Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN SELAIN AUDIT DAN PELAPORAN KEPATUHAN

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Audit dan Atestasi

Disusun oleh :
Anna D.I.K Leokoy (1618103002)
Samuel Kusumanto (1618103004)
Astrid Tania Damayanti (1618103012)

Kelompok 6 - Kelas Akuntansi F

SEKOLAH PASCARAJANA – MAGISTER AKUNTANSI


UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun

makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Berkat partisipasi dan kerjasama rekan-rekan semua, kami dapat


menyelesaikan makalah Audit dan Atestasi mengenai LAPORAN SELAIN
AUDIT DAN PELAPORAN KEPATUHAN
Makalah ini dibuat dengan berbagai analisis dan beberapa bantuan dari

berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama

mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada

penulisan, tata bahasa, dan juga dalam pembahasan materi dalam makalah ini.

Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik

yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami

harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita

sekalian.

Bandung, Juni 2019

Penyusun

2
BAB I

KAJIAN TEORI

1.1 LAPORAN SELAIN AUDIT

1.1.1 BENTUK LAIN PENGAITAN AKUNTAN DENGAN LAPORAN

KEUANGAN HISTORIS

Bentuk lain pengaitan akuntan dengan laporan keuangan historis ini dapat

dilihat pada SA Seksi No 722 tentang Informasi keuangan Interm. informasi atau

laporan keuangan interim sendiri merupakan informasi keuangan atau laporan

keuangan untuk jangka waktu kurang dari setahun penuh atau untuk jangka waktu

dua belas bulan namun berakhir pada tanggal selain tanggal akhir tahun buku

perusahaan. karakteristik informasi keuangan interim ditandai dengan berbagai

taksiran pendapatan, kos (cost), dan beban yang lebih banyak dibandingkan

dengan untuk tujuan informasi keuangan tahunan. Karakteristik lain informasi

keuangan interim adalah dalam hubungannya dengan informasi keuangan

tahunan. Penundaan pengakuan pendapatan dan beban (deferrals),

akrual(accruals), dan estimasi pada akhir masing-masing periode interim

seringkali dipengaruhi oleh pertimbangan pada tanggal interim tentang hasil usaha

yang diperkirakan untuk sisa waktu periode tahunan. Tujuanreview informasi

keuangan interim adalah untuk memberikan dasar bagi akuntan dalam melaporkan

apakah perlu dilakukan modifikasi material atas informasi tersebut agar sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

3
Adapaun prosedur-prosedur yang harus diterapak oleh auditor adalah

sebagai berikut:

a. Meminta keterangan mengenai: (1) pengendalian intern, dan (2) perubahan

signifikan dalam pengendalian intern yang terjadi sejak audit laporan keuangan

terakhir sejak review informasi keuangan terakhir untuk menentukan dampak

potensial butir (1) dan (2) tersebut atas penyusunan informasi keuangan interim.

b. Menerapkan prosedur analitik atas informasi keuangan interim untuk

mengidentifikasikan dan memberikan dasar untuk mengajukan pertanyaan tentang

hubungan dan pos individual yang tampak luar biasa. Prosedur analitik untuk

keperluan prosedur ini antara lain: (1) pembandingan informasi keuangan interim

yang bersangkutan dengan masa terdahulu dan dengan masa yang sama pada

tahun sebelumnya, (2) evaluasi terhadap informasi keuangan interim yang

dilakukan dengan mempertimbangkan hubungan yang jelas di antara data

keuangan dan, jika relevan, di antara data nonkeuangan, (3) pembandingan

jumlah-jumlah tercatat, atau ratio yang dihitung atas dasar jumlah-jumlah yang

tercatat, dengan jumlah-jumlah yang diharapkan terjadi yang dikembangkan oleh

akuntan.

c. Membaca notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris dan komite-

komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk mengidentifikasikan tindakan

yang dapat mempengaruhi informasi keuangan interim.

d. Membaca informasi keuangan interim untuk mempertimbangkan,

berdasarkan informasi yang diperoleh akuntan, apakah informasi yang dilaporkan

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

4
e. Mendapatkan laporan dari akuntan lain, jika ada, yang mengadakan

perikatan untuk melakukan review informasi keuangan interim atas bagian yang

penting dari entitas yang di-review, anak perusahaan, atau afiliasi lainnya.

f. Menanyakan kepada pejabat yang bertanggung jawab atas masalah

keuangan dan akuntansi mengenai: apakah informasi keuangan interim telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan

prinsip tersebut diterapkan secara konsisten, apakah ada perubahan praktik

akuntansi entitas tersebut, apakah ada perubahan kegiatan bisnis entitas tersebut,

masalah yang menimbulkan pertanyaan pada waktu penerapan prosedur di atas,

dan peristiwa sesudah tanggal informasi keuangan interim yang berpengaruh

material atas penyajian informasi tersebut.

g. Mendapatkan representasi tertulis dari manajemen mengenai tanggung

jawab mereka atas informasi keuangan, kelengkapan notulen rapat, peristiwa

setelah tanggal informasi keuangan interim, dan hal-hal lain yang menurut

akuntan memerlukan penegasan tertulis dari klien.

