saji secara material


Salah saji dalam laporan keuangan bisa terjadi ketika bukti audit yang cukup dan tepat sudah
diperoleh, namun auditor menyimpulkan bahwa salah saji, sendiri-sendiri maupun tergabung,
adalah material (dan menyebabkan diberikannya suatu WDP atau Qualified Opinion) atau
bersifat material dan pervasive (dan menyebabkan diberikannya suatu TW atau Adverse
Opinion) atas laporan keuangan.

‘20 AUDITING II
8 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Salah saji ini bisa berasal dari :
1. Evaluasi auditor atau salah saji yang tidak dikoreksi
2. Tidak tepatnya pemilihan kebijakan akuntansi tertentu
3. Tidak tepatnya penerapan kebijakan akuntansi yang dipilih
4. Tidak tepatnya atau tidak cukupnya pengungkapan dalam laporan keuangan.

Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat


Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar
pemberian pendapatnya, dan ia menyimpulkan bahwa dampak yang mungkin terjadi karena
salah saji yang tidak ditemukan, bisa material (auditor memberikan pendapat WDP atau
Qualified Opinion) atau material dan pervasive (auditor tidak memberikan pendapat ata
disclaimer of opinion).
Ketidakmampuan auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat disebut
pembatasan lingkup audit, pembatasan ini bisa terjadi karena:
1. Keadaan diluar kendali entitas yang bersangkutan.
2. Keadaan yang berhubungan dengan sifat atau waktu pengerjaan auditor.
3. Pembatasna yang diminta atau yang ditetapkan manajemen.

Jika keadaan diatas terjadi, lihatlah implikasi audit lainnya, seperti penilaian risiko kecuragan
dan apakah auditor masih mau atau menerima penugasan.

E. Isi laporan auditor mengkomunikasikan informasi berikut kepada pembacanya.

1. Tanggung jawab manajemen.


2. Tanggung jawab auditor dan penjelasan mengenai audit.
3. Audit dilaksanakan sesuai dengan International Standards on Auditing.
4. Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan.
5. Opini auditor atas laporan keuangan.

Bentuk laporan auditor dipengaruhi oleh:


1. Kerangka pelaporan yang digunakan (financial reporting framework)
2. Persyaratan tambahan yang mungkin ada, seperti yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang undangan, dan
3. Adanya informasi tambahan

‘20 AUDITING II
9 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Laporan auditor diberi judul “independent auditor’s report” atau “laporan auditor
independen” dan pemberian judul untuk setiap alinea harus sebagai berikut:
1. Report on financial statement (laporan atas laporan keuangan).
2. Management’s Responsibility for the Financial Statements (tanggung jawab
manajemen atas laporan keuangan).
3. Auditor’s Resonsibility (tanggung jawab Auditor).
4. Opinion (opini).

Judul untuk alinea lain, jika ada, yaitu sebagai berikut:


1. Emphasis of The Matter (penekanan pada hal-hal tertentu).
2. Report on Other Legal and Regulatory Requirements (Laporan atas ketentuan
Perundangan dan Regulator Lainnya).

‘20 AUDITING II
10 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai