Anda di halaman 1dari 29

TEAM 4

• AULIA RIFANI
• HAMDANI HARFAN
• MUHAMMAD FADHIL ASSYIDIQ

Penyelesaian audit dan


penelaahan laporan keuangan
1
PENYELESAIAN AUDIT DAN PENELAAHAN LAPORAN
KEUANGAN
Penelaahan peristiwa setelah periode pelaporan (subsequent
even)

Penelaahan kelangsungan usaha klien

Perbandingan (Comparability and corresponding figures)

Komunikasi dengan TCWG: Komisaris dan Komite Audit)

Surat representasi manajemen dan kaitannnya opini atas


kewajaran laporan keuangan
Pemeriksaan Subsequent Events dan
Penyelesaian Audit
PEMERIKSAAN SUBSEQUENT EVENTS DAN PENYELESAIAN
AUDIT ADALAH:

PERISTIWA ATAU TRANSAKSI YANG TERJADI SETELAH


TANGGAL NERACA TETAPI SEBELUM DITERBITKANNYA
LAPORAN AUDIT .

MEMPUNYAI AKIBAT YANG MATERIAL TERHADAP LAPORAN


KEUANGAN, SEHINGGA MEMERLUKAN PENYESUAIAN ATAU
PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN TERSEBUT
DUA JENIS SUBSEQUENT EVENTS (PSA NO. 46)
1. Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang
berhubungan dengan kondisi yang ada pada
tanggal neraca, dan berdampak terhadap
taksiran yang melekat dalam proses penyusunan
laporan keuangan.
2. Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti
yang berhubungan dengan kondisi yang tidak
ada pada tanggal neraca, namun kondisi tersebut
ada sesudah tanggal neraca
SUBSEQUENT EVENT YANG HARUS
DIAUDIT
1. Subsequent Collection : Penagihan sesudah
tanggal neraca sampai mendekati selesainya
pekerjaan lapangan (audit field work),
Dilaksanakan dalam audit piutang dan barang
dalam perjalanan
2. Subsequent Payment : Pembayaran sesudah
tanggal neraca sampai mendekati selesainya
audit field work , Dilaksanakan dalam audit
hutang dan biaya yang masih harus dibayar
TUJUAN AUDIT SUBSEQUENT EVENTS
1. Menentukan keberadaan kejadian penting sesudah tanggal
neraca yang membutuhkan penyesuaian terhadap laporan
keuangan atau memerlukan pengungkapan dalam catatan
atas laporan keuangan agar tidak menyesatkan pengguna
laporan keuangan
2. Menentukan kemungkinan tertagihnya piutang
3. Memastikan bahwa “barang dalam perjalanan” yang
tercantum di neraca per tanggal neraca, masih di perjalanan
CONTOH :
1. Saat membayar uang muka pembelian (L/C), perusahaan
mencatat:
Barang Dalam Perjalanan xxx
Kas xxx
Hutang Dagang xxx
2. Saat penerimaan barang sebelum tanggal neraca, perusahaan
mencatat:
Persediaan xxx
Hutang Dagang xxx
Akibatnya per tanggal neraca tetap terlihat saldo barang dalam perjalanan dan
terjadi dua kali pencatatan hutang dagang:
Persediaan xxx
Barang Dalam Perjalanan xxx

Pada saat hutang tersebut dilunasi:


Hutang Dagang xxx
Kas xxx
4. Memastikan kewajiban dan beban yang masih harus dibayar yang tercantum
di neraca, per tanggal neraca, yang menjadi kewajiban perusahaan yang
dilunasi pada saat jatuh temponya (sesudah tanggal neraca)

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per
tanggal neraca
PROSEDUR AUDIT SUBSEQUENT EVENTS