1.1.2 LAPORAN KHUSUS BERDASARKAN STANDAR AUDITING

Laporan khusus diatur dalam SA Seksi 623, yang meliputi laporan auditor

yang diterbitkan dalam hubungannya dengan:

a. Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis akuntansi komprehensif

selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

b. Unsur, akun atau pos laporan keuangan yang ditentukan.

5
c. Kepatuhan dengan aspek perjanjian kontrak atau persyaratan peraturan yang

berkaitan dengan laporan keuangan auditan.

d. Penyajian keuangan untuk mematuhi perjanjian kontrak atau ketentuan

peraturan.

e. Informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk yang telah ditetapkan

sebelumnya atau daftar yang memerlukan bentuk tertentu laporan auditor.

1.1.2.1 Laporan Keuangan yang disusun Sesuai dengan Suatu Basis

Akuntansi Komprehensif selain Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di

indonesia

Standar auditing yang ditetapkan oleh IAI diterapkan bila seorang auditor

melaksanakan audit terhadap dan membuat laporan tentang laporan keuangan

apapun. Untuk tujuan pelaporan, auditor independen harus memandang setiap tipe

penyajian keuangan berikut ini sebagai suatu laporan keuangan:

a. Neraca.

b. Laporan laba-rugi.

c. Laporan saldo laba.

d. Laporan arus kas.

e. Laporan perubahan ekuitas pemilik.

f. Laporan aktiva dan kewajiban yang tidak mencakup akun ekuitas pemilik.

g. Laporan pendapatan dan beban.

h. Ringkasan usaha.

i. Laporan usaha menurut lini produk (produk line).

6
j. Laporan penerimaan dan pengeluaran kas.

Adapaun basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia adalah salah satu di antara berikut ini:

a. Basis akuntansi yang digunakan oleh entitas yang melaporkan untuk memenuhi

persyaratan atau mematuhi ketentuan pelaporan keuangan suatu badan

pemerintahan yang berwenang untuk mengatur entitas tersebut.

b. Basis akuntansi yang digunakan atau diharapkan akan digunakan oleh entitas

untuk mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan

untuk periode yang dicakup oleh laporan keuangan.

c. Basis akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, dan modifikasi basis kas

yang memiliki dukungan kuat, seperti pencatatan depresiasi atas aktiva tetap

atau accrued income taxes.

d. Rangkaian kriteria pasti yang memiliki dukungan kuat yang diterapkan ke

semua pos material yang tampak dalam laporan keuangan, seperti basis akuntansi

tingkat harga (price-level basis of accounting)

1.1.2.2 Pelaporan Atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Basis

Akuntansi Komprehensif Lain

Dalam pelaporan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis

akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

auditor independen harus mencantumkan dalam laporannya hal-hal berikut ini:

a. Judul yang berisi kata independen

b. Suatu paragraf yang:

7
1) Menyatakan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan telah

diaudit.

2) Menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab

manajemen perusahaan dan bahwa auditor bertanggung jawab untuk menyatakan

suatu pendapat atas laporan keuangan berdasarkan auditnya.

c. Suatu paragraf yang:

1) Menyatakan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

diterapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

2) Menyatakan bahwa standar auditing yang diterapkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia mengharuskan auditor untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya

untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas

dari salah saji material.

3) Menyatakan bahwa suatu audit mencakup:

· Pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan

pengungkapan dalam laporan keuangan,

· Penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang

dibuat oleh manajemen, dan

· Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

4) Menyatakan bahwa auditor yakin bahwa auditnya memberikan dasar memadai

untuk memberikan pendapatnya.

d. Suatu paragraf yang:

1) Menyatakan basis penyajian dan mengacu ke catatan atas laporan keuangan

yang menjelaskan basis tersebut.

8
2) Menyatakan basis penyajian adalah basis akuntansi komprehensif selain

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

e. Suatu paragraf yang menyatakan pendapat auditor (atau pernyataan tidak

memberikan pendapat) mengenai kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal

yang material, sesuai dengan basis akuntansi yang dijelaskan.

f. Jika laporan keuangan disusun sesuai dengan persyaratan atau ketentuan

pelaporan keuangan yang diterapkan oleh badan pemerintah yang berwenang

mengatur, suatu paragraf diperlukan untuk menjelasakan pembatasan distribusi

laporan kepihak-pihak dalam entitas atau untuk pelaporan kepada badan

pemerintah yang berwenang mengatur tersebut.

g. Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor

akuntan publik.

h. Tanggal laporan auditor.

1.1.2 LAPORAN KHUSUS BERDASARKAN STANDAR ATESTASI

Berdasarkan PSAT no. 7, Suatu perikatan atestasi adalah perikatan yang di

dalamnya praktisi mengadakan perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis

yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalanasersi tertulis yang menjadi

tanggung jawab pihak lain.

Ada tiga bentuk jasa atestasi, yaitu :

1. Audit atas laporan keuangan historis.

Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi

yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan

9
tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Review atas laporan keuangan historis.

Review atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi,

yang diberikan kantor-kantor akuntan public. Banyak perusahaan non publik

menginginkan jaminan atas laporan keuangannya dengan biaya murah, audit atas

laporan keuangan menghasilkan jaminan yang tinggi sedangkan review hanya

menghasilkan jaminan yang moderat atas laporan keuangan, dan untuk

mendapatkan jaminan demikian dibutuhkan bukti yang lebih sedikit.Review untuk

keperluan tertentu dipandang sudah cukup memadai dan dapat dilakukan oleh

akuntan publik dengan biaya pemeriksaannya lebih murah

3. Jasa atestasi lainnya.

Selain jasa audit dan review, kantor akuntan publik juga memberikan jasa

atestasi lainnya yang baiayanya merupakan perluasan dari audit atas laporan

keuangan, ini dikarenakan para pemakai laporan keuangan membutuhkan jaminan

independen tentang informasi lainnya, misalnya bank sering minta kepada

debiturnya untuk diperiksa akuntan publik agar mendapatkan jaminan bahwa

debitur telah melaksanakan ketentuan-ketentuan tertentu yang tercantum dalam

akad kredit. Contoh lainnya yakni penjaminan mengenai pengendalian intern dan

jasa atestasi atas laporan keuangan prospektif.

Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi (1) pemeriksaan

(examination), (2) review, dan (3) prosedur yang disepakati (agreed-upon

procedures).

10
Salah satu tipe pemeriksaan adalah audit atas laporan keuangan

historis yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Pemeriksaan tipe ini diatur berdasarkan standar auditing. Tipe pemeriksaan lain,

misalnya pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif, diatur berdasarkan

pedoman yang lebih bersifat umum dalam standar atestasi.Standar atestasi

ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

1.2 LAPORAN KEPATUHAN

1.2.1 PERIKATAN ASTESTASI KEPATUHAN

Audit kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh

dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau

operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan

tertentu.

Audit kepatuhan/ketaatan berfungsi menentukan sejauh mana peraturan,

kebijakan, hukum, perjanjian, atau peraturan pemerintah dipatuhi oleh entitas

yang sedang diaudit. Sebagai contoh pemeriksaan SPT individu dan perusahaan

oleh kantor pajak untuk kepatuhannya terhadap hukum pajak.

Pengujian ketaatan, auditor melakukan pengujian ketaatan yang

mengkonfirmasikan eksistensi, efektivitas, dan kesinambungan operasi

pengendalian intern yang diandalkan oleh organisasi. Pengujian ketaatan

membutuhkan pemahaman atas pengendalian yang akan di uji, jika pengendalian

yang akan di uji adalah komponen-komponen sistem informasi perusahaan ,

auditor harus memperhatikan teknologi yang harus digunakan oleh sistem

11
informasi. Ini membutuhkan pemahaman teknik-teknik sistem yang umum

digunakan untuk mendokumentasikan sistem informasi.

1.2.2 PELAPORAN KEPATUHAN ENTITAS PEMERINTAH

Entitas pemerintahan pada umumnya diatur oleh berbagai peraturan

perundang-undangan yang memberikan dampak terhadap laporan keuangannya.

Aspek penting prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang diterapkan

dalam entitas pemerintahan adalah diakuinya berbagai aturan kontrak dan hukum

yang khusus berlaku dalam lingkungan pemerintahan. Berbagai aturan tersebut

merupakan dasar dan dicerminkan dalam struktur dana, basis akuntansi, dan

prinsip lain serta metode yang ditetapkan, dan merupakan faktor utama yang

membedakan antara akuntansi pemerintahan dari akuntansi perusahaan.