1. Periksa pengeluaran dan penerimaan kas sesudah tanggal neraca, sampai mendekati
tanggal selesainya audit field work
2. Periksa bukti pengeluaran dan penerimaan barang sesudah tanggal neraca, sampai
mendekati tanggal selesainya audit field work
3. Periksa cut-off pembelian dan penjualan
4. Review laporan keuangan interim untuk periode sesudah tanggal neraca
5. Minta copy notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang saham, periksa apakah
ada commitment dari perusahaan yang baru dipenuhi pada periode sesudah tanggal
neraca
6. Lakukan tanya jawab dengan pejabat perusahaan yang berwenang
7. Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan
8. Analisa perkiraan profesional fees
9. Dapatkan surat pernyataan langganan (client representation letter)
KEYAKINAN AKAN KELANGSUNGAN USAHA
Penyajian yang wajar bukan merupakan keyakinan tentang
kelangsungan usaha suatu entitas.
Adanya fakta yang menunjukkan banyaknya entitas yang pailit
menyusul terbitnya laporan standar auditor, bukan merupakan
petunjuk rendahnya kinerja audit yang berada di bawah standar
ataupun merupakan kegagalan auditor.
Namun, auditor juga bertanggung jawab untuk mengevaluasi
apakah terdapat keraguan substansial atas kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern)
dalam periode waktu yang memadai, tidak melampaui waktu satu
tahun setelah tanggal laporan keuangan diaudit.
KELANGSUNGAN USAHA
SA 570 tentang kelangsungan Usaha menjelaskan tentang asumsi
kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan keuangan.

Tanggung jawab auditor adalah memperoleh bukti audit yang


cukup dan tepat tentang ketepatan penggunaan asumsi
kelangsungan usaha oleh manajemen.

Risiko bahwa entitas mungkin tidak dapat melanjutkann usahanya


harus dipertimbangkan dan direncanakan pada tahap
perencanaan
CONTOH PERISTIWA & KONDISI YANG DAPAT MENYEBABKAN
KERAGUAN SIGNIFIKAN TENTANG ASUMSI KELANGSUNGAN
USAHA YANG DIBERIKAN SA 570
A. Indikator Keuangan
 Posisi liabilitas bersih atau liabilitas jangka pendek bersih
 Pinjaman yang telah mendekati jatuh tempo atau perlunasan, atau
ketergantungan yang berlebihan atas pinjaman jangka pendek untuk
pembiayaan asset jangka Panjang
 Indikasi penarikan dukungan keuangan oleh kreditur
 Arus kas operasi yang negative, yang diindikasikan oleh laporan keuangan
historis dan prospektif
 Rasio keuangan utama yang buruk
 Kerugian operasi yang substansial atau penurunan yang signifikan dalam nilai
asset yang digunakan untuk menghasilkan arus kas
 Deviden yang sudah lama terutang atau tidak berkelanjutan
 Ketidak mampuan untuk melunasi kreditur pada tanggal jatuh tempo
 Ketidakmampuan untuk mematuhi persyaratan perjanjian pinjaman
CONTOH PERISTIWA & KONDISI YANG DAPAT MENYEBABKAN
KERAGUAN SIGNIFIKAN TENTANG ASUMSI KELANGSUNGAN
USAHA YANG DIBERIKAN SA 570
B. Indikator Operasi
 Literasi manajemen untuk melikuidasi entitas atau untuk menghentikan
operasinya
 Hilangnya manajemen kunci tanpa penggantian
 Hilangnya pasar utama, pelanggan utama, waralaba, lisensi atau pemasok
utama
 Kesulitan tenaga kerja
 Kekurangan penyediaan bahan baku
 Munculnya competitor yang sangat berhasil
CONTOH PERISTIWA & KONDISI YANG DAPAT MENYEBABKAN
KERAGUAN SIGNIFIKAN TENTANG ASUMSI KELANGSUNGAN
USAHA YANG DIBERIKAN SA 570
C. Indikator lain
 Ketidakpatuhan terhadap ketentuan permodalan.