Entitas pemerintahan, organisasi nirlaba, atau perusahaan dapat menugasi

auditor untuk mengaudit laporan keuangan entitas tersebut berdasarkan Standar

Audit Pemerintahan. Auditor dapat melaporkan masalah kepatuhan peraturan

perundang-undangan dan pengendalian intern dalam laporan audit atas laporan

keuangan atau dalam suatu laporan terpisah. Laporan auditor tentang kepatuhan

didasarkan atas hasil prosedur yang dilaksanakan sebagai bagian dari audit atas

laporan keuangan. Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh auditor dalam

pelaporan tentang kepatuhan berdasarkan Standar Audit Pemerintahan:

a. Keyakinan positif dan negatif.

Laporan audit atas laporan keuangan harus (1) menjelaskan lingkup pengujian

auditor atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan atas

12
pengendalian intern dan menyajikan hasil pengujiannya, atau (2) mengacu pada

laporan terpisah yang berisi informasi tersebut.

b. Pelaporan ketidakpatuhan.

ketidakpatuhan material didefinisikan sebagai kegagalan mematuhi persyaratan,

atau pelanggaran terhadap larangan, batasan dalam peraturan, kontrak, atau

bantuan yang menyebabkan auditor berkesimpulan bahwa kumpulan salah saji

(estimasi terbaik auditor tentang total salah saji) sebagai akibat kegagalan atau

pelanggaran tersebut adalah material bagi laporan keuangan.

c. Unsur pelanggaran hukum.

Standar Audit Pemerintahan mengharuskan auditor untuk melaporkan hal-hal atau

indikasi unsur perbuatan melanggar/melawan hukum yang dapat berakibat ke

penuntutan pidana. Namun, auditor tidak memiliki keahlian untuk menyimpulkan

tentang apakah suatu unsur pelanggaran hukum atau kemungkinan pelanggaran

hukum dapat berakibat ke penuntutan pidana. Auditor harus memahami peraturan

perundang-undangan yang mempunyai pengaruh langsung dan material terhadap

penentuan jumlah dalam laporan keuangan. Auditor mungkin memerlukan jasa

penasihat hukum dalam menentukan peraturan perundang-undangan yang

kemungkinan mempunyai dampak langsung dan material terhadap laporan

keuangan, merancang pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan, dan menilai hasil pengujian tersebut.

13
BAB II

PEMBAHASAN JURNAL

2.1 JURNAL

Terlampir

2.2 PEMBAHASAN JURNAL

JUDUL: Complience Audit and Corporate Financial Perfomances:

Banks in Rivers State – DR. ENOFE, A.O Department of Accounting,

University of Benin

Penelitian ini memaparkan audit kepatuhan dan kinerja keuangan

perusahaan. Penelitian ini menggunakan desain semu eksperimental. Responden

dari pemelitian ini adalah manajer yang diambil dari bank yang beroperasi di

Rivers State. Hipotesis penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini

dianalisis dan diuji dengan menggunakan urutan peringkat spearman korelasi.

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara

prosedur audit dan pengembalian investasi; ada hubungan positif dan signifikan

antara prosedur audit dan keuntungan; ada hubungan yang kuat dan positif antara

aturan audit dan laba atas investasi; dan ada hubungan yang signifikan dan positif

antara aturan audit dan profitabilitas.

Disimpulkan bahwa audit kepatuhan adalah proses melakukan audit sesuai

dengan semua aturan yang diketahui yang berlaku dan prosedur yang memberikan

14
audit penghargaan tinggi dalam penyelesaian masalah tata kelola perusahaan dan

peningkatan kinerja keuangan organisasi perusahaan.

Disarankan bahwa bank harus merencanakan proses audit mereka sejalan

akan semua standar dan peraturan yang relevan yang memandu proses audit untuk

menilai penampilan mereka; dan bank harus mengadopsi penggunaan proses audit

kepatuhan untuk mencapai tinjauan komprehensif dari kepatuhan organisasi

mereka terhadap peraturan dan pedoman peraturan untuk ketentuan laporan audit

yang valid dan dapat diandalkan untuk semua pemangku kepentingan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Atikah, Siti & Intan, Rakhmawati (2016).Pengantar Audit Berbasis Risiko:Audit


atas laporan keuangan.

Tuanakotta, Theodorus M. 2012. Audit Berbasis ISA (International Standards on


Auditing). Jakarta : Salemba Empat.

http://flower93mufaa.blogspot.co.id/2013/09/langkah-langkah-penyusunan-
laporan-audit.html

http://falahbilayudha.blogspot.com/2013/04/laporan-audit.html

http://ayunieblog.blogspot.co.id/2014/12/laporan-audit.html

16

Anda mungkin juga menyukai