 Perkara hukum yang dihadapi entitas, yang jika berhasil, dapat


mengakibatkan tuntutan kepada entitas yang kemungkinan kecil dapat
dipenuhi oleh entitas
 Perubahan dalam peraturan perundangan atau kebijakan pemerintah yang
diperkirakan akan berdampak buruk terhadap entitas
 Kerusakan asset yang disebabkan oleh bencana alam yang tidak atau kurang
diasuransikan
SA 570 JUGA MENJELASKAN BAHWA AUDITOR HARUS
MENDISKUSIKAN MASALAH KELANGSUNGAN USAHA DENGAN
MANAJEMEN KLIEN, DENGAN PENEKANAN HAL HAL BERIKUT:

 Menguji kewajaran asumsi kelangsungan usaha


 Memperoleh representasi tertulis dari manajemen tentang rencana
manajemen, untuk memastikan bahwa asumsi kelangsungan usaha masih
tepat untuk digunakan
 Menelaah kecukupan pengungkapan pada laporan keuangan terkait
kelangsungan usaha
PENGEVALUASIAN TEMUAN
Auditor
Auditor melaksanakan
melaksanakan pengevaluasian
pengevaluasian atas
atas temuan
temuan dengan
dengan tujuan:
tujuan:

Untuk menentukan jenis pendapat yang akan


diberikan

Untuk menentukan apakah standar pengauditan


telah dilaksanakan dengan baik dalam audit.
MENGEVALUASI BUKTI AUDIT
Menilai kembali materialitas
Perubahan dalam penilaian
risiko
Evaluasi dampak salah saji

Pernyataan tertulis
Bukti audit yang cukup dan
tepat
Prosedur analitikal akhir

Temuan dan masalah penting


UNTUK MENCAPAI TUJUAN TERSEBUT, AUDITOR MELAKSANAKAN BEBERAPA
LANGKAH BERIKUT:
1. Membuat penetapan akhir mengenai materialitas dan risiko audit

Ada dua kasus yang mungkin ditemui auditor


• Salah saji yang tidak atau belum dikoreksi mungkin secara individual tidak material
sehingga auditor tidak meminta pembetulan atau koreksi.
• Klien tidak mau melakukan koreksi sesuai dengan yang diminta oleh auditor.
• Langkah selanjutnya dalam proses ini adalah menentukan pengaruh jumlah seluruh
Penentuan salah saji oleh auditor dalam suatu akun meliputi beberapa komponen berikut:
• Salah saji yang tidak dikoreksi yang terdeteksi melalui pengujian substantive (known
misstatement).
• Proyeksi salah saji yang tidak dikoreksi, yang diperkirakan melalui tekniksampling audit
• Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis, dan yang dikuantifikasikan
dengan prosedur audit lainnya.
UNTUK MENCAPAI TUJUAN TERSEBUT, AUDITOR MELAKSANAKAN BEBERAPA
LANGKAH BERIKUT:

2. Melakukan 3. Merumuskan
4. Melakukan
penelaahan teknis pendapat dan
penelaahan akhir atas
mengenai laporan membuat draft laporan
kertas kerja
keuangan audit
KOMUNIKASI DENGAN TCWG: KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT)
KOMUNIKASI DENGAN TCWG: KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT)
Komunikasi yang dapat dilakukan auditor dengan komite audit adalah
komunikasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan struktur pengendalian
intern klien, atau mengenal pelaksanaan audit. Komunikasi manajemen dapat
dilaksanakan melalui management letter (surat pernyataan manajemen).

Komunikasi Yang dilakukan adalah Hal-Hal yang berkaitan dengan


Struktur Pengendalian Intern
Persoalan SPI perlu dilaporkan apabila menunjukkan kekurangan yang
material dalam rancangan atau pelaksanaan SPI, yang berakibat buruk
pada efektifitas proses dan sistem akuntansi.
KOMUNIKASI DENGAN TCWG: KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT)
Auditor tidak berkewajiban untuk mencari kondisi yang dapat dilaporkan. Tetapi,
auditor mungkin menemukan kondisi yang dapat dilaporkan melalui:
• Pertimbangannya atau pemahamannya atas unsur-unsur SPI
• Penerapan prosedur audit terhadap saldo maupun transaksi
Komunikasi sebaiknya dilaksanakan dalam bentuk suatu laporan tertulis.
Distribusi tersebut harus dibatasi pada komite audit, manajemen, dan anggota
organisasi klien lain yang berwenang.
Laporan tersebut harus Menyajikan
INFORMASI

• Mengindikasikan kegunaan audit laporan keuangan adalah memberikan pendapat atas


1 laporan keuangan, bukan menyediakan mengenai struktur pengendalian intern klien.

• Mencakup definisi reportable condition


2

• Mencakup pembatasan distribusi laporan


3
KOMUNIKASI DENGAN TCWG: KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT)
Komunikasi Mengenai pelaksanaan Audit (Dengan Komite Audit)
• Tanggung jawab auditor berdasarkan standar pengauditan yang ditetapkan Ikatan Akuntansi
1 Indonesia
• Kebijakan akuntansi yang signifikan termasuk pilihan dan perubahan kebijakan akuntansi
2 serta metode akuntansi yang digunakan untuk transaksi yang tidak biasa.
• Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi termasuk dasar pertimbangan yang
3 dilakukan, dan proses pembuatan estimasi.
• Penyesuaian audit yang signifikan yang berdampak signifikan atas proses pelaporan satuan
4 usaha.
• Ketidaksepakatan dengan manajemen
5

• Konsultasi dengan akuntan lain mengenai masalah akuntansi dan pengauditan.


6

• Kesulitan yang dijumpai selama pelaksanaan audit


7
PERNYATAAN TERTULIS

Tanggung jawab manajemen dibuktikan dengan


pernyataan tertulis dari manajemen. Pernyataan tertulis
ini menegaskan bahwa salah saji yang tidak dikoreksi
menurut pendapat manajemen, adalah tidak material.
PROSEDUR ANALITIKAL AKHIR
1. Mengidentifikasi risiko salah saji yang material, yang
sebelumnya tidak diketahui
2. Memastikan bahwa kesimpulan mengenai unsur –
unsur laporan keuangan dapat didukung dengan bukti
– bukti yang diperoleh
3. Membantu menyusun kesimpulan umum mengenai
kewajaran laporan keuangan
SURAT REPRESENTASI MANAJEMEN
Representasi manajemen merupakan bagian dari bukti audit
yang diperoleh auditor. Representasi tertulis dari manajemen
biasanya menegaskan representasi lisan yang disampaikan oleh
manajemen kepada auditor dan menunjukkan serta
mendokumentasikan lebih lanjut ketepatan representasi
tersebut, dan mengurangi kemungkinan salah paham mengenai
masalah yang direpresentasikan (PSA No.17 SA Seksi 333, 2011)

Berfungsi untuk :
1. Untuk mengkonfirmasi pernyataan lisan manajemen
2. Untuk Mendokumentasikan pernyataan manajemen
3. Untuk Mengurangi potensi perbedaan pendapat atas
pernyataan manajemen
Isi Surat Representasi Manajemen :
1. Pernyataan tentang tanggungjawab manajemen terhadap
laporan keuangan (kewajaran dan penerapan standar
akuntansi)
2. Pernyataan tentang kelengkapan informasi dan bukti yang
diserahkan kepada auditor
3. Penjelasan tentang masalah pengakuan pendapat, estimasi
akuntansi dan pengungkapan
4. Penjelasan tentang subsequent event.
Pengaruh Surat Representasi Manajemen
Penolakan manajemen untuk membuat surat representasi manajemen dapat
mempengaruhi opini auditor atas asersi manajemen, mulai dari opini wajar
dengan pengecualian hingga menolak untuk diberikan opini, tergantung pada
pengaruh surat representasi manajemen terhadap kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan.
Paragraf 13 SPAP Seksi 333 (PSA No. 17) juga menjelaskan bahwa penolakan
manajemen untuk melengkapi representasi tertulis merupakan pembatasan
terhadap lingkup audit yang menghalangi auditor untuk memberikan pendapat
wajar tanpa pengecualian dan biasanya cukup menyebabkan auditor tidak
memberikan pendapat atau menarik diri dari perikatan.
Namun, berdasarkan pada sifat representasi yang tidak dapat diperoleh
tersebut atau keadaan penolakan, auditor dapat menyimpulkan bahwa
pendapat wajar dengan pengecualian adalah layak. Di samping itu, auditor
harus mempertimbangkan dampak penolakan tersebut terhadap
kemampuannya untuk mengandalkan representasi manajemen yang lain
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